SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
KATA PENGANTAR




      Timbulnya masalah masalah kesehatan dan bencana yang
sangat sering terjadi akhir akhir ini ditengarai dipengaruhi oleh
menurunnya kepedulian dan kemampuan masyarakat untuk mengenal
tanda bahaya atau faktor risiko secara dini dan menanggulangi
masalah yang telah berlangsung. Mengendornya pendampingan dari
Pemerintah dalam hal ini tim pembina lintas sektor, antara lain
Puskesmas juga sangat mempengaruhi kemunduran fungsi UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat).
Sesuai dengan Seruan Presiden saat pencanangan Pekan Kesehatan
Nasional tanggal 18 Juni 2005 dan berdasarkan Keputusan Menkes
no 564/Menkes/SK/VIII/2006     tentang    Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga, Propinsi Jawa Timur bertekad untuk
mewujudkan Desa Siaga .


      Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga di Jawa
Timur dikembangkan dari Pedoman Pelaksanaan yang diterbitkan
Departemen Kesehatan dan      merupakan panduan bagi petugas




                                                               1
lapangan di kabupaten/ kota untuk menyiapkan pengembangan Desa
Siaga.
Beragamnya      kondisi   sumberdaya   lapangan,   tentunya   akan
membutuhkan penyesuaian penyesuaian yang dapat dilakukan
sepanjang berakar pada prinsip pemberdayaan masyarakat untuk
mewujudkan desa yang nyaman dalam menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan Siaga terhadap kemungkinan bencana.




         Saya mengharapkan masukan , komentar dari para pelaku
pengembangan Desa Siaga untuk perbaikan pedoman pelaksanaan
ini.




                                 KEPALA DINAS KESEHATAN
                                   PROPINSI JAWA TIMUR




                                                                2
Dr. BAMBANG GIATNO R, MPH




                       3
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN
               DESA SIAGA DI JAWA TIMUR




I.    PENDAHULUAN
      Dengan    Keputusan    Menteri   Kesehatan   RI   Nomor   :
      574/Menkes/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan
      Kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut
      menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia
      hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih
      dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan
      yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki
      derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.


      Sejak dicanangkannya Visi Indonesia Sehat 2010 telah
      banyak    kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan-
      kemajuan itu tampaknya masih jauh dari target yang ingin
      dicapai pada tahun 2010.




                                                                4
Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan
kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Demikian juga dengan tingginya
angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan
munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti campak
diphteri   , dan tuberkulosis paru , merebaknya berbagai
penyakit baru bersifat pandemik seperti HIV/AIDS, SAR dan
flu burung : serta belum hilangnya        penyakit-penyakit
endemis seperti diare dan demam berdarah. Keadaan ini
diperparah dengan    timbulnya berbagai kejadian bencana
karena faktor alam seperti gunung meletus,gempa bumi,
tsunami, dan angin puting beliung maupun bencana alam
seperti banjir tanah longsor dan kecelakaan massal.


Sementara itu, kesehatan sebagai hak asasi manusia
ternyata belum menjadi milik setiap manusia Indonesia
karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis,
dan budaya. Kesehatan bagi sebagaian penduduk yang
terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara
terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan



                                                         5
kesehatan       dan   memberdayakan       kemampuan       mereka.
Disamping itu, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan
merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya
manusia juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi
dan advokasi para pengambil kebijakan dan pemangku
kepentingkan      (   stakeholders   )    di   berbagai   jenjang
administrasi.


Menyimak        kenyataan tersebut, kiranya diperlukan upaya
terobosan       yang benar benar memiliki daya ungkit bagi
meningkatnya derajat kesehatan           bagi seluruh penduduk
Indonesia.       Sehubungan      dengan itu,        Depertemen
Kesehatan menyadari bahwa pada akhirnya pencapaian Visi
Indonesia Sehat akan sangat bertumpu pada pencapaian
Desa Sehat sebagai basisnya.


Dengan Peraturan        Presiden Nomor 7 tahun 2005 telah
ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional(RPJMN) 2004 – 2009. Pembangunan Sumberdaya
Kesehatan, yang merupakan bagian dari Pembangunan




                                                               6
Kesehatan ( SDK), tercantum dalam Bab 28. Sasaran yang
dicapai Pembangunan Kesehatan adalah :
•   Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun
    menjadi 70,6 tahun
•   Menurunnya angka kematian bayi 45 menjadi                    26 per
    1.000 kelahiran hidup
•   Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307
    menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup.
•   Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari
    25,8 % menjadi 20 %


Dengan      telah    ditetapkannya     sasaran        tesebut,    maka
Depertemen          Kesehatan      segera      merumuskan          Visi
Departemen Kesehatan dalam rangka mencapai                         Visi
Indonesia Sehat, yang saat ini ditengarai dengan indikator-
indikator   sebagaimana         tersebut    diatas.     Adapun     Visi
Departemen          Kesehatan adalah ” Masyarakat Yang
Mandiri Untuk Hidup Sehat ” dengan Misi ” Membuat
Masyarakat Sehat ” , yang akan dicapai melalui strategi :
1. Menggerakan dan membudayakan masyarakat hidup
    sehat



                                                                     7
2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan
   kesehatan yang berkualitas.
3. Meningkatnya      sistem   surveilans,     monitoring,    dan
   informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan


Berkaitan dengan     strategi tersebut, salah satu sasaran
terpenting yang ingin dicapai adalah ” Pada Akhir Tahun
2008, Seluruh Desa Telah Menjadi Desa Siaga ” . Desa
Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau
dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai
ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang
gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa ( KLB) , kejadian
bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan
potensi setempat, secara gotong royong. Pengembangan
Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar        kepada masyarakat desa,
menyiap   siagakan     masyarakat    menghadapi       masalah-
masalah   kesehatan,     memandirikan       masyarakat      dalam
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat.



                                                               8
Inti    kegiatan        Desa       Siaga    adalah      memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh
karena itu           maka dalam pengembangannya diperlukan
langkah-langkah            pendekatan       edukatif,     yaitu        upaya
mendampingi
  ( memfasilitasi ) masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya. Untuk menuju Desa
Siaga       perlu     dikaji     berbagai   kegiatan     bersumberdaya
masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Desa Siap-Antar-
Jaga     dan        lain-lain,   sebagai    embrio      atau   titik    awal
pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian,
mengubah desa menjadi Desa Siaga akan lebih cepat bila di
desa tersebut telah ada berbagai UKBM.


Jawa Timur merupakan Propinsi besar dengan jumlah 38
Kabupaten / Kota dan 8477 desa dan kelurahan siap untuk
mewujudkan Desa Siaga melalui berbagai potensi yang
dimiliki.




                                                                          9
II.   ANALISA SITUASI
      Jumlah Kabupaten / Kota   :   38
      Jumlah Desa               : 8079
      Jumlah Kelurahan          : 398
      Jumlah Desa WSLIC         : 847


      Sarana Kesehatan
      Jumlah Puskesmas          : 929
      Jumlah Pustu              : 2263
      Jumlah Puskesmas PONED    : 102


      UKBM
      Jumlah Posyandu           : 43672
      Jumlah Poskestren         :   826
      Jumlah Polindes           : 4977


      Tenaga
      Jumlah Bidan di Desa      : 6245
      Jumlah Kader aktif        : 147088




                                           10
III.   KONSEP DASAR DESA SIAGA
       A. Pengertian Desa Siaga
          Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki
          kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan
          untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah
          kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan,
          secara mandiri.


          Desa yang dimaksud disini dapat berarti kelurahan atau
          istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang
          memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
          mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan
          dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik
          Indonesia.


       B. Tujuan Desa Siaga



                                                                11
Tujuan Umum
  Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli
  dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
  wilayahnya.


  Tujuan Khusus
  •    Meningkatnya     pengetahuan       dan      kesadaran
       masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
  •    Meningkatnya    kewaspadaan       dan    kesiapsiagaan
       masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang
       dapat menimbulkan gangguan kesehatan
      ( bencana,wabah,kegawat-daruratan dan sebagainya ).
  •    Meningkatnya    keluarga   yang     sadar    gizi   dan
       melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
  •    Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
  •    Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat
       desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.




C. Sasaran Pengembangan Desa Siaga



                                                            12
Untuk    mempermudah          strategi   intervensi,    sasaran
pengembangan Desa Siaga dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :


•   Semua        individu   dan   keluarga    di    desa,   yang
    diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta
    peduli       dan   tanggap     terhadap        permasalahan
    kesehatan di wilayah desanya.
•   Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap
    perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat
    menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
    perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat. Termasuk
    tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader
    serta petugas kesehatan.
•   Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan
    kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana,
    tenaga, sarana dan lain-lain, seperti Kepala Desa,
    Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para
    donatur dan pemangku kepentingan lainnya.




                                                              13
IV.   PEMBENTUKAN           DAN    PENGEMBANGAN          DESA
      SIAGA DI JAWA TIMUR
      A. Potensi di Jawa Timur
      Jawa Timur memiliki berbagai potensi yang dapat menjadi
      langkah awal dalam pembentukan dan pengembangan Desa
      Siaga :




      •      POLINDES
          Merupakan salah satu bentuk UKBM yang memiliki
          tenaga kesehatan yang tetap dan tinggal di desa. Untuk
          pembinaan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi
          masyarakat dapat langsung dirasakan dan sangat besar
          manfaatnya. Bidan Desa yang tinggal bersama dengan
          masyarakat setempat setiap saat siap dan siaga dalam
          pendampingan dan pemantauan kesehatan masyarakat
          setempat.   Sehingga Polindes di Jawa Timur yang
          berjumlah 4977 merupakan UKBM yang paling siap
          dalam pembentukan Desa Siaga.




                                                              14
Bagi kelurahan dan atau desa yang telah memiliki sarana
    kesehatan milik Pemerintah maupun swasta seperti
    Rumah     Sakit,   Klinik   ,   Puskesmas     dan   Pustu,
    pembentukan Desa Siaga tidak harus dikaitkan dengan
    Polindes. Demikian juga bagi kelurahan di perkotaan /
    desa dengan jumlah penduduk yang kecil , tidak harus
    membangun fasilitas pelayanan kesehatan; yang penting
    adalah aksesibitas pelayanan kesehatan yang mudah.
    Pada kelurahan / desa sejenis ini yang perlu adalah
    menekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat.
    Pada daerah tersebut dilakukan pelatihan pemberdayaan
    dan safe community dan meningkatkan forum kesehatan
    desa




•      POSYANDU
    Revitalisasi Posyandu telah dilaksanakan sejak akhir
    tahun 2005, dengan berbagai rangkaian kegiatan.
    Revitalisasi   yang   dilaksanakan   secara   menyeluruh
    dengan sasaran memantapkan kelembagaan posyandu,



                                                            15
kemampuan kader dan sarana Posyandu diharapkan
    akan dapat meningkatkan kinerja Posyandu. Dengan
    demikian Posyandu di Jawa Timur siap menjadi salah
    satu UKBM yang mengawali terbentuknya Desa Siaga.


