SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PEMIKIRAN POLITIK BARAT
Kontrak Sosial
Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Disusun oleh :
WIWIT TRI RAHAYU
(071311233082)
MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Pemikiran Politik Barat ini dapat diselesaikan
tepat waktu tanpa adanya kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang
Jean Jacques Rousseau beserta teorinya, kontrak sosial. Makalah ini mencoba mengulas
biografi, latar belakang, teori-teori, dan juga karya J.J, Rousseau.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak membantu
dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan
tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yan Maha Esa membalas
segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas selesainya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu proses
belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.
Surabaya, 31 Desember 2014
Penulis
2
Daftar Isi
 Kata Pengantar ......................................................................................... 1
 Daftar Isi .................................................................................................. 2
 BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................... 3
2. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
 BAB II : PEMBAHASAN
1. Biografi dan Latar Belakang J.J. Rousseau ............................. 4
2. Teori-Teori J.J. Rousseau
a. Kodrat Manusia ......................................................... 5
b. Kontrak Sosial ........................................................... 6
c. Kedaulatan dan Kehendak Umum ............................ 7
d. Demokrasi Langsung ................................................ 8
 BAB III : PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................. 9
2. Opini ........................................................................................ 9
 Daftar Pustaka .......................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Jean Jacques Rousseau merupakan seorang filsuf yang memiliki banyak pemikiran
dalam dunia politik, sehingga perlu untuk mengkaji lebih dalam tentang pemikirannya
terhadap negara dan perpolitikan yang ada di dalamnya. Hal ini diharapkan agar pemikiran J.
J. Rousseau dapat dikelola secara baik setelah mengetahui teori-teori yang disampaikan.
Makalah ini, selain sebagai tugas mata kuliah, juga bertujuan untuk menyebarkan pemikiran
J. J. Rousseau melalui tulisan.
I.2 Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
 Mengetahui dan memahami biografi J. J. Rousseau
 Mengetahui dan memahami teori-teori J. J. Rousseau
4
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Biografidan Latar Belakang J. J. Rousseau
Jean Jacques Rousseau merupakan seorang filsuf yang terlahir di Jenewa, Swiss pada
28 Juni 1712. Kehidupannya tidak begitu bahagia, ibunya, Suzanne Benard, meninggal
sembilan hari setelah kelahirannya akibat komplikasi saat melahirkan. Ayahnya, Isaac
Rousseau pergi meninggalkan Jenewa pada tahun 1722 karena sebuah perkelahian yang
mengancamnya ke penjara. Namun Rousseau banyak mempelajari pemikiran-pemikiran
filosofis dari ayahnya, termasuk kecintaannya terhadap budaya Romawi. Rousseau dengan
agama Calvinis melarikan diri dari rumah pada umur 16 tahun dan menjadi seorang Katolik.
Pelarian ini ia gunakan untuk mengelilingi Eropa, dan ia menetap di Paris. Rousseau penuh
dengan pengalaman serta tidak takut untuk melakukan apapun. Ia pernah menjadi pembantu
Madame de Warens serta menjadi anak didiknya. Madame de Warens pun akhirnya menjadi
kekasihnya dengan tetap memperhatikan pendidikannya, Rousseau disekolahkan di Sekolah
Katolik untuk mendalami seni (Anon, 2008). Dalam pekerjaannya sebagai sekretaris,
Rousseau menyamar menjadi Jacobit Scotis sebelum akhirnya menjadi Duta Besar Prancis di
Venice pada tahun 1743. Kemudian Rousseau menemukan cinta sejatinya pada 1745, yaitu
Thérèse de Vasseur, seorang pembantu yang bekerja di hotel tempat ia tinggal di Paris.
Rousseau dan Thérèse dianugerahi lima orang anak yang kelimanya diserahkan Rousseau
kepada panti asuhan untuk anak terlantar. Sikap Rousseau tentu tidak mencerminkan sisi
romantisisme, namun di sisi lain hal ini menunjukkan kelihaian Rousseau untuk hidup dalam
kontradiksi (Osborne, 2001: 95).
Filsafatnya pun tentu tidak jauh berbeda dengan keadaan hidupnya yang sebenarnya.
Rousseau hidup dalam keadaan konflik yang bertubi-tubi di bawah kekuasaan absolutisme
Prancis dengan Raja Louis XIV. Rousseau memberikan kisah dari hal yang tidak patut ditiru
hingga berbagai hal hebat yang membuat orang tertarik. Rousseau bahkan seperti Lothario
yang imoral dengan keputusan mengirimkan kelima anaknya yang baru lahir ke panti asuhan.
Filsafatnya yang penuh dengan gejolak emosional merupakan cerminan kisah hidupnya. Dari
berbagai konsep yang ia tawarkan, terlihat bahwa Rousseau adalah seorang rasional romantis.
Rousseau menulis autobiografi dengan judul Confession, yang menceritakan dirinya sebagai
orang modern yang tersisih. Rousseau mendapatkan banyak kritik terhadap pemikirannya
yang terkesan anti-mainstream karena berbeda dengan pemikiran filsuf lainnya. Voltaire pun
secara jelas menyatakan kebenciannya kepada Rousseau. Rousseau secara tidak langsung
beranggapan bahwa seni dan sains justru memerosotkan manusia. Ia menyatakan bahwa
sebelum kedua hal tersebut berkembang manusia memang kasar, namun memiliki sikap
natural. Rousseau memimpikan keadaan manusia yang harmonis dan melekat dengan
5
kesatuan organiknya. Rousseau dengan romantisisme ditunjukkan dengan keinginannya
menempatkan perasaan pada keutamaan, dan hati di atas akal (Osborne, 2001: 96).
J. J. Rousseau memulai karir menulisnya setelah ia bertemu dengan filsus Perancis,
Denis Diderot, pada akhir tahun 1740. Rousseau ikut memberikan kontribusi dalam penulisan
“Encyclopédie” yang dikerjakan bersama. Namun, Diderot kemudian menganggap Rousseau
terlalu jauh dari pemikirannya dan meninggalkannya. Diderot bahkan menganggap Rousseau
sebagai pendusta, gagal, pendengki, jahat, dan hypocritical (Anon, 2008). Rousseau
kemudian melanjutkan karir menulisnya diawali dengan buku “Discours sur les Sciences et
les Arts” pada tahun 1750. Lima tahun kemudian ia menulis projek keduanya dengan judul
