1. Disampaikan oleh :
Rita Pranawati
Komisioner KPAI
Hotel Novita Jambi
Rabu, 2 April 2014
KOMISI
PERLINDUNGAN ANAK
INDONESIA
2. Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam
kandungan
(UU PA 23/2002 Pasal 1 ayat 1)
Berpikir tentang perlindungan anak
berarti berpikir masa depan bangsa
3. Perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
(UU PA 23/2002 Pasal 1 ayat 2).
4. Negara, pemerintah, masyarakat,
keluarga, dan orang tua
berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak
(UU PA 23/2002 Pasal 20).
5.
6. Hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,641
juta jiwa. Sekitar 34,26% atau 81,4 juta adalah anak.
81,4 juta anak = menghadapi era globalisasi.
Tren jumlah penduduk masih terus meningkat. Akhir tahun ini
sekitar 245 juta jiwa. Jumlah anak sekitar 84 juta (?).
7. Cakupan wilayah
Nasional
Melintasi batas negara
Hubungan
Interaksi, keterkaitan, saling mempengaruhi, ketergantungan
Investasi, perdagangan, perjalanan, budaya populer, pemahaman
agama
Ciri
Borderless (ruang, waktu, informasi)
Penggunaan teknologi (telepon genggam, televisi satelit,
internet, dll)
Interaksi dan transformasi sosial budaya melalui media massa &
media sosial (televisi, film, musik, berita, olah raga, majalah
fashion & kuliner, e-book, you tube, facebook, twitter, dll)
Kesamaan isu/masalah bersama (sumber daya energi &
lingkungan hidup, peristiwa politik, ekonomi, krisis di negara
lain)
8. Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah melakukan komunikasi
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku konsumtif, pemborosan pengeluaran
Sikap menutup diri, berpikir sempit
Meniru perilaku yang buruk
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan
kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
9. Positif : pertemanan, memperluas
wawasan & akses referensi kesehatan &
olah raga, sumber obat-obatan
Negatif : free sex, fashion & kuliner
yang tidak sesuai dengan budaya &
kesehatan, kehamilan usia muda,
penularan hiv/aids, adiksi pornografi,
keterlibatan narkoba, adiksi narkoba,
trafficking
10. Hasil investigasi LBH P2I Makasar terhadap 201
kasus perkosaan tahun 2001-2004 yang termuat
di koran, menunjukkan 56,71% diakui pelaku
akibat melihat film atau VCD porno.
Fakta LBH APIK Jakarta terhadap 185 kasus
kekerasan seksual yang diterimanya selama
tahun 2005 menunjukkan bahwa apabila pelaku
kejahatannya adalah anak-anak dan remaja,
umumnya mereka melakukan kejahatan karena
dipicu oleh VCD porno dan pengaruh minuman
keras.
(Data Masyarakat Tolak Pornografi)
11. Survey Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi
(MTP) terhadap 1.178 siswa SMA di DKI Jakarta
pada tahun 2006 menunjukkan bahwa para
pelajar yang mengakses pornografi disebabkan
karena dua hal; dorongan dari teman sebaya
dan media pornografi yang bebas.
Temuan gerakan Jangan Bugil Depan Kamera
(JBDK) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa di
internet mendekati 700 video porno amatir yang
dibuat dengan menggunakan handycam dan
kamera digital lainnya, dengan 90% di antaranya
dibuat oleh pelajar dan mahasiswa.
(Data Masyarakat Tolak Pornografi)
12. Yogyakarta dan Jakarta menjadi kota dengan pengakses
pornografi tertinggi di Indonesia (Nawala,2013)
Sepanjang tahun 2013, di Jakarta terjadi 6 kasus
perdagangan seks anak yang menggunakan media online.
Di kota ini juga ditemukan prostitusi online, pornografi
anak online.
Di Bandung juga ditemukan prostitusi anak online, web
(blogspot) sengaja dibuat untuk memasarkan anak, dan
anak dijual dengan harga Rp. 500 rb – Rp. 1,5 juta, photo
anak sengaja dipampang dalam web/blog tersebut
(DATA: ECPAT)
13. Kasus kejahatan seksual online pada anak yang
pelakunya warga asing banyak terjadi di Bali dan
Batam.
Para warga asing ini mengungguh photo-photo porno
dan menyebarkannya, beberapa kasus berhasil
ditangani oleh unit cybercrime mabes polri.
