Dokumen tersebut membahas tentang pembunuhan dalam perspektif hukum Islam. Ada beberapa jenis pembunuhan yang dibedakan yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja, dan tersalah. Hukuman untuk pembunuhan sengaja adalah qisas, sedangkan untuk semi sengaja dan tersalah adalah diyat mukhaffafah. Ulama fiqh memiliki pendapat berbeda dalam mendefinisikan pembunuhan sengaja, ap
3. Pembunuhan (Al-Qatl) merupakan salah satu kejahatan
menghilangkan nyawa seseorang dan termasuk kedalam dosa besar.
Dalam fiqh tindak pidana (al-qatl) disebut juga dengan al jinayah ‘ala
an-nafs al-insaniyyah (kejahatan terhadap jiwa manusia). Para ulama fiqh
mendefinisikan pembunuhan dengan “perbuatan manusia yang berakibat
hilangnya nyawa seseorang”. Di Indonesia sendiri kejahatan ini salah satu
tindak pidana yang berat sanksinya, seperti yang telah diatur dalam bab II
KUHP pasal 338-340 tentang kejahatan menghilangkan nyawa dengan
ancaman penjara 15 tahun sampai seumur hidup bahkan hukuman mati.
Pengertian pembunuhan
4. Pembunuhan yang terjadi dalam
konteks peperangan, sebagai upaya
mempertahankan negara atau
mempertahankan umat Islam dari
ancaman asing.
Pembunuhan yang dijatuhkan sebagai hukuman
terhadap pelaku kejahatan yang telah terbukti
melakukan pembunuhan yang disengaja dan diakui
oleh hukum Islam.
Macam-macam pembunuhan
Qisas Pembelaan diri
Hukuman mati Perang
Dilakukan sebagai balas dendam, dalam kasus
yang sama-sama berat. Namun, menempatkan
banyak syarat dan pembatasan agar tidak
menyebabkan konflik yang lebih
besar/menyebabkan kesalahan hukum.
Pembunuhan yang dilakukan
sebagai upaya membela diri atau
keluarga terhadap serangan yang
membahayakan jiwa.
01 03
02 04
Pembunuhan dengan niat atau
kesengajaan yang jelas dan pasti,
baik dengan senjata tajam, senjata
api, atau cara lainnya.
Qatl khat’i
Qatl amad
Pembunuhan tanpa niat atau
kesengajaan, misalnya karena
kelalaian atau kecelakaan.
05
06
5. Landasan teori
Sanksi hukum yang berlaku terhadap pelaku pembunuhan sengaja terdapat
dalam firman Allah pada QS. Al-Baqarah (2): 178. Ayat tersebut berisi tentang
hukuman qisas bagi pembunuh yang melakukan kejahatan secara sengaja
dan pihak korban tidak memaafkan pelaku, maka sanksi qisas tidak berlaku
dan beralih menjadi hukuman diyat. Dengan demikian tidak setiap pelaku
tindak pidana pembunuhan pasti diancam sanksi qisas. Segala sesuatunya
harus diteliti secara mendalam mengenai motivasi, cara, faktor pendorong,
dan teknis ketika melakukan pembunuhan. Ulama fiqh membedakan jarimah
pembunuhan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Pembunuhan sengaja
2. Pembunuhan semi sengaja
3. Pembunuhan tersalah
6. Dari ketiga tindak pidana tersebut sanksi pembunuhan qisas hanya
berlaku pada pembunuhan jenis pembunuhan secara sengaja. Nash
yang mewajibkan hukuman qisas ini tidak hanya berdasarkan Al-Qur’an,
tetapi juga hadist Nabi. Ayat tersebut mewajibkan hukuman qisas
terhadap pelaku jarimah pembunuhan dengan sengaja.
Sementara itu mengenai pembunuhan semi-sengaja dan
tersalah sanksi hukumannya berupa diyat mukhaffafah (diyat ringan),
bukan diyat mughallazah (diyat berat). Sebab, diyat mughallazah
diberlakukan kepada pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh pihak
keluarga.
7. suatu pembunuhan dikatakan sengaja apabila perbuatan dilakukan dengan rasa permusuhan dan
mengakibatkan seseorang terbunuh, baik alatnya tajam, biasanya digunakan untuk membunuh
atau tidak, melukai atau tidak. Bahkan apabila seseorang menendang orang lain dan mengenai
jantungnya, lalu wafat, maka perbuatan ini dinamakan pembunuhan sengaja. untuk membedakan
pembunuhan sengaja dengan tersalah, menurut mereka, cukup dilihat dari unsure permusuhan,
kesengajaan, dan akibatnya, tanpa melihat kepada alat yang digunakan.
Pendapat para ulama
Mazhab Hanafi
Mazhab Maliki
suatu pembunuhan dikatakn dilakukan dengan sengaja apabila alat yang digunakan untuk
membunuh itu adalah alat yang dapat melukai dan memang digunakan untuk menghabisi nyawa
seseorang, seperti senjata (pistol, senapan, dan lain-lain),pisau, pedang, parang, panah, api,
kaca, dan alat-alat tajam lainnya. Menurut ulama Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali, alat yang
digunakan dalam pembunuhan sengaja itu adalah alat-alat yang biasanya dapat menghabisi
nyawa seseorang,sekalipun tidak melukai seseorang dan sekalipun alat itu memang bukan
digunakan untuk membunuh.
8. Jika pelaku tidak sengaja membunuh tetapi ia sekadar bermaksud menganiaya, maka tindakannya tidak
termasuk pembunuhan sengaja, walaupun tindakannya itu mengakibatkan kematian korban. Dalam
kondisi demikian, pembunuhan itu termasuk ke dalam kategori pembunuhan sengaja sebagaimana
dikemukakan oleh ulama fiqh.
Abu Ya’la
Abdul Qadir Audah
Jika pelaku sengaja membunuh jiwa dengan benda tajam, seperti besi, atau dengan sesuatu yang dapat
melukai daging, atau dengan benda yang keras yang biasanya dapat dipakai membunuh orang
seperti, batu dan kayu maka pembunuhan itu disebut sebagai pembunuhan sengaja yang
pelakunya harus di qisas.