”Discours sur l’origine et les fondments de l’inegalite” yang juga dikenal dengan “Discourse
in Inequality”. Rousseau bahkan menyempatkan diri untuk menulis novel romantis berjudul
“Julie, ou la nouvelle Héloïse” pada tahun 1761. Pada tahun 1762, ia menerbitkan dua buku
sekaligus. "Du Contrat Social, Principes du droit politique" pada bulan April dan "Émile, ou
de l’Éducation” pada bulan Mei. Buku tersebut menuai kritik agama sehingga dilarang
beredar di Prancis dan Jenewa. Rousseau menulis banyak karya sebelum akhirnya Tuhan
memanggilnya pulang pada 2 Juli 1778. Enambelas tahun kemudian, jasadnya dipindah-
kuburkan di Panthéon dengan hormat (Anon, 2008).
II. 2. Teori-TeoriJ. J. Rousseau
II. 2. a. Kodrat Manusia
Jean Jacques Rousseau memiliki pandangan yang berbeda dengan para filsuf yang
lainnya mengenai keadaan alamiah manusia. Rousseau juga berbeda dengan apa yang
disampaikan oleh Hobbes. Konsep yang dibawa Rousseau tentang manusia lebih ke arah
pesimistik. Dalam pandangan Rousseau, manusia memiliki sifat dasar baik sebelum akhirnya
terpengaruh oleh keadaan negara. Rousseau memiliki pandangan buruk terhadap negara,
bahkan terhadap disiplin-disiplin ilmu: astronomi buruk karena berakar pada kesalahan
astrologi, matematika dilahirkan dari rasa keserakahan, dan fisika berasal dari kecurigaan
yang sia-sia. Rousseau menganggap keadaan manusia yang liar dan baik diubah oleh
keberadaan negara yang memaksanya untuk menuruti kehendak tertentu. Rousseau mencoba
untuk mengembalikan keadaan asali manusia yang dapat berubah menjadi lebih baik, dari
imoral ke manusia bermoral. Argumen-argumen yang digagas Rousseau terkesan akan
menimbulkan banyak kesalahpahaman apabila dibaca oleh orang awam. Kecenderungannya
tentang kodrat manusia sebenarnya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa manusia
sebenarnya dilahirkan bebas dan siap untuk berperang. Kebebasan yang telah dimiliki
manusia sejak awal ini kemudian diberikan kepada negara. Namun, maksud dari Rousseau
yang sesungguhnya adalah manusia memiliki potensi untuk baik meskipun dalam keadaan
6
amoral, tidak diatur oleh hukum melainkan oleh nafsunya. Manusia yang alami merawat
dirinya sendiri untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri (Garvey, 2010: 146).
Rousseau kemudian melihat adanya ketidaksamaan yang disebabkan salah satunya
oleh kekuasaan. Rousseau menilai hal ini dapat terjadi karena kebebasan alamiah manusia
telah mati. Kekuasaan mendorong manusia untuk memiliki hal yang tidak dimiliki oleh orang
lain dan menjadikannya tuan bagi yang tidak memiliki. Terlebih, menurut Rousseau, negara
dengan pangkat yang diberikannya kepada orang adalah ketidaksamaan yang mendorong
adanya perbudakan dan kejahatan. Masyarakat yang dianggap beradab telah merampas
kebebasan alamiah dengan cara-caranya memenangkan pihak yang kuat, kemudian
kemenangan tersebut dijadikan alat untuk memperoleh kekuasaan tunggal dalam tatanan yang
absolut. Sehingga, bagi Rousseau perlu untuk mencari bentuk negara yang baik yang
berdasarkan pada kehendak umum dan kebebasan manusia. Pemikiran-pemikiran akan
konsep inilah yang kemudian mendorong Rousseau untuk melahirkan Kontrak Sosial baru
(Garvey, 2010: 146).
II. 2. b. Kontrak Sosial
Kontrak sosial yang digagas Rousseau merupakan upaya untuk menemukan bentuk
pemerintahan yang mampu menampung dan melindungi kehendak pribadi manusia secara
umum. Sehingga, meskipun manusia terkumpul dalam satu kesatuan masyarakat ia tidak
merasakan sedang berada dalam belenggu yang membatasi kebebasannya. Rousseau
mengaharapkan pemerintahan yang memang terbentuk berdasar pada keinginan anggotanya,
yaitu masyarakatnya, sehingga dalam mematuhi aturan mereka akan mematuhinya sebagai
bagian dari kebebasan yang diciptakannya. Namun, menurut Thomas Hobbes dan John
Locke, hal ini tidak mungkin terjadi. Karena, untuk memperoleh pemerintahan, kebebasan
haruslah diserahkan. Hobbes berpendapat bahwa manusia menyetujui sebuah kontrak
mengindikasikan bahwa mereka menghargai kebebasan di atas dasar kedaulatan. Locke
mengatakan bahwa dengan adanya kontrak berarti manusia telah menyerahkan kebebasannya
untuk menciptakan kedaulatan yang terbebas dari kepentingan pihak. Menurut Rousseau,
manusia bisa menjadi keduanya, yaitu teratur dan bebas. Semua yang perlu dilakukan untuk
mendukung adalah keberadaan perwakilan masyarakat yang benar-benar menampung aspirasi
langsung dan keinginan masyarakat yang sebenarnya. Di sini, Rousseau menambahkan
bahwa kontrak sosial seharusnya, secara partikular, tidak diisi oleh seorang yang dianggap
raja dan dianggap budak. Semua anggota dalam kontrak sosial berstatus sama dalam satu
tubuh untuk menjalankan kepentingan bersama (Garvey, 2010: 149). Kontrak sosial yang
digagas oleh Rousseau sangat mengacu pada general will, karena dianggap akan lebih
mengarah kepada kepentingan bersama (Woolner, 2009: 309).
7
II. 2. c. Kedaulatan dan Kehendak Umum
Hal ini memiliki kaitan erat dengan perkataan Rousseau tentang tubuh politis yang
diciptakan oleh kontrak adalah negara ketika pasif dan kedaulatan ketika aktif. Kedaulatan
memang terlepas dari pemerintahan yang administratif, namun dalam pelaksanaan
pemerintahan kedaulatan diperlukan. Rousseau tidak memungkiri bahwa diperlukan sistem
yang bekerja sama dalam menentukan aturan pemerintahan yang harus tetap berdaulat.
Menurut Rousseau, kedaulatan adalah ketika kepentingan yang dimiliki tidak boleh
berlawanan dengan kepentingan bersama. Kedaulatan selalu mengambil fungsi dari sebuah
keutamaan, dan berada sejajar dengan manusia. Rousseau menambahkan, kepentingan
individu yang banyak mungkin dianggap sebagian orang dapat merusak kberadaan
keadaulatan melalui konflik dan pertikaian. Namun, kepentingan-kepentingan individu
tersebut akan melebur menjadi kepentingan kedaulatan ketika mereka telah berkomitmen
untuk bersama menjadi warga negara (Garvey, 2010: 152).
Kedaulatan dan kehendak umum memiliki kaitan yang tidak dapat dipisahkan.
Kehendak umum muncul melalui pembuat keputusan, yang mana keputusan tersebut diambil
dari kepentingan kedaulatan. Rousseau menunjukkan bahwa sudah seharusnya manusia mulai
berhenti memikirkan kehendak pribadinya dan mengalah untuk kehendak umum yang juga
tidak merugikannya. Rousseau juga menjelaskan tentang perbedaan antara kehendak dan
