2. Kekerasan adalah setiap perbuatan
terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran,
termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum.
(Sumber: UU 35 Tahun 2014,
Tentang Perlindungan Anak)
Kekerasan terhadap Anak
3. Variasi Kasus dan Pemicu Kekerasan
Terhadap Anak
• Kekerasan dilakukan oleh pendidik/tenaga
kependidikan “atas nama pendidikan”
• Maraknya bullying yang dilakukan oleh kakak
kelas, alumni, teman sekelas, adik kelas, lain
kelas
• Kekerasan atas nama kegiatan ekstrakurikuler;
seperti pecinta alam, dll.
• Kekerasan dalam pengasuhan; pola
pengasuhan warisan seringkali menjadi faktor
utama.
• Kekerasan terhadap anak karena disharmoni
dan disfungsi keluarga.
• Kekerasan terhadap anak karena faktor budaya
setempat.
• Kekerasan akibat tafsir keagamaan, contoh:
hadits yang secara tekstual membolehkan anak
dipukul ketika usia 10 tahun belum
menjalankan sholat.
4. Pengaruh pola asuh
Pengaruh tontonan
bermuatan kekerasan
Pengaruh game online
bermuatan kekerasan
Pengaruh permisifitas
lingkungan
Pengaruh teman sebaya
Pengaruh kultur di satuan
pendidikan
Mengapa Anak Sering Menjadi
pelaku Kekerasan?
5. Hasil Riset:
Satu dari tiga anak di seluruh
dunia mengaku pernah
mengalami bullying, baik di
sekolah, di lingkungan
sekitar ataupun secara online
(melalui media komunikasi
telepon).
Sebaliknya, satu dari tiga
anak mengaku pernah
melakukan tindakan bullying
pada kawannya.
6. BULLYING Seringkali Terjadi:
Bullying fisik; menampar, menimpuk, menginjak kaki,
menjegal, meludahi, memalak, melempar dengan
barang, menghukum dengan berlari keliling
lapangan, menghukum dengan cara push-up
Bullying verbal; memaki, menghina, menjuluki,
meneriaki, mempermalukan di depan umum,
menuduh, menyoraki, menebar gossip, memfitnah
dan menolak.
Bullying mental/psikologis; memandang sinis,
memandang penuh ancaman, mendiamkan,
mengucilkan, meneror lewat pesan pendek telepon
genggam atau e-mail, memandang yang
merendahkan, memelototi, dan mencibir;
Bullying di dunia maya : mempermalukan orang
dengan menyebar gossip di jejaring social internet
(missal : Facebook)
7. Penyebab Bullying
Faktor pribadi anak itu sendiri
Faktor keluarga
Faktor lingkungan
Faktor sekolah
Faktor pengaruh media
8. Korban Bullying
Anak yang lemah;
Pemalu;
Pendiam;
Memiliki special (cacat,
tertutup, cantik atau
punya ciri-ciri tubuh
yang tertentu) yang
dapat menjadi bahan
ejekan.
9. Mengapa Lahir
UU No 23 tahun 2002 /No 35 Tahun
2014 tentang Perlindungan Anak?
Anak sebagai makhluk rentan,
seringkali menjadi obyek
kekerasan, eksploitasi bahkan
kekejaman.
Isu anak belum menjadi concern
para pemangku perlindungan
anak (negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, orangtua).
Perlindungan anak masih
dilakukan secara tradisional.
10. Ancaman Pidana
Pasal 82
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau
tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga)
dari ancaman pidana sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
12. Apa Yang dilakukan oleh Keluarga, Satuan
Pendidikan dan Masyarakat?
Membangun persepsi yang sama antar pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua
dan masyarakat tentang perlindungan anak
Membangun persepsi yang sama tentang “batas kekerasan” dan “batas
pendidikan/pengasuhan” antar pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua dan
masyarakat.
Membangun persepsi yang sama pentingnya positive discipline, bukan negative
discipline dalam pendidikan dan pengasuhan.
Membangun kesadaran bersama pentingnya mencegah bullying, baik di rumah,
sekolah dan masyarakat.
Membangun kesadaran bersama pentingnya kampanye pencegahan kekerasan
melalui berbagai media masyarakat dan forum berbasis warga dan masyarakat
Membangun kesadaran bersama pentingnya membangun mekanisme penanganan
kasus kekerasan dan bullying baik di sekolah, keluarga dan masyarakat.
13. CARA PENCEGAHAN KEKERASAN
TERHADAP ANAK
1.Berikan anak Pengatahuan tentang cara melindungi diri.
2.Bangun komunikasi yang baik dengan anak.
3.Memaksimalkan peran sekolah.
4.Mensosialisasikan pada anak bahaya kekerasan yang mengancam
mereka sehingga anak dapat menghindari bahaya kekerasan.
5.Mensosialisasikan tindakan-tindakan yang tergolong sebagai
kekerasan terhadap anak beserta peraturan-peraturannya.
6.Segera laporkan kepada pihak yang berwajib.
14. Quotes
“We may not be able to prepare the future for our children, but we can
at least prepare our children for the future.”
Franklin D. Roosevelt
“Kita mungkin tidak dapat menyiapkan masa depan untuk anak kita,
tetapi setidaknya kita bisa menyiapkan anak kita untuk masa depan”