SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH 
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU 
DAN MAKHLUK SOSIAL 
Disusun oleh: 
Nama : rendy yogi septiawan 
Sutitik 
Reti andini 
Selfi 
Kelas : B1 
Prody : pendidikan EKONOMI 
MK : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar 
FAKULTAS ILMU KOMPUTER 
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU 
TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR 
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena 
berkat rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang 
berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun 
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya dasar. 
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari 
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang 
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai 
individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara 
seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing 
tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan 
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya 
makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca. 
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak 
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan 
terimakasih. 
Makalahinibukanlahkarya yang sempurna karena masih memiliki banyak 
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab 
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan 
makalah ini. Akhirnya semoga makalh ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan 
pembaca. 
DAFTAR ISI 
KATA 
PENGANTAR...................................................................................................................... 
..... i 
DAFTAR ISI 
........................................................................................................................................ ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
............................................................................................................................. 1 
B. Rumusan Masalah 
........................................................................................................................ 2 
C. Tujuan Penulisan Makalah 
............................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................... 
................................2 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.................. 
...................................3 
B. Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk 
Individu dan Makhluk 
Sosial ............................................................................................................................... 
...................6 
C. Masyarakat dan 
Komunitas............................................................................................................12 
D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan 
Sosial.............................................................14 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan 
....................................................................................................................................17 
B. Saran........................................................................................................................... 
..................17 
DAFTAR 
PUSTAKA............................................................................................................................ 
19 
ii 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda 
antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi 
kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu 
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran 
bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, 
tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan 
keindividualitasannya. 
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa 
dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan 
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam 
kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain.
Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling 
membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. 
Dari kedua hal diatas, manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial 
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. 
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan 
sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu 
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam 
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, 
maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing 
tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan 
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya 
makalah ini dapat menginspirasi pembaca. 
B. Rumusan Masalah 
 
Berdasarkanlatarbelakangmasalahdiatas, penulismerumuskanrumusanmasalahsebagai 
berikut. 
1. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial? 
2. Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai 
makhluk individu dan makhluk sosial ? 
3. Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas? 
4. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial? 
C. Tujuan Makalah 
 
Sejalandenganrumusanmasalahdiatas, 
makalahinidisusundengantujuanuntukmengetahuidanmendeskripsikan: 
1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; 
2. Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk 
individu dan makhluk sosial; 
3. Masyarakat dan komunitas; 
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial. 
D. Manfaat Makalah 
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis 
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan 
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial , secara praktis 
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 
1. penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk 
individu dan makhluk sosial. 
2. pembaca , sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu 
dan makhluk sosial.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 
Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan 
bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial 
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari 
berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk 
individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut: 
1. Manusia sebagai Makhluk Individu 
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya 
mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut(Effendi, 
2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung 
pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi 
atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu 
merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua 
aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan 
sebagai individu. 
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, 
tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik 
mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan 
banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut 
dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor 
bawaan dan lingkungannya. 
Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi, 2010:39) kepribadian adalah keseluruhan 
perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal 
(fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang 
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika 
mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan 
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari 
seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang 
berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of interest), (2) 
dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan 
(sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin 
menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya 
rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah 
tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan terus berkembang. 
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin 
memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan dan 
mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan 
potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang 
berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi orang 
lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan 
keindividualitasnya. 
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa setiap 
orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. 
Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak 
ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya 
adalah kata hatinya sendiri. 
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus 
memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi 
pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, 
baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak 
terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut 
akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian dari 
dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan tidak sama 
dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan satu satunya 
manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa 
anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada 
suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri. 
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial 
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga 
merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah 
”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau 
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit 
mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang 
dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, 
dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam 
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama 
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu 
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia 
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi 
lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan 
orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup 
bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi 
bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial pertama 
dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi 
kelompok pertama tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang 
didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui 
pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan 
untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan 
untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri 
atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia 
kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia 
tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa 
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan 
seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam 
beragam aktivitas dan lingkungan sosial. 
 