kehendak umum. Kehendak dapat diartikan sebagai apa yng setiap orang kehendaki, namun
kehendak umum adalah apa yang seharusnya orang-orang kehendaki. Pada kehendak umum,
warga negara diajak untuk berfikir sebagai warga negara dan apa yang harusnya dilakukan
sebagai warga negara. Di sini kemudian dapat ditarik kesimpulan kecil bahwa kedaulatan
adalah ekspresi dari kehendak umum, yang diperoleh dari pemurnian kehedak warga negara
dari kepentingan dan kebaikan bersama. Maka, seseorang yang menolak untuk sejalan
dengan kehendak umum diartikan oleh Rousseau sebagai seseorang yang gagal melatih
kebebasannya (Garvey, 2010: 155).
Rousseau juga menambahkan, mungkin kehendak umum didapatkan tidak dari semua
suara warga negara, namun mayoritas saja. Namun di sini pula Rousseau menekankan pada
kebebasan dan kesamaan. Kesamaan yang lebih mendominasi tentu adalah kebebasan yang
menampung lebih banyak suara. Lebih jauh lagi, Rousseau bahkan menganggap orang yang
keluar dari batas mayoritas kepentinga adalah orang yang tidak seharusnya mempengaruhi
kehendak umum, karena kebebasan yang dimilikinya tidak dialokasikan tepat pada apa yang
seharusnya. Bagaimanapun tetap kaum minoritas memiliki kewajiban untuk menjalankan
keputusan yang telah disepakati, karena ia terikat dengan komitmennya sebagai warga
negara. Kedaulatan dan kehendak umum inilah yang kemudian mengusung pemikiran
Rousseau kepada demokrasi langsung (Wilsoon, 2009: 309)
8
II. 2. d. DemokrasiLangsung
Untuk mendukung pemikirannya mengenai kodrat manusia, kontrak sosial, dan juga
kedaulatan dan kehendak umum, Rousseau memunculkan sistem pemerintahan dengan basis
demokrasi langsung. Dimana para pelaksana dan pembuat hukum dipilih langsung oleh
warga negaranya. Namun, Rousseau juga menyadari bahwa demokrasi langsung tidak dapat
diberlakukan pada negara yang terlalu besar, karena akan sulit untuk menjangkau segala
sesuatunya. Namun negara yang terlalu kecil juga tidak cocok untuk sistem seperti ini, karena
negara kecil cenderung tidak dapat menjamin kebebasan warga negaranya. Sehingga dalam
hal ini diperlukan negara yang tidak terlalu besar dan tidak pula kecil, seperti halnya Jenewa.
Rousseau juga menambahkan bahwa dia lebih menyukai bentuk negara kota pada masa
Yunani Kuno (Wilsoon, 2009: 309).
Demokrasi langsung tentu membutuhkan banyak hal pendukung dalam
pelaksanaannya. Salah satunya adalah dengan pemungutan suara. Di sini Rousseau
menekankan pada jumlah kuantitas pemilih dengan tanpa melihat status kekuasaan. Dengan
demikian, diharapkan yang terpilih adalah representasi dari kehendak umum warga negara.
Dalam pembuatan kebijakan pun suara yang digunakan harus menampung kehendak umum,
oleh karena itu dibutuhkan negara yang tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Dalam
hal ini, suara kaum minoritas dianggap sebagai sebuah suara egois yang perlu disadarkan
dengan menciptakan lembaga yang membina rasa kesadaran akan kepentingan bersama
(Situmorang, 2004: 4).
Man wasborn free, and everywhere he is in chains ~ Jean JacquesRousseau
9
BAB III
PENUTUP
III. 1.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya Rousseau merupakan filsuf
yang juga memiliki pengaruh besar dalam dunia politik. Bahkan pemikirannya pun mampu
mendorong terjadinya Revolusi Perancis. Pemikiran-pemikiran yang digagas oleh Rousseau
secara garis besar searah dengan pengalaman hidupnya yang bergejolak. Teori-teori yang
digagasnya pun berani berbeda dengan filsuf yang lain dan mengabaikan cercaan yang
diterima bahkan dari seorang yang sebelumnya menjadi temannya. Rousseau terus
menunjukkan eksistensinya sebagai “orang modern yang tersisih” melalu tulisan-tulisannya.
Meskipun dua dari tulisannya dianggap terlalu kontroversial dan dilarang beredar di Jenewa
dan Prancis, Rousseau tetap tangguh dan tidak menyerah untuk menyebarluaskan
pemikirannya.
Teori-teori yang digagas seperti konsep tentang kodrat manusia, kontrak sosial,
kedaulatan dan kehendak umum, hingga demokrasi langsung juga menunjukkan sikap
rasional romantisnya. Rousseau menganggap keberadaan manusia yang amoral memiliki
potensi untuk menjadi baik, apabila dikelola oleh sistem yang baik pula. Namun, keadaan
sistem negara yang dilihat Rousseau terlalu buruk untuk menjadikn manusia baik. Maka
diperlukan kontrak sosial yang disepakati untuk menjamin kebebasan manusia secara teratur.
Meskipun terkesan tidak mungkin untuk menggabungkan keteraturan dengan kebebasan,
sebagaimana dinyatakan oleh Hobbes dan Locke, Rousseau tetap percaya hal tersebut dapat
terjadi apabila kesepakatan pada sistem yang ada didasarkan pada kedaulatan dan kehendak
umum. Lebih lanjut lagi, yang akan melahirkan sistem demokrasi langsung. Namun,
demokrasi gagasan Rousseau juga diakui tidak dapat dilaksanakan pada negara yang terlalu
luas dan sempit.
III. 2. Opini
Dari pemaparan makalah di atas dapat diketahui bahwa keadaan hidup seseorang akan
mempengaruhi pola pikir dalam menanggapi sesuatu. Gagasan-gasana Rousseau yang
berbeda menunjukkan pengalaman hidupnya yang juga berbeda. Keputusannya untuk
memberikan kelima anaknya ke panti asuhan bukan tanpa alasan, namun terlihat bahwa
Rousseau ingin memberikan kebebasan natural kepada anak-anaknya tanpa belenggu
peraturan orangtua. Terlihat bahwa Rousseau terlalu mencintai keadaan alamiah manusia
sebelum dibelenggu oleh peraturan negara. Gagasan Rousseau tentang demokrasi langsung
juga menunjukkan dukungannya terhadap kebebasan manusia, meskipun pada kenyataannya
sulit untuk direalisasikan oleh sebuah negara.
10
Daftar Pustaka
Anon, 2008. The Basics of Philosophy: Jean-Jacques Rousseau [online]. Tersedia dalam
http://www.philosophybasics.com/philosophers_rousseau.html. (Diakses pada 28
Desember 2014)
Garvey, James, 2010. 20 Karya Filsafat Terbesar. Diterjemahkan oleh CB. Mulyatno Pr.
Yogyakarta: Kanisius.
Osborne, Richard, 2001. Filsafat untuk Pemula. Diterjemahkan oleh P. Hardono Hadi.
Yogyakarta: Kanisius.
Situmorang, Tonny P., 2004. Pandangan Rousseau Tentang Negara Sebagai
Kehendak Umum. Universitas Sumatera Utara.
Woolner, H., 2009. To What Extent can Jean-Jacques Rousseau’s ‘The Social Contract’ and
John Berger’s ‘G.’ Be Said to Show Democracy As the Best Political Model for A
Society [pdf]. The University of Nottingham: School pf English Studies.

