SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
1
MODUL - 1
KONSEP DASAR-DASARDEMOGRAFI
UNTUK DIKLAT TEKNISDASAR-DASARDEMOGARFI, dalamcetakan2013
Diedit oleh: Achmad Sopian, S.Pd, 2019
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas berkat-Nya maka Modul Konsep Dasar-Dasar Demografi sebagai bagian
dari paket Modul Diklat Teknis Dasar-Dasar Demografi telah dapat
diselesaikan.
Secara umum modul ini bertujuan memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap bagi peserta Diklat tentang Asal usul ilmu Demografi, Teori-teori
kependudukan, Keterkaitan analisis demografi dan pembangunan, Manfaat
analisis demografi dan Kebijakan kependudukan di Indonesia. Dengan
demikian diharapkan akan meningkatkan kemampuan peserta diklat dalam
memahami Konsep, ruang lingkup dan pentingnya Ilmu Demografi dalam
Pembangunan.
Modul Pelatihan ini masih perlu dikembangkan oleh masing-masing pengguna
dan perlu perbaikan-perbaikan yang terus menerus. Usulan perbaikan atau
saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan modul pelatian ini sangat
kami harapkan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul pelatihan ini.
Bogor, Mei 2013
Ttd
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Diskripsi Singkat ……………………………………………………… 1
C. Manfaat Modul…………………………………………………………….. 1
D. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………… 2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok………………………………….. 2
F. Petunjuk Belajar…………………………………………………………… 2
BAB II KONSEP DASAR DEMOGRAFI………………………………………….. 4
A. Pengertian Demografi …………………………………………………. 4
B. Sejarah dan Perkemangan Demografi …………………………….. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi ………………….. 9
F. Latihan ………………………………………………………………… 10
G. Rangkuman ……………………………………………………………… 10
H. Evaluasi…………………………………………………………………… 11
I. Umpan Balik dan Tindal Lanjut ............................................. 11
BAB III DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK…………………….. 14
A. Dinamika Penduduk……………………………………………………. 14
B. Teori-Teori Kependudukan……………………………………………. 16
C. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi………… 20
D. Rangkuman………………………………………………………………. 24
E. Evaluasi……………………………………………………………………. 25
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……………………………………... 25
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….. 27
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 28
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demografi adalah salah satu disiplin ilmu. Bidang kajiannya adalah
struktur ( susunan) populasi manusia atau kependudukan di lingkup
wilayah tertentu dan dalam periode tertentu pula. Studi demografi akan
mengkaji sebab dan akibat perubahan struktur kependudukan termasuk
peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk yang disebabkan tingkat
kelahiran, tingkat kematian dan proses perpindahan ( migrasi ) penduduk.
Problematik demografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada
di wilayah terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya
mencari keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode
tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai.
Modul – 1 Konsep Dasar-dasar Demografi merupakan modul awal yang
mengantarkan Anda memahami modul-modul berikutnya dalam paket
Pelatihan Teknis Dasar-dasar Demografi
B. Diskripsi Singkat
Modul Konsep dasar – dasar Demografi merupakan pengantar tentang
Dasar – Dasar Demografi sebagai bahan pengajaran maupun sebagai
referensi dalam bidang kependudukan, sebagai materi pengantar untuk
seseorang yang akan mempelajari Ilmu Demografi secara mendalam karena
dalam modul ini membahas pengertian Demografi, sejarah dan
perkembangan Demografi, Tujuan dan Penggunaan Demografi, manfaat
Analisis Demografi, Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi.
5
C. Manfaat Modul Bagi Peserta
Manfaat modul bagi peserta adalah sebagai bahan ajar dalam mata Diklat
Konsep Dasar Demografi agar sebagai petugas KKBPK dapat mengerti dan
memahami istilah-istilah dalam Demografi dan kaitannya dengan program
KKBPK yang dijalankan oleh BKKBN.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu memahami
Konsep Dasar – Dasar Demografi
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda dapat:
– MenjelaskanPengertian Demografi
– Menjelaskan Sejarah dan Perkembangan Demografi
– Menjelaskan Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi
– Menjelaskan Dinamika Penduduk
– Menjelaskan Teori-Teori Kependudukan
– Menjelaskan Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
I. Konsep Dasar – Dasar Demografi
1. Pengertian Demografi
2. Sejarah dan Perkembangan Demografi
3. Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi
II. Dinamika dan Pertumbuhan Penduduk
1. Dinamika Penduduk : Sebab dan Akibat
2. Teori – Teori Kependudukan
3. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
6
F. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan seksama indikator keberhasilan setiap BAB, indikator
keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan anda dalam belajar.
2. Bacalah materi yang diberikan oleh Widyaiswara ini secara berurutan
dengan seksama, tanyakan apabila ada yang kurang dimengerti.
3. Diskusikan dengan teman-teman anda bila ada masalah dalam
penyusunan ataupun pengusulan angka kredit.
4. Kerjakan soal-soal latihan yang diberikan untuk mengukur kemampuan
anda.
5. Jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum anda
mengerjakan soal-soal latihan.
6. Untuk memperkaya pengetahuan carilah informasi dari sumber-sumber
lain yang relevan.
Baiklah, selamat belajar! Semoga anda sukses menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang diuraikan dalam Mata Diklat Konsep dasar Demografi ini dan
dapat melaksanakan tugas sehari-hari anda sebagai seorang ASN BKKBN secara
lebih baik lagi.
7
BAB II
KONSEP DASAR DEMOGRAFI
A. Pengertian Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari katademos
yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang artinya menggambar
atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai Tulisan-
tulisan, atau karangan-karanganmengenairakyatataupenduduk. Istilah ini
pertama kali dipakai oleh Achille Guilard pada tahun 1855 dalam karyanya
yang berjudul “Elements de Statique Humaine, ou Demographie Comparee”
atau Elements of Human Statistics or Comparative Demography.
Pengertian tentang demografi berkembang seiring dengan perkembangan
keadaan penduduk serta penggunaan statistik kependudukan yang dialami
oleh para penulis kependudukan pada zamannya.
Berikut beberapa contoh tentang perkembangan pengertian demografi.
Menurut Donald J. Bogue (1973)
Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik
tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk danperubahan-
perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen
demografiyaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan,
migrasi dan mobilitas sosial.
Johan Sussmilch 1762 (Iskandar,1994) berpendapat bahwa demografi
adalah ilmu yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat menjelaskan konsep
dasar demografi
8
perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat dari jumlah
kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
David V.Glass (1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada studi
penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu fertilitas,
mortalitas, dan migrasi.
Sedangkan menurut United Nations (1958) dan International Union for
the Scientific Study of Population/IUSSP (1982)mendefinisikandemografi
sebagai studi ilmiah masalah pendudukan yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada
studi kuantitatif dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
pendudukan, yaitu fertilitas,mortalitas, dan migrasi. Ketiga faktor ini
biasanya disebut sebagai variabledemografi atau komponen pertumbuhan
pendudukan. Ketiga variable demogrfi tersebut ditambah dengan faktor lain
seperti perkawinan, perceraian, dan mobilitas sosial (perubahan status
sosial) akan menentukan struktur atau komposisi penduduk.
Phillip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan berpendapat bahwa demografi
merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran territorial, komposisi
penduduk, serta perubahannya dan sebab- sebab perubahan tersebut.
George W. Barclay (1970)
George W. Barcay Memberi definisi demografi sebagai ilmu yang
memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi
mempelajari perilaku penduduk secara menyeluruh bukan perorangan.
Dengan mengacu pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
ilmu demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan-
perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik
kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan
9
statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah,
persebaran, dan komposisi/strukturnya. Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh perubahan pada komponen-komponen utama
pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas,mortalitasdan migrasi, yang pada
gilirannya menyebabkan perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran
penduduk. Demografi memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku
penduduk, baik secara agrerat maupun kelompok.
B.Sejarah dan Perkembangan Demografi
Dalam sejarah menunjukkan upaya-upaya untuk pencatatan statistik
kependudukan sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, meskipun
sudah dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil dan digunakan secara
terbatas. Seperti John Graunt (1620-1674), seorang warga negara Inggris,
dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatan statistik penduduk.
Bukunya yang berjudul Natural and Political Observations Mentioned in a
Following Index and Made Upon the Bills of Mortality (Graunt, 1662 dalam
Iskandar, 1994)
John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas Gereja, sebagian besar berisi analisis mortalitas
dan selebihnya mengenai fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga,
perbedaan antara kota dan Negara, dan jumlah penduduk laki-laki yang
berada pada kelompok umur militer. Data yang digunakan dalam analisis
