SlideShare a Scribd company logo
1 of 88
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PROGRAM KESEHATAN
USIA LANJUT
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
1
Salah satu indikator keberhasilan Pemb.kesehatan adalah
meningkatnya UHH , meningkatnya UHH berdampak terhadap
meningkatnya populasi Lansia .
Umumnya permasalahan Lansia menyangkut masalah
kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya
Proses penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit
degeneratif, untuk pengobatan perlu waktu lama & biaya tinggi
LATAR BELAKANG
KEBUTUHAN YANKES LANSIA
PARADIGMA SEHAT
“Menjadi tua merupakan suatu keuntungan, bukan
menimbulkan masalah”
2
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
MENDUKUNG USIA LANJUT
 UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
 UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 138 tentang
upaya pelayanan kesehatan usia lanjut
 Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
 Keputusan Presiden RI No. 52 tahun 2004 tentang Komisi
Nasional Lanjut Usia
 Keputusan Presiden RI No. 93 tahun 2005 tentang Keanggotaan
Komisi Nasional Lanjut Usia
 Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
No. 05/KepMenko/Kesra/VIII/1989 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Lansia.
 Rencana Aksi Nasional usia lanjuttahun 2009 - 2014 3
UU NO 36 TH 2009 TTG KESEHATAN
(PASAL 138)
1) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi usia
lanjut harus ditujukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara
sosial maupun ekonomis sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok usia lanjutuntuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif secara sosial
dan ekonomi 4
UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009
TENTANG PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB XV
 Pasal 171 (2)  Besar Anggaran Kesehatan
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
dialokasikan minimal 10 %
 Pasal 171 (3)  2/3 anggaran kesehatan untuk
pelayanan publik
 Pasal 172 (1)  alokasi 2/3 anggaran kesehatan
di bidang pelayanan publik terutama bagi
penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan
anak terlantar
Transisi demografi: Dunia
UN Report on World Population Ageing 1950-2050
Transisi demografi: Indonesia
7,1%
8,1%
13,1%
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Badan Pusat Statistik (BPS)
United Nations Population Fund (UNFPA)
PERKEMBANGAN USIA LANJUT
Umur harapan
hidup
Jumlah Usila (juta)
1980 52,2 7,998 (5,45%)
1990 59,8 11.277 (6,29%)
2000 64,5 14,440 (7,18%)
2010 70,6 23,993 (9,77%)
2014 72 28,823 (11,34%)8
Jenis penyakit 55- 64 th 65 – 74 th > 75 th
Penyakit sendi 56,4 62,9 65,4
Hipertensi 53,7 63,5 67,3
Katarak 28,8 41,9 51,6
Stroke 20,2 31,9 41,7
Jantung 16,1 19,2 20,4
Gangg mental emosional 15,9 23,2 33,7
DM 3,7 3,4 3,2
MASALAH KESEHATAN LANSIA
(Riskesdas 2007)
Dalam persen
9
VISI
MASYARAKAT SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
M I S I INDONESIA
SEHAT
VISI, MISI DAN NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2010 - 2014
1. ↑ Derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat
(swasta dan masyarakat mandani)
2. Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik
Nilai- nilai
Prorakyat
Inklusif
Responsif
Efektif
Bersih
10
SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN
KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, :
(salah satunya ditandai dengan Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun
menjadi 72 tahun)
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular,
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas
separuh dari tahun 2009.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga
dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.
8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
11
TUJUAN
KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT
Tujuan Umum
meningkatkan :
Kualitas hidup agar
• Mandiri
• Produktif
• Berguna
Tujuan Khusus
meningkatkan :
• Kesadaran menjaga
kesehatan
• Mutu pembinaan &
pelayanan
• Koordinasi LP dan LS
• Peran serta keluarga &
masyarakat
12
SASARAN PROGRAM
TAK LANGSUNG
• Keluarga
• Masyarakat tempat
Lansia berada
• Organisasi sosial
• Petugas kesehatan
• Masy.luas
LANGSUNG
Pra Lansia (45-59 th)
usia lanjut(60-69 th)
Lansia Risti (>70 th/
60 th dg masalah kes)
13
KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT
 Pembinaan ditujukan untuk peningkatan
kesehatan dan kemampuan untuk mandiri
 Pemberdayaan masyarakat, peran keluarga
dan masyarakat, kemitraan dengan LSM dan
swasta
 Pembinaan dengan pendekatan holistik
 Dilaksanakan secara terpadu LP/LS
 Pelayanan dasar dan rujukan yang
berkualitas secara komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif)
14
STRATEGI
1. Meningkatkan sosialisasi, advokasi dan
komunikasi (Penguatan Promosi Kesehatan
melalui pendekatan perubahan gaya hidup)
2. Meningkatkan akses masy. Lansia untuk
mendapatkan pelayanan yang berkualitas
(Penguatan sistem kesehatan untuk mendukung
“Active and Healthy Ageing”)
3. Menjalin kemitraan
4. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
dan mandiri di usia lanjut
15
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM
yang terlibat dalam upaya kes. Lansia
7. Mengupayakan anggaran dari pemerintah,
swasta dan masyarakat
8. Kerjasama dengan universitas dan lembaga
penelitian untuk pengembangan program
STRATEGI (lanjutan)
16
Sistem Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Karakteristik Pasien Geriatri:
• Multipatologi (akut, kronik-
degeneratif)
• Daya cadangan faali ↓
• Gejala tidak khas
• Pemulihan lambat
• Masalah psiko-sosial >
• Malnutrisi
• Gangguan fungsional
Poliklinik
RR Akut RR Kronik
Day-care
Hospital-based
Home-care
Puskesmas Panti Werdha
Comm Day-care
Community-based
PROGRAM
1. PENINGKATAN DAN PEMANTAPAN UPAYA YANKES
LANSIA DI SARANA YANKES DASAR,
PUSKESMAS
PUSKESMAS
SANTUN USIA LANJUT
18
2. PENINGKATAN UPAYA RUJUKAN
KESEHATAN BAGI LANSIA.
POLI GERIATRI
RS KELAS A RS KELAS B
19
3. Penyuluhan & penyebaran informasi
Kesehatan bagi lansia.
4. Perawatan kesehatan bagi Lansia dan
keluarga di rumah (Home Care).
6. Pengembangan lembaga tempat
perawatan bagi Lansia
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
melalui Kelompok Lansia
20
SISTEM RUJUKAN
RUMAH TANGGA
MASYARAKAT
YANKES STR I
YANKES
STR II
YANKES
STR III
RS KABUPATEN/KOTA
BP4,BKMM,BKOM, KLINIK
/PRAKTEK SPESIALIS
SWASTA
PUSKESMAS,PRAKTEK
DR UMUM ,BIDAN,
BP,BKIA
POSYANDU
POSKESDES
UKM UKP
DEPKES/DINKES
PROPINSI
DINKES KAB/KOTA
BP4, BKMM,BKOM
PUSKESMAS
POSYANDU,POSKESDES,
UKBM LAINNYA
RS PUSAT/PROPINSI
21
PUSKESMAS
 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan
Sebagai Unit Pelaksana Teknis:
melaksanakan sebagian tugas Dinas
kesehatan Kab/kota
22
FUNGSI PUSKESMAS
PUSAT
PEMBANGUNAN
WILAYAH
BERWAWASAN
KESEHATAN
PUSAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PUSAT
PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
PRIMER
penekanan pada promotif dan
preventif, kesehatan memberi
warna dalam setiap kegiatan
pembangunan
profesional, bermutu, dan
menjamin keselamatan
pelanggan
PUSAT
PELAYANAN
KESEHATAN
PERORANGAN
PRIMER
Masy mempunyai power (berdaya) dalam
pengambilan keputusan kesehatan,
keterlibatan masyarakat secara aktif mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi.
23
UPAYA PUSKESMAS
A. Upaya kesehatan wajib Puskesmas
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu, anak & KB
4. Upaya perbaikan gizi
5. Upaya pencegahan & pemberantasan
