1. Praktikum ini mengamati struktur benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (jagung dan padi) serta benih dikotil (kacang tanah dan kedelai).
2. Ditemukan perbedaan struktur antara benih monokotil dan dikotil. Tipe perkecambahan jagung dan padi adalah hipogeal, sedangkan kacang tanah dan kedelai adalah epigeal.
3. Kebanyakan benih kacang tanah busuk karena media terlalu
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
1. 1
STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN
Unzila Illa Ika Dwi Sukma Dewi
201410200311131
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Abstract
Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini
(embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan
yang terkekang. Benih ialah biji tanaman yang
dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan
usahatani, memiliki fungsi agronomis. Bibit yaitu
benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan
ditanam ke lahan atau media tanam dan memenuhi
persyaratan dalam budidaya tanaman. Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur
benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (benih
jagung dan padi) dan benih dikotil (benih kacang
tanah dan kedelai). Praktikum ini dilaksanakan di
laboratorium agronomi Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang pada hari Senin,
09 Oktober 2017. Tanaman dikotil dan monokotil
mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan
makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan
radikula. Tipe perkecambahan benih jagung dan padi
adalah hipogeal. Tipe perkecambahan benih kacang
tanah tidak terlihat pada paraktikum kali ini karena
benih tidak berkecambah. Sedangkan menurut literatur
tipe perkecambahan kacang tanah adalah epigeal.
Begitu juga dengan tipe perkecambahan kedelai yaitu
epigeal.
Kata Kunci: Epigeal, Hipogeal, Plumula
PENDAHULUAN
Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas
dari kata biji, benih dan bibit. Biji merupakan suatu
bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam
keadaan perkembangan yang terkekang. Biji tersebut
dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa campur tangan
manusia misalnya terbawa perantaraan binatang.
Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usahatani, memiliki
fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai biji yang
telah mengalami perlakukan khusus sehingga dapat
dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Bibit
yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang
akan ditanam ke lahan/media tanam dan memenuhi
persyaratan dalam budidaya tanaman. Termasuk
dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan,
sambungan, okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil
perbanyakan vegetatif lainnya (Sutopo, 2010).
Perkecambahan merupakan tahap awal
perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan
berbiji. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses
perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan
epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.
Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini
terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya
kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang
hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai
oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan
kedalaman tanam (Morla dkk, 2011).
Berdasarkan uraian di atas tentunya jelas
bahwa identifikasi struktur kecambah perlu dilakukan.
Khususnya dalam dunia pertanian agar dalam
praktiknya di lapangan dapat diketahui benih-benih
yang baik dan bermutu yang dapat dilihat dari
identifikasi struktur kecambah yang baik. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
struktur benih dan tipe perkecambahan benih
monokotil (benih jagung dan benih padi) dan benih
dikotil (benih kacang tanah dan kedelai)
METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Agronomi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang pada Senin, 09 Oktober 2017.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah cutter, kaca pembesar, cawan petri, alat tulis
dan kamera. Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah biji padi (Oryza sativa) dan biji
jagung (Zea mays) (monokotil), biji kedelai (Glycine
max) dan biji kacang tanah (Arachis hypogaea)
(dikotil), kapas dan air.
Metode Kerja
Adapun metode kerja dari praktikum
perkecambahan benih adalah menyiapkan biji kedelai,
kacang tanah, jagung dan padi, meletakkan setiap biji
yang akan diamati pada cawan petri, mengamati
2. 2
dengan menggunakan lup atau kaca pembesar pada
masing-masing biji utuh dan yang telah di iris dengan
cutter secara melintang maupun membujur kemudian
menggambarnya di kertas.
Adapun metode kerja dari praktikum tipe
perkecambahan benih adalah mengambil kapas dan
membasahi dengan air, setelah itu menatanya di
cawan petri, mengambil biji yang akan
dikecambahkan, menanam biji dalam cawan petri,
mengamati selama 5 hari, mencatat dan
mendokumentasi hasil pengamatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Praktikum Struktur Benih
Tabel 2. Hasil Pengamatan Perkecambahan
Benih Padi Benih Jagung Benih Kacang Tanah Benih Kedelai
No. Jenis Benih Gambar Ilustrasi Gambar
1. Benih Padi (Oryza sativa)
2. Benih Jagung (Zea mays)
3. Benih kedelai (Glycine max)
4. Benih kacang tanah (Arachis
hypogaea)
3. 3
Struktur Benih
Berdasarkan hasil praktikum terlihat (Tabel 1),
terlihat bahwa terdapat perbedaan struktur benih
antara benih monokotil dengan benih dikotil. Sampel
subkelas monokotil pada praktikum kali ini adalah
benih jagung dan benih padi. Menurut Pratiwi (2006),
struktur biji tanaman monokotil, misalnya jagung
terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza,
skutelum dan endosperma. Berdasarkan hasil
praktikum struktur benih jagung terlihat adanya
bagian kulit biji, endosperm, epikotil, radikula,
koleoriza, plumula, koleotil dan kotiledon. Selain itu
terlihat perbedaan warna yang membedakan antara
embrio, endosperm, dan epicarp benih jagung, ketika
benih jagung dibelah. Pada benih jagung terlihat
endosperma, embrio dan posisi hilum. Sedangkan
pada benih padi struktur benihnya terdiri dari mata
beras (embrio), kulit padi, beras, kulit ari beras
(bekatul). Struktur biji pada padi terdiri dari lemma,
palea, glumme, endosperm, embryo, embryonic axis
(Sugito, 1994).