kematian dan kelahiran tersebut bersumber dari catatan kematian (The Bills
of Mortality)yang diterbitkan secara berkala oleh petugas gereja setiap
minggu. Dari hasil penelitiannya itu, Graunt mencetuskan “hukum-
hukum”pertumbuhan penduduk.
10
Graunt menyarankan agar penelitian yang menyangkut penduduk lebih
menekankan aspek komposisi penduduk menurut jenis kelamin, negara,
umur, agama dan sebagainya. Keistimewaan dari pendekatan yang
dipergunakan oleh Graunt adalah kehati-hatiannya dan kekritisannya
dalam pengumpulan data. Apabila informasi yang ada dirasakan terlalu
sedikit, maka Graunt mengambil sampel untuk melakukan estimasi. Ia
melakukan penelitian empiris terhadap jumlah dan perkembangan
penduduk London pada masa itu. Dari usaha Graunt dalam bidang
kependudukan yang mencakup topik-topik yang menarik, dapat dikatakan
bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya. Oleh karena itu Graunt dikenal
pula sebagai Bapak Demografi.
Dalam studinya, Graunt memperoleh banyak dorongan dari Willian Petty,
seorang ahli statistik. Karya Petty, Political Arithmetic (1690), berpengaruh
besar terhadap perkembangan demografi. William Petty (1623-1687) yang
hidup sezaman dengan Graunt menganjurkan berdirinya Central Statistical
Office (Biro Pusat Statistic). Selain itu, usaha memanfaatkan data statistik
penduduk dilakukan pula oleh Edmund Halley (1656-1742), seorang
Astronom, dengan menyusun tabel kematian (life table) modern yang
pertama di kota Breslau pada tahun 1687-1691.
Setelah era Graunt, perhatian public terhadap masalah kependudukan, baik
mengenai pencatatan statistic maupun pertumbuhannya terus meningkat.
Dalam sejarah perkembangan ilmu demografi, timbul masalah mengenai
pembagian cabang ilmu ini. Awalnya, para pengamat berpendapat bahwa
demografi lebih berfokus pada penyusunan statistic penduduk dan
analisisnya. Pendapat ini memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor
ilmu demografi, seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi
sebagai bio-social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai factor
penambah jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai factor
pengurang jumlah penduduk.
11
Dalam sejarah perkembangannyabeberapa pengamat membedakan masalah
penduduk menjadi dua bagian yaitu yang bersifat kuantitatif yang
membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi penduduk, dan
yang bersifat kualitatif membahas masalah penduduk dari segi genetis dan
biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan karena ternyata
keduanya mengandung unsur kualitatif dan kuantitatif.
Oleh karena itu walaupun demografi menggunakan banyak hitungan tapi
dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan kepada
orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk. Ini
memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor ilmu seperti :
Suszmilch, Guilard, Wolfe menganggap demografi sebagai semacam “Tata
Buku Bio Sosial” atau Bio-Social Bookkeeping. Jadi memang pengumpulan
angka-angka itu penting, tetapi angka-angka tersebut harus dinyatakan
hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa dinamakan ilmu demografi.
Pada tahun 1973 dilaksanakan Konggres di Paris selama Kongres Masalah
Kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah membuktikan secara
matematika adanya hubungan antara unsur - unsur demografi seperti
kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia
menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY untuk cabang ilmu demografi
yang bersifat analitik-matematika dan berbeda dari ilmu demografi yang
bersifat deskriptif. Karya ini mendapat sambutan positif.
Pure Demography (Demografi Murni) atau juga disebut demografi formal
menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan.
Dengan teknik-teknik tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan
penduduk di masa depan atau di masa lampau.
Model-model formal sering kelihatan menakjubkan dan mempunyai
kegunaan yang besar, tetapi mereka jarang menyajikan jawaban tentang
pertanyaan-pertanyaan social tentang “MENGAPA” bentuk atau proses yang
12
ada itu terjadi. Untuk memberikan keterangan “MENGAPA” tersebut
diperlukan suatu ilmu lain yang biasa disebut dengan Sociological
Demography, Population Studies, Social Demography, Demographic Sociology,
atau Kependudukan. Ilmu ini merupakan penghubung antara penduduk
dan system social, dengan harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar:
bagaimana kita menambah pengertian kita terhadap masyarakat melalui
proses analisis kependudukan.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik, dan model-model adalah alat
yang penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi
determinan-determinan dan konsekuensi-konsekuensi dari pertambahan
penduduk harus dianalisis pula. Dengan mengenal prosessosial dimana
terjadi perubahan penduduk diharapkan para ahli demografi lebih mengerti
dinamikanya penduduk.
Sekarang orang lebih menyadari bahwa demografi tidakdipelajari secara
murni terlepas dari variable-variabel non-demografis, misalnya ekonomi,
sosiologi, geografi, psikologi, politik, dan sebagainya. Juga bukan lagi
merupakan single theoretical discipline, tetapi lebih menyerupai
interdisciplinary science.
C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi
Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu :
1. Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu.
2. Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan
dengan data yang tersedia.
3. Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi,
budaya, lingkungan dan lain-lain.
13
4. Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk)
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.
Pengetahuan tentang analisis kependudukan penting digunakan oleh
lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Perencanaan-perencanaan yang berhubungan dengan
pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan social, perumahan,
pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan
jasa, jalan, rumah sakit-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat-
pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan
pada data kependudukan.
Apabila seseorang ingin mengetahui seberapa cepat berkembangnya
perekonomian suatu negara, maka hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan
lapangan kerja, persentase penduduk yang ada di sector pertanian, industry
dan jasa-jasa. Juga untuk melihat peningkatan standar kehidupan dapat
dilihat dari tingkat harapan hidup rata-rata penduduk, sebab tidak ada
ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup seseorang di negara yang
bersangkutan.
D. Latihan
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba anda
kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Sebutkan kata demografi berasal dari kata apa dan apa artinya ?
2. Bapak John Graunt disebut sebagai apa dan apa yang dilakukan ?
3. Sebutkan tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi
4. Pengetahuan tentang Analisis Kependudukan digunakan oleh lembaga-
lembaga apa saja ?
14
F. RANGKUMAN
Dari beberapa definisi demografi dapat disimpulkan bahwa demografi
adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal yang berhubungan dengan
komponen-komponen perubahan penduduk,seperti : Kelahiran, Kematian,
Migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk
menurut Umur dan Jenis Kelamin tertentu.
Dari pembahasan diketahui bahwa demografi merupakan alat untuk
mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan
data dan statistik kependudukan, terutama mengenai perubahan jumlah,
komposisi, dan persebarannya (distribusi).
Sejarah dan perkembangan demografi
Pencatatan statistik penduduk pertama kali dipelopori oleh John Graunt
(1620-1674), seorang warga negara Inggris, dimulai dengan melakukan
analisis data kelahiran dan kematian setiap minggu yang diperoleh dari
catatan yang diterbitkan oleh petugas gereja. Dari usahanya dalam bidang
kependudukan dan dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada
zamannya. Sehingga John Graunt mendapat sebutan sebagai Bapak
Demografi.
Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu untuk :
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi,
budaya, lingkungan dan lain-lain.
15
4. Memperkirakan pertumbuhan penduduk atau proyeksi penduduk pada
masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinannya.
G. Evaluasi
Diskusikan bersama teman anda tentang :
1. Sebutkan Salah satu definisi demografi ?
2. Sebutkan beberapa manfaat melakukan analisis demografi ?
3. Bagaimana pendapat Malthus yang tidak setuju memberi bantuan kepada
orang miskin ?
H. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul
akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus
di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda.
Jumlah soal yang dijawab benar
------------------------------------------ X 100 %
Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai
> 81 % = Baik
> 60 - 80 = Cukup
< 60 % = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lakukan evaluasi lagi
dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi bila
penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang,
maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi modul ini
sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada pada tingkat
kategori baik.
16
Kunci Jawaban Latihan :
1. Terdiri dari katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein
yang artinya menggambar atau menulis (tulisan – tulisan atau karangan –
karangan mengenai penduduk)
2. John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas Gereja
3. Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu :
- Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu.
- Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan
dengan data yang tersedia.
- Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi,
budaya, lingkungan dan lain-lain.
- Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk)
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.
4. digunakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di
tingkat nasional maupun daerah.
Kunci Jawaban Evaluasi :