More Related Content

What's hot

Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesiaKebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
indrisukma
 
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandaMakalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
juniska efendi
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Elsa Lopez
 
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
bulan purnama
 
Perkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di IndonesiaPerkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di Indonesia
YunndBoregh
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Mohammad Nawawi
 

What's hot (20)

Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesiaKebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
Kebijakan voc dan pengaruhnya bagi rakyat indonesia
 
Moderasi Beragama.pptx
Moderasi Beragama.pptxModerasi Beragama.pptx
Moderasi Beragama.pptx
 
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandaMakalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
 
Pers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde BaruPers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde Baru
 
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaFilsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
 
Sistem politik islam
Sistem politik islamSistem politik islam
Sistem politik islam
 
Kel. 7 tipe tipe negara berdasarkan sejarah
Kel. 7 tipe tipe negara berdasarkan sejarahKel. 7 tipe tipe negara berdasarkan sejarah
Kel. 7 tipe tipe negara berdasarkan sejarah
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
 
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
 
KB 3 Running Notes dan Footnotes
KB 3 Running Notes dan FootnotesKB 3 Running Notes dan Footnotes
KB 3 Running Notes dan Footnotes
 
Sila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasilaSila ke 5 dalam pancasila
Sila ke 5 dalam pancasila
 
Bab 1 mujahadah,husnudzan,ukhuwah
Bab 1 mujahadah,husnudzan,ukhuwahBab 1 mujahadah,husnudzan,ukhuwah
Bab 1 mujahadah,husnudzan,ukhuwah
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Bangun dan bangkitlah wahai pejuang islam
Bangun dan bangkitlah wahai pejuang islamBangun dan bangkitlah wahai pejuang islam
Bangun dan bangkitlah wahai pejuang islam
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Hubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politikHubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politik
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
 
Perkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di IndonesiaPerkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di Indonesia
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
Perkembangan Sosiologi Perancis
Perkembangan Sosiologi PerancisPerkembangan Sosiologi Perancis
Perkembangan Sosiologi Perancis
 

Viewers also liked

Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
jxycruz
 
ClientConnection2016-01
ClientConnection2016-01ClientConnection2016-01
ClientConnection2016-01
Vic Hemard
 
Brochure-AH-Agusut-2014
Brochure-AH-Agusut-2014Brochure-AH-Agusut-2014
Brochure-AH-Agusut-2014
Koen Klouwens
 
ClientConnection2016-05
ClientConnection2016-05ClientConnection2016-05
ClientConnection2016-05
Vic Hemard
 
ClientConnection2015-03
ClientConnection2015-03ClientConnection2015-03
ClientConnection2015-03
Vic Hemard
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
Wiwit Alfyan
 

Viewers also liked (15)

Mera medicare ppt
Mera medicare pptMera medicare ppt
Mera medicare ppt
 
Awarded travalarm app
Awarded travalarm appAwarded travalarm app
Awarded travalarm app
 
KNOWLEDGE IS POWER
KNOWLEDGE IS POWERKNOWLEDGE IS POWER
KNOWLEDGE IS POWER
 
Nowledge is power
Nowledge is powerNowledge is power
Nowledge is power
 
Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
Question 6: What have you learned about technologies from the process of cons...
 