Sampel subkelas dikotil adalah benih kedelai
dan kacang tanah. Struktur benih kedelai dimana
bentuk hilumnya bulat lonjong, lokasi ditepi dan
posisinya menjorok. Terlihat adanya Biji kedelai
bertipe biji epikotil dan komponen biji kedelai terdiri
dari cotyledon, plimule, radikel, epokotil, hipokotil,
primary root, secondary root serta leaf (Kartasapoetra,
2003).
Pada benih kacang tanah terlihat jelas selaput
benih, plumula yang menjadi bakal daun serta radikula
yang menjadi bakal akar, yang paling luas bentuknya
adalah kotiledon. Secara rinci bagian-bagian dari
benih kacang tanah adalah spermodermis (testa: kulit
benih), kotiledon (daun lembaga), plumulae (pucuk
lembaga), radikula (akar Lembaga), hipokotil dan
epikotil (Nurindah dkk, 2012)
Perkecambahan Benih
Berdasarkan hasil praktikum perkecambahan
benih dapat diketahui bahwa tipe perkecambahan
benih jagung dan benih padi adalah perkecambahan
hipogeal, hal ini ditandai dengan terlihatnya epikotil
tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke
permukaan tanah menembus kulit biji dan posisi
kotiledon tetap berada di atas permukaan media. Tipe
perkecambahan biji jagung adalah perkecambahan
hipogeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas tanah, serta kotiledon
berada di dalam tanah (Syamsuri, 2004).
Tipe perkecambahan biji kedelai adalah
perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan
memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula
dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta
kotiledon berada di atas tanah.
Pada awalnya hanya terlihat sebagai tonjolan
kecil berwarna hijau muda, namun selanjutnya akan
terus bertambah panjang dan semakin terangkat ke
permukaan tanah. Selanjutnya akan terangkat pula ke
atas keping lembaganya dan terbelah menjadi dua.
Keadaan semacam ini merupakan ciri dari seedling
yang perkecambahannya bersifat epigeal, artinya pada
proses perkecambahan keping lembaganya terangkat
ke atas permukaan tanah (Mudiana, 2006).
Tipe perkecambahan biji kacang tanah adalah
perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan
memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula
dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta
kotiledon berada di atas tanah. Akan tetapi
berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan
ditumbuhi jamur dan sebagian besar benih kacang
tanah busuk. Hal ini diduga karena media yang terlalu
lembab, benih yang digunakan sudah jelek dan
pengaruh lamanya masa penyimpanan benih sebelum
digunakan.
Sebagaimana menurut Sutopo (1985), untuk
mendapatkan benih yang baik, sebelum disimpan biji
harus benar benar masak di pohon dan sudah
mencapai kematangan fisiologis. Karena selama masa
penyimpanan yang terjadi hanyalah kemunduran dari
viabilitas awal tersebut, yang tidak dapat dihentikan
lajunya. Kelembaban lingkungan yang tinggi
merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme
perusak misalnya jamur, dengan demikian benih akan
banyak mengalami kerusakan (Kartasapoetra, 2003).
Kehadiran jamur patogen yang mengkontaminasi
biji/benih pun dapat menurunkan viabilitas biji serta
menurunkan daya kecambah benih tersebut (Mudiana,
2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanaman dikotil dan monokotil mempunyai
bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit
biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikuala.
2. Tipe perkecambahan benih jagung dan padi adalah
hipogeal. Tipe perkecambahan benih kacang tanah
tidak terlihat pada paraktikum kali ini karena benih
tidak berkecambah. Sedangkan menurut literatur
tipe perkecambahan kacang tanah adalah epigeal.
4. 4
Begitu juga dengan tipe perkecambahan kedelai
yaitu epigeal.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra G, Ance. 2003. Teknologi Benih
Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.
PT Rineka Cipta. Jakarta.
Morla,S.,C.S.V. Ramachandra Rao, R.Chakrap ani.
2011. Factors affecting seed germination
and seedling growth of tomato plants
cultured in vitro conditions. Journal of
Chemical, Biological and Physical Sciences
1: 328-334.
Mudiana, D. 2006. Perkecambahan Syzygium cumini
(L.) Skeels. Jurnal Biodiversitas. Volume 8,
Nomor 1. Halaman: 39-42. ISSN: 1412-033X.
Nurindah, N., O.T.Siregar, R.Anjani, F. Putri.
2012. Struktur Benih. Fakultas Pertanian.
Unpad.
Pratiwi. 2006. Biologi. Jakart. Erlangga.
Sugito, Yogi. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. FP UB.
Malang.
Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih Edisi Revisi.
Cetakan 7. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.