1. Definisi demografi menurut Donald J. Bogue (1973)
Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik
tentang besar, komposisi dan distri penduduk dan perubahan-
perubahannya sepanjang masa melalui ekerjanya lima komponen
demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan,
migrasi dan mobilitas sosial.
17
2. Manfaat melakukan analisis demografi
- Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah
tertentu.
- Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan data yang tersedia.
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
- Memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada
masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.
3. Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama dengan
meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin, yang
karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih banyak.
18
BAB III
DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
A. Dinamika Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk, secara terus-menerus penduduk akan
dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi
secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi
pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan: „imigran‟
(pendatang) akan menambah dan „emigran‟ akan mengurangi jumlah
penduduk. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk
diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
in-migration (migrasi masuk) dan out migration (migrasi keluar). Selisih antara
inmigration dan out migration disebut met migration atau migrasi neto. Jadi
pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara, yaitu: melalui
perubahan reproduksi atau migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula sebagai
berikut:
Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo)
Dimana :
Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar)
Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dinamika dan
pertumbuhan penduduk.
19
B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian
tersebut.
D : jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua
kejadian tersebut.
Mo : mighrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian.
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian.
Apabila proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-komponennya
digambarkan pada suatu model maka akan berbentuk demikian :
Model Pertumbuhan Penduduk
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F
M < F
M = F
N, T, S
N
N
T
N, T, S
T
T
N
S
Keterangan:
M = MOrtalitas (Kematian)
F = Fertilitas (Kelahiran)
N = Naik
T = Turun
S = Stabil
Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh
masing-masing komponen demografi terhadap pertumbuhan penduduk.
B. Teori – Teori Kependudukan
Dari Malthus ke Neo-Malthusian
TentangTeori Kependudukanmengatakan bahwa ;
 hubungan antara penduduk dan keterbatasan sumber alam/pangan
(penduduk optimum)
 hubungan antara penduduk dan lingkungan (carrying capacity/daya
dukung)
20
Thomas Robert Malthus
Tentang Teori Kelebihan Penduduk (over population theory)
Mengembangkan pemikiran yang sudah dikembangkan oleh ayahnya,
Daniel Malthus, mengenai hubungan antara penduduk dan
pangan.Diterbitkan pertama kali sebagai Essay on the Principle of
Population (1798).
Tiga proposisi besar T.R. Malthus:
1. Penduduk dibatasi oleh sumber-sumber subsistensi/pangan.
2. Penduduk dengan sendirinya akan meningkat kalau sumber-sumber
subsistensi meningkat, kecuali kalau ada penghambat.
3. Penghambat tersebut, dan penghambat yang menekan kekuatan
perkembangan penduduk, serta penahan dampaknya pada tingkat
subsistensi, semuanya dapat dipecahkan melalui ketahanan moral,
kejahatan, dan kesengsaraan.
Pendapat Malthus yang terkenal: kalau tidak ada halangan maka
penduduk akan tumbuh menurut deret ukur sedangkan sumber-sumber
pangan hanya akan berkembang menurut deret hitung.
Pandangan Malthus :
1. Selama sumber-sumber subsistensi jauh melebihi kebutuhan
penduduk maka penduduk akan berkembang cepat untuk mencapai
keseimbangan dengan sumber-sumber subsistensi yang ada.
2. Kalau sumber-sumber subsistensi ditingkatkan maka penduduk
dapat tumbuh lebih cepat lagi.
Kritik terhadap Malthus (Anti-Malthusian, Abad 19)
Malthus tidak setuju undang-undang kemiskinan (poor laws) yang
memberi bantuan kepada orang miskin.
21
Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama dengan
meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin, yang
karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih banyak.
Malthus berpendapat jika orang miskin tidak dibantu maka perilaku
mereka akan berubah dan mereka akan mengurangi jumlah anak mereka.
Karena ketidaksetujuannya terhadap poor laws, Malthus dikritik oleh dua
kubu :
1. Pertimbangan ekonomi: menekankan faktor-faktor seperti
perkembangan teknologi, pembagian pekerjaan dan upah.
2. Pertimbangan demografi: terutama penemuan dan pemikiran
mengenai perkembangan penduduk (population trends) dan fertilitas,
yang berlawanan dengan proposisi klasik Malthus mengenai
penduduk (terutama di Eropa).
Kelompok Anti-Malthusian berpendapat bahwa masalah jumlah penduduk
dapat diatasi dengan lebih efektif melaui upaya pencegahan kelahiran.
Mazhab Ekonomi Klasik (Abad 19)
Pada akhir abad 19: asumsi-asumsi mazhab klasik mengenai teori
pertumbuhan ekonomi dan penduduk makin dipertanyakan karena:
1. Fertilitas menunjukkan penurunan.
2. Emigrasi terjadi di beberapa negara Eropa (Irlandia terutama waktu
terjadi potato famine).
3. Impor pangan terjadi kalau diperlukan.
4. Perkembangan teknologi.
5. Pengetahuan manusia dan kekayaan produktif makin meningkat.
6. Perubahan sosial yang melawan kecenderungan terhadap hasil yang
makin berkurang (diminishing returns).
22
Marshal (1920): walaupun peranan alam dalam produksi menunjukkan
hasil yang semakin berkurang, peranan manusia cenderung meningkatkan
hasil atau hasil yang makin meningkat (increasing returns).
Peningkatan hasil (volume produksi):
1. bersumber pada kecenderungan external economies (pasar yang tidak
tertutup)
2. sebagian karena adanya internal economies (berbagai perubahan
yang terjadi dalam sistem perekonomian dalam negeri)
Perekonomian berkembang karena:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Peningkatan spesialisasi atau pembagian pekerjaan dan mesin-mesin
3. Lokasi industri yang makin baik
4. Perluasan (ukuran) industri/perusahaan
5. Efisiensi dalam penggunaan bahan mentah
6. Perbaikan komunikasi dan pemasaran.
Marshal berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk di Eropa masih
berguna dalam jangka pendek dan tidak menyetujui pertumbuhan
penduduk yang tinggi di negara-negara berkembang.
Mazhab Sosialis dan Marx serta Engels (Abad 19)
Dialectic materialism, sistem filsafat Marx dan Engels, jika diterapkan
terhadap perubahan sosial disebut historical materialism, sejarah manusia
merupakan kontinuum perjuangan antar kelas dimana sistem sosial
sederhana digantikan dengan sistem sosial yang lebih maju (kompleks)
seperti halnya dengan berkembangnya kaum borjuis menggantikan
golongan feodal maka kelompok proletar akan menggulingkan golongan
feodal dalam sistem kapitalis.
23
Dalam konteks historical materialism Marx dan Engels tidak
mengemukakan teori kependudukan secara khusus.
Marx berpendapat tidak ada hukum universal mengenai penduduk.
Penduduk lebih banyak ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi yang
berlaku di berbagai masyarakat.
Masalah-masalah kependudukan, kesengsaraan/kemiskinan, dan
kelebihan pekerja merupakan hasil-hasil dari sistem ekonomi kapitalis,
dan akan dapat diselesaikan dengan mereorganisasi masyarakat.
Neo-Malthusian (Abad 19 dan abad 20)
Neo-Malthusian berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat
dibatasi dengan melakukan pembatasan kelahiran. Malthus sendiri
menentang pembatasan kelahiran.
Kebijakan kependudukan di Indonesia
 Orde Lama: Pronatalis
Presiden Soekarno pada tahun 1964 pernah berkata, ”Bagi saya,
penyelesaiannya ialah membuka tanah lebih luas lagi, sebab bila engkau
membuka seluruh tanah di Indonesia, engkau dapat memberi makan 250
juta jiwa, dan saya hanya punya 103 juta jiwa ... Dalam negeriku, makin
banyak (anak) makin baik.”
Pembatasan kelahiran terutama penggunaan kontrasepsi bertentangan
dengan moral bangsa Indonesia dan hanya dapat disetujui jika
dimaksudkan untuk mengatur kelahiran demi menjaga kesehatan ibu,
Ketidaksetujuan tokoh-tokoh agama.
Permintaan di kalangan ibu-ibu yang tinggal di wilayah perkotaan dan
berpendidikan tinggi.
24
 Orde Baru: Anti- Natalis
Tahun 1967 Presiden Suharto menandatangani United Nations
Decalaration on Population bersama 29 pemimpin lain di dunia.
Diawal Pemerintahan Presiden Suharto : Pembentukan Lembaga Keluarga
Berencana Nasional pada Oktober 1968. Dan Pembentukan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970,
Sebelumnya dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan:
”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha pembatasan
kelahiran”.
Deklarasi mengakui penentuan jumlah dan jarak kelahiran anak sebagai
hak dasar manusia.
C.Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Telah lama disadari bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan berbagai permasalahan, terutama dalam bidang ekonomi dan
social. Beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu telah lama pula memikirkan
hal tersebut. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan pemikiran para ahli,
seperti ahli ekonomi dan ahli sosiologi.Akan tetapi, teori-teori tentang
hubungan antara manusia atau penduduk dengan masalah-masalah lain
telah banyak di bahas oleh beberapa ahli, seperti ahli ekonomi, agama,
social, politik dan pertahanan. Sekitar 500 tahun Sebelum Masehi (SM),
konvisius, seorang filsuf Cina, membahas hubungan antara jumlah penduduk
dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, jumlah penduduk yang
terlampau besar akan menekan standar hidup masyarakat, terutama kalau
jumlah penduduk dikaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sebagai pemecahan masalah
kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar pemerintah memindahkan