penyakit menular
6. Upaya pengobatan dasar dan gawat
darurat
B. Upaya kesehatan pengembangan
24
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
 Pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat
 Pelayanan kesehatan jiwa
 Pelayanan kesehatan sekolah
 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
 Pelayanan kesehatan usia lanjut
 Pelayanan kesehatan olah raga
 Pelayanan kesehatan kerja
 Pelayanan kesehatan mata
 Pembinaan pengobatan tradisional
25
Melakukan pelayanan kepada
Usia Lanjut, meliputi :
- aspek promotif,
- preventif, disamping
- aspek kuratif
- rehabilitatif
Yang dilakukan secara
Pro-aktif,
Baik
Sopan
Memberikan kemudahan
dukungan
bagi usia lanjut.
26
CIRI-CIRI PUSKESMAS SANTUN
USIA LANJUT :
1. Pelayanan baik, berkualitas & sopan
2. Memberikan kemudahan dlm yankes kepada usia
lanjut
3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya
yankes bagi usila tak mampu
4. Memberikan dukungan/bimbingan pd usila dlm
memelihara & meningkatkan kes.
5. Melakukan yankes secara proaktif
6. Melakukan kerjasama dgn LP & LS
27
PELAYANAN PUSKESMAS
SANTUN USIA LANJUT
Promotif:
Dilakukan bagi Lansia, keluarga, masy
- penyuluhan kesehatan, gizi
- upaya pean kebugaran jasmani
- pemeliharaan kemandirian & produktivitas
Preventif:
Dilakukan kepada pra Lansia & Lansia
- Deteksi dini
- Pemantauan kondisi kesehatan.
- Sarana kms lansia
28
Kuratif:
Berupa pengobatan ringan bagi Lansia di
kelompok Lansia
- Pengobatan lanjutan di Puskesmas
- Rujukan kasus ke RS
Rehabilitatif:
Dapat berupa : - Upaya Medis
- Upaya Psikososial
- Upaya Edukatif
Tujuan: mengembalikan kemampuan & kepercayaan diri Lansia
29
Ruang Lingkup
Semua upaya kesehatan : preventif, promotif, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif.
Klasifikasi Pelayanan
PELAYANAN GERIATRI DI RS
Jenis
Pelayanan
Rawat
Jalan
Rawat
Inap
Klinik Asuhan
Siang /
Day Hospital
Penitipan
Lansia/
Respite Care
Home Care
Primer √ - - - √
Sekunder √ √ - - √
Tersier √ √ √ - √
Rujukan
Tertinggi
√ √ √ √ √
Pembentukan Tim Terpadu Geriatri di RS
 Dokter spesialis penyakit dalam
 Dokter spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi / dokter terlatih
 Psikiater / dokter terlatih
 Perawat gerontik/ perawat terlatih
 Dietisien
 Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana
(pekerja sosial medik, fisioterapis).
KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI
– MUTIPATOLOGI
– DAYA CADANGAN FAALI MENURUN
– STATUS FUNGSIONAL BERUBAH
– TAMPILAN KLINIKNYA MENYIMPANG
– STATUS NUTRISI TERGANGGU
PERMASALAHAN PADA LANSIA
 Imobilisasi
 Instabilitas Postural, jatuh
dan patah tulang
 Inkontinensia urin
 Infeksi
 Impairment of hearing and
vision
 Inanition
 Iatrogenik
 Insomnia
 Isolasi
 Impecunity
 Irritable colon
 Immunne Defeciency
 Impotence
14 I
Pengkajian Paripurna
Pasien Geriatri
/Comprehensive Geriatric
Assesment
( CGA)
Komponen CGA
• Pengkajian masalah medik (diagnosis medik)
• Pengkajian status fungsional (diagnosis
fungsional)  ADL
• Pengkajian status kognitif  AMT / MMSE
• Pengkajian status emosi/ afek  GDS
• Pengkajian kondisi sosial
KELOMPOK USIA LANJUT
 Sebagai bentuk implementasi dari pelayanan pro aktif
Puskesmas
 Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik
beratkan pada upaya promotif dan preventif
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan
pendampingan dari tenaga kesehatan Puskesmas
 Dibeberapa daerah kelompok Usila disebut sebagai
Posyandu Lansia, Posbindu Lansia, Karang Werdha, dsb
35
KEGIATAN YANGDILAKSANAKAN
1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi
4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi
5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein
6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
7. Penyuluhan kesehatan
8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan kerumah Lansia
yang tidak datang
36
KEGIATAN TAMBAHAN
1. Pemberian makanan tambahan sebagai contoh
menu makanan
2. Kegiatan olahraga
3. Kerohaniaan
4. Rekreasi
5. Forum diskusi
6. Penyaluran dan pengembangan hobi
37
PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH
(HOME CARE)
 Bentuk yankes komprehensif yang dilakukan di rumah
Lansia dengan memberdayakan keluarga dan lansia
sendiri
 Bertujuan memandirikan Lansia dan keluarganya
sebagai subyek
 Dilakukan dalam bentuk tim
 Di Puskesmas merupakan bagian dari Program
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
38
KOMPONEN PERAWATAN LANSIA DI
RUMAH
KLIEN/
LANSIA
KOORDINATOR
KASUS/
PETUGAS KES
PRAMUSILA/
CARE GIVER
PENGASUH/
KELUARGA
39
PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH
 Dapat merupakan:
 Kelanjutan perawatan akut di rumah sakit
 Upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
penyakit yang sudah diderita
 Modifikasi perawatan yang seharusnya
dilakukan di institusi (panti-rawat, ruang rawat
kronik, ruang rawat akut)
 Aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif harus selalu diperhatikan
 Pertimbangan untuk melakukan perawatan
di rumah perlu dipikirkan matang-matang
40
3. PELAYANAN KESEHATAN
DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA
 Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan Lansia
dalam menangani kesehatannya secara mandiri.
 Memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
 Puskesmas harus melakukan pembinaan dan pelayanan
kepada Panti Lansia yang ada di wilayahnya
41
EXTENDED FAMILY
(KELUARGA BESAR)
 Umumnya keluarga terdiri dari keluarga inti (core family)
yaitu ayah, ibu dan anak
 Extended family (keluarga besar) terdiri dari ayah, ibu,
anak, menantu, cucu, kakek, nenek dan saudara.
 Three generation under one roof (tiga generasi dalam
satu atap) adalah konsep yang dianut oleh Komnas
Lansia
 Tidak menempatkan lansia terpisah dari keluarga inti
 Konsep keluarga besar, akan meningkatkan interaksi
sosial antara lansia dengan keluarga dan dapat
mengurangi kejadian depresi, gangguan mental
emosional dan penyaklit lainnya pada lansia.
INDIKATOR TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Provinsi yang
mengembangkan program
kesehatan Usia Lanjut
27 prov 33 prov 33 prov 33 prov 33 prov
Jumlah Kabupaten/kota yang
mengembangkan program
kesehatan Usia Lanjut
300
kab/kota
324
kab/kot
348
kab/kot
372
kab/kot
396
kab/kot
Jumlah Puskesmas Santun
Usia Lanjut (Indikator Renstra) 102 pusk 227 pusk 352 pusk
477
pusk
602
pusk
Cakupan pelayanan kesehatan
pra usia lanjut 20% 25% 30% 35% 40%
Cakupan pelayanan kesehatan
usia lanjut 30% 40% 50% 60% 70%
Target Program Lansia Tahun 2010 - 2014
43
DEFINISI OPERASIONAL
Propinsi yang mengembangkan program kesehatan Usia
Lanjut adalah Propinsi yang telah melakukan pelatihan/
pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi program
kesehatan usia lanjut kepada kabupaten/kota di
wilayahnya.
Kabupaten/kota yang mengembangkan program kesehatan
Lanjut Usia adalah kab/kota yang telah melaksanakan
pelatihan/ pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi
program kesehatan usia lanjut kepada puskesmas di
wilayahnya.
Puskesmas Santun Usia Lanjut adalah Puskesmas yang
telah mengembangkan program kesehatan usia lanjut dan
menyediakan minimal loket, ruang tunggu dan ruang
pemeriksaan khusus bagi Usia Lanjut. mempunyai petugas
terlatih kesehatan lansia/geriatri serta melakukan
pembinaan terhadap kelompok lansia
PENUTUP
 Program kesehatan usia lanjut mengupayakan agar
para Lansia dapat menikmati masa tua dengan sehat
bahagia dan berguna
 Puskesmas Santun Lansia mengutamakan upaya
promotif & preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif terhadap Lansia
