SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
LAPORAN
KASUS
Oleh :
Hikayat Wahyu Ramadani
19710077
SMF ILMU PENYAKT SYARAF RSUD PENDIDIKAN SIDOARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Tumor Cerebry
Dosen Pembimbing :
dr. Syamsu Rahmadi, Sp.S
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
Ny. W
Umur
56 Tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Alamat
Desa Sukosari Mojokerto
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa
Jawa/Indonesia
Status
Menikah
Tanggal MRS
20 Juli 2023
Tanggal pemeriksaan
21 Juli 2023
No. RM
2230297
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Kesadaran Menurun
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Perempuan Ny. W 56 tahun datang ke IGD RSUD Sidoarjo
dibawa oleh Keluarga dengan keluhan Kesadaran Menurun saat sedang
menonton TV. Pasien terdiagnosa tumor otak satu tahun yang lalu, Tetapi
keluarga menolak untuk dilakukan Tindakan operasi. Selama 1 tahun
Keluhan hilang timbul pasien juga sering mengeluhkan badan lemas,
sering lupa dan pusing. tidak disertai bicara pelo, muntah (+) 4x dari
rumah sampai menuju RS, nyeri kepala (+), sesak (-), demam (-), kejang
(-), riwayat jatuh (-), sulit menelan (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
HT (+), DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Penggunaan Obat :
• Amlodipin 10 mg
Riwayat Sosial :
Pasien Tidak merokok dan minum Alkohol
Riwayat Alergi :
Tidak ada
TANDA-TANDA VITAL
PEMERIKSAAN
IGD
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Apatis
AVPU : verbal
K/L A/I/C/D : -/-/-/-
Tekanan Darah : 178/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5° C
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 60 kg
BMI : 24 kg/m2 (normal)
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Apatis
K/L A/I/C/D : -/-/-/-
Tekanan Darah : 154/89 mmHg
Nadi : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,9° C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala :
• A/I/C/D : -/-/-/-
• Refleks Cahaya : +/+
• Pupil BI : 3mm/3mm
Leher :
• Pembesaran KGB (-),
massa (-), deviasi trakea (-),
peningkatan JVP (-)
Dada :
• Cor
o S1 S2 tunggal reguler,
murmur (-), gallop (-)
• Pulmo
o Vesikuler +/+
o Rhonki -/-
o Wheezing -/-
Abdomen :
• I : distensi (-)
• A : bising usus : (+) normal
• P : shifting dullness (-),
hepatosplenomegali (-), nyeri
tekan (-)
• P : timpani
Ekstremitas :
• AHKM
• Edema
- -
- -
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS NEUROLOGIS
GCS : 4-4-6
Pupil :
• BI 3mm/3mm
• Reflek cahaya +/+
Meningeal sign :
• Kaku kuduk (-)
• Brudzinski 1 (-)
• Brudzinski 2 (-)
• Brudzinski 3 (-)
• Brudzinski 4 (-)
• Kernig sign (-)
Motorik :
Refleks Fisiologis :
BPR +2/+2
TPR +2/+2
KPR +2/+2
APR +2/+2
Refleks Patologis :
Babinski -/-
Chaddock -/-
Hoffman -/-
Tromner -/-
Gordon -/-
Oppenheim -/-
Schaffer -/-
Refleks Superfisial :
Refleks dinding perut : tidak dilakukan
Refleks kremaster : tidak dilakukan
Refleks gluteal : tidak dilakukan
5 5
5 5
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Nervus Pemeriksaan Kanan kiri
N I Olfaktorius Daya penghidu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N II Optikus Tajam penglihatan
Lapang pandang
Penglihatan warna
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N III Okulomotorius Kedudukan bola mata Di tengah Di tengah
N IV Troklear Pergerakan bola mata Normal Normal
N V Trigeminus Otot temporalis dan maseter + +
N VI Abdusens Bentuk pupil
Diameter pupil
Reflek cahaya
Bulat
3 mm
+
Bulat
3 mm
+
N VII Facialis Saat diam :
• Kerutan dahi
• Tinggi alis
• Sudut mata
• Lipatan nasolabial
Saat bergerak :
• Meringis
• Mengerutkan dahi
• Menutup mata
• Pengecapan 2/3 depan lidah
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak dilakukan
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Nervus Pemeriksaan Kanan kiri
N VIII
Vestibulocochlearis
Romberg test, rinne test, weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N IX Glosofaringeus
N X Vagus
Arcus faring
Pengecapan 1/3 belakang lidah
Reflek muntah
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N XI Aksesorius Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
Normal Normal
N XII Hipoglosus Kedudukan lidah pada saat istirahat
Menjulurkan lidah
Fasikulasi lidah
Atrofi
Normal
Devisiasi (D)
-
-
Normal
Devisiasi (D)
-
-
PEMERIKSAAN SENSORIK
EKSTEROSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI
Rasa Nyeri Superficial Lengan kanan Normal
lengan kiri normal
Tidak dilakukan Tungkai kanan Normal,
tungkai kiri normal
Rasa Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PROPIOSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI
Rasa Dalam Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasa Getar Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
EKSTEROSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI
Reffered Pain Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Darah Lengkap
WBC 8.15
RBC 4,9
HGB 14,5
HCT 43.0
PLT 234
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Hitung Jenis
Eosinofil 0.30 (↓)
Basofil 0.20
Neutrofil 85,7 (↑)
Limfosit 10,4 (↓)
Monosit 3,0 (↓)
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Kimia Klinik
Gula Darah
Sewaktu
140
BUN 11,4
Creatinin 0,6
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Elektrolit
Natrium 136
Kalium 4,2
Chlorida 102
RESUME
Perempuan usia 56 tahun datang ke IGD RSUD Sidoarjo dengan Penurunan Kesadaran, akut sejak 3
jam sebelum MRS. Gejala yang timbul saat melakukan aktivitas disertai muntah (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
HT (+)
Mengkonsumsi Amlodipin 10 mg
Pemeriksaan Laboratorium
Eosinofil : 0.30 (↓)
Neutrofil : 85,7 (↑)
Limfosit : 10,4 (↓)
Monosit : 3,0 (↓)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto CT Scan kepala
tanpa kontras
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis :
Penurunan Kesadaran, Disorientasi dan
muntah (+)
Diagnosis Topis :
Subkortek
Diagnosis Etiologis :
Tumor Cerebry
PLANNING PENATALAKSANAAN
• Inf. Asering 14 tpm
• Inf. Manitol 7 tpm
• Inj. Citicolin 3 x 500 mg
• Inj. OMZ 2 x 40 mg
• Inj. Lapibal 5000 2x1
• Inj Antrain 3x1
• Inj. Dexamethason 2x1
Farmakologi
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
 Tumor:
 Suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan
oleh mutasi DNA di dalam sel
 Tumor otak:
 Suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak
merupakan penyakit yang menyerang otak manusia
Benign
Tumbuh lambat
Noncancerous
Tidak meluas ke
jaringan sekitar
Malignant
Cancerous
Progresif (tumbuh
secaracepat)
Dapat menginvasi
jaringan sekitar dan
dapat kambuh bahkan
setelah terapi
Cell character
Primary vs secondary
•Asal dari jaringan otak, meningen,
hipofisis dan selaput myelin
•>> anak
Primary
• Metastase dari organ lain
ke otak
Secondary
Epidemiologi
 Tumor primer kira-kira 50% adalah glioma, 20 % meningioma,
15 % adenoma dan 7 % neurinoma.
 Pada orang dewasa 60 % terletak di supratentorial,
sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di infratentorial.
 Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah
tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.
 Terdapat 3 – 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.
ETIOLOGI TUMOR OTAK
Genetik
Bagian embrional yang tersisa
Radiasi
Trauma berulang
Kimia dan Virus
Metastase
PATOLOGI
Absorbsi csf
Gejala peningkatan
tekanan intrakranial
Kompensasi:
1. Vasokonstriksi
pembuluh darah otak
2. Mempercepat
absorbs csf
KLASIFIKASI
 Berdasarkan jenis tumor
 Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)
 Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma
 Apendymoma
• Berdasarkan lokasi
• Tumor intradural
• Ekstramedular
• Cleurofibroma
• Meningioma
• Intramedular
• Apendymoma
• Astrocytoma
• Oligodendroglioma
• Hemangioblastoma
• Tumor ekstradural
• Merupakan metastase dari
lesi primer, biasanya pada
payudara, prostal, tiroid, paru
– paru, ginjal dan lambung.
GLIOMA
 Astrositoma:
 Seringkali menginfiltrasi ke otak
 Tidak memberikan banyak gangguan pada otak
pada awal kejadian
 Seringkali tidak ganas,namun dapat berkembang
menjadi ganas
 Astrositoma memiliki 4 grade: grade I- IV 
Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform
 Glioma yang paling ganas
 Memiliki kecepatan pertumbuhan yang
sangat tinggi
 Eksisi bedah yang lengkap tidak
mungkin dilakukan
 Harapan hidup pada umumnya sekitar
12 bulan.
 Predileksi utamanya adalah lobus
frontalis.
 Oligodendriglioma
 Lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma
 Tumor relatif avaskular dan cenderung mengalami
kalsifikasi
 Biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa muda
 Dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial (timbul
hingga 10 tahun)
 Secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan
intracranial
 Dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan
hemoragi.
Ependimoma
 Tumor ganas yang jarang terjadi
 Berasal dari hubungan erat pada ependim yang
menutupi ventrikel
 Paling sering terjadi pada fossa posterior
 Sering terjadi pada anak maupun orang dewasa
 Makin muda usia pasien maka makin buruk
prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak
kurang dari 7 tahun) (alasan prognosis yang
buruk masih belum diketahui).
MENINGIOMA
 Meningioma timbul dari meninges
 Tumor otak yang paling umum pada orang dewasa
(dua kali lebih umum terjadi pada wanita)
 Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat genetic
(diturunkan)
 Sebagian besar meningioma bersifat jinak, dan
sebagian besar dapat disembuhkan dengan