penduduk kedaerah yang masih kekurangan penduduk.
25
Menurut Plato dan Aristoteles, dua orang pemikir Yunaniyang hidup
ditahun 300 SM, menganjurkan jumlah penduduk yang tepat dan ideal
untuk sebuah kota. Apabila sebuah kota tidak dapat menampung jumlah
penduduk yang ada, maka diperlukan pembatasan kelahiran. Sebaliknya,
jika terjadi kekurangan penduduk, maka diperlukan insentif (pendorong)
untuk menambah kelahiran.
Pada tahun 1762, Sussmilch (Iskandar 1994) telah membicarakan masalah
penduduk berdasarkan “Hukum Tuhan”. Artinya, kelahiran dan kematian
merupakan kehendak Tuhan. Akan tetapi, pemikiran seperti itu berubah
setelah abad ke-18, yang dikenaldi Eropa sebagai zaman penalaran (the age
of reasons), yakni zaman dimana suatu masalah dipertanyakan “mengapa”
dan “ bagaimana pemecahannya”. Pada abad itu, kemiskinan terjadi di
mana-mana, yang mengakibatkan munculnyamasalah-masalah social dan
ekonomi. Para ahli dan ilmuwan berusaha membuat atau mengembangkan
studi mengenai bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang dialami
penduduk. Banyak orang yang optimis dan percaya bahwa kemampuan
atau potensi manusia yang terus berkembang akan dapat memecahkan
segala masalah yang timbul. Akan tetapi, ada juga kalangan masyarakat
yang pesimis.
Golongan terakhir ini dicerminkan oleh pendapat Thomas Roberth Maltus,
yang hidup antara tahun1766 sampai tahun 1834. Salah satu
argumentasinya yang paling penting adalah bahwa dorongan alamiah
manusia untuk berkembang biak selalu dan akan selalu ada, dan dengan
kecepatan yang mengikuti deret ukur sehingga jumlah manusia akan
menjadi dua kali lipat dalam waktu yang cukup pendek (sekitar 25 tahun).
Kecepatan berkembang biak manusia ini jauh lebih cepat dibanding
kecepatan kenaikan bahan makanan yang dapat diproduksi dari tanah yang
tersedia(yang berkembang mengikuti deret hitung) dan pada gilirannya akan
mengakibatkan kesengsaraan dan kelaparan. Pertumbuhan penduduk yang
26
cepat degan sumber-sumber yang terbatas akan menyebabkan berlakunya
hukum hasil yang menurun (the law of diminishing return) disektor
pertanian dan akhirnya terjadi keadaan stagnan.
Menurut Malthus, ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat laju
pertumbuhan penduduk. Ia membedakan antara kejadian yang berada
diluar kekuasaan manusia (positive cheks) dan hal yang bisa diusahakan
oleh manusia sendiri (preventive cheks).
1. Positive cheks : bencana alam, kelaparan, penyakit menular, perang dan
pembunuhan.
2. Preventive cheks : menunda perkawinan dan selibat permanen.
Malthus tidak menduga bahwa masalah pertumbuhan penduduk dan
kesejahteraannya dapat dipecahkan oleh revolusi industry.
Tulisan Malthus yang pertama (1799) merupakan contoh suatu pendapat
yang bersifat sangat umum tanpa didukung oleh data statistik, namun pada
buku edisi selanjutnya, untuk mendukung argumentasinya Malthus
melengkapi dengan data statistic.
Ahli ekonomi yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi adalah
Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic-Demographic
Development, ia mengemukakan konsep the low-level equilibrium trap yang
menjelaskan perubahan demografi di Negara-negara sedang berkembang.
Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan akan meningkatkan jumlah
penduduk dan persediaan tenaga kerja, yang pada gilirannya akan
menghapuskan pertumbuhan modal, produktivitas, dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi lainnya.
Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta jaminan
hari tua dan berkontribusi terhadap pendapatan keluarga dalam
27
masyarakat tradisional. Pada saat pertumbuhan ekonomi modern
berlangsung, keinginan untuk mempunyai anak berangsur menurun.
Partisapi angkatan kerja anak dan kesempatan kerja untuk anak-anak
menurun. Meningkatnya pendapatan dan sistem jaminan social yang
semakin baik menyebabkan para orang tua tidak lagi menggantungkan hari
tuanya pada anak-anak mereka.
Dalam model rumah tangga ini, anak diasumsikan sebagai barang normal
(normal goods) dan seharusnya dengan meningkatnya jumlah pendapatan
rumah tangga akan mengakibatkan keinginan mempunyai anak meningkat
Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang menghilangkan keinginan tersebut
sehingga yang terjadi adalah jumlah anak yang lebih sedikit. Salah satu
faktor adalah meningkatnya harga relative (relative price) dari anak
dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Artinya, harga barang-barang
dan jasa yang dikonsumsi oleh anak, naik lebih cepat dibanding dengan
harga barang dan jasa lainnya. Hal yang lebih penting lagi adalah
opportunity cost untuk memelihara anak meningkat sejalan dengan
meningkatnya gaji dan upah. Selain itu, peningkatan pendidikan wanita
telah mengakibatkan peningkatan upah dan partisipasi angkatan kerja
wanita. Akibatnya opportunity cost untuk memelihara anak juga naik.
Untuk wanita, price effect dari naiknya upah lebih besar pengaruhnya dari
pada income effect, yang mengakibatkan keinginan untuk memelihara anak
menurun. Sebaliknya, laki-laki lebih banyak waktunya untuk bekerja dan
kurang waktunya untuk memelihara anak sehingga ketika upah mereka naik,
income effectmenyebabkan keinginan mempunyai anak meningkat.
Hal lainnya adalah menyangkut taste atau selera. Rumah tangga lebih
mementingkan kualitas dari pada kuantitas anak. Akibatnya , orang tua
lebih mementingkan pendidikan serta kesehatan anak serta aspek kualitas
28
anak lainnya. Perimbangan antara kualitas dan kuantitas inimengakibatkan
menurunnya angka kelahiran.
Ahli ekonomi lainnya yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi
adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic-
Demographic Development, ia mengemukakan konsep the low-level
equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di Negara-negara
sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan akan
meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan tenaga kerja, yang pada
gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan modal, produktivitas, dan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lainnya.
D. Rangkuman
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh empat komponen utama demografi,
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk (in-migration),
dan migrasi keluar (out-migration).
Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo menggaris bawahi
keterkaitan antara kependudukan danpembangunan.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan
negara-negara melawan tekanan-tekanan yang diakibatkan pertumbuhan
penduduk Dan memungkinkan terjadinya perimbangan danintegrasi dimensi
kependudukan kedalam kebijakan pembangunan.
Kemiskinan menyumbang kepada tingkat fertilitas, morbilitas dan mortalitas
yang tinggi, &produktivitas ekonomi yang rendah.
Menurunkan pertumbuhanpenduduk, memberantas kemiskinan, mencapai
kemajuan ekonomi, meningkatkan perlindungan lingkungan & kurangi pola
konsumsi dan produksi yang berlebihan.
29
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memperlambat pertumbuhan
penduduk dan tercapainya stabilitas kependudukan.
Pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai pelaku pembangunan
dengan terlebih dahulu dipersiapkan melalui pemberdayaan yang sungguh-
sungguh dan berkelanjutan
Keterkaitan antara kependudukan dengan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan kemiskinan, dengan lingkungan, dan dengan fertilitas,
mortalitas dan keluarga berencana di negara-negara lain terbukti berhasil
mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kualitas kependudukan.
Integrasi kependudukan dalam strategi pembangunan berkesinambungan
mutlak perlu kalau Indonesia ingin menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang dapat bersaing dalam era globalisasi ini.
D. Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba anda
kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Apa pendapat Thomas Roberth Malthus tentang pertumbuhan penduduk
?
2. Sebutkan 4 komponen yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk ?
3. Bagaimana menurut Teori ekonomi rumah tangga tentang anak-anak
dalam masyarakat tradisional ?
4. Bagaimana pandangan Orde Baru yang Anti-Natalis
F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul
akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus
di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda.
30
Jumlah soal yang dijawab benar
------------------------------------------ X 100 %
Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai
> 81 % = Baik
> 60 - 80 = Cukup
< 60 % = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkan latihan
dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi bila
penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang,
maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi modul ini
sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada pada tingkat
kategori baik.
Kunci Jawaban
1. Pendapat Thomas Roberth Malthus; penduduk akan tumbuh menurutderet
ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan berkembang
menurut deret hitung.
2. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu: kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out
migration (migrasi keluar).
3. Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta
jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapat keluarga dalam
masyarakat tradisonal.
4. Orde Baru : ”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha
pembatasan kelahiran”.
31
BAB IV
P E N U T U P
Kesimpulan
Melalui Modul Konsep Dasar-dasar Demografi ini diharapkan dapat membantu
proses belajar mengajar bagi peserta Diklat Teknis Dasar-dasar Demografi.
Semoga modul ini juga dapat menjadi bahan referensi tentang kependudukan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kartomo Wirosuhardjo, Dasar – Dasar Demografi, Lembaga Demografi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 2007
Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph.D, Omas Bulan Samosir, Ph.D.,
Dasar – Dasar Demografi FEUI, 2010
BKKBN, Kebijaksanaan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Suatu
Rekayasa Demografi Membangun Bangsa), Direktorat Pelayanan
Informasi dan Dokumentasi, 2010