ClientConnection2016-01
ClientConnection2016-01ClientConnection2016-01
ClientConnection2016-01
 
Brochure-AH-Agusut-2014
Brochure-AH-Agusut-2014Brochure-AH-Agusut-2014
Brochure-AH-Agusut-2014
 
CONTABILIDAD
CONTABILIDADCONTABILIDAD
CONTABILIDAD
 
Mobile application development company imobdev
Mobile application development company   imobdevMobile application development company   imobdev
Mobile application development company imobdev
 
ali_safe
ali_safeali_safe
ali_safe
 
ClientConnection2016-05
ClientConnection2016-05ClientConnection2016-05
ClientConnection2016-05
 
ClientConnection2015-03
ClientConnection2015-03ClientConnection2015-03
ClientConnection2015-03
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
 
Bs pai sma kelas xi
Bs pai sma kelas xiBs pai sma kelas xi
Bs pai sma kelas xi
 
Awarded travalarm app delivered by i mobdev technologies
Awarded travalarm app delivered by i mobdev technologiesAwarded travalarm app delivered by i mobdev technologies
Awarded travalarm app delivered by i mobdev technologies
 

Similar to Makalah Pemikiran Politik

Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi LangsungMakalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
Retno Anggraeni
 
Friedrich nietszche
Friedrich nietszcheFriedrich nietszche
Friedrich nietszche
swirawan
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
zukhrufi17
 

Similar to Makalah Pemikiran Politik (20)

Usaha-usaha Jean-Jacques Rousseau melahirkan masyarakat yang berpengetahuan
Usaha-usaha Jean-Jacques Rousseau melahirkan masyarakat yang berpengetahuanUsaha-usaha Jean-Jacques Rousseau melahirkan masyarakat yang berpengetahuan
Usaha-usaha Jean-Jacques Rousseau melahirkan masyarakat yang berpengetahuan
 
Makalah kelompok JJ Rousseau
Makalah kelompok JJ RousseauMakalah kelompok JJ Rousseau
Makalah kelompok JJ Rousseau
 
Jean jacques rousseau
Jean jacques rousseauJean jacques rousseau
Jean jacques rousseau
 
MAkalah Filsafat
MAkalah FilsafatMAkalah Filsafat
MAkalah Filsafat
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Jean jacquest
Jean jacquestJean jacquest
Jean jacquest
 
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi LangsungMakalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
Makalah Individu Pemikiran Poltik Barat J.J. Rousseau: Demokrasi Langsung
 
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.pptSejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
 
Strukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan SemiotikStrukturalisme dan Semiotik
Strukturalisme dan Semiotik
 
Sejarah sosiologi
Sejarah sosiologiSejarah sosiologi
Sejarah sosiologi
 
Friedrich nietszche
Friedrich nietszcheFriedrich nietszche
Friedrich nietszche
 
Makalah cixous
Makalah cixousMakalah cixous
Makalah cixous
 
4086793.ppt
4086793.ppt4086793.ppt
4086793.ppt
 
SOSIOLOGI DAN PERADABAN
SOSIOLOGI DAN PERADABANSOSIOLOGI DAN PERADABAN
SOSIOLOGI DAN PERADABAN
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 
Emile Durkheim.pptx
Emile Durkheim.pptxEmile Durkheim.pptx
Emile Durkheim.pptx
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
George boas
George boasGeorge boas
George boas
 
Makalah Bahasa Indonesia (Jenis-jenis Ideologi)
Makalah Bahasa Indonesia (Jenis-jenis Ideologi)Makalah Bahasa Indonesia (Jenis-jenis Ideologi)
Makalah Bahasa Indonesia (Jenis-jenis Ideologi)
 

