2. Salah satu indikator keberhasilan Pemb.kesehatan adalah
meningkatnya UHH , meningkatnya UHH berdampak terhadap
meningkatnya populasi Lansia .
Umumnya permasalahan Lansia menyangkut masalah
kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya
Proses penuaan terkait dengan meningkatnya penyakit
degeneratif, untuk pengobatan perlu waktu lama & biaya tinggi
LATAR BELAKANG
KEBUTUHAN YANKES LANSIA
PARADIGMA SEHAT
“Menjadi tua merupakan suatu keuntungan, bukan
menimbulkan masalah”
2
3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
MENDUKUNG USIA LANJUT
UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 138 tentang
upaya pelayanan kesehatan usia lanjut
Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
Keputusan Presiden RI No. 52 tahun 2004 tentang Komisi
Nasional Lanjut Usia
Keputusan Presiden RI No. 93 tahun 2005 tentang Keanggotaan
Komisi Nasional Lanjut Usia
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
No. 05/KepMenko/Kesra/VIII/1989 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Lansia.
Rencana Aksi Nasional usia lanjuttahun 2009 - 2014 3
4. UU NO 36 TH 2009 TTG KESEHATAN
(PASAL 138)
1) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi usia
lanjut harus ditujukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara
sosial maupun ekonomis sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok usia lanjutuntuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif secara sosial
dan ekonomi 4
5. UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009
TENTANG PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB XV
Pasal 171 (2) Besar Anggaran Kesehatan
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
dialokasikan minimal 10 %
Pasal 171 (3) 2/3 anggaran kesehatan untuk
pelayanan publik
Pasal 172 (1) alokasi 2/3 anggaran kesehatan
di bidang pelayanan publik terutama bagi
penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan
anak terlantar
10. VISI
MASYARAKAT SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
M I S I INDONESIA
SEHAT
VISI, MISI DAN NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2010 - 2014
1. ↑ Derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat
(swasta dan masyarakat mandani)
2. Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik
Nilai- nilai
Prorakyat
Inklusif
Responsif
Efektif
Bersih
10
11. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN
KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, :
(salah satunya ditandai dengan Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun
menjadi 72 tahun)
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular,
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas
separuh dari tahun 2009.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga
dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.
8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
11
12. TUJUAN
KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT
Tujuan Umum
meningkatkan :
Kualitas hidup agar
• Mandiri
• Produktif
• Berguna
Tujuan Khusus
meningkatkan :
• Kesadaran menjaga
kesehatan
• Mutu pembinaan &
pelayanan
• Koordinasi LP dan LS
• Peran serta keluarga &
masyarakat
12
13. SASARAN PROGRAM
TAK LANGSUNG
• Keluarga
• Masyarakat tempat
Lansia berada
• Organisasi sosial
• Petugas kesehatan
• Masy.luas
LANGSUNG
Pra Lansia (45-59 th)
usia lanjut(60-69 th)
Lansia Risti (>70 th/
60 th dg masalah kes)
13
14. KEBIJAKAN KESEHATAN USIA LANJUT
Pembinaan ditujukan untuk peningkatan
kesehatan dan kemampuan untuk mandiri
Pemberdayaan masyarakat, peran keluarga
dan masyarakat, kemitraan dengan LSM dan
swasta
Pembinaan dengan pendekatan holistik
Dilaksanakan secara terpadu LP/LS
Pelayanan dasar dan rujukan yang
berkualitas secara komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif)
14
15. STRATEGI
1. Meningkatkan sosialisasi, advokasi dan
komunikasi (Penguatan Promosi Kesehatan
melalui pendekatan perubahan gaya hidup)
2. Meningkatkan akses masy. Lansia untuk
mendapatkan pelayanan yang berkualitas
(Penguatan sistem kesehatan untuk mendukung
“Active and Healthy Ageing”)
3. Menjalin kemitraan
4. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
dan mandiri di usia lanjut
15
16. 6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM
yang terlibat dalam upaya kes. Lansia
7. Mengupayakan anggaran dari pemerintah,
swasta dan masyarakat
8. Kerjasama dengan universitas dan lembaga
penelitian untuk pengembangan program
STRATEGI (lanjutan)
16
17. Sistem Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Karakteristik Pasien Geriatri:
• Multipatologi (akut, kronik-
degeneratif)
• Daya cadangan faali ↓
• Gejala tidak khas
• Pemulihan lambat
• Masalah psiko-sosial >
• Malnutrisi
• Gangguan fungsional
Poliklinik
RR Akut RR Kronik
Day-care
Hospital-based
Home-care
Puskesmas Panti Werdha
Comm Day-care
Community-based
18. PROGRAM
1. PENINGKATAN DAN PEMANTAPAN UPAYA YANKES
LANSIA DI SARANA YANKES DASAR,
PUSKESMAS
PUSKESMAS
SANTUN USIA LANJUT
18
19. 2. PENINGKATAN UPAYA RUJUKAN
KESEHATAN BAGI LANSIA.