More Related Content

What's hot

Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasidiwa diwaefendi
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Aulia Nofrianti
 
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan Komunitas
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan KomunitasPembangunan Pedesaan dengan Pendekatan Komunitas
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan KomunitasSyahyuti Si-Buyuang
 
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
Permasalahan Kependudukan di IndonesiaPermasalahan Kependudukan di Indonesia
Permasalahan Kependudukan di IndonesiaFebrina Sarbini
 
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSPENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSAchmad Wahid
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiNurul Misbah
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3riyan
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukanGunawan Widiarto
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 

What's hot (20)

Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasi
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Analisis issue ganesha
Analisis issue ganeshaAnalisis issue ganesha
Analisis issue ganesha
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan Komunitas
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan KomunitasPembangunan Pedesaan dengan Pendekatan Komunitas
Pembangunan Pedesaan dengan Pendekatan Komunitas
 
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
Permasalahan Kependudukan di IndonesiaPermasalahan Kependudukan di Indonesia
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSPENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar Demografi
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
PPT SDGs .pdf
PPT SDGs .pdfPPT SDGs .pdf
PPT SDGs .pdf
 
PPT MIGRASI PENDUDUK
PPT MIGRASI PENDUDUKPPT MIGRASI PENDUDUK
PPT MIGRASI PENDUDUK
 
1.konsep dasar demografi
1.konsep dasar demografi1.konsep dasar demografi
1.konsep dasar demografi
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 

Similar to Modul 1 konsep dasar-dasar demografi

Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasiPusdiklatKKB
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Zurna Fida
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografiPusdiklatKKB
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxBahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxTariWidiastuti
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Modul 5. piramida penduduk
Modul   5. piramida pendudukModul   5. piramida penduduk
Modul 5. piramida pendudukPusdiklatKKB
 
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakatTrisna Nurdiaman
 
Lks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widyLks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widywidytia17
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis100000468587600
 
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSitaGusmiati
 

Similar to Modul 1 konsep dasar-dasar demografi (20)

Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Demografi modul 1
Demografi modul 1Demografi modul 1
Demografi modul 1
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasi
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2
 
Pendahuluan demografi
Pendahuluan demografiPendahuluan demografi
Pendahuluan demografi
 
Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)
 
Makalah demografi
Makalah demografiMakalah demografi
Makalah demografi
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2
 
Modul 4 - Migrasi
Modul  4 - MigrasiModul  4 - Migrasi
Modul 4 - Migrasi
 
Modul 4 migrasi
Modul   4 migrasiModul   4 migrasi
Modul 4 migrasi
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxBahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitas
 
Modul 5. piramida penduduk
Modul   5. piramida pendudukModul   5. piramida penduduk
Modul 5. piramida penduduk
 
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 3 menyelami fenomena sosial di masyarakat
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Lks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widyLks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widy
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis
 
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
 

More from PusdiklatKKB

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6PusdiklatKKB
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalPusdiklatKKB
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4PusdiklatKKB
 

More from PusdiklatKKB (20)

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitas
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Modul2 fertilitas
Modul2 fertilitasModul2 fertilitas
Modul2 fertilitas
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitas
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
 
