KAROSERI MOBIL dan TRUCK SKY LIFT - UNIT PERBAIKAN LAMPU JALAN
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
1. MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK BARAT
Jean-Jacques Rousseau: Demokrasi Langsung
:
Oleh:
Bilqis Oktaviani Putri (071311233061)
S-1 Ilmu Hubungan Internasional
Departemen Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 1
2. Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga saya mampu menyelesaikan tugas
pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Ide Politik J.J. Rousseau” dalam mata
ajaran kuliah Pemikiran Politik Barat ini.
Bersama dengan ini saya juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
pihak-pihak terlibat yang telah berpartisipasi dan juga membantu saya dalam pembuatan dan
penyusunan makalah mata ajaran Pemikiran Politik Barat ini. Semoga segala hal yang telah
saya dan rekan-rekan sesama mahasiswa kerjakan merupakan bimbingan yang benar dan
lurus dari Allah S.W.T. dan kami harap makalah ini dapat banyak membantu di kemudian
hari.
Tugas pembuatan dan penyusunan makalah saya ini tentu saja masih jauh dari
dikatakan sempurna. Karena itu, segala kritik dan saran saya terima dengan lebar dan lapang
dada demi perbaikan dan penyempurnaan tugas pembuatan dan penyusunan makalah ini
untuk menjadi sebuah makalah yang jauh lebih baik dan juga untuk pembelajaran bagi kami
dan anda semua dalam menyelesaikan tugas-tugas makalah lain di kemudian hari. Semoga
dengan adanya pemberian tugas ini, kami dan anda semua dapat mengambil pelajaran yang
bermanfaat.
Surabaya, 2 Desember 2014
Penulis
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 2
3. DAFTAR ISI
Cover Makalah...................................................................................................................... 01
Kata Pengantar...................................................................................................................... 02
Daftar Isi............................................................................................................................... 03
BAB I - Pendahuluan
1.1. Biografi Singkat ......................................................................................…..04
BAB II – Ide Politik
2.1 Demokrasi Langsung ........................................................................................ 05
2.1.1 Kontrak Sosial ........................................................................................ 05
2.1.2 Majelis Rakyat ........................................................................................ 05
2.1.3 Negara Polis ............................................................................................. 07
2.1.4 Pemungutan Suara .................................................................................. 07
KESIMPULAN DAN OPINI .............................................................................................. 09
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 10
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 3
4. BAB I
1.1 BIOGRAFI SINGKAT
Jean-Jaques Rousseau merupakan seorang filsuf Janewa pada abad ke-18 yang
memiliki pengaruh kuat tidak hanya dalam filsafat tapi juga kesusastraan sampai politik.
Pengaruhnya sebagai seorang filsuf bahkan menjadi salah satu pendorong revolusi Perancis.
Mengawali kehidupan pada tahun 1712, Rousseau menuliskan biografinya sendiri yang
meliput 53 tahun kehidupannya. Confession merupakan biografi yang berisi pengakuan dosa
yang mengekspos Rousseau sebagai manusia yang tercela. (Russel, 2004)
Rousseau terbiasa melatih emosi dan kepekaan perasaannya ketimbang berpikir
secara rasional, hal tersebut dipengaruhi oleh ayahnya karena gaya sosialisasi ayahnya yang
romantis dan emosional (Fathurrahman dan Nuur, 2013). Dimasa remajanya, pada usia 17
tahun, Rousseau sering membaca karya klasik ciptaan Plutarch. Fathurrahman dan Nuur
(2013) menyebutkan bahwa karya-karya Plutarch telah mempengaruhi pemikiran Rousseau,
Rousseau memimpikan hidup di negara kota Romawi yang kondisinya nyaman dan warga
negaranya mempunyai kedekatan yang akrab antar individu. Dengan demikian, Isaac
Rousseau yang merupakan ayahnya J.J Rousseau telah menjadi seseorang yang
mempengaruhi pola pikir anaknya.
Pada tahun 1743, melalui bantuan seorang wanita bangsawan, dia menjadi sekretaris
bagi Duta Besar Perancis untuk Venisia. Madame de Warren merupakan janda kaya yang
mengakat Rousseau menjadi anak asuh nya yang kemudian menjadi istri dari Rousseau.
