SlideShare a Scribd company logo
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )
Pada motor bensin,
campuran udara dan bahan
bakar yang dikompresikan
didalam silinder harus
dibakar untuk menghasilkan
tenaga
Sistim pengapian berfungsi
untuk membakar campuran
udara dan bensin didalam
ruang bakar pada akhir
langkah kompresi.
Sistim pengapian yang
digunakan adalah pengapian
listrik, dimana untuk
mengahsilkan percikan api
digunakan tenaga listrik
sebagai pemercik api
KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil
Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi
( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan
• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
IGNITION COIL / Koil Pengapian
IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR :
Untuk mengurangi penurunan tegangan pada
Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer
ADA 2 TYPE RESISTOR :
1. External resistor
2. Internal resistor
IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE
IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE
RESISTOR
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu
lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.
RESISTOR
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil
OPENED MAGNETIC PATH COIL
Ada 2 cara untuk menaikkan
tegangan pada gulungan
sekunder
1. Dengan menambah jumlah
gulungan, akibatnya koil menjadi
lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi cepat
panas.
CLOSED MAGNETIC PATH COIL
Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat
meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah
gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya
menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU
Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )
B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
DIODE
Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang
mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
DISTRIBUTOR
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Fungsi :
Untuk memutuskan
dan menghubungkan
arus yang mengalir ke
kumparan pimer, agar
terjadi tegangan
induksi pada kumparan
sekunder.
KONTAK PEMUTUS
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B )
sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )
SUDUT PENGAPIAN
SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )
Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
• Celah platina kecil
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
CONDENSER
KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di
identifikasi dengan warna
kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya
loncatan bunga api listrik
pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
GOVERNOR ADVANCER
CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada
putaran tinggi. Maka fly weight
akan mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight mengembang
akan mendorong cam plate untuk
bergeser beberapa derajat
mendahului as distributor.
Akibatnya Camlobe akan terbawa
bergeser dan menyebabkan
timing pembukaan platina
menjadi maju
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian sesuai
dengan besarnya beban mesin
Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban rendah atau menengah,
kecepatan pembakaran rendah karena
campuran udara dan bahan bakar kurus.
Akibatnya pembakaran campuran udara
dan bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum
didapat pada 10o sesudah TMA maka
timing pengapian harus dimajukan
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER
VACUUM ADVANCER
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
DOUBLE VACUUM ADVANCER
Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan
stasioner ( idling )
Catatan :
Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum
secondary ( sub ) harus kita lepaskan.
Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
BUSI / SPRAK PLUG
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi,
Menghasilkan electromagnetis. Dan
dapat menyebabkan gangguan pada
peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada
elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Resistor
Ground
Electrode
Center
Electrode
Center
Electrode
Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi
karter ( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian adalah saat
busi mengeluarkan bunga
api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN
1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Kekurangan pada sistim
pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
• Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
• Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga
api
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan
untuk mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi
CARA KERJA SIGNAL GENERATOR
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah
positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
KESIMPULAN GERAKAN ROTOR
IGNITER
Igniter terdiri dari 3 bagian utama :
• Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
• Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
• Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
PRINSIP KERJA RANGKAIAN
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2
sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir
PRIPSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) :
Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil
dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan
pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi
“ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.
PRINSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) :
Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan
pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis
dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari
koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.

More Related Content

Similar to Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional

Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional
Handika Putro
 
Elektrik
ElektrikElektrik
Elektrik
Srikandi Makmor
 
Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensionalSistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensional
fuad ahyari
 
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
HendriPuswadi1
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
baehaqi alanawa
 
BAB IV : Mekanisme Katup
BAB IV : Mekanisme KatupBAB IV : Mekanisme Katup
BAB IV : Mekanisme Katup
Fatkur Rohman
 
Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Aries M
 
12. sistem pengisian
12. sistem pengisian12. sistem pengisian
12. sistem pengisian
MUGI YONO
 
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptxKelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
BintangNugraha19
 
Elektrik
ElektrikElektrik
Elektrik
Srikandi Makmor
 
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptxKelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
BintangNugraha19
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac
Surya Andika
 
motor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptxmotor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptx
NASHRULCHANIEFH
 
Sistem pengapian konfensional
Sistem pengapian konfensionalSistem pengapian konfensional
Sistem pengapian konfensional
Muji Burokhman
 
sistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motorsistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motor
suwitotabah
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkronEko Supriyadi
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
damarsyehh68
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
Nadya Permatasari
 

Similar to Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional (20)

Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional
 
Elektrik
ElektrikElektrik
Elektrik
 
Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensionalSistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensional
 
Cdi guru
Cdi guruCdi guru
Cdi guru
 
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
4cfa18af706819ada75eb8df6b8f8fcf.pptx
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
 
BAB IV : Mekanisme Katup
BAB IV : Mekanisme KatupBAB IV : Mekanisme Katup
BAB IV : Mekanisme Katup
 
Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Rpp mmk 2
Rpp mmk 2
 
12. sistem pengisian
12. sistem pengisian12. sistem pengisian
12. sistem pengisian
 
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptxKelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
 
Elektrik
ElektrikElektrik
Elektrik
 
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptxKelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok 1 Power Transformer Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.pptx
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac
 
motor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptxmotor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptx
 
Sistem pengapian konfensional
Sistem pengapian konfensionalSistem pengapian konfensional
Sistem pengapian konfensional
 
sistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motorsistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motor
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
 
Charging system ruri
Charging system ruriCharging system ruri
Charging system ruri
 
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpointTugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
Tugas elektronika dan rangkaian listrik powerpoint
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 

Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional

  • 1. SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System ) Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga Sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistim pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api
  • 2. KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN Baterai : Sebagai sumber tenaga listrik Fuse : Sebagai pengaman arus listrik Ignition Switch : Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil
  • 3. Ignition Coil : Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi ( 20.000 – 30.000 Volt ) Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition coil terdapat 2 kumparan • Kumparan Primer . - Menciptakan medan magnet - Penampang kawatnya besar - Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan ) • Kumparan Sekunder. - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi - Penampang kawat kecil - Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan ) IGNITION COIL / Koil Pengapian
  • 4. IGNITION COIL WITH RESISTOR FUNGSI RESISTOR : Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer ADA 2 TYPE RESISTOR : 1. External resistor 2. Internal resistor
  • 5. IGNITION COIL WITH RESISTOR EXTERNAL RESISTOR TYPE
  • 6. IGNITION COIL WITH RESISTOR INTEGRATED RESISTOR TYPE
  • 7. RESISTOR Fungsi resistor : Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet. Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
  • 8. RESISTOR Putaran mesin dan tegangan pada primary coil
  • 9. OPENED MAGNETIC PATH COIL Ada 2 cara untuk menaikkan tegangan pada gulungan sekunder 1. Dengan menambah jumlah gulungan, akibatnya koil menjadi lebih besar dan berat 2. Dengan menaikkan tegangan maupun arus input akan menyebabkan koil menjadi cepat panas.
  • 10. CLOSED MAGNETIC PATH COIL Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter ( pointless ignition ) Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya menjadi jauh lebih besar Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
  • 11. CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU Pemeriksaan : A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON ) B = Negatif koil ( ke platina ) C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
  • 12. DIODE Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup. Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
  • 14. KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT ) Fungsi : Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder. KONTAK PEMUTUS
  • 15. KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT ) Sudut pengapian : Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C ) SUDUT PENGAPIAN
  • 16. SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE ) Sudut dwell : Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C ) Pengaruh sudut dwell : Sudut dwell besar • Celah platina kecil • Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama • Kemagnetan jenuh • Platina panas Sudut dwell kecil • Celah platina lebar • Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat • Kemagnetan tidak tercapai maksimum • Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
  • 17. CONDENSER FUNGSI CONDENSER : Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi
  • 18. CONDENSER KAPASITAS CONDENSER Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya Hijau 0,18 Micro Farad Kuning 0,22 Micro Farad Biru 0,25 Micro Farad Putih 0,27 Micro Farad FUNGSI CONDENSER : Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi
  • 19. GOVERNOR ADVANCER CARA KERJA : Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor. Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing pembukaan platina menjadi maju PEMAJU SAAT PENGAPIAN
  • 20. Fungsi : Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin PEMAJU SAAT PENGAPIAN GOVERNOR ADVANCER
  • 21. Fungsi : Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin Cara kerja vacuum advancer : Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat. Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan PEMAJU SAAT PENGAPIAN VACUUM ADVANCER
  • 23. PEMAJU SAAT PENGAPIAN DOUBLE VACUUM ADVANCER Fungsi : Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan stasioner ( idling ) Catatan : Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum secondary ( sub ) harus kita lepaskan.
  • 24. Nilai panas Busi : Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat Dipindahkan oleh busi Busi panas : Busi yang relatif sulit untuk membuang panas yang diterima Busi dingin : Busi yang dengan cepat sekali membuang panas BUSI / SPRAK PLUG
  • 25. SPARK PLUG A. Busi dengan Resistor Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi. Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan. B. Busi platinum Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik C. Busi Iridium Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik Resistor Ground Electrode Center Electrode Center Electrode
  • 26. Kondisi Normal : • Isolator berwarna kuning atau coklat muda • Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu ) Kondisi Terbakar : • Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel • Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : • Nilai oktan terlalu rendah • Campuran terlalu kurus • Knocking • Saat pengapian terlalu awal • Type busi terlalu panas BUSI / SPRAK PLUG KONDISISI BUSI
  • 27. BUSI / SPRAK PLUG KONDISISI BUSI Berkerak karena oli : Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat oli mesin Penyebab : • Ring piston aus • Bush penghantar katup / katup aus • Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass ) Berkerak karbon : Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga Penyebab : • Campuran terlalu kaya ( karburator banjir ) • Type busi terlalu dingin
  • 28. SAAT PENGAPIAN Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol. Syarat pembakaran : Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu ( +/- 2 milli detik )
  • 29. GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN 1. Saat pengapian 2. Mulai pembakaran bahan bakar 3. Tekanan maksimum pembakaran 4. Akhir pembakaran
  • 30. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK Kekurangan pada sistim pengapian konvensional dibandingkan pengapian elektronik : • Berkurangnya tegangan tinggi ignition coil pada saat putaran tinggi, • Memerlukan perawatan secara periodik karena platina akan menjadi habis karena terbakar oleh adanya loncatan bunga api
  • 31. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK Sistim pengapian elektronik : Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
  • 32. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR DIDALAM DISTRIBUTOR Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor terdapat : 1. SIGNAL ROTOR Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai dengan putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan jumlah silinder mesin 2. SIGNAL GENERATOR Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan induksi karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor berputar
  • 33. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR 3. IGNITOR Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan arus lisktrik pada primary koil 4. PICK – UP COIL Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk mengaktifkan ignitor. 5. MAGNET PERMANEN Sebagai sumber induksi
  • 34. CARA KERJA SIGNAL GENERATOR Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah positif ( + ) Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0 Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
  • 36. IGNITER Igniter terdiri dari 3 bagian utama : • Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil • Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer • Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
  • 37. PRINSIP KERJA RANGKAIAN KUNCI KONTAK ON MESIN MATI : Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir
  • 38. PRIPSIP KERJA RANGKAIAN MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) : Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.
  • 39. PRINSIP KERJA RANGKAIAN MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) : Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.