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
 
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

Modul 1 konsep dasar-dasar demografi

  • 1. 1 MODUL - 1 KONSEP DASAR-DASARDEMOGRAFI UNTUK DIKLAT TEKNISDASAR-DASARDEMOGARFI, dalamcetakan2013 Diedit oleh: Achmad Sopian, S.Pd, 2019 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat-Nya maka Modul Konsep Dasar-Dasar Demografi sebagai bagian dari paket Modul Diklat Teknis Dasar-Dasar Demografi telah dapat diselesaikan. Secara umum modul ini bertujuan memberikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap bagi peserta Diklat tentang Asal usul ilmu Demografi, Teori-teori kependudukan, Keterkaitan analisis demografi dan pembangunan, Manfaat analisis demografi dan Kebijakan kependudukan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan kemampuan peserta diklat dalam memahami Konsep, ruang lingkup dan pentingnya Ilmu Demografi dalam Pembangunan. Modul Pelatihan ini masih perlu dikembangkan oleh masing-masing pengguna dan perlu perbaikan-perbaikan yang terus menerus. Usulan perbaikan atau saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan modul pelatian ini sangat kami harapkan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul pelatihan ini. Bogor, Mei 2013 Ttd Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii Daftar Isi ………………………………………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1 B. Diskripsi Singkat ……………………………………………………… 1 C. Manfaat Modul…………………………………………………………….. 1 D. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………… 2 E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok………………………………….. 2 F. Petunjuk Belajar…………………………………………………………… 2 BAB II KONSEP DASAR DEMOGRAFI………………………………………….. 4 A. Pengertian Demografi …………………………………………………. 4 B. Sejarah dan Perkemangan Demografi …………………………….. 6 C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi ………………….. 9 F. Latihan ………………………………………………………………… 10 G. Rangkuman ……………………………………………………………… 10 H. Evaluasi…………………………………………………………………… 11 I. Umpan Balik dan Tindal Lanjut ............................................. 11 BAB III DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK…………………….. 14 A. Dinamika Penduduk……………………………………………………. 14 B. Teori-Teori Kependudukan……………………………………………. 16 C. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi………… 20 D. Rangkuman………………………………………………………………. 24 E. Evaluasi……………………………………………………………………. 25 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……………………………………... 25 BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….. 27 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 28
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demografi adalah salah satu disiplin ilmu. Bidang kajiannya adalah struktur ( susunan) populasi manusia atau kependudukan di lingkup wilayah tertentu dan dalam periode tertentu pula. Studi demografi akan mengkaji sebab dan akibat perubahan struktur kependudukan termasuk peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk yang disebabkan tingkat kelahiran, tingkat kematian dan proses perpindahan ( migrasi ) penduduk. Problematik demografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai. Modul – 1 Konsep Dasar-dasar Demografi merupakan modul awal yang mengantarkan Anda memahami modul-modul berikutnya dalam paket Pelatihan Teknis Dasar-dasar Demografi B. Diskripsi Singkat Modul Konsep dasar – dasar Demografi merupakan pengantar tentang Dasar – Dasar Demografi sebagai bahan pengajaran maupun sebagai referensi dalam bidang kependudukan, sebagai materi pengantar untuk seseorang yang akan mempelajari Ilmu Demografi secara mendalam karena dalam modul ini membahas pengertian Demografi, sejarah dan perkembangan Demografi, Tujuan dan Penggunaan Demografi, manfaat Analisis Demografi, Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi.
  • 5. 5 C. Manfaat Modul Bagi Peserta Manfaat modul bagi peserta adalah sebagai bahan ajar dalam mata Diklat Konsep Dasar Demografi agar sebagai petugas KKBPK dapat mengerti dan memahami istilah-istilah dalam Demografi dan kaitannya dengan program KKBPK yang dijalankan oleh BKKBN. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu memahami Konsep Dasar – Dasar Demografi 2. Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari materi ini Anda dapat: – MenjelaskanPengertian Demografi – Menjelaskan Sejarah dan Perkembangan Demografi – Menjelaskan Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi – Menjelaskan Dinamika Penduduk – Menjelaskan Teori-Teori Kependudukan – Menjelaskan Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok I. Konsep Dasar – Dasar Demografi 1. Pengertian Demografi 2. Sejarah dan Perkembangan Demografi 3. Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi II. Dinamika dan Pertumbuhan Penduduk 1. Dinamika Penduduk : Sebab dan Akibat 2. Teori – Teori Kependudukan 3. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
  • 6. 6 F. Petunjuk Belajar 1. Bacalah dengan seksama indikator keberhasilan setiap BAB, indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan anda dalam belajar. 2. Bacalah materi yang diberikan oleh Widyaiswara ini secara berurutan dengan seksama, tanyakan apabila ada yang kurang dimengerti. 3. Diskusikan dengan teman-teman anda bila ada masalah dalam penyusunan ataupun pengusulan angka kredit. 4. Kerjakan soal-soal latihan yang diberikan untuk mengukur kemampuan anda. 5. Jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum anda mengerjakan soal-soal latihan. 6. Untuk memperkaya pengetahuan carilah informasi dari sumber-sumber lain yang relevan. Baiklah, selamat belajar! Semoga anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan dalam Mata Diklat Konsep dasar Demografi ini dan dapat melaksanakan tugas sehari-hari anda sebagai seorang ASN BKKBN secara lebih baik lagi.
  • 7. 7 BAB II KONSEP DASAR DEMOGRAFI A. Pengertian Demografi Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang artinya menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai Tulisan- tulisan, atau karangan-karanganmengenairakyatataupenduduk. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Achille Guilard pada tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “Elements de Statique Humaine, ou Demographie Comparee” atau Elements of Human Statistics or Comparative Demography. Pengertian tentang demografi berkembang seiring dengan perkembangan keadaan penduduk serta penggunaan statistik kependudukan yang dialami oleh para penulis kependudukan pada zamannya. Berikut beberapa contoh tentang perkembangan pengertian demografi. Menurut Donald J. Bogue (1973) Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk danperubahan- perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen demografiyaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Johan Sussmilch 1762 (Iskandar,1994) berpendapat bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar demografi
  • 8. 8 perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat dari jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya. David V.Glass (1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Sedangkan menurut United Nations (1958) dan International Union for the Scientific Study of Population/IUSSP (1982)mendefinisikandemografi sebagai studi ilmiah masalah pendudukan yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada studi kuantitatif dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendudukan, yaitu fertilitas,mortalitas, dan migrasi. Ketiga faktor ini biasanya disebut sebagai variabledemografi atau komponen pertumbuhan pendudukan. Ketiga variable demogrfi tersebut ditambah dengan faktor lain seperti perkawinan, perceraian, dan mobilitas sosial (perubahan status sosial) akan menentukan struktur atau komposisi penduduk. Phillip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan berpendapat bahwa demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran territorial, komposisi penduduk, serta perubahannya dan sebab- sebab perubahan tersebut. George W. Barclay (1970) George W. Barcay Memberi definisi demografi sebagai ilmu yang memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi mempelajari perilaku penduduk secara menyeluruh bukan perorangan. Dengan mengacu pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan- perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan
  • 9. 9 statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya. Perubahan perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan pada komponen-komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas,mortalitasdan migrasi, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk. Demografi memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku penduduk, baik secara agrerat maupun kelompok. B.Sejarah dan Perkembangan Demografi Dalam sejarah menunjukkan upaya-upaya untuk pencatatan statistik kependudukan sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, meskipun sudah dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil dan digunakan secara terbatas. Seperti John Graunt (1620-1674), seorang warga negara Inggris, dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatan statistik penduduk. Bukunya yang berjudul Natural and Political Observations Mentioned in a Following Index and Made Upon the Bills of Mortality (Graunt, 1662 dalam Iskandar, 1994) John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas Gereja, sebagian besar berisi analisis mortalitas dan selebihnya mengenai fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga, perbedaan antara kota dan Negara, dan jumlah penduduk laki-laki yang berada pada kelompok umur militer. Data yang digunakan dalam analisis kematian dan kelahiran tersebut bersumber dari catatan kematian (The Bills of Mortality)yang diterbitkan secara berkala oleh petugas gereja setiap minggu. Dari hasil penelitiannya itu, Graunt mencetuskan “hukum- hukum”pertumbuhan penduduk.
  • 10. 10 Graunt menyarankan agar penelitian yang menyangkut penduduk lebih menekankan aspek komposisi penduduk menurut jenis kelamin, negara, umur, agama dan sebagainya. Keistimewaan dari pendekatan yang dipergunakan oleh Graunt adalah kehati-hatiannya dan kekritisannya dalam pengumpulan data. Apabila informasi yang ada dirasakan terlalu sedikit, maka Graunt mengambil sampel untuk melakukan estimasi. Ia melakukan penelitian empiris terhadap jumlah dan perkembangan penduduk London pada masa itu. Dari usaha Graunt dalam bidang kependudukan yang mencakup topik-topik yang menarik, dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya. Oleh karena itu Graunt dikenal pula sebagai Bapak Demografi. Dalam studinya, Graunt memperoleh banyak dorongan dari Willian Petty, seorang ahli statistik. Karya Petty, Political Arithmetic (1690), berpengaruh besar terhadap perkembangan demografi. William Petty (1623-1687) yang hidup sezaman dengan Graunt menganjurkan berdirinya Central Statistical Office (Biro Pusat Statistic). Selain itu, usaha memanfaatkan data statistik penduduk dilakukan pula oleh Edmund Halley (1656-1742), seorang Astronom, dengan menyusun tabel kematian (life table) modern yang pertama di kota Breslau pada tahun 1687-1691. Setelah era Graunt, perhatian public terhadap masalah kependudukan, baik mengenai pencatatan statistic maupun pertumbuhannya terus meningkat. Dalam sejarah perkembangan ilmu demografi, timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini. Awalnya, para pengamat berpendapat bahwa demografi lebih berfokus pada penyusunan statistic penduduk dan analisisnya. Pendapat ini memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor ilmu demografi, seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi sebagai bio-social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai factor penambah jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai factor pengurang jumlah penduduk.
  • 11. 11 Dalam sejarah perkembangannyabeberapa pengamat membedakan masalah penduduk menjadi dua bagian yaitu yang bersifat kuantitatif yang membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi penduduk, dan yang bersifat kualitatif membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan karena ternyata keduanya mengandung unsur kualitatif dan kuantitatif. Oleh karena itu walaupun demografi menggunakan banyak hitungan tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan kepada orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk. Ini memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor ilmu seperti : Suszmilch, Guilard, Wolfe menganggap demografi sebagai semacam “Tata Buku Bio Sosial” atau Bio-Social Bookkeeping. Jadi memang pengumpulan angka-angka itu penting, tetapi angka-angka tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa dinamakan ilmu demografi. Pada tahun 1973 dilaksanakan Konggres di Paris selama Kongres Masalah Kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur - unsur demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan berbeda dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini mendapat sambutan positif. Pure Demography (Demografi Murni) atau juga disebut demografi formal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik-teknik tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau di masa lampau. Model-model formal sering kelihatan menakjubkan dan mempunyai kegunaan yang besar, tetapi mereka jarang menyajikan jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan social tentang “MENGAPA” bentuk atau proses yang