 Kelompok Lansia merupakan salah satu wadah UKBM
untuk meningkatkan kesehatan Lansia
 Para Usila harus mempertahankan pola hidup sehat,
dengan peran serta aktif keluarga dan masyarakat
45
PERAWATAN JANGKA
PANJANG BAGI LANJUT USIA DI
PUSKESMAS BATURUSA
SUWARDI,SKM,M.Si
46
Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang
berusia di atas 60 tahun. Di Indonesia terdapat dua
kategori Lansia, yaitu Lansia Potensial dan Lansia
Non Potensial. "Pemerintah fokus pada
penanganan Lansia Non Potensial karena kategori
ini yang membutuhkan perawatan jangka panjang
Populasi Lansia meningkat 10% di tahun 2020
berdasarkan data BPS, Bappenas Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 2015-2035. Jumlah ini
kemungkinan akan terus meningkat hingga tahun
2035 sebesar 16,5% dengan jumlah Lansia
Perempuan lebih banyak dari Laki-laki.
LANJUTAN
Sebanyak 44% Lansia di Indonesia memiliki penyakit
penyerta seperti hipertensi dengan persentase terbanyak
yaitu 63,5%, masalah gigi sebesar 53,5% dan penyakit
lainnya dengan persentase rendah seperti rematik, masalah
mulut, diabetes, jantung koroner, struk, gagal ginjal dan
penyakit ganas (kanker).
Pekerja Sosial berperan memberikan terapi (fisik,
psikososial dan spiritual), mengajak keluarga Lansia untuk
mendukung Lansia sebagai orang tersayang, memastikan
Lansia mendapat layanan yang dibutuhkan, melayani
sebagai penghubung komunikasi antara Lansia dengan tim
pelayan dan memastikan akses bagi Lansia terhadap
layanan rehabilitasi sosial yang diberikan pemerintah dan
komunitas.
"Lansia di Canada itu kurang diperhatikan, cenderung
terbelakang, sehingga banyak Lansia Canada yang
mengalami gangguan mental seperti depresi. Maka kami
inisiasi suatu program bekerja sama dengan Kementerian
Kesehatan dan NGO untuk melatih Pekerja Sosial dan
memberi pengetahuan tentang merawat lansia," jelasnya.
Ruben perwakilan Spanyol mengatakan Peksos diakui sbg
profesi. Pemerintah jg memfasilitasi 17 komunitas utk
mengurus Lansia sejak 2006. Penitipan Lansia ke komunitas
juga harus memenuhi syarat, jika penitip adalah seorang
wanita muda dan single , tidak diperbolehkan menitip lansia ke
komunitas, harus dirawat sendiri.
Lain halnya lagi di Nepal, Aasati Poudel mengatakan
masyarakat cenderung kurang peduli terhadap Lansia,
terutama lansia yang menderita demensia. Pemerintah Nepal
berinisiatif untuk menggalang kepedulian masyarakat pada
lansia melalui komunitas.
Puskesmas Kenanga didirikan tahun 1972 merupakan Puskesmas Perkotaan dibawah
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya
Puskesmas Kenanga diperkuat dengan 3 Pustu yaitu Pustu RSS, Pustu Rambak dan
Pustu Tanjung Ratu, serta 3 Poskesdes yaitu Poskesdes Kenanga, Poskesdes Rebo
dan Poskesdes Rambak
50
Wilayah Kerja PKM Kenanga
terdiri atas 6 Kelurahan dan 1
Desa, yaitu:
1. Kelurahan Kenanga
2. Kelurahan Parit Padang
3. Kelurahan Bukit Betung
4. Kelurahan Jelitik
5. Kelurahan Surya Timur
6. Kelurahan Lubuk kelik
7. Desa Rebo.
Keterang:
: PKM Kenanga
A. PERENCANAAN
1.PENGUMPULAN DATA
N
O
URAIAN
JUML
AH
1 Jumlah Penduduk 39.148
3 Jumlah Keluarga dengan Lansia 1.185
4
Jumlah KK Miskin/kurang mampu
dengan Lansia
1.333
5 Jumlah lansia 3.290
6 Jumlah lansia miskin/kurang mampu 9
7 Jumlah lansia yang tinggal sendiri 0
8 Jumlah lansia di Panti 9
9
Jumlah lansia yang memiliki buku
kesehatan lansia
908
10
Jumlah lansia yang memiliki jaminan
kesehatan
750
11
Jumlah wahana PJP di wilayah kerja
Puskesmas
- Jumlah Panti/Residensial 1
- Jumlah Nursing Home 0
- Jumlah Transitional Care 0
12
Jumlah Penyedia jasa layanan caregiver
profesional
(perusahaan swasta) 0
N
O
KOMPONEN URAIAN
JUMLA
H
1
2
Jumlah Sasaran PIS PK
10.150
1
3
IKS hingga Oktober 2019
0,41
1
4
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian A 3290
1
5
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian B
-
Ketergantungan ringan 50
-
Ketergantungan sedang 26
1
6
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian C
-
Ketergantungan berat 39
-
Ketergantungan total 14
B. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN SASARAN LANSIA YANG MEMERLUKAN PJP
Sasaran PIS PK PKM Kenanga: 9.799 KK dengan IKS Hingga Oktober
2019 : 0,41
Penduduk Lansia : 3.290 jiwa
N
O
Nama Desa
Jumlah
Posyand
u
Jumlah
Panti
Wredha
Sasaran Lansia
45-59 60-69 > 70
L P L P L P
1 Kel.Kenanga 1 0 452 428 181 182 73 64
2
Kel.Parit
Padang
2 1 895 869 345 351 120 89
3 Kel.Jelitik 2 0 358 318 148 101 59 66
4
Kel,Surya
Timur
3 0 230 209 83 91 45 50
5
Kel.Lubuk
Kelik
2 0 202 188 82 87 43 47
6
Kel.Bukit
betung
1 0 634 661 156 149 52 47
7 Desa Rebo 1 0 382 350 157 161 81 78
JUMLAH 12 1 3153 3023 1152 1122 473 441
Lansia Yang
memerlukan
PJP adalah 45
Lansia
PEMETAAN LANSIA
IDENTIFIKASI WAHANA PJP DI WILAYAH PKM
KENANGA
Wahana PJP Yang ada di Wilayah Kerja PKM Kenanga
ada 2 yaitu:
1. Panti Jompo Rumah Bersama
2. Home Care
1. PANTI JOMPO RUMAH BERSAMA 2. HOME CARE
D. MITRA KERJA DAN MEMBANGUN KEMITRAAN E. PERSIAPAN TENAGA
1. Mitra kerja Puskesmas Kenanga ada 5,
yaiRSUD DEPATI BAHRIN.....Type
C...Akreditasi Paripurna
2. RS. ARSANI...Type D ..Akreditasi
3. DPPKBP3A
4. Dinas Sosial
5. Yayasan Rumah Bersama
Mitra kerja menyambut baik dgn program
PJP lansia
- SK Kepala Puskesmas Tentang
Nama-Nama Tim Program PJP Bagi
Lansia
- Melibatkan Lintas program yg terdiri
atas:
 Pemegang program lansia
 Dokter : 3
 Gizi : 1
 Bidan : 11
 Perawat : 14
 Perkesmas : 1
 Kesehatan Jiwa : 1
 Promkes : 1
 PTM : 1
1. Rumah Sakit Umum Depati Bahrin
2. Rumah Sakit Arsani
3. Panti Jompo Rumah Bersama
4. Dinas DPPKBP3A
5. Dinas sosial
6. Caregiver kelurahan/desa sudah
ada sk
F. SARANA DAN PRASARANA
1. SK SDM Untuk Program PJP
2. Pendaftaran khusus lansia
3. Ruang Tunggu khusus lansia
4. Ruang Tensi lansia
5. Toilet lansia : 1
6. Hand raling
7. Mobil Pusling : 1
8. Kursi Roda : 1
9. Lansia Kit : 1
10. Buku lansia : 70
11. Form P3G
12. Media KIE
13. Kohort lansia
14. Form Askep keluarga/individu
15. Jumlah Wahana Utk. Keg day
care ; 1
Ruang Tunggu
Khusus Lansia
Ruang Pemeriksan
lansia
Pendaftaran Khusus
Lansia
Hand raling pintu
masuk
Hand raling jalan
ke toilet
Ruang Tensi untuk
lansia
Kursi Roda Toilet Lansia
Mobil Pusling
Lansia kit
POSYANDU LANSIA
N
0.
KELURAHAN/DE
SA
KELOMPOK/POSYANDU
LANSIA
STRATA
1. Parit Padang Merak dan Rajawali
2. Kenanga Garuda Mandiri
3. Desa rebo Cendrawasih Mandiri
4. Lubuk Kelik Elang dan Merpati
5. Jelitik Kutilang dan Teratai
6. Surya Timur Kakaktua,Nuri Indah
dan Kasuari
7. Bukit Betung Tulip
Jumlah Kader Lansia : 60 orang
Pembinaan kelompok lansia di lembaga pemasyarakatan (LAPAS) Bukit
semut berada di kelurahan Lubuk Kelik .
Pembinaan Rumah bersama berada di kelurahan parit padang.
G. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Persiapan Rencana Pelaksanaan Kegiatan:
1. RUK Tahun 2019.....dilakukan pada bulan
Desember 2018
2. RPK Bulanan
3. RUK Tahun 2020
RPK Bulanan RUK Bulanan
2. PELAKSANAAN
a. Sosialisasi dan Advokasi
- Sosialisasi care giver PJP di Puskesmas /LP dilaksanakan akhir tahun 2018 ,
- Sosialisasi LS dilaksanakan pada lokmin linsek triwulan Pertama pada bulan
Maret 2019
- Sosialisasi caregiver di Posyandu lansia bulan Januari 2019
Dalam Peningkatan kapasitas
caregiver dalam PJP - wahana home
care , yang perlu dilakukan adalah
pemberdayaan caregiver di puskesmas
dan di posyandu.
Membangun sistem rujukan dalam PJP
melibatkan kader, LS, Puskesmas, dan
RS, selanjutnya petugas mengambil
data dan No. HP kemudian home visit
bersama kader dan kaling setempat.