•      POSKESTREN
    Jumlah Pondok Pesantren di Jawa Timur 4075 dan
    Poskestren yang ada 826.     Dengan pembinaan dan
    persiapan yang dilakukan, Poskestren yang ada dapat
    menjadi pijakan awal dalam menuju desa siaga. Pondok
    pesantren merupakan komunitas yang homogen dan
    membentuk masyarakat serta lingkungan sendiri tetapi
    mempunyai peran dan pengaruh bagi masyarakat
    sekitarnya. Jumlah Poskestren yang ada di Jawa Timur
    ditambah lagi program pelatihan dan dukungan fisik dan
    peralatan Pos Kesehatan Pondok Pesantren yang
    mendukung Santri Siaga , merupakan potensi yang
    besar dalam mendukung terbentuknya Desa Siaga.




•      POSKESDES



                                                        16
Merupakan        salah    satu   bentuk       UKBM      yang   baru
     disosialisasikan oleh Departemen Kesehatan. Poskesdes
     diharapkan       sebagai      pusat     pengembangan           atau
     revitalisasi    berbagai     UKBM      lain    yang     dibutuhkan
     masyarakat desa ( misalnya Pos Obat Desa, Kelompok
     Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain ).
     Bentuk fisik Poskesdes disesuaikan dengan situasi dan
     kondisi di masing masing desa / kelurahan. Bangunan
     bisa merupakan perluasan bangunan Polindes yang
     telah ada dan selama ini dimanfaatkan oleh bidan di
     desa sebagai tempat pelayanan serta rumah tinggal.
     Bisa pula berupa bangunan baru yang terpisah dari
     Polindes atau bangunan/ sarana yang telah ada dan
     dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan UKBM.
     Dengan     demikian,       Poskesdes      sekaligus       berfungsi
     menjadi tempat i koordinasi dari UKBM-UKBM tersebut.


B.                                                         Tahapan
     Desa Siaga
     Agar sebuah desa            menjadi Desa Siaga maka desa
     tersebut       harus     memiliki     forum     desa/     lembaga



                                                                      17
kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana/ akses
pelayanan kesehatan dasar. Dalam pengembangannya
Desa Siaga akan meningkat dengan membagi menjadi
4 Kriteria Desa Siaga :
   •                                           Tahap
        Bina
       Pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin
       belum aktif, namun telah ada forum/lembaga
       masyarakat desa yang telah berfungsi dalam
       bentuk apa saja, misalnya kelompok rembug
       desa, kelompok yasinan atau persekutuan doa,
       dsb. Demikian juga Posyandu dan Polindesnya
       mungkin masih pada tahap pratama. Pembinaan
       intensif dari petugas kesehatan dan petugas
       sektor lainnya sangat diperlukan, misalnya dalam
       bentuk pendampingan saat ada pertemuan forum
       desa untuk meningkatkan kinerja forum dengan
       pendekatan PKMD.




   •   Tahap Tumbuh



                                                     18
Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif
lamdari anggota forum untuk mengembangkan
UKBM    sesuai   kebutuhan       masyarakat   selain
posyandu , Demikian juga Polindes dan Posyandu
sedikitnya sudah pada tahap madya.
Pendampingan dari tim Kecamatan atau petugas
dari sektor/LSM masih sangat diperlukan untuk
pengembangan          kualitas    Posyandu     atau
pengembangan UKBM lainnya. Hal penting lain
yang   diperhatikan    adalah     pembinaan     dari
Puskesmas     PONED     sehingga     semua    hamil
bersalin nifas serta bayi baru lahir yang risiko
tinggi dan mengalami komplikasi dapat ditangani
dengan baik. Disamping itu sistem surveilans
berbasis masyarakat juga sudah sudah dapat
berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati
penyakit ( menular dan tidak menular ) serta faktor
risiko di lingkungannya secara terus menerus dan
melaporkan serta memberikan informasi pada
petugas kesehatan / yang terkait.




                                                  19
•   Tahap Kembang
    Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah
    berperan        secara           aktif          dan      mampu
    mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan
    masyarakat dengan biaya berbasis masyarakat.
    Sistem       Kewaspadaan                 Dini         masyarakat
    menghadapi bencana dan kejadian luar biasa
    telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga
    dengan sistem pembiyaan kesehatan berbasis
    masyarakat.
    Jika selama ini pembiayaan kesehatan oleh
    masyarakat sempat terhenti karena kurangnya
    pemahaman terhadap sistem jaminan ,masyrakat
    didorong    lagi untuk mengembangkan                      sistem
    serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan
    jelas    dibutuhkan       oleh    masyarakat,           misalnya
    tabulin.   Pembinaan masih diperlukan meskipun
    tidak terlalu intensif.


•   Tahap Paripurna




                                                                  20
Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria
Desa Siaga sudah terpenuhi. Masyarakat sudah
hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku
hidup bersih dan sehat.        Masyarakatnya sudah
mandiri dan siaga tidak hanya terhadap masalah
kesehatan yang mengancam , namun juga
terhadap kemungkinan musibah / bencana non
kesehatan. . Pendampingan dari Tim Kecamatan
sudah tidak diperlukan lagi.




                                                21
TAHAPAN
                                BINA   TUM   KEM       PARI
INDIKATOR                              BUH   BAN       PUR
                                              G        NA


Forum masyarakat desa            V      V     V         V


Yankes dasar                     V      V     V         V
(Sarkes desa dg Nakes)


UKBM yang berkembang             V      V     V         V


Dibina Puskesmas PONED                  V     V         V




Surveilans berbasis                     V     V         V
Masyarakat


Sistem   kesiapsiagaan   dan                  V         V
penanggulangan        bencana
berbasis masyarakat



                                                  22
Sistem pembiayaan kesehatan                              V        V
berbasis masyarakat


Lingkungan Sehat                                                  V


Masyarakat ber-PHBS                                               V




Pengertian :


1.                             Forum Masyarakat Desa


             Adalah    sekelompok    anggota     masyarakat
     desa/Kelurahan     yang      sepakat    untuk      peduli
     memecahkan       masalah      dan      mengembangkan
     program-program      pembangunan          antara     lain
     kesehatan , di wilayahnya.
     Forum ini secara berkala melakukan pertemuan dan
     dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh
     sekretaris dan anggota.



                                                             23
Jika di desa/Kelurahan belum ada forum sejenis ini,
     maka     desa/kelurahan     dapat     memulai     dari
     forum/lembaga yang sudah ada dan berfungsi di
     masyarakat misalnya : rembug desa, kelompok
     yasinan/majelis taklim, persekutuhan doa, kelompok
     karang taruna, kelompok peduli dan sejenisnya.


2.                             Pelayanan      Kesehatan
     Dasar


     Adalah upaya pelayanan kesehatan dasar yang
     dilakukan oleh seorang petugas keperawatan sesuai
     kompetensinya , dibantu oleh kader yang berasal dari
     masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan dasar
     disini berupa upaya promotif , preventif dan kuratif
     yang dilakukan di suatu tempat/ pos yang disediakan
     oleh masyarakat melalui pemberdayaan. Fasilitas
     tersebut bisa merupakan milik Pemerintah ataupun
     organisasi   swasta   ataupun   perorangan.     Lokasi
     sarana pelayanan kesehatan tidak harus di dalam
     desa ( terutama bagi kelurahan di kota besar ) , yang



                                                         24
penting masyarakat desa tersebut mempunyai akses
  untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara
  mudah. Jika tidak ada petugas kesehatan yang
  bertempat tinggal di desa tersebut , maka tugas
  pendampingan    dan    penghubung    dilakukan   oleh
  Petugas Pembina Desa dari Puskesmas yang secara
  berkala melakukan tugasnya di desa tersebut.




3. UKBM


  Wujud    pemberdayaan     masyarakat      di   bidang
  kesehatan   yang   berkembang    sesuai    kebutuhan
  setempat,      misal      Pokmair,         Posyandu,
  Poskesja,POD ,TOGA, KPKIA,dsb.


4. Dibina Puskesmas PONED


  Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal
  Emergensi Dasar) adalah puskesmas yang melayani
  rujukan kegawat daruratan ibu hamil, ibu melahirkan



                                                     25
dan bayi baru lahir dari desa-desa yang satu wilayah
     maupun desa yang merupakan bagian dari jaringan
     rujukan.
     Desa    yang   mendapat     binaan    dari   Puskesmas
     PONED utamanya dalam sistem rujukan kegawatan
     ibu hamil, ibu bersalin , ibu nifas , janin dan bayi baru
     lahir      ( kurang dari 1 bulan ) Desa tersebut tidak
     harus dalam satu wilayah administrasi Puskesmas
     PONED, namun merupakan             bagian    dari jaring
     rujukan. Bagi suatu wilayah dimana Puskesmas
     PONED tidak ada atau jumlahnya sangat terbatas
     atau posisi geografisnya jauh dari lokasi desa ,
     pembinaan Puskesmas PONED bisa diambil alih oleh
     RSU utamanya RS PONEK.            Yang paling penting
     adalah setiap kasus kegawat / daruratan ibu hamil,
     ibu bersalin , ibu nifas dan bayi baru lahir dapat
     dengan mudah mendapat pelayanan yang adekuat.


5. Surveilans Berbasis Masyarakat




                                                            26
Adalah pengamatan yang dilakukan secara terus
 menerus oleh masyarakat terhadap :
 -   Gejala atau penyakit menular potensial KLB,
     penyakit tidak menular termasuk gizi buruk serta
     faktor risikonya.
 -   Kejadian lain di masyarakat.
 dan segera melaporkan kepada petugas kesehatan
 setempat untuk ditindaklanjuti.
 Contoh penyakit :
Penyakit menular
 -   TBC                 - Frambusia
 -   HIV /AIDS           - Kusta


 Penyakit Menular Potensial KLB antara lain :
 - Diare                       - Typhus
 - Diphteri                    - Hepatitis
 - Polio / AFP                 - Malaria
 - Campak                      - DBD
 - Flu Burung                  - dll.
 Faktor risiko antara lain :
 - Adanya penolakan masyarakat terhadap imunisasi



                                                    27
- Adanya Kematian unggas
- Adanya tempat-tempat perindukan nyamuk
- Adanya migrasi penduduk (in / out)
- Perilaku yang tidak sehat.


