SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
LAPORAN KASUS
BELL’S PALSY
Avelina Irene Djedoma
Program Internsip Dokter Indonesia
RSUD Klungkung
BAB I
PENDAHULUAN
Bell’s palsy (BP) :
• paresis nervus fasialis perifer
• bersifat akut
• penyebabnya tidak diketahui pasti (idiopatik)
• Apabila faktor penyebab jelas maka disebut paralisis
fasialis perifer dan bukan bell’s palsy
• Insiden BP dilaporkan sekitar 40-70% dari semua
kelumpuhan saraf fasialis perifer akut
• Terdapat 10–30 pasien per 100.000 populasi per
tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur
Quality Standards Subcommittee of the American Academy of
Neurology (AAN) :
steroid merupakan obat yang efektif dan antiviral (asiklovir)
merupakan obat yang mungkin efektif dalam meningkatkan
probabilitas pemulihan fungsi nervus fasialis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bell’s palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi
secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak
menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus
fasialis
• Insiden BP dilaporkan sekitar 40-70% dari semua kelumpuhan
saraf fasialis perifer akut
• Prevalensi rata-rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000
populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur
• terbanyak pada usia 21–30 tahun.
• Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
• adanya riwayat terpapar udara dingin seperti naik kendaraan
dengan kaca terbuka, tidur di lantai atau bergadang sebelum
menderita bell’s palsy
4 teori etiologi Bell’s palsy
Teori
iskemik
vaskuler
Teori
herediter
Teori
infeksi
virus
Teori
imunologi
Patofisiologi Bell’s Palsy
Gambaran Klinis • timbul secara mendadak
• penderita menyadari
adanya kelumpuhan pada
salah satu sisi wajahnya
pada waktu bangun pagi,
bercermin atau saat sikat
gigi/berkumur
• Bell’s palsy hampir selalu
unilateral.
• Pada sisi wajah yang
terkena, ekspresi akan
menghilang sehingga
lipatan nasolabialis akan
menghilang
• kedipan mata berkurang
Diagnosis
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
NEUROLOGI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Diagnosa Banding
Otitis Media
Supurativa dan
Mastoiditis
Herpes Zoster
Otikus
Trauma kapitis
Sindroma Guillain
– Barre dan
Miastenia Gravis
Leukimia
Tumor
Intrakranialis
Terapi
Istirahat terutama
pada keadaan
akut
Medikamentosa
Kortikosteroid :
• steroid sangat efektif dan harus digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pemulihan kembali
fungsi nervus fasialis.
• Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan
penurunan dosis dalam waktu 5 hari berikutnya
yaitu diturunkan 10 mg/hari
Antiviral :
• Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali sehari
selama 10 hari atau Valaciclovir 500 mg 2 kali
sehari selama 5 hari
• Bell’s palsy awitan awal  antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan kembali
nervus fasilalis >7%
Fisioterapi
Operasi
Komplikasi
Crocodile tear phenomene
Synkinesis
Tic Facialis sampai
Hemifacial Spasme
Prognosis
Prognosis Bell’s palsy baik yaitu sekitar 80-90%
penderita sembuh dalam waktu 6 minggu
sampai tiga bulan tiga bulan tanpa ada
kecacatan
Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih,
mempunyai peluang 40% sembuh total dan
beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa
Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka
penderita cenderung meninggalkan gejala sisa
Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai
kedua sisi wajah
Bell’s palsy kambuh pada 10-15 % penderita
Sekitar 30 % penderita yang kambuh ipsilateral
menderita tumor N. VII atau tumor kelenjar
parotis
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama : Siderah
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kusamba
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan: 11 November 2014
Keluhan utama :
Mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan dirasakan
