SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KONFLIK SOSIAL
• Konflik Sosial, yang selanjutnya disebut Konflik, adalah
perseteruan dan/atau benturan fisik dengakekerasan antara
dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam
waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan
ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu
stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.
• Status Keadaan Konflik adalah suatu status yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang tentang Konflikyang terjadi di
daerah kabupaten/kota, provinsi, atau nasional yang tidak
dapat diselesaikan dengan cara biasa.
TUJUAN PENANGANAN KONFLIK
a. menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram,
damai, dan sejahtera;
b. memelihara kondisi damai dan harmonis dalam hubungan
sosial kemasyarakatan;
c. meningkatkan tenggang rasa dan toleransi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
d. memelihara keberlangsungan fungsi pemerintahan;
e. melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana
umum;
f. memberikan pelindungan dan pemenuhan hak korban; dan
g. memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta
sarana dan prasarana umum.
PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK
1. Perbedaan Antar Perorangan (individu)
Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lain tidak
selalu sependapat mengenai pandangan tertentu. Hal ini
disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter
berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah yang menjadi
faktor terjadinya konflik di masyarakat.
2. Perbedaan Kebudayaan
Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam yang
dapat mendorong terjadinya konflik. Pasalnya, perbedaan
pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing-
masing kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang
diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada
rasa saling menghormati satu sama lain.
3. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan
dapat mencakup dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi,
keamanan, sumber daya, dan lainnya.Lantaran setiap
orang memiliki maksud, tujuan dan kepentingan tertentu
dalam suatu hal sehingga memicu konflik. Selain itu, konflik
juga dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain.
4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat
Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang
dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan dan
perubahan. Kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu
terjadinya disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat
dalam menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial di
lingkungan masyarakat.
PASAL – PASAL YANG BERPOTENSI TERJADINYA
KONFLIK SOSIAL
Pasal 351 KUHP (PENGANIAYAAN)
(1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp4.500.
(2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, sitersalah dihukum
penjara selama-lamanya lima tahun.
(3) Jika perbuatan itu menjadikan mati orangnya, dia dihukum
penjara selama-lamanya tujuh tahun. (K.U.H.P. 338).
(4) Dengan penganiayaan disamakan merusak kesehatan orang
dengan sengaja.
(5) Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum
Pasal 170 KUHP (PENGROYOKAN)
(1) Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan
kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun enam bulan. (K.U.H.P. 336).
(2) Tersalah dihukum :
1e. dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia dengan
sengaja merusakkan barang atau jika kekerasan yang
dilakukannya itu menyebabkan sesuatu luka ; (K.U.H.P. 406
s, 412).
2e. dengan penjara selama-lamanya sembilan tahun, jika
kekerasan itu menyebabkan luka berat pada tubuh ;
(K.U.H.P. 90).
3e. dengan penjara selama-lamanya dua belas tahun, jika
kekerasan itu menyebabkan matinya orang.
Pasal 310 ( PENCEMARAN NAMA BAIK )
(1) Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik
seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu
perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya
tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.4.500,—.
(2) Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang
disiarkan, dipertunjukkan pada umum atau ditempelkan,
maka yang berbuat itu dihukum karena menista dengan
tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu
tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.
4.500,—.
Pasal 406 KUHP (PENGRUSAKAN)
1. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai
atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang yang dengan
sengaja dan melawan hukum membunuh, merusakkan,
membikin tak dapat digunakan atau menghilangkan hewan,
yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain.
Pasal 204 ayat 2 KUHP (MINUMAN KERAS )
- Dalam pasal 204 ayat 2 KUHP disebutkan seseorang yang
menjual sesuatu yang sifatnya berbahaya dan
menyebabkan kematian akan dihukum penjara hingga 20
tahun.
- Undang-Undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 dengan
sanksi maksimal 15 tahun penjara.
Pasal 368 ayat (1) PEMERASAN
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.”
Pasal 369 ayat (1) Memaksa Orang Dengan Ancaman
Menista Supaya Memberikan Barang
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau
dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang
supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun”
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
• Diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Aturan tersebut tertuang dalam Pasal 76D dan 76E
tentang pemerkosaan dan pencabulan. “setiap orang
dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain”.
• Sanksinya tercantum dalam Pasal 81 Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi
Undang-Undang
• Pada Pasal 81 ayat (1) Sanksi berupa pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
• ✓Jika persetubuhan atau perkosaan tersebut dilakukan oleh orang tua, wali,
orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga, pengasuh anak,
pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang menangani perlindungan anak,
atau dilakukan oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, pidananya
ditambah 1/3 (sepertiga).
• Dalam hal tindak pidana persetubuhan atau perkosaan tersebut
menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang, mengakibatkan luka berat,
gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi
reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, pelaku dipidana mati,
seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 (sepuluh) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun. Hal ini diatur pada Pasal 81 ayat (5)
• ✓Selain itu berdasarkan Pasal 81 ayat (6) pelaku juga dapat dikenai pidana
tambahan berupa pengumuman identitas pelaku, dan berdasarkan Pasal 81
ayat (7) pelaku juga dapat dikenai tindakan berupa kebiri kimia dan
pemasangan alat pendeteksi elektronik.
Melakukan kekerasan seksual dalam bentuk perbuatan cabul tercantum pada Pasal
76E. pada pasal 76E dikatakan “Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau
ancaman Kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian
kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul”.
Sanksinya Pasal 82 :
Pada pasal 82 ayat (1) sanksi berupa pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah).
- Jika perbuatan cabul tersebut dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang
mempunyai hubungan keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan,
aparat yang menangani perlindungan anak, atau dilakukan oleh lebih dari satu
orang secara bersama-sama, pidananya ditambah 1/3 (sepertiga).
- Dalam hal tindak pidana pencabulan menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang,
mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau
hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, pidananya
ditambah 1/3 (sepertiga), selain itu pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa
pengumuman identitas pelaku, rehabilitasi dan pemasangan alat pendeteksi
elektronik.
PASAL 284 KUHP S/D PASAL 287 KUHP (PERZINAHAN)
Pasal 284 KUHP adalah pasal yang mengatur tentang kasus perselingkuhan dan
perzinahan. Perzinahan merupakan aktivitas bersetubuh yang dilakukan oleh
perempuan dan laki-laki, yang mana salah satu atau dua-duanya telah memiliki
ikatan pernikahan dengan orang lain.
Pelaku yang terjerat dengan pasal ini adalah mereka yang melakukan perzinahan
atas dasar saling suka. Jadi, hasil hubungan gelap tersebut tidak dilakukan karena
paksaan dari salah satu pihak.
Mengutip buku Konferensi Nasional 2 Seksi Psikoseksual dan Marital oleh Bessing
(2021), zina menurut KUHP diidentikkan sebagai overspel yang pengertiannya
jauh lebih sempit dibanding dibanding zina itu sendiri.overspel hanya bisa berlaku
jika salah satu pelaku atau kedua pelaku telah terikat perkawinan.
Perbuatan perzinahan termasuk delik aduan yang hanya bisa dituntut apabila
terdapat pengaduan dari pihak yang berhak mengadukan hal tersebut. Pengaduan
ini sifatnya juga dibatasi oleh hukum dalam jangka waktu 6 bulan sejak kejadian
tersebut diketahui atau dalam jangka waktu 9 bulan apabila pengadu berada di
luar negeri.
Ancaman hukuman pasal 284 KUHP
(1) Dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan. Adapun isi dari
pasal tersebut yaitu sebagai berikut:
1e. a. Laki – laki yang beristeri, berbuat zina, sedang
diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (sipil) berlaku padanya;
b. Perempuan yang bersuami, berbuat zina :
2e. a. Laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang
diketahui-nya, bahwa kawannya itu bersuami;
b. Perempuan yang tiada bersuami yang turut
melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya, bahwa
kawannya itu beristeri dan pasal 27 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (sipil) berlaku pada kawannya itu.
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan suami (isteri
yang mendapat malu dan jika pada suami (isteri) itu beriaku
pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (sipil) dalam
tempo 3 bulan sesudah pengaduan itu, diikuti dengan
permintaan akan bercerai atau bercerai tempat tidur dan meja
makan (scheiding van tafel en bed) oleh perbuatan itu juga.
(3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, pasal 73,
pasal 75 KUHP
(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam
sidang pengadilan belum dimulai.
(5) Jika bagi suami isteri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak
diindahkan selama perkawinan belum diputuskan karena
perceraian atau sebelum putusan yang menyatakan pisah
meja atau ranjang menjadi tetap.
Pengaduan tentang pidana perselingkuhan atau perzinahan
pasal 284 KUHP bisa dicabut selama persidangan mengenai
perkara tersebut belum dimulai. Hal ini tidak sama dengan delik
aduan lainnya yang hanya bisa dicabut dalam waktu 3 bulan sejak
pengaduannya masuk ke kepolisian.
Mohon maaf bila ada salah dan khilaf
Sekian & Terimakasih