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagaimakhluksosial, 
karenabeberapaalasan: 
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. 
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. 
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain 
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 
B. Interaksi Sosial dan Sosialisasidalam Kehidupan Manusia 
sebagai Makhluk individu dan Makhluk Sosial 
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti 
membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan 
dimanapun manusia itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam. 
Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya uraian 
mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai berikut. 
1. Interaksi Sosial 
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Dikatakan 
makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling 
berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai 
makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, 
menolong, dan melengkapi satu sama lain. 
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi 
berasaldari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling 
mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti 
bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan 
manusia lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan 
mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan. 
MenurutGillindanGillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah 
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan
orang perorangan dengan kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh 
orang perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok. 
Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, 
berjabatangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau 
perkelahianpun termasu kinteraksisosial. 
Faktor yang pertamaadalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai 
makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku 
orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. 
Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku setiap 
orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak usia dini 
bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah karena perkembangan 
teknologi didunia ini berlangsung secara global dan sangat cepat. 
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu 
menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. 
Sugesti merupakan pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain. 
Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada pada 
kondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti hampir 
sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang lain, 
sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat menurut 
dirinya dan diterima oleh orang lain. 
Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk 
menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir 
maupun batin. 
Faktor yang keempatyaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain 
atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya. 
2. Bentuk Interaksi Sosial 
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama (cooperation), persaingan 
(competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk kerjasama 
dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk khusus. Yang 
pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan 
asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus 
yaitu persaingan (competition), kontravnersi (contravention), dan pertentangan (conflict). 
a. Bentuk Interaksi Asosiatif 
1) Kerjasama (cooperation) 
Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sering terjadi 
dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk 
interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap 
kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap 
kelompoknya atau kelompok yang lainnya. 
 
Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
a) Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi 
atau lebih mengenai pertukaran barang dan jasa. 
b) Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam 
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari 
kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut. 
c) Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai 
pandangan dan tujuan yang sama. 
2) Akomodasi (accomodation) 
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya 
keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan 
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. 
o Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya: 
a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya 
suatu paksaan. Contohnya 
b) Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat 
perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap 
perselisihan tersebut. Contohnya 
c) Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang 
berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Contohnya 
d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara 
menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Contohnya 
dalam sidang perceraian. 
e) Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan 
pihak yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya 
f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya 
toleransi dalam beribadah. 
g) Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan 
mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan 
pertentangannya. Contohnya 
h) Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan. 
b. Bentuk Interaksi Disosiatif 
1) Persaingan (competition) 
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau 
kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun 
kelompoknya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah 
ada tanpa menggunakan kekersan. 
2) Kontravensi (contravention) 
Kontraversi adalah rperasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yag 
ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang 
disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak 
sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3) Pertentangan (conflict) 
Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang 
berusaha utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak 
yang menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan. 
Bentuk-bentuk pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain: 
a) Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan oleh antar individu. 
b) Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbulkan oleh adanya 
perbedaan ras. 
c) Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang ditimbulkan karena adanya 
perbedaan kepentingan antar kelas sosial. 
d) Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya terjadi diantara partai-partai 
polotik untuk mencapai keinginannya. 
3. Sosialisasi 
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial. 
Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar 
dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger 
(Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a process by which a child learns 
to be a participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar 
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas 
dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia 
seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan 
masih membutuhkan orang lain. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat 
berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya. 
Setiap orang harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. 
Seseorang belajar memahami apa peranan dirinya yang harus dijalankan dalam 
masyarakat dan apa peranan orang lain yang harus dijalankan dalam masyarakat. 
Dengan mengetahui peranan yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses 
interaksi sosial dengan orang lain. Menurut teori George Herbert Mead menjelaskan 
bahwa tahapan-tahapan pengembangan diri manusia dalam berinteraksi dibagi dalam 
beberapa tahap yaitu: play stage, game stage, dan tahap generalized other. 
Tahap pertama yaitu play stage terjadi pada anak usia dini. Pada tahap ini anak 
mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama orang tuanya. 
Ia mulai menirukan apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Contohnya dalam bermain 
anak terkadang bermain peran yang dijalankan sebagai ibu atau ayah dalam kehidupan 
sehari-hari. Namun pada tahap ini anak belum mengerti memahami peranan-peranan 
yang ditirunya. Tahap kedua yaitu game stage, pada tahap ini anak sudah mengetahui 
peranan yang harus dijalankannya dan juga anak telah mengetahui peranan yang haru 
dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalam pertandingan sepak bola. Ketika anak 
menjadi kiper ia mengetahui tugasnya adalah menjaga agar gawangnya tidak termasuki
bola oleh lawannya. Dan ia juga mengetahui peran teman-temannya dan peran tim 
lawan. Ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis, pelatih dan lain sebagainya. Tahap 
ketiga yaitu generalized other, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil 
peranan peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu 
berinteraksi dengan orang lain dan memahami dengan siapa ia berhadapan dan 
berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang anak ia mampu memahami peran 
yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang 
dijalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang 
dilakukan atsannya dan laun sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa 
diri seseorang terbentik karena adanya interaksi sosial. 
Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses sosialisasi, baik itu 
dimulai dari anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur 
hidup.apa yang terjadi jika sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti anak 
tidak akan menjadi manusia seutuhnya, karenan kemampuan seseorang untuk berperan 
sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi. Ketika 
seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak dapat 
berinteraksi dengan orang lain. Contohnya banyak ditemuakan anak anak yang terlantar 
dihutan dan dibesarkan oleh hewan atau yang disekap oleh orang tuanya sejak kecil. 
Mereka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung bagaimana berprilaku 
seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat berpakaian bahkan tidak dapat 
tertawa atau menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan diberi terapi seperti 
manusia umumnya, mereka mungkin bisa menerima sedikit demi sedikit perubahan 
pada diri mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan mereka tidak 
akan mampu menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, karena 
kemampuan kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu 
dikehidupan anak. Bila proses sosialisasinya terlambat, maka proses tersebut tidak 
akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan 
menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan 
mereka cenderung meninggal dengan usia muda. 
Sosialisasi dilakukan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa pihak 
yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media 
massa dan sistem pendidikan. Peran agen utama yaitu orangtua merupakan peran 
penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana kita 
melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang 
pertama dan yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak 
begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya 
mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak 
kalah pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar 
bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya, 
bagaimana ia menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya 
dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga
yaitu media massa. Media masa sangat erat kaitannya dengan teknologi yang makin 
maju dan berkembang. Media masa pun sangat penting untuk sosialisasi dengan hal-hal 
yang terjadi disekitar kita 
4. Bentuk dan Pola Sosialisasi 
a. Bentuk-bentuk sosialisasi 
sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi 
dengan lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia. 
Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. 
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan oleh seluruh individu sejak 
ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses identifikasi dan pada masa inilah dumia 
pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep tentang orang lain 
pada umumnya telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia 
merupakan anggaota efektif masyarakat. 
Yang kedua yaitu sosialisasi sekunder, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya 
yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia 
objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan maka akan menimbulkan 
dampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan sangat sederhana. 
b. pola sosialisasi 
pada dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi (kekerasan/hukuman) 
dan pola partisipasi. Sosialisasi menggunakan pola represi menekankan pada 
penggunaan hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan kesalahan. 
Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan prose represi yaitu penggunaan materi dalam 
hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua, penekanan terhadap komunikasi 
satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap orang tua dan keinginan 
orangtua dan lain-lain. 
Sosialisasi secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan 
ketika ia berlaku baik , hukuman dan imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan, 
komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat 
penting dal=n lain sebagainya. 
C. Masyarakat dan Komunitas 
Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu 