POLI GERIATRI
RS KELAS A RS KELAS B
19
20. 3. Penyuluhan & penyebaran informasi
Kesehatan bagi lansia.
4. Perawatan kesehatan bagi Lansia dan
keluarga di rumah (Home Care).
6. Pengembangan lembaga tempat
perawatan bagi Lansia
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
melalui Kelompok Lansia
20
21. SISTEM RUJUKAN
RUMAH TANGGA
MASYARAKAT
YANKES STR I
YANKES
STR II
YANKES
STR III
RS KABUPATEN/KOTA
BP4,BKMM,BKOM, KLINIK
/PRAKTEK SPESIALIS
SWASTA
PUSKESMAS,PRAKTEK
DR UMUM ,BIDAN,
BP,BKIA
POSYANDU
POSKESDES
UKM UKP
DEPKES/DINKES
PROPINSI
DINKES KAB/KOTA
BP4, BKMM,BKOM
PUSKESMAS
POSYANDU,POSKESDES,
UKBM LAINNYA
RS PUSAT/PROPINSI
21
22. PUSKESMAS
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan
Sebagai Unit Pelaksana Teknis:
melaksanakan sebagian tugas Dinas
kesehatan Kab/kota
22
24. UPAYA PUSKESMAS
A. Upaya kesehatan wajib Puskesmas
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu, anak & KB
4. Upaya perbaikan gizi
5. Upaya pencegahan & pemberantasan
penyakit menular
6. Upaya pengobatan dasar dan gawat
darurat
B. Upaya kesehatan pengembangan
24
25. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat
Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan sekolah
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan kesehatan olah raga
Pelayanan kesehatan kerja
Pelayanan kesehatan mata
Pembinaan pengobatan tradisional
25
26. Melakukan pelayanan kepada
Usia Lanjut, meliputi :
- aspek promotif,
- preventif, disamping
- aspek kuratif
- rehabilitatif
Yang dilakukan secara
Pro-aktif,
Baik
Sopan
Memberikan kemudahan
dukungan
bagi usia lanjut.
26
27. CIRI-CIRI PUSKESMAS SANTUN
USIA LANJUT :
1. Pelayanan baik, berkualitas & sopan
2. Memberikan kemudahan dlm yankes kepada usia
lanjut
3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya
yankes bagi usila tak mampu
4. Memberikan dukungan/bimbingan pd usila dlm
memelihara & meningkatkan kes.
5. Melakukan yankes secara proaktif
6. Melakukan kerjasama dgn LP & LS
27
28. PELAYANAN PUSKESMAS
SANTUN USIA LANJUT
Promotif:
Dilakukan bagi Lansia, keluarga, masy
- penyuluhan kesehatan, gizi
- upaya pean kebugaran jasmani
- pemeliharaan kemandirian & produktivitas
Preventif:
Dilakukan kepada pra Lansia & Lansia
- Deteksi dini
- Pemantauan kondisi kesehatan.
- Sarana kms lansia
28
29. Kuratif:
Berupa pengobatan ringan bagi Lansia di
kelompok Lansia
- Pengobatan lanjutan di Puskesmas
- Rujukan kasus ke RS
Rehabilitatif:
Dapat berupa : - Upaya Medis
- Upaya Psikososial
- Upaya Edukatif
Tujuan: mengembalikan kemampuan & kepercayaan diri Lansia
29
30. Ruang Lingkup
Semua upaya kesehatan : preventif, promotif, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif.