More Related Content

Similar to MATERI KONFIK SOSIAL.ppt

PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
smpbusurakarta1
 
Soal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi RiauSoal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi Riau
People Power
 
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotikaPenyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Arif Kurniawan
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
mapjmakassar
 
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdfKENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
DoniJ2
 

Similar to MATERI KONFIK SOSIAL.ppt (20)

JMS MEDSOS - SEKOLAH.pptx
JMS MEDSOS - SEKOLAH.pptxJMS MEDSOS - SEKOLAH.pptx
JMS MEDSOS - SEKOLAH.pptx
 
KDRT
KDRTKDRT
KDRT
 
PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023
 
Slide paparan dr reda
Slide paparan dr redaSlide paparan dr reda
Slide paparan dr reda
 
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana TerorismeUndang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
 
UU Nomor 5 Tahun 2018.pdf
UU Nomor 5 Tahun 2018.pdfUU Nomor 5 Tahun 2018.pdf
UU Nomor 5 Tahun 2018.pdf
 
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfSalinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
 
Soal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi RiauSoal Adelin Lis Versi Riau
Soal Adelin Lis Versi Riau
 
JMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptxJMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptx
 
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptxKONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
KONSEKUENSI HUKUM UU TPKS DAN ANAK.pptx
 
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotikaPenyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptor
 
Draf RUU Terorisme - 24 Mei 2018
Draf RUU Terorisme - 24 Mei 2018Draf RUU Terorisme - 24 Mei 2018
Draf RUU Terorisme - 24 Mei 2018
 
PENYULUHAN NARKOBA.pptx
PENYULUHAN NARKOBA.pptxPENYULUHAN NARKOBA.pptx
PENYULUHAN NARKOBA.pptx
 
Mengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
Mengenal Trafficking dan Problematika TraffickingMengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
Mengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
 
Uu no.21 tahun 2007
Uu no.21 tahun 2007Uu no.21 tahun 2007
Uu no.21 tahun 2007
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
 
penyuluhan KDRT.ppt
penyuluhan KDRT.pptpenyuluhan KDRT.ppt
penyuluhan KDRT.ppt
 
Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004
 
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdfKENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
KENAKALAN REMAJA PUSKESMAS BOJONGGAMBIR.pdf
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