B. PEMANTAUAN
MEMANTAU KEBUTUHAN LANSIA
TERHADAP 4 ASPEK
1. DALAM PJP (FISIK, PSIKOSOSIAL,
SOSIAL, DAN SPIRITUAL:
1. ASSESMENT .....INSTRUMEN P3G,
BUKU KES. LANSIA
2. ASKEP....OLEH NAKES
3. PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
(GIMUL, GIZI, DLL)
4. PELAYANAN SOSIAL, MENTAL, S
SPIRITUAL
Pengelola Prog. lansia dengan
Tim PJP melakukan
assesment dengan Intrument
P3G dan buku kesehatan
lansia, menetapkan prioritas
masalah, untuk melakukan
implementasi keperawatan.
Kegiatan selalu
mengikutsertakan kader dinas
soial dan PLKB serta kaling,
RT setempat. Untuk panti
jompo rumah bersama
diberikan pelayanan spiritual
bagi yang non muslim.
Pemantauan
1. PERTEMUAN BERKALA DENGAN TIM PJP... AGUSTUS 2019
(MEMBAHAS RENCANA PERKEMBANGAN PELAYANAN PJP DAN PROGRES KONDISI
KESEHATAN LANSIA KLIEN PJP.
2. PERTEMUAN DENGAN PENGELOLA WAHANA PJP SUDAH
DILAKUKAN BULAN SEPTEMBER 2019
Pertemuan Yang Telah Dilaksanakan
Pertemuan Yang Belum Dilaksanakan
Pertemuan berkala dan pembinaan caregiver informal dan
formal belum terlaksana.
Pembinaan dan Pendampingan Berkala
1. Pembinaan Internal bagi petugas Puskesmas dilakukan
oleh PJ. UKM kepada seluruh
pengelola program, bidan desa melalui rapat UKM setiap
bulan
2. Pembinaan Eksternal dilakukan oleh Dinkes Kabupaten
Bangka untuk pengelola program lansia, bidkor, dan bides
4. MONITORING DAN EVALUASI
- Pertemuan berkala dgn Tim PJP
- Pertemuan berkala dengan
pengelola wahana PJP di Wil.
Kerja PKM Kenanga
- Pertemuan berkala dengan
penyedia jasa layanan caregiver
profesional perusahaan swasta)
- Evaluasi proses dan hasil
implementasi model di tk.
PKM
- Pertemuan Berkala mll. Rapat UKM
tiap Bulan
- Pertemuan berkala mll. LS utk
umpan balik
semua program termasuk keg. PJP
- Wahana PJP Home care dan
Rumah Bersama
- Belum ada layanan CG Profesional
- PJP tiap bulan 7 orang dengan
capaian:
• Tk. Kemandirian C: 5 orang
• TK. kemandirian B : 40 orang
• Meninggal : 4
- Jumlah buku pedoman PJP
- Jumlah buku panduan praktis
untuk caregiver dalam PJP
bagi lansia
- Persentase caregiver
(keluarga/pengasuh lansia dll)
yang memiliki panduan
caregiver
- Jumlah dan jenis petugas yang
masuk dalam tim PJP
- Jumlah dan jenis LS dalam tim
PJP
- Jumlah wahana PJP di wilayah
kerja puskesmas :
 Panti /residential:
 Nursing home:
 Transisional care:
 Buku pedoman yang
dimiliki petugas di
Puskesmas berjumlah 1
Buku
 Tidak ada buku panduan
praktis untuk caregiver
 0%
 5 orang (Dokter,pengelola
program,Promkes,Bidan,g
izi)
 5 Lintas sector antara
lain: RS. Arsani, RSUD
Sungailiat,DPPKBP3A,Dina
s Sosial dan Rumah
Bersama
 1 Panti Rumah Bersama
dan Home care
Belum
dianggarkan
Akan
dianggarkan
untuk Tahun
berikutnya
PROGRESS CAPAIAN
INDIKATOR INPUT
- Jumlah lansia
berdasarkan tingkat
kemandirian:
- B (Ketergantungan
Sedang) :
- C (Ketergantungan
Berat) :
- C (Ketergantungan
Total) :
- Jumlah lansia yang
memerlukan PJP
- Jumlah KK mempunyai
lansia yang
memerlukan PJP
- Jumlah lansia yang
tinggal sendiri
memerlukan PJP
 Ketergantungan Sedang B : 40 Orang
 Ketergantungan Berat /Total C : 5
Orang
 Jumlah Lansia yang memerlukan PJP
: 45 orang
45 kk
INDIKATOR PROSES
- Jumlah caregiver yang
mendapatkan pelatihan
Keluarga:
Petugas panti:
Pengasuh lansia berbayar:
Pekerja sosial :
Kader yang berperan
sebagai caregiver :
dll :
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan tim PJP
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan pengelola wahana PJP
di wilayah kerja Puskesmas
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan penyedia jasa layanan
caregiver profesional
(perusahaan swasta)
 Jumlah caregiver yang
mendapatkan pelatihan:
- Keluarga : 0
- Petugas Panti : 5 orang
- Pengasuh lansia
berbayar : 0
- Pekerja social : 3 Orang
- Kader yang berperan
sebagai caregiver : 60
Orang
Pertemuan dengan Tim PJP
setiap
triwulan
Pertemuan pengelola
wahana 2 kali /tahun
Belum ada caregiver
profesional
- % lansia yang mendapatkan PJP
(dibandingkan data jumlah
lansia yang membutuhkan PJP)
- % caregiver yang sudah dibina
dalam melakukan PJP
- % petugas panti yang dibina
dalam melakukan PJP
- % wahana yang dibina sebagai
jejaring dalam PJP
Panti/residensial:
Nursing home :
Transisional care:
- % penyedia jasa layanan
caregiver profesional
(perusahaan swasta) yang
dibina
Sasaran jumlah lansia
3285/3290=99%
Jumlah kader yang dibina 60
orang/1005
Jumlah caregiver panti 6
orang/100%
1 wahana panti residensial
Kegiatan PJP dapat
dilaksanakan.akan tetapi
sering kali untuk tujuan
peningkatan skor ADL
pada lansia dengan
ketergantungan sedang
dan berat tidak bisa
kembali ke posisi skor
ketergantungan
ringan.hanya dapat
dilakukan pencegahan
komplikasi.
Indikator output:
Sumber dana ; bok
Indikator outcome:
- % Lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setelah 6 bulan) = Jumlah
lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setalah 6 bulan) dibagi Jumlah
lansia mendapatkan PJP x 100%)
- % Lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setelah 1 tahun ) = Jumlah
lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setalah 1tahun ) dibagi Jumlah
lansia mendapatkan PJP x 100%)
Kegiatan PJP dapat
dilaksanakan.akan
tetapi sering kali untuk
tujuan peningkatan
skor ADL pada lansia
dengan
ketergantungan sedang
dan berat tidak bisa
kembali ke posisi skor
ketergantungan
ringan.hanya dapat
dilakukan pencegahan
komplikasi.
Keluarga kurang
kooperatif.
Berdasarkan hasil Pengkajian, permasalahan dalam
Pelaksanaan PJP di wilayah Kerja Puskesmas Kenanga
antara lain adalah:
- Tidak Memiliki Fasilitas Jaminan kesehatan
- Terkendala dalam kerjasama dengan pihak keluarga
- Belum ada MOU dengan Rumah sakit
69
70
No. Nama Umur Alamat Penyakit
1. Ny.Hasiah 75 TJ.Ratu Post stroke
2. Tn.Supono 68 TJ.Ratu DM
3. Ny.Sauyah 76 TJ.Ratu HT
4. Tn.Zubir 65 Parit Padang HT
5. Ny.Rosla 71 Rambak Post stroke
6. Ny.Zaida 70 Parit Padang DM
7 Tn.jahari 74 Parit Padang DM
8 Ny.Dahlia 81 Parit Padang HT
9 Tn.Musdar Kasiman 77 Parit Padang Post stroke
10 Ny.Sainur 80 Kenanga HT
Data Pasien PJP Lansia
NO. Nama Umur Alamat Penyakit
11. Tn.Sak khin 67 Lubuk Kelik HT
12. Ny.Lie tjin tjong 68 Lubuk Kelik DM
13. Tn.Lo khi tjhin 71 Lubuk Kelik HT
14. Ny.Bong Sun Liang 64 Lubuk Kelik HT
15. Ny.Rahma Siregar 62 Limbang Jaya Post stroke
16. Ny.Fatmawati 62 Limbang Jaya HT
17. Tn.Robai 70 Parit Padang HT
18. Ny.Tjen jin nie 68 Jelitik HT
19. Ny.Liu Sui Long 76 Jelitik DM
20. Ny.Rohani 68 Jelitik HT
21. Tn.Kong Djoen Tjhiang 77 Jelitik HT
71
D. Penutup
PJP Yang Memenuhi aspek kesehatan fisik,mental-
spiritual, sosial dan elemen-elemen penting lainnya
akan menjamin keberhasilan pelayanan PJP. Untuk itu
dibutuhkan koordinasi antara berbagai tingkatan
pelayanan kesehatan,pengaturan kebijakan yang
efesien, dukungan profesi kesehatan, masyarakat dan
keluarga. Oleh karena itu berjalannya koordinasi dan
jejaring merupakan salah satu kunci keberhasilan PJP
August
12,
2022
72
DOKUMENTASI
August
12,
2022
74
Pertemuan kader di puskesmas
August 12, 2022
75
POSYANDU LANSIA
August
12,
2022
76
Pemeriksaan
kesehatan
PENYULUHAN LANSIA
LAPAS PUSKESMAS
POSYANDU
FOTO KEGIATAN
HOMECARE/HOMEVISIT
79
RUJUKAN PASIEN LANSIA
Senam lansia
August
12,
2022
81
Pembinaan kelompok lansia
dilapas
August
12,
2022
82
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
August
12,
2022
83
PEMBINAAN DI PANTI JOMPO
RUMAH BERSAMA
August
12,
2022
84
Refreshing
Usila
PEMBERDAYAAN LANSIA
August
12,
2022
86
August
12,
2022
87
Pemberdayaan genre dalam proses
kegiatan ( Kader)
88