Klasifikasi Pelayanan
PELAYANAN GERIATRI DI RS
Jenis
Pelayanan
Rawat
Jalan
Rawat
Inap
Klinik Asuhan
Siang /
Day Hospital
Penitipan
Lansia/
Respite Care
Home Care
Primer √ - - - √
Sekunder √ √ - - √
Tersier √ √ √ - √
Rujukan
Tertinggi
√ √ √ √ √
31. Pembentukan Tim Terpadu Geriatri di RS
Dokter spesialis penyakit dalam
Dokter spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi / dokter terlatih
Psikiater / dokter terlatih
Perawat gerontik/ perawat terlatih
Dietisien
Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana
(pekerja sosial medik, fisioterapis).
32. KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI
– MUTIPATOLOGI
– DAYA CADANGAN FAALI MENURUN
– STATUS FUNGSIONAL BERUBAH
– TAMPILAN KLINIKNYA MENYIMPANG
– STATUS NUTRISI TERGANGGU
33. PERMASALAHAN PADA LANSIA
Imobilisasi
Instabilitas Postural, jatuh
dan patah tulang
Inkontinensia urin
Infeksi
Impairment of hearing and
vision
Inanition
Iatrogenik
Insomnia
Isolasi
Impecunity
Irritable colon
Immunne Defeciency
Impotence
14 I
Pengkajian Paripurna
Pasien Geriatri
/Comprehensive Geriatric
Assesment
( CGA)
34. Komponen CGA
• Pengkajian masalah medik (diagnosis medik)
• Pengkajian status fungsional (diagnosis
fungsional) ADL
• Pengkajian status kognitif AMT / MMSE
• Pengkajian status emosi/ afek GDS
• Pengkajian kondisi sosial
35. KELOMPOK USIA LANJUT
Sebagai bentuk implementasi dari pelayanan pro aktif
Puskesmas
Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik
beratkan pada upaya promotif dan preventif
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan
pendampingan dari tenaga kesehatan Puskesmas
Dibeberapa daerah kelompok Usila disebut sebagai
Posyandu Lansia, Posbindu Lansia, Karang Werdha, dsb
35
36. KEGIATAN YANGDILAKSANAKAN
1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi
4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi
5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein
6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
7. Penyuluhan kesehatan
8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan kerumah Lansia
yang tidak datang
36
37. KEGIATAN TAMBAHAN
1. Pemberian makanan tambahan sebagai contoh
menu makanan
2. Kegiatan olahraga
3. Kerohaniaan
4. Rekreasi
5. Forum diskusi
6. Penyaluran dan pengembangan hobi
37
38. PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH
(HOME CARE)
Bentuk yankes komprehensif yang dilakukan di rumah
Lansia dengan memberdayakan keluarga dan lansia
sendiri
Bertujuan memandirikan Lansia dan keluarganya
sebagai subyek
Dilakukan dalam bentuk tim
Di Puskesmas merupakan bagian dari Program
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
38
39. KOMPONEN PERAWATAN LANSIA DI
RUMAH
KLIEN/
LANSIA
KOORDINATOR
KASUS/
PETUGAS KES
PRAMUSILA/
CARE GIVER
PENGASUH/
KELUARGA
39
40. PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH
Dapat merupakan:
Kelanjutan perawatan akut di rumah sakit
Upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
penyakit yang sudah diderita
Modifikasi perawatan yang seharusnya
dilakukan di institusi (panti-rawat, ruang rawat
kronik, ruang rawat akut)
Aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif harus selalu diperhatikan
Pertimbangan untuk melakukan perawatan
di rumah perlu dipikirkan matang-matang
40
41. 3. PELAYANAN KESEHATAN
DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA
Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan Lansia
dalam menangani kesehatannya secara mandiri.
Memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
Puskesmas harus melakukan pembinaan dan pelayanan
kepada Panti Lansia yang ada di wilayahnya
41
42. EXTENDED FAMILY
(KELUARGA BESAR)
Umumnya keluarga terdiri dari keluarga inti (core family)
yaitu ayah, ibu dan anak
Extended family (keluarga besar) terdiri dari ayah, ibu,
anak, menantu, cucu, kakek, nenek dan saudara.
Three generation under one roof (tiga generasi dalam
satu atap) adalah konsep yang dianut oleh Komnas
Lansia
Tidak menempatkan lansia terpisah dari keluarga inti
Konsep keluarga besar, akan meningkatkan interaksi
sosial antara lansia dengan keluarga dan dapat
mengurangi kejadian depresi, gangguan mental
emosional dan penyaklit lainnya pada lansia.