Facebook, twitter, blackberry massenger menjadi
modus baru dalam perdagangan seks anak dan
praktek eksploitasi seksual anak lainnya.
Data keseluruhan untuk korban kejahatan seksual
online pada anak sulit didapat, namun kasus-kasus
terjadi dan cenderung seiring dengan tingginya
pemakaian internet dan smart phone.
14. Anak sebagai
korban
Contoh: Kasus cybercrime,
pelaku adalah pedofilia yang
memanfaatkan media sosial
untuk menjebak anak-anak SD
mempertontonkan alat
kelaminnya. Foto ini kemudian
dinikmati pelaku sekaligus
dijual kepada para pelaku
pedofilia
15. Anak sebagai pelaku (sekaligus
korban)
Contoh kasus video asusila murid-murid SMPN 4
Jakarta
Anak sebagai penonton pornografi
Sering Nonton Film Porno, Bocah SD (12 tahun)
Perkosa Tetangga (Lumajang, 2011)
16. Pertanyaan 2012 2013
Anak Pernah
Ya; 87% Ya; 95%
Menonton Media
Pornografi
Alasan Melihat
Media Pornografi
Tidak sengaja:
77 %
Penasaran : 9 %
Terpengaruh
teman: 4%
Iseng : 4 %
Takut kuper: 1%
Lain-lain; 5%
Tidak sengaja:
83%
Penasaran : 8 %
Terpengaruh
teman: 4%
Iseng : 4 %
Lain-lain: 1%
Responden Anak Kelas 4-6 SD; Yayasan Kita dan Buah Hati
17. 2012 2013
Rumah Sendiri/Saudara 39% 53%
Bioskop 17% 21%
Warnet 12% 10%
Rumah Teman 7% 8%
Sekolah 1% 3%
Pantai 0% 1%
Tidak Pernah 3% 0
Lain-Lain 21% 4%
18. Media 2012 2013
Situs Internet 18% 18%
Games 14% 15%
Bioskop 14% 14%
VCD 13% 14%
Komik 13% 14%
Sinetron & TV 9% 6%
Iklan 7% 8%
Media Cetak 5% 3%
HP 4% 4%
Buku Cerita 3% 0
Video klip 0 2%
19. Mudah diduplikasi/didistribusikan. Contoh: CD
/ VCD / DVD, download / upload, SMS-MMS, infra red,dll
Anonim = bisa siapa saja bisa hadir sebagai
nara sumber
Cakupan luas = antarkota, antarprovinsi,
antarnegara.
Heterogen = latar belakang khalayak
berbeda.
20. Kekerasan seksual meningkat akibat dari
menonton pornografi
Korban dan pelaku adalah anak-anak
Addictive: Membuat orang kecanduan
Escalation: Meminta lebih
Desensitization: Tidak sensitif terhadap
kejahatan seksual
Act out: butuh pelampiasan
Cline: 1986 (Psikolog Amerika yang meneliti Bahaya
Pornografi)
21. Bu, saya mau cerita. Saya cowok kelas 2
SMA. Setiap malam saya punya kebiasaan
menonton film porno. Kebiasaan saya ini
sudah berjalan selama enam bulan.
Frekuensi saya menonton juga hampir setiap
hari. Malah, saya sempat dimarahi sama
Mama karena ketahuan menonton film
porno, tapi saya enggak bisa. Semakin saya
menghindari, saya semakin ingin menonton.
Biasanya setelah saya menonton, perasaan
saya jadi lebih tenang. Menurut Ibu, apakah
kebiasaan saya ini sudah tidak sehat? Apakah
faktor umur saya yang masih 17 tahun
memang mempengaruhi gairah seksual saya?