Kondisi lain
-   faktor risiko tinggi ibu hamil,bersalin , menyusui
    dan bayi baru lahir
Kejadian lain di masyarakat :
- Keracunan makanan
- Bencana
- Kerusuhan


Bentuk pengamatan masyarakat ( anggota keluarga ,
tetangga, kader ) disesuaikan dengan tatacara
setempat       , misalnya pengamatan terhadap tanda
penyakit :
    -   batuk yang tidak sembuh dalam waktu 2
        minggu
    -   bercak putih di kulit yang mati rasa




                                                    28
-    ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi
             ( 4 terlalu, kedaruratan pada        kehamilan
             sebelumnya,dll )
        -    bayi baru lahir yang kuning, tidak bisa
             menetek,dll
        -    balita yang tidak naik berat badannya


   Bentuk laporan adalah lisan atau menggunakan alat
   komunikasi yang ada di desa ( telepon, telepon
   seluler ataupun Handy Talkie ) dan segera
   disampaikan kepada petugas kesehatan setempat
   atau Petugas Pembina Desa


6. Sistem    kesiapsiagaan         dan    penanggulangan
  bencana berbasis masyarakat


     Suatu     tatanan     yang     berbentuk    kemandirian
     masyarakat     dalam       kesiapsiagaan   menghadapai
     situasi kedaruratan (bencana, situasi khusus, dll).
     Masyarakat sudah dipersiapkan apabila terjadi situasi
     darurat maka :



                                                           29
- mereka tahu harus berbuat apa
     - mereka tahu tempat untuk mencari maupun
      memberi informasi kemana.
     Masyarakat diharapkan memperhatikan gejala alam
      pada lingkungan setempat mampu mengenali tanda
      akan timbulnya bencana dan selanjutnya melakukan
      kegiatan tanggap darurat sebagaimana pernah
      dilatihkan untuk menghindari / mengurangi jatuhnya
      korban.


       Informasi mengenai tanda tanda bahaya tersebut
      berasal dari sumber yang bisa dipercaya, misalnya
      dari perangkat desa ( yang memperolehnya        dari
      kecamatan ), berita resmi di TVRI , RRI atau telepon
      dari Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.
      Penyebaran informasi mengikuti tatacara setempat,
      misalnya menggunakan titir/ kentongan, pengeras
      suara dari musholla atau dari mulut ke mulut


7. Sistem    pembiayaan        kesehatan        berbasis
  masyarakat



                                                        30
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
     penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana
     yang bersumber dari masyarakat untuk menjamin
     pemeliharaan kesehatan masyarakat.
     Bentuk penggalian dana bisa berupa jimpitan , uang
     sukarela pada saat pertemuan , arisan , pengajian
     atau tabungan sosial masyarakat dengan jumlah yang
     sudah ditetapkan / disepakati.
     Pengalokasian dana disesuaikan dengan kebutuhan
     setempat , misalnya bantuan bagi warga yang harus
     dirawat di Rumah Sakit , menjalani operasi medis,
     melahirkan,    pemberian         makanan    tambahan
     penyuluhan ( di Posyandu ) atau pemulihan bagi
     sasaran yang bergizi buruk , dan sebagainya.
     Pembelanjaan dana diserahkan besar dan jenisnya
     sesuai kesepakatan sedangkan        dana dikelola oleh
     orang yang terpercaya dan dapat mempertanggung
     jawabkan semua pembelanjaan kepada masyarakat.


8. Masyarakat ber-PHBS



                                                         31
Adalah masyarakat yang dapat menolong diri sendiri
untuk   mencegah      dan   menanggulagi         masalah
kesehatan,    mengupayakan       lingkungan         sehat,
memanfaatkan       pelayanan         kesehatan       serta
mengembangkan UKBM.
Yang dimaksud dengan upaya mencegah : adalah
mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dengan
mempraktikkan gaya hidup sehat dan perilaku hidup
bersih dan sehat termasuk pola makan dengan gizi
seimbang , menjaga kebersihan pribadi , berolah
raga, menghindari kebiasaan yang buruk, serta
berperan aktif     dalam pembangunan kesehatan
masyarakat. (promotif – preventif)


Yang dimaksud dengan menanggulangi : adalah
mengupayakan      agar   yang   terlanjur   sakit    atau
mengalami gangguan gizi tidak menjadi semakin
parah, tidak menulari orang lain dan bahkan dapat
disembuhkan, serta dipulihkan kesehatannya dengan




                                                        32
memanfaatkan        pelayanan   kesehatan   yang    ada
     (kuratif – rehabilitatif)
     Perilaku     Hidup Bersih dan Sehat ini terdiri dari
     ratusan    praktik kehidupan sehari hari, tidak hanya
     terbatas pada indikator yang biasa digunakan untuk
     mengukur kinerja program kesehatan.


9. Lingkungan Sehat


     Lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih,
     sanitasi lingkungan memadai, perumahan pemukiman
     sehat, yaitu :
     -   Terpeliharanya kebersihan tempat-tempat umum
         dan institusi yang ada di desa, antara lain : pasar,
         tempat ibadah, perkantoran dan sekolah.
     -   Terpeliharanya kebersihan lingkungan rumah :
         lantai rumah bersih, sampah tak berserakan,
         saluran pembuangan air limbah terawat baik
     -   Membuka jendela setiap hari.




                                                           33
-   Memiliki kecukupan akses air bersih (untuk
         minum, masak, mandi dan cuci) dan sanitasi
         dasar.
     -   Mempunyai    pola    pendekatan     pemberdayaan
         masyarakat untuk pemenuhan sanitasi dasar ( ada
         jamban, mandi cuci di tempat khusus )


C. Langkah – langkah dalam Pendekatan
  Pengembangan Desa Siaga


  Pengembangan       Desa    siaga   dilaksanakan    dengan
  membantu/memfasilitasi/mendampingi masyarakat untuk
  menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral
  pemecahan masalah yang terorganisasi yang dilakukan
  oleh forum masyarakat desa            ( pengorganisasian
  masyarakat ). Yaitu dengan menempuh tahap-tahap :
                        Mengindentifikasi          masalah,
         penyebab masalah, dan sumberdaya yang dapat
         dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.




                                                          34
•                                 Mendiagnosis
       masalah   dan   merumuskan       alternatif-alternatif
       pemecahan masalah.
   •                                 Menetapkan alternatif
       pemecahan masalah yang layak merencanakan
       dan melaksanakannya, serta
   •                                 Memantau,
       mengevaluasi dan    membina kelestarian upaya-
       upaya yang telah dilakukan.


Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya,
namun secara garis besar langkah-langkah pokok yang
perlu ditempuh adalah sebagai berikut :




1. Pengembangan Tim Petugas
   Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum
   kegiatan-kegiatan   lainnya   dilaksanakan.      Tujuan
   langkah ini adalah mempersiapkan para petugas
   kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik
   petugas    teknis   maupun    petugas      administrasi.



                                                           35
Persiapan      para    petugas     ini   bisa   berbentuk
  sosialisasi ,pertemuan atau pelatihan yang bersifat
  konsolidasi,    yang    disesuaikan      dengan   kondisi
  setempat
  Keluaran atau output dari        langkah ini adalah para
  petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta
  siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan
  pendekatan kepada pemangku kepentingan dan
  masyarakat.


2. Pengembangan Tim di Masyarakat
  Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para
  petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat ( forum
  masyarakat      desa ), agar mereka tahu dan mau
  bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan
  Desa Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan
  advokasi kepada para penentu kebijakan, agar
  mereka mau memberikan dukungan, baik berupa
  kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan,
  baik berupa      kebijakan atau anjuran, serta restu,
  maupun dana atau sumber daya lain, sehingga



                                                         36
pengembangan Desa Siaga dapat berjalan dengan
lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh
masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan
mendukung, khususnya dalam membentuk opini
publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan Desa Siaga.


Jadi     dukungan    yang    diharapkan   dapat   berupa
dukungan moral, dukungan finasial atau dukungan
material,   sesuai    kesepakatan     dan     persetujuan
masyarakat dalam rangka pengembangan desa
siaga.


Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti
forum Kesehatan Desa, konsil Kesehatan Kecamatan
atau     Badan   Penyantun       Puskesmas,     Lembaga
Pemberdayaan         Desa,    PKK,   serta     organisasi
kemasyarakatan        lainnya,   hendaknya      lembaga-
lembaga ini diikutsertakan dalam setiap pertemuan
dan kesepakatan.



                                                       37
3. Survei Mawas Diri
   Survei Mawas diri ( SMD ) atau Telaah Mawas Diri
   ( TMD ) atau Community Self Survey ( CSS )
   bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu
   melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survei
   harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat
   setempat dengan bimbingan tenaga          kesehatan.
   Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar
   akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta
   bangkit niat atau tekat untuk mencari solusinya,
   termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya
   mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
   masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu
   dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan
   bagi mereka.


   Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi
   masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di
   desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi



                                                      38
masalah- masalah kesehatan tersebut, termasuk
  dalam rangka membangun Poskesdes.


4. Musyawarah Masyarakat Desa
  Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat
  Desa    (MMD)       ini   adalah   mencari        alternatif
  penyelesaian      masalah    kesehatan      dan     upaya
  membangun Poskesdes dikaitkan dengan potensi
  yang   dimiliki   desa.   Disamping   itu   juga     untuk
  menyusun rencana jangka panjang pengembangan
  Desa Siaga


  Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya
  berasal dari tokoh masyarakat yang telah sepakat
  mendukung pengembangan Desa Siaga. Peserta
  musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-
  tokoh perempuan dan generasi muda setempat.
  Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan
  dunia usaha yang mau mendukung pengembangan
  Desa Siaga dan kelestariannya ( untuk itu diperlukan
  advokasi ).



                                                            39
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat
   SMD disampaikan , utamanya adalah daftar masalah
   kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat.
   Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
   penentuan prioritas, serta langkah-langkah solusi
   untuk pembangunan Poskesdes dan Pengembangan
   Desa Siaga.


5. Pelaksanaan Kegiatan
   Secara    operasional   pembentukan     Desa    Siaga
   dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
      •                        Pemilihan Pengurus dan
          Kader Desa Siaga
          Pemilihan Pengurus dan kader Desa siaga
          dilakukan melalui pertemuan khusus para
          pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat
          serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
          dilakukan secara musyawarah dan mufakat,
          sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
          berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.