43. INDIKATOR TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Provinsi yang
mengembangkan program
kesehatan Usia Lanjut
27 prov 33 prov 33 prov 33 prov 33 prov
Jumlah Kabupaten/kota yang
mengembangkan program
kesehatan Usia Lanjut
300
kab/kota
324
kab/kot
348
kab/kot
372
kab/kot
396
kab/kot
Jumlah Puskesmas Santun
Usia Lanjut (Indikator Renstra) 102 pusk 227 pusk 352 pusk
477
pusk
602
pusk
Cakupan pelayanan kesehatan
pra usia lanjut 20% 25% 30% 35% 40%
Cakupan pelayanan kesehatan
usia lanjut 30% 40% 50% 60% 70%
Target Program Lansia Tahun 2010 - 2014
43
44. DEFINISI OPERASIONAL
Propinsi yang mengembangkan program kesehatan Usia
Lanjut adalah Propinsi yang telah melakukan pelatihan/
pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi program
kesehatan usia lanjut kepada kabupaten/kota di
wilayahnya.
Kabupaten/kota yang mengembangkan program kesehatan
Lanjut Usia adalah kab/kota yang telah melaksanakan
pelatihan/ pembinaan teknis/ monitoring dan evaluasi
program kesehatan usia lanjut kepada puskesmas di
wilayahnya.
Puskesmas Santun Usia Lanjut adalah Puskesmas yang
telah mengembangkan program kesehatan usia lanjut dan
menyediakan minimal loket, ruang tunggu dan ruang
pemeriksaan khusus bagi Usia Lanjut. mempunyai petugas
terlatih kesehatan lansia/geriatri serta melakukan
pembinaan terhadap kelompok lansia
45. PENUTUP
Program kesehatan usia lanjut mengupayakan agar
para Lansia dapat menikmati masa tua dengan sehat
bahagia dan berguna
Puskesmas Santun Lansia mengutamakan upaya
promotif & preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif terhadap Lansia
Kelompok Lansia merupakan salah satu wadah UKBM
untuk meningkatkan kesehatan Lansia
Para Usila harus mempertahankan pola hidup sehat,
dengan peran serta aktif keluarga dan masyarakat
45
47. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang
berusia di atas 60 tahun. Di Indonesia terdapat dua
kategori Lansia, yaitu Lansia Potensial dan Lansia
Non Potensial. "Pemerintah fokus pada
penanganan Lansia Non Potensial karena kategori
ini yang membutuhkan perawatan jangka panjang
Populasi Lansia meningkat 10% di tahun 2020
berdasarkan data BPS, Bappenas Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 2015-2035. Jumlah ini
kemungkinan akan terus meningkat hingga tahun
2035 sebesar 16,5% dengan jumlah Lansia
Perempuan lebih banyak dari Laki-laki.
48. LANJUTAN
Sebanyak 44% Lansia di Indonesia memiliki penyakit
penyerta seperti hipertensi dengan persentase terbanyak
yaitu 63,5%, masalah gigi sebesar 53,5% dan penyakit
lainnya dengan persentase rendah seperti rematik, masalah
mulut, diabetes, jantung koroner, struk, gagal ginjal dan
penyakit ganas (kanker).
Pekerja Sosial berperan memberikan terapi (fisik,
psikososial dan spiritual), mengajak keluarga Lansia untuk
mendukung Lansia sebagai orang tersayang, memastikan
Lansia mendapat layanan yang dibutuhkan, melayani
sebagai penghubung komunikasi antara Lansia dengan tim
pelayan dan memastikan akses bagi Lansia terhadap
layanan rehabilitasi sosial yang diberikan pemerintah dan
komunitas.
49. "Lansia di Canada itu kurang diperhatikan, cenderung
terbelakang, sehingga banyak Lansia Canada yang
mengalami gangguan mental seperti depresi. Maka kami
inisiasi suatu program bekerja sama dengan Kementerian
Kesehatan dan NGO untuk melatih Pekerja Sosial dan
memberi pengetahuan tentang merawat lansia," jelasnya.
Ruben perwakilan Spanyol mengatakan Peksos diakui sbg
profesi. Pemerintah jg memfasilitasi 17 komunitas utk
mengurus Lansia sejak 2006. Penitipan Lansia ke komunitas
juga harus memenuhi syarat, jika penitip adalah seorang
wanita muda dan single , tidak diperbolehkan menitip lansia ke
komunitas, harus dirawat sendiri.