  • 12. 12 ada itu terjadi. Untuk memberikan keterangan “MENGAPA” tersebut diperlukan suatu ilmu lain yang biasa disebut dengan Sociological Demography, Population Studies, Social Demography, Demographic Sociology, atau Kependudukan. Ilmu ini merupakan penghubung antara penduduk dan system social, dengan harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar: bagaimana kita menambah pengertian kita terhadap masyarakat melalui proses analisis kependudukan. Data demografi, pengukuran, teknik-teknik, dan model-model adalah alat yang penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi determinan-determinan dan konsekuensi-konsekuensi dari pertambahan penduduk harus dianalisis pula. Dengan mengenal prosessosial dimana terjadi perubahan penduduk diharapkan para ahli demografi lebih mengerti dinamikanya penduduk. Sekarang orang lebih menyadari bahwa demografi tidakdipelajari secara murni terlepas dari variable-variabel non-demografis, misalnya ekonomi, sosiologi, geografi, psikologi, politik, dan sebagainya. Juga bukan lagi merupakan single theoretical discipline, tetapi lebih menyerupai interdisciplinary science. C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu : 1. Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
  • 13. 13 4. Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Pengetahuan tentang analisis kependudukan penting digunakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah. Perencanaan-perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan social, perumahan, pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah sakit-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat- pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan. Apabila seseorang ingin mengetahui seberapa cepat berkembangnya perekonomian suatu negara, maka hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan lapangan kerja, persentase penduduk yang ada di sector pertanian, industry dan jasa-jasa. Juga untuk melihat peningkatan standar kehidupan dapat dilihat dari tingkat harapan hidup rata-rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup seseorang di negara yang bersangkutan. D. Latihan Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba anda kerjakan soal - soal berikut ini : 1. Sebutkan kata demografi berasal dari kata apa dan apa artinya ? 2. Bapak John Graunt disebut sebagai apa dan apa yang dilakukan ? 3. Sebutkan tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi 4. Pengetahuan tentang Analisis Kependudukan digunakan oleh lembaga- lembaga apa saja ?
  • 14. 14 F. RANGKUMAN Dari beberapa definisi demografi dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan penduduk,seperti : Kelahiran, Kematian, Migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin tertentu. Dari pembahasan diketahui bahwa demografi merupakan alat untuk mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan, terutama mengenai perubahan jumlah, komposisi, dan persebarannya (distribusi). Sejarah dan perkembangan demografi Pencatatan statistik penduduk pertama kali dipelopori oleh John Graunt (1620-1674), seorang warga negara Inggris, dimulai dengan melakukan analisis data kelahiran dan kematian setiap minggu yang diperoleh dari catatan yang diterbitkan oleh petugas gereja. Dari usahanya dalam bidang kependudukan dan dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya. Sehingga John Graunt mendapat sebutan sebagai Bapak Demografi. Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu untuk : 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk 2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
  • 15. 15 4. Memperkirakan pertumbuhan penduduk atau proyeksi penduduk pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinannya. G. Evaluasi Diskusikan bersama teman anda tentang : 1. Sebutkan Salah satu definisi demografi ? 2. Sebutkan beberapa manfaat melakukan analisis demografi ? 3. Bagaimana pendapat Malthus yang tidak setuju memberi bantuan kepada orang miskin ? H. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda. Jumlah soal yang dijawab benar ------------------------------------------ X 100 % Jumlah keseluruhan soal Kategori tingkat penguasaan yang anda capai > 81 % = Baik > 60 - 80 = Cukup < 60 % = Kurang Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lakukan evaluasi lagi dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi bila penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang, maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada pada tingkat kategori baik.
  • 16. 16 Kunci Jawaban Latihan : 1. Terdiri dari katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang artinya menggambar atau menulis (tulisan – tulisan atau karangan – karangan mengenai penduduk) 2. John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas Gereja 3. Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu : - Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. - Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. - Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain. - Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 4. digunakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kunci Jawaban Evaluasi : 1. Definisi demografi menurut Donald J. Bogue (1973) Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik tentang besar, komposisi dan distri penduduk dan perubahan- perubahannya sepanjang masa melalui ekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
  • 17. 17 2. Manfaat melakukan analisis demografi - Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. - Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan data yang tersedia. - Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain. - Memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. 3. Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama dengan meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin, yang karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih banyak.
  • 18. 18 BAB III DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK A. Dinamika Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk, secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan: „imigran‟ (pendatang) akan menambah dan „emigran‟ akan mengurangi jumlah penduduk. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out migration (migrasi keluar). Selisih antara inmigration dan out migration disebut met migration atau migrasi neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara, yaitu: melalui perubahan reproduksi atau migrasi neto. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut: Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo) Dimana : Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar) Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dinamika dan pertumbuhan penduduk.
  • 19. 19 B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut. D : jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut. Mo : mighrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian. Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian. Apabila proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-komponennya digambarkan pada suatu model maka akan berbentuk demikian : Model Pertumbuhan Penduduk Migrasi Positif Negatif Nol M > F M < F M = F N, T, S N N T N, T, S T T N S Keterangan: M = MOrtalitas (Kematian) F = Fertilitas (Kelahiran) N = Naik T = Turun S = Stabil Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh masing-masing komponen demografi terhadap pertumbuhan penduduk. B. Teori – Teori Kependudukan Dari Malthus ke Neo-Malthusian TentangTeori Kependudukanmengatakan bahwa ;  hubungan antara penduduk dan keterbatasan sumber alam/pangan (penduduk optimum)  hubungan antara penduduk dan lingkungan (carrying capacity/daya dukung)
  • 20. 20 Thomas Robert Malthus Tentang Teori Kelebihan Penduduk (over population theory) Mengembangkan pemikiran yang sudah dikembangkan oleh ayahnya, Daniel Malthus, mengenai hubungan antara penduduk dan pangan.Diterbitkan pertama kali sebagai Essay on the Principle of Population (1798). Tiga proposisi besar T.R. Malthus: 1. Penduduk dibatasi oleh sumber-sumber subsistensi/pangan. 2. Penduduk dengan sendirinya akan meningkat kalau sumber-sumber subsistensi meningkat, kecuali kalau ada penghambat. 3. Penghambat tersebut, dan penghambat yang menekan kekuatan perkembangan penduduk, serta penahan dampaknya pada tingkat subsistensi, semuanya dapat dipecahkan melalui ketahanan moral, kejahatan, dan kesengsaraan. Pendapat Malthus yang terkenal: kalau tidak ada halangan maka penduduk akan tumbuh menurut deret ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan berkembang menurut deret hitung. Pandangan Malthus : 1. Selama sumber-sumber subsistensi jauh melebihi kebutuhan penduduk maka penduduk akan berkembang cepat untuk mencapai keseimbangan dengan sumber-sumber subsistensi yang ada. 2. Kalau sumber-sumber subsistensi ditingkatkan maka penduduk dapat tumbuh lebih cepat lagi. Kritik terhadap Malthus (Anti-Malthusian, Abad 19) Malthus tidak setuju undang-undang kemiskinan (poor laws) yang memberi bantuan kepada orang miskin.
  • 21. 21 Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama dengan meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin, yang karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih banyak. Malthus berpendapat jika orang miskin tidak dibantu maka perilaku mereka akan berubah dan mereka akan mengurangi jumlah anak mereka. Karena ketidaksetujuannya terhadap poor laws, Malthus dikritik oleh dua kubu : 1. Pertimbangan ekonomi: menekankan faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, pembagian pekerjaan dan upah. 2. Pertimbangan demografi: terutama penemuan dan pemikiran mengenai perkembangan penduduk (population trends) dan fertilitas, yang berlawanan dengan proposisi klasik Malthus mengenai penduduk (terutama di Eropa). Kelompok Anti-Malthusian berpendapat bahwa masalah jumlah penduduk dapat diatasi dengan lebih efektif melaui upaya pencegahan kelahiran. Mazhab Ekonomi Klasik (Abad 19) Pada akhir abad 19: asumsi-asumsi mazhab klasik mengenai teori pertumbuhan ekonomi dan penduduk makin dipertanyakan karena: 1. Fertilitas menunjukkan penurunan. 2. Emigrasi terjadi di beberapa negara Eropa (Irlandia terutama waktu terjadi potato famine). 3. Impor pangan terjadi kalau diperlukan. 4. Perkembangan teknologi. 5. Pengetahuan manusia dan kekayaan produktif makin meningkat. 6. Perubahan sosial yang melawan kecenderungan terhadap hasil yang makin berkurang (diminishing returns).
  • 22. 22 Marshal (1920): walaupun peranan alam dalam produksi menunjukkan hasil yang semakin berkurang, peranan manusia cenderung meningkatkan hasil atau hasil yang makin meningkat (increasing returns). Peningkatan hasil (volume produksi): 1. bersumber pada kecenderungan external economies (pasar yang tidak tertutup) 2. sebagian karena adanya internal economies (berbagai perubahan yang terjadi dalam sistem perekonomian dalam negeri) Perekonomian berkembang karena: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Peningkatan spesialisasi atau pembagian pekerjaan dan mesin-mesin 3. Lokasi industri yang makin baik 4. Perluasan (ukuran) industri/perusahaan 5. Efisiensi dalam penggunaan bahan mentah 6. Perbaikan komunikasi dan pemasaran. Marshal berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk di Eropa masih berguna dalam jangka pendek dan tidak menyetujui pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara berkembang. Mazhab Sosialis dan Marx serta Engels (Abad 19) Dialectic materialism, sistem filsafat Marx dan Engels, jika diterapkan terhadap perubahan sosial disebut historical materialism, sejarah manusia merupakan kontinuum perjuangan antar kelas dimana sistem sosial sederhana digantikan dengan sistem sosial yang lebih maju (kompleks) seperti halnya dengan berkembangnya kaum borjuis menggantikan golongan feodal maka kelompok proletar akan menggulingkan golongan feodal dalam sistem kapitalis.