Makalah Pemikiran Politik

  • 1. PEMIKIRAN POLITIK BARAT Kontrak Sosial Jean Jacques Rousseau (1712-1778) Disusun oleh : WIWIT TRI RAHAYU (071311233082) MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
  • 2. 1 Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Pemikiran Politik Barat ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang Jean Jacques Rousseau beserta teorinya, kontrak sosial. Makalah ini mencoba mengulas biografi, latar belakang, teori-teori, dan juga karya J.J, Rousseau. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yan Maha Esa membalas segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas selesainya makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu proses belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin. Surabaya, 31 Desember 2014 Penulis
  • 3. 2 Daftar Isi  Kata Pengantar ......................................................................................... 1  Daftar Isi .................................................................................................. 2  BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ......................................................................... 3 2. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3  BAB II : PEMBAHASAN 1. Biografi dan Latar Belakang J.J. Rousseau ............................. 4 2. Teori-Teori J.J. Rousseau a. Kodrat Manusia ......................................................... 5 b. Kontrak Sosial ........................................................... 6 c. Kedaulatan dan Kehendak Umum ............................ 7 d. Demokrasi Langsung ................................................ 8  BAB III : PENUTUP 1. Kesimpulan .............................................................................. 9 2. Opini ........................................................................................ 9  Daftar Pustaka .......................................................................................... 10
  • 4. 3 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jean Jacques Rousseau merupakan seorang filsuf yang memiliki banyak pemikiran dalam dunia politik, sehingga perlu untuk mengkaji lebih dalam tentang pemikirannya terhadap negara dan perpolitikan yang ada di dalamnya. Hal ini diharapkan agar pemikiran J. J. Rousseau dapat dikelola secara baik setelah mengetahui teori-teori yang disampaikan. Makalah ini, selain sebagai tugas mata kuliah, juga bertujuan untuk menyebarkan pemikiran J. J. Rousseau melalui tulisan. I.2 Tujuan Penulisan Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :  Mengetahui dan memahami biografi J. J. Rousseau  Mengetahui dan memahami teori-teori J. J. Rousseau
  • 5. 4 BAB II PEMBAHASAN II. 1. Biografidan Latar Belakang J. J. Rousseau Jean Jacques Rousseau merupakan seorang filsuf yang terlahir di Jenewa, Swiss pada 28 Juni 1712. Kehidupannya tidak begitu bahagia, ibunya, Suzanne Benard, meninggal sembilan hari setelah kelahirannya akibat komplikasi saat melahirkan. Ayahnya, Isaac Rousseau pergi meninggalkan Jenewa pada tahun 1722 karena sebuah perkelahian yang mengancamnya ke penjara. Namun Rousseau banyak mempelajari pemikiran-pemikiran filosofis dari ayahnya, termasuk kecintaannya terhadap budaya Romawi. Rousseau dengan agama Calvinis melarikan diri dari rumah pada umur 16 tahun dan menjadi seorang Katolik. Pelarian ini ia gunakan untuk mengelilingi Eropa, dan ia menetap di Paris. Rousseau penuh dengan pengalaman serta tidak takut untuk melakukan apapun. Ia pernah menjadi pembantu Madame de Warens serta menjadi anak didiknya. Madame de Warens pun akhirnya menjadi kekasihnya dengan tetap memperhatikan pendidikannya, Rousseau disekolahkan di Sekolah Katolik untuk mendalami seni (Anon, 2008). Dalam pekerjaannya sebagai sekretaris, Rousseau menyamar menjadi Jacobit Scotis sebelum akhirnya menjadi Duta Besar Prancis di Venice pada tahun 1743. Kemudian Rousseau menemukan cinta sejatinya pada 1745, yaitu Thérèse de Vasseur, seorang pembantu yang bekerja di hotel tempat ia tinggal di Paris. Rousseau dan Thérèse dianugerahi lima orang anak yang kelimanya diserahkan Rousseau kepada panti asuhan untuk anak terlantar. Sikap Rousseau tentu tidak mencerminkan sisi romantisisme, namun di sisi lain hal ini menunjukkan kelihaian Rousseau untuk hidup dalam kontradiksi (Osborne, 2001: 95). Filsafatnya pun tentu tidak jauh berbeda dengan keadaan hidupnya yang sebenarnya. Rousseau hidup dalam keadaan konflik yang bertubi-tubi di bawah kekuasaan absolutisme Prancis dengan Raja Louis XIV. Rousseau memberikan kisah dari hal yang tidak patut ditiru hingga berbagai hal hebat yang membuat orang tertarik. Rousseau bahkan seperti Lothario yang imoral dengan keputusan mengirimkan kelima anaknya yang baru lahir ke panti asuhan. Filsafatnya yang penuh dengan gejolak emosional merupakan cerminan kisah hidupnya. Dari berbagai konsep yang ia tawarkan, terlihat bahwa Rousseau adalah seorang rasional romantis. Rousseau menulis autobiografi dengan judul Confession, yang menceritakan dirinya sebagai orang modern yang tersisih. Rousseau mendapatkan banyak kritik terhadap pemikirannya yang terkesan anti-mainstream karena berbeda dengan pemikiran filsuf lainnya. Voltaire pun secara jelas menyatakan kebenciannya kepada Rousseau. Rousseau secara tidak langsung beranggapan bahwa seni dan sains justru memerosotkan manusia. Ia menyatakan bahwa sebelum kedua hal tersebut berkembang manusia memang kasar, namun memiliki sikap natural. Rousseau memimpikan keadaan manusia yang harmonis dan melekat dengan
  • 6. 5 kesatuan organiknya. Rousseau dengan romantisisme ditunjukkan dengan keinginannya menempatkan perasaan pada keutamaan, dan hati di atas akal (Osborne, 2001: 96). J. J. Rousseau memulai karir menulisnya setelah ia bertemu dengan filsus Perancis, Denis Diderot, pada akhir tahun 1740. Rousseau ikut memberikan kontribusi dalam penulisan “Encyclopédie” yang dikerjakan bersama. Namun, Diderot kemudian menganggap Rousseau terlalu jauh dari pemikirannya dan meninggalkannya. Diderot bahkan menganggap Rousseau sebagai pendusta, gagal, pendengki, jahat, dan hypocritical (Anon, 2008). Rousseau kemudian melanjutkan karir menulisnya diawali dengan buku “Discours sur les Sciences et les Arts” pada tahun 1750. Lima tahun kemudian ia menulis projek keduanya dengan judul ”Discours sur l’origine et les fondments de l’inegalite” yang juga dikenal dengan “Discourse in Inequality”. Rousseau bahkan menyempatkan diri untuk menulis novel romantis berjudul “Julie, ou la nouvelle Héloïse” pada tahun 1761. Pada tahun 1762, ia menerbitkan dua buku sekaligus. "Du Contrat Social, Principes du droit politique" pada bulan April dan "Émile, ou de l’Éducation” pada bulan Mei. Buku tersebut menuai kritik agama sehingga dilarang beredar di Prancis dan Jenewa. Rousseau menulis banyak karya sebelum akhirnya Tuhan memanggilnya pulang pada 2 Juli 1778. Enambelas tahun kemudian, jasadnya dipindah- kuburkan di Panthéon dengan hormat (Anon, 2008). II. 2. Teori-TeoriJ. J. Rousseau II. 2. a. Kodrat Manusia Jean Jacques Rousseau memiliki pandangan yang berbeda dengan para filsuf yang lainnya mengenai keadaan alamiah manusia. Rousseau juga berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Hobbes. Konsep yang dibawa Rousseau tentang manusia lebih ke arah pesimistik. Dalam pandangan Rousseau, manusia memiliki sifat dasar baik sebelum akhirnya terpengaruh oleh keadaan negara. Rousseau memiliki pandangan buruk terhadap negara, bahkan terhadap disiplin-disiplin ilmu: astronomi buruk karena berakar pada kesalahan astrologi, matematika dilahirkan dari rasa keserakahan, dan fisika berasal dari kecurigaan yang sia-sia. Rousseau menganggap keadaan manusia yang liar dan baik diubah oleh keberadaan negara yang memaksanya untuk menuruti kehendak tertentu. Rousseau mencoba untuk mengembalikan keadaan asali manusia yang dapat berubah menjadi lebih baik, dari imoral ke manusia bermoral. Argumen-argumen yang digagas Rousseau terkesan akan menimbulkan banyak kesalahpahaman apabila dibaca oleh orang awam. Kecenderungannya tentang kodrat manusia sebenarnya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa manusia sebenarnya dilahirkan bebas dan siap untuk berperang. Kebebasan yang telah dimiliki manusia sejak awal ini kemudian diberikan kepada negara. Namun, maksud dari Rousseau yang sesungguhnya adalah manusia memiliki potensi untuk baik meskipun dalam keadaan
  • 7. 6 amoral, tidak diatur oleh hukum melainkan oleh nafsunya. Manusia yang alami merawat dirinya sendiri untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri (Garvey, 2010: 146). Rousseau kemudian melihat adanya ketidaksamaan yang disebabkan salah satunya oleh kekuasaan. Rousseau menilai hal ini dapat terjadi karena kebebasan alamiah manusia telah mati. Kekuasaan mendorong manusia untuk memiliki hal yang tidak dimiliki oleh orang lain dan menjadikannya tuan bagi yang tidak memiliki. Terlebih, menurut Rousseau, negara dengan pangkat yang diberikannya kepada orang adalah ketidaksamaan yang mendorong adanya perbudakan dan kejahatan. Masyarakat yang dianggap beradab telah merampas kebebasan alamiah dengan cara-caranya memenangkan pihak yang kuat, kemudian kemenangan tersebut dijadikan alat untuk memperoleh kekuasaan tunggal dalam tatanan yang absolut. Sehingga, bagi Rousseau perlu untuk mencari bentuk negara yang baik yang berdasarkan pada kehendak umum dan kebebasan manusia. Pemikiran-pemikiran akan konsep inilah yang kemudian mendorong Rousseau untuk melahirkan Kontrak Sosial baru (Garvey, 2010: 146). II. 2. b. Kontrak Sosial Kontrak sosial yang digagas Rousseau merupakan upaya untuk menemukan bentuk pemerintahan yang mampu menampung dan melindungi kehendak pribadi manusia secara umum. Sehingga, meskipun manusia terkumpul dalam satu kesatuan masyarakat ia tidak merasakan sedang berada dalam belenggu yang membatasi kebebasannya. Rousseau mengaharapkan pemerintahan yang memang terbentuk berdasar pada keinginan anggotanya, yaitu masyarakatnya, sehingga dalam mematuhi aturan mereka akan mematuhinya sebagai bagian dari kebebasan yang diciptakannya. Namun, menurut Thomas Hobbes dan John Locke, hal ini tidak mungkin terjadi. Karena, untuk memperoleh pemerintahan, kebebasan haruslah diserahkan. Hobbes berpendapat bahwa manusia menyetujui sebuah kontrak mengindikasikan bahwa mereka menghargai kebebasan di atas dasar kedaulatan. Locke mengatakan bahwa dengan adanya kontrak berarti manusia telah menyerahkan kebebasannya untuk menciptakan kedaulatan yang terbebas dari kepentingan pihak. Menurut Rousseau, manusia bisa menjadi keduanya, yaitu teratur dan bebas. Semua yang perlu dilakukan untuk mendukung adalah keberadaan perwakilan masyarakat yang benar-benar menampung aspirasi langsung dan keinginan masyarakat yang sebenarnya. Di sini, Rousseau menambahkan bahwa kontrak sosial seharusnya, secara partikular, tidak diisi oleh seorang yang dianggap raja dan dianggap budak. Semua anggota dalam kontrak sosial berstatus sama dalam satu tubuh untuk menjalankan kepentingan bersama (Garvey, 2010: 149). Kontrak sosial yang digagas oleh Rousseau sangat mengacu pada general will, karena dianggap akan lebih mengarah kepada kepentingan bersama (Woolner, 2009: 309).
  • 8. 7 II. 2. c. Kedaulatan dan Kehendak Umum Hal ini memiliki kaitan erat dengan perkataan Rousseau tentang tubuh politis yang diciptakan oleh kontrak adalah negara ketika pasif dan kedaulatan ketika aktif. Kedaulatan memang terlepas dari pemerintahan yang administratif, namun dalam pelaksanaan pemerintahan kedaulatan diperlukan. Rousseau tidak memungkiri bahwa diperlukan sistem yang bekerja sama dalam menentukan aturan pemerintahan yang harus tetap berdaulat. Menurut Rousseau, kedaulatan adalah ketika kepentingan yang dimiliki tidak boleh berlawanan dengan kepentingan bersama. Kedaulatan selalu mengambil fungsi dari sebuah keutamaan, dan berada sejajar dengan manusia. Rousseau menambahkan, kepentingan individu yang banyak mungkin dianggap sebagian orang dapat merusak kberadaan keadaulatan melalui konflik dan pertikaian. Namun, kepentingan-kepentingan individu tersebut akan melebur menjadi kepentingan kedaulatan ketika mereka telah berkomitmen untuk bersama menjadi warga negara (Garvey, 2010: 152). Kedaulatan dan kehendak umum memiliki kaitan yang tidak dapat dipisahkan. Kehendak umum muncul melalui pembuat keputusan, yang mana keputusan tersebut diambil dari kepentingan kedaulatan. Rousseau menunjukkan bahwa sudah seharusnya manusia mulai berhenti memikirkan kehendak pribadinya dan mengalah untuk kehendak umum yang juga tidak merugikannya. Rousseau juga menjelaskan tentang perbedaan antara