Lain halnya lagi di Nepal, Aasati Poudel mengatakan
masyarakat cenderung kurang peduli terhadap Lansia,
terutama lansia yang menderita demensia. Pemerintah Nepal
berinisiatif untuk menggalang kepedulian masyarakat pada
lansia melalui komunitas.
50. Puskesmas Kenanga didirikan tahun 1972 merupakan Puskesmas Perkotaan dibawah
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya
Puskesmas Kenanga diperkuat dengan 3 Pustu yaitu Pustu RSS, Pustu Rambak dan
Pustu Tanjung Ratu, serta 3 Poskesdes yaitu Poskesdes Kenanga, Poskesdes Rebo
dan Poskesdes Rambak
50
Wilayah Kerja PKM Kenanga
terdiri atas 6 Kelurahan dan 1
Desa, yaitu:
1. Kelurahan Kenanga
2. Kelurahan Parit Padang
3. Kelurahan Bukit Betung
4. Kelurahan Jelitik
5. Kelurahan Surya Timur
6. Kelurahan Lubuk kelik
7. Desa Rebo.
Keterang:
: PKM Kenanga
51. A. PERENCANAAN
1.PENGUMPULAN DATA
N
O
URAIAN
JUML
AH
1 Jumlah Penduduk 39.148
3 Jumlah Keluarga dengan Lansia 1.185
4
Jumlah KK Miskin/kurang mampu
dengan Lansia
1.333
5 Jumlah lansia 3.290
6 Jumlah lansia miskin/kurang mampu 9
7 Jumlah lansia yang tinggal sendiri 0
8 Jumlah lansia di Panti 9
9
Jumlah lansia yang memiliki buku
kesehatan lansia
908
10
Jumlah lansia yang memiliki jaminan
kesehatan
750
11
Jumlah wahana PJP di wilayah kerja
Puskesmas
- Jumlah Panti/Residensial 1
- Jumlah Nursing Home 0
- Jumlah Transitional Care 0
12
Jumlah Penyedia jasa layanan caregiver
profesional
(perusahaan swasta) 0
N
O
KOMPONEN URAIAN
JUMLA
H
1
2
Jumlah Sasaran PIS PK
10.150
1
3
IKS hingga Oktober 2019
0,41
1
4
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian A 3290
1
5
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian B
-
Ketergantungan ringan 50
-
Ketergantungan sedang 26
1
6
Jumlah lansia dengan tingkat
kemandirian C
-
Ketergantungan berat 39
-
Ketergantungan total 14
52. B. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN SASARAN LANSIA YANG MEMERLUKAN PJP
Sasaran PIS PK PKM Kenanga: 9.799 KK dengan IKS Hingga Oktober
2019 : 0,41
Penduduk Lansia : 3.290 jiwa
N
O
Nama Desa
Jumlah
Posyand
u
Jumlah
Panti
Wredha
Sasaran Lansia
45-59 60-69 > 70
L P L P L P
1 Kel.Kenanga 1 0 452 428 181 182 73 64
2
Kel.Parit
Padang
2 1 895 869 345 351 120 89
3 Kel.Jelitik 2 0 358 318 148 101 59 66
4
Kel,Surya
Timur
3 0 230 209 83 91 45 50
5
Kel.Lubuk
Kelik
2 0 202 188 82 87 43 47
6
Kel.Bukit
betung
1 0 634 661 156 149 52 47
7 Desa Rebo 1 0 382 350 157 161 81 78
JUMLAH 12 1 3153 3023 1152 1122 473 441
Lansia Yang
memerlukan
PJP adalah 45
Lansia
54. IDENTIFIKASI WAHANA PJP DI WILAYAH PKM
KENANGA
Wahana PJP Yang ada di Wilayah Kerja PKM Kenanga
ada 2 yaitu:
1. Panti Jompo Rumah Bersama
2. Home Care
1. PANTI JOMPO RUMAH BERSAMA 2. HOME CARE
55. D. MITRA KERJA DAN MEMBANGUN KEMITRAAN E. PERSIAPAN TENAGA
1. Mitra kerja Puskesmas Kenanga ada 5,
yaiRSUD DEPATI BAHRIN.....Type
C...Akreditasi Paripurna
2. RS. ARSANI...Type D ..Akreditasi
3. DPPKBP3A
4. Dinas Sosial
5. Yayasan Rumah Bersama
Mitra kerja menyambut baik dgn program
