SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Hak Cipta @ 2020
PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Edisi Pertama Tahun 2020
Tim Penyusun
Nilam Kemuning Her Panuluh, S.Pd.
Achmad Sopian, M.Pd.
Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
Adhi Anugrah Dewanto, SH., MPH
Tim Teknis :
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA SAMBUTAN
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI)dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.
Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,
karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak.
Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun
(Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh
kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang
apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan
emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan
dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan
perilaku di masa dewasa.
Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan
dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan
kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang
dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina
tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain
dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS).
BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk
mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan
stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan
sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan
IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan
Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat
ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan
kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia.
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan
komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima
kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah
kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan,
									 Prof. Rizal Damanik, PhD.
V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI)dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi) dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina
Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran
ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga
Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting
melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan
pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator
Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan
setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semogasegalaupayakitauntukmeningkatkankualitaspelatihandapatberkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan KB,
	
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ....................................................................................................................I
KATA SAMBUTAN	 ..............................................................................................................III
KATA PENGANTAR	............................................................................................................. V
DAFTAR ISI	 ........................................................................................................................VI
☼ BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................2
B. Deskripsi Singkat .........................................................................................................7
C. Manfaat Modul ...........................................................................................................7
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........................................................................8
E. Petunjuk Belajar ..........................................................................................................8
☼ BAB II TEKNOLOGI DIGITAL SEBUAH PELUANG DAN TANTANGAN
DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI ........................................................................9
A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital .........10
B. Dampak perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
di Era digital terhadap pengasuhan anak usia dini ..............................................13
C. Rangkuman ............................................................................................................22
D. Evaluasi ....................................................................................................................22
E. Kunci Jawaban ........................................................................................................23
☼ BAB III FUNGSI PENGASUHAN ORANGTUA DALAM PENGGUNAAN
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM ERA DIGITAL ......................................24
A. Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media
Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital ......................................................25
B. Aspek Perkembangan Anak yang dapat dikembangkan ................................32
C. Bentuk aktivitas positif keluarga dalam pemnafaatn teknologi .........................32
D. Rangkuman .............................................................................................................33
E. Evaluasi ....................................................................................................................33
F. Kunci Jawaban ........................................................................................................34
☼ BAB IV PENUTUP .............................................................................................................35
A. Kesimpulan .............................................................................................................35
B. Tindak Lanjut ............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................36
VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL
PENGASUHAN ANAK USIA DINI
DI ERA DIGITAL
Tim Penyusun
Nilam Kemuning Her Panuluh, S.Pd.
Achmad Sopian, M.Pd.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020
1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Indikator Hasil Belajar:
Setelah menyelesaikan bab ini, Peserta dapat menjelaskan deskripsi
singkat mata pelatihan, tujuan pembelajaran mata pelatihan, materi
pokok serta sub-materi pokok yang akan dibahas dalam Mata
Pelatihan Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital
serta petunjuk belajar dalam penggunaan modul ini.
BAB I
PENDAHULUAN
2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
A. Latar Belakang
Selamat Datang para peserta Training of Trainers (TOT) Pengasuhan Anak Usia Dini
Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita pada
Mata Pelatihan “Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital.”Mata
Pelatihan ini merupakan salah satu Mata Pelatihan yang sangat penting yang
ada di dalam kurikulum TOT dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Widyaiswara Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi dan Balai Diklat KKB
dan Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN
Provinsi tentang bagaimana Pola Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era
Digital.
Mata Pelatihan ini merespon perkembangan zamansebagai dampak
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang sangat cepat
dan pesatyang harus disikapi secara bijaksana oleh para orangtua terutama yang
memiliki anak berusia di bawah lima tahun balita) yang merupakan periode sensitif,
kritis dan strategis serta memiliki dampak yang sangat kuat terhadap perkembangan
otakanakdanakanmenjadimodaldanpodasiawalanakuntuk dibawaterushingga
anak dewasa. Ketika anak mendapatkan pengalaman yang tepat selama masa
strategis ini akan berperan penting bagi kematangan perilaku anak di kemudian hari.
Penggunaan teknologi digital yang tidak terkontrol dan tidak memiliki batasan waktu
serta tidak mendapatkan pendampingan dari orangtua akan berakibat buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak pada seluruh aspek perkembangannya.
Sebaliknya pengaturan penggunaan teknologi digital yang tepat, bijaksana dan
bertanggungjawab dengan arahan dan pengasuhan yang tepat dari orangtua
akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh dan kemang anak usia dini.
Pembekalan wawasan pengetahuan dan keterampilan tentang Mata Pelatihan
ini perlu dikuasai oleh para Widyaiswara Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi dan
Balai Diklat KKB dan Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga
PerwakilanBKKBNProvinsisehinggamampumemfasilitasipelatihan/orientasikegiatan
Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok
Bina Keluarga Balita dengan salah satu substansi materinya adalah Mata Pelatihan
Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital yang penting dimiliki oleh
seluruh orangtua Indonesia dalam meningkatkan kualitas pengasuhan keluarga.
Kehadiran seorang anak merupakan anugerah terindah dan terbesar dari Tuhan
Yang Maha Esa bagi orangtua serta lingkungan alam maupun sosial yang berada
di sekelilingnya. Anak merupakan sumber kebahagiaan, inspirasi, harapan dan
semangat baru untuk masa depan yang lebih baik. Mereka memiliki peranan yang
sangat strategis yaitu sebagai pemimpin dan pewaris masa depan yang tidak hanya
bertanggungjawab dalam lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan yang lebih
besar lagi yaitu masyarakat, negara dan dunia termasuk di dalamnya peran dalam
menjaga kelestarian makhluk hidup lainnya
3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Orangtua yang memiliki kedekatan fisik dan emosional serta intensitas pertemuan
yang lebih besar dan berkesinambungan dibandingkan dengan lingkungan lainnya,
merupakan sosok yang diberikan kepercayaan serta dianugerahi naluri dan kasih
sayang yang tidak terbatas oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi pemimpin
dalam keluarga yang merupakan lingkungan utama dan pertama bagi anak untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik melalui pengasuhan keluarga. Melalui
pembelajaran, tauladan dan interaksi yang intensif dari orangtua seorang anak
belajaruntukmenerimanilai-nilaikehidupan,membentukkebiasanpositif,memahami
fenomena alam, mempelajari cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain, serta melatih keterampilan hidup dasar yang dibutuhkan anakkelak di masa
depan.
Salah satu periode penting dan kritis bagi tumbuh kembang anak yaitu pada
saat anak berada pada tahapan usia dini. Pada periode ini otak anak tumbuh dan
berkembang dengan sangat pesat dan optimal serta siap menerima semua bentuk
rangsangan pembelajaran dari lingkungan sekitarnya dan menjadikannya sebagai
pondasi dasar yang tertanam kuat dalam diri anak dan membawanya hingga kelak
dewasa.
Oleh karena itu pada periode ini hendaknya anak mendapatkan iklim dan
lingkungan pembelajaran yang kondusif sehingga anak mampu mengembangkan
kemampuan agama dan moral, kognitif, bahasa, sosial emosional serta fisik dan
motorik dengan baik.dari keluarga dalam bentuk pengasuhan. Tujuannya agar anak
tumbuh dan berkembang secara paripurna dan utuh yaitu mampu menjadikan
agama dan moral sebagai landasan utama dan pertama dalam bertindak, memiliki
kemampuan berpikir kritis dan logis, menggunakan bahasa yang benar, jelas, efektif
dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, menerapkan pola hidup sehat,
mampu bersosialisasi dengan baik dengan seluruh lapisan masyarakat serta memiliki
empati kepada orang lain.
Pengasuhan yang benar, intensif, optimal, terus menerus, berkesinambungan serta
seimbang jasmani maupun ruhani yang diberikan oleh orangtua dalam merawat dan
mendidik anak pada tahapan usia dini akan menjadikan anak kelak sebagai sosok
pemimpin dan pewaris masa depan yang paripurna yang tidak hanya perduli dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi bagi lingkungan sekitarnya. Orangtua sebagai
pemimpin dalam keluarga harus bersungguh-sungguh.memberikan perhatian dan
bertanggungjawab penuh terhadap pengasuhan anak dengan cara senantiasa
mengatur, memilih, memodifikasi, meramu serta menciptakan lingkungan keluarga
dan lingkungan sekitar anak menjadi lingkungan yang dapat memberikan pengaruh
positif dan konstruktif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Salah satu bentuk tantangan pengasuhan anak yang dihadapi oleh orangtua
yaitu perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat terutama dalam bentuk
digital. Melalui bentuk digital informasi semakin mudah diproduksi, disimpan, diolah
dan dibagikan oleh berbagai pihak baik perorangan maupun kelompok serta
dengan berbagai tujuan.
Perkembangan arus informasi yang sangat pesat terutama dalam bentuk digital
memiliki dampak positif maupun negatif bagi para penggunanya. Dampak positif
yang dapat diperoleh oleh para pengguna antara lain semakin luas cakrawala
wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diperoleh langsung
dari para pakarnya, semakin mudah pendapat maupun pemikiran dikomunikasikan
dalam berbagai media serta semakin luas jaringan sosial dibentuk dengan berbagai
landasan seperti kesamaan minat, profesi, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam
pengasuhan anak, orangtua dapat memanfaatkan informasi yang terpapar luas
langsung dari ahlinya seperti pakar kesehatan dan gizi, tumbuh kembang anak,
psikolog anak dan pendidikan anak untuk mendapatkan wawasan pengetahuan
serta keterampilan yang benar dalam pengasuhan anak. Teknologi juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran dalam memberikan
stimulasi positif bagi anak dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak.
Selain dampak positif, tidak sedikit dampak negatif yang diakibatkan oleh semakin
derasnya arus informasi dan komunikasi yang berkembang dengan bantuan
teknologi digital antara lain kemudahan terjadinya duplikatisasi serta maraknya
persebaran informasi tidak benar yang dapat menggiring opini pengguna untuk
melakukan tindakan anarkis serta semakin mudah terpapar pornografi dan porno
aksi.
Bagi para pengguna yang telah dewasa dan telah memiliki ideologi maupun
falsafah hidup yang telah tertanam dengan kuat, memiliki pengalaman hidup yang
cukup, kematangan berpikir serta memiliki kemampuan berpikir logis dan kritis yang
telah terasah dengan baik tentu akan lebih mudah dalam menyaring informasi yang
beredar dan disesuaikan dengan kebutuhan
Namun tidak demikian dengan anak-anak terutama anak-anak yang masih
berada dalam tahapan usia dini. Kondisi otak yang belum berkembang sempurna,
pengalaman hidup yang terbatas serta penanaman nilai-nilai hidup yang masih
dalam tahapan perkenalan mengakibatkan kemampuan otak mereka dalam
menyaring seluruh informasi yang mereka terima masih sangat rendah. Akibatnya