  • 23. 23 Dalam konteks historical materialism Marx dan Engels tidak mengemukakan teori kependudukan secara khusus. Marx berpendapat tidak ada hukum universal mengenai penduduk. Penduduk lebih banyak ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi yang berlaku di berbagai masyarakat. Masalah-masalah kependudukan, kesengsaraan/kemiskinan, dan kelebihan pekerja merupakan hasil-hasil dari sistem ekonomi kapitalis, dan akan dapat diselesaikan dengan mereorganisasi masyarakat. Neo-Malthusian (Abad 19 dan abad 20) Neo-Malthusian berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat dibatasi dengan melakukan pembatasan kelahiran. Malthus sendiri menentang pembatasan kelahiran. Kebijakan kependudukan di Indonesia  Orde Lama: Pronatalis Presiden Soekarno pada tahun 1964 pernah berkata, ”Bagi saya, penyelesaiannya ialah membuka tanah lebih luas lagi, sebab bila engkau membuka seluruh tanah di Indonesia, engkau dapat memberi makan 250 juta jiwa, dan saya hanya punya 103 juta jiwa ... Dalam negeriku, makin banyak (anak) makin baik.” Pembatasan kelahiran terutama penggunaan kontrasepsi bertentangan dengan moral bangsa Indonesia dan hanya dapat disetujui jika dimaksudkan untuk mengatur kelahiran demi menjaga kesehatan ibu, Ketidaksetujuan tokoh-tokoh agama. Permintaan di kalangan ibu-ibu yang tinggal di wilayah perkotaan dan berpendidikan tinggi.
  • 24. 24  Orde Baru: Anti- Natalis Tahun 1967 Presiden Suharto menandatangani United Nations Decalaration on Population bersama 29 pemimpin lain di dunia. Diawal Pemerintahan Presiden Suharto : Pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional pada Oktober 1968. Dan Pembentukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970, Sebelumnya dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan: ”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha pembatasan kelahiran”. Deklarasi mengakui penentuan jumlah dan jarak kelahiran anak sebagai hak dasar manusia. C.Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Telah lama disadari bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan berbagai permasalahan, terutama dalam bidang ekonomi dan social. Beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu telah lama pula memikirkan hal tersebut. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan pemikiran para ahli, seperti ahli ekonomi dan ahli sosiologi.Akan tetapi, teori-teori tentang hubungan antara manusia atau penduduk dengan masalah-masalah lain telah banyak di bahas oleh beberapa ahli, seperti ahli ekonomi, agama, social, politik dan pertahanan. Sekitar 500 tahun Sebelum Masehi (SM), konvisius, seorang filsuf Cina, membahas hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, jumlah penduduk yang terlampau besar akan menekan standar hidup masyarakat, terutama kalau jumlah penduduk dikaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sebagai pemecahan masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar pemerintah memindahkan penduduk kedaerah yang masih kekurangan penduduk.
  • 25. 25 Menurut Plato dan Aristoteles, dua orang pemikir Yunaniyang hidup ditahun 300 SM, menganjurkan jumlah penduduk yang tepat dan ideal untuk sebuah kota. Apabila sebuah kota tidak dapat menampung jumlah penduduk yang ada, maka diperlukan pembatasan kelahiran. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan penduduk, maka diperlukan insentif (pendorong) untuk menambah kelahiran. Pada tahun 1762, Sussmilch (Iskandar 1994) telah membicarakan masalah penduduk berdasarkan “Hukum Tuhan”. Artinya, kelahiran dan kematian merupakan kehendak Tuhan. Akan tetapi, pemikiran seperti itu berubah setelah abad ke-18, yang dikenaldi Eropa sebagai zaman penalaran (the age of reasons), yakni zaman dimana suatu masalah dipertanyakan “mengapa” dan “ bagaimana pemecahannya”. Pada abad itu, kemiskinan terjadi di mana-mana, yang mengakibatkan munculnyamasalah-masalah social dan ekonomi. Para ahli dan ilmuwan berusaha membuat atau mengembangkan studi mengenai bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang dialami penduduk. Banyak orang yang optimis dan percaya bahwa kemampuan atau potensi manusia yang terus berkembang akan dapat memecahkan segala masalah yang timbul. Akan tetapi, ada juga kalangan masyarakat yang pesimis. Golongan terakhir ini dicerminkan oleh pendapat Thomas Roberth Maltus, yang hidup antara tahun1766 sampai tahun 1834. Salah satu argumentasinya yang paling penting adalah bahwa dorongan alamiah manusia untuk berkembang biak selalu dan akan selalu ada, dan dengan kecepatan yang mengikuti deret ukur sehingga jumlah manusia akan menjadi dua kali lipat dalam waktu yang cukup pendek (sekitar 25 tahun). Kecepatan berkembang biak manusia ini jauh lebih cepat dibanding kecepatan kenaikan bahan makanan yang dapat diproduksi dari tanah yang tersedia(yang berkembang mengikuti deret hitung) dan pada gilirannya akan mengakibatkan kesengsaraan dan kelaparan. Pertumbuhan penduduk yang
  • 26. 26 cepat degan sumber-sumber yang terbatas akan menyebabkan berlakunya hukum hasil yang menurun (the law of diminishing return) disektor pertanian dan akhirnya terjadi keadaan stagnan. Menurut Malthus, ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat laju pertumbuhan penduduk. Ia membedakan antara kejadian yang berada diluar kekuasaan manusia (positive cheks) dan hal yang bisa diusahakan oleh manusia sendiri (preventive cheks). 1. Positive cheks : bencana alam, kelaparan, penyakit menular, perang dan pembunuhan. 2. Preventive cheks : menunda perkawinan dan selibat permanen. Malthus tidak menduga bahwa masalah pertumbuhan penduduk dan kesejahteraannya dapat dipecahkan oleh revolusi industry. Tulisan Malthus yang pertama (1799) merupakan contoh suatu pendapat yang bersifat sangat umum tanpa didukung oleh data statistik, namun pada buku edisi selanjutnya, untuk mendukung argumentasinya Malthus melengkapi dengan data statistic. Ahli ekonomi yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic-Demographic Development, ia mengemukakan konsep the low-level equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di Negara-negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan tenaga kerja, yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan modal, produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lainnya. Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapatan keluarga dalam
  • 27. 27 masyarakat tradisional. Pada saat pertumbuhan ekonomi modern berlangsung, keinginan untuk mempunyai anak berangsur menurun. Partisapi angkatan kerja anak dan kesempatan kerja untuk anak-anak menurun. Meningkatnya pendapatan dan sistem jaminan social yang semakin baik menyebabkan para orang tua tidak lagi menggantungkan hari tuanya pada anak-anak mereka. Dalam model rumah tangga ini, anak diasumsikan sebagai barang normal (normal goods) dan seharusnya dengan meningkatnya jumlah pendapatan rumah tangga akan mengakibatkan keinginan mempunyai anak meningkat Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang menghilangkan keinginan tersebut sehingga yang terjadi adalah jumlah anak yang lebih sedikit. Salah satu faktor adalah meningkatnya harga relative (relative price) dari anak dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Artinya, harga barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh anak, naik lebih cepat dibanding dengan harga barang dan jasa lainnya. Hal yang lebih penting lagi adalah opportunity cost untuk memelihara anak meningkat sejalan dengan meningkatnya gaji dan upah. Selain itu, peningkatan pendidikan wanita telah mengakibatkan peningkatan upah dan partisipasi angkatan kerja wanita. Akibatnya opportunity cost untuk memelihara anak juga naik. Untuk wanita, price effect dari naiknya upah lebih besar pengaruhnya dari pada income effect, yang mengakibatkan keinginan untuk memelihara anak menurun. Sebaliknya, laki-laki lebih banyak waktunya untuk bekerja dan kurang waktunya untuk memelihara anak sehingga ketika upah mereka naik, income effectmenyebabkan keinginan mempunyai anak meningkat. Hal lainnya adalah menyangkut taste atau selera. Rumah tangga lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas anak. Akibatnya , orang tua lebih mementingkan pendidikan serta kesehatan anak serta aspek kualitas
  • 28. 28 anak lainnya. Perimbangan antara kualitas dan kuantitas inimengakibatkan menurunnya angka kelahiran. Ahli ekonomi lainnya yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic- Demographic Development, ia mengemukakan konsep the low-level equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di Negara-negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan tenaga kerja, yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan modal, produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lainnya. D. Rangkuman Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh empat komponen utama demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk (in-migration), dan migrasi keluar (out-migration). Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo menggaris bawahi keterkaitan antara kependudukan danpembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan negara-negara melawan tekanan-tekanan yang diakibatkan pertumbuhan penduduk Dan memungkinkan terjadinya perimbangan danintegrasi dimensi kependudukan kedalam kebijakan pembangunan. Kemiskinan menyumbang kepada tingkat fertilitas, morbilitas dan mortalitas yang tinggi, &produktivitas ekonomi yang rendah. Menurunkan pertumbuhanpenduduk, memberantas kemiskinan, mencapai kemajuan ekonomi, meningkatkan perlindungan lingkungan & kurangi pola konsumsi dan produksi yang berlebihan.
  • 29. 29 Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memperlambat pertumbuhan penduduk dan tercapainya stabilitas kependudukan. Pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai pelaku pembangunan dengan terlebih dahulu dipersiapkan melalui pemberdayaan yang sungguh- sungguh dan berkelanjutan Keterkaitan antara kependudukan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemiskinan, dengan lingkungan, dan dengan fertilitas, mortalitas dan keluarga berencana di negara-negara lain terbukti berhasil mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kualitas kependudukan. Integrasi kependudukan dalam strategi pembangunan berkesinambungan mutlak perlu kalau Indonesia ingin menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing dalam era globalisasi ini. D. Evaluasi Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba anda kerjakan soal - soal berikut ini : 1. Apa pendapat Thomas Roberth Malthus tentang pertumbuhan penduduk ? 2. Sebutkan 4 komponen yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk ? 3. Bagaimana menurut Teori ekonomi rumah tangga tentang anak-anak dalam masyarakat tradisional ? 4. Bagaimana pandangan Orde Baru yang Anti-Natalis F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda.
  • 30. 30 Jumlah soal yang dijawab benar ------------------------------------------ X 100 % Jumlah keseluruhan soal Kategori tingkat penguasaan yang anda capai > 81 % = Baik > 60 - 80 = Cukup < 60 % = Kurang Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkan latihan dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi bila penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang, maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada pada tingkat kategori baik. Kunci Jawaban 1. Pendapat Thomas Roberth Malthus; penduduk akan tumbuh menurutderet ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan berkembang menurut deret hitung. 2. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out migration (migrasi keluar). 3. Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapat keluarga dalam masyarakat tradisonal. 4. Orde Baru : ”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha pembatasan kelahiran”.
  • 31. 31 BAB IV P E N U T U P Kesimpulan Melalui Modul Konsep Dasar-dasar Demografi ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar bagi peserta Diklat Teknis Dasar-dasar Demografi. Semoga modul ini juga dapat menjadi bahan referensi tentang kependudukan.
  • 32. 32 DAFTAR PUSTAKA Kartomo Wirosuhardjo, Dasar – Dasar Demografi, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 2007 Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph.D, Omas Bulan Samosir, Ph.D., Dasar – Dasar Demografi FEUI, 2010 BKKBN, Kebijaksanaan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Suatu Rekayasa Demografi Membangun Bangsa), Direktorat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi, 2010