More Related Content

What's hot

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019ainunchairat
 
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANPENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANuning wikandari
 
Pendidikan keterampilan hidup sehat
Pendidikan keterampilan hidup sehatPendidikan keterampilan hidup sehat
Pendidikan keterampilan hidup sehatersa amping
 
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbs
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbsDokumen.tips 59841023 leaflet-phbs
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbsdyah gaby kesuma
 
5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhanputri390345
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanMimi S Munadi
 
ASKEP LANSIA NEW.pptx
ASKEP LANSIA NEW.pptxASKEP LANSIA NEW.pptx
ASKEP LANSIA NEW.pptxNidaRozarna
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportZakiah dr
 

What's hot (20)

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019Kak home visit resti 2019
Kak home visit resti 2019
 
Kader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwaKader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwa
 
Posyandu-lansia
Posyandu-lansiaPosyandu-lansia
Posyandu-lansia
 
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANPENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
 
Pendidikan keterampilan hidup sehat
Pendidikan keterampilan hidup sehatPendidikan keterampilan hidup sehat
Pendidikan keterampilan hidup sehat
 
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbs
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbsDokumen.tips 59841023 leaflet-phbs
Dokumen.tips 59841023 leaflet-phbs
 
BAB II UKM.docx
BAB II UKM.docxBAB II UKM.docx
BAB II UKM.docx
 
5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan5. sop penyuluhan
5. sop penyuluhan
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATANKEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
sop lansia 2021.docx
sop lansia 2021.docxsop lansia 2021.docx
sop lansia 2021.docx
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
ASKEP LANSIA NEW.pptx
ASKEP LANSIA NEW.pptxASKEP LANSIA NEW.pptx
ASKEP LANSIA NEW.pptx
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 

Similar to kebijakan Lansia.pptx

Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dianYonazira
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkesputri irawan
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Muchtar Mahdi
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxRafliAidillah1
 
Dasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatanDasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatanUFDK
 
Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siagaAnggit T A W
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
Health Promotion KEL 1.pptx
Health Promotion KEL 1.pptxHealth Promotion KEL 1.pptx
Health Promotion KEL 1.pptxSalsaFebriani1
 
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanPenerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanMuhammad Idham Rahman
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfmutiadewikurniati
 
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxDian Kurnia Rabbani
 

Similar to kebijakan Lansia.pptx (20)

12742250.ppt
12742250.ppt12742250.ppt
12742250.ppt
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkes
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Dasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatanDasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatan
 
Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siaga
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Promosi kesehatan nasional
Promosi kesehatan nasional Promosi kesehatan nasional
Promosi kesehatan nasional
 
prinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu giziprinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu gizi
 
Health Promotion KEL 1.pptx
Health Promotion KEL 1.pptxHealth Promotion KEL 1.pptx
Health Promotion KEL 1.pptx
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
Desa siaga
 
Total.wellness
Total.wellnessTotal.wellness
Total.wellness
 
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanPenerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
 
PEMBUDAYAAN GERMAS
PEMBUDAYAAN GERMAS PEMBUDAYAAN GERMAS
PEMBUDAYAAN GERMAS
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
 