operasi.
 Meningioma yang bersifat ganas dapat muncul
kembali setelah dioperasi, bahkan bisa menyebar ke
organ lain.
MEDULLOBLASTOMA
 Berkembang dari sel neuroectodermal (sel saraf
primitif) di otak kecil
 Tumbuh cepat dan sering menyebar ke seluruh jalur
cairan serebrospinal
 Dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
 Lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan
orang dewasa.
 Termasuk dalam bagian dari kelas tumor disebut tumor
neuroectodermal primitif (PNETs) yang dapat terjadi
pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem saraf
pusat.
GEJALA KLINIS
Gejala umum:
 Sakit kepala
 Muntah
 Papil edem
 Perubahan kepribadian dan
status mental
 Kejang
 penurunan focal
motorik,sensor dan disfungsi
saraf cranial
GEJALA SPESIFIK
(TERLOKALISIR)
• Lobus frontalis:
• Bradipsikisme
• Gangguan n. olfactorius
• Gangguan n. optikus
• Lobus temporalis:
• Epilepsi psikomotor/
parsial kompleks
• Hemianopsia
• Hemiparesis kontra lateral
•Lobus oksipital:
• Gangguan viisus
• Halusinasi optik
•Serebelum:
• Ataksia
• Dismetria
• Disdiakokinesis
• Intention tremor
• hipotonia
Tumor pada
konveksivitas:
◦ Epiplepsi Jackson
◦ Hemiparesis konttralateral
◦ Afasia
◦ afasia ekspresif
◦ Afasia receptive
◦ Afasia konduksi
◦ Afasia anomik
◦ Afasia global
PENEGAKAN DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis :
1. menanyakan adakah
gejala klinis yang muncul dari
tumor otak
2. Apakah sudah ada tumor di
organ lain atau belum 
memastikan primer atau
sekunder
3. Menanyakan karakter tumor
 menentukan benign/
malignant
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk
mengobservasi tumor otak adalah:
 Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan
lapang pandang, penglihatan kabur
 Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
 Reflek Keseimbangan dan koordinasi
 Penciuman dan sentuhan
 Motorik
 Jantung
 Sistem pernafasan
 Sistem hormonal
Pemeriksaan
Penunjang
X-Ray
CT-Scan
MRI
Biopsi
Angiografi
EEG
TATALAKSANA
1. Pembedahan
Indikasi utama dari pembedahan
tumor otak yaitu:
Diagnosis
Dekompresi
Sitoreduksi
2. Radioterapi
 Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapy tunggal.
 Indikasi radioterapi:
 Glioma maligna,
 Oligodendroglioma,
 Dysgerminoma,
 Limfoma SSP primer,
 Meduloblastoma,
 Ependimoma,
 Meningioma (maligna, inoperable),
 Adenoma hipofise
3. Kemoterapi
 Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan
pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai
terapi tambahan dengan metode yang beragam.
 Indikasi dilakukan:
 Pengobatan induksi
 Kemoterapi adjuvant
 Kemoterapi Primer
 Kemoterapi Neo-adjuvant
4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi
 Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang
sudah bermetastase. Sedangkan untuk imunoterapi dengan
menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara
khusus untuk menyerang dan menghancurkan sel tumor otal.b.
 Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari
kanker primer ginjal dan melanoma, akan tetapi
kemanjurannya masih perlu dibuktikan
5. Kortikosteroid dan obat lainnya
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala
dan perubahan kesadaran.
Agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan
cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan
TIK.
Anti kejang (penitoin) digunakan untuk mencegah dan
mengobati kejang.
Morfin bila pasien mempunyai nyeri hebat
DIAGNOSIS BANDING
 Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah
peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda
deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak
ruang di otak dapat menimbulkan gejala diatas, sehingga
agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa
hal berikut:
 Abses intraserebral
 Epidural hematom
 Hipertensi intrakranial benigna
 Meningitis kronik.
KOMPLIKASI
 Gangguan tidur dan mood.
 Gangguan fisik neurologist disebabkan
peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium
yang terbatas sehingga mengganggu fungsi
normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.
 Gangguan kognitif disebabkan pertumbuhan
tumor yang semakin mendesak bagian otak
disekitarnya
 Disfungsi seksual
PROGNOSIS
 Berdasarkan data di Negara-negara maju,
dengandiagnosis dini dan juga penanganan yang tepat
melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi,
angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar
50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years
survival) berkisar 30-40%.
 Prognosis lebih baik lagi pada pasien:
 Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.
 Penderita astrositoma anaplastik.
 Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah
diangkat melalui pembedahan.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx

Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
Richard Leonardo
 
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yoSH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
nugrahaian2312
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
ikhsan1611
 

Similar to LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx (20)

lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
 
Hidrocephalus
HidrocephalusHidrocephalus
Hidrocephalus
 
file.pdf
file.pdffile.pdf
file.pdf
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
LAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt
LAPORAN_KASUS_bells_palsy.pptLAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt
LAPORAN_KASUS_bells_palsy.ppt
 
Case Report Session.pptx
Case Report Session.pptxCase Report Session.pptx
Case Report Session.pptx
 
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxPPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
 
konklin .pptx
konklin .pptxkonklin .pptx
konklin .pptx
 
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yoSH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
SH Pons + HT Grade II + CKD in Women 47 yo
 
PRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptxPRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptx
 
tumor colli.pptx
tumor colli.pptxtumor colli.pptx
tumor colli.pptx
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
NP Medulloblastoma - TR.pptx
NP Medulloblastoma - TR.pptxNP Medulloblastoma - TR.pptx
NP Medulloblastoma - TR.pptx
 
Massa colli
Massa colliMassa colli
Massa colli
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi
 
CRS Iham.pptx
CRS Iham.pptxCRS Iham.pptx
CRS Iham.pptx
 

Recently uploaded

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 

Recently uploaded (20)