berhubungan dan tidak dapat lepas dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali 
penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaannya, padahal pada 
hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbedaan mendasar antara 
kedua konsep tersebut, dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan 
beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut. 
1. Masyarakat 
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi, 2010: 59) mengemukakan devinisi 
masyarakat sebagai ”a society is that it is an organized collectivity of interacting people 
whose actives become centered around a set of common goals, and who tend to share
common beliefs, attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan 
unsur-unsur yanga ada dalam masyarakat adalah kolektivitas interaksi manusia yang 
terorganisasi, kegiatannya yang terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memilikin 
kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. 
Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja interaksi serta tindakan sosial. 
Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya 
sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar, 
pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang 
berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi 
manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat, 
melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama. 
Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan 
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, 
berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara 
berkesinambungan dalam wkatu yang relatif lama yang menempati kawasan tertentu. 
2. Masyarakat Setempat/ Komunitas 
Masyarakat setempat atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat 
dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat 
oleh tempat. 
Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah 
community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk pada 
warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota 
suatu kelompok hidup bersam sedemikian rupa sehingga mereka merasakan 
bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, 
maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin 
hubungan sosial. 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah 
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Jadi 
dasar-dasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan 
sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan perasaan saling 
ketergantungan . 
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat 
setempat/ komunitas. Devinisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, 
sedangkan devinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh area 
kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuan 
lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat. 
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi, 2010: 65) 
mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainchaft dan 
geselshaft. Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok 
masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya 
dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan
masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggota anggotanya 
kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat 
perkotaan. 
D. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial 
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua 
kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, 
kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan 
rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat 
dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan 
terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika 
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan 
masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan 
contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika 
mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan 
masyarakat.Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini 
memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi 
yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua 
pandangan yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk 
mengetahui lebih lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut. 
1. Pandangan Individualisme 
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah 
makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi 
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme 
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi 
sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. 
Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga 
ideologi individualisme liberal. 
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) 
pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas 
Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang 
dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut. 
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya 
berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri 
sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. 
b. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai 
kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri 
bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham 
liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. 
Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup 
bersama. 
2. Pandangan Sosialisme 
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi 
Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah 
yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut 
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul 
karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. 
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang 
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan 
alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara 
keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, 
kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan 
bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang 
lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk 
meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat 
produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx 
(1818-1883). 
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam 
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, 
orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang 
bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. 
Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat 
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini 
manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk 
kepentingan negara. 
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. 
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak 
manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi 
kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam 
bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa 
merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, 
tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. 
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang 
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, 
manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat bahwa 
kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Bangsa 
indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi 
dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar 
setiap warga negara
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
1. Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara 
jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut 
menyatu dalam dirinya. 
2. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah 
satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau 
berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi 
pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu 
suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi 
dalam masyarakat. 
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan 
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat 
setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau dari 
aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat 
dibandingkan dengan masyrakat. 
4. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua 
kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan 
individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu 
pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan 
tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan. 
. 
B. Saran 
Sejalandengankesimpulandiatas, penulismerumuskan saran sebagaiberikut. 
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu 
dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti 
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya. 
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati 
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh 
memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri 
anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya 
sendiri. 
3. Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus 
didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik 
harus membantu menstimulasinya. 
4. Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi 
dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa 
pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan 
dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA 
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. [Online]. 
Tersedia: (http://iraars-meandmyself.blogspot.com /2012/03/manusia-sebagai-mahluk-individu- 
dan.html). [6 Februari 2013] 
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan 
Teknologi. Bandung: UPI Press. 
Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online]. Tersedia: (http://id.shvoong.com/law-and- 
politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf). [11 Februari 
2013]. 
Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

