Maraknya bullying pada anak-anak sekolah sekarang ini menjadikan kita tergerak untuk mengkampanyekan anti bullying di sekolah-sekolah. banyak faktor yang menjadikan bullying marak di kalangan siswa. salahsatunya karena kurang fahamnya mereka tentang perbedaan di atara mereka. selain itu juga meniru apa yang terjadi di televisi dan juga media sosial.
4. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang
atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus.
Perundungan (bullying) merupakan sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan dan kekuasaan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dimana mereka secara berkelompok menyerang seseorang yang
lemah dan sendirian.
Perundungan (bullying) dapat menghambat proses perkembangan seseorang dan menyebabkan seseorang korban
perundungan tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik. Maksud dari kekuasaan dan kekuatan artinya orang-
orang yang memungkinkan untuk melakukan tindakan bullying karena adanya suatu wewenang atau dapat juga
disebut dengan orang yang berkuasa. Tindakan perundungan dapat mengakibatkan kemudharatan terhadap fisik
dan psikologi korban dengan cara mengejek, mengolok-olok, menghina, mengancam, memukul, mengucilkan, dan
sebagainya dengan bertujuan untuk melukai atau memposisikan seseorang dalam keadaan tertekan.
6. Perundungan fisik adalah suatu bentuk
kekerasan (adanya kontak fisik dari pelaku
terhadap korban) yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang
terhadap seseorang yang lebih lemah
dengan maksud untuk membuat orang
tersebut merasa takut dan tidak berdaya
serta dapat menyebabkan luka-luka hingga
kematian. yang menjadi korban akan
menerima berbagai perlakuan fisik yang
kasar mulai dari menghalangi jalan korban,
menyandung, mendorong, memukul,
menjambak, hingga melempari dengan
benda-benda.
PENINDASAN FISIK
7. PENINDASAN VERBAL
Penindasan verbal dilakukan dengan kata-
kata, pernyataan, julukan dan tekanan
psikologis yang menyakitkan atau
merendahkan salah satunya dengan
melakukan penghinaan kepada orang lain,
perundungan verbal dapat berupa seperti
celaan, julukan nama orang tua, ataupun
suatu pernyataan yang tidak selayaknya di
ujarkan. “Perundungan” verbal memiliki
kesamaan dengan tindak pidana
penghinaan yang diatur dalam Pasal 310
KUHP
8. P E N I N D A S A N
R E L A S I O N A L
Perundungan relasional hampir memiliki kesamaan dengan “perundungan” verbal,
hanya saja dampak dari pada “perundungan” relasional ini cenderung lebih
berbahaya, karena seorang korban yang mendapatkan perlakuan “perundungan”
relasional ini cenderung menjauh dari dunia sosialnya. Renggangnya ikatan sosial
menyebabkan berkurangnya rasa kebergantungan seseorang kepada orang lain,
dan dalam keadaan demikian sukar sekali untuk mendapatkan identitas diri.
Contohnya : Tindakan pengucilan, korban
pengucilan mungkin tidak disakiti secara fisik
maupun verbal, tetapi justru dimusuhi dan
diabaikan oleh lingkungan pergaulannya
sehingga korban menjadi terpaksa
menyendiri.
9. P e n i n d a s a n S e k s u a l
Pelecehan seksual, Kadang tindakan pelecehan
dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.
Penindasnya akan mengomentari, menggoda,
berusaha mengintip bahkan menyentuh korban
secara seksual. Dalam beberapa kasus, penindasan
seksual termasuk dalam tindakan kriminal yaitu
pelecehan atau kekerasan seksual dimana pelaku bisa
ditindak secara hukum.
10. C Y B E R B U L L Y I N G
Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah
bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi
digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform
chatting, platform bermain game, dan ponsel
cyberbullying adalah perilaku agresif dan bertujuan yang
dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan
media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke
waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah
melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi,
terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban.
11. D A M P A K B U L L Y I N G B A G I K O R B A N
Kurang Percaya diri damn menjadi tertutup
Menyebabkan masalah fisik
Depresi dan Emosional
Berpikiran untuk bunuh diri
Menjadi penyakit diri sendiri
Mempengaruhi hasi belajar
13. PENGHINAAN
Pasal 310 (1)
Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama
baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang
maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam
karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
Pasal 315
Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat
peneemaran atau pencemaran tertulis yang dilakuknn
terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau
tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau
perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan stau
diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan
ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan
dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
14. PENGANIAYAAN
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
PENCURIAN
Pasal 362
Barang siapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum diancam karena pencurian dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.
15. PEMERASAN DAN PENGANCAMAN
Pasal 368 (1)
Barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau
menghapus piutang diancam karena pemerasan dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan.
KEJAHATAN PADA NYAWA
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
16. Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan
Pasal 359
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan
orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
Pasal 360 (1)
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan
orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama
satu tahun.
Pasal 360 (2)
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya)
menyebahkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timhul
penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam
bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
17. Perbuatan tindak perundungan (bullying) juga dapat dikenakan hukuman sesuai
dengan hukum yang diatur dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak apabila tindak perundungan (bullying) terjadi dalam kalangan
sekolah :
a. Pasal 54 Anak didalam dan lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindak
kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau temantemannya
didalam sekolah yang bersangkutan atau lembaga pendidikan lainnya.
b. Pasal 76A Setiap orang dilarang :
1) Memperlakukan anak secara diskriminatif yang mengakibatkan anak mengalami
kerugian, baik materil
maupun moril sehingga menghambat fungsi sosial.
2) Memperlakukan anak penyandang disabilitas secara diskriminatif.
c. Pasal 76C Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.
1) Pasal 80
a) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
76C, dipidana dengan penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan atau
denda paling banyak Rp 72.000.000 (tujuh puluh dua juta rupiah).
b) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling
banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
c) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan atau denda
paling banyak Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).