PJP lansia
- SK Kepala Puskesmas Tentang
Nama-Nama Tim Program PJP Bagi
Lansia
- Melibatkan Lintas program yg terdiri
atas:
Pemegang program lansia
Dokter : 3
Gizi : 1
Bidan : 11
Perawat : 14
Perkesmas : 1
Kesehatan Jiwa : 1
Promkes : 1
PTM : 1
1. Rumah Sakit Umum Depati Bahrin
2. Rumah Sakit Arsani
3. Panti Jompo Rumah Bersama
4. Dinas DPPKBP3A
5. Dinas sosial
6. Caregiver kelurahan/desa sudah
ada sk
56. F. SARANA DAN PRASARANA
1. SK SDM Untuk Program PJP
2. Pendaftaran khusus lansia
3. Ruang Tunggu khusus lansia
4. Ruang Tensi lansia
5. Toilet lansia : 1
6. Hand raling
7. Mobil Pusling : 1
8. Kursi Roda : 1
9. Lansia Kit : 1
10. Buku lansia : 70
11. Form P3G
12. Media KIE
13. Kohort lansia
14. Form Askep keluarga/individu
15. Jumlah Wahana Utk. Keg day
care ; 1
Ruang Tunggu
Khusus Lansia
Ruang Pemeriksan
lansia
Pendaftaran Khusus
Lansia
57. Hand raling pintu
masuk
Hand raling jalan
ke toilet
Ruang Tensi untuk
lansia
Kursi Roda Toilet Lansia
Mobil Pusling
Lansia kit
58. POSYANDU LANSIA
N
0.
KELURAHAN/DE
SA
KELOMPOK/POSYANDU
LANSIA
STRATA
1. Parit Padang Merak dan Rajawali
2. Kenanga Garuda Mandiri
3. Desa rebo Cendrawasih Mandiri
4. Lubuk Kelik Elang dan Merpati
5. Jelitik Kutilang dan Teratai
6. Surya Timur Kakaktua,Nuri Indah
dan Kasuari
7. Bukit Betung Tulip
Jumlah Kader Lansia : 60 orang
Pembinaan kelompok lansia di lembaga pemasyarakatan (LAPAS) Bukit
semut berada di kelurahan Lubuk Kelik .
Pembinaan Rumah bersama berada di kelurahan parit padang.
59. G. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Persiapan Rencana Pelaksanaan Kegiatan:
1. RUK Tahun 2019.....dilakukan pada bulan
Desember 2018
2. RPK Bulanan
3. RUK Tahun 2020
RPK Bulanan RUK Bulanan
60. 2. PELAKSANAAN
a. Sosialisasi dan Advokasi
- Sosialisasi care giver PJP di Puskesmas /LP dilaksanakan akhir tahun 2018 ,
- Sosialisasi LS dilaksanakan pada lokmin linsek triwulan Pertama pada bulan
Maret 2019
- Sosialisasi caregiver di Posyandu lansia bulan Januari 2019
Dalam Peningkatan kapasitas
caregiver dalam PJP - wahana home
care , yang perlu dilakukan adalah
pemberdayaan caregiver di puskesmas
dan di posyandu.
Membangun sistem rujukan dalam PJP
melibatkan kader, LS, Puskesmas, dan
RS, selanjutnya petugas mengambil
data dan No. HP kemudian home visit
bersama kader dan kaling setempat.
61. B. PEMANTAUAN
MEMANTAU KEBUTUHAN LANSIA
TERHADAP 4 ASPEK
1. DALAM PJP (FISIK, PSIKOSOSIAL,
SOSIAL, DAN SPIRITUAL:
1. ASSESMENT .....INSTRUMEN P3G,
BUKU KES. LANSIA
2. ASKEP....OLEH NAKES
3. PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
(GIMUL, GIZI, DLL)
4. PELAYANAN SOSIAL, MENTAL, S
SPIRITUAL
Pengelola Prog. lansia dengan
Tim PJP melakukan
assesment dengan Intrument
P3G dan buku kesehatan
lansia, menetapkan prioritas
masalah, untuk melakukan
implementasi keperawatan.
Kegiatan selalu
mengikutsertakan kader dinas
soial dan PLKB serta kaling,
RT setempat. Untuk panti
jompo rumah bersama
diberikan pelayanan spiritual
bagi yang non muslim.