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

kebijakan Lansia.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022 1
  • 2. Salah satu indikator keberhasilan Pemb.kesehatan adalah meningkatnya UHH , meningkatnya UHH berdampak terhadap meningkatnya populasi Lansia . Umumnya permasalahan Lansia menyangkut masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya Proses penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit degeneratif, untuk pengobatan perlu waktu lama & biaya tinggi LATAR BELAKANG KEBUTUHAN YANKES LANSIA PARADIGMA SEHAT “Menjadi tua merupakan suatu keuntungan, bukan menimbulkan masalah” 2
  • 3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM MENDUKUNG USIA LANJUT  UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia  UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia  UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 138 tentang upaya pelayanan kesehatan usia lanjut  Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.  Keputusan Presiden RI No. 52 tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia  Keputusan Presiden RI No. 93 tahun 2005 tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia  Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 05/KepMenko/Kesra/VIII/1989 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Lansia.  Rencana Aksi Nasional usia lanjuttahun 2009 - 2014 3
  • 4. UU NO 36 TH 2009 TTG KESEHATAN (PASAL 138) 1) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi usia lanjut harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. 2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok usia lanjutuntuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi 4
  • 5. UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB XV  Pasal 171 (2)  Besar Anggaran Kesehatan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10 %  Pasal 171 (3)  2/3 anggaran kesehatan untuk pelayanan publik  Pasal 172 (1)  alokasi 2/3 anggaran kesehatan di bidang pelayanan publik terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar
  • 6. Transisi demografi: Dunia UN Report on World Population Ageing 1950-2050
  • 7. Transisi demografi: Indonesia 7,1% 8,1% 13,1% Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Badan Pusat Statistik (BPS) United Nations Population Fund (UNFPA)
  • 8. PERKEMBANGAN USIA LANJUT Umur harapan hidup Jumlah Usila (juta) 1980 52,2 7,998 (5,45%) 1990 59,8 11.277 (6,29%) 2000 64,5 14,440 (7,18%) 2010 70,6 23,993 (9,77%) 2014 72 28,823 (11,34%)8
  • 9. Jenis penyakit 55- 64 th 65 – 74 th > 75 th Penyakit sendi 56,4 62,9 65,4 Hipertensi 53,7 63,5 67,3 Katarak 28,8 41,9 51,6 Stroke 20,2 31,9 41,7 Jantung 16,1 19,2 20,4 Gangg mental emosional 15,9 23,2 33,7 DM 3,7 3,4 3,2 MASALAH KESEHATAN LANSIA (Riskesdas 2007) Dalam persen 9
  • 10. VISI MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN M I S I INDONESIA SEHAT VISI, MISI DAN NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014 1. ↑ Derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat (swasta dan masyarakat mandani) 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik Nilai- nilai Prorakyat Inklusif Responsif Efektif Bersih 10
  • 11. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, : (salah satunya ditandai dengan Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun) 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, 3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009. 4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. 5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen. 6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). 7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. 8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). 11
  • 12. TUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT Tujuan Umum meningkatkan : Kualitas hidup agar • Mandiri • Produktif • Berguna Tujuan Khusus meningkatkan : • Kesadaran menjaga kesehatan • Mutu pembinaan & pelayanan • Koordinasi LP dan LS • Peran serta keluarga & masyarakat 12
  • 13. SASARAN PROGRAM TAK LANGSUNG • Keluarga • Masyarakat tempat Lansia berada • Organisasi sosial • Petugas kesehatan • Masy.luas LANGSUNG Pra Lansia (45-59 th) usia lanjut(60-69 th) Lansia Risti (>70 th/ 60 th dg masalah kes) 13
  • 14. KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT  Pembinaan ditujukan untuk peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri  Pemberdayaan masyarakat, peran keluarga dan masyarakat, kemitraan dengan LSM dan swasta  Pembinaan dengan pendekatan holistik  Dilaksanakan secara terpadu LP/LS  Pelayanan dasar dan rujukan yang berkualitas secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) 14
  • 15. STRATEGI 1. Meningkatkan sosialisasi, advokasi dan komunikasi (Penguatan Promosi Kesehatan melalui pendekatan perubahan gaya hidup) 2. Meningkatkan akses masy. Lansia untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas (Penguatan sistem kesehatan untuk mendukung “Active and Healthy Ageing”) 3. Menjalin kemitraan 4. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri di usia lanjut 15
  • 16. 6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang terlibat dalam upaya kes. Lansia 7. Mengupayakan anggaran dari pemerintah, swasta dan masyarakat 8. Kerjasama dengan universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan program STRATEGI (lanjutan) 16
  • 17. Sistem Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Karakteristik Pasien Geriatri: • Multipatologi (akut, kronik- degeneratif) • Daya cadangan faali ↓ • Gejala tidak khas • Pemulihan lambat • Masalah psiko-sosial > • Malnutrisi • Gangguan fungsional Poliklinik RR Akut RR Kronik Day-care Hospital-based Home-care Puskesmas Panti Werdha Comm Day-care Community-based
  • 18. PROGRAM 1. PENINGKATAN DAN PEMANTAPAN UPAYA YANKES LANSIA DI SARANA YANKES DASAR, PUSKESMAS PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT 18
  • 19. 2. PENINGKATAN UPAYA RUJUKAN KESEHATAN BAGI LANSIA. POLI GERIATRI RS KELAS A RS KELAS B 19
  • 20. 3. Penyuluhan & penyebaran informasi Kesehatan bagi lansia. 4. Perawatan kesehatan bagi Lansia dan keluarga di rumah (Home Care). 6. Pengembangan lembaga tempat perawatan bagi Lansia 5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Lansia 20
  • 21. SISTEM RUJUKAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT YANKES STR I YANKES STR II YANKES STR III RS KABUPATEN/KOTA BP4,BKMM,BKOM, KLINIK /PRAKTEK SPESIALIS SWASTA PUSKESMAS,PRAKTEK DR UMUM ,BIDAN, BP,BKIA POSYANDU POSKESDES UKM UKP DEPKES/DINKES PROPINSI DINKES KAB/KOTA BP4, BKMM,BKOM PUSKESMAS POSYANDU,POSKESDES, UKBM LAINNYA RS PUSAT/PROPINSI 21
  • 22. PUSKESMAS  Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan Sebagai Unit Pelaksana Teknis: melaksanakan sebagian tugas Dinas kesehatan Kab/kota 22
  • 23. FUNGSI PUSKESMAS PUSAT PEMBANGUNAN WILAYAH BERWAWASAN KESEHATAN PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PUSAT PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PRIMER penekanan pada promotif dan preventif, kesehatan memberi warna dalam setiap kegiatan pembangunan profesional, bermutu, dan menjamin keselamatan pelanggan PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN PRIMER Masy mempunyai power (berdaya) dalam pengambilan keputusan kesehatan, keterlibatan masyarakat secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 23
  • 24. UPAYA PUSKESMAS A. Upaya kesehatan wajib Puskesmas 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya kesehatan ibu, anak & KB 4. Upaya perbaikan gizi 5. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan dasar dan gawat darurat B. Upaya kesehatan pengembangan 24
  • 25. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN  Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat  Pelayanan kesehatan jiwa  Pelayanan kesehatan sekolah  Pelayanan kesehatan gigi dan mulut  Pelayanan kesehatan usia lanjut  Pelayanan kesehatan olah raga  Pelayanan kesehatan kerja  Pelayanan kesehatan mata  Pembinaan pengobatan tradisional 25
  • 26. Melakukan pelayanan kepada Usia Lanjut, meliputi : - aspek promotif, - preventif, disamping - aspek kuratif - rehabilitatif Yang dilakukan secara Pro-aktif, Baik Sopan Memberikan kemudahan dukungan bagi usia lanjut. 26
  • 27. CIRI-CIRI PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT : 1. Pelayanan baik, berkualitas & sopan 2. Memberikan kemudahan dlm yankes kepada usia lanjut 3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya yankes bagi usila tak mampu 4. Memberikan dukungan/bimbingan pd usila dlm memelihara & meningkatkan kes. 5. Melakukan yankes secara proaktif 6. Melakukan kerjasama dgn LP & LS 27
  • 28. PELAYANAN PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT Promotif: Dilakukan bagi Lansia, keluarga, masy - penyuluhan kesehatan, gizi - upaya pean kebugaran jasmani - pemeliharaan kemandirian & produktivitas Preventif: Dilakukan kepada pra Lansia & Lansia - Deteksi dini - Pemantauan kondisi kesehatan. - Sarana kms lansia 28
  • 29. Kuratif: Berupa pengobatan ringan bagi Lansia di kelompok Lansia - Pengobatan lanjutan di Puskesmas - Rujukan kasus ke RS Rehabilitatif: Dapat berupa : - Upaya Medis - Upaya Psikososial - Upaya Edukatif Tujuan: mengembalikan kemampuan & kepercayaan diri Lansia 29
  • 30. Ruang Lingkup Semua upaya kesehatan : preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif. Klasifikasi Pelayanan PELAYANAN GERIATRI DI RS Jenis Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap Klinik Asuhan Siang / Day Hospital Penitipan Lansia/ Respite Care Home Care Primer √ - - - √ Sekunder √ √ - - √ Tersier √ √ √ - √ Rujukan Tertinggi √ √ √ √ √
  • 31. Pembentukan Tim Terpadu Geriatri di RS  Dokter spesialis penyakit dalam  Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi / dokter terlatih  Psikiater / dokter terlatih  Perawat gerontik/ perawat terlatih  Dietisien  Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana (pekerja sosial medik, fisioterapis).