Menurut Fathurrahman dan Nuur (2013) Madame de Warren merupakan salah satu yang
berjasa dalam membentuk pola pikir Rousseau dengan cara mendukung penuh pendidikan
yang dijalankan Rousseau. Fathurrahman dan Nuur (2013) dalam (Suhelmi, 2004) dalam
makalah nya menceritakan Rousseau pada saat dewasa, dimana ia terkenal sebagai
pemberontak kepada penguasa negara yang ditempatinya, ketika J.J Rousseau melarikan
dirinya ke Paris, di kota itulah Rousseau bertemu dengan filsuf-filsuf terkenal seperti Diderot,
d’Alembert, dan Voltaire yang sangat mempengaruhi pola pikir Rousseau pada saat itu.
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 4
5. BAB II
2.1 DEMOKRASI LANGSUNG
2.1.1 Kontrak sosial
J.J. Rousseau adalah salah satu pemikir politik barat yang terkenal dengan
pemikirannya mengenai Kontrak Sosial. Berbeda dengan Thomas Hobes dan John Locke,
kunci dari Kontrak Sosial milik Rousseau adalah setiap orang yang menyerahkan dirinya
kepada seluruh komunitas, bukan hanya kepada seseorang saja. Dengan demikian,
sesungguhnya mereka tidak menyerahkan diri kepada apa pun karena merekalah penentu bagi
diri mereka sendiri (Rousseau, 2007: 24). Baik pemerintah dan yang masyarakat di dalam
negara, keduanya berada dalam Kontrak Sosial yang kemudian membuat kekuasaan yang
diperoleh oleh pemerintah tersebut bersifat pinjaman dari masyarakat. Perjanjian Sosial
direalisasikan dalam suatu penyatuan, yaitu persatuan dalam kondisi pasif yang kemudian
dinamakan 'negara' dan persatuan dalam kondisi aktif yang kemudian disebut dengan istilah
'pemerintahan'.
2.1.2 MAJELIS RAKYAT
Dalam karya klasik Rousseau, The Sosial Contract, dia berasumsi bahwa walaupun
manusia bahagia dalam sebuah komunitas asli dan alami, mereka menggunakan kontrak
sosial untuk menjamin kebebasan dan alamiah dirinya. Dimana, semua manusia memiliki hak
absolut untuk bebas, sebagai pembeda antara manusia dan binatang. Sehingga, dalam
implementasinya dapat dilihat dalam struktur pemerintahan yang diajukan oleh Rousseau
dikenal adanya sistem legislatif langsung, dan sangat mengecam legislatif perwakilan (Noer,
1997:156). Sistem legislatif perwakilan hanyalah sistem kompleks berkedok pemecahan
masalah bersama yang pada ujungnya hanya mengenai permasalahan upah. Dengan kata lain,
Rousseau ingin menaruh kekuasaan legislatif sebagai kekuasaan yang selalu ada di tangan
rakyat, dan kekuasaan eksekutif bergantung pada kemauan bersama atau rakyat. Badan
eksekutif semata hanya pegawai dari yang berdaulat, yaitu rakyat (Noer, 1997:156).
Rousseau memiliki keyakinan bahwa sesunggguhnya manusia terlahir dengan sifat
yang bersih (Situmorang, 2004:2). Namun, sifat manusia yang murni itu berubah menjadi
sifat yang egois dan serakah seiring adanya kepemilikan tanah, dan penumpukan harta
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 5
6. kekayaan yang dibawa oleh peradaban. Awal peradaban menurut Rousseau adalah masa-masa
ketika produksi mulai dilakukan oleh manusia, sehingga menimbulkan pembagian hasil
produksi yang tidak merata, keserakahan, hingga timbulnya pembagian kelas atas dan bawah
(Delfgauuw, 1992:117). Dengan orientasi manusia terhadap harta kekayaan, maka tidak salah
kemudian jika Rousseau mengatakan bahwa manusia yang telah bersentuhan dengan
peradaban memiliki sifat yang jahat. Hal ini kemudian yang membuat Rousseau
membayangkan bahwa sistem legislatif perwakilan tidak akan berjalan dengan efektif. Hal ini
karena para perwakilan tersebut juga tentunya akan dibayar danjuga memiliki kemungkinan
kepentingan yang tidak mewakili suara mayoritas yang diwakilkan (Noer, 1997:156).