Pemantauan
62. 1. PERTEMUAN BERKALA DENGAN TIM PJP... AGUSTUS 2019
(MEMBAHAS RENCANA PERKEMBANGAN PELAYANAN PJP DAN PROGRES KONDISI
KESEHATAN LANSIA KLIEN PJP.
2. PERTEMUAN DENGAN PENGELOLA WAHANA PJP SUDAH
DILAKUKAN BULAN SEPTEMBER 2019
Pertemuan Yang Telah Dilaksanakan
Pertemuan Yang Belum Dilaksanakan
Pertemuan berkala dan pembinaan caregiver informal dan
formal belum terlaksana.
Pembinaan dan Pendampingan Berkala
1. Pembinaan Internal bagi petugas Puskesmas dilakukan
oleh PJ. UKM kepada seluruh
pengelola program, bidan desa melalui rapat UKM setiap
bulan
2. Pembinaan Eksternal dilakukan oleh Dinkes Kabupaten
Bangka untuk pengelola program lansia, bidkor, dan bides
63. 4. MONITORING DAN EVALUASI
- Pertemuan berkala dgn Tim PJP
- Pertemuan berkala dengan
pengelola wahana PJP di Wil.
Kerja PKM Kenanga
- Pertemuan berkala dengan
penyedia jasa layanan caregiver
profesional perusahaan swasta)
- Evaluasi proses dan hasil
implementasi model di tk.
PKM
- Pertemuan Berkala mll. Rapat UKM
tiap Bulan
- Pertemuan berkala mll. LS utk
umpan balik
semua program termasuk keg. PJP
- Wahana PJP Home care dan
Rumah Bersama
- Belum ada layanan CG Profesional
- PJP tiap bulan 7 orang dengan
capaian:
• Tk. Kemandirian C: 5 orang
• TK. kemandirian B : 40 orang
• Meninggal : 4
64. - Jumlah buku pedoman PJP
- Jumlah buku panduan praktis
untuk caregiver dalam PJP
bagi lansia
- Persentase caregiver
(keluarga/pengasuh lansia dll)
yang memiliki panduan
caregiver
- Jumlah dan jenis petugas yang
masuk dalam tim PJP
- Jumlah dan jenis LS dalam tim
PJP
- Jumlah wahana PJP di wilayah
kerja puskesmas :
Panti /residential:
Nursing home:
Transisional care:
Buku pedoman yang
dimiliki petugas di
Puskesmas berjumlah 1
Buku
Tidak ada buku panduan
praktis untuk caregiver
0%
5 orang (Dokter,pengelola
program,Promkes,Bidan,g
izi)
5 Lintas sector antara
lain: RS. Arsani, RSUD
Sungailiat,DPPKBP3A,Dina
s Sosial dan Rumah
Bersama
1 Panti Rumah Bersama
dan Home care
Belum
dianggarkan
Akan
dianggarkan
untuk Tahun
berikutnya
PROGRESS CAPAIAN
INDIKATOR INPUT
65. - Jumlah lansia
berdasarkan tingkat
kemandirian:
- B (Ketergantungan
Sedang) :
- C (Ketergantungan
Berat) :
- C (Ketergantungan
Total) :
- Jumlah lansia yang
memerlukan PJP
- Jumlah KK mempunyai
lansia yang
memerlukan PJP
- Jumlah lansia yang
tinggal sendiri
memerlukan PJP
Ketergantungan Sedang B : 40 Orang
Ketergantungan Berat /Total C : 5
Orang
Jumlah Lansia yang memerlukan PJP
: 45 orang
45 kk
INDIKATOR PROSES
66. - Jumlah caregiver yang
mendapatkan pelatihan
Keluarga:
Petugas panti:
Pengasuh lansia berbayar:
Pekerja sosial :
Kader yang berperan
sebagai caregiver :
dll :
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan tim PJP
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan pengelola wahana PJP
di wilayah kerja Puskesmas
- Frekuensi pertemuan berkala
dengan penyedia jasa layanan
caregiver profesional
(perusahaan swasta)
Jumlah caregiver yang
mendapatkan pelatihan:
- Keluarga : 0
- Petugas Panti : 5 orang
- Pengasuh lansia
berbayar : 0
- Pekerja social : 3 Orang
- Kader yang berperan
sebagai caregiver : 60
Orang
Pertemuan dengan Tim PJP
setiap
triwulan
Pertemuan pengelola
wahana 2 kali /tahun
Belum ada caregiver
profesional
67. - % lansia yang mendapatkan PJP
(dibandingkan data jumlah
lansia yang membutuhkan PJP)
- % caregiver yang sudah dibina
dalam melakukan PJP
- % petugas panti yang dibina
dalam melakukan PJP
- % wahana yang dibina sebagai
jejaring dalam PJP
Panti/residensial:
Nursing home :
Transisional care:
- % penyedia jasa layanan
caregiver profesional
(perusahaan swasta) yang
dibina
Sasaran jumlah lansia
3285/3290=99%
Jumlah kader yang dibina 60
orang/1005
Jumlah caregiver panti 6
orang/100%
1 wahana panti residensial
Kegiatan PJP dapat
dilaksanakan.akan tetapi
sering kali untuk tujuan
peningkatan skor ADL
pada lansia dengan
ketergantungan sedang
dan berat tidak bisa
kembali ke posisi skor
ketergantungan
ringan.hanya dapat
dilakukan pencegahan
komplikasi.