terutama saat pasien berkumur-kumur di pagi hari dan merasakan air keluar dari mulutnya.
Di pagi hari saat bangun pagi , mulut penderita mencong ke kanan, mata kiri tidak menutup
sempurna sehingga terasa perih dan berair, pipi terasa kencang. Sisi wajah sebelah kiri
terasa tebal, kaku, dan bergerak sendiri. Makan baik, bila minum air sering keluar dari sisi
mulut sebelah kiri. Tidak ada keluhan nyeri di sekitar telinga kiri. Riwayat keluar cairan dari
telinga kiri tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran. Keluhan pusing berputar, gangguan
pendengaran, rasa makanan berkurang, demam, batuk, pilek tidak ada. Pasien memiliki
riwayat tidur di lantai dan menggunakan kipas angin saat malam hari sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
• Riwayat diabetes, hipertensi, dan trauma tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hanya penderita yang sakit seperti ini.
Riwayat Sosial :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan
pasien setiap hari adalah pergi ke pasar jam 5 pagi dan
jarang menggunakan helm. Pasien sering tidur di lantai
dan menggunakan kipas angin karena cuaca sangat
panas. Pasien adalah pengguna jaminankesehatan JKBM.
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital : TD 130/90 mmHg; N
64x/m; R 20x/m; S 36.3°C
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel
pada daerah sekitar telinga dan tidak terdapat
pembengkakan atau massa pada kelenjer parotis
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan
lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Bentuk : mesosefal
Simetri : (+)
Nyeri tekan : (-)
Pulsasi : (-)
Leher
Sikap : tegak
Pergerakan : bebas ke segala
arah
Kaku kuduk : (-)
Saraf otak
Status Neurologi
Extremitas
A. Superior
Inspeksi
Atrofi otot : ( - )
Pseudohypertrofi : ( - )
Palpasi
Nyeri : ( - )
kontraktur : ( - )
konsistensi : lembek
Perkusi
normal : normal
reaksi myotonik : ( - )
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75
%), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi
(25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak
sama sekali (0%).
Lengan kanan kiri
M. Deltoid (abduksi lengan atas) : 5 5
 M. biceps (flexi lengan bawah) : 5 5
- M. Triceps (ekstensi lengan bawah) : 5 5
- Flexi sendi pergelangan tangan : 5 5
- Ekstensi pergelangan tangan : 5 5
- Membuka jari – jari tangan : 5 5
- Menutup jari – jari tangan : 5 5
• Tonus otot
- tonus otot lengan (N) (N)
- hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- rigid (-) (-)
- rebound Phenomen tidak dilakukan
• Refleks fisiologis
- B P R (+) (+)
- T P R (+) (+)
• Refleks Patologis
- Hoffman (-) (-)
- tromner (-) (-)
SENSIBILITAS
Eksteroseptik : tidak dilakukan
Propioseptik : tidak dilakukan
Enteroseptik : tidak dilakukan
Rasa kombinasi : tidak dilakukan
B. Inferior
inspeksi : normal
palpasi : normal
perkusi : normal
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal
(75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan
sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada
gerak sama sekali (0%).
Tungkai kanan kiri
- Flexi artic coxae (tungkai atas) : 5 5
- Extensi artic coxae (tungkai atas) : 5 5
- Flexi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5
- Extensi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5
- Flexi plantar kaki : 5 5
- Ekxtensi dorsal kaki : 5 5
- Gerakan jari-jari : 5 5
Tonus otot tungkai KANAN KIRI
- hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- rigid (-) (-)
- rebound Phenomenon (-) (-)
Refleks fisiologis
- KPR (+) (+)
- BPR (+) (+)
Refleks patologis
 Babinsky (-) (-)
 Chaddok (-) (-)
 Openheim (-) (-)
• Gordon (-) (-)
 Gonda (-) (-)
 Schaeffer (-) (-)
 Rossolimo (-) (-)
 Mendel-Bechterew (-) (-)
 Stransky (-) (-)
SENSIBILITAS
Eksteroseptik : tdk dilakukan
Propioseptik : tdk dilakukan
Enteroseptik : tdk dilakukan
Rasa kombinasi : tdk dilakukan
Koordinasi
Jari tangan-jari tangan : (+)
Jari tangan-hidung : (+)
Ibu jari kaki-tangan : tdk dilakukan
Tumit-lutut : tdk dilakukan
Pronasi-supinasi : tdk dilakukan
Tapping dgn jari-jari tangan : tdk dilakukan
Tapping dgn jari-jari kaki : tdk dilakukan
Gait station : tdk dilakukan
Fungsi luhur : dbn
Refleks-refleks primitif : -
Susunan saraf otonom : dbn
Gait dan keseimbangan
Diagnosa klinis : Bell’s Palsy Sinistra
Diagnosa topis : Sekitar foramen stilomastoideus
Diagnosa etiologi : Idiopatik
Fungsional : Penurunan kemampuan fungsional
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (makan/mengunyah,
minum/berkumur, tersenyum)
Diagnosis
• Methylprednisolone 3x4 mg
• Mecobalamin 3x 1 tab
• Fisioterapi
Terapi
Ad vitam : dubius ad bonam
Ad fungsional : dubius ad bonam
Prognosis
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan suatu kasus Bell’s
palsy pada pasien perempuan
berusia 36 tahun
Data epidemiologi:
• prevalensi Bell’s palsy rata-rata berkisar
antara 10–30 pasien per 100.000 populasi
per tahun dan meningkat sesuai
pertambahan umur.
• Data yang dikumpulkan dari 4 buah Rumah
sakit di Indonesia didapatkan frekuensi
Bell’s palsy sebesar 19,55 % dari seluruh
kasus neuropati
• Terbanyak pada usia 21–30 tahun.
• Lebih sering terjadi pada wanita daripada
pria.
Pada pasien ini didapatkan riwayat
tidur di lantai dan menggunakan
kipas angin saat malam hari
sebelumnya
• Tidak didapati perbedaan insiden antara
iklim panas maupun dingin
• Pada beberapa penderita didapatkan
adanya riwayat terpapar udara dingin
seperti naik kendaraan dengan kaca
terbuka, tidur di lantai atau bergadang
sebelum menderita bell’s palsy.
Anamnesis :
didapatkan bahwa terdapat
kelumpuhan pada nervus fasialis
tipe perifer :
• mulut pasien mencong ke kanan
• mata kiri tidak menutup
sempurna
• pipi terasa kencang
• Sisi wajah sebelah kiri terasa
tebal, kaku, dan bergerak sendiri
Pemeriksaan Fisik:
kelemahan pada otot wajah sisi kiri
dan menunjukkan lesi pada N.VII
perifer
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
serta beberapa pemeriksaan fisik, dalam hal ini
yaitu pemeriksaan neurologis.
Pada Bell’s palsy ditemukan adanya lesi nervus
fasialis (N.VII) perifer yang dapat dinilai saat
pasien dalam keadaan diam dan saat gerak
(kontraksi otot-otot yang dipersarafi N.VII)
Lesi di luar foramen stylomastoideus
Pemeriksaan laboratorium, CT
scan, MRI dan elektrodiagnostik
tidak dilakukan pada pasien ini
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
spesifik untuk mendiagnosis kasus Bell’s palsy,
kecuali bila dicurigai adanya penyebab yang
lain.
Pada pasien ini kortikosteroid kita
berikan pada hari kedua onset
penyakit dengan dosis
3x 4 mg methylprednisolone
yang direncanakan diturunkan
dosisnya pada hari kelima
Pada pasien Bell’s palsy dengan onset yang
baru, steroid sangat efektif dan harus
digunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pemulihan kembali fungsi nervus fasialis.
dosis prednisolon yang digunakan adalah 60
mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan
penurunan dosis dalam waktu 5 hari
berikutnya yaitu diturunkan 10 mg/hari.
Pemberian methylprednisolone
yang minimal pada kasus ini
adalah karena pertimbangan efek
samping seperti mual muntah
yang sering terjadi dengan dosis
prednisolone 60 mg/hari
Pada pasien ini tidak
diberikan antivirus
Pada penelitian yang dilakukan oleh ANA tahun
2012 didapatkan bahwa pada pasien dengan
Bell’s palsy awitan awal, antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan kembali
nervus fasilalis >7%
pasien dapat diberikan antiviral tetapi
diinformasikan mengenai keuntungan antiviral
yang belum dapat dibuktikan
pasien dirujuk ke bagian
rehabilitasi medik untuk
dilakukan fisioterapi.
Fisioterapi sering dikerjakan bersama-sama
pemberian kortikosteroid, dapat dianjurkan
pada stadium akut. Tujuan fisioterapi untuk
mempertahankan tonus otot yang lumpuh.
TERIMA KASIH
House Brackmann Facial grading system

More Related Content

Similar to LAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt

106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutReny Erawati
 
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptxmuhammadrivaldo8
 
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxLAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxHikayatWahyu
 
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxrefleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxmalisalukman
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamsulisratnawati
 
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxAvinoMulanaFikri1
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiZollananda
 
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112VebyBeloMusuMarewa
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 

Similar to LAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt (20)

106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
Presus kuu
Presus kuuPresus kuu
Presus kuu
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
stroke.pdf
stroke.pdfstroke.pdf
stroke.pdf
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akut
 
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx
(PPT) Laporan Kasus Poli Epilepsi.pptx
 
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxLAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Kasus - BPPV.pptx
Kasus - BPPV.pptxKasus - BPPV.pptx
Kasus - BPPV.pptx
 
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxrefleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Laporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMILaporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMI
 
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
 
Case Report Session.pptx
Case Report Session.pptxCase Report Session.pptx
Case Report Session.pptx
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
Cbd tht meniere disease veby b.m. marewa 1415112
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
dokumen.tips_ppt-hhd.pptx
dokumen.tips_ppt-hhd.pptxdokumen.tips_ppt-hhd.pptx
dokumen.tips_ppt-hhd.pptx
 

Recently uploaded

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

LAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt

  • 1. LAPORAN KASUS BELL’S PALSY Avelina Irene Djedoma Program Internsip Dokter Indonesia RSUD Klungkung
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Bell’s palsy (BP) : • paresis nervus fasialis perifer • bersifat akut • penyebabnya tidak diketahui pasti (idiopatik) • Apabila faktor penyebab jelas maka disebut paralisis fasialis perifer dan bukan bell’s palsy • Insiden BP dilaporkan sekitar 40-70% dari semua kelumpuhan saraf fasialis perifer akut • Terdapat 10–30 pasien per 100.000 populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur Quality Standards Subcommittee of the American Academy of Neurology (AAN) : steroid merupakan obat yang efektif dan antiviral (asiklovir) merupakan obat yang mungkin efektif dalam meningkatkan probabilitas pemulihan fungsi nervus fasialis
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bell’s palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis • Insiden BP dilaporkan sekitar 40-70% dari semua kelumpuhan saraf fasialis perifer akut • Prevalensi rata-rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000 populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur • terbanyak pada usia 21–30 tahun. • Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria • adanya riwayat terpapar udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca terbuka, tidur di lantai atau bergadang sebelum menderita bell’s palsy
  • 4. 4 teori etiologi Bell’s palsy Teori iskemik vaskuler Teori herediter Teori infeksi virus Teori imunologi Patofisiologi Bell’s Palsy
  • 5. Gambaran Klinis • timbul secara mendadak • penderita menyadari adanya kelumpuhan pada salah satu sisi wajahnya pada waktu bangun pagi, bercermin atau saat sikat gigi/berkumur • Bell’s palsy hampir selalu unilateral. • Pada sisi wajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang • kedipan mata berkurang
  • 6. Diagnosis ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN NEUROLOGI PEMERIKSAAN PENUNJANG Diagnosa Banding Otitis Media Supurativa dan Mastoiditis Herpes Zoster Otikus Trauma kapitis Sindroma Guillain – Barre dan Miastenia Gravis Leukimia Tumor Intrakranialis
  • 7. Terapi Istirahat terutama pada keadaan akut Medikamentosa Kortikosteroid : • steroid sangat efektif dan harus digunakan untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan kembali fungsi nervus fasialis. • Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan penurunan dosis dalam waktu 5 hari berikutnya yaitu diturunkan 10 mg/hari Antiviral : • Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali sehari selama 10 hari atau Valaciclovir 500 mg 2 kali sehari selama 5 hari • Bell’s palsy awitan awal  antiviral yang dikombinasikan dengan steroid tidak meningkatkan probabilitas pemulihan kembali nervus fasilalis >7% Fisioterapi Operasi
  • 8. Komplikasi Crocodile tear phenomene Synkinesis Tic Facialis sampai Hemifacial Spasme Prognosis Prognosis Bell’s palsy baik yaitu sekitar 80-90% penderita sembuh dalam waktu 6 minggu sampai tiga bulan tiga bulan tanpa ada kecacatan Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih, mempunyai peluang 40% sembuh total dan beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka penderita cenderung meninggalkan gejala sisa Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai kedua sisi wajah Bell’s palsy kambuh pada 10-15 % penderita Sekitar 30 % penderita yang kambuh ipsilateral menderita tumor N. VII atau tumor kelenjar parotis
  • 9. LAPORAN KASUS Identitas pasien Nama : Siderah Umur : 36 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kusamba Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Tanggal Pemeriksaan: 11 November 2014 Keluhan utama : Mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terutama saat pasien berkumur-kumur di pagi hari dan merasakan air keluar dari mulutnya. Di pagi hari saat bangun pagi , mulut penderita mencong ke kanan, mata kiri tidak menutup sempurna sehingga terasa perih dan berair, pipi terasa kencang. Sisi wajah sebelah kiri terasa tebal, kaku, dan bergerak sendiri. Makan baik, bila minum air sering keluar dari sisi mulut sebelah kiri. Tidak ada keluhan nyeri di sekitar telinga kiri. Riwayat keluar cairan dari telinga kiri tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran. Keluhan pusing berputar, gangguan pendengaran, rasa makanan berkurang, demam, batuk, pilek tidak ada. Pasien memiliki riwayat tidur di lantai dan menggunakan kipas angin saat malam hari sebelumnya.
  • 10. Riwayat Penyakit Dahulu : • Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada. • Riwayat diabetes, hipertensi, dan trauma tidak ada. Riwayat Penyakit Keluarga : Hanya penderita yang sakit seperti ini. Riwayat Sosial : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan pasien setiap hari adalah pergi ke pasar jam 5 pagi dan jarang menggunakan helm. Pasien sering tidur di lantai dan menggunakan kipas angin karena cuaca sangat panas. Pasien adalah pengguna jaminankesehatan JKBM.
  • 11. Status Present Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis GCS : E4V5M6 Tanda vital : TD 130/90 mmHg; N 64x/m; R 20x/m; S 36.3°C Status General Kepala : Normocephali Mata : anemia -/-, ikt-/- THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel pada daerah sekitar telinga dan tidak terdapat pembengkakan atau massa pada kelenjer parotis Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-) Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba Ekstremitas : dalam batas normal. Pemeriksaan Fisik
  • 12. Kepala Bentuk : mesosefal Simetri : (+) Nyeri tekan : (-) Pulsasi : (-) Leher Sikap : tegak Pergerakan : bebas ke segala arah Kaku kuduk : (-) Saraf otak Status Neurologi
  • 13.
  • 14.
  • 15. Extremitas A. Superior Inspeksi Atrofi otot : ( - ) Pseudohypertrofi : ( - ) Palpasi Nyeri : ( - ) kontraktur : ( - ) konsistensi : lembek Perkusi normal : normal reaksi myotonik : ( - )
  • 16. Motorik Kekuatan otot ( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%). Lengan kanan kiri M. Deltoid (abduksi lengan atas) : 5 5  M. biceps (flexi lengan bawah) : 5 5 - M. Triceps (ekstensi lengan bawah) : 5 5 - Flexi sendi pergelangan tangan : 5 5 - Ekstensi pergelangan tangan : 5 5 - Membuka jari – jari tangan : 5 5 - Menutup jari – jari tangan : 5 5
  • 17. • Tonus otot - tonus otot lengan (N) (N) - hypotoni (-) (-) - Spastik (-) (-) - rigid (-) (-) - rebound Phenomen tidak dilakukan • Refleks fisiologis - B P R (+) (+) - T P R (+) (+) • Refleks Patologis - Hoffman (-) (-) - tromner (-) (-)
  • 18. SENSIBILITAS Eksteroseptik : tidak dilakukan Propioseptik : tidak dilakukan Enteroseptik : tidak dilakukan Rasa kombinasi : tidak dilakukan B. Inferior inspeksi : normal palpasi : normal perkusi : normal
  • 19. Motorik Kekuatan otot ( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%). Tungkai kanan kiri - Flexi artic coxae (tungkai atas) : 5 5 - Extensi artic coxae (tungkai atas) : 5 5 - Flexi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5 - Extensi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5 - Flexi plantar kaki : 5 5 - Ekxtensi dorsal kaki : 5 5 - Gerakan jari-jari : 5 5
  • 20. Tonus otot tungkai KANAN KIRI - hypotoni (-) (-) - Spastik (-) (-) - rigid (-) (-) - rebound Phenomenon (-) (-) Refleks fisiologis - KPR (+) (+) - BPR (+) (+) Refleks patologis  Babinsky (-) (-)  Chaddok (-) (-)  Openheim (-) (-) • Gordon (-) (-)  Gonda (-) (-)  Schaeffer (-) (-)  Rossolimo (-) (-)  Mendel-Bechterew (-) (-)  Stransky (-) (-)
  • 21. SENSIBILITAS Eksteroseptik : tdk dilakukan Propioseptik : tdk dilakukan Enteroseptik : tdk dilakukan Rasa kombinasi : tdk dilakukan
  • 22. Koordinasi Jari tangan-jari tangan : (+) Jari tangan-hidung : (+) Ibu jari kaki-tangan : tdk dilakukan Tumit-lutut : tdk dilakukan Pronasi-supinasi : tdk dilakukan Tapping dgn jari-jari tangan : tdk dilakukan Tapping dgn jari-jari kaki : tdk dilakukan Gait station : tdk dilakukan Fungsi luhur : dbn Refleks-refleks primitif : - Susunan saraf otonom : dbn Gait dan keseimbangan
  • 23. Diagnosa klinis : Bell’s Palsy Sinistra Diagnosa topis : Sekitar foramen stilomastoideus Diagnosa etiologi : Idiopatik Fungsional : Penurunan kemampuan fungsional dalam melakukan aktivitas sehari-hari (makan/mengunyah, minum/berkumur, tersenyum) Diagnosis • Methylprednisolone 3x4 mg • Mecobalamin 3x 1 tab • Fisioterapi Terapi Ad vitam : dubius ad bonam Ad fungsional : dubius ad bonam Prognosis
  • 24. PEMBAHASAN Telah dilaporkan suatu kasus Bell’s palsy pada pasien perempuan berusia 36 tahun Data epidemiologi: • prevalensi Bell’s palsy rata-rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000 populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur. • Data yang dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bell’s palsy sebesar 19,55 % dari seluruh kasus neuropati • Terbanyak pada usia 21–30 tahun. • Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
  • 25. Pada pasien ini didapatkan riwayat tidur di lantai dan menggunakan kipas angin saat malam hari sebelumnya • Tidak didapati perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin • Pada beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca terbuka, tidur di lantai atau bergadang sebelum menderita bell’s palsy. Anamnesis : didapatkan bahwa terdapat kelumpuhan pada nervus fasialis tipe perifer : • mulut pasien mencong ke kanan • mata kiri tidak menutup sempurna • pipi terasa kencang • Sisi wajah sebelah kiri terasa tebal, kaku, dan bergerak sendiri Pemeriksaan Fisik: kelemahan pada otot wajah sisi kiri dan menunjukkan lesi pada N.VII perifer Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis serta beberapa pemeriksaan fisik, dalam hal ini yaitu pemeriksaan neurologis. Pada Bell’s palsy ditemukan adanya lesi nervus fasialis (N.VII) perifer yang dapat dinilai saat pasien dalam keadaan diam dan saat gerak (kontraksi otot-otot yang dipersarafi N.VII) Lesi di luar foramen stylomastoideus
  • 26. Pemeriksaan laboratorium, CT scan, MRI dan elektrodiagnostik tidak dilakukan pada pasien ini Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis kasus Bell’s palsy, kecuali bila dicurigai adanya penyebab yang lain. Pada pasien ini kortikosteroid kita berikan pada hari kedua onset penyakit dengan dosis 3x 4 mg methylprednisolone yang direncanakan diturunkan dosisnya pada hari kelima Pada pasien Bell’s palsy dengan onset yang baru, steroid sangat efektif dan harus digunakan untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan kembali fungsi nervus fasialis. dosis prednisolon yang digunakan adalah 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan penurunan dosis dalam waktu 5 hari berikutnya yaitu diturunkan 10 mg/hari. Pemberian methylprednisolone yang minimal pada kasus ini adalah karena pertimbangan efek samping seperti mual muntah yang sering terjadi dengan dosis prednisolone 60 mg/hari
  • 27. Pada pasien ini tidak diberikan antivirus Pada penelitian yang dilakukan oleh ANA tahun 2012 didapatkan bahwa pada pasien dengan Bell’s palsy awitan awal, antiviral yang dikombinasikan dengan steroid tidak meningkatkan probabilitas pemulihan kembali nervus fasilalis >7% pasien dapat diberikan antiviral tetapi diinformasikan mengenai keuntungan antiviral yang belum dapat dibuktikan pasien dirujuk ke bagian rehabilitasi medik untuk dilakukan fisioterapi. Fisioterapi sering dikerjakan bersama-sama pemberian kortikosteroid, dapat dianjurkan pada stadium akut. Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh.
  • 29. House Brackmann Facial grading system