3. PROMOSI
KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri
oleh dan untuk masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Kemenkes,
2011)
4. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
.
Konferensi Internasional tentang Promosi Kesehatan yang
pertama diadakan di Ottawa pada tahun 1986, dan pada
dasarnya merupakan respons terhadap meningkatnya
ekspektasi terhadap gerakan kesehatan masyarakat baru di
seluruh dunia. Inisiatif ini meluncurkan serangkaian aksi di
antara organisasi-organisasi internasional, pemerintah
nasional dan komunitas lokal untuk mencapai tujuan
“Kesehatan Untuk Semua” pada tahun 2000 dan seterusnya.
Strategi dasar promosi kesehatan yang diidentifikasi dalam
PiagamOttawa adalah: advokasi (untuk meningkatkan
faktor-faktor yang mendorong kesehatan), memungkinkan
(memungkinkan semua orang mencapai kesetaraan
kesehatan) dan memediasi (melalui kolaborasi di semua
sektor).
5. Sejak itu, Konferensi Promosi Kesehatan Global
WHO telah menetapkan dan mengembangkan
prinsip-prinsip global dan bidang tindakan untuk
promosi kesehatan. Baru-baru ini, konferensi
global ke-9 (Shanghai 2016), bertajuk
'Mempromosikan kesehatan dalamTujuan
Pembangunan Berkelanjutan: Kesehatan untuk
semua dan semua untuk kesehatan', menyoroti
hubungan penting antara peningkatan kesehatan
dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Selain menyerukan intervensi politik yang berani
untuk mempercepat tindakan suatu negara
dalam mencapai SDGs, Deklarasi Shanghai juga
memberikan kerangka kerja yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk
memanfaatkan potensi transformasional dari
promosi kesehatan.
6. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
• Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan
dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial
budaya setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna,
baik dari fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu
mengenal dan mewujudkan 9 aspirasi dan kebutuhannya, serta
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (Kemenkes, 2011).
7. SASARAN PROMOSI KESEHATAN
MENURUT MAULANA (2009)
1. Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain)
maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat
pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media
massa.
8. 3. SasaranTersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundangundangan di bidang kesehatan dan bidang lain
yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya.
9. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
• Berdasarkan konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada (1986) yang
menghasilkan piagamOttawa, promosi kesehatan dikelompokan menjadi lima area berikut
Kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan (Health Public Policy) kegiatan
ditujukan pada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Hal ini berarti setiap
kebijakan pembangunan dalam bidang apapun harus mempertimbangkan dampak
kesehatan bagi masyarakat.
Mengembangkan jaringan kemitraan dan lingkungan yang mendukung (create
partnership and supportive environmental). Kegiatan ini bertujuan mengembangkan
jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung terhadap kesehatan. Kegiatan ini
ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat
umum dan diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang mendukung atau kondusif terhadap
kesehatan masyarakat.
10. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health serice) adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi dan penerima pelayanan
orientasi pelayanan diarahkan dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek yang dapat
memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya sendiri.
Meningkatkan keterampilan individu (increase individual skills). Kesehatan masyarakat adalah
kesehatan yang terdiri atas kelompok, keluarga, dan individu. Kesehatan masyarakat terwujud
apabila kesehatan kelompok, keluarga, dan individu terwujud. Oleh sebab itu, peningkatan
keterampilan anggota masyarakat atau individu sangat penting untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatannya.
Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action), derajat kesehatan masyarakat
akan terwujud secara efektif jika unsur-unsur yang terdapat di masyarakat tersebut bergerak
sama-sama. Memperkuat kegiatan masyarakat berarti memberikan bantuan terhadap kegiatan
yang sudah berjalan di masyarakat sehingga lebih dapat berkembang. Disamping itu, tindakan ini
memberi kesempatan masyarakat untuk 16 berimprovisasi, yaitu melakukan kegiatan dan
berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
11. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
MENURUT NOTOATMODJO (2005)
1. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah
danmenanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau
kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS.
2. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutanpanutan dalam mengadopsi
PHBS dan melestarikannya (Notoatmodjo, 2005).
3. Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang
diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi
maupun non materi (Notoatmodjo, 2005).
12. ”
“
KELOMPOK I
“Sekian presentasi kelompok kami hari, jika ada lebihnya
itu dari saya, dan jika ada kurangnya itu pasti dari
teman-teman saya…… “