More Related Content

What's hot

Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya DasarPengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
pjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSKonsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPS
Siti Hardiyanti
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
Mang Engkus
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
March Cha
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
firdayanti8
 

What's hot (6)

Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya DasarPengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
 
Konsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSKonsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPS
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 

Similar to Makalah

Makala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan KotaMakala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
robiyanto
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
Firman Putra Pratama
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Dini Nur Hanifah
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
fay Rafida
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iiiRosminar
 
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
ambarpingki
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanOkta-Shi Sama
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya
 
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
ValenciaAngellica1
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
istiyuliawati
 
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan sosialManusia sebagai makhluk individu dan sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan sosialRochmad Putra
 
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Febri Yatmiko
 
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
firdayanti8
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
ikaNurulFadhillah
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
tasinit
 
Tugas sosiologi susi
Tugas  sosiologi susiTugas  sosiologi susi
Tugas sosiologi susi
Ihya Ulumiddin
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
EriaMarina
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
heniharyani19
 

Similar to Makalah (20)

Makala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan KotaMakala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
 
Makalah isbd
Makalah isbdMakalah isbd
Makalah isbd
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iii
 
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan sosialManusia sebagai makhluk individu dan sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
 
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
 
Tugas sosiologi susi
Tugas  sosiologi susiTugas  sosiologi susi
Tugas sosiologi susi
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
 