                                                         40
•                           Orientasi/Pelatihan
    Kader Desa Siaga
    Sebelum melaksanakan          tugasnya, kepada
    pengelola     dan     kader   desa     yang     telah
    ditetapkan    perlu    diberikan    orientasi   atau
    pelatihan. Orientasi / pelatihan dilaksanakan
    oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
    dengan       pedoman orientasi/pelatihan yang
    berlaku .
    Materi orientasi/pelatihan mencakup kegiatan
    yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka
    pengembangan Desa Siaga ( sebagaimana
    telah       dirumuskan        dalam        rencana
    operasional ) , yaitu meliputi pengelolaan Desa
    Siaga    secara     umum.,    pembangunan        dan
    pengelolaan Poskesdes, pembangunan dan
    pengelolaan UKBM lain serta hal-hal penting
    terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat,
    Siap    –Antar-Jaga,     Keluarga     Sadar     Gizi,
    posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan



                                                       41
penyakit menular, penyediaan air bersih dan
    penyehatan lingkungan pemukiman (PAB -
    PLP), kegawat-daruratan sehari-hari, kesiap
    siagaan bencana, keadian luar biasa ( KLB ),
    Pos Obat Desa ( POD ), diversifikasi pertanian
    tanaman       pangan          dan         pemanfaatan
    pekarangan melalui Taman Obat Keluarga
    ( TOGA ), kegiatan surveilans, perilaku hiup
    bersih dan sehat ( PHBS), dan lain-lain


•                            Pengembangan
    Poskesdes dan UKBM lain.
    Dalam hal ini pembangunan Poskesdes bisa
    dikembangkan dari polindes yang sudah ada.
    Apabila   tidak    ada   Polindes,        maka       perlu
    dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja
    kerja alternatif lain pembangunan Poskesdes.
    Dengan      demikian         diketahui      bagaimana
    Poskesdes         tersebut       akan         diadakan-
    membangun         baru   dengan          fasilitas    dari
    Pemerintah,       membangun         baru        dengan



                                                            42
bantuan     dari    donatur,    membangun          baru
    dengan        swadaya          masyarakat          atau
    memodifikasi bangunan lain yang ada.
    Bila   mana        Poskesdes      sudah         berhasil
    diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan
    membentuk          UKBM-UKBM           lain      seperti
    Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman
    kepada panduan yang berlaku.


•                           Penyelenggaraan
    Kegiatan Desa Siaga
    Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa
    yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai
    Desa Siaga . Setelah            Desa siaga resmi
    dibentuk,   dilanjutkan      dengan     pelaksanaan
    kegiatan    Poskesdes        secara     rutin,     yaitu
    pengembangan sistem surveilans berbasis
    masyarakat,        pengembangan       kesiapsiagaan
    dan penanggulangan kegawat-daruratan dan
    bencana, pemberantasan penyakit menular
    dan    penyakit       yang      yang          berpotensi



                                                          43
menimbulkan     KLB,       peggalangan    dana   ,
    pemberdayaan masyarakat menuju kadarzi
    dan PHBS serta penyehatan lingkungan . Di
    Poskesdes diselenggarakan pula pelayanan
    UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-
    lain dengan berpedoman kepada panduan
    yang berlaku.


    Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing
    dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya
    dipakai sebagai masukan untuk perencanaan
    dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya
    secara lintas sektoral.




•                             Pembinaan          dan
    Peningkatan
    Mengingat permasalahan kesehatan sangat
    dipengaruhi oleh kinerja sektor lain, serta
    adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk
    memajukan       Desa      Siaga   perlu   adanya



                                                     44
pengembangan jejaring kerjasama dengan
berbagai        pihak.            Perwujudan         dari
pengembangan jejaring Desa Siaga dapat
dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara
internal di dalam desa sendiri dan atau Temu
Jejaring antar desa siaga (minimal sekali
dalam      setahun        ).       Upaya    ini    selain
memantapkan kerjasama, juga diharapkan
dapat menyediakan wahana tukar-menukar
pengalaman          dan        memecahkan      masalah-
masalah yang dihadapi bersama. Yang juga
tidak kalah pentingnya adalah pembinaan
jejaring   lintas    sektor,       khususnya      dengan
program-program                 pembangunan         yang
bersasaran desa.


Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian
Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Oleh
karena itu, dalam              rangka pembinaan perlu
dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi
kebutuhan pada kader agar tidak drop- out



                                                       45
,kader-kader       yang       memiliki        motivasi
          memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya
          harus diberi kesempatan seluas- luasnya untuk
          mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan
          kader-kader yang masih dibebani dengan
          pemenuhan        kebutuhan       dasarnya,       harus
          dibantu    untuk   memperoleh            pendapatan
          tambahan,       misalnya     dengan         pemberian
          gaji/insentif   atau      fasilitas    agar      dapat
          berwirausaha.


        Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga,
        perlu   dilakukan    pemantauan         dan     evaluasi.
        Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa
        Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam
        buku Register UKBM ( contohnya                    Sistem
        Informasi Posyandu )


D. Pembina Desa Siaga
  Pembentukan desa siaga memerlukan Tim Lintas
  Sektoral dan komponen masyarakat / LSM untuk



                                                               46
melakukan pendampingan dan fasilitasi.            Tim ini
dibutuhkan di Tingkat Kecamatan, Kabupaten / Kota dan
Propinsi, yang bekerja berdasarkan Surat Keputusan
Camat, Surat Keputusan Bupati / Walikota dan Surat
Keputusan Gubernur
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan
sumberdaya, maka untuk memajukan Desa Siaga perlu
adanya    pengembangan     jejaring   kerjasama    dengan
berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring
Desa Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring
UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau
Temu Jejaring antar desa siaga (minimal sekali dalam
setahun ).    Upaya ini selain memantapkan kerjasama,
juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-
menukar      pengalaman   dan   memecahkan        masalah-
masalah yang dihadapi bersama. Yang juga tidak kalah
pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,
khususnya     dengan    program-program    pembangunan
yang bersasaran desa.




                                                        47
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa
Siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu,
dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upaya-
upaya untuk memenuhi kebutuhan pada kader agar tidak
drop-   out   ,kader-kader    yang   memiliki   motivasi
memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya harus diberi
kesempatan seluas- luasnya untuk mengembangkan
kreativitasnya. Sedangkan     kader-kader yang masih
dibebani dengan     pemenuhan kebutuhan dasarnya,
harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan,
misalnya dengan pemberian gaji/insentif atau fasilitas
agar dapat berwirausaha.


Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu
dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan
itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu dicatat oleh
kader, misalnya dalam buku Register UKBM ( contohnya
Sistem Informasi Posyandu )




                                                      48
1. Peran Jajaran Kesehatan
 •                               Peran Puskesmas
     Dalam       rangka   Pengembangan      Desa     Siaga,
     Puskesmas merupakan ujung tombak dan bertugas
     ganda, yaitu sebagai penyelenggara PONED ( atau
     melakukan       pemberdayaan     masyarakat      untuk
     deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dan neonatal ) dan
     penggerak masyarakat desa. Namun demikian,
     dalam menggerakkan masyarakat desa, Puskesmas
     akan dibantu oleh Petugas Fasilitator dari Dinas
     Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di
     Provinsi.


     Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut :
      1) Menyelenggarakan         pelayanan      kesehatan
          dasar,     termasuk   Pelayanan     Obstetrik   &
          Neonatal Emergensi Dasar ( PONED) bagi
          Puskesmas yang sudan dilatih, Puskesmas
          yang belum melayani PONED diharapkan
          merujuk ke Puskesmas PONED / RS terdekat
          untuk wilayah desa-desanya.



                                                          49
2) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim
        di tingkat Kecamatan dan desa dalam rangka
        pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
     3) Menfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan
        Poskesdes
     4) Melakukan monitoring evaluasi dan pembinaan
        Desa Siaga.


•                     Peran Rumah Sakit
    Rumah Sakit memegang peran penting sebagai
    sarana rujukan dan pembina teknis pelayanan
    medik. Oleh karena itu Rumah Sakit diharapkan
    berperan :
     1) Menyelenggarakan       pelayanan   rujukan   ,
        termasuk Pelayanan Obstetrik & Neonatal
        Emergensi Komprehensif ( PONEK).
        Melaksanakan     bimbingan     teknis   medis,
        khususnya     dalam   rangka   pengembangan
        kesiap-siagaan        dan      penanggulangan
        kedaruratan dan bencana di desa siaga




                                                     50
2) Menyelenggarakan         promosi     kesehatan   di
        Rumak Sakit dalam rangka pengembangan
        kesiapsiagaan dan penanggulangan kedarutan
        dan bencana




•                       Peran      Dinas        Kesehatan
    Kabupaten/Kota
    Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan
    Rumah      Sakit,     peran      Dinas      Kesehatan
    Kabupaten/Kota meliputi :
     1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim
        di   tingkat    Kabupaten/Kota     dalam   rangka
        pengembangan Dese Siaga
     2) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya
        sehingga         mampu        menyelenggarakan
        pelayanan kesehatan dasar dengan baik,
        termasuk        PONED,     dan       pemberdayaan
        masyarakat.
     3) Mendorong peningkatan kualitas Rumah Sakit
        sehingga         mampu        menyelenggarakan



                                                         51
pelayanan rujukan dengan baik, termasuk
       PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah
       Sakit.
    4) Merekrut/menyediakan calon-calon fasilitator
       untuk dilatih menjadi fasilitator pengembangan
       Desa Siaga
    5) Menyelenggarakan     pelatihan bagi petugas
       kesehatan dan kader.
    6) Melakukan     advokasi   ke    berbagai    pihak
       (    pemangku      kepentingan     )      tingkat
       Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan
       Desa Siaga.
    7) Bersama Puskesmas melakukan pemantauan,
       evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa
       Siaga.
    8) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain
       bagi kelestarian desa Siaga.


•      Peran Dinas Kesehatan Propinsi




                                                      52
Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi berperan :
   1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama
      tim   di   tingkat   propvinsi   dalam     rangka
      pengembangan Desa Siaga.
   2) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
      mengembangkan            kemampuan         melalui
      pelatihan-pelatihan      manajemen,      pelatihan
      pelatih teknis, dan cara-cara lain.
   3) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
      mengembangkan         kemampuan Puskesmas
      dan   Rumah      Sakit    di   bidang   konseling
      kunjungan rumah, dan pengorganisasian
      masyarakat serta promosi kesehatan, dalam
      rangka pengembangan Desa Siaga.
   4) Menyelenggarakan          pelatihan      fasilitator
      pengembangan Desa Siaga dengan metode
      kalakarya




                                                        53
5) Melakukan          advokasi      ke   berbagai    pihak
                  ( pemangku kepentingan ) tingkat provinsi
                  dalam rangka pengembangan Desa Siaga
            6) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
                  melakukan       pemantauan         evaluasi      dan
                  bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
            7) Menyediakan anggaran dan sumber daya
                  lain bagi kelestarian Desa Siaga.


2. Peran Pemangku Kepentingan terkait.


  Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah
  Daerah,    pejabat     lintas       sektor,    PKK     unsur-unsur
  organisasi/ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-
  tokoh agama, , LSM, dunia usaha/swasta dan lain-lain,
  diharapkan      berperan    aktif     juga    di   semua      tingkat
  administrasi.
     •         Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah
            1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan
                  dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga.




                                                                     54
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
      untuk         memanfaatkan         pelayanan
      Poskesdes/Puskesmas/Pustu dan berbagai
      UKBM yang ada ( Posyandu, Polindes, dan
      lain-lain).
    3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
      untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
      Desa Siaga dan UKBM yang ada.
    4) Melakukan           pembinaan          untuk
      terselenggaranya     kegiatan    Desa   Siaga
      secara teratur dan lestari.