  • 32. KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI – MUTIPATOLOGI – DAYA CADANGAN FAALI MENURUN – STATUS FUNGSIONAL BERUBAH – TAMPILAN KLINIKNYA MENYIMPANG – STATUS NUTRISI TERGANGGU
  • 33. PERMASALAHAN PADA LANSIA  Imobilisasi  Instabilitas Postural, jatuh dan patah tulang  Inkontinensia urin  Infeksi  Impairment of hearing and vision  Inanition  Iatrogenik  Insomnia  Isolasi  Impecunity  Irritable colon  Immunne Defeciency  Impotence 14 I Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri /Comprehensive Geriatric Assesment ( CGA)
  • 34. Komponen CGA • Pengkajian masalah medik (diagnosis medik) • Pengkajian status fungsional (diagnosis fungsional)  ADL • Pengkajian status kognitif  AMT / MMSE • Pengkajian status emosi/ afek  GDS • Pengkajian kondisi sosial
  • 35. KELOMPOK USIA LANJUT  Sebagai bentuk implementasi dari pelayanan pro aktif Puskesmas  Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif  Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga kesehatan Puskesmas  Dibeberapa daerah kelompok Usila disebut sebagai Posyandu Lansia, Posbindu Lansia, Karang Werdha, dsb 35
  • 36. KEGIATAN YANGDILAKSANAKAN 1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari 2. Pemeriksaan status mental 3. Pemeriksaan status gizi 4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi 5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein 6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas 7. Penyuluhan kesehatan 8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan kerumah Lansia yang tidak datang 36
  • 37. KEGIATAN TAMBAHAN 1. Pemberian makanan tambahan sebagai contoh menu makanan 2. Kegiatan olahraga 3. Kerohaniaan 4. Rekreasi 5. Forum diskusi 6. Penyaluran dan pengembangan hobi 37
  • 38. PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE)  Bentuk yankes komprehensif yang dilakukan di rumah Lansia dengan memberdayakan keluarga dan lansia sendiri  Bertujuan memandirikan Lansia dan keluarganya sebagai subyek  Dilakukan dalam bentuk tim  Di Puskesmas merupakan bagian dari Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) 38
  • 39. KOMPONEN PERAWATAN LANSIA DI RUMAH KLIEN/ LANSIA KOORDINATOR KASUS/ PETUGAS KES PRAMUSILA/ CARE GIVER PENGASUH/ KELUARGA 39
  • 40. PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH  Dapat merupakan:  Kelanjutan perawatan akut di rumah sakit  Upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang sudah diderita  Modifikasi perawatan yang seharusnya dilakukan di institusi (panti-rawat, ruang rawat kronik, ruang rawat akut)  Aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif harus selalu diperhatikan  Pertimbangan untuk melakukan perawatan di rumah perlu dipikirkan matang-matang 40
  • 41. 3. PELAYANAN KESEHATAN DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA  Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan Lansia dalam menangani kesehatannya secara mandiri.  Memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif  Puskesmas harus melakukan pembinaan dan pelayanan kepada Panti Lansia yang ada di wilayahnya 41
  • 42. EXTENDED FAMILY (KELUARGA BESAR)  Umumnya keluarga terdiri dari keluarga inti (core family) yaitu ayah, ibu dan anak  Extended family (keluarga besar) terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakek, nenek dan saudara.  Three generation under one roof (tiga generasi dalam satu atap) adalah konsep yang dianut oleh Komnas Lansia  Tidak menempatkan lansia terpisah dari keluarga inti  Konsep keluarga besar, akan meningkatkan interaksi sosial antara lansia dengan keluarga dan dapat mengurangi kejadian depresi, gangguan mental emosional dan penyaklit lainnya pada lansia.
  • 43. INDIKATOR TARGET 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Provinsi yang mengembangkan program kesehatan Usia Lanjut 27 prov 33 prov 33 prov 33 prov 33 prov Jumlah Kabupaten/kota yang mengembangkan program kesehatan Usia Lanjut 300 kab/kota 324 kab/kot 348 kab/kot 372 kab/kot 396 kab/kot Jumlah Puskesmas Santun Usia Lanjut (Indikator Renstra) 102 pusk 227 pusk 352 pusk 477 pusk 602 pusk Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut 20% 25% 30% 35% 40% Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 30% 40% 50% 60% 70% Target Program Lansia Tahun 2010 - 2014 43
  • 44. DEFINISI OPERASIONAL Propinsi yang mengembangkan program kesehatan Usia Lanjut adalah Propinsi yang telah melakukan pelatihan/ pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi program kesehatan usia lanjut kepada kabupaten/kota di wilayahnya. Kabupaten/kota yang mengembangkan program kesehatan Lanjut Usia adalah kab/kota yang telah melaksanakan pelatihan/ pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi program kesehatan usia lanjut kepada puskesmas di wilayahnya. Puskesmas Santun Usia Lanjut adalah Puskesmas yang telah mengembangkan program kesehatan usia lanjut dan menyediakan minimal loket, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan khusus bagi Usia Lanjut. mempunyai petugas terlatih kesehatan lansia/geriatri serta melakukan pembinaan terhadap kelompok lansia
  • 45. PENUTUP  Program kesehatan usia lanjut mengupayakan agar para Lansia dapat menikmati masa tua dengan sehat bahagia dan berguna  Puskesmas Santun Lansia mengutamakan upaya promotif & preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif terhadap Lansia  Kelompok Lansia merupakan salah satu wadah UKBM untuk meningkatkan kesehatan Lansia  Para Usila harus mempertahankan pola hidup sehat, dengan peran serta aktif keluarga dan masyarakat 45
  • 46. PERAWATAN JANGKA PANJANG BAGI LANJUT USIA DI PUSKESMAS BATURUSA SUWARDI,SKM,M.Si 46
  • 47. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Di Indonesia terdapat dua kategori Lansia, yaitu Lansia Potensial dan Lansia Non Potensial. "Pemerintah fokus pada penanganan Lansia Non Potensial karena kategori ini yang membutuhkan perawatan jangka panjang Populasi Lansia meningkat 10% di tahun 2020 berdasarkan data BPS, Bappenas Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2015-2035. Jumlah ini kemungkinan akan terus meningkat hingga tahun 2035 sebesar 16,5% dengan jumlah Lansia Perempuan lebih banyak dari Laki-laki.
  • 48. LANJUTAN Sebanyak 44% Lansia di Indonesia memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi dengan persentase terbanyak yaitu 63,5%, masalah gigi sebesar 53,5% dan penyakit lainnya dengan persentase rendah seperti rematik, masalah mulut, diabetes, jantung koroner, struk, gagal ginjal dan penyakit ganas (kanker). Pekerja Sosial berperan memberikan terapi (fisik, psikososial dan spiritual), mengajak keluarga Lansia untuk mendukung Lansia sebagai orang tersayang, memastikan Lansia mendapat layanan yang dibutuhkan, melayani sebagai penghubung komunikasi antara Lansia dengan tim pelayan dan memastikan akses bagi Lansia terhadap layanan rehabilitasi sosial yang diberikan pemerintah dan komunitas.
  • 49. "Lansia di Canada itu kurang diperhatikan, cenderung terbelakang, sehingga banyak Lansia Canada yang mengalami gangguan mental seperti depresi. Maka kami inisiasi suatu program bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan NGO untuk melatih Pekerja Sosial dan memberi pengetahuan tentang merawat lansia," jelasnya. Ruben perwakilan Spanyol mengatakan Peksos diakui sbg profesi. Pemerintah jg memfasilitasi 17 komunitas utk mengurus Lansia sejak 2006. Penitipan Lansia ke komunitas juga harus memenuhi syarat, jika penitip adalah seorang wanita muda dan single , tidak diperbolehkan menitip lansia ke komunitas, harus dirawat sendiri. Lain halnya lagi di Nepal, Aasati Poudel mengatakan masyarakat cenderung kurang peduli terhadap Lansia, terutama lansia yang menderita demensia. Pemerintah Nepal berinisiatif untuk menggalang kepedulian masyarakat pada lansia melalui komunitas.
  • 50. Puskesmas Kenanga didirikan tahun 1972 merupakan Puskesmas Perkotaan dibawah Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya Puskesmas Kenanga diperkuat dengan 3 Pustu yaitu Pustu RSS, Pustu Rambak dan Pustu Tanjung Ratu, serta 3 Poskesdes yaitu Poskesdes Kenanga, Poskesdes Rebo dan Poskesdes Rambak 50 Wilayah Kerja PKM Kenanga terdiri atas 6 Kelurahan dan 1 Desa, yaitu: 1. Kelurahan Kenanga 2. Kelurahan Parit Padang 3. Kelurahan Bukit Betung 4. Kelurahan Jelitik 5. Kelurahan Surya Timur 6. Kelurahan Lubuk kelik 7. Desa Rebo. Keterang: : PKM Kenanga
  • 51. A. PERENCANAAN 1.PENGUMPULAN DATA N O URAIAN JUML AH 1 Jumlah Penduduk 39.148 3 Jumlah Keluarga dengan Lansia 1.185 4 Jumlah KK Miskin/kurang mampu dengan Lansia 1.333 5 Jumlah lansia 3.290 6 Jumlah lansia miskin/kurang mampu 9 7 Jumlah lansia yang tinggal sendiri 0 8 Jumlah lansia di Panti 9 9 Jumlah lansia yang memiliki buku kesehatan lansia 908 10 Jumlah lansia yang memiliki jaminan kesehatan 750 11 Jumlah wahana PJP di wilayah kerja Puskesmas - Jumlah Panti/Residensial 1 - Jumlah Nursing Home 0 - Jumlah Transitional Care 0 12 Jumlah Penyedia jasa layanan caregiver profesional (perusahaan swasta) 0 N O KOMPONEN URAIAN JUMLA H 1 2 Jumlah Sasaran PIS PK 10.150 1 3 IKS hingga Oktober 2019 0,41 1 4 Jumlah lansia dengan tingkat kemandirian A 3290 1 5 Jumlah lansia dengan tingkat kemandirian B - Ketergantungan ringan 50 - Ketergantungan sedang 26 1 6 Jumlah lansia dengan tingkat kemandirian C - Ketergantungan berat 39 - Ketergantungan total 14
  • 52. B. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN SASARAN LANSIA YANG MEMERLUKAN PJP Sasaran PIS PK PKM Kenanga: 9.799 KK dengan IKS Hingga Oktober 2019 : 0,41 Penduduk Lansia : 3.290 jiwa N O Nama Desa Jumlah Posyand u Jumlah Panti Wredha Sasaran Lansia 45-59 60-69 > 70 L P L P L P 1 Kel.Kenanga 1 0 452 428 181 182 73 64 2 Kel.Parit Padang 2 1 895 869 345 351 120 89 3 Kel.Jelitik 2 0 358 318 148 101 59 66 4 Kel,Surya Timur 3 0 230 209 83 91 45 50 5 Kel.Lubuk Kelik 2 0 202 188 82 87 43 47 6 Kel.Bukit betung 1 0 634 661 156 149 52 47 7 Desa Rebo 1 0 382 350 157 161 81 78 JUMLAH 12 1 3153 3023 1152 1122 473 441 Lansia Yang memerlukan PJP adalah 45 Lansia