Indikator output:
Sumber dana ; bok
68. Indikator outcome:
- % Lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setelah 6 bulan) = Jumlah
lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setalah 6 bulan) dibagi Jumlah
lansia mendapatkan PJP x 100%)
- % Lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setelah 1 tahun ) = Jumlah
lansia yang diberikan pelayanan PJP,
dengan peningkatan status tingkat
kemandirian menggunakan ADL
(evaluasi setalah 1tahun ) dibagi Jumlah
lansia mendapatkan PJP x 100%)
Kegiatan PJP dapat
dilaksanakan.akan
tetapi sering kali untuk
tujuan peningkatan
skor ADL pada lansia
dengan
ketergantungan sedang
dan berat tidak bisa
kembali ke posisi skor
ketergantungan
ringan.hanya dapat
dilakukan pencegahan
komplikasi.
Keluarga kurang
kooperatif.
69. Berdasarkan hasil Pengkajian, permasalahan dalam
Pelaksanaan PJP di wilayah Kerja Puskesmas Kenanga
antara lain adalah:
- Tidak Memiliki Fasilitas Jaminan kesehatan
- Terkendala dalam kerjasama dengan pihak keluarga
- Belum ada MOU dengan Rumah sakit
69
70. 70
No. Nama Umur Alamat Penyakit
1. Ny.Hasiah 75 TJ.Ratu Post stroke
2. Tn.Supono 68 TJ.Ratu DM
3. Ny.Sauyah 76 TJ.Ratu HT
4. Tn.Zubir 65 Parit Padang HT
5. Ny.Rosla 71 Rambak Post stroke
6. Ny.Zaida 70 Parit Padang DM
7 Tn.jahari 74 Parit Padang DM
8 Ny.Dahlia 81 Parit Padang HT
9 Tn.Musdar Kasiman 77 Parit Padang Post stroke
10 Ny.Sainur 80 Kenanga HT
Data Pasien PJP Lansia
71. NO. Nama Umur Alamat Penyakit
11. Tn.Sak khin 67 Lubuk Kelik HT
12. Ny.Lie tjin tjong 68 Lubuk Kelik DM
13. Tn.Lo khi tjhin 71 Lubuk Kelik HT
14. Ny.Bong Sun Liang 64 Lubuk Kelik HT
15. Ny.Rahma Siregar 62 Limbang Jaya Post stroke
16. Ny.Fatmawati 62 Limbang Jaya HT
17. Tn.Robai 70 Parit Padang HT
18. Ny.Tjen jin nie 68 Jelitik HT
19. Ny.Liu Sui Long 76 Jelitik DM
20. Ny.Rohani 68 Jelitik HT
21. Tn.Kong Djoen Tjhiang 77 Jelitik HT
71
72. D. Penutup
PJP Yang Memenuhi aspek kesehatan fisik,mental-
spiritual, sosial dan elemen-elemen penting lainnya
akan menjamin keberhasilan pelayanan PJP. Untuk itu
dibutuhkan koordinasi antara berbagai tingkatan
pelayanan kesehatan,pengaturan kebijakan yang
efesien, dukungan profesi kesehatan, masyarakat dan
keluarga. Oleh karena itu berjalannya koordinasi dan
jejaring merupakan salah satu kunci keberhasilan PJP
August
12,
2022
72