•               Tim Penggerak PKK
    1) Berperan aktif dalam pemgembangan       dan
      menyelenggarakan UKBM di Desa Siaga
      ( Posyandu,Polindes, KPKIA, dan lain-lain )
    2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola,
      menyelenggarakan        dan     memanfaatkan
      UKBM yang ada




                                                    55
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan
          dalam rangka menciptakan kadarzi dan
          PHBS


•         Tokoh Masyarakat.
     1)          Menggali     sumber    daya      untuk
          kelangsungan penyelenggaraan Desa Siaga
     2)          Menaungi   dan    membina      kegiatan
          Desa Siaga
     3)          Menggerakan       masyarakat     untuk
          berperan aktif dalam kegiatan Desa siaga.


•         Organisasi   Kemasyarakatan/LSM/        Dunia
    Usaha/ Swasta.
    1)                  Berperan       aktif      dalam
          penyelenggaraan Desa Siaga
    2)                  Memberikan             dukungan
          sarana dan dana untuk pengembangan dan
          penyelenggaraan Desa Siaga
    3)                  Organisasi-organisasi
          masyarakat seperti Aisyiyah, Fatayat, dan



                                                      56
lain-lain yang giat membina desa, diharapkan
               dapat         mengintegrasikan         atau
               mengkoordinasikan      kegiatan-kegiatannya
               dalam rangka pengembangan Desa Siaga.




E. Tahapan Pembentukan Pengembangan Desa Siaga
  di Jawa Timur


  Di Jawa Timur pembentukan dan pengembangan Desa
  Siaga telah direncanakan dengan melakukan beberapa
  pentahapan pencapaian sampai dengan tahun 2008 :


           TAHUN
                          2006        2007         2008
      TAHAPAN


      BINA                4977


      TUMBUH                -




                                                          57
KEMBANG                   -




         PARIPURNA                 -




         TOTAL                   5000                    8477




V.   INDIKATOR KEBERHASILAN .


     Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat
     dilihat dari empat kelompok indikatornya, yaitu :



                                                                58
•   Indikator masukan
•   Indikator proses
•   Indikator keluaran dan
•   Indikator dampak.


Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah
sebagai berikut :
A. Indikator masukan.
    Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur
    seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka
    pengembangan Desa siaga. Indikator masukan terdiri
    atas hal-hal berikut :
    •                   Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa
    •                   Ada/tidaknya     sarana    pelayanan
        kesehatan serta perlengkapan / peralatannya.
    •                   Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan
        masyarakat.
    •                   Ada/tidaknya                   tenaga
        kesehatan( minimal bidan ).
    •                   Ada/tidaknya kader aktif




                                                           59
•                    Ada/tidaknya   sarana      bangunan   /
         Poskesdes sebagai pusat pemberdayaan masyarakat
         bidang kesehatan.
     •                    Ada/tidaknya alat komunikasi yang
         telah lazim dipakai masyarakat yang dimanfaatkan
         untuk mendukung penggerakan surveilans berbasis
         masyarakat misal : kentongan, bedug, dll.


B.                 Indikator Proses
     Indikator   proses    adalah   indikator   untk   mengukur
     seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu desa
     dalam rangka pengembangan Desa Siaga Indikator
     proses terdiri atas hal-hal sebagai berikut :
     •   Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
     •   Berfungsi/tidaknya UKBM Poskesdes
     •   Ada/ tidaknya pembinaan dari Puskesmas PONED
     •   Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada
     •   Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan
         Penanggulangan Kegawatdaruratnya dan bencana
     •   Berfungsi/tidaknya    Sistem     Surveilans    berbasis
         masyarakat.



                                                                60
•   Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah kadarzi dan
         PHBS
     •   Ada/tidaknya deteksi dini gangguan jiwa di tingkat
         rumah tangga


C.                 Indikator Keluaran
     Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur
     seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa
     dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator
     keluaran terdiri atas hal-hal berikut :
     •             Cakupan      pelayanan      kesehatan   dasar
         (utamanya KIA )
     •             Cakupan pelayanan UKBM- UKBM lain
     •             Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB
         yang ada dan dilaporkan
     •             Cakupan rumah tangga yang mendapat
         kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS
     •             Tertanganinya masalah kesehatan dengan
         respon cepat


D.                 Indikator Dampak.



                                                              61
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur
         seberapa besar dampak dari hasil kegiatan desa dalam
         rangka pengembangan Desa Siaga.
         Indikator proses terdiri dari atas hal-hal sebagai berikut.
         •             Jumlah penduduk yang menderita sakit
         •             Jumlah ibu melahirkan yang meninggal
             dunia
         •             Jumlah bayi dan balita yang meninggal
             dunia
         •             Jumlah balita dengan gizi buruk.
         •             Tidak terjadinya KLB penyakit
         •             Respon cepat masalah kesehatan




VI.   PENUTUP
      Pedoman ini diharapkan dapat memberikan gambaran
      umum guna pelaksanaan dan pengembangan Desa Siaga di
      lapangan. Dalam kenyataannya banyak sekali variasi dalam
      melaksanakan dan mengembangkan Desa Siaga, sehingga
      perlu improvisasi dan modifikasi yang dapat disesuaikan
      dengan kondisi dan permasalahan setempat.



                                                                       62
Diyakini bahwa upaya kesehatan berbasis masyarakat
( UKBM ) telah berkembang di pedesaan dengan intensitas
berbeda-beda     satu    sama   lain.   Oleh   karena     itu
pengembangan Desa Siaga dapat dikatakan sebagai
gerakan untuk merajut kembali berbagai upaya yang ada
dengan      pendekatan     pengorganisasian    masyarakat
( revitalisasi PKMD )


Keberhasilan Desa Siaga sebagai wujud upaya kesehatan
berbasis masyarakat sangat bergantung kepada ketepatan
penerapan langkah-langkah dalam pendekatan edukatif dan
pengorganisasian masyarakat.


Untuk    keberhasilan    pengembangan      Desa   Siaga     ,
Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota perlu direvitalisasi, baik dalam
sumber daya manusianya, prasarana-saranannya, maupun
pendananaannya.




                                                          63
Berbagai pihak yang bertanggung jawab atau pemangku
kepentingan bagi pengembangan Desa Siaga diharapkan
dapat   berperan   optimal   sesuai    tugasnya   agar
pengembangan Desa Siaga benar-benar berhasil.




                                                    64
65

More Related Content

What's hot

Standar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt pStandar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt pyusup firmawan
 
Stbm 5 pilar pusk manguharjo
Stbm 5 pilar  pusk manguharjoStbm 5 pilar  pusk manguharjo
Stbm 5 pilar pusk manguharjomaspayjoe
 
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)kahfi akhmad
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMPuskesmasSungaiMenan
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxlilikfatmawati
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanmeriantini
 
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptx
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptxPPT PEMBINAAN FKD 1.pptx
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptxNiken Kurniasih
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptxAdrianCristiantoYusu
 
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...alfilia ningrum
 
KTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokKTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokHealth
 
Sosialisasi pis pk & germas
Sosialisasi pis pk & germasSosialisasi pis pk & germas
Sosialisasi pis pk & germasHeni Yuniarti
 
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptxPOSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptxMatahariCahaya1
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportZakiah dr
 
PPT UKM AKREDITASI.ppt
PPT UKM AKREDITASI.pptPPT UKM AKREDITASI.ppt
PPT UKM AKREDITASI.pptDaeniest
 

What's hot (20)

BAB II UKM.docx
BAB II UKM.docxBAB II UKM.docx
BAB II UKM.docx
 
Standar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt pStandar operasional prosedur pmt p
Standar operasional prosedur pmt p
 
Bab 4.pdf
Bab 4.pdfBab 4.pdf
Bab 4.pdf
 
Stbm 5 pilar pusk manguharjo
Stbm 5 pilar  pusk manguharjoStbm 5 pilar  pusk manguharjo
Stbm 5 pilar pusk manguharjo
 
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)
SIP (Pelaporan dan Pencatatan Posyandu)
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
Desa siaga aktif
Desa siaga aktifDesa siaga aktif
Desa siaga aktif
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editan
 
KAK KESTRAD
KAK KESTRADKAK KESTRAD
KAK KESTRAD
 
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptx
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptxPPT PEMBINAAN FKD 1.pptx
PPT PEMBINAAN FKD 1.pptx
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
 
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
 
KTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokKTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa Rokok
 
Minilok pkm
Minilok pkmMinilok pkm
Minilok pkm
 
Sosialisasi pis pk & germas
Sosialisasi pis pk & germasSosialisasi pis pk & germas
Sosialisasi pis pk & germas
 
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptxPOSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
POSYANDU DALAM INTEGRASI LAYANAN PRIMER-1.pptx
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
 
PPT UKM AKREDITASI.ppt
PPT UKM AKREDITASI.pptPPT UKM AKREDITASI.ppt
PPT UKM AKREDITASI.ppt
 

Similar to Pedoman desa siaga

Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Muchtar Mahdi
 
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang KesehatanPetunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang KesehatanMuh Saleh
 
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015Muh Saleh
 
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...RiaRostiani1
 
Kak pembinaan desa siaga.docx
Kak pembinaan desa siaga.docxKak pembinaan desa siaga.docx
Kak pembinaan desa siaga.docxRobySubekti1
 
Contoh askep komunitas
Contoh askep komunitasContoh askep komunitas
Contoh askep komunitasDwi Yulien
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxRafliAidillah1
 
194358704 desa-siaga-fifi
194358704 desa-siaga-fifi194358704 desa-siaga-fifi
194358704 desa-siaga-fifiali mustofa
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docxabdulhak1994
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fixYulli Utami
 
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata Kulia
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata KuliaTugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata Kulia
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata KuliaEka S P
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
 

Similar to Pedoman desa siaga (20)

Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
Kti skripsi no.297 hubungan pengembangan desa siaga dengan peningkatan motiva...
 
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang KesehatanPetunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
 
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
 
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...
uNOFkzHkw7vi-iwbu02HX296SJMhuDNLYEFMJcvbJHUIVKlz5Z_czFz30clVO_nurNeGMoASjMG3S...
 