Trus caranya gimana ya Bu supaya dapat
terlepas dari kecanduan saya sama film
porno? (Sindo, 2 Juni 2006)
22. Bila ditegur: marah, melawan, berkata kasar, bahkan
keji
Mulai impulsif, berbohong, jorok, moody
Suka menyakiti
Malu tidak pada tempatnya
Sulit konsentrasi
Jika bicara menghindari kontak mata
Menyalahkan orang secara emosianal menutup diri
Prestasi akademik menurun
Main dengan kelompok tertentu saja
Hilang empati, harus dituruti kemauannya
23. Anak dan remaja memiliki
perpustakaan yang memiliki konten
pornografi
Kerusakan otak permanen
Pelanggan seumur hidup
Incest
24. “Kecanduan akibat pornografi menimbulkan
kerusakan otak di bagian Prefrontal Korteks”
(Dr. Donald Hilton, Dokter Ahli Syaraf asal
Amerika)
Fungsi Prefrontal Korteks:
Tempat untuk Kontrol Diri
Mengambil Keputusan
Mengatur Emosi
Mengorganisasi
Perencanaan
25. Peraturan perundang-undangan & kebijakan
UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002
UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang No. 21
Tahun 2007
UU Informasi dan Transaksi Elektronik No. 11 Tahun 2008
UU Pornografi No. 44 Tahun 2008
UU Nomor 10 Tahun 2012 tentang Protokol Opsional Konvensi
Hak-hak anak Mengenai Penjualan Anak, Prostitusi Anak dan
Pornografi Anak
UU Sistem Peradilan Pidana Anak No. 11 Tahun 2012
Kesiapan Stuktur & Aparat
Peraturan Presiden No. 25 Tahun 2012 tentang Gugus Tugas
Pornografi
26. PEMERINTAH
PUSAT
Kebijakan Nasional Pencegahan,
Penanganan & Pemberantasan
Pornografi
Pembentukan struktur &
aparatur; Sosialisasi & kordinasi
tingkat nasional
Penegakan hukum; Pemantauan,
monitoring, & evaluasi
Kerjasama dengan berbagai
pihak, dalam & luar negeri
PEMERINTAH
DAERAH
Kebijakan Daerah Pencegahan,
Penanganan & Pemberantasan
Pornograf
Pembentukan struktur &
aparatur; Sosialisasi & kordinasi
tingkat daerah
Penegakan hukum;
Pendampingan & rehabilitasi
korban; Monitoring & evaluasi
Mengembangkan sistem
komunikasi, informasi & edukasi
MASYARAKAT
Melakukan sosialisasi peraturan
perundang-undangan berkenaan
pornografi
Melaporkan pelanggaran
pornografi
Melakukan gugatan perwakilan
ke pengadilan
Pembinaan, pendampingan &
pemulihan bagi anak pelaku &
korban pornografi
27. APA RESPON BAPAK IBU JIKA
MENGETAHUI TERNYATA ANAKNYA
TELAH MENGAKSES
PORNOGRAFI?
APA RESPON GURU JIKA
MENGETAHUI MURIDNYA
TERNYATA TELAH MENGAKSES
VIDEO PORNOGRAFI?
28. Sampaikan kepada anak manfaat dan bahaya
dalam penggunaan teknologi.
Tidak memberikan kebebasan dalam
pemanfaatan teknologi, bila anak telah
terhubung dengan dunia maya. Batasi
penggunaannya agar tidak terlalu lama.
Membuat kesepakatan untuk tidak menggunakan
internet tanpa ijin dan pantauan orang tua.
Bila terjadi pelanggaran, maka terapkan sanksi
hingga anak menyadari pentingnya komitmen
dan kedisiplinan yang bertanggung jawab.
29. Bila anak punya facebook, mengikuti twitter dan
aktif ngeblog, maka orang tua harus (wajib)
menjadi pengikut/pembacanya.
Berikan apresiasi (pujian) bila positif,
saran/masukan untuk yang tidak tepat dan
penjelasan yang mudah bila ada kesalahan.
Mengetahui siapa sahabat terbaik anak
kita, dengan siapa saja mereka bergaul, apa
saja yang saat ini menjadi perhatian mereka,
seperti apa dunia mereka, bagaimana perasaan
mereka, bagaimana mereka berbahasa dalam
dunia mereka.
Menjadi sahabat untuk anak, dengan memberi
perhatian pada curhat, keluhan, kegalauan,
harapan dan keinginan, bahkan impian yang ingin
mereka wujudkan.
30. Pengawasan terhadap peredaran buku pelajaran,
buku bacaan, komik, majalah/koran yang
mengandung konten pornografi dan tidak layak
untuk siswa usia sekolah
Peraturan daerah tentang Warung Internet
Penutupan situs porno di internet
Peraturan peruntukan bioskop
Pengawasan sinetron, iklan,
Pengawasan peredaran vcd/dvd porno
31.
32. Jl. Teuku Umar No. 10 Gondangdia Menteng
Jakarta Pusat DKI Jakarta, Indonesia
Telepon:
(+62) 021-319 015 56
Fax:
(+62) 021-390 0833
Email:
info@kpai.go.id
humas@kpai.go.id
pengaduan@kpai.go.id