Makalah

  • 1. MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL Disusun oleh: Nama : rendy yogi septiawan Sutitik Reti andini Selfi Kelas : B1 Prody : pendidikan EKONOMI MK : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU TAHUN AJARAN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya dasar. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih. Makalahinibukanlahkarya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalh ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ..... i DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................ 2
  • 3. D. Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................... ................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.................. ...................................3 B. Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ............................................................................................................................... ...................6 C. Masyarakat dan Komunitas............................................................................................................12 D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial.............................................................14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................................................17 B. Saran........................................................................................................................... ..................17 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 19 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya. Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain.
  • 4. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi pembaca. B. Rumusan Masalah  Berdasarkanlatarbelakangmasalahdiatas, penulismerumuskanrumusanmasalahsebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial? 2. Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ? 3. Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas? 4. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial? C. Tujuan Makalah  Sejalandenganrumusanmasalahdiatas, makalahinidisusundengantujuanuntukmengetahuidanmendeskripsikan: 1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; 2. Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; 3. Masyarakat dan komunitas; 4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial. D. Manfaat Makalah Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial , secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. 2. pembaca , sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut: 1. Manusia sebagai Makhluk Individu Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut(Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu. Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya. Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi, 2010:39) kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan terus berkembang. Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
  • 6. individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya. Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri. Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri. 2. Manusia sebagai Makhluk Sosial Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
  • 7. Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.  Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagaimakhluksosial, karenabeberapaalasan: a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. B. Interaksi Sosial dan Sosialisasidalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk individu dan Makhluk Sosial Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam. Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai berikut. 1. Interaksi Sosial Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Dikatakan makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu sama lain. Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi berasaldari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan. MenurutGillindanGillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan
  • 8. orang perorangan dengan kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh orang perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok. Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabatangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun termasu kinteraksisosial. Faktor yang pertamaadalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara global dan sangat cepat. Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan diterima oleh orang lain. Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun batin. Faktor yang keempatyaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya. 2. Bentuk Interaksi Sosial Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk kerjasama dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk khusus. Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus yaitu persaingan (competition), kontravnersi (contravention), dan pertentangan (conflict). a. Bentuk Interaksi Asosiatif 1) Kerjasama (cooperation) Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sering terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya atau kelompok yang lainnya.  Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
  • 9. a) Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih mengenai pertukaran barang dan jasa. b) Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut. c) Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai pandangan dan tujuan yang sama. 2) Akomodasi (accomodation) Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. o Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya: a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu paksaan. Contohnya b) Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut. Contohnya c) Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Contohnya d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Contohnya dalam sidang perceraian. e) Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi dalam beribadah. g) Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Contohnya h) Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan. b. Bentuk Interaksi Disosiatif 1) Persaingan (competition) Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekersan. 2) Kontravensi (contravention) Kontraversi adalah rperasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yag ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
  • 10. 3) Pertentangan (conflict) Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan. Bentuk-bentuk pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain: a) Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan oleh antar individu. b) Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan ras. c) Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial. d) Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya terjadi diantara partai-partai polotik untuk mencapai keinginannya. 3. Sosialisasi Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger (Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan masih membutuhkan orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Setiap orang harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. Seseorang belajar memahami apa peranan dirinya yang harus dijalankan dalam masyarakat dan apa peranan orang lain yang harus dijalankan dalam masyarakat. Dengan mengetahui peranan yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses interaksi sosial dengan orang lain. Menurut teori George Herbert Mead menjelaskan bahwa tahapan-tahapan pengembangan diri manusia dalam berinteraksi dibagi dalam beberapa tahap yaitu: play stage, game stage, dan tahap generalized other. Tahap pertama yaitu play stage terjadi pada anak usia dini. Pada tahap ini anak mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama orang tuanya. Ia mulai menirukan apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Contohnya dalam bermain anak terkadang bermain peran yang dijalankan sebagai ibu atau ayah dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada tahap ini anak belum mengerti memahami peranan-peranan yang ditirunya. Tahap kedua yaitu game stage, pada tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan juga anak telah mengetahui peranan yang haru dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalam pertandingan sepak bola. Ketika anak menjadi kiper ia mengetahui tugasnya adalah menjaga agar gawangnya tidak termasuki
  • 11. bola oleh lawannya. Dan ia juga mengetahui peran teman-temannya dan peran tim lawan. Ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis, pelatih dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized other, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil peranan peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan memahami dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia menjadi seorang anak ia mampu memahami peran yang dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang dijalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang dilakukan atsannya dan laun sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa diri seseorang terbentik karena adanya interaksi sosial. Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses sosialisasi, baik itu dimulai dari anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup.apa yang terjadi jika sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti anak tidak akan menjadi manusia seutuhnya, karenan kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Contohnya banyak ditemuakan anak anak yang terlantar dihutan dan dibesarkan oleh hewan atau yang disekap oleh orang tuanya sejak kecil. Mereka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung bagaimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat berpakaian bahkan tidak dapat tertawa atau menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan diberi terapi seperti manusia umumnya, mereka mungkin bisa menerima sedikit demi sedikit perubahan pada diri mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan mereka tidak akan mampu menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, karena kemampuan kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dikehidupan anak. Bila proses sosialisasinya terlambat, maka proses tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan mereka cenderung meninggal dengan usia muda. Sosialisasi dilakukan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa pihak yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media massa dan sistem pendidikan. Peran agen utama yaitu orangtua merupakan peran penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana kita melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya, bagaimana ia menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga
  • 12. yaitu media massa. Media masa sangat erat kaitannya dengan teknologi yang makin maju dan berkembang. Media masa pun sangat penting untuk sosialisasi dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita 4. Bentuk dan Pola Sosialisasi a. Bentuk-bentuk sosialisasi sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia. Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan oleh seluruh individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses identifikasi dan pada masa inilah dumia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia merupakan anggaota efektif masyarakat. Yang kedua yaitu sosialisasi sekunder, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan maka akan menimbulkan dampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan sangat sederhana. b. pola sosialisasi pada dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi (kekerasan/hukuman) dan pola partisipasi. Sosialisasi menggunakan pola represi menekankan pada penggunaan hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan kesalahan. Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan prose represi yaitu penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua, penekanan terhadap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap orang tua dan keinginan orangtua dan lain-lain. Sosialisasi secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia berlaku baik , hukuman dan imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat penting dal=n lain sebagainya. C. Masyarakat dan Komunitas Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu berhubungan dan tidak dapat lepas dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah tersebut tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut, dan untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut. 1. Masyarakat Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi, 2010: 59) mengemukakan devinisi masyarakat sebagai ”a society is that it is an organized collectivity of interacting people whose actives become centered around a set of common goals, and who tend to share
  • 13. common beliefs, attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur yanga ada dalam masyarakat adalah kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya yang terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memilikin kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja interaksi serta tindakan sosial. Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama. Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam wkatu yang relatif lama yang menempati kawasan tertentu. 2. Masyarakat Setempat/ Komunitas Masyarakat setempat atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh tempat. Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok hidup bersam sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Jadi dasar-dasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan perasaan saling ketergantungan . Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat setempat/ komunitas. Devinisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan devinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat. Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi, 2010: 65) mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainchaft dan geselshaft. Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan
  • 14. masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggota anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat perkotaan. D. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua pandangan yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut. 1. Pandangan Individualisme Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal. Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut. a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. b. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
  • 15. rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama. 2. Pandangan Sosialisme Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883). Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara. Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya. 2. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. 3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan masyrakat. 4. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan. . B. Saran Sejalandengankesimpulandiatas, penulismerumuskan saran sebagaiberikut. 1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya. 2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri. 3. Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu menstimulasinya. 4. Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. [Online]. Tersedia: (http://iraars-meandmyself.blogspot.com /2012/03/manusia-sebagai-mahluk-individu- dan.html). [6 Februari 2013] Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press. Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online]. Tersedia: (http://id.shvoong.com/law-and- politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf). [11 Februari 2013]. Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung: Alfabeta.