Kak pembinaan desa siaga.docx
Kak pembinaan desa siaga.docxKak pembinaan desa siaga.docx
Kak pembinaan desa siaga.docx
 
Contoh askep komunitas
Contoh askep komunitasContoh askep komunitas
Contoh askep komunitas
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
Desa siaga
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
194358704 desa-siaga-fifi
194358704 desa-siaga-fifi194358704 desa-siaga-fifi
194358704 desa-siaga-fifi
 
Desa siaga book
Desa siaga bookDesa siaga book
Desa siaga book
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
339397603-Perdes-PHBS-AM.docx
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fix
 
KAK PEMBINAAN KESORGA.doc
KAK PEMBINAAN KESORGA.docKAK PEMBINAAN KESORGA.doc
KAK PEMBINAAN KESORGA.doc
 
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata Kulia
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata KuliaTugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata Kulia
Tugas Kelompok Promosi Kesehatan Mata Kulia
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
 
kebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptxkebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptx
 
SELINTAS SAPULIPAT.ppt
SELINTAS SAPULIPAT.pptSELINTAS SAPULIPAT.ppt
SELINTAS SAPULIPAT.ppt
 

More from Anggit T A W

Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Anggit T A W
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Anggit T A W
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimAnggit T A W
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariAnggit T A W
 
Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Anggit T A W
 
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Anggit T A W
 
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Anggit T A W
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Anggit T A W
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipAnggit T A W
 
Peta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanPeta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanAnggit T A W
 
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al buttiAnggit T A W
 
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)Anggit T A W
 
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokMajalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokAnggit T A W
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaAnggit T A W
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanAnggit T A W
 
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanAnggit T A W
 
daftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsdaftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsAnggit T A W
 
Indonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkIndonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkAnggit T A W
 

More from Anggit T A W (20)

Buku KIA 2015
Buku KIA 2015Buku KIA 2015
Buku KIA 2015
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B (Pamjaki)
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam Muslim
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam Bukhari
 
Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011Annual Report UNDP Indonesia 2011
Annual Report UNDP Indonesia 2011
 
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
Buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014
 
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
Petunjuk Daftar Pustaka Vancouver (en)
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
 
Peta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea SelatanPeta Negara Korea Selatan
Peta Negara Korea Selatan
 
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
 
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
A giant Pack of Lies (Membongkar Raksasa Kebohongan Industri Rokok)
 
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom DepokMajalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
Majalah Detik Seri Laporan Khusus Bom Depok
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
 
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
 
daftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pnsdaftar gaji pokok pns
daftar gaji pokok pns
 
Indonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnkIndonesia mdg overview_bnk
Indonesia mdg overview_bnk
 