Rousseau dalam bukunya berpendapat bahwa kedaulatan tidak dapat direpresentasikan
dengan dan oleh apapun. Rousseau menulis :
“Kedaulatan tidak dapat direpresentasikan, untuk pikiran yang sama tidak dapat
dialienasikan … para wakil rakyat tidak, dan tidak akan dapat, menjadi
representasi rakyat, mereka hanya sekedar agen saja, dan mereka tidak dapat
menentukan keputusan apapun secara final. Beberapa hukum yang diratifikasi
tidak oleh rakyat secara langsung adalah sebuah kehampaan. Rakyat Inggris
percaya mereka akan menjadi bebas; akan mengubur kesalahan : akan bebas
hanya selama pemilihan anggota parlemen; segera setelah anggota-anggota
terpilih, maka rakyat akan menjadi budak”.
Rousseau menegaskan bahwa jika masyarakat harus hidup dengan undang-undang yang tidak
mereka buat sendiri, yaitu dibuat oleh badan legeslatif yang mewakili mereka, maka
masyarakat tidak akan bebas, dan hanya akan menjadi budak. Dan secara bersamaan mereka
yang tunduk pada badan ini diingkari hak alamiahnya sebagai manusia. Hal ini selaras
dengan kutipan fenomenal dalam bukunya yang berjudul “Du Contract Social” yaitu “semua
manusia dilahirkan bebas”. Rousseau kemudian mengajukan gagasannya, yaitu untuk
mencapai kebebasan rakyat membuat undang-undang mereka sendiri. Yang kemudian
keseluruhan warga negara yang membuat undang-undang tersebut disebut dengan Majelis
Warga, yang dalam pelaksanaanya seluruh warga negara berkumpul di suatu tempat dan
secara spontan memilih undang-undang baru yang diusulkan. Sehingga undang-undang baru
ini merupakan ekspresi dari ‘kehendak umum’.
Dalam penyelenggraan negara Rousseau, juga tidak membenarkan dalam
pembentukan dan keberadaan persekutuan atau perkumpulan lain, seperti partai (Noer,
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 6
7. 1997:155). Rousseau menyadari bahwa persekutuan selain negara tersebut akan
mengintervensi pemikiran individu, dan kemudian akan membuat penyelewengan pada
individu dalam proses bernegara. Dampkanya kemudian adalah loyalitas yang harusnya
secara utuh diberikan kepada negara tidak lagi ada. Rousseau melihat bahwa hubungan rakyat
dengan negaranya harus haruslah langsung, dan tidak diantarai atau diikut campuri oleh
badan apapun.
2.1.2 NEGARA polis
Rousseau dalam bukunya Du Contract Social yang menuangkan ide pemikirannya
mengenai bagaimana negara harusnya berupaya untuk tetap bebas secara ilmiah (Noer,
1997:150). Rousseau dalam bukunya melihat sebelah mata terhadap bentuk negara yang
terlalu besar, baik itu dituinjau dari sisi wilayah ataupun penduduk. Hal ini dikarenakan
negara yang seperti itu dapat membuat sistem demokrasi langsung yang diyakini benar tidak
akan berjalan efektif. Rousseau juga melihat bahwa negara yang terlalu kecil juga tidak baik,
hal ini dikarenakan bahwa negara dengan tipe tersebut tidak dapat menjamin kebebasan
masyarakat dan memiliki potensi yang besar terhadap kehancuran.
Namun, Rousseau justru mendukung apa yang disebut Kota dalam masa Yunani
Kuno, yang sifatnya polis. Yaitu negara yang tidak terlalu besar dan negara yang tidak terlalu
kecil pula (Noer, 1997:150). Negara polis ini Rousseau lihat dapat menjadi sebuah negara
yang ideal, hal ini beralasan karena dalam pelaksanaan Majelis Warga sebagai tempat untuk
membentuk undang-undang akan berjalan efektif (Noer, 1997:150). Dengan jumlah
penduduk yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dan juga luas wilayah negara
yang tidak terlalu besar, maka akan mudah dalam mencapai suara mayoritas dan pencideraan
kebebasan pun tidak akan terjadi.