MATERI KONFIK SOSIAL.ppt

  • 1.
  • 2. KONFLIK SOSIAL • Konflik Sosial, yang selanjutnya disebut Konflik, adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengakekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional. • Status Keadaan Konflik adalah suatu status yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang tentang Konflikyang terjadi di daerah kabupaten/kota, provinsi, atau nasional yang tidak dapat diselesaikan dengan cara biasa.
  • 3. TUJUAN PENANGANAN KONFLIK a. menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera; b. memelihara kondisi damai dan harmonis dalam hubungan sosial kemasyarakatan; c. meningkatkan tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; d. memelihara keberlangsungan fungsi pemerintahan; e. melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana umum; f. memberikan pelindungan dan pemenuhan hak korban; dan g. memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum.
  • 4. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK 1. Perbedaan Antar Perorangan (individu) Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lain tidak selalu sependapat mengenai pandangan tertentu. Hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat. 2. Perbedaan Kebudayaan Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam yang dapat mendorong terjadinya konflik. Pasalnya, perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku dari masing- masing kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada rasa saling menghormati satu sama lain.
  • 5. 3. Perbedaan Kepentingan Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya.Lantaran setiap orang memiliki maksud, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal sehingga memicu konflik. Selain itu, konflik juga dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain. 4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami pembaharuan dan perubahan. Kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial di lingkungan masyarakat.
  • 6. PASAL – PASAL YANG BERPOTENSI TERJADINYA KONFLIK SOSIAL Pasal 351 KUHP (PENGANIAYAAN) (1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama- lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp4.500. (2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya lima tahun. (3) Jika perbuatan itu menjadikan mati orangnya, dia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun. (K.U.H.P. 338). (4) Dengan penganiayaan disamakan merusak kesehatan orang dengan sengaja. (5) Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum
  • 7. Pasal 170 KUHP (PENGROYOKAN) (1) Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan. (K.U.H.P. 336). (2) Tersalah dihukum : 1e. dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia dengan sengaja merusakkan barang atau jika kekerasan yang dilakukannya itu menyebabkan sesuatu luka ; (K.U.H.P. 406 s, 412). 2e. dengan penjara selama-lamanya sembilan tahun, jika kekerasan itu menyebabkan luka berat pada tubuh ; (K.U.H.P. 90). 3e. dengan penjara selama-lamanya dua belas tahun, jika kekerasan itu menyebabkan matinya orang.
  • 8. Pasal 310 ( PENCEMARAN NAMA BAIK ) (1) Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,—. (2) Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukkan pada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,—.
  • 9. Pasal 406 KUHP (PENGRUSAKAN) 1. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. 2. Dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum membunuh, merusakkan, membikin tak dapat digunakan atau menghilangkan hewan, yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain.
  • 10. Pasal 204 ayat 2 KUHP (MINUMAN KERAS ) - Dalam pasal 204 ayat 2 KUHP disebutkan seseorang yang menjual sesuatu yang sifatnya berbahaya dan menyebabkan kematian akan dihukum penjara hingga 20 tahun. - Undang-Undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 dengan sanksi maksimal 15 tahun penjara.
  • 11. Pasal 368 ayat (1) PEMERASAN “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.”
  • 12. Pasal 369 ayat (1) Memaksa Orang Dengan Ancaman Menista Supaya Memberikan Barang “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”
  • 13. KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK • Diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Aturan tersebut tertuang dalam Pasal 76D dan 76E tentang pemerkosaan dan pencabulan. “setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”. • Sanksinya tercantum dalam Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang
  • 14. • Pada Pasal 81 ayat (1) Sanksi berupa pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). • ✓Jika persetubuhan atau perkosaan tersebut dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang menangani perlindungan anak, atau dilakukan oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, pidananya ditambah 1/3 (sepertiga). • Dalam hal tindak pidana persetubuhan atau perkosaan tersebut menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, pelaku dipidana mati, seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 (sepuluh) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun. Hal ini diatur pada Pasal 81 ayat (5) • ✓Selain itu berdasarkan Pasal 81 ayat (6) pelaku juga dapat dikenai pidana tambahan berupa pengumuman identitas pelaku, dan berdasarkan Pasal 81 ayat (7) pelaku juga dapat dikenai tindakan berupa kebiri kimia dan pemasangan alat pendeteksi elektronik.
  • 15. Melakukan kekerasan seksual dalam bentuk perbuatan cabul tercantum pada Pasal 76E. pada pasal 76E dikatakan “Setiap Orang dilarang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”. Sanksinya Pasal 82 : Pada pasal 82 ayat (1) sanksi berupa pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). - Jika perbuatan cabul tersebut dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga, pengasuh anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang menangani perlindungan anak, atau dilakukan oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, pidananya ditambah 1/3 (sepertiga). - Dalam hal tindak pidana pencabulan menimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, pidananya ditambah 1/3 (sepertiga), selain itu pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pengumuman identitas pelaku, rehabilitasi dan pemasangan alat pendeteksi elektronik.
  • 16. PASAL 284 KUHP S/D PASAL 287 KUHP (PERZINAHAN) Pasal 284 KUHP adalah pasal yang mengatur tentang kasus perselingkuhan dan perzinahan. Perzinahan merupakan aktivitas bersetubuh yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki, yang mana salah satu atau dua-duanya telah memiliki ikatan pernikahan dengan orang lain. Pelaku yang terjerat dengan pasal ini adalah mereka yang melakukan perzinahan atas dasar saling suka. Jadi, hasil hubungan gelap tersebut tidak dilakukan karena paksaan dari salah satu pihak. Mengutip buku Konferensi Nasional 2 Seksi Psikoseksual dan Marital oleh Bessing (2021), zina menurut KUHP diidentikkan sebagai overspel yang pengertiannya jauh lebih sempit dibanding dibanding zina itu sendiri.overspel hanya bisa berlaku jika salah satu pelaku atau kedua pelaku telah terikat perkawinan. Perbuatan perzinahan termasuk delik aduan yang hanya bisa dituntut apabila terdapat pengaduan dari pihak yang berhak mengadukan hal tersebut. Pengaduan ini sifatnya juga dibatasi oleh hukum dalam jangka waktu 6 bulan sejak kejadian tersebut diketahui atau dalam jangka waktu 9 bulan apabila pengadu berada di luar negeri.
  • 17. Ancaman hukuman pasal 284 KUHP (1) Dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan. Adapun isi dari pasal tersebut yaitu sebagai berikut: 1e. a. Laki – laki yang beristeri, berbuat zina, sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (sipil) berlaku padanya; b. Perempuan yang bersuami, berbuat zina : 2e. a. Laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahui-nya, bahwa kawannya itu bersuami; b. Perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya, bahwa kawannya itu beristeri dan pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (sipil) berlaku pada kawannya itu.
  • 18. (2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan suami (isteri yang mendapat malu dan jika pada suami (isteri) itu beriaku pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (sipil) dalam tempo 3 bulan sesudah pengaduan itu, diikuti dengan permintaan akan bercerai atau bercerai tempat tidur dan meja makan (scheiding van tafel en bed) oleh perbuatan itu juga. (3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, pasal 73, pasal 75 KUHP (4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan belum dimulai. (5) Jika bagi suami isteri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan selama perkawinan belum diputuskan karena perceraian atau sebelum putusan yang menyatakan pisah meja atau ranjang menjadi tetap.
  • 19. Pengaduan tentang pidana perselingkuhan atau perzinahan pasal 284 KUHP bisa dicabut selama persidangan mengenai perkara tersebut belum dimulai. Hal ini tidak sama dengan delik aduan lainnya yang hanya bisa dicabut dalam waktu 3 bulan sejak pengaduannya masuk ke kepolisian.
  • 20. Mohon maaf bila ada salah dan khilaf Sekian & Terimakasih