Recently uploaded

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Pedoman desa siaga

  • 1. KATA PENGANTAR Timbulnya masalah masalah kesehatan dan bencana yang sangat sering terjadi akhir akhir ini ditengarai dipengaruhi oleh menurunnya kepedulian dan kemampuan masyarakat untuk mengenal tanda bahaya atau faktor risiko secara dini dan menanggulangi masalah yang telah berlangsung. Mengendornya pendampingan dari Pemerintah dalam hal ini tim pembina lintas sektor, antara lain Puskesmas juga sangat mempengaruhi kemunduran fungsi UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat). Sesuai dengan Seruan Presiden saat pencanangan Pekan Kesehatan Nasional tanggal 18 Juni 2005 dan berdasarkan Keputusan Menkes no 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Propinsi Jawa Timur bertekad untuk mewujudkan Desa Siaga . Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga di Jawa Timur dikembangkan dari Pedoman Pelaksanaan yang diterbitkan Departemen Kesehatan dan merupakan panduan bagi petugas 1
  • 2. lapangan di kabupaten/ kota untuk menyiapkan pengembangan Desa Siaga. Beragamnya kondisi sumberdaya lapangan, tentunya akan membutuhkan penyesuaian penyesuaian yang dapat dilakukan sepanjang berakar pada prinsip pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan desa yang nyaman dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Siaga terhadap kemungkinan bencana. Saya mengharapkan masukan , komentar dari para pelaku pengembangan Desa Siaga untuk perbaikan pedoman pelaksanaan ini. KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR 2
  • 4. PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI JAWA TIMUR I. PENDAHULUAN Dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 574/Menkes/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sejak dicanangkannya Visi Indonesia Sehat 2010 telah banyak kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan- kemajuan itu tampaknya masih jauh dari target yang ingin dicapai pada tahun 2010. 4
  • 5. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti campak diphteri , dan tuberkulosis paru , merebaknya berbagai penyakit baru bersifat pandemik seperti HIV/AIDS, SAR dan flu burung : serta belum hilangnya penyakit-penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah. Keadaan ini diperparah dengan timbulnya berbagai kejadian bencana karena faktor alam seperti gunung meletus,gempa bumi, tsunami, dan angin puting beliung maupun bencana alam seperti banjir tanah longsor dan kecelakaan massal. Sementara itu, kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap manusia Indonesia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis, dan budaya. Kesehatan bagi sebagaian penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan 5
  • 6. kesehatan dan memberdayakan kemampuan mereka. Disamping itu, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingkan ( stakeholders ) di berbagai jenjang administrasi. Menyimak kenyataan tersebut, kiranya diperlukan upaya terobosan yang benar benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Sehubungan dengan itu, Depertemen Kesehatan menyadari bahwa pada akhirnya pencapaian Visi Indonesia Sehat akan sangat bertumpu pada pencapaian Desa Sehat sebagai basisnya. Dengan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2004 – 2009. Pembangunan Sumberdaya Kesehatan, yang merupakan bagian dari Pembangunan 6
  • 7. Kesehatan ( SDK), tercantum dalam Bab 28. Sasaran yang dicapai Pembangunan Kesehatan adalah : • Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun • Menurunnya angka kematian bayi 45 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup • Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. • Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari 25,8 % menjadi 20 % Dengan telah ditetapkannya sasaran tesebut, maka Depertemen Kesehatan segera merumuskan Visi Departemen Kesehatan dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat, yang saat ini ditengarai dengan indikator- indikator sebagaimana tersebut diatas. Adapun Visi Departemen Kesehatan adalah ” Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat ” dengan Misi ” Membuat Masyarakat Sehat ” , yang akan dicapai melalui strategi : 1. Menggerakan dan membudayakan masyarakat hidup sehat 7
  • 8. 2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. 3. Meningkatnya sistem surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan Berkaitan dengan strategi tersebut, salah satu sasaran terpenting yang ingin dicapai adalah ” Pada Akhir Tahun 2008, Seluruh Desa Telah Menjadi Desa Siaga ” . Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa ( KLB) , kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong. Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah- masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. 8
  • 9. Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi ( memfasilitasi ) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah- masalah kesehatan yang dihadapinya. Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Desa Siap-Antar- Jaga dan lain-lain, sebagai embrio atau titik awal pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi Desa Siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai UKBM. Jawa Timur merupakan Propinsi besar dengan jumlah 38 Kabupaten / Kota dan 8477 desa dan kelurahan siap untuk mewujudkan Desa Siaga melalui berbagai potensi yang dimiliki. 9
  • 10. II. ANALISA SITUASI Jumlah Kabupaten / Kota : 38 Jumlah Desa : 8079 Jumlah Kelurahan : 398 Jumlah Desa WSLIC : 847 Sarana Kesehatan Jumlah Puskesmas : 929 Jumlah Pustu : 2263 Jumlah Puskesmas PONED : 102 UKBM Jumlah Posyandu : 43672 Jumlah Poskestren : 826 Jumlah Polindes : 4977 Tenaga Jumlah Bidan di Desa : 6245 Jumlah Kader aktif : 147088 10
  • 11. III. KONSEP DASAR DESA SIAGA A. Pengertian Desa Siaga Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan, secara mandiri. Desa yang dimaksud disini dapat berarti kelurahan atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Tujuan Desa Siaga 11
  • 12. Tujuan Umum Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Tujuan Khusus • Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan. • Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( bencana,wabah,kegawat-daruratan dan sebagainya ). • Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat • Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa • Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan. C. Sasaran Pengembangan Desa Siaga 12
  • 13. Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : • Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya. • Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat. Termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan. • Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para donatur dan pemangku kepentingan lainnya. 13
  • 14. IV. PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI JAWA TIMUR A. Potensi di Jawa Timur Jawa Timur memiliki berbagai potensi yang dapat menjadi langkah awal dalam pembentukan dan pengembangan Desa Siaga : • POLINDES Merupakan salah satu bentuk UKBM yang memiliki tenaga kesehatan yang tetap dan tinggal di desa. Untuk pembinaan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat dapat langsung dirasakan dan sangat besar manfaatnya. Bidan Desa yang tinggal bersama dengan masyarakat setempat setiap saat siap dan siaga dalam pendampingan dan pemantauan kesehatan masyarakat setempat. Sehingga Polindes di Jawa Timur yang berjumlah 4977 merupakan UKBM yang paling siap dalam pembentukan Desa Siaga. 14
  • 15. Bagi kelurahan dan atau desa yang telah memiliki sarana kesehatan milik Pemerintah maupun swasta seperti Rumah Sakit, Klinik , Puskesmas dan Pustu, pembentukan Desa Siaga tidak harus dikaitkan dengan Polindes. Demikian juga bagi kelurahan di perkotaan / desa dengan jumlah penduduk yang kecil , tidak harus membangun fasilitas pelayanan kesehatan; yang penting adalah aksesibitas pelayanan kesehatan yang mudah. Pada kelurahan / desa sejenis ini yang perlu adalah menekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat. Pada daerah tersebut dilakukan pelatihan pemberdayaan dan safe community dan meningkatkan forum kesehatan desa • POSYANDU Revitalisasi Posyandu telah dilaksanakan sejak akhir tahun 2005, dengan berbagai rangkaian kegiatan. Revitalisasi yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan sasaran memantapkan kelembagaan posyandu, 15
  • 16. kemampuan kader dan sarana Posyandu diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja Posyandu. Dengan demikian Posyandu di Jawa Timur siap menjadi salah satu UKBM yang mengawali terbentuknya Desa Siaga. • POSKESTREN Jumlah Pondok Pesantren di Jawa Timur 4075 dan Poskestren yang ada 826. Dengan pembinaan dan persiapan yang dilakukan, Poskestren yang ada dapat menjadi pijakan awal dalam menuju desa siaga. Pondok pesantren merupakan komunitas yang homogen dan membentuk masyarakat serta lingkungan sendiri tetapi mempunyai peran dan pengaruh bagi masyarakat sekitarnya. Jumlah Poskestren yang ada di Jawa Timur ditambah lagi program pelatihan dan dukungan fisik dan peralatan Pos Kesehatan Pondok Pesantren yang mendukung Santri Siaga , merupakan potensi yang besar dalam mendukung terbentuknya Desa Siaga. • POSKESDES 16
  • 17. Merupakan salah satu bentuk UKBM yang baru disosialisasikan oleh Departemen Kesehatan. Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa ( misalnya Pos Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain ). Bentuk fisik Poskesdes disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing masing desa / kelurahan. Bangunan bisa merupakan perluasan bangunan Polindes yang telah ada dan selama ini dimanfaatkan oleh bidan di desa sebagai tempat pelayanan serta rumah tinggal. Bisa pula berupa bangunan baru yang terpisah dari Polindes atau bangunan/ sarana yang telah ada dan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan UKBM. Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berfungsi menjadi tempat i koordinasi dari UKBM-UKBM tersebut. B. Tahapan Desa Siaga Agar sebuah desa menjadi Desa Siaga maka desa tersebut harus memiliki forum desa/ lembaga 17
  • 18. kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana/ akses pelayanan kesehatan dasar. Dalam pengembangannya Desa Siaga akan meningkat dengan membagi menjadi 4 Kriteria Desa Siaga : • Tahap Bina Pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah ada forum/lembaga masyarakat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja, misalnya kelompok rembug desa, kelompok yasinan atau persekutuan doa, dsb. Demikian juga Posyandu dan Polindesnya mungkin masih pada tahap pratama. Pembinaan intensif dari petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya sangat diperlukan, misalnya dalam bentuk pendampingan saat ada pertemuan forum desa untuk meningkatkan kinerja forum dengan pendekatan PKMD. • Tahap Tumbuh 18
  • 19. Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif lamdari anggota forum untuk mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu , Demikian juga Polindes dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya. Pendampingan dari tim Kecamatan atau petugas dari sektor/LSM masih sangat diperlukan untuk pengembangan kualitas Posyandu atau pengembangan UKBM lainnya. Hal penting lain yang diperhatikan adalah pembinaan dari Puskesmas PONED sehingga semua hamil bersalin nifas serta bayi baru lahir yang risiko tinggi dan mengalami komplikasi dapat ditangani dengan baik. Disamping itu sistem surveilans berbasis masyarakat juga sudah sudah dapat berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati penyakit ( menular dan tidak menular ) serta faktor risiko di lingkungannya secara terus menerus dan melaporkan serta memberikan informasi pada petugas kesehatan / yang terkait. 19
  • 20. Tahap Kembang Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan mampu mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga dengan sistem pembiyaan kesehatan berbasis masyarakat. Jika selama ini pembiayaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan ,masyrakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan jelas dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya tabulin. Pembinaan masih diperlukan meskipun tidak terlalu intensif. • Tahap Paripurna 20
  • 21. Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakatnya sudah mandiri dan siaga tidak hanya terhadap masalah kesehatan yang mengancam , namun juga terhadap kemungkinan musibah / bencana non kesehatan. . Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi. 21
  • 22. TAHAPAN BINA TUM KEM PARI INDIKATOR BUH BAN PUR G NA Forum masyarakat desa V V V V Yankes dasar V V V V (Sarkes desa dg Nakes) UKBM yang berkembang V V V V Dibina Puskesmas PONED V V V Surveilans berbasis V V V Masyarakat Sistem kesiapsiagaan dan V V penanggulangan bencana berbasis masyarakat 22
  • 23. Sistem pembiayaan kesehatan V V berbasis masyarakat Lingkungan Sehat V Masyarakat ber-PHBS V Pengertian : 1. Forum Masyarakat Desa Adalah sekelompok anggota masyarakat desa/Kelurahan yang sepakat untuk peduli memecahkan masalah dan mengembangkan program-program pembangunan antara lain kesehatan , di wilayahnya. Forum ini secara berkala melakukan pertemuan dan dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan anggota. 23
  • 24. Jika di desa/Kelurahan belum ada forum sejenis ini, maka desa/kelurahan dapat memulai dari forum/lembaga yang sudah ada dan berfungsi di masyarakat misalnya : rembug desa, kelompok yasinan/majelis taklim, persekutuhan doa, kelompok karang taruna, kelompok peduli dan sejenisnya. 2. Pelayanan Kesehatan Dasar Adalah upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan oleh seorang petugas keperawatan sesuai kompetensinya , dibantu oleh kader yang berasal dari masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan dasar disini berupa upaya promotif , preventif dan kuratif yang dilakukan di suatu tempat/ pos yang disediakan oleh masyarakat melalui pemberdayaan. Fasilitas tersebut bisa merupakan milik Pemerintah ataupun organisasi swasta ataupun perorangan. Lokasi sarana pelayanan kesehatan tidak harus di dalam desa ( terutama bagi kelurahan di kota besar ) , yang 24
  • 25. penting masyarakat desa tersebut mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara mudah. Jika tidak ada petugas kesehatan yang bertempat tinggal di desa tersebut , maka tugas pendampingan dan penghubung dilakukan oleh Petugas Pembina Desa dari Puskesmas yang secara berkala melakukan tugasnya di desa tersebut. 3. UKBM Wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang berkembang sesuai kebutuhan setempat, misal Pokmair, Posyandu, Poskesja,POD ,TOGA, KPKIA,dsb. 4. Dibina Puskesmas PONED Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar) adalah puskesmas yang melayani rujukan kegawat daruratan ibu hamil, ibu melahirkan 25
  • 26. dan bayi baru lahir dari desa-desa yang satu wilayah maupun desa yang merupakan bagian dari jaringan rujukan. Desa yang mendapat binaan dari Puskesmas PONED utamanya dalam sistem rujukan kegawatan ibu hamil, ibu bersalin , ibu nifas , janin dan bayi baru lahir ( kurang dari 1 bulan ) Desa tersebut tidak harus dalam satu wilayah administrasi Puskesmas PONED, namun merupakan bagian dari jaring rujukan. Bagi suatu wilayah dimana Puskesmas PONED tidak ada atau jumlahnya sangat terbatas atau posisi geografisnya jauh dari lokasi desa , pembinaan Puskesmas PONED bisa diambil alih oleh RSU utamanya RS PONEK. Yang paling penting adalah setiap kasus kegawat / daruratan ibu hamil, ibu bersalin , ibu nifas dan bayi baru lahir dapat dengan mudah mendapat pelayanan yang adekuat. 5. Surveilans Berbasis Masyarakat 26
  • 27. Adalah pengamatan yang dilakukan secara terus menerus oleh masyarakat terhadap : - Gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular termasuk gizi buruk serta faktor risikonya. - Kejadian lain di masyarakat. dan segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat untuk ditindaklanjuti. Contoh penyakit : Penyakit menular - TBC - Frambusia - HIV /AIDS - Kusta Penyakit Menular Potensial KLB antara lain : - Diare - Typhus - Diphteri - Hepatitis - Polio / AFP - Malaria - Campak - DBD - Flu Burung - dll. Faktor risiko antara lain : - Adanya penolakan masyarakat terhadap imunisasi 27
  • 28. - Adanya Kematian unggas - Adanya tempat-tempat perindukan nyamuk - Adanya migrasi penduduk (in / out) - Perilaku yang tidak sehat. Kondisi lain - faktor risiko tinggi ibu hamil,bersalin , menyusui dan bayi baru lahir Kejadian lain di masyarakat : - Keracunan makanan - Bencana - Kerusuhan Bentuk pengamatan masyarakat ( anggota keluarga , tetangga, kader ) disesuaikan dengan tatacara setempat , misalnya pengamatan terhadap tanda penyakit : - batuk yang tidak sembuh dalam waktu 2 minggu - bercak putih di kulit yang mati rasa 28
  • 29. - ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi ( 4 terlalu, kedaruratan pada kehamilan sebelumnya,dll ) - bayi baru lahir yang kuning, tidak bisa menetek,dll - balita yang tidak naik berat badannya Bentuk laporan adalah lisan atau menggunakan alat komunikasi yang ada di desa ( telepon, telepon seluler ataupun Handy Talkie ) dan segera disampaikan kepada petugas kesehatan setempat atau Petugas Pembina Desa 6. Sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat Suatu tatanan yang berbentuk kemandirian masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapai situasi kedaruratan (bencana, situasi khusus, dll). Masyarakat sudah dipersiapkan apabila terjadi situasi darurat maka : 29
  • 30. - mereka tahu harus berbuat apa - mereka tahu tempat untuk mencari maupun memberi informasi kemana. Masyarakat diharapkan memperhatikan gejala alam pada lingkungan setempat mampu mengenali tanda akan timbulnya bencana dan selanjutnya melakukan kegiatan tanggap darurat sebagaimana pernah dilatihkan untuk menghindari / mengurangi jatuhnya korban. Informasi mengenai tanda tanda bahaya tersebut berasal dari sumber yang bisa dipercaya, misalnya dari perangkat desa ( yang memperolehnya dari kecamatan ), berita resmi di TVRI , RRI atau telepon dari Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota. Penyebaran informasi mengikuti tatacara setempat, misalnya menggunakan titir/ kentongan, pengeras suara dari musholla atau dari mulut ke mulut 7. Sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat 30
