Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Mendekati Allah dalam konteks kemodernan. Presentasi ini mengulas tentang model ideal tasawuf dengan cara menyeimbangkan antara prestasi dunia dan akhirat.
Sosok dan Dimensi Ajaran Wahidiyah oleh Sokhi Huda, Penulis Buku "Tasawuf Kultural, Fenomena Sholawat Wahidiyah". Disampaikan dalam acara Kaderisasi Mahasiswa Wahidiyah tanggal 17 Agustus 2008 di Pusdik ARHANUD Junrejo Kota Batu
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Al-Qur’an dan Hadits merupakan penjelasan pemikiran-pemikiran tentang aqidah, hukum, cerita, solusi, sistem kehidupan, janji dan ancaman. Selain itu, menjelaskan begitu rinci aturan-aturan dalam kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi serta meningkatkan derajat manusia dan berusaha menjadi makhluk yang mulia. Untuk mencapai itu, perlu sebuah proses dalam kemajuan dan potensi pendidikannya dilakukan dengan benar. Allah tidak akan menggolongkan manusia kedalam golongan binatang selama manusia mampu mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya demi menjaga keseimbangan bumi sebagai khalifah di bumi. Dengan kata lain, manusia harus mampu memaksimalkan potensi-potensi dalam dirinya tak terkecuali potensi pendidikannya. Yang mana bila tidak dimaksimalkan maka kehidupan manusia kurang bermakna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat didapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana konsep potensi pendidikan manusia?
2. Bagaimana potensi manusia sebagai pendidik?
3. Bagaimana potensi manusia sebagai peserta didik?
4. Bagaimana analisa pendidikan manusia berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw?
5. Bagaimana pandangan islam terhadap manusia/para Ahli Hadits?
6. Bagaimana pandangan para ahli hadits mengenai asal usul manusia?
7. Apa tujuan dan fungsi pendidikan terhadap manusia?
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
4. A. Pengertian Tasawuf
Harun Nasution menyebutkan lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu :
1. ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Rasulullah saw. Dari Mekah ke
Madinah.)
2. saf (barisan)
3. sufi (suci)
4. sophos (kebijaksanaan)
5. suf ( kain wol)
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang
selalu memelihara kesucian diri, beibadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk
kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada
hakikatnya adalah akhlak yang mulia.
Ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf,
yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai
makhluk yang harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang bertuhan.
Tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental
rohaniah agar selalu dekat dengan Allah. Inilah hakikat tasawuf.
5. B. Sumber Ajaran Tasawuf
Tasawuf bersumber pada ajaran islam karena dipraktikkan oleh Nabi
Muhammmad saw. Dan para sahabat. Semua itu dapat dilihat dari azas-azas yang
diterapkan, yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan sunah.
Unsur kehidupan tasawuf mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber
sejarah Islam, yakni Al-Qur’an dan sunah serta praktik kehidupan Nabi dan para
sahabatnya. Dengan demikian, tidak benar apa yang dikemukakan oleh para
cendekiawan bahwa dalam tasawuf terdapat urusan Nasrani, Yunani, Hindu-
Budha, dan Persia
6. C. Maqamat dalam Tasawuf
Maqamat berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau
pangkal mulia. Sedangkan menurut menurut istilah Maqamat berarti jalan
panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah
swt.
Maqamat dalam tasawuf adalah zuhud, taubah, wara’, kekafiran, sabar,
tawakal, dan rida.
1. Zuhud
Zuhud berarti tidak ingin terhadap sesuatu yang bersifat kedunian.
2. Tobat
Tobat menurut kalangan sufi adalah memohon ampunan atas segala dosa dan
kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi
perbuatan dosa tersebut.
3. Wara’
Dalam pengertian sufi wara’ adalah meninggalkan segala yang di dalamnya
terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).
7. 4. Kefakiran
Dalam pandangan sufi, fakir adalah tidak meminta lebih dari apa yang menjadi
hak kita, tidak memandang rezeki dan kecuali hanya untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban.
5. Sabar
Di kalangan para sufi, sabar terdiri atas sabar dalam menjalankan perintah-
perintah Allah, sabar dalam menjauhi segala larangan-Nya, dan sabar dalam
menerima segala cobaan yang ditimpahkan-Nya kepada diri kita.
6. Tawakal
Tawakal adalah penyerahan diri seseorang hamba kepada Allah awt.
7. Rida
Rida berarti berarti rela, suka, atau senang. Harun Nasution mengatakan bahwa
rida berarti tidak berusaha, tidak menentang qada dan qadar Allah, menerima
qada dan qadar dengan hati senang, mengeluarkan perasaan benci dari hati,
merasa senang menerima malapetaka, sebagaimana merasa senang menerima
nikmat, tidak meminta surga Allah, dan tidak meminta dijauhkan dari neraka,
tidak berusaha sebelum turunnya qada dan qadar, serta tidak merasa pahit dan
sakit sesudah turunnya qada dan qadar.
8. D. Perilaku Tasawuf
Bentuk-bentuk perilaku tasawuf dapat dilakukan melalui berbagai macam
perbuatan, diantaranya dalam bentuk mahabbah dan makrifat.
1.Mahabbah
Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang
berarti mencintai secara mendalam atau kecintaan yang mendalam. Selain
itu, al-Mahabbah juga berarti kecendrungan kepada sesuatu yang sedang berjalan.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat materiil ataupun
spiritual, seperti kecintaan orang tua terhadap anaknya.
Selanjutnya, kata mahabbah digunakan untuk menunjukkan pada suatu
paham atau aliran dalam tasawuf, yaitu kecintaan yang mendalam secara
rohaniah kepada Allah. Pengertian mahabbah dari segi tasawuf ini lebih lanjut
dikemukakan al-Qusyairi. Menurut dia, al-mahabbah dalam hal (keadaan) jiwa
yang mulia yang bentuknya disaksikan oleh Allah swt.
9. 2.Makrifat
Dalam tasawuf, makrifat berarti mengetahui Allah dari dekat. Dengan
makrifat, seorang sufi lewat hati sanubarinya dapat melihat Allah. Makrifat
merupakan cermin seorang sufi. Jika seorang sufi melihat cermin, yang dilihatnya
hanyalah Allah.
Tokoh utama paham makrifat adalah Zunnun al-Misri. Menurut Zunnun,
untuk menjelaskan paham makrifat perlu diketahui pengetahuan tentang Tuhan.
Ada tiga macam pengetahuan untuk mengetahui Tuhan, yaitu :
1. Dengan perantara syahadat;
2. Dengan logika (akal pikiran yang sehat);
3. Dengan perantara hati sanubari.
Oleh karena itu, makrifat merupakan cahaya yang memancar ke dalam hati
seseorang sufi dengan sinarnya yang menyilaukan.
10. E. Fungsi dan Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Inti sari ajaran tasawuf bertujuan memperoleh hubungan
langsung dengan Allah sehingga seseorang akan merasa berada di
hadirat-Nya. Upaya ini, antara lain dilakukan dengan kontemplasi
atau melepaskan diri dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan
bersifat sementara. Sikap dan pandangan kaum sufi ini sangat
diperlukan oleh masyarakat modern yang mengalami jiwa yang
terpecah.
Kehadiran tasawuf dapat melatih manusia agar memilih
ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti. Hal ini menyebabkan
seseorang akan selalu mengutamakan pertimbangan pada setiap
masalah yang dihadapi. Dengan demikian, ia akan terhindar dari
perbuatan tercela menurut agama.