kehendak dan kehendak umum. Kehendak dapat diartikan sebagai apa yng setiap orang kehendaki, namun kehendak umum adalah apa yang seharusnya orang-orang kehendaki. Pada kehendak umum, warga negara diajak untuk berfikir sebagai warga negara dan apa yang harusnya dilakukan sebagai warga negara. Di sini kemudian dapat ditarik kesimpulan kecil bahwa kedaulatan adalah ekspresi dari kehendak umum, yang diperoleh dari pemurnian kehedak warga negara dari kepentingan dan kebaikan bersama. Maka, seseorang yang menolak untuk sejalan dengan kehendak umum diartikan oleh Rousseau sebagai seseorang yang gagal melatih kebebasannya (Garvey, 2010: 155). Rousseau juga menambahkan, mungkin kehendak umum didapatkan tidak dari semua suara warga negara, namun mayoritas saja. Namun di sini pula Rousseau menekankan pada kebebasan dan kesamaan. Kesamaan yang lebih mendominasi tentu adalah kebebasan yang menampung lebih banyak suara. Lebih jauh lagi, Rousseau bahkan menganggap orang yang keluar dari batas mayoritas kepentinga adalah orang yang tidak seharusnya mempengaruhi kehendak umum, karena kebebasan yang dimilikinya tidak dialokasikan tepat pada apa yang seharusnya. Bagaimanapun tetap kaum minoritas memiliki kewajiban untuk menjalankan keputusan yang telah disepakati, karena ia terikat dengan komitmennya sebagai warga negara. Kedaulatan dan kehendak umum inilah yang kemudian mengusung pemikiran Rousseau kepada demokrasi langsung (Wilsoon, 2009: 309)
  • 9. 8 II. 2. d. DemokrasiLangsung Untuk mendukung pemikirannya mengenai kodrat manusia, kontrak sosial, dan juga kedaulatan dan kehendak umum, Rousseau memunculkan sistem pemerintahan dengan basis demokrasi langsung. Dimana para pelaksana dan pembuat hukum dipilih langsung oleh warga negaranya. Namun, Rousseau juga menyadari bahwa demokrasi langsung tidak dapat diberlakukan pada negara yang terlalu besar, karena akan sulit untuk menjangkau segala sesuatunya. Namun negara yang terlalu kecil juga tidak cocok untuk sistem seperti ini, karena negara kecil cenderung tidak dapat menjamin kebebasan warga negaranya. Sehingga dalam hal ini diperlukan negara yang tidak terlalu besar dan tidak pula kecil, seperti halnya Jenewa. Rousseau juga menambahkan bahwa dia lebih menyukai bentuk negara kota pada masa Yunani Kuno (Wilsoon, 2009: 309). Demokrasi langsung tentu membutuhkan banyak hal pendukung dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah dengan pemungutan suara. Di sini Rousseau menekankan pada jumlah kuantitas pemilih dengan tanpa melihat status kekuasaan. Dengan demikian, diharapkan yang terpilih adalah representasi dari kehendak umum warga negara. Dalam pembuatan kebijakan pun suara yang digunakan harus menampung kehendak umum, oleh karena itu dibutuhkan negara yang tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Dalam hal ini, suara kaum minoritas dianggap sebagai sebuah suara egois yang perlu disadarkan dengan menciptakan lembaga yang membina rasa kesadaran akan kepentingan bersama (Situmorang, 2004: 4). Man wasborn free, and everywhere he is in chains ~ Jean JacquesRousseau
  • 10. 9 BAB III PENUTUP III. 1.Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya Rousseau merupakan filsuf yang juga memiliki pengaruh besar dalam dunia politik. Bahkan pemikirannya pun mampu mendorong terjadinya Revolusi Perancis. Pemikiran-pemikiran yang digagas oleh Rousseau secara garis besar searah dengan pengalaman hidupnya yang bergejolak. Teori-teori yang digagasnya pun berani berbeda dengan filsuf yang lain dan mengabaikan cercaan yang diterima bahkan dari seorang yang sebelumnya menjadi temannya. Rousseau terus menunjukkan eksistensinya sebagai “orang modern yang tersisih” melalu tulisan-tulisannya. Meskipun dua dari tulisannya dianggap terlalu kontroversial dan dilarang beredar di Jenewa dan Prancis, Rousseau tetap tangguh dan tidak menyerah untuk menyebarluaskan pemikirannya. Teori-teori yang digagas seperti konsep tentang kodrat manusia, kontrak sosial, kedaulatan dan kehendak umum, hingga demokrasi langsung juga menunjukkan sikap rasional romantisnya. Rousseau menganggap keberadaan manusia yang amoral memiliki potensi untuk menjadi baik, apabila dikelola oleh sistem yang baik pula. Namun, keadaan sistem negara yang dilihat Rousseau terlalu buruk untuk menjadikn manusia baik. Maka diperlukan kontrak sosial yang disepakati untuk menjamin kebebasan manusia secara teratur. Meskipun terkesan tidak mungkin untuk menggabungkan keteraturan dengan kebebasan, sebagaimana dinyatakan oleh Hobbes dan Locke, Rousseau tetap percaya hal tersebut dapat terjadi apabila kesepakatan pada sistem yang ada didasarkan pada kedaulatan dan kehendak umum. Lebih lanjut lagi, yang akan melahirkan sistem demokrasi langsung. Namun, demokrasi gagasan Rousseau juga diakui tidak dapat dilaksanakan pada negara yang terlalu luas dan sempit. III. 2. Opini Dari pemaparan makalah di atas dapat diketahui bahwa keadaan hidup seseorang akan mempengaruhi pola pikir dalam menanggapi sesuatu. Gagasan-gasana Rousseau yang berbeda menunjukkan pengalaman hidupnya yang juga berbeda. Keputusannya untuk memberikan kelima anaknya ke panti asuhan bukan tanpa alasan, namun terlihat bahwa Rousseau ingin memberikan kebebasan natural kepada anak-anaknya tanpa belenggu peraturan orangtua. Terlihat bahwa Rousseau terlalu mencintai keadaan alamiah manusia sebelum dibelenggu oleh peraturan negara. Gagasan Rousseau tentang demokrasi langsung juga menunjukkan dukungannya terhadap kebebasan manusia, meskipun pada kenyataannya sulit untuk direalisasikan oleh sebuah negara.
  • 11. 10 Daftar Pustaka Anon, 2008. The Basics of Philosophy: Jean-Jacques Rousseau [online]. Tersedia dalam http://www.philosophybasics.com/philosophers_rousseau.html. (Diakses pada 28 Desember 2014) Garvey, James, 2010. 20 Karya Filsafat Terbesar. Diterjemahkan oleh CB. Mulyatno Pr. Yogyakarta: Kanisius. Osborne, Richard, 2001. Filsafat untuk Pemula. Diterjemahkan oleh P. Hardono Hadi. Yogyakarta: Kanisius. Situmorang, Tonny P., 2004. Pandangan Rousseau Tentang Negara Sebagai Kehendak Umum. Universitas Sumatera Utara. Woolner, H., 2009. To What Extent can Jean-Jacques Rousseau’s ‘The Social Contract’ and John Berger’s ‘G.’ Be Said to Show Democracy As the Best Political Model for A Society [pdf]. The University of Nottingham: School pf English Studies.