  • 31. Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari masyarakat untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bentuk penggalian dana bisa berupa jimpitan , uang sukarela pada saat pertemuan , arisan , pengajian atau tabungan sosial masyarakat dengan jumlah yang sudah ditetapkan / disepakati. Pengalokasian dana disesuaikan dengan kebutuhan setempat , misalnya bantuan bagi warga yang harus dirawat di Rumah Sakit , menjalani operasi medis, melahirkan, pemberian makanan tambahan penyuluhan ( di Posyandu ) atau pemulihan bagi sasaran yang bergizi buruk , dan sebagainya. Pembelanjaan dana diserahkan besar dan jenisnya sesuai kesepakatan sedangkan dana dikelola oleh orang yang terpercaya dan dapat mempertanggung jawabkan semua pembelanjaan kepada masyarakat. 8. Masyarakat ber-PHBS 31
  • 32. Adalah masyarakat yang dapat menolong diri sendiri untuk mencegah dan menanggulagi masalah kesehatan, mengupayakan lingkungan sehat, memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan UKBM. Yang dimaksud dengan upaya mencegah : adalah mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dengan mempraktikkan gaya hidup sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk pola makan dengan gizi seimbang , menjaga kebersihan pribadi , berolah raga, menghindari kebiasaan yang buruk, serta berperan aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat. (promotif – preventif) Yang dimaksud dengan menanggulangi : adalah mengupayakan agar yang terlanjur sakit atau mengalami gangguan gizi tidak menjadi semakin parah, tidak menulari orang lain dan bahkan dapat disembuhkan, serta dipulihkan kesehatannya dengan 32
  • 33. memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (kuratif – rehabilitatif) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini terdiri dari ratusan praktik kehidupan sehari hari, tidak hanya terbatas pada indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja program kesehatan. 9. Lingkungan Sehat Lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan pemukiman sehat, yaitu : - Terpeliharanya kebersihan tempat-tempat umum dan institusi yang ada di desa, antara lain : pasar, tempat ibadah, perkantoran dan sekolah. - Terpeliharanya kebersihan lingkungan rumah : lantai rumah bersih, sampah tak berserakan, saluran pembuangan air limbah terawat baik - Membuka jendela setiap hari. 33
  • 34. - Memiliki kecukupan akses air bersih (untuk minum, masak, mandi dan cuci) dan sanitasi dasar. - Mempunyai pola pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk pemenuhan sanitasi dasar ( ada jamban, mandi cuci di tempat khusus ) C. Langkah – langkah dalam Pendekatan Pengembangan Desa Siaga Pengembangan Desa siaga dilaksanakan dengan membantu/memfasilitasi/mendampingi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi yang dilakukan oleh forum masyarakat desa ( pengorganisasian masyarakat ). Yaitu dengan menempuh tahap-tahap :  Mengindentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah. 34
  • 35. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah. • Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak merencanakan dan melaksanakannya, serta • Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya- upaya yang telah dilakukan. Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun secara garis besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan Tim Petugas Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi. 35
  • 36. Persiapan para petugas ini bisa berbentuk sosialisasi ,pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat Keluaran atau output dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. 2. Pengembangan Tim di Masyarakat Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat ( forum masyarakat desa ), agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber daya lain, sehingga 36
  • 37. pengembangan Desa Siaga dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan finasial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka pengembangan desa siaga. Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti forum Kesehatan Desa, konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga- lembaga ini diikutsertakan dalam setiap pertemuan dan kesepakatan. 37
  • 38. 3. Survei Mawas Diri Survei Mawas diri ( SMD ) atau Telaah Mawas Diri ( TMD ) atau Community Self Survey ( CSS ) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat atau tekat untuk mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi mereka. Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi 38
  • 39. masalah- masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka membangun Poskesdes. 4. Musyawarah Masyarakat Desa Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ini adalah mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun Poskesdes dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Disamping itu juga untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh- tokoh perempuan dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya ( untuk itu diperlukan advokasi ). 39
  • 40. Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disampaikan , utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. 5. Pelaksanaan Kegiatan Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : • Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga Pemilihan Pengurus dan kader Desa siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas. 40
  • 41. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi / pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang berlaku . Materi orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga ( sebagaimana telah dirumuskan dalam rencana operasional ) , yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum., pembangunan dan pengelolaan Poskesdes, pembangunan dan pengelolaan UKBM lain serta hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap –Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi, posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan 41
  • 42. penyakit menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB - PLP), kegawat-daruratan sehari-hari, kesiap siagaan bencana, keadian luar biasa ( KLB ), Pos Obat Desa ( POD ), diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman Obat Keluarga ( TOGA ), kegiatan surveilans, perilaku hiup bersih dan sehat ( PHBS), dan lain-lain • Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain. Dalam hal ini pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari polindes yang sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja kerja alternatif lain pembangunan Poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan- membangun baru dengan fasilitas dari Pemerintah, membangun baru dengan 42
  • 43. bantuan dari donatur, membangun baru dengan swadaya masyarakat atau memodifikasi bangunan lain yang ada. Bila mana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku. • Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai Desa Siaga . Setelah Desa siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang yang berpotensi 43
  • 44. menimbulkan KLB, peggalangan dana , pemberdayaan masyarakat menuju kadarzi dan PHBS serta penyehatan lingkungan . Di Poskesdes diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain- lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral. • Pembinaan dan Peningkatan Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk memajukan Desa Siaga perlu adanya 44
  • 45. pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar desa siaga (minimal sekali dalam setahun ). Upaya ini selain memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah- masalah yang dihadapi bersama. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran desa. Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan pada kader agar tidak drop- out 45
  • 46. ,kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya harus diberi kesempatan seluas- luasnya untuk mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kader-kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian gaji/insentif atau fasilitas agar dapat berwirausaha. Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam buku Register UKBM ( contohnya Sistem Informasi Posyandu ) D. Pembina Desa Siaga Pembentukan desa siaga memerlukan Tim Lintas Sektoral dan komponen masyarakat / LSM untuk 46
  • 47. melakukan pendampingan dan fasilitasi. Tim ini dibutuhkan di Tingkat Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Propinsi, yang bekerja berdasarkan Surat Keputusan Camat, Surat Keputusan Bupati / Walikota dan Surat Keputusan Gubernur Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar desa siaga (minimal sekali dalam setahun ). Upaya ini selain memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar- menukar pengalaman dan memecahkan masalah- masalah yang dihadapi bersama. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran desa. 47
  • 48. Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upaya- upaya untuk memenuhi kebutuhan pada kader agar tidak drop- out ,kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya harus diberi kesempatan seluas- luasnya untuk mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kader-kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian gaji/insentif atau fasilitas agar dapat berwirausaha. Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam buku Register UKBM ( contohnya Sistem Informasi Posyandu ) 48
  • 49. 1. Peran Jajaran Kesehatan • Peran Puskesmas Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung tombak dan bertugas ganda, yaitu sebagai penyelenggara PONED ( atau melakukan pemberdayaan masyarakat untuk deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dan neonatal ) dan penggerak masyarakat desa. Namun demikian, dalam menggerakkan masyarakat desa, Puskesmas akan dibantu oleh Petugas Fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi. Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergensi Dasar ( PONED) bagi Puskesmas yang sudan dilatih, Puskesmas yang belum melayani PONED diharapkan merujuk ke Puskesmas PONED / RS terdekat untuk wilayah desa-desanya. 49
  • 50. 2) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat Kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes. 3) Menfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes 4) Melakukan monitoring evaluasi dan pembinaan Desa Siaga. • Peran Rumah Sakit Rumah Sakit memegang peran penting sebagai sarana rujukan dan pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu Rumah Sakit diharapkan berperan : 1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan , termasuk Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK). Melaksanakan bimbingan teknis medis, khususnya dalam rangka pengembangan kesiap-siagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana di desa siaga 50
  • 51. 2) Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumak Sakit dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedarutan dan bencana • Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah Sakit, peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi : 1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan Dese Siaga 2) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk PONED, dan pemberdayaan masyarakat. 3) Mendorong peningkatan kualitas Rumah Sakit sehingga mampu menyelenggarakan 51
  • 52. pelayanan rujukan dengan baik, termasuk PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah Sakit. 4) Merekrut/menyediakan calon-calon fasilitator untuk dilatih menjadi fasilitator pengembangan Desa Siaga 5) Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader. 6) Melakukan advokasi ke berbagai pihak ( pemangku kepentingan ) tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga. 7) Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga. 8) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa Siaga. • Peran Dinas Kesehatan Propinsi 52
  • 53. Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi berperan : 1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat propvinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga. 2) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan manajemen, pelatihan pelatih teknis, dan cara-cara lain. 3) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit di bidang konseling kunjungan rumah, dan pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan, dalam rangka pengembangan Desa Siaga. 4) Menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengembangan Desa Siaga dengan metode kalakarya 53
  • 54. 5) Melakukan advokasi ke berbagai pihak ( pemangku kepentingan ) tingkat provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga 6) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga. 7) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga. 2. Peran Pemangku Kepentingan terkait. Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas sektor, PKK unsur-unsur organisasi/ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh- tokoh agama, , LSM, dunia usaha/swasta dan lain-lain, diharapkan berperan aktif juga di semua tingkat administrasi. • Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah 1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga. 54
  • 55. 2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan Poskesdes/Puskesmas/Pustu dan berbagai UKBM yang ada ( Posyandu, Polindes, dan lain-lain). 3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga dan UKBM yang ada. 4) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa Siaga secara teratur dan lestari. • Tim Penggerak PKK 1) Berperan aktif dalam pemgembangan dan menyelenggarakan UKBM di Desa Siaga ( Posyandu,Polindes, KPKIA, dan lain-lain ) 2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan UKBM yang ada 55
  • 56. 3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan kadarzi dan PHBS • Tokoh Masyarakat. 1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Desa Siaga 2) Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga 3) Menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Desa siaga. • Organisasi Kemasyarakatan/LSM/ Dunia Usaha/ Swasta. 1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga 2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga 3) Organisasi-organisasi masyarakat seperti Aisyiyah, Fatayat, dan 56
  • 57. lain-lain yang giat membina desa, diharapkan dapat mengintegrasikan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dalam rangka pengembangan Desa Siaga. E. Tahapan Pembentukan Pengembangan Desa Siaga di Jawa Timur Di Jawa Timur pembentukan dan pengembangan Desa Siaga telah direncanakan dengan melakukan beberapa pentahapan pencapaian sampai dengan tahun 2008 : TAHUN 2006 2007 2008 TAHAPAN BINA 4977 TUMBUH - 57
  • 58. KEMBANG - PARIPURNA - TOTAL 5000 8477 V. INDIKATOR KEBERHASILAN . Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari empat kelompok indikatornya, yaitu : 58
  • 59. Indikator masukan • Indikator proses • Indikator keluaran dan • Indikator dampak. Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut : A. Indikator masukan. Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut : • Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa • Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan serta perlengkapan / peralatannya. • Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat. • Ada/tidaknya tenaga kesehatan( minimal bidan ). • Ada/tidaknya kader aktif 59
  • 60. Ada/tidaknya sarana bangunan / Poskesdes sebagai pusat pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. • Ada/tidaknya alat komunikasi yang telah lazim dipakai masyarakat yang dimanfaatkan untuk mendukung penggerakan surveilans berbasis masyarakat misal : kentongan, bedug, dll. B. Indikator Proses Indikator proses adalah indikator untk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga Indikator proses terdiri atas hal-hal sebagai berikut : • Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa. • Berfungsi/tidaknya UKBM Poskesdes • Ada/ tidaknya pembinaan dari Puskesmas PONED • Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada • Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan Kegawatdaruratnya dan bencana • Berfungsi/tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat. 60
  • 61. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah kadarzi dan PHBS • Ada/tidaknya deteksi dini gangguan jiwa di tingkat rumah tangga C. Indikator Keluaran Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator keluaran terdiri atas hal-hal berikut : • Cakupan pelayanan kesehatan dasar (utamanya KIA ) • Cakupan pelayanan UKBM- UKBM lain • Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang ada dan dilaporkan • Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS • Tertanganinya masalah kesehatan dengan respon cepat D. Indikator Dampak. 61
  • 62. Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dari hasil kegiatan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri dari atas hal-hal sebagai berikut. • Jumlah penduduk yang menderita sakit • Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia • Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia • Jumlah balita dengan gizi buruk. • Tidak terjadinya KLB penyakit • Respon cepat masalah kesehatan VI. PENUTUP Pedoman ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum guna pelaksanaan dan pengembangan Desa Siaga di lapangan. Dalam kenyataannya banyak sekali variasi dalam melaksanakan dan mengembangkan Desa Siaga, sehingga perlu improvisasi dan modifikasi yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan setempat. 62
  • 63. Diyakini bahwa upaya kesehatan berbasis masyarakat ( UKBM ) telah berkembang di pedesaan dengan intensitas berbeda-beda satu sama lain. Oleh karena itu pengembangan Desa Siaga dapat dikatakan sebagai gerakan untuk merajut kembali berbagai upaya yang ada dengan pendekatan pengorganisasian masyarakat ( revitalisasi PKMD ) Keberhasilan Desa Siaga sebagai wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat sangat bergantung kepada ketepatan penerapan langkah-langkah dalam pendekatan edukatif dan pengorganisasian masyarakat. Untuk keberhasilan pengembangan Desa Siaga , Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu direvitalisasi, baik dalam sumber daya manusianya, prasarana-saranannya, maupun pendananaannya. 63
  • 64. Berbagai pihak yang bertanggung jawab atau pemangku kepentingan bagi pengembangan Desa Siaga diharapkan dapat berperan optimal sesuai tugasnya agar pengembangan Desa Siaga benar-benar berhasil. 64
  • 65. 65