  • 54. IDENTIFIKASI WAHANA PJP DI WILAYAH PKM KENANGA Wahana PJP Yang ada di Wilayah Kerja PKM Kenanga ada 2 yaitu: 1. Panti Jompo Rumah Bersama 2. Home Care 1. PANTI JOMPO RUMAH BERSAMA 2. HOME CARE
  • 55. D. MITRA KERJA DAN MEMBANGUN KEMITRAAN E. PERSIAPAN TENAGA 1. Mitra kerja Puskesmas Kenanga ada 5, yaiRSUD DEPATI BAHRIN.....Type C...Akreditasi Paripurna 2. RS. ARSANI...Type D ..Akreditasi 3. DPPKBP3A 4. Dinas Sosial 5. Yayasan Rumah Bersama Mitra kerja menyambut baik dgn program PJP lansia - SK Kepala Puskesmas Tentang Nama-Nama Tim Program PJP Bagi Lansia - Melibatkan Lintas program yg terdiri atas:  Pemegang program lansia  Dokter : 3  Gizi : 1  Bidan : 11  Perawat : 14  Perkesmas : 1  Kesehatan Jiwa : 1  Promkes : 1  PTM : 1 1. Rumah Sakit Umum Depati Bahrin 2. Rumah Sakit Arsani 3. Panti Jompo Rumah Bersama 4. Dinas DPPKBP3A 5. Dinas sosial 6. Caregiver kelurahan/desa sudah ada sk
  • 56. F. SARANA DAN PRASARANA 1. SK SDM Untuk Program PJP 2. Pendaftaran khusus lansia 3. Ruang Tunggu khusus lansia 4. Ruang Tensi lansia 5. Toilet lansia : 1 6. Hand raling 7. Mobil Pusling : 1 8. Kursi Roda : 1 9. Lansia Kit : 1 10. Buku lansia : 70 11. Form P3G 12. Media KIE 13. Kohort lansia 14. Form Askep keluarga/individu 15. Jumlah Wahana Utk. Keg day care ; 1 Ruang Tunggu Khusus Lansia Ruang Pemeriksan lansia Pendaftaran Khusus Lansia
  • 57. Hand raling pintu masuk Hand raling jalan ke toilet Ruang Tensi untuk lansia Kursi Roda Toilet Lansia Mobil Pusling Lansia kit
  • 58. POSYANDU LANSIA N 0. KELURAHAN/DE SA KELOMPOK/POSYANDU LANSIA STRATA 1. Parit Padang Merak dan Rajawali 2. Kenanga Garuda Mandiri 3. Desa rebo Cendrawasih Mandiri 4. Lubuk Kelik Elang dan Merpati 5. Jelitik Kutilang dan Teratai 6. Surya Timur Kakaktua,Nuri Indah dan Kasuari 7. Bukit Betung Tulip Jumlah Kader Lansia : 60 orang Pembinaan kelompok lansia di lembaga pemasyarakatan (LAPAS) Bukit semut berada di kelurahan Lubuk Kelik . Pembinaan Rumah bersama berada di kelurahan parit padang.
  • 59. G. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN Persiapan Rencana Pelaksanaan Kegiatan: 1. RUK Tahun 2019.....dilakukan pada bulan Desember 2018 2. RPK Bulanan 3. RUK Tahun 2020 RPK Bulanan RUK Bulanan
  • 60. 2. PELAKSANAAN a. Sosialisasi dan Advokasi - Sosialisasi care giver PJP di Puskesmas /LP dilaksanakan akhir tahun 2018 , - Sosialisasi LS dilaksanakan pada lokmin linsek triwulan Pertama pada bulan Maret 2019 - Sosialisasi caregiver di Posyandu lansia bulan Januari 2019 Dalam Peningkatan kapasitas caregiver dalam PJP - wahana home care , yang perlu dilakukan adalah pemberdayaan caregiver di puskesmas dan di posyandu. Membangun sistem rujukan dalam PJP melibatkan kader, LS, Puskesmas, dan RS, selanjutnya petugas mengambil data dan No. HP kemudian home visit bersama kader dan kaling setempat.
  • 61. B. PEMANTAUAN MEMANTAU KEBUTUHAN LANSIA TERHADAP 4 ASPEK 1. DALAM PJP (FISIK, PSIKOSOSIAL, SOSIAL, DAN SPIRITUAL: 1. ASSESMENT .....INSTRUMEN P3G, BUKU KES. LANSIA 2. ASKEP....OLEH NAKES 3. PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA (GIMUL, GIZI, DLL) 4. PELAYANAN SOSIAL, MENTAL, S SPIRITUAL Pengelola Prog. lansia dengan Tim PJP melakukan assesment dengan Intrument P3G dan buku kesehatan lansia, menetapkan prioritas masalah, untuk melakukan implementasi keperawatan. Kegiatan selalu mengikutsertakan kader dinas soial dan PLKB serta kaling, RT setempat. Untuk panti jompo rumah bersama diberikan pelayanan spiritual bagi yang non muslim. Pemantauan
  • 62. 1. PERTEMUAN BERKALA DENGAN TIM PJP... AGUSTUS 2019 (MEMBAHAS RENCANA PERKEMBANGAN PELAYANAN PJP DAN PROGRES KONDISI KESEHATAN LANSIA KLIEN PJP. 2. PERTEMUAN DENGAN PENGELOLA WAHANA PJP SUDAH DILAKUKAN BULAN SEPTEMBER 2019 Pertemuan Yang Telah Dilaksanakan Pertemuan Yang Belum Dilaksanakan Pertemuan berkala dan pembinaan caregiver informal dan formal belum terlaksana. Pembinaan dan Pendampingan Berkala 1. Pembinaan Internal bagi petugas Puskesmas dilakukan oleh PJ. UKM kepada seluruh pengelola program, bidan desa melalui rapat UKM setiap bulan 2. Pembinaan Eksternal dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Bangka untuk pengelola program lansia, bidkor, dan bides
  • 63. 4. MONITORING DAN EVALUASI - Pertemuan berkala dgn Tim PJP - Pertemuan berkala dengan pengelola wahana PJP di Wil. Kerja PKM Kenanga - Pertemuan berkala dengan penyedia jasa layanan caregiver profesional perusahaan swasta) - Evaluasi proses dan hasil implementasi model di tk. PKM - Pertemuan Berkala mll. Rapat UKM tiap Bulan - Pertemuan berkala mll. LS utk umpan balik semua program termasuk keg. PJP - Wahana PJP Home care dan Rumah Bersama - Belum ada layanan CG Profesional - PJP tiap bulan 7 orang dengan capaian: • Tk. Kemandirian C: 5 orang • TK. kemandirian B : 40 orang • Meninggal : 4
  • 64. - Jumlah buku pedoman PJP - Jumlah buku panduan praktis untuk caregiver dalam PJP bagi lansia - Persentase caregiver (keluarga/pengasuh lansia dll) yang memiliki panduan caregiver - Jumlah dan jenis petugas yang masuk dalam tim PJP - Jumlah dan jenis LS dalam tim PJP - Jumlah wahana PJP di wilayah kerja puskesmas :  Panti /residential:  Nursing home:  Transisional care:  Buku pedoman yang dimiliki petugas di Puskesmas berjumlah 1 Buku  Tidak ada buku panduan praktis untuk caregiver  0%  5 orang (Dokter,pengelola program,Promkes,Bidan,g izi)  5 Lintas sector antara lain: RS. Arsani, RSUD Sungailiat,DPPKBP3A,Dina s Sosial dan Rumah Bersama  1 Panti Rumah Bersama dan Home care Belum dianggarkan Akan dianggarkan untuk Tahun berikutnya PROGRESS CAPAIAN INDIKATOR INPUT
  • 65. - Jumlah lansia berdasarkan tingkat kemandirian: - B (Ketergantungan Sedang) : - C (Ketergantungan Berat) : - C (Ketergantungan Total) : - Jumlah lansia yang memerlukan PJP - Jumlah KK mempunyai lansia yang memerlukan PJP - Jumlah lansia yang tinggal sendiri memerlukan PJP  Ketergantungan Sedang B : 40 Orang  Ketergantungan Berat /Total C : 5 Orang  Jumlah Lansia yang memerlukan PJP : 45 orang 45 kk INDIKATOR PROSES
  • 66. - Jumlah caregiver yang mendapatkan pelatihan Keluarga: Petugas panti: Pengasuh lansia berbayar: Pekerja sosial : Kader yang berperan sebagai caregiver : dll : - Frekuensi pertemuan berkala dengan tim PJP - Frekuensi pertemuan berkala dengan pengelola wahana PJP di wilayah kerja Puskesmas - Frekuensi pertemuan berkala dengan penyedia jasa layanan caregiver profesional (perusahaan swasta)  Jumlah caregiver yang mendapatkan pelatihan: - Keluarga : 0 - Petugas Panti : 5 orang - Pengasuh lansia berbayar : 0 - Pekerja social : 3 Orang - Kader yang berperan sebagai caregiver : 60 Orang Pertemuan dengan Tim PJP setiap triwulan Pertemuan pengelola wahana 2 kali /tahun Belum ada caregiver profesional
  • 67. - % lansia yang mendapatkan PJP (dibandingkan data jumlah lansia yang membutuhkan PJP) - % caregiver yang sudah dibina dalam melakukan PJP - % petugas panti yang dibina dalam melakukan PJP - % wahana yang dibina sebagai jejaring dalam PJP Panti/residensial: Nursing home : Transisional care: - % penyedia jasa layanan caregiver profesional (perusahaan swasta) yang dibina Sasaran jumlah lansia 3285/3290=99% Jumlah kader yang dibina 60 orang/1005 Jumlah caregiver panti 6 orang/100% 1 wahana panti residensial Kegiatan PJP dapat dilaksanakan.akan tetapi sering kali untuk tujuan peningkatan skor ADL pada lansia dengan ketergantungan sedang dan berat tidak bisa kembali ke posisi skor ketergantungan ringan.hanya dapat dilakukan pencegahan komplikasi. Indikator output: Sumber dana ; bok
  • 68. Indikator outcome: - % Lansia yang diberikan pelayanan PJP, dengan peningkatan status tingkat kemandirian menggunakan ADL (evaluasi setelah 6 bulan) = Jumlah lansia yang diberikan pelayanan PJP, dengan peningkatan status tingkat kemandirian menggunakan ADL (evaluasi setalah 6 bulan) dibagi Jumlah lansia mendapatkan PJP x 100%) - % Lansia yang diberikan pelayanan PJP, dengan peningkatan status tingkat kemandirian menggunakan ADL (evaluasi setelah 1 tahun ) = Jumlah lansia yang diberikan pelayanan PJP, dengan peningkatan status tingkat kemandirian menggunakan ADL (evaluasi setalah 1tahun ) dibagi Jumlah lansia mendapatkan PJP x 100%) Kegiatan PJP dapat dilaksanakan.akan tetapi sering kali untuk tujuan peningkatan skor ADL pada lansia dengan ketergantungan sedang dan berat tidak bisa kembali ke posisi skor ketergantungan ringan.hanya dapat dilakukan pencegahan komplikasi. Keluarga kurang kooperatif.
  • 69. Berdasarkan hasil Pengkajian, permasalahan dalam Pelaksanaan PJP di wilayah Kerja Puskesmas Kenanga antara lain adalah: - Tidak Memiliki Fasilitas Jaminan kesehatan - Terkendala dalam kerjasama dengan pihak keluarga - Belum ada MOU dengan Rumah sakit 69
  • 70. 70 No. Nama Umur Alamat Penyakit 1. Ny.Hasiah 75 TJ.Ratu Post stroke 2. Tn.Supono 68 TJ.Ratu DM 3. Ny.Sauyah 76 TJ.Ratu HT 4. Tn.Zubir 65 Parit Padang HT 5. Ny.Rosla 71 Rambak Post stroke 6. Ny.Zaida 70 Parit Padang DM 7 Tn.jahari 74 Parit Padang DM 8 Ny.Dahlia 81 Parit Padang HT 9 Tn.Musdar Kasiman 77 Parit Padang Post stroke 10 Ny.Sainur 80 Kenanga HT Data Pasien PJP Lansia
  • 71. NO. Nama Umur Alamat Penyakit 11. Tn.Sak khin 67 Lubuk Kelik HT 12. Ny.Lie tjin tjong 68 Lubuk Kelik DM 13. Tn.Lo khi tjhin 71 Lubuk Kelik HT 14. Ny.Bong Sun Liang 64 Lubuk Kelik HT 15. Ny.Rahma Siregar 62 Limbang Jaya Post stroke 16. Ny.Fatmawati 62 Limbang Jaya HT 17. Tn.Robai 70 Parit Padang HT 18. Ny.Tjen jin nie 68 Jelitik HT 19. Ny.Liu Sui Long 76 Jelitik DM 20. Ny.Rohani 68 Jelitik HT 21. Tn.Kong Djoen Tjhiang 77 Jelitik HT 71
  • 72. D. Penutup PJP Yang Memenuhi aspek kesehatan fisik,mental- spiritual, sosial dan elemen-elemen penting lainnya akan menjamin keberhasilan pelayanan PJP. Untuk itu dibutuhkan koordinasi antara berbagai tingkatan pelayanan kesehatan,pengaturan kebijakan yang efesien, dukungan profesi kesehatan, masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu berjalannya koordinasi dan jejaring merupakan salah satu kunci keberhasilan PJP August 12, 2022 72
  • 88. 88