informasi yang diterima melalui indera penglihatan dan pendengaran mereka telan
bulat-bulat dan mereka ikuti tanpa mereka tahu arti dan makna serta dampaknya
bagi dirinya maupun orang lain. Belum lagi dampak negatif bagi kesehatan dan
5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
perkembangan psikologi anak karena penggunaan teknologi digital seperti gawai
secara terus menerus akan mengakibatkan obesitas, kurang tidur, terganggunya
penglihatan serta menurunnya interaksi sosial dengan orang lain bahkan dapat
mengakibatkan kecanduan.
Bahkan perkembangan teknologi digital yang pesat juga memberikan dampak
negatif bagi interaksi antara orangtua dan anak dalam pengasuhan keluarga.
Contohnya Kita sering melihat seorang Ibu yang menyusui bayinya dengan
memegang gawai padahal waktu menyusui adalah waktu yang saat strategis bagi
Ibu dan bayi untuk memperkuat kelekatan batin diantara keduanya.Kelekatan batin
yang kuat inilah yang menjadi pintu gerbang kemudahan bagi seorang Ibu untuk
menanamkan nilai-nilai dan mengajarkan berbagai hal dengan lebih mudah pada
anak .Kita juga melihat di acara bersama keluarga seperti makan bersama masing-
masing anggota keluarga sibuk dengan gawainya sehingga momen strategis yang
bisa menguatkan hubungan antara anak dan orangtua terlewat begitu saja dan
tergantikan dengan teknologi.
Mempertimbangkan adanya dampak positif dan negatif dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi terutama teknologi digital terhadap pengasuhan
anak mengharuskan kita utuk merespon dengan baik dan tepat apa yang sebaiknya
harus dilakukan oleh orangtua sebagai pemimpin keluarga dalam menyikapi hal ini.
Mengisolasi serta menjauhkan anak-anak dari perkembangan teknologi informasi
secara penuh bukanlah tindakan yang bijaksana karena teknologi informasi memiliki
manfaat yang besar untuk anak jika dimanfaatkan dengan disiplin serta mendapat
bimbingan dan pendampingan dari orang dewasa secara intensif.
Melalui teknologi informasi anak mendapatkan beraneka sumber belajar yang
akan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dengan lebih
mudah, aman, menarik dan hidup. Selain itu teknologi digital seperti gawai adalah
media yang sangat popular dipakai teman-teman dan orang-orang yang berada
di sekeliling anak. Di dalam rumah bisa saja orang tua menghindarkan anak dari
paparan gawai namun bagaimanakah jika anak berada di luar rumah? Bermain
dengan teman-temannya? Berinteraksi dengan sanak saudaranya? Tentu hal
ini sangatlah sulit. Menghindarkan sama sekali dengan teknologi juga dapat
mengakibatkan anak menjadi kurang berpengalaman dengan teknologi digital
seperti komputer dan gawai dan hal Ini akan mengakibatkan kesulitan profesional
di kemudian hari. Salah satu peran orangtua yaitu memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup/beradaptasi
dengan lingkungan global salah satu caranya melalui penguasan teknologi dan
informasi
6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Sebaliknya teknologi informasi juga memiliki dampak negatif yang cukup besar
bagi anak jika dalam pemanfaatannya tidak mendapatkan bimbingan dan
pendampingan yang intensif dari orang tua. Anak menjadi kecanduan, malas
bersosialisasi dengan teman sebaya, malas bergerak serta mudah terpapar
pornografi
Oleh karena itu anak-anak membutuhkan bantuan dari orang dewasa
dalam memilih informasi yang mereka butuhkan dan sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Orang dewasa terdekat yang memiliki keterikatan hati dengan
anak yaitu orangtua. Orangtua merupakan sosok yang penting dan strategis
bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak. Dalam kaitan dengan
perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, orangtua memiliki peranan
penting dalam mengasuh dan membimbing anak-anak agar mampu beradaptasi
dengan perkembangan teknologi informasi serta memastikan anak-anak tetap
berada dalam koridor tahapan perkembangnnya.
Langkahawaldanmendasaryaitumembekaliorangtuamengenaiperkembangan
teknologi informasi serta pemanfaatannya yang bijaksana dan sesuai dengan
tahapan perkembangan anak sehingga diharapkan mampu mendampingi dan
membimbing anak dengan baik. Kita sebagai orangtua harus memiliki strategi-
strategi khusus untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan teknologi,
membatasi waktu di depan layar teknologi sehingga anak memiliki waktu yang luang
untuk berinteraksi tatap muka dan menjalin hubungan yang baik dan sehat dengan
orang lain serta menghabiskan waktu di luar ruang serta yang terpenting orangtua
memiliki peran untuk mendidik dan membiasakan anak-anak untuk menggunakan
teknologi secara bijak dan bertanggungjawab serta mengajarkan anak sehingga
mampu berperan sebagai subyek dalam pemanfaatan teknologi yaitu orang
yang mampu menggunakan teknologi untuk menghasilkan barang atau jasa yang
bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, membuat hasil pekerjaannya menjadi lebih
baik kualitasnya bahkan didorong dan dimotivasi sejak dini agar mampu membuat
teknologi yang lebih baik dari teknologi saat ini berkembang. Bukan sebaliknya
menjadikan anak sehingga hanya menjadi obyek atau korban dan penikmat dari
teknologi serta menjadi pasar dari perkembangan teknologi..
Salah satu bentuk pembekalan bagi orang tua agar mampu menstimulasii dan
memfasilitasi anak dengan baik sesuai perkembangan tumbuh kembangnya yaitu
melalui keikutsertaannya dalam Kelompok Kegiatan Bina keluarga Balita (BKB).
Melalui BKB para orangtua akan dibekali berbagai wawasan pengetahuan serta
keterampilan dalam memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan
tahapan perkembangannya serta dalam menyikapi tantangan perkembangan
zaman yang dihadapi saat ini salah satu diantaranya yaitu perkembangan teknologi
digital.
7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pada Proyek Prioritas Nasional BKKBN diamanatkan untuk meningkatkan kualitas
pengasuhan anak usia dini melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) dengan
output Keluarga yang Memiliki Baduta terpapar 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Program Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai salah satu bagian program KKBPK,
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota
keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang anak dimulai sejak didalam
kandungan melalui intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan hingga balita
melalui rangsangan fisik, keterampilan, kecerdasan, emosional dan sosial ekonomi
dengan sebaik-baiknya sebagai bagian dari upaya mempersiapkan keluarga
berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM BKKBN
dalam Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka pencegahan stunting, Pusdiklat KKB
bekerjasama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyusun kurikulum
sebagai dasar dalam pelaksanaan Training of Trainer Pengasuhan Anak Usia Dini
dalam rangka pencegahan stunting melalui kelompok Bina Keluarga Balita dengan
sasaran peserta yaitu para widyaiswara dari Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi
dan Balai Diklat KKB dan atau Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan
Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi.
B. Deskripsi Singkat
Mata Pelatihan “Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital” ini
diberikan kepada para peserta Training of Trainers (TOT) Pengasuhan Anak Usia Dini
Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita dengan
durasipembelajaransebanyakdua(2)jammatapembelajaranatautotalseban¬yak
90 menit (2x@45 menit) dan pembelajaran dilakukan melalui sistem pembelajaran full
e-learning.Mata Pelatihan ini membahas tentang pengasuhan Keluarga Pada Anak
Usia Dini di Era Digital dengan dua pokok bahasan yaitu Teknologi Digital Sebuah
Peluang Dan Tantangan Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini dan Bentuk Pengasuhan
Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital.
C. Manfaat Modul
1.	Hasil Belajar
	 Setelah mengikuti Mata Pelatihan Pengasuhan Keluarga pada Anak Usia Dini di
Era Digital ini peserta mampu menerapkan Pengasuhan Keluarga Pada Anak
Usia Dini Di Era Digital.”
2.	Indikator Hasil Belajar
	 Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta dapat:
	 a. menjelaskan tentang Teknologi Digital Sebuah Peluang Dan Tantangan 		
	 Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini 	
	 b. menerapkan Bentuk Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan
		 Media Komunikasi dan Informasi Dalam Era Digital
8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1.	Teknologi Digital Sebuah Peluang Dan Tantangan Dalam Pengasuhan Anak
Usia Dini
a. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital
b. Dampak perkembangangan teknologi komunikasi dan informasi di Era digital
terhadap pengasuhan anak usia dini
2.	Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan
Informasi Dalam Era Digital
a. Fungsi Proteksi
b. Fungsi asistensi
c. Fungsi Kreativitas /kreasi
3. Aspek Perkembangan anak yang dapat dikembangkan
4. Bentuk aktivitas positif Keluarga dalam pemanfatan teknologi
E. Petunjuk Belajar
Penyampaian materi Diklat ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang
dewasa yang menekankan pada pembelajaran aktif dan interaktif untuk mencoba
konsep dan teknik yang disajikan. Untuk meningkatkan khasanah pengetahuan dan
ketrampilan tentang mata pelatihan ini, peserta dianjurkan untuk membaca buku-
buku yang terkait dengan pengasuhan keluarga dalam penggunaan teknologi di
era digital.
Peserta pelatihan sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran
Mata Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital. ”dapat berjalan
lebih lancar, dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, kami sarankan untuk
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.	 Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran yang tertulis pada
setiap awal bab.
2.	 Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai
Bab IV Penutup.
3.	 Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap evaluasi pada setiap
akhir bab.
4.	 Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelatihan ini tergantung
pada kesungguhan anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama.
Untuk belajar mandiri, anda dapat melakukannya seorang diri, berdua, atau
berkelompok dengan teman lain yang memiliki pandangan yang sama
dengan anda.
5.	 Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang
tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan
bertanya kepada widyaiswara atau teman yang telah memahami tentang
materi ini
9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Indikator Hasil Belajar:
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta dapat menjelaskan
tentang perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dalam
era digital serta dampak negatif maupun positif terhadap
pengasuhan anak usia dini
BAB II
TEKNOLOGI DIGITAL SEBUAH
PELUANG DAN TANTANGAN
DALAM PENGASUHAN
ANAK USIA DINI
10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
	 dalam era digital
Kita dan teknologi memiliki keterikatan yang sangat erat. Hampir seluruh aktivits
yang Kita lakukan memanfaatkan teknologi. Teknologi berkembang dengan sangat
cepat dan pesat menjawab keinginan dan kebutuhan Kita sebagai manusia
yang senantiasa menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik, produktif dan
berkualitas. Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu dalam bentuk digital,
jaringan internet komputer khususnya teknologi informasi komputer yang saat ini kita
kenal sebagai era digital.
Perkembangan teknologi pada era digital di Indonesia juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan sudah menyebar luas di seluruh wilayah
Indonesia dan seluruh kelompok usia/umur penduduk Indonesia.
Berdasarkan Hasil Survey Tahun 2017 tentang Tentang Penetrasi dan Perilaku
Pengguna Internet Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) dari total populasi penduduk indonesia sebanyak 262 juta
orang sebanyak 143,26 juta jiwa atau sebanyak 54,68% adalah pengguna internet
dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia dengan proporsi penggunan
tertinggidiPulauJawasebanyak58,08%,Sumatera19,09%,Kalimantan7,97%,Sulawesi
6,73%, Bali dan Nusa Tenggara 5,63 serta Maluku dan Papua sebanyak 2,43%. Dilihat
dari usia penduduk Indonesia perkembangan teknologi pada era digital ini sudah
menyebar pada seluruh lapisan umur penduduk Indonesia masih merjuk pada data
APJII, komposisi terbesar pengguna internet berada pada rentang usia 19-34 tahun
sebanyak 49, 52 % diikuti dengan kelompok umur 35-5 tahun sebesar 29,55%, usia 13-
18 tahun sebesar 16, 68 tahun dan usia di atas 54 tahun sebesar 4, 24%.
Perkembangan teknologi pada era digital juga turut mendorong perkembangan
media komunikasi dan informasi.Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
yang sangat pesat dan menjadi kian canggih pada era digital memberikan dampak
yang besar di berbagai aspek kehidupan.Begitu juga dengan pengasuhan keluarga
yang turut merasakan dampak adanya perkembangan teknologi ini.
Merujuk kembali pada data yang dihasilkan oleh APJII di atas, komposisi terbesar
pengguna internet berada pada rentang usia 19-34 tahun sebanyak 49, 52 % diikuti
dengan kelompok umur 35-5 tahun sebesar 29,55%. Apabila Kita perhatikan proporsi
pengguna terbesar berdasarkan data tersebut merupakan kelompok usia produktif
yang biasanya masih memiliki anak usia dini dalam pengasuhan keluarganya. Tentu
saja fakta ini akan turut menjadi tantangan terbesar keluarga dalam pengasuhan
anak usia dini.
11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Bentuk media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital yang
memberikan dampak yang besar bagi pengasuhan anak usia dini dalam keluarga
yaitu gawai, televisi dan permainan elektronik.
Salah satu bentuk media komunikasi dan informasi yang sangat popular saat
ini yaitu gawai. Gawai merupakan istilah yang digunakan sebagi padanan kata
berbahasa Inggris dari gadget. Istilah ini merujuk pada alat atau piranti yang
berisi beranekaragam program dan aplikasi yang lebih canggih dan lengkap
serta dirancang secara khusus dengan tujuan membantu dan memudahkan
terselesaikannya berbagai jenis pekerjaan atau keperluan dengan lebih mudah,
praktis serta lebih efektif dan efisien.
Berbagai bentuk gawai yang sering digunakan yaitu laptop/notebook/netbook
serta telepon pintar (smartphone). Penggunaan gawai yang popular digunakan
di Indonesia merujuk pada data dari APJII yaitu smartphone/tablet sebesar 50,08%
diikuti oleh komputer/laptop sebesar 25,72% dengan durasi penggunaan internet
terbanyak selama 4-7 jam sebesar 29,63% dalam 1 hari. Data ini juga didukung oleh
data yang berasal dari hasil survey yang dilakukan eMarketer didapatkan data