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 

LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx

  • 1. LAPORAN KASUS Oleh : Hikayat Wahyu Ramadani 19710077 SMF ILMU PENYAKT SYARAF RSUD PENDIDIKAN SIDOARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA Tumor Cerebry Dosen Pembimbing : dr. Syamsu Rahmadi, Sp.S
  • 3. IDENTITAS Nama Ny. W Umur 56 Tahun Jenis Kelamin Perempuan Alamat Desa Sukosari Mojokerto Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Status Menikah Tanggal MRS 20 Juli 2023 Tanggal pemeriksaan 21 Juli 2023 No. RM 2230297
  • 4. ANAMNESIS Keluhan Utama : Kesadaran Menurun Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien Perempuan Ny. W 56 tahun datang ke IGD RSUD Sidoarjo dibawa oleh Keluarga dengan keluhan Kesadaran Menurun saat sedang menonton TV. Pasien terdiagnosa tumor otak satu tahun yang lalu, Tetapi keluarga menolak untuk dilakukan Tindakan operasi. Selama 1 tahun Keluhan hilang timbul pasien juga sering mengeluhkan badan lemas, sering lupa dan pusing. tidak disertai bicara pelo, muntah (+) 4x dari rumah sampai menuju RS, nyeri kepala (+), sesak (-), demam (-), kejang (-), riwayat jatuh (-), sulit menelan (-).
  • 5. Riwayat Penyakit Dahulu : HT (+), DM (-) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini Riwayat Penggunaan Obat : • Amlodipin 10 mg Riwayat Sosial : Pasien Tidak merokok dan minum Alkohol Riwayat Alergi : Tidak ada
  • 6. TANDA-TANDA VITAL PEMERIKSAAN IGD Keadaan Umum : cukup Kesadaran : Apatis AVPU : verbal K/L A/I/C/D : -/-/-/- Tekanan Darah : 178/90 mmHg Nadi : 85 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,5° C Tinggi Badan : 158 cm Berat Badan : 60 kg BMI : 24 kg/m2 (normal) Keadaan Umum : cukup Kesadaran : Apatis K/L A/I/C/D : -/-/-/- Tekanan Darah : 154/89 mmHg Nadi : 92 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,9° C
  • 7. PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS Kepala : • A/I/C/D : -/-/-/- • Refleks Cahaya : +/+ • Pupil BI : 3mm/3mm Leher : • Pembesaran KGB (-), massa (-), deviasi trakea (-), peningkatan JVP (-) Dada : • Cor o S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) • Pulmo o Vesikuler +/+ o Rhonki -/- o Wheezing -/- Abdomen : • I : distensi (-) • A : bising usus : (+) normal • P : shifting dullness (-), hepatosplenomegali (-), nyeri tekan (-) • P : timpani Ekstremitas : • AHKM • Edema - - - -
  • 8. PEMERIKSAAN FISIK STATUS NEUROLOGIS GCS : 4-4-6 Pupil : • BI 3mm/3mm • Reflek cahaya +/+ Meningeal sign : • Kaku kuduk (-) • Brudzinski 1 (-) • Brudzinski 2 (-) • Brudzinski 3 (-) • Brudzinski 4 (-) • Kernig sign (-) Motorik : Refleks Fisiologis : BPR +2/+2 TPR +2/+2 KPR +2/+2 APR +2/+2 Refleks Patologis : Babinski -/- Chaddock -/- Hoffman -/- Tromner -/- Gordon -/- Oppenheim -/- Schaffer -/- Refleks Superfisial : Refleks dinding perut : tidak dilakukan Refleks kremaster : tidak dilakukan Refleks gluteal : tidak dilakukan 5 5 5 5
  • 9. PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS Nervus Pemeriksaan Kanan kiri N I Olfaktorius Daya penghidu Tidak dilakukan Tidak dilakukan N II Optikus Tajam penglihatan Lapang pandang Penglihatan warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan N III Okulomotorius Kedudukan bola mata Di tengah Di tengah N IV Troklear Pergerakan bola mata Normal Normal N V Trigeminus Otot temporalis dan maseter + + N VI Abdusens Bentuk pupil Diameter pupil Reflek cahaya Bulat 3 mm + Bulat 3 mm + N VII Facialis Saat diam : • Kerutan dahi • Tinggi alis • Sudut mata • Lipatan nasolabial Saat bergerak : • Meringis • Mengerutkan dahi • Menutup mata • Pengecapan 2/3 depan lidah Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Tidak dilakukan Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Tidak dilakukan
  • 10. PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS Nervus Pemeriksaan Kanan kiri N VIII Vestibulocochlearis Romberg test, rinne test, weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan N IX Glosofaringeus N X Vagus Arcus faring Pengecapan 1/3 belakang lidah Reflek muntah Tidak dilakukan Tidak dilakukan N XI Aksesorius Memalingkan kepala Mengangkat bahu Normal Normal N XII Hipoglosus Kedudukan lidah pada saat istirahat Menjulurkan lidah Fasikulasi lidah Atrofi Normal Devisiasi (D) - - Normal Devisiasi (D) - -
  • 11. PEMERIKSAAN SENSORIK EKSTEROSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI Rasa Nyeri Superficial Lengan kanan Normal lengan kiri normal Tidak dilakukan Tungkai kanan Normal, tungkai kiri normal Rasa Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan PROPIOSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI Rasa Dalam Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Rasa Getar Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan EKSTEROSEPTIK LENGAN TUBUH TUNGKAI Reffered Pain Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
  • 12. PEMERIKSAAN PENUNJANG Jenis Pemeriksaan Hasil Darah Lengkap WBC 8.15 RBC 4,9 HGB 14,5 HCT 43.0 PLT 234 Jenis Pemeriksaan Hasil Hitung Jenis Eosinofil 0.30 (↓) Basofil 0.20 Neutrofil 85,7 (↑) Limfosit 10,4 (↓) Monosit 3,0 (↓) Jenis Pemeriksaan Hasil Kimia Klinik Gula Darah Sewaktu 140 BUN 11,4 Creatinin 0,6 Jenis Pemeriksaan Hasil Elektrolit Natrium 136 Kalium 4,2 Chlorida 102
  • 13. RESUME Perempuan usia 56 tahun datang ke IGD RSUD Sidoarjo dengan Penurunan Kesadaran, akut sejak 3 jam sebelum MRS. Gejala yang timbul saat melakukan aktivitas disertai muntah (+) Riwayat Penyakit Dahulu HT (+) Mengkonsumsi Amlodipin 10 mg Pemeriksaan Laboratorium Eosinofil : 0.30 (↓) Neutrofil : 85,7 (↑) Limfosit : 10,4 (↓) Monosit : 3,0 (↓)
  • 14. PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto CT Scan kepala tanpa kontras
  • 15. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis : Penurunan Kesadaran, Disorientasi dan muntah (+) Diagnosis Topis : Subkortek Diagnosis Etiologis : Tumor Cerebry
  • 16. PLANNING PENATALAKSANAAN • Inf. Asering 14 tpm • Inf. Manitol 7 tpm • Inj. Citicolin 3 x 500 mg • Inj. OMZ 2 x 40 mg • Inj. Lapibal 5000 2x1 • Inj Antrain 3x1 • Inj. Dexamethason 2x1 Farmakologi
  • 18. DEFINISI  Tumor:  Suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel  Tumor otak:  Suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan penyakit yang menyerang otak manusia
  • 19. Benign Tumbuh lambat Noncancerous Tidak meluas ke jaringan sekitar Malignant Cancerous Progresif (tumbuh secaracepat) Dapat menginvasi jaringan sekitar dan dapat kambuh bahkan setelah terapi Cell character
  • 20. Primary vs secondary •Asal dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput myelin •>> anak Primary • Metastase dari organ lain ke otak Secondary Epidemiologi
  • 21.  Tumor primer kira-kira 50% adalah glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma.  Pada orang dewasa 60 % terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di infratentorial.  Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.  Terdapat 3 – 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.
  • 22. ETIOLOGI TUMOR OTAK Genetik Bagian embrional yang tersisa Radiasi Trauma berulang Kimia dan Virus Metastase
  • 23. PATOLOGI Absorbsi csf Gejala peningkatan tekanan intrakranial Kompensasi: 1. Vasokonstriksi pembuluh darah otak 2. Mempercepat absorbs csf
  • 24. KLASIFIKASI  Berdasarkan jenis tumor  Jinak  Acoustic neuroma  Meningioma  Pituitary adenoma  Astrocytoma (grade I)  Malignant  Astrocytoma (grade 2,3,4)  Oligodendroglioma  Apendymoma • Berdasarkan lokasi • Tumor intradural • Ekstramedular • Cleurofibroma • Meningioma • Intramedular • Apendymoma • Astrocytoma • Oligodendroglioma • Hemangioblastoma • Tumor ekstradural • Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.
  • 25. GLIOMA  Astrositoma:  Seringkali menginfiltrasi ke otak  Tidak memberikan banyak gangguan pada otak pada awal kejadian  Seringkali tidak ganas,namun dapat berkembang menjadi ganas  Astrositoma memiliki 4 grade: grade I- IV  Glioblastoma multiform
  • 26. Glioblastoma multiform  Glioma yang paling ganas  Memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi  Eksisi bedah yang lengkap tidak mungkin dilakukan  Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan.  Predileksi utamanya adalah lobus frontalis.
  • 27.  Oligodendriglioma  Lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma  Tumor relatif avaskular dan cenderung mengalami kalsifikasi  Biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa muda  Dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial (timbul hingga 10 tahun)  Secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat peningkatan intracranial  Dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.
  • 28. Ependimoma  Tumor ganas yang jarang terjadi  Berasal dari hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel  Paling sering terjadi pada fossa posterior  Sering terjadi pada anak maupun orang dewasa  Makin muda usia pasien maka makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) (alasan prognosis yang buruk masih belum diketahui).
  • 29. MENINGIOMA  Meningioma timbul dari meninges  Tumor otak yang paling umum pada orang dewasa (dua kali lebih umum terjadi pada wanita)  Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat genetic (diturunkan)  Sebagian besar meningioma bersifat jinak, dan sebagian besar dapat disembuhkan dengan operasi.  Meningioma yang bersifat ganas dapat muncul kembali setelah dioperasi, bahkan bisa menyebar ke organ lain.
  • 30. MEDULLOBLASTOMA  Berkembang dari sel neuroectodermal (sel saraf primitif) di otak kecil  Tumbuh cepat dan sering menyebar ke seluruh jalur cairan serebrospinal  Dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi.  Lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.  Termasuk dalam bagian dari kelas tumor disebut tumor neuroectodermal primitif (PNETs) yang dapat terjadi pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem saraf pusat.
  • 31. GEJALA KLINIS Gejala umum:  Sakit kepala  Muntah  Papil edem  Perubahan kepribadian dan status mental  Kejang  penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf cranial
  • 32. GEJALA SPESIFIK (TERLOKALISIR) • Lobus frontalis: • Bradipsikisme • Gangguan n. olfactorius • Gangguan n. optikus • Lobus temporalis: • Epilepsi psikomotor/ parsial kompleks • Hemianopsia • Hemiparesis kontra lateral •Lobus oksipital: • Gangguan viisus • Halusinasi optik •Serebelum: • Ataksia • Dismetria • Disdiakokinesis • Intention tremor • hipotonia Tumor pada konveksivitas: ◦ Epiplepsi Jackson ◦ Hemiparesis konttralateral ◦ Afasia ◦ afasia ekspresif ◦ Afasia receptive ◦ Afasia konduksi ◦ Afasia anomik ◦ Afasia global
  • 33. PENEGAKAN DIAGNOSIS  Anamnesis  Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Penunjang Anamnesis : 1. menanyakan adakah gejala klinis yang muncul dari tumor otak 2. Apakah sudah ada tumor di organ lain atau belum  memastikan primer atau sekunder 3. Menanyakan karakter tumor  menentukan benign/ malignant
  • 34. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengobservasi tumor otak adalah:  Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur  Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi  Reflek Keseimbangan dan koordinasi  Penciuman dan sentuhan  Motorik  Jantung  Sistem pernafasan  Sistem hormonal
  • 36. TATALAKSANA 1. Pembedahan Indikasi utama dari pembedahan tumor otak yaitu: Diagnosis Dekompresi Sitoreduksi
  • 37. 2. Radioterapi  Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapy tunggal.  Indikasi radioterapi:  Glioma maligna,  Oligodendroglioma,  Dysgerminoma,  Limfoma SSP primer,  Meduloblastoma,  Ependimoma,  Meningioma (maligna, inoperable),  Adenoma hipofise
  • 38. 3. Kemoterapi  Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam.  Indikasi dilakukan:  Pengobatan induksi  Kemoterapi adjuvant  Kemoterapi Primer  Kemoterapi Neo-adjuvant
  • 39. 4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi  Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase. Sedangkan untuk imunoterapi dengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untuk menyerang dan menghancurkan sel tumor otal.b.  Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan
  • 40. 5. Kortikosteroid dan obat lainnya Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan perubahan kesadaran. Agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan TIK. Anti kejang (penitoin) digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Morfin bila pasien mempunyai nyeri hebat
  • 41. DIAGNOSIS BANDING  Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala diatas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut:  Abses intraserebral  Epidural hematom  Hipertensi intrakranial benigna  Meningitis kronik.
  • 42. KOMPLIKASI  Gangguan tidur dan mood.  Gangguan fisik neurologist disebabkan peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas sehingga mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.  Gangguan kognitif disebabkan pertumbuhan tumor yang semakin mendesak bagian otak disekitarnya  Disfungsi seksual
  • 43. PROGNOSIS  Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.  Prognosis lebih baik lagi pada pasien:  Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.  Penderita astrositoma anaplastik.  Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.

Editor's Notes

  1. Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan penyakit yang menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada umum nya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian.
  2. Tumor primer biasanya timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput myelin. Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang biasa berasal dari hampir semua tumor pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan darah yaitu yang paling sering adalah tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau traktus digestivus, sedangkan secara perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring.5 Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis, hanya satu yaitu meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan kepermukaan otak melalui peredaran likuor serebrospinalis. Perbandingan tumor otak primer dan metastasis adalah 4 : 1
  3. Etiologi tumor karena genetic sendiri belum bisa dijelaskan secara terperinci, ada yang menjelaskan bahwa itu juga dipengaruhi genetic adapula yang tidak. Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Embrional berkembang menjadi bagian yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Radiasi dengan jumlah paparan tertentu dapat merangsang sel-sel mesenkhimal, namun tidak dijelaskan secara detail jenis radiasi dari apa saja yang dapat menyebabkan kanker otak. Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui. (teori failure DNA reparation). Zat-zat karsinogenik “methylcholanthrone” dan “nitro-ethyl-urea” dapat menyebabkan tumor otak primer. Sedangkan virus (virus Epstein Barr) disangka berperan dalam genesisnya “Burkitt’s lymphoma” juga karsinoma anaplastik nasofaring.
  4. Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma sendiri terdiri dari 3 bagian: astrosit, oligodendrosit, ependima. Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista dalam berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada fungsi otak hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit. Pada umumnya astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun dapat mengalami perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang sangat ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat. Oleh karena itu penderita sering tidak datang berobat walaupun tumor sudah berjalan bertahun-tahun. Astrositoma derajat I memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda dengan astrosit normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu daerah menonjol. Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan segi-segi keganasan yang meningkat.
  5. Glioblastoma multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang lengkap tidak mungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan. Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya adalah lobus frontalis. dan sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.
  6. Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma, tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dan cenderung mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa muda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang timbul hingga 10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.
  7. Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi pada anak maupun orang dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien maka makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) alasan prognosis yang buruk masih belum diketahui.
  8. Gejala – gejala peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpangan struktur sensitive nyeri, atau oleh karena edema yang mengiringi adanya tumor. Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada waktu pagi hari dan menjadi lebih berat oleh aktivitas yang biasanya dapat meningkatkan tekanan intrakranial seperti membungkuk, batuk, atau mengejan sewaktu buang air besar Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada pusat muntah pada medulla oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil. Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla saraf optikus. terlihat pada pemeriksaan funduskopi, Perubahan kepribadian dan perubahan mental (iritabilitas, mudah lelah, perubahan perilaku), kadang juga disertai dementia, apatia, gangguan watak dan intelegensia, bahkan psikosis tidak peduli lokasinya
  9. Fundamental four dan sacred seven
  10. Rontgen foto X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunder MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikandasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral. EEG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapatmemungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
  11. Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Diagnosis bisa dilakukan dengan biopsi terbuka atau biopsi sterotaktik. Hasil biopsi jaringan untuk menentukan jenis tumor, gradasinya, dan menentukan adanya tanda keganasan Dekompresi tumor dilakukan apabila edema dan hidrosefalus yang terjadi mengakibatkan defisit neurologis. Tujuan dari “surgical decompression” adalah untuk menurunkan tekanan intrakranial, simptomatis, dan mencegah memberatnya defisit neurologis. Meskipun dekompresi ini tidak merubah hasil akhir tetapi “Life Saving Decompression” juga dikerjakan sebagai tindakan emergensi terutama pada tumor. Tindakan ini bisa memperpanjang hidup beberapa bulan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa ada hubungan antara sitoreduksi dengan meningkatnya efektifitas terapi adjuvan oleh karena dengan sitoreduksi berarti berkurangnya jumlah sel tumor yang diterapi, meningkatnya kinetik sel, mengangkat sel hipoksik yang radio resisten dan mengangkat sel tumor yang sulit dicapai dengan kemoterapi. Kalau mungkin Sitoreduksi masih konteroversi belum ada penelitian yang jelas mengenai ekstensifitas reseksi tumor dengan lamanya hidup penderita. Keputusan untuk melakukan pembedahan dan reseksi tumor otak berbeda pada setiap penderita dan pada setiap tumor. Harus dipertimbangkan sebaik-baiknya dengan memperhatikan lokasi tumor, ukuran tumor, status neurologis pasien, jenis tumor.
  12. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi  pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan
  13. Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif. Indikasi dilakukannya kemoterapi: Induks: Untuk tumor-tumor non solid atau kasus lanjut karena tidak ada pilihan cara pengobatan lainnya. disebut juga pengobatan penyelamatan (salvage) Adjuvant: Pengobatan tumor primer dikontrol dengan cara lain ( bedah/ Radiasi). Diyakini masih adanya sisa sel-sel tumor yang sukar dideteksi sehingga perlu tambahan kemoterapi. Kemoterapi Primer: Kemoterapi sebagai pengobatan pertama sebelum pengobatan lain ( bedah/ radiasi) Kemoterapi Neo-adjuvant: Setelah pengobatan bedah/ radiasi ditambahkan kemoterapi atau dilanjutkan kembali kemoterapi.