2.1.3 PEMUNGUTAN SUARA
Dalam menjalankan demokrasi langsung, Rousseau juga mengemukakan gagasan
mengenai pentingnya pemungutan suara. Namun, dalam pemungutan suara Rousseau yang di
lihat bukanlah dari sisi kualitas, melainkan dalam bentuk kuantitas. Kuantitas oleh Rousseau
dapat dilihat sebagai sebuah ukuran seberapa besar persetujuan mutlak dari segenap sekutu
yang ada di dalam negara. Selain digunakan sebagai salah satu syarat dari pembentukan
persekutuan berupa masyarakat poltik, pemungutan suara juga digunakan dalam membuat
undang-undang oleh warga negara. Pemungutan suara ini kemudian dapat diartikan sebagai
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 7
8. suatu kehendak umum. Hasilnya, maka hanya terdapat satu kehendak umum, dan pada
praktiknya kebijakan yang muncul tersebut tidak mungkin dapat diterima oleh semua warga
negara. Sehingga, Kehendak umum disini dapat diinterpretasikan kemudian menjadi
kehendak dari suara mayoritas, sebagaimana kebijakan yang diambil adalah yang mencakup
kepentingan masyarakat dengan suara terbanyak. Namun hal ini merupakan kelemahan
tersendiri dalam teorinya. Memilih satu pihak berarti mengabaikan pihak lainnya yang dalam
hal ini adalah kaum minoritas. Hal ini tentu bertentangan dengan pemikiran Rousseau
sebelumnya yang beranggapan bahwa semua suara harus didengarkan. Namun, Rousseau
kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwasanya kaum minoritas sesungguhnya adalah kaum
yang memiliki pandangan egois dan menyimpang dari negara. Sehingga untuk
menyadarkannya perlu hadirnya suatu lembaga yang dapat membina kesadaran politik
kelompok suara minoritas tersebut (Situmorang, 2004:4).
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 8
9. Kesimpulan dan opini
Kesimpulan
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh Rousseau seperti dalam penjabaran penulis
dalam makalah ini, maka terdapat dilihat bahwa Rousseau meletakkan kehendak bersama
sebagai pemegang kebebasan dan kedaulatan yang tidak terbatas, tidak dapat diserahkan dan
tidak dapat pula di bagi-bagi. Sehingga dalam pelaksanaan negara idealnya, yaitu polis,
Rousseau tetap mengedepankan mengenai kebebasan dalam kehidupan bernegara. Kebebasan
yang dimaksud tersebut adalah sebuah hak yang dimiliki warga negara untuk menentukan
undang-undang mereka sendiri secara langsung, tanpa ada perwakilan, yang disebut dengan
Majelis Rakyat. Yang dalam pelaksanaanya seluruh warga negara berkumpul di suatu tempat
dan secara spontan memilih undang-undang baru yang diusulkan. Sehingga undang-undang
baru ini merupakan ekspresi dari ‘kehendak umum’ dari suara mayoritas dari proses
pemungutan suara
Opini
Rousseau memang merupakan pemikir politik pertama yang menentang demokrasi modern
yang pertama. Namun, jika dianalisis dalam bentuk demokrasi langsung yang dia usung tidak
dapat direalisasikan dalam negara modern pada saat ini. Kepercayaanya terhadap undang-undang
yang disetujui suara bulat, dan Majelis Rakyat, jika dilihat pada kondisi kekiniian
pasti terlalu susah untuk dicapai. Hal ini karena kondisi pendukung seperti negara polis dan
loyalitas warga negera terhadap negara yang sudah susah untu ditemukan.
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 9
10. DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Delfgaauw, Benard., 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Diterjemahkan oleh Soejono
Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Fathurrahman, Aditya dan Hafizh Nuur, 2013. Makalah Pemikiran Politik Barat (PPB) :
Pemikiran Politik Jean Jacques Rousseau Mengenai State of Nature dan Teori
Kontrak Sosial. Universitas Indonesia, Depok.
Jean-Jacques Rousseau; Themes, Arguments, and Ideas; The Necessity of Freedom. Pada
website http://www.sparknotes.com/philosophy/rousseau/themes.html. diakses pada
hari Senin tanggal 1 September 2014.
Noer, Deliar. 1997. Pemikiran Politik Negeri di Barat. Bandung: Mizan. Bab IX:149-168.
Political Philosophy of J.J. Rousseau. Pada website
http://plato.stanford.edu/entries/rousseau/. Diakses pada hari Senin tanggal 1
September 2014.
Rousseau, Jean J., 2007. Du Contract Social (Perjanjian Sosial). Jakarta: Visimedia.
Russel, Bertrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Schmandi, Henry J., 2002. Filsafat Politik: kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno sampai
Zaman Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Situmorang, Tonny P. 2004. Pandangan Rousseau Tentang Negara Sebagai Kehendak
Umum. Universitas Sumatera Utara. Diakses pada hari Senin tanggal 1 September
2014.
Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
Syam, Firdaus. 2007. Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya
Terhadap Dunia Ke-3. Ar-Ruzz Media.
Pemikiran Politik Barat | Demokrasi Langsung JEAN JACQUES ROUSSEAU 10