bahwa pengguna gawai/ gadget meningkat secara signifikan di Indonesia dan
diprediksikan masuk empat besar populasi pengguna gadget terbesar di dunia
pada tahun 2016. eMarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016 hingga 2019
pengguna smartphone di Indonesia akan terus bertambah, tahun 2017 diperkirakan
terdapat 74,9 juta pengguna
Gawai terutama dalam bentuk smartphone menjadi media komunikasi yang
sangat popular di masyarakat. Begitupula bagi orangtua serta orang-orang lain yang
berada di sekitar anak usia dini. Dahulu orang menggunakan smartphone dalam
bentuk telepon seluler hanya untuk keperluan berkomunikasi semata sedangkan
saat ini banyak fungsi dan fasilitas yang ditawarkan oleh smartphone kepada
penggunanya bahkan pengguna bisa memilih sendiri aplikasi atau program yang
dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam media ini untuk digunakan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya.
Melalui media ini kita bisa bebincang-bincang, membaca berita, melihat
beragai video, mendengarkan musik, melakukan transaksi perbankan, melakukan
transaksi jual beli dan masih banyak lagi jenis layanan yang bisa kita lakukan melalui
smartphone yang kita miliki. Bahkan berbagai bentuk informasi yang kita dapatkan
melalui smartphone tersebut bisa kita simpan, kita edit dan kita bagikan kepada
orang lain. Hebatnya lagi berbagai aktivitas yang dapat kita lakukan dengan
menggunakan smartphone Kita tersebut dapat kita lakukan di tempat kita berada
tanpa harus berpindah ke tempat lain.
12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Beragamnya aplikasi yang tersedia dalam media gawai, dengan tampilan
yang sangat menarik (baik dalam bentuk gambar, suara, gerak, video, aneka
permainan serta kombinasi dari berbagai bentuk), kemudahan untuk didapatkan
dan digunakan serta familiar dipergunakan oleh lingkungan yang berada di sekitar
anak dan orangtua menjadikan gawai sebagai media komunikasi yang paling
popular digunakan oleh masyarakat termasuk orangtua, Sayangnya walaupun
tujuan utama dari diciptakannya teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan
manusia dan membuat kehidupannya menjadi lebih baik, produktif dan berkualitas,
namun ternyata keberadaan teknologi ini memberikan dampak positif maupun
negatif.
Bentuk media komunikasi kedua yang memiliki dampak yang besar dalam
pengasuhan anak usia dini dalam keluarga yaitu televisi. Televisi pada era tahun
90-an merupakan bentuk media yang sangat popular di masyarakat. Namun pada
saat ini perkembangannya mengalami penurunan sejak dekade terakhir dengan
berkembangnya konten yang tersedia melalui streaming atau situs media sosial,
seperti YouTube dan Netflix. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa durasi
waktu menyaksikan TV untuk anak-anak usia sekolah yang berusia di bawah 8 tahun
rata-rata hanya 1 jam, sedangkan anak-anak berusia 8 tahun lebih lebih tua, rata-
rata menghabiskan waktu untuk menyaksikan TV tetap lebih dari 2 jam per hari.
Permainan elektronik seperti video game merupakan media masih sangat populer
di kalangan keluarga. Empat(4) dari lima (5) rumah tangga memiliki perangkat yang
digunakan untuk bermain video game dengan fakta bahwa anak laki-laki adalah
pemain game yang paling intensif.
Penggunaan berbagai bentuk media komunikasi dan informasi dalam bentuk
digital mampu meningkatkan keterhubungan dan interaksi manusia dari berbagai
penjuru dunia serta membuat informasi menjadi lebih mudah untuk dihasilkan,
disimpan, diolah dan dibagikan oleh berbagai pihak baik perorangan maupun
kelompok dengan berbagai tujuan dengan bebas dan sulit terkontrol dengan ketat
oleh pemerintah
Kesulitan dalam mengontrol berbagai informasi yang tersebar dengan luas dan
bebas di masyarakat melalui media massa memberikan konsekuensi dibutuhkannya
pendidikan khusus berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap yang bijaksana
dari setiap pengguna dalam mengakses, memahami serta menggunakan media
secara efektif, efisien dan aman dari dampak dan potensi akan adanya dampak
buruk yang diakibatkan dari penggunaan media baik bagi diri maupun keluarganya.
Pendidikan dalam bentuk wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
bijaksana terkait penggunaan media pada era teknologi digital perlu diajarkan sejak
13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
dini baik dalam pendidikan formal yaitu di sekolah-sekolah maupun pendidikan
informal yaitu pendidikan melalui pengasuhan dalam keluarga.
Pembekalan wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam kaitannya
dengan penggunaan teknologi digital melalui pengasuhan dalam keluarga
ini sangat perlu diberikan dengan mempertimbangkan bahwa pengetahuan,
keterampilan dan sikap ini tidak dapat muncul dan dikuasai secara alamiah oleh
anak tetapi membutuhkan pendidikan khusus yang dilakukan secara bertahap
dan berkesinambungan oleh orangtua serta pertimbangan lainnya yaitu adanya
dampak positif dan negatif dengan berkembangnya berbagai bentuk media
komunikasi dan informasi pada era digital ini bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak yang perlu disikapi dengan tepat dan bijaksana oleh orangtua.
B. Dampak perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi di Era digital terhadap pengasuhan anak usia dini
Dampak penggunaan media komunikasi baik positif maupun negatif dalam
pengasuhan anak usia dini dalam keluarga dapat ditinjau dari aspek penggunaan
media oleh orangtua sebagai subyek utama pengasuhan anak maupun dari aspek
penggunaan media oleh anak secara langsung yang dapat memberikan dampak
dalam pengasuhan anak usia dini dalam keluarga baik secara kuantitas maupun
kualitas pengasuhan. Berikut ini akan Kita pelajari satu persatu dampak penggunaan
media komunikasi dan informasi pada era digital dalam pengasuhan anak usia dini.
1.	Dampak Positif dari penggunaan media
	 a.	 Dampak Positif dari penggunaan media oleh orangtua
Ditinjau dari aspek orangtua, terdapat setidaknya dua dampak positif yang akan
didapatkan dari hadirnya media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital.
Pertama sebagai sumber belajar dalam meningkatkan wawasan pengetahuan,
keterampilan dan sikap orangtua tentang pengasuhan anak usia dini dalam
keluarga sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara utuh dan optimal.
Melalui media ini orangtua dapat belajar langsung dari pakar atau ahli di bidang
tumbuh dan kembang anak dari berbagai macam disiplin ilmu baik ilmu kesehatan,
gizi dan nutrisi, psikologi, pendidikan maupun disiplin ilmu lainnya yang berhubungan
dengan tumbuh dan kembang anak.
Kedua media ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh orangtua untuk
memberikan ide kreatif yang beranekaragam dalam membuat atau memfasilitasi
lingkungan sekitar anak untuk digunakan sebagai sumber belajar anak dalam
mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimilikinya.
14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
	 b.	 Dampak Positif dari penggunaan media oleh anak usia dini
Sedangkan ditinjau dari aspek anak, keberadaan media komunikasi dan
informasi pada era teknologi digital seperti pada saat ini dengan kompleksitas dan
kecanggihan berbagai bentuk aplikasinya serta keluasan jangkauannya dapat
membuka akses yang luas, aktual dan menyeluruh bagi anak untuk mempelajari
banyak hal yang menjadi minatnya.dengan cara dan tampilan yang lebih menarik
dan menyenangkan.
Untuk menambah wawasan pengetahuan Kita akan dampak positif yang
ditimbulkan dari penggunaan media gawai oleh anak berikut ini adalah fakta-
fakta yang berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber sebagai berikut
tentang dampak positif yang ditemukan dari penggunaan teknologi digital dalam
pengasuhan anak usia dini dari berbagai sumber
Menurut Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha dalam artikel ilmiah
yang termuat dalam Prosiding the 5 th International Conference on Indonesian
Studies:Ethnicity and Globalization yang berjudul Perkembangan Media Informasi
dan Teknologi terhadap Anak dalam Era Globalisasi memuat setidaknya ada 6
dampak positif dari penggunaan teknologi digital yaitu sebagi berikut :
1)	Mengasah kreativitas dan kecerdasan anak Adanya beragam aplikasi digital
seperti mewarnai belajar membaca dan menulis huruf tentunya memberikan
dampak positif bagi perkembangan otak anak
2)	Anak-anak lebih bersemangat belajar karena aplikasi biasanya dilengkapi
dengan animasi yang menarik, warna yang cerah, lagu-lagu yang ceria.
3)	Kemampuan berimajinasi anak juhga semakin terasah karena permainan yang
mereka gunakan bervariasi dan memiliki jalan cerita yang beragam
4)	Internet memberikan segudang informasi secara gratis dan bebas, baik dari segi
ilmu pengetahuan, hiburan hingga game.
5)	Membuat anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta kemudahan
untuk menjalin komunikasi dengan jauh
6)	Terdapat beraneka ragam permainan kreatif dan menantang yang pada
umumnya ddisukai anak-anak. Menguntungkan anak-anak karena mampu
meberikan pengaruh besar terhadap tingkat kreativitas anak
2.	Dampak Negatif dari penggunaan media
	 a.	 Dampak Negatif dari penggunaan media oleh orangtua
Kelengkapan dan kecanggihan fitur-fitur yang tertera di media selain dapat
memberikan dampak positif bagi orangtua dalam pengasuhan anak usia dini
dalam keluarga, juga memberikan dampak atau potensi negatif terutama dalam
hal mengurangi kuantitas maupun kualitas perhatian dan interaksi antara orangtua
dan anak. Saat ini Kita sering melihat berbagai aktivitas keseharian para orangtua
yang memiliki anak usia dini larut dalam kelengkapan dan kecanggihan fungsi dan
15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
fasilitasi yang dimiliki di dalam media komunikasi yang dimilikinya .
Aktivitas tersebut antara lain larut dalam percakapan maupun perbincangan
melalui sarana chat ataupun media sosial yang dapat diakses secara mudah melalui
media smartphone yang dimilikinya. Masih merujuk pada sumber data yang sama
yaitu data yang dikeluarkan oleh APJII jenis layanan terbesar yang diakses oleh
pengguna layanan internet di Indonesia terbesar yaitu sebanyak 89, 35% adalah
layanan chatting disusul oleh jenis layanan sosial media. Aktivitas lainnya yaitu larut
dalam aktivitas dalam mencari tahu dengan cara membaca seluruh berita dan
informasi yang beredar serta melakukan aktivitas berjualan maupun berbelanja
melalui media daring.
Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orangtua secara berlebihan di luar tugas
pengasuhan ini dapat mengurangi kuantitas dan kualitas pengasuhan pada anak
terutama apabila orangtua melakukan aktivitas ini pada waktu dan kesempatan
potensial dalam pengasuhan anak seperti pada saat anak menyusui dimana anak
dan orangtua khususnya Ibu memiliki ikatan batin yang sangat kuat, pada saat anak
berbicara untuk mencurahkan pikiran dan perasaannya, pada saat bermain dan
berusaha menunjukkan keahlian yang baru dimilikinya pada orangtua. Dampaknya
respon yang diberikan oleh orangtua kepada anak menjadi kurang intensif, optimal
dan sesuai dengan kebutuhan anak. Tanpa disadari kebiasaan ini dapat mengurangi
kedekatan emosional dan dapat menghambat proses belajar anak terutama
pada saat anak berada pada tahapan perkembangan usia dini. Orangtua perlu
mengingat bahwa pada tahapan usia dini, anak berada dalam masa sensitif dimana
keseluruhan pengalaman yang didapatkan oleh anak dari lingkungan sekitarnya
akan memiliki efek yang sangat kuat dan tahan lama di dalam otaknya.
Pengalaman yang tepat selama masa sensitif berperan sangat penting bagi
kematangan perilaku anak di kemudian hari. Pengalaman yang dibutuhkan oleh
anak tidak hanya yang berkaitan dengan arahan yang diberikan oleh orangtua
secara verbal dalam bentuk perintah atau nasihat saja, melainkan keseluruhan
interaksi timbal balik antara orangtua dan anak secara langsung melalui suara,
tatapan mata, sentuhan pada saat bermain, bercerita sehingga komunikasi, empati
dan simpati yang terjalin dengan baik.
	 b.	 Dampak Negatif dari penggunaan media oleh anak usia dini
Penggunaan media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital oleh
anak usia dini tanpa ada kontrol dan kendali dari orangtua memiliki potensi negatif
bagi tumbuh dan kembangnya. Dampak negatif kyang ditimbulkan pada anak usia
dini berhubungan dengan aspek kesehatan dan perilaku anak. Beberapa dampak
negatif dari penggunaan media yang berlebihan oleh anak usia dini adalah sebagai
berikut :
16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
1)	Aspek kesehatan
Dampak negatif dalam penggunaan media dalam bidang kesehatan yang
menjadi fokus banyak penelitian yaitu munculnya kondisi obesitas pada anak.
Sebagian besar penelitian berfokus pada penggunaan layar dalam media. Hasil
penelitian menyatakan bahwakemungkinan kelebihan berat badan hampir 5 kali
lebih besar untuk anak remaja yang menonton lebih dari 5 jam per hari dibandingkan
dengan mereka yang menonton 0 hingga 2 jam. Peningkatan asupan kalori melalui
mengemil sambil menonton tayangan dalam media telah terbukti menjadi risiko
faktor untuk obesitas. Temuan penelitian ini berkontribusi pada rekomendasi oleh
American Academy of Pediatrics yang merekomendasikan batasan anak untuk
melihat tayangan paling lama dalam sehari sebanyak 2 jam, salah satunya untuk
mengurangi resiko obesitas pada anak
Munculnya kondisi obesitas pada anak didorong oleh adanya peningkatan
aktivitas makan khususnya kegitan makan makanan ringan sambil menonton
tayangan yang tertera di media.
Sayangnya berdasarkan penelitian epidemiologis terungkap bahwa anak-anak
yang terpapar media layar lebih besar, maka konsumsi terhadap buah dan sayuran
ternyata jauh lebih sedikit, mereka lebih banyak mengkonsumsi cemilan, minuman
padat dan makanan cepat saji yang jumlah persentasinya lebih tinggi dari kebutuhan
akan lemak dimana lemak ini nantinya akan diolah menjadi kalori dan energy total
positif yang harus dipenuhi mereka.
Kondisi ini juga kian diperparah dengan maraknya kegiatan pemasaran dan
pembelian makanan dan minuman yang memengaruhi pilihan dan kebiasaan
konsumsi anak yang dipengaruhi oleh media. Oleh karena itu perilaku pengurangan
intensitas penggunaan media serta penambahan kegiatan fisik diisarakan untuk
dilakukan oleh orangtua untuk mengurangi resiko obesitas pada anak.
Gangguan kesehatan selain obesitas yang dapat muncul sebagai akibat dari
penggunaan media yang berlebihan yaitu menyebabkan anak menjadi malas
bergerak dan beraktivitas.Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus, maka
dapat menyebabkan kekakuan sendi pada anak serta dampak kesehatan lainnya.
Gangguan kesehatan lainnya yaitu dapat mempengaruhi waktu tidur anak. Studi
menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan media sosial lebih tinggiatau
yang tidur dengan perangkat seluler di kamar merekaberada pada risiko gangguan
tidur yang lebih besar. Paparan cahaya (terutama cahaya biru) dan aktivitas
dari layar sebelum tidur mempengaruhi tingkat melatonin dan dapat menunda
atau mengganggu tidur. Penggunaan media sekitar atau setelah tidur dapat
mengganggu tidur dan berdampak negatif terhadap kinerja sekolah anak serta
17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
kualitas interaksi sosial anak.
Sebagai tambahan informasi terkait munculnya gangguan kesehatan dari
penggunaan media yang berlebihan berdasarkan pendapat dr. Seruni dalam situs
klik dokter.com yaitu dapat mengakibatkan computer vision syndrome berupa
kumpulan gejala yang dialami oleh mata akibat terlalu lama berda di depan layar
gawai. Gejala yang timbul antara lain merusak mata dan menyebabkan gangguan
penglihatan otot pada mata akan mengalami kontraksi yang berlebihan, serta dapat
memicu mata kering sehinga memudahkan iritasi. Gangguan kesehatan lainnya
dapat berupa insomnia, adanya gangguan gerakan berulang dalam penggunaan
media dapat membuat jaringan penyambung otot dan tulang menjadi teriritasi,
sehingga akan menimbulkan keluhan berupa kesemutan, nyeri, dan kaku gerak
serta munculnya gangguan pendengaran.
2)	Gangguan pemusatan perhatian dan hipertivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih, yang termuat
dalam Jurnal Ilmiah Yang Dipublikasikan Oleh Stikes Muhammadiyah Klaten, GASTER
Vol. XVI No. 2 Agustus 2018 Yang Berjudul Dampak Penggunaan Gadget pada Anak
Usia Prasekolah Dapat Meningkatan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan
Hiperaktivitas Yang Dilakukan Di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor yang menemukan
adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan resiko
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia prasekolah.
Penelitian ini menunjukkan hubungan yang positif antara penggunaan gadget
dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Artinya semakin
sedikit anak menggunakan gadget maka semakin rendah resiko anak mengalami
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas Sebaliknya, semakin sering anak
menggunakan gadget maka semakin tinggi resiko anak mengalami ganggguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
gadget yang efisien pada anak usia prasekolah akan sangat bermanfat bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Y. R. Park dan C. Park (2014, h145) yang menemukan
adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan resiko gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas..
3)	Gangguan sosial emosional serta interaksi sosial
Selain menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak usia dini, penggunaan media yang berlebihan dapat mengakibatkan
gangguan pada perkembangan sosial emosional serta interaksi sosial pada anak
usia dini.
Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha dalam artikel yang termuat
18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
dalam Prosiding the 5 th International Conference on Indonesian Studies: Ethnicity
and Globalization tentang Perkembangan Media Informasi dan Teknologi terhadap
Anak dalam Era Globalisasi, Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha
menambahkan dampak negatif terkait aspek sosial emosional anak yaitu dapat
menurunkan kemampuan kemampuan sosialisasi anak, anak mengalami kesulitan
berkosentrasi dalam dunia nyata, munculnya generasi yang disebut dengan
julukan alay yang memiliki ciri-ciri dlm berpenampilan dan berperilaku yang tidak
biasa, memiliki sikap saling acuh tak acuh di dunia nyata padahal di dunia maya
berinteraksi aktif, mulai lunturnya tata karma khususnya pada orang yang lebih tua,
berkurangnya kesabaran anak-anak dalam menghadapi kelambatan dan kesulitan
hidup, kurangnya sosialisasi anak pada teman-temannya yang dapat menyebabkan
semakin kecil ruang lingkup jalinan hubungan yang luas dan akan memberikan
negatif terhadap pernikahan dan hubungan kerja anak di masa yang akan datang
4)	Gangguan pada Aspek kemampuan berpikir/kognitif anak usia dini
Kemampuan berpikir/aspek kognitif pada anak berkaitan dengan kemampuan
anak dalam menggunakan otaknya untuk menerima dan mengolah informasi
yang diperoleh anak dalam interaksi intensif dari lingkungan sekitar anak serta
menggunakan informasi yang telah diolahnya tersebut menjadi pegangan
dalam mengatasi masalah yang dihadapinya melalui proses panjang yang harus
dilewati anak. Penggunaan media yang berlebihan memberikan dampak anak
menjaditerlalu cepat puas dengan pengetahuan yang didapat di dunia internet,
padahal umumnya informasi dari dunia internet hanya berisikan sebuah kesimpulan
atau gambaran dasar saja.
Selain itu perlu penekanan dan kesadaran dari orangtua untuk menyadari
bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dan fungsi eksekutif sangat penting
untuk keberhasilan sekolah, seperti persistensi tugas, kontrol impuls, regulasi emosi,
dan pemikiran kreatif, fleksibel.paling baik diajarkan melalui permainan yang tidak
terstruktur dan sosial dalam bentuk diluar permainan digital yaitu melalui permainan
yang melibatkan interaksi intensif dan responsive antara orangtua dan anak-anak
serta antara anak satu dengan lainnya terutama pada saat anak berusia dini dimana
perkembangan otak anak di tahun-tahun awal dan pentingnya bermain langsung,
tidak terstruktur, dan sosial untuk membangun kemampuan bahasa, kognitif, dan
sosial-emosional anak.
5)	Terpapar Pornografi
Dampak negatif lainnya yang dapat ditemui pada anak terkait penggunaan
media yaitu kemudahan dalam memperoleh apa yang belum saatnya diperoleh
baik berupa gambar, tulisan, suara dan lain sebagainya. Salah satu bentuknya
yaitu terpaparnya anak akan unsur pornografi. Berdasarkan UU Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.yang dimaksud dengan Pornografi adalah
19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
gambar,sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi,
kartun,percakapan,geraktubuh,ataubentukpesanlainnyamelaluiberbagaibentuk
media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan
atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Dalam Buku yang berjudul The Drug of The New Millennium yang ditulis oleh Mark
B. Kastlement terdapat fakta-fakta yang mencengangkan terkait terpaparnya
pornografi pada anak dan remaja. Fakta pertama bahwa Seks merupakan topik
nomor satu yang paling dicari di internet. Fakta kedua Ada lebih dari 4,2 juta situs
porno di internet, dengan 2500 situs baru muncul secara online setap minggunya.
Fakta ketiga yaitu Kelompok usia 12-17 tahun adalah konsumen terbesar pornografi
di internet. Fakta keempat adalah 62% orangtua dari remaja tidak menyadari
bahwa anak-anak mereka telah mengakses situs tidak pantas, Fakta keempat
yaitu sembilan dari 10 anak yang berusia antara 8-16 tahun dengan akses internet
telah melihat pornografi di internet. Pada kebanyakan kasus, situs-situs seks tersebut
terakses tanpa sengaja ketika seorang anak sedang menyelesaikan pekerjaan
rumah, menggunakan kata kunci yang umum untuk mencari informasi atau gambar.
Fakta ini juga didukung oleh data berdasarkan Survei yang dilakukan oleh KPAI
pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa anak SD dan SMP 97% sudah menonton
pornografi. Terpaparnya anak akan unsur pornografi dapat berasal dari berbagai
sumber antara lain dari postingan gambar maupun video yang ada di media sosial
seperti facebook, BBM, Instagram, dll, dari iklan yang muncul (pop up) saat membuka
aplikasi. Dapat juga berasal dari permainan yang bermuatan kekerasan, horror
yang didalamnya juga terselip unsur pornografi. Anak juga dapat memperolehnya
dari tayangan video dari aplikasi youtube, adegan yang termuat dalam video klip
terutama yang berasal dari budaya barat. Bahkan unsur pornografi ini dapat didapati
anak secara tidak langsung pada saat Image post atau pencarian gambar di mesin
pencarian informasi yang tidak mengandung unsur pornografi, apikasi kartun atau
situs kartun atau animasi secara kasat mata aman untuk anak
6)	Pelecehan seksual dan eksploitasi anak
Terdapat beberapa bentuk pelecehan dan eksploitasi anak di ruang maya.
Bentuk-bentuk tersebut antara lain
a)	Iming-iming dan ajakan seksual kepada anak
	 Penggunaan internet untuk memulai kontak online dengan anak-anak merawat
dan membujuk mereka untuk melakukan kegiatan seksual atau percakapan
seksual online atau offline dengan pelaku. Termasuk di dalamnya paparan materi
seksual yang tidak diinginkan atau tidak terduga saat anak-anak online dan
pelecehan seperti ancaman atau pelanggaran lainnya serta materi dan pesan
yang dikirimkan secara online ke anak-anak atau diposting secara online anak-
anak untuk dilihat orang lain
20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
b)	Sexting” umumnya didefinisikan sebagai transmisi elektronik dari gambar-gambar
telanjang atau seminude serta pesan-pesan teks yang eksplisit secara seksual.
Diperkirakan bahwa ~12% remaja berusia 10 hingga 19 tahun pernah mengirim
foto seksual kepada orang lain. Internet juga telah menciptakan peluang untuk
eksploitasi anak-anak oleh pelaku kejahatan seksual melalui jejaring sosial, ruang
obrolan, email, dan game online
c)	Pelacuran dan perdagangan anak. Penggunaan internet untuk tujuan periklanan
dan memperoleh korban anak untuk ditindaklanjuti secara konvensional
d)	Gambar CSA = representasi visual CSA konvensional dimulai secara offline dimana
penyalahgunaan anak tsb direkam dan gambar-gambar penyalahgunaan
selanjutnya diposting dan disistribusikan di internet
Perkembangan Teknologi pada era digital telah memunculkan peningkatan
korban seksual dan eksploitasi anak secara daring/ online. Hal ini didorong oleh
Ketersedian dan rendahnya biaya video secara digital yg rendah dengan teknik
fotografi melalui computer dan kamera web streaming langsung serta meningkatnya
permintaan gambar pelecehan seksual secara online telah memberikan peluang
baru untuk produksi CSA.
Pelecehan seksual dan eksploitasi anak khususnya untuk kepentingan kejahatan
seksual pada anak dengan perkembangan teknologi pada era digital mampu
menghadirkan gangguan traumatik yang sangat besar bagi anak. Perasaan
seperti ketakutan, kegelisahan, depresi disosiai, ganguan makan, rendah harga diri,
trauma dan stress pasca trauma seks yang tdk pantas atau awal perilaku seksual
perilaku mencederai diri sendiri atau merusak diri sendiri, rasa malu dan penghinaan
memberikan potensi pemberian efek negatif tambahan pada kasus online dengan
korban anak.
Korban anak yang mengetahui atau sadar bahwa gambar-gambar dari
pengalaman pelecehan seksualnya beredar di internet serta memikirkan akan
banyak orang yg melihat setiap menit dalam sehari dan terpapar informasi tersebut
akan membuat anak menjadi tertekan seumur hidupnya. Gambar maupun video
tersebut dapat disebarluaskan dengan kecepatan tinggi dan mereka bisa tetap
online secara permanen tanpa henti dari waktu ke waktu. Anak-anak yg menjadi
korban mungkin harus mengadapi pengetahuan bahwa gambar pelecehan
mereka ada di dunia maya selamanya selama masa hidup mereka. Pengalaman
di dunia maya dapat menjadi sumber intimidasi tatap muka maupun online dari
pelaku. Teks dan pesan serta gambar memalukan yang dikompromikan dari korban
secara online dapat mengakibatkan identifikasi korban menjadi cepat tersebar
oleh rekan-rekan di sekolah dan lingkungan yg dapat menyebabkan serangan di
berbagai lingkungan anak.
21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
7)	Kecanduan permainan online
Salah satu dampak negatif yang sangat memprihatinkan dalam penggunaan
media khususnya aplikasi dan fitur permainan adalah memberikan dampak berupa
kecanduan permainan.
Pintu awal masuk anak dalam mendapatkan permainan dapat bersumber dari
berbagai pihak yaitu ada yang berasal dari pemberian fasilitas dari orangtua,
dapat berasal dari teman, saudara, melalui gawai dapat juga berasal dari tempat
penyewaan permainan
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan media online berisiko menggunakan
Internet yang bermasalahdan pengguna berat video permainan beresiko untuk
mengalami gangguan game Internet. Pedoman Diagnostik dan Statistik Gangguan
Mental, Edisi Kelima memasukkan perilaku kecanduan permainan ini ke dalam
poin dari 20 daftar gangguan mental dan perilaku juga termasuk kondisi yang
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Gejala kecanduan permainan termasuk
didalamnya berupa perilaku keasyikan dengan aktivitas permainan yang memberi
dampak pada penurunan minat dalam hubungan offline atau “kehidupan nyata”.
Di rumah, banyak anak-anak dan remaja menggunakan media hiburan pada
saat yang sama ketika mereka terlibat dalam pengerjaan tugas-tugas lain, seperti
pekerjaan rumah. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa penggunaan media
secara bersamaan pada saat terlibat dalam pengerjaan tugas akademik memiliki
konsekuensi negatif pada pembelajaran anak.
Fakta yang mencengangkan lainnya terkait dengan pemakaian game onlne oleh
anak adalah semakin meningkatnya jumlah anak yang kecanduan game online di
Indonesia. Hal ini diperoleh dari data yang berasal dari artikel yang ditayangkan oleh
Tribun Jabar pada tanggal 15 Oktober 2019 bahwa sejak tahun 2016 RS Jiwa (RSJ)
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat telah menangani ratusan
pasien yang kecanduan bermain handphone baik itu bermain online, browsing
internet serta penggunaan aplikasi lainnya. Berdasarkan data RSJ hingga kini ada
209 pasien yang kecanduan bermain game online dalam handphone. Mereka
merupakan anak yang berusia 5 hingga 15 tahun yang harus ditangani dengan
cara rawat jalan, bahkan ada juga pasien yng harus dirawat inap. Direktur RSJ
Provinsi Jawa Barat Dr. Elly Marliyani menyatakan kecanduan yang terjadi akibat
gaya hidup yang mengakses handphone secara berlebihan.
Bahkan berdasarkan data secara nasional yang dirilis oleh FKUI yang termuat
dalam situs resminya pada tanggal 18 Juni 2019 jumlah pecandu game online yang
terdiri dari kalangan anak dan remaja di Indonesia diduga tertinggi di Asia. Jumlahnya
semakin meningkat dan memberi dampak terhadap kondidi fisik dan psikologis.
Contohnya ada seorang anak remaja yang mengalami kecanduan game yang
22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
memberi dampak bahwa anak tersebut sudah mau di DO dari salah satu universitas
di Purwokerto tempat ia kuliah. Anak tersebut bahkan tidak mau mandi sampai
pispot dibawa masuk ke kamar karena tidak mau ke kamar mandi karena dia tidak
mau meninggalkan gamenya. Dampak yang terjadi pada pecandu game yaitu
terjadinya kerusakan pada bagian otak khususnya pada area yang berfungsi untuk
mengendalikan diri dan perilakunya dampaknya ia langsung melakukan perbuatan
tanpa berpikir lagi serta perilakunya tersebut menimbulkan apa yang disebut
dengan istilah neurotransmitter dopamine yang membuat dia merasa bahagia.
Jika hal ini dibiarkan dalam jangka panjang, maka akan mengakibatkan pecandu
memiliki gangguan fungsi eksekutif untuk membuat perencanaan. Menyadari akan
hadirnya bahaya yang sangat besar, maka Badan Kesehatan Dunia atau yang kita
kenal sebagai WHO sejak tahun 2018 telah menetapkan kecanduan game online
sebagai salah satu gangguan mental dan disebut dengan istilah gaming disorder.
Gaming ordisorder ini termasuk dalam kategori kecanduan non zat atau kecanduan
perilaku seperti hanya juga adiksi gawai, judi online, media sosial, porno dan lain-lain.
Menurut pernyataan dr. Siste mayoritas pasien yang datang ke klinik adiksi perilaku
di RSCM tempatnya bekerja.
C. Rangkuman
Teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat menjawab keinginan
dan kebutuhan Kita sebagai manusia yang senantiasa menginginkan kehidupannya
menjadi lebih baik, produktif dan berkualitas.
Perkembangan teknologi pada era digital di Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat dan sudah menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia dan
seluruh kelompok usia/umur penduduk Indonesia.
Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu dalam bentuk digital, jaringan
internet komputer khususnya teknologi informasi komputer yang saat ini kita kenal
sebagai era digital. Perkembangan teknologi pada era digital memiliki potensi
adanya dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
yang perlu disikapi dengan tepat dan bijaksana oleh orangtua.
D. Evaluasi
1. Berdasarkan Data yang berasal dari Hasil Survey Tahun 2017 tentang Tentang
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), bentuk bentuk gawai yang sering
digunakan di Indonesia yaitu
a.	laptop/
b.	notebook/netbook serta
23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
c.	telepon pintar (smartphone).
d.	TV
2. Badan kesehatan dunia atau WHO sejak tahun 2018 menetapkan bahwa adiksi
game online sebagai salah satu bentuk gangguan mental. Berikut ini adalah
bentuk kecanduan perilaku yang setara dampaknya seperti adiksi game online,
kecuali:
a.	Judi online
b.	Media sosial
c.	Pornografi
d.	Tawuran
3. Salah satu dampak positif dari penggunaan teknologi digital dalam pengasuhan
anak adalah…
a.	Mengasah kreativitas dan kecerdasan anak
b.	Membuat anak sulit berimajinasi
c.	Membuat prestasi belajar anak menurun
d.	Membuat kecanduan non zat
4. Berdasarkan data dari APJII, maka durasi penggunaan internet terbanyak di
Indonesia sebanyak…
a.	1-2 jam dalam 1 hari
b.	2-3 jam dalam 1 hari
c.	4-7 jam dalam 1 hari
d. 	 8-10jam dalam 1 hari
5. Dalam Buku yang berjudul The Drug of The New Millennium yang ditulis oleh Mark
B. Kastlement terdapat fakta-fakta yang mencengangkan terkait terpaparnya
pornografi pada anak dan remaja, kecuali sebagai berikut ….
a.	 Seks merupakan topik nomor satu yang paling dicari di internet.
b.	Ada lebih dari 4,2 juta situs porno di internet, dengan 2500 situs baru muncul 	
	secara online
	 setap minggunya.
c.	Kelompok usia 12-17 tahun adalah konsumen terbesar pornografi di internet.
d.	62% orangtua dari remaja menyadari bahwa anak-anak mereka telah 		
	 mengakses situs tidak pantas,
E. Kunci Jawaban
1. C
2. D
3. A
4. C
5. D
24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Indikator Hasil Belajar:
Setelah Menyelesaikan Bab Ini, Peserta diharapkan dapat
menerapkan bentuk pengasuhan orangtua dalam penggunaan
media komunikasi dan Informasi dalam Era digital secara bijaksana
BAB III
BENTUK PENGASUHAN ORANG
TUA DALAM PENGGUNAAN
MEDIA KOMUNIKASI DAN
INFORMASI DALAM ERA DIGITAL
25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
A. Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media
Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berlangsung dengan
sangat cepat dan kian canggih menjadikannya sebagai tantangan terbesar pen-
gasuhan dalam keluarga. Beragamnya jenis media, kelengkapan fitur-fitur yang
ditawarkan serta berbagai bentuk stimulasi dan rangsangan indera yang ditimbul-
kan oleh media ternyata memiliki potensi kebaikan maupun keburukan terhadap
pengasuhan anak oleh keluarga walaupun tujuan awal keberadaannya adalah
memberikan kemudahan, kenyamanan, kecepatan serta nilai lebih.dalam penyel-
esaian masalah dalam kehidupan sehati-hari termasuk di dalamnya meningkatkan
kualitas pengasuhan dalam keluarga.
Orangtua sebagai lingkungan pertama, utama dan terdekat dengan anak yang
memiliki kedekatan fisik dan emosional serta intensitas pertemuan yang lebih besar
dan berkesinambungan dibandingkan dengan lingkungan lainnya memiliki tugas
dan peranan yang sangat penting dan strategis yaitu memberikan pengasuhan ter-
baik kepada anak sejak anak berada pada tahapan usia dini sampai anak beran-
jak dewasa dan siap untuk menjadi pemimpin dan pewaris masa depan.
Salah satu peranan dan fungsi terbesar orangtua pada era teknologi digital ini
yaitu memastikan keberadaan media ini agar tidak merusak dan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan perkembangannya, men-
dampingi anak dalam penggunaan media sehingga mampu meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkannya serta yang tidak kalah pentingnya adalah mendidik
anak sehingga mereka mampu memanfaatkan media ini untuk mendorong tumbuh
kembang anak menjadi lebih optimal, kreatif dan mampu menghasilkan berbagai
bentuk inovasi.
Dalam menjalankan peran besar ini secara singkat terdapat 3 fungsi besar or-
angtua. Ketiga fungsi orangtua tersebu adalah sebagai berikut :
A. Fungsi Proteksi
Fungsi pertama dari orangtua dalam penggunaan media anak pada era digital
yaitu fungsi proteksi yaitu memastikan keberadaan media ini agar tidak merusak dan
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan perkemban-
gannya.
1.	Pembatasan durasi waktu penggunaan media
Bentuk Rekomendasi Penggunaan Teknologi Digital pada Anak Usia Dini menurut
Ahli yang berkaitan dengan durasi waktu penggunaan media menurut Yayasan Kita
26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
Usia Anak Durasi Bermain Gadget
0-2 tahun Tidak boleh main gadget
3-6 tahun 10-20 menit/ per hari
7-10 tahun 20-60 menit/ per hari
11-12 tahun Maskismal 2 jam / per hari
dan Buah Hati (YKBH) dan American Psychiatric Association durasi anak bermain
game dikelompokkan berdasarkan usia anak, yaitu sebagai berikut :
2.	Perlindungan terhadap akses negatif dengan pengaturan teknis
a.	Memproteksi situs Google chrome di smartphone atau tablet:
1)	Buka aplikasi Google Chrome.
2)	Ketik keyword yang dicari, yang memiliki konten kekerasan atau dewasa.
3)	Geser ke bawah, klik “settings (setelan)”, pilih “search setting (setelan penelusu-
ran)”
4)	Temukan safe search filter (filter telusur aman), pilih “filter explicit result (filter
5)	hasil yang gamblang)”
6)	Lalu geser ke bawah, klik “save” atau “simpan”
7)	Tuliskan keyword yang tadi dicari, periksa kembali apakah sudah tersaring atau
belum.
b.	Memproteksi Youtube di smartphone atau tablet:
1)	Buka aplikasi Youtube, masuk ke halaman utama (Home).
2)	Di bagian kanan atas, ada simbol menu atau titik tiga berjajar kemudian klik
simbolnya.
3)	Pilih settings (setelan), pilih general (umum).
4)	Pilih restricted mode (mode terbatas) dan geser sehingga tombol On menyala
c.	Memproteksi Google chrome di laptop atau komputer:
1)	Buka Google Chrome.
2)	Di bagian kanan bawah klik settings atau setelan, pilih search settings atau
3)	setelan penelusuran.
4)	Temukan safe search filter (filter telusur aman), pilih “filter explicit result (filter
5)	hasil yang gamblang)”.
6)	Lalu geser ke bawah, klik “save” atau “simpan”.
7)	Tuliskan keyword mengenai kekerasan atau konten dewasa, periksa kembali
8)	apakah sudah tersaring atau belum.
d.	Memproteksi Youtube di laptop dan komputer:
1)	Buka youtube, masuk ke halaman utama (home).
27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2)	Geser ke bagian paling bawah, temukan “mode terbatas atau restricted mode”
3)	lalu klik on.
4)	Untuk mengecek fungsi mode, tuliskan keyword mengenai kekerasan atau
konten dewasa, periksa kembali apakah sudah tersaring atau belum.
e.	Memproteksi Play Store:
1)	Buka aplikasi Playstore, klik bagian menu atau gambar strip 3 di samping kiri
atas.
2)	Pilih setting, parental control, lalu aktifkan dengan memberi 4 digit pin yang ha-
nya diketahui oleh orangtua.
3)	Pilih aplikasi atau games, atur usia sesuai usia anak.
4)	Secara otomatis, aplikasi dan games yang dicari akan berubah dengan bat-
asan usia.
f.	 Menggunakan Kakatu School:
1)	Install Kakatu School dari Play Store.
2)	Isi kode sekolah, lalu tekan tombol “Ayo Mulai”.
3)	Pilih kelas, lalu tekan tombol “Selanjutnya”.
4)	Pilih nama lalu tekan tombol “Dafar”.
5)	Aktifkan Kakatu School dengan menekan tombol “Aktifkan”.
6)	Cari dan pilih Kakatu School.
7)	Tekan tombol di sudut kanan atas.
8)	Klik tombol “OK”
9)	Selamat, Kakatu School sudah aktif.
3.	Terapkan acuan penggunaan media komunikasi dan informasi pada
Era teknologi Digital berdasarkan rekomendasi dari para ahli.
Acuan penggunaan media komunikasi dan informasi pada Era teknologi Digital
berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi praktisi kesehatan mental dan fisik
Anak Usia Dini yang direkomendasikan untuk keluarga oleh American Psychiatric
Association adalah sebagai berikut :
a.	Hindari penggunaan media digital (kecuali video Chatting) pada anak-anak
dibawah usia 18 hingga 24 bulan
b.	Untuk anak-anak usia 18 hingga 24 bulan, jika ingin memperkenalkan media dig-
ital, pilih pemprograman berkualitas tinggi dan gunakan bersama dengan anak
Anda. Hindari penggunaan media sendiri untuk usia ini.
c.	Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun gunakan layar terbatas untuk 1 jam per
hari program yang berkualitas tinggi, saksikan bersama anak-anak Anda, bantu
anak-anak memahami apa yang mereka lihat dan bantu mereka menerapkan
apa yang mereka pelajari ke dunia sekitar mereka.
d.	Jangan merasa bersalah untuk memperkenalkan teknologi lebih dini karena jika
bukan melalui orangtua, maka anak-anak secara intuisi akan mencari informasi ini
dari luar dengan cepat begitu
28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
e.	Hindari program yang bergerak cepat (anak-anak tidak mengerti dan mema-
haminya), aplikasi dengan banyak konten yang mengganggu, dan segala kont-
en kekerasan dalam bentuk apapun
f.	 Matikan televisi dan lainnya perangkat saat tidak digunakan.
g.	Hindari menggunakan media sebagai satu-satunya carauntuk menenangkan
anak Anda contohnya pada saat dilaksanakan prosedur medis dan penerban-
gan pesawat dengan tujuan sebagai strategi dan media penenang dan pen-
gurangan kekhawatiran pada anak. Penggunaan media sebagai strategi untuk
menenangkandapat menyebabkan masalah pada anak di masa yang akan da-
tang yaitu akan mengakibatkan ketidakmampuan anak-anak untuk mengem-
bangkan dan pengaturan emosi mereka sendiri
h.	Pantau konten media anak-anak dan aplikasi apa yang digunakan ataudiunduh.
Uji aplikasi sebelum anak menggunakannya, bermain bersama, dan tanyakan ke-
pada anak apa yang dia pikirkan tentang aplikasinya.
i.	 Pastikan tersedia momen di kamar tidur, waktu makan dan momen bermain ber-
sama anak. Orangtua dapat menetapkan opsi “jangan ganggu” di ponsel mere-
ka selama waktu-waktu ini.
j.	 Pastikan Tidak ada layar 1 jam sebelum tidur, dan hapus perangkat dari kamar
tidur sebelum tidur. Sarankan agar anak-anak tidak tidur dengan perangkat di
kamar tidur mereka, termasuk TV, komputer, dan ponsel cerdas. Hindari paparan
perangkat atau layar selama 1 jam sebelum tidur
k.	Tentukan waktu bebas-media bersama (misalnya, makan malam keluarga) dan
lokasi bebas media (misalnya, kamar tidur) di rumah-rumah. Promosikan kegiatan
yang cenderung memfasilitasi pengembangan dan kesehatan, termasuk ke-
giatan pengasuhan yang positif, seperti membaca, mengajar, berbicara, dan
bermain bersama.
l.	Komunikasikan panduan kepada pengasuh lainnya, seperti babysitter atau
kakek-nenek, sehingga aturan media diikuti secara konsisten.
B. Fungsi Asistensi
Fungsi asistensi merujuk pada fungsi orangtua dalam kegiatan mendampingi anak
pada saat penggunaan media sehingga mampu meminimalisir dampak negatif
yang ditimbulkannya. Aktivitas yang dilakukan oleh orangtua terbagi ke dalam dua
kegiatan utama yaitu:
1.	Kegiatan pra penggunaan media
Pada tahapan ini orangtua memiliki tugas untuk menyiapkan mental dan keter-
ampilan anak sebelum mereka diizinkan untuk menggunakan media. Tahapan-ta-
hapan yang dilakukan antara lain :
a.	Mendiskusikan bersama anak tentang alasan maupun seberapa penting kebutu-
han uuntuk menggunakan dan memiliki media tidak hanya semata-mata mengi-
kuti tren yang berkembang
29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
b.	Mendiskusikan sisi positif dan manfaat serta nilai tambah yang diperoleh dari
penggunaan media pada era teknologi digital seperti sarana untuk mencari in-
formasi, mengartikan informasi yang berbahasa asing sehingga lebih mudah di-
pahami atau sebaliknya merubah informasi yang kita hasilkan ke dalam baha-
sa asing dengan tujuan agar pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh
orang lain yang memiliki perbedaan bahasa serta sebagai sarana baru untuk
mempelajari berbagai topik/mata pelajaran, memunculkan berbagai ide untuk
berkarya, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, berwirausaha, menulis dan
lain sebagainya.
c.	Mendiskusikan sisi negatif yang ditimbulkan dari penggunaan media contohnya
dapat menimbulkan kecanduan serta bervariasinya pengguna media ada orang
yang baik adapula orang yang kurang baik sehingga anak dapat lebih waspa-
da untuk menghindari komunikasi yang dapat membahayakan privasi dan kea-
manan pribadi.
d.	Mengajarkan keterampilan dalam penggunaan media dengan baik seperti cara
penggunaannya, fasilitas yang tersedia, serta bagaimana perawatannya. Or-
angtua hendaklah terlebih dahulu memastikan bahwa teknologi yang dipakai,
termasuk biaya yang harus dibayarkan, sesuai dengan kebutuhan. Suatu hal yang
keliru ketika orangtua memberikan media untuk anak secara cuma-cuma tanpa
tahu sebenarnya apakah anak butuh atau tidak.
e.	Membuat kesepakatan dan aturan bersama anak yang jelas, rasional, mudah di-
aplikasikan, dan konsisten antar orangtua dan anak dalam pelaksanaannya ten-
tang tujuan penggunaan media, durasi penggunaan media serta batasan fitur
dan aplikasi yang boleh digunakan, penggunaan tata krama serta jenis aktivitas
yang boleh dilakukan selama penggunaan media serta konsekuensi yang harus
ditanggung anak apabila pada saat penggunaan media mengalami kerusakan
akibat jatuh, penggunaannya sembarangan sehingga terinjak atau rusak karena
terkena air dan sebagainya.
i.	 Sepakati pula bersama anak untuk apa dan bagaimana teknologi tersebut di-
gunakan serta tetapkan dan tegaskan konsekuensi kepada anak apabila peng-
gunaan media terbukti disalahgunakan tidak sesuai dengan kebutuhan peng-
gunaan yang telah disepakati sebelumnya. Orangtua juga senantiasa harus
mengingatkan anak untuk menceritakan kepada orangtua tentang apa yang
membuatnya tidak nyaman saat menggunakan media.
f.	Senantiasa menjalin hubungan batin yang baik dengan anak sehingga anak
merasa nyaman, aman untuk bercerita tentang pengalaman bermedianya ke-
pada orangtua serta mampu menjadi tempat bersandar dan dapat diandalkan
untuk membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
2. Kegiatan pada saat penggunaan media
Pada tahapan ini orangtua memiliki tugas untuk mendampingi anak selama
menggunakan media.
30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
a. Pentingnya pendampingan orangtua
1)	Peran orangtua dalam memberikan dan mengarahkan media informasi dan te-
knologi yang ada pada anak sehingga menjadi tolak ukur perkembangan anak
di masa yang akan datang
2)	Pentingnya media informasi dan teknologi sebagai modal dasar dalam pemben-
tukan dan perkembangan psikologis anak secara optimal dalam kemampuan
akaemis maupun soaial anak
3)	Sudah tugas orangtua untuk memperkenalkan anak-anak dengan berbagai
media informasi dan teknologi yang ada untuk meminimalisir jumlah anak yang
gagap teknologi
b. Tugas dan peranan orangtua
1)	Mendampingi dan membimbing anaknya saat sedang menggunakan berbagai
media informasi dan teknologi.
2)	Batasi waktu penggunaan media informasi dan teknologi harus dilakukan secara
disiplin agar anak tidak mengalami ketergantungan yang akan menyebabkan
dampak negative terhadap perkembangan anak
3)	Para orangtua perlu terus mengajarkan anak untuk memperbanyak membaca
buku agar pengetahuan terhadap sesuatu hal lebih mendalam karena pengeta-
huan yang baik itu memerlukan proses yang tergolong tidak singkat.
4)	Kebutuhan teknologi yang bertanggungjawab mutlak diperlukan untuk mengim-
bangi melemahnya kontrol sosial dalam masyarakat
5)	Harus cerdas untuk memilih penggunaan teknologi buat mereka sendiri begitu
juga buat anak kita
6)	Teknologi yang layak dipilih adalah teknologi yang tidak merugikan, membahay-
akan menyesatkan dan praktis sosialnya
7)	Interaksi sosial yang terjadi lewat media membuat ikatan solidaritas sosial masyar-
akat menjadi lemah. Akibatnya rasa memiliki dan tanggungjawab menjadi tidak
ada. Hannah arendt mengatakan rasa tanggungjawab menjadi tumpul karena
kegagagalan manusia dalam pencapaian kedewasaan berpikir. Penggunaan
teknologi pada anak-anak yang tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir
menggiring anak-anak kita menjadi generasi yang konsumtif dan miskin pengala-
man sosial Oleh karena itu orangtua diharapkan senantiasa mengingatkan anak-
anak untuk tetap menjalin hubungan sosial dengan baik dengan dunia nyatan-
ya.
8)	Pembentukkan karakter atau kepribadian anak bukan merupakan sebuah pela-
jaran, namun sebagai contoh konkret dari bimbingan orangtua, guru, media in-
formasi dan teknologi serta beberapa spek kehidupan lainnya yang ikut mempen-
garuhi dalam keberhasilan perkembangan anak. Oleh karena itu seluruh aktivitas
anak dalam penggunaan media diharapkan orangtua mampu memilih, menye-
leksi isi yang dapat mendorong dan mengkondisikan anak untuk mengembang-
31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
kan karakter dan kepribadiannya menjadi lebih baik.
9)	Membentuk karakter anak sejak dini merupakan suatu langkah yang baik dimana
kita dapat mencegah dampak-dampak negatif dari perkembangan media infor-
masi dan teknologi yang ada.
c. Tujuan Pendampingan orangtua
Tujuan pendampingan dialogis Orangtua dalam Penggunaan media pada Anak
Usia Dini adalah untuk meminimalisir anak dari pengaruh negatif penggunaan me-
dia komunikasi dan informasi pada era teknologi digital
d. Aktivitas yang dilakukan orangtua
a.	Orangtua senantiasa siap disamping anak dengan perhatian penuh untuk mem-
berikan penjelasan terhadap informasi yang membutuhkan penjelasan lebih da-
lam yang diperoleh oleh anak dari apa yang dilihat dan didengar anak selama
pengalaman bermedianya.
b.	Orangtua senantiasa memberikan stimulus atau rangsangan untuk merespon,
memberikan penguatan dan menindaklanjuti informasi yang diperoleh selama
pengalaman bermedia yang dijalaninya.
c.	Orangtua senantiasa siap dalam memberikan penjelasan kepada anak apabila
tanpa sengaja tampil gambar, suara, video atau kata kata yang tidak pantas di-
lihat maupun yang didengarnya.
C. Fungsi Kreativitas /kreasi
Teknologi memiliki sifat dan karakter yang netral yaitu dapat dimanfaatkan untuk
sesuatu yang bernilai positif bagi anak namun bisa juga dimanfaatkan untuk sesuatu
yang bernilai negatif bagi anak. Peranan orangtua dalam menjalankan fungsi ini
yaitu tidak lagi hanya sebagai pengawas dan pendamping dalam pengalaman
bermedia anak, melainkan sebagai mentor yang bertugas untuk menjadi model
atau tauladan bagi anak dalam penggunaan media secara bijaksana serta mem-
persiapkan anak dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan
anak di masa depan sehingga anak mampu beradaptasi dan berperan aktif den-
gan lingkungan global melalui penguasaan teknologi dan informasi. Penguasaan
teknologi yang dapat membantu mereka menerapkan apa yang mereka pelajari di
layar ke dunia nyata di sekitar mereka dan mengajarkan cara menggunakan media
untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas hubungan mereka dengan orang
lain.
Fungsi Kreasi merujuk pada fungsi orangtua dalam mendidik anak sehingga mere-
ka mampu memanfaatkan media ini untuk mendorong tumbuh kembang anak
menjadi lebih optimal, kreatif dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi
32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
dengan penggunaan media. Fungsi ini merupakan fungsi tindak lanjut dari fungsi
sebelumnya yaitu fungsi asistensi. Semua pengetahuan, keterampilan maupun sikap
yang didapatkan anak melalui pengalaman bermedianya menjadi rangsangan,
ide untuk berkreasi dan menghasilkan inovasi baru yang sesuai dengan tahapan
tumbuh kembang anak serta mampu mengembangkan seluruh aspek perkemban-
gannya secara optimal
B. Aspek Perkembangan Anak yang dapat dikembangkan
Jika ditanyakan, aspek perkembangan apa saja yang bisa dikembangkan or-
angtua dalam penggunaan media bersama anak? Jawabannya adalah semua
aspek perkembangan anak dapat dikembangkan. Kita dapat mengembangkan
aspek moral, kognitif, bahasa, motorik dan aspek sosial emosional anak. Kita pun
dapat mengembangkan seluruh bentuk kecerdasan anak dengan merujuk pada
konsep kecerdasan ganda yang dikemukan oleh Gardner seperti kecerdasan ver-
bal kebahasaan, logika matematis, kinestetik (gerak), visual spasial (kerangan),mu-
sic, interpersonal. Intra personal, naturalistic. Namun ada syaratnya. Syaratnya ada-
lah adanya pendampingan intensif dari orangtua atau orangtua tidak membiarkan
anak menggunakan media sendiri.
C. Bentuk aktivitas positif keluarga dalam
pemanfaatan teknologi
Ada banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan anak bersama orangtua dalam
penggunaan media. Contoh aktivitas yang bisa dilakukan antara lain sebagai beri-
kut :
1.	Membuat produk berupa portofolio bisa dalam bentuk video tentang keseluruhan
pegalaman anak dalam menemukan pengetahuan baru melalui proses investi-
gasi anak sesuai dengan minat anakdengan bimbingan orangtua. Contohnya
apabila anak meyukai kucing. Anak dapat mengumpulkan informasi yang ber-
kaitan dengan kucing untuk meningkatkan pemahaman anak tentang kucing.
Informasi yang di ambil anak tidak hanya informasi yang bersifat instan, melainkan
informasi yang didapat melalui proses pengalaman anak. Seperti pada saat anak
mengamati struktur anatomi kucing, cara kucing bermain dengan kucing-kucing
lainnya, cara kucing membersihkan dirinya dan lainnya dan untuk memastikan in-
formasi tersebut benar-benar dikuasai oleh anak, maka berilah kesempatan bagi
anak untuk menceritakan dan mempresentasikannya di depan orangtua atau
anggota keluarga lainnya
2.	Membuat dokumentasi tentang arti dan keberadaan anak bagi keluarga den-
gan cara mengumpulkan dan menggabungkan foto maupun video yang kita
miliki yang mewakili berbagai kesempatan dan waktu yang dilalui bersama anak
sejak anak berada dalam kandungan, dilahirkan sampai usia anak saat ini. Un-
33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tuk membuat video ini lebih dramatis, maka bisa ditambahkan rekaman audio
tentang perasaan orangtua serta harapan dari orangtua terhadap keberadaan
anak. Video ini menjadi bukti dan penguatan bagi anak akan perasaan kasih
sayang orangtua terhadap anak. Video ini juga dapat dijadikan sebagai pena-
war hati anak apabila ia merasa iri terhadap hadirnya seorang adik.
3.	Membuat konten dimana anak belajar untuk berbagi pengetahuan, keterampi-
lan maupun pengalaman yang pernah dialaminya yang memiliiki manfaat untuk
anak-anak seusianya.
4.	Mengajarkan anak tentang kemampuan menggunakan peta dengan meny-
alakan fitur lokasi. Salah satu anak berada di suatu tempat. Nyalakan fitur yang
menunjukkan lokasi. Anak lainnya berusaha mengikuti arah yang tertera di peta
untuk menemukan satu anak lainnya.
D. Rangkuman
Secara gasris besar, peran orangtua dalam mendampingi anak selama penggu-
naan media yaitu menjalankan fungsi proteksi, asistensi dan kreasi. Dengan men-
jalankan 3 fungsi tersebut oleh orangtua, maka diharapkan mampu meningkatkan
kualitas keluarga Indonesia terutama dalam penggunaan media secara bijaksana.
Orangtua diharapkan mampu mendorong penggunaan media oleh anak dengan
baik.dan bijaksana.
E. Evaluasi
1.	Aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan melalui penggunaan
media komunikasi yang dilakukan bersama-sama antara anak dan orangtua yai-
tu
a.	Aspek perkembangan moral saja
b.	Aspek perkembangan oginitif dan psikomotorik
c.	Aspek perkembangan moral, sosial emosional, Koginitif, psikomotorik
d.	Seluruh aspek perkembangan anak seperti moral, kognitif, bahasa, motorik, as-
pek sosial emosional
2.	Durasi waktu menggunakan gawai/gadget yang disarankan oleh para pakar dan
praktisi di bidang pendidian anak usia dini untuk anak berusia 0-2 tahun adalah
selama…
a.	Tidak boleh main gawai atau gadget sama sekali
b.	10-20 menit/hari
c.	20-60 menit/hari
d.	Maksimal 2 jam/hari
34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
3.	Secara garis ada 3 fungsi orangtua dalam pendampingan penggunaan media
ada era digital, kecuali…
a.	Fungsi proteksi,
b.	Fungsi asistensi
c.	Fungsi distribusi
d.	Fungsi kreasi
4.	Salah fungsi orangtua dalam pendampingan penggunaan media ada era digital
adalah fungsi kreasi yaitu fungsi yang berkaitan dengan…
a.	fungsi orangtua dalam mendidik anak sehingga mereka mampu memanfaat-
kan media ini untuk mendorong tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal,
kreatif dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi dengan penggu-
naan media
b.	Fungsi orangtua dalam mmemastikan keberadaan media ini agar tidak mer-
usak dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahap-
an perkembangannya.
c.	Fungsi orangtua dalam kegiatan mendampingi anak pada saat penggunaan
media sehingga mampu meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya.
d.	Fungsi orangtua dalam pembatasan durasi waktu penggunaan media
5.	Memberikan perlindungan kepada anak terhadap akses negatif dengan penga-
turan teknis merupakan aktivitas orangtua dalam menjalankan fungsi
a.	Kreasi
b.	proteksi
c.	Asistensi
d.	Legalisasi
F. Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. C
4. A
5. B
35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembelajaran yang berasal dari keseluruhan bab yang telah diba-
has maka saat ini peserta pelatihan lebih dapat memaknai bagaimana perkemban-
gan dan bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital serta dampak
positif dan negative yang ditimbulkan dari keberadaan media tersebut terhadap
pengasuhan anak usia dini dalam keluarganya. Dalam memberikan dampak yang
sebesar-besarnya serta meminimalisir dampak negative pada anak dari penggu-
naan media ini diperlukan proteksi yang tegas, pendampingan yang intensif dari kel-
uarga serta kemampuan keluarga dalam mendidik anak sehingga mampu meman-
faatkan media dengan baik sehingga mampu mendorong optimalisasi tumbuh
kembang anak serta mampu menggunakan media untuk berkreasi dan mampu
menghasilkan berbagai bentuk inovasi.
B. Tindak Lanjut
Apa yang dapat peserta pelatihan lakukan setelah pembelajaran ini? Ada beber-
apa aktivitas penting yang dapat Kita lakukan antara lain membaca ulang modul
dengan lebih seksama, membentuk tim inti untuk menindaklanjuti hasil pelatihan
dengan membuat pelatihan baru pada tingkat provinsi dengan menjadikan pem-
bahasan dalam modul ini sebagai mata pelatihan yang penting untuk disampaikan
kepada masyarakat luas. Untuk mempercepat proses penjangkauan kepada mas-
yarakat, maka peserta pelatihan diharapkan mampu bekerjasama secara secara
intensif dengan mitra potensial yang berada di wilayahnya untuk segera meninda-
klanjuti dalam bentuk pelatihan yang lebih besar dan intensif sehingga masyarakat
luas mampu mendampingi anak secara lebih bijaksana dalam penggunaan media.
BAB IV
PENUTUP
36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
DAFTAR PUSTAKA
Modul Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting(BKB -Emas) Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Bekerjasama Dengan Yayasan
Plan International Indonesia, tahun 2018
Modul Pelatihan Parenting Digital, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia 2017
(www.HealthyChildren.org/MediaUsePlan ).
Paparan dan Obesitas Media Layar pada Anak-anak dan Remaja, Robinson et al
https://doi.org/10.1542/peds.2016-1758KNovember 2017PEDIATRICS Volume 140,
nomor s2, November 2017: e20161758
Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah Dapat Meningkatan
Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas, Setianingsih, Amila
Wahyuni Ardani, Firiana Noor Khayati, Stikes Muhammadiyah KlatenGaster Vol. Xvi
No. 2 Agustus 2018
http://pediatrics.aappublications.org/content/140/Supplement_2/S97
Welcome to Your Child’s Brain Sandra Aamodt, Ph.D & Sam Wang, Ph.D, Jakarta,
Gramedia, 2014
Pendampingan Dialogis Orangtua dalam Penggunaan Gadget pada Anak
Usia Dini, Yusmi Warisyah, Artikel Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
https://jabar.tribunnews.com/2019/10/15/waspadai-game-online-sudah-209-anak
dirawat-di-rs-jiwa-cisarua-karena-kecanduan-main-handphone
https://fk.ui.ac.id/infosehat/jumlah-pecandu-game-online-di-indonesia-diduga-
tertinggi-di-asia/
https://theconversation.com/who-tetapkan-kecanduan-game-sebagai-
gangguan-mental-bagaimana-gamer-indonesia-bisa-sembuh-99029
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634907/7-dampak-negatif-
penggunaan-gawai-bagi-kesehatan-anda
MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Tahun 2020

More Related Content

What's hot

Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduSiMbah Dayoen
 
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
 
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptximelda238795
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxAchmadAS
 
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatanTim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatanPenyuluhKBTelukMengk
 
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kb
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta KbProgram Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kb
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kbkhoiril anwar
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptBidangPPdanPA
 
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222candijayaamerta
 

What's hot (20)

Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
 
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan reproduksi anak usia dini bkkbn rev4
 
Materi bkr
Materi bkrMateri bkr
Materi bkr
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
 
Materi posyandu
Materi posyanduMateri posyandu
Materi posyandu
 
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...
 
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
4. Kampung Keluarga Berkualitas.pptx
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptx
 
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatanTim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan
 
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kb
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta KbProgram Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kb
Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Peserta Kb
 
Uppka
UppkaUppka
Uppka
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
Buku bkr
Buku bkrBuku bkr
Buku bkr
 
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019
 
Pengelolaan bkr
Pengelolaan bkrPengelolaan bkr
Pengelolaan bkr
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Advokasi dan KIE
Advokasi dan KIEAdvokasi dan KIE
Advokasi dan KIE
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
 

Similar to Pengasuhan Anak di Era Digital

Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalJuknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalputralaksana
 
JUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUJUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUifulmoch
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
2. juknis kum fa
2. juknis kum fa2. juknis kum fa
2. juknis kum faRahman Saja
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkWelly Indriany
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dininunungnurajizah
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileSukronSoedimara
 
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERI
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERIPanduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERI
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERIAhmad Mubarak
 
Buku pedoman k 13 paud-ok
Buku pedoman  k 13 paud-okBuku pedoman  k 13 paud-ok
Buku pedoman k 13 paud-okAgus Iriani
 
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdf
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdfBuku Capaian Pembelajaran_2022.pdf
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdfguyupsuroso2
 
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdf
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdfCapaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdf
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdfabdulrahim810721
 
capaian Pembelajaran
capaian Pembelajarancapaian Pembelajaran
capaian PembelajaranThufailarwin
 

Similar to Pengasuhan Anak di Era Digital (20)

Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalJuknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
 
Juknis paud-hi
Juknis paud-hiJuknis paud-hi
Juknis paud-hi
 
JUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUJUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADU
 
Buku pegangan kader
Buku pegangan kaderBuku pegangan kader
Buku pegangan kader
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
2. juknis kum fa
2. juknis kum fa2. juknis kum fa
2. juknis kum fa
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
 
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
 
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERI
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERIPanduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERI
Panduan Penggunaan Aplikasi PADAMU NEGERI
 
Buku pedoman k 13 paud-ok
Buku pedoman  k 13 paud-okBuku pedoman  k 13 paud-ok
Buku pedoman k 13 paud-ok
 
Padamu panduan untuk ptk
Padamu   panduan untuk ptkPadamu   panduan untuk ptk
Padamu panduan untuk ptk
 
CP_terbaru kurikulum Merdeka .pdf
CP_terbaru kurikulum Merdeka .pdfCP_terbaru kurikulum Merdeka .pdf
CP_terbaru kurikulum Merdeka .pdf
 
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdf
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdfBuku Capaian Pembelajaran_2022.pdf
Buku Capaian Pembelajaran_2022.pdf
 
CP_2022.pdf
CP_2022.pdfCP_2022.pdf
CP_2022.pdf
 
CP_2022.pdf
CP_2022.pdfCP_2022.pdf
CP_2022.pdf
 
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdf
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdfCapaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdf
Capaian Pembelajaran CP Kurikulum Merdeka 2022.pdf
 
capaian Pembelajaran
capaian Pembelajarancapaian Pembelajaran
capaian Pembelajaran
 

More from PusdiklatKKB

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6PusdiklatKKB
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 

More from PusdiklatKKB (20)

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6
 
Demografi modul 1
Demografi modul 1Demografi modul 1
Demografi modul 1
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitas
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitas
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Modul2 fertilitas
Modul2 fertilitasModul2 fertilitas
Modul2 fertilitas
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasi
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitas
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Pengasuhan Anak di Era Digital

  • 1. I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
  • 2. II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Hak Cipta @ 2020 PERANGKAT TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI Edisi Pertama Tahun 2020 Tim Penyusun Nilam Kemuning Her Panuluh, S.Pd. Achmad Sopian, M.Pd. Pengarah : DR. Lalu Makripuddin, M.Si Penanggung Jawab : Dadi Ahmad Roswandi, M.Si Editor : Adhi Anugrah Dewanto, SH., MPH Tim Teknis : Yufi Winiastuti, SKM Desnita Ekaratri, SS, MPH Tri Aryadi, S.Psi. Ratu Chaira Vielananda, S.Pd. Sugeng Diterbitkan oleh : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650 PO. BOX : 296 JKT 13013
  • 3. III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana KATA SAMBUTAN P uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI)dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan. Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan, karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak. Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa dewasa. Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral. Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS). BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan
  • 4. IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah kita lakukan. Jakarta, Juni 2020 Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Prof. Rizal Damanik, PhD.
  • 5. V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana KATA PENGANTAR P uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI)dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi) dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Semogasegalaupayakitauntukmeningkatkankualitaspelatihandapatberkontribusi dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan. Jakarta, Juni 2020 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB, DR. Lalu Makripuddin, M.Si
  • 6. VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN ....................................................................................................................I KATA SAMBUTAN ..............................................................................................................III KATA PENGANTAR ............................................................................................................. V DAFTAR ISI ........................................................................................................................VI ☼ BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1 A. Latar Belakang ...........................................................................................................2 B. Deskripsi Singkat .........................................................................................................7 C. Manfaat Modul ...........................................................................................................7 D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........................................................................8 E. Petunjuk Belajar ..........................................................................................................8 ☼ BAB II TEKNOLOGI DIGITAL SEBUAH PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI ........................................................................9 A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital .........10 B. Dampak perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Era digital terhadap pengasuhan anak usia dini ..............................................13 C. Rangkuman ............................................................................................................22 D. Evaluasi ....................................................................................................................22 E. Kunci Jawaban ........................................................................................................23 ☼ BAB III FUNGSI PENGASUHAN ORANGTUA DALAM PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM ERA DIGITAL ......................................24 A. Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital ......................................................25 B. Aspek Perkembangan Anak yang dapat dikembangkan ................................32 C. Bentuk aktivitas positif keluarga dalam pemnafaatn teknologi .........................32 D. Rangkuman .............................................................................................................33 E. Evaluasi ....................................................................................................................33 F. Kunci Jawaban ........................................................................................................34 ☼ BAB IV PENUTUP .............................................................................................................35 A. Kesimpulan .............................................................................................................35 B. Tindak Lanjut ............................................................................................................35 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................36
  • 7. VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI ERA DIGITAL Tim Penyusun Nilam Kemuning Her Panuluh, S.Pd. Achmad Sopian, M.Pd. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2020
  • 8. 1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Indikator Hasil Belajar: Setelah menyelesaikan bab ini, Peserta dapat menjelaskan deskripsi singkat mata pelatihan, tujuan pembelajaran mata pelatihan, materi pokok serta sub-materi pokok yang akan dibahas dalam Mata Pelatihan Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital serta petunjuk belajar dalam penggunaan modul ini. BAB I PENDAHULUAN
  • 9. 2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital A. Latar Belakang Selamat Datang para peserta Training of Trainers (TOT) Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita pada Mata Pelatihan “Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital.”Mata Pelatihan ini merupakan salah satu Mata Pelatihan yang sangat penting yang ada di dalam kurikulum TOT dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Widyaiswara Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi dan Balai Diklat KKB dan Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi tentang bagaimana Pola Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital. Mata Pelatihan ini merespon perkembangan zamansebagai dampak perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang sangat cepat dan pesatyang harus disikapi secara bijaksana oleh para orangtua terutama yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun balita) yang merupakan periode sensitif, kritis dan strategis serta memiliki dampak yang sangat kuat terhadap perkembangan otakanakdanakanmenjadimodaldanpodasiawalanakuntuk dibawaterushingga anak dewasa. Ketika anak mendapatkan pengalaman yang tepat selama masa strategis ini akan berperan penting bagi kematangan perilaku anak di kemudian hari. Penggunaan teknologi digital yang tidak terkontrol dan tidak memiliki batasan waktu serta tidak mendapatkan pendampingan dari orangtua akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada seluruh aspek perkembangannya. Sebaliknya pengaturan penggunaan teknologi digital yang tepat, bijaksana dan bertanggungjawab dengan arahan dan pengasuhan yang tepat dari orangtua akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh dan kemang anak usia dini. Pembekalan wawasan pengetahuan dan keterampilan tentang Mata Pelatihan ini perlu dikuasai oleh para Widyaiswara Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi dan Balai Diklat KKB dan Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga PerwakilanBKKBNProvinsisehinggamampumemfasilitasipelatihan/orientasikegiatan Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita dengan salah satu substansi materinya adalah Mata Pelatihan Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital yang penting dimiliki oleh seluruh orangtua Indonesia dalam meningkatkan kualitas pengasuhan keluarga. Kehadiran seorang anak merupakan anugerah terindah dan terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa bagi orangtua serta lingkungan alam maupun sosial yang berada di sekelilingnya. Anak merupakan sumber kebahagiaan, inspirasi, harapan dan semangat baru untuk masa depan yang lebih baik. Mereka memiliki peranan yang sangat strategis yaitu sebagai pemimpin dan pewaris masa depan yang tidak hanya bertanggungjawab dalam lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan yang lebih besar lagi yaitu masyarakat, negara dan dunia termasuk di dalamnya peran dalam menjaga kelestarian makhluk hidup lainnya
  • 10. 3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Orangtua yang memiliki kedekatan fisik dan emosional serta intensitas pertemuan yang lebih besar dan berkesinambungan dibandingkan dengan lingkungan lainnya, merupakan sosok yang diberikan kepercayaan serta dianugerahi naluri dan kasih sayang yang tidak terbatas oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi pemimpin dalam keluarga yang merupakan lingkungan utama dan pertama bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik melalui pengasuhan keluarga. Melalui pembelajaran, tauladan dan interaksi yang intensif dari orangtua seorang anak belajaruntukmenerimanilai-nilaikehidupan,membentukkebiasanpositif,memahami fenomena alam, mempelajari cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, serta melatih keterampilan hidup dasar yang dibutuhkan anakkelak di masa depan. Salah satu periode penting dan kritis bagi tumbuh kembang anak yaitu pada saat anak berada pada tahapan usia dini. Pada periode ini otak anak tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat dan optimal serta siap menerima semua bentuk rangsangan pembelajaran dari lingkungan sekitarnya dan menjadikannya sebagai pondasi dasar yang tertanam kuat dalam diri anak dan membawanya hingga kelak dewasa. Oleh karena itu pada periode ini hendaknya anak mendapatkan iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan agama dan moral, kognitif, bahasa, sosial emosional serta fisik dan motorik dengan baik.dari keluarga dalam bentuk pengasuhan. Tujuannya agar anak tumbuh dan berkembang secara paripurna dan utuh yaitu mampu menjadikan agama dan moral sebagai landasan utama dan pertama dalam bertindak, memiliki kemampuan berpikir kritis dan logis, menggunakan bahasa yang benar, jelas, efektif dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, menerapkan pola hidup sehat, mampu bersosialisasi dengan baik dengan seluruh lapisan masyarakat serta memiliki empati kepada orang lain. Pengasuhan yang benar, intensif, optimal, terus menerus, berkesinambungan serta seimbang jasmani maupun ruhani yang diberikan oleh orangtua dalam merawat dan mendidik anak pada tahapan usia dini akan menjadikan anak kelak sebagai sosok pemimpin dan pewaris masa depan yang paripurna yang tidak hanya perduli dan bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi bagi lingkungan sekitarnya. Orangtua sebagai pemimpin dalam keluarga harus bersungguh-sungguh.memberikan perhatian dan bertanggungjawab penuh terhadap pengasuhan anak dengan cara senantiasa mengatur, memilih, memodifikasi, meramu serta menciptakan lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar anak menjadi lingkungan yang dapat memberikan pengaruh positif dan konstruktif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • 11. 4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Salah satu bentuk tantangan pengasuhan anak yang dihadapi oleh orangtua yaitu perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat terutama dalam bentuk digital. Melalui bentuk digital informasi semakin mudah diproduksi, disimpan, diolah dan dibagikan oleh berbagai pihak baik perorangan maupun kelompok serta dengan berbagai tujuan. Perkembangan arus informasi yang sangat pesat terutama dalam bentuk digital memiliki dampak positif maupun negatif bagi para penggunanya. Dampak positif yang dapat diperoleh oleh para pengguna antara lain semakin luas cakrawala wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diperoleh langsung dari para pakarnya, semakin mudah pendapat maupun pemikiran dikomunikasikan dalam berbagai media serta semakin luas jaringan sosial dibentuk dengan berbagai landasan seperti kesamaan minat, profesi, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam pengasuhan anak, orangtua dapat memanfaatkan informasi yang terpapar luas langsung dari ahlinya seperti pakar kesehatan dan gizi, tumbuh kembang anak, psikolog anak dan pendidikan anak untuk mendapatkan wawasan pengetahuan serta keterampilan yang benar dalam pengasuhan anak. Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran dalam memberikan stimulasi positif bagi anak dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Selain dampak positif, tidak sedikit dampak negatif yang diakibatkan oleh semakin derasnya arus informasi dan komunikasi yang berkembang dengan bantuan teknologi digital antara lain kemudahan terjadinya duplikatisasi serta maraknya persebaran informasi tidak benar yang dapat menggiring opini pengguna untuk melakukan tindakan anarkis serta semakin mudah terpapar pornografi dan porno aksi. Bagi para pengguna yang telah dewasa dan telah memiliki ideologi maupun falsafah hidup yang telah tertanam dengan kuat, memiliki pengalaman hidup yang cukup, kematangan berpikir serta memiliki kemampuan berpikir logis dan kritis yang telah terasah dengan baik tentu akan lebih mudah dalam menyaring informasi yang beredar dan disesuaikan dengan kebutuhan Namun tidak demikian dengan anak-anak terutama anak-anak yang masih berada dalam tahapan usia dini. Kondisi otak yang belum berkembang sempurna, pengalaman hidup yang terbatas serta penanaman nilai-nilai hidup yang masih dalam tahapan perkenalan mengakibatkan kemampuan otak mereka dalam menyaring seluruh informasi yang mereka terima masih sangat rendah. Akibatnya informasi yang diterima melalui indera penglihatan dan pendengaran mereka telan bulat-bulat dan mereka ikuti tanpa mereka tahu arti dan makna serta dampaknya bagi dirinya maupun orang lain. Belum lagi dampak negatif bagi kesehatan dan
  • 12. 5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana perkembangan psikologi anak karena penggunaan teknologi digital seperti gawai secara terus menerus akan mengakibatkan obesitas, kurang tidur, terganggunya penglihatan serta menurunnya interaksi sosial dengan orang lain bahkan dapat mengakibatkan kecanduan. Bahkan perkembangan teknologi digital yang pesat juga memberikan dampak negatif bagi interaksi antara orangtua dan anak dalam pengasuhan keluarga. Contohnya Kita sering melihat seorang Ibu yang menyusui bayinya dengan memegang gawai padahal waktu menyusui adalah waktu yang saat strategis bagi Ibu dan bayi untuk memperkuat kelekatan batin diantara keduanya.Kelekatan batin yang kuat inilah yang menjadi pintu gerbang kemudahan bagi seorang Ibu untuk menanamkan nilai-nilai dan mengajarkan berbagai hal dengan lebih mudah pada anak .Kita juga melihat di acara bersama keluarga seperti makan bersama masing- masing anggota keluarga sibuk dengan gawainya sehingga momen strategis yang bisa menguatkan hubungan antara anak dan orangtua terlewat begitu saja dan tergantikan dengan teknologi. Mempertimbangkan adanya dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama teknologi digital terhadap pengasuhan anak mengharuskan kita utuk merespon dengan baik dan tepat apa yang sebaiknya harus dilakukan oleh orangtua sebagai pemimpin keluarga dalam menyikapi hal ini. Mengisolasi serta menjauhkan anak-anak dari perkembangan teknologi informasi secara penuh bukanlah tindakan yang bijaksana karena teknologi informasi memiliki manfaat yang besar untuk anak jika dimanfaatkan dengan disiplin serta mendapat bimbingan dan pendampingan dari orang dewasa secara intensif. Melalui teknologi informasi anak mendapatkan beraneka sumber belajar yang akan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dengan lebih mudah, aman, menarik dan hidup. Selain itu teknologi digital seperti gawai adalah media yang sangat popular dipakai teman-teman dan orang-orang yang berada di sekeliling anak. Di dalam rumah bisa saja orang tua menghindarkan anak dari paparan gawai namun bagaimanakah jika anak berada di luar rumah? Bermain dengan teman-temannya? Berinteraksi dengan sanak saudaranya? Tentu hal ini sangatlah sulit. Menghindarkan sama sekali dengan teknologi juga dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berpengalaman dengan teknologi digital seperti komputer dan gawai dan hal Ini akan mengakibatkan kesulitan profesional di kemudian hari. Salah satu peran orangtua yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup/beradaptasi dengan lingkungan global salah satu caranya melalui penguasan teknologi dan informasi
  • 13. 6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Sebaliknya teknologi informasi juga memiliki dampak negatif yang cukup besar bagi anak jika dalam pemanfaatannya tidak mendapatkan bimbingan dan pendampingan yang intensif dari orang tua. Anak menjadi kecanduan, malas bersosialisasi dengan teman sebaya, malas bergerak serta mudah terpapar pornografi Oleh karena itu anak-anak membutuhkan bantuan dari orang dewasa dalam memilih informasi yang mereka butuhkan dan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Orang dewasa terdekat yang memiliki keterikatan hati dengan anak yaitu orangtua. Orangtua merupakan sosok yang penting dan strategis bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak. Dalam kaitan dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, orangtua memiliki peranan penting dalam mengasuh dan membimbing anak-anak agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi serta memastikan anak-anak tetap berada dalam koridor tahapan perkembangnnya. Langkahawaldanmendasaryaitumembekaliorangtuamengenaiperkembangan teknologi informasi serta pemanfaatannya yang bijaksana dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak sehingga diharapkan mampu mendampingi dan membimbing anak dengan baik. Kita sebagai orangtua harus memiliki strategi- strategi khusus untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan teknologi, membatasi waktu di depan layar teknologi sehingga anak memiliki waktu yang luang untuk berinteraksi tatap muka dan menjalin hubungan yang baik dan sehat dengan orang lain serta menghabiskan waktu di luar ruang serta yang terpenting orangtua memiliki peran untuk mendidik dan membiasakan anak-anak untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggungjawab serta mengajarkan anak sehingga mampu berperan sebagai subyek dalam pemanfaatan teknologi yaitu orang yang mampu menggunakan teknologi untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, membuat hasil pekerjaannya menjadi lebih baik kualitasnya bahkan didorong dan dimotivasi sejak dini agar mampu membuat teknologi yang lebih baik dari teknologi saat ini berkembang. Bukan sebaliknya menjadikan anak sehingga hanya menjadi obyek atau korban dan penikmat dari teknologi serta menjadi pasar dari perkembangan teknologi.. Salah satu bentuk pembekalan bagi orang tua agar mampu menstimulasii dan memfasilitasi anak dengan baik sesuai perkembangan tumbuh kembangnya yaitu melalui keikutsertaannya dalam Kelompok Kegiatan Bina keluarga Balita (BKB). Melalui BKB para orangtua akan dibekali berbagai wawasan pengetahuan serta keterampilan dalam memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan tahapan perkembangannya serta dalam menyikapi tantangan perkembangan zaman yang dihadapi saat ini salah satu diantaranya yaitu perkembangan teknologi digital.
  • 14. 7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Pada Proyek Prioritas Nasional BKKBN diamanatkan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) dengan output Keluarga yang Memiliki Baduta terpapar 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai salah satu bagian program KKBPK, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang anak dimulai sejak didalam kandungan melalui intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan hingga balita melalui rangsangan fisik, keterampilan, kecerdasan, emosional dan sosial ekonomi dengan sebaik-baiknya sebagai bagian dari upaya mempersiapkan keluarga berkualitas. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM BKKBN dalam Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka pencegahan stunting, Pusdiklat KKB bekerjasama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyusun kurikulum sebagai dasar dalam pelaksanaan Training of Trainer Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka pencegahan stunting melalui kelompok Bina Keluarga Balita dengan sasaran peserta yaitu para widyaiswara dari Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi dan Balai Diklat KKB dan atau Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi. B. Deskripsi Singkat Mata Pelatihan “Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital” ini diberikan kepada para peserta Training of Trainers (TOT) Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam Rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita dengan durasipembelajaransebanyakdua(2)jammatapembelajaranatautotalseban¬yak 90 menit (2x@45 menit) dan pembelajaran dilakukan melalui sistem pembelajaran full e-learning.Mata Pelatihan ini membahas tentang pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini di Era Digital dengan dua pokok bahasan yaitu Teknologi Digital Sebuah Peluang Dan Tantangan Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini dan Bentuk Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital. C. Manfaat Modul 1. Hasil Belajar Setelah mengikuti Mata Pelatihan Pengasuhan Keluarga pada Anak Usia Dini di Era Digital ini peserta mampu menerapkan Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital.” 2. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, peserta dapat: a. menjelaskan tentang Teknologi Digital Sebuah Peluang Dan Tantangan Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini b. menerapkan Bentuk Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi dan Informasi Dalam Era Digital
  • 15. 8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Teknologi Digital Sebuah Peluang Dan Tantangan Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini a. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital b. Dampak perkembangangan teknologi komunikasi dan informasi di Era digital terhadap pengasuhan anak usia dini 2. Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital a. Fungsi Proteksi b. Fungsi asistensi c. Fungsi Kreativitas /kreasi 3. Aspek Perkembangan anak yang dapat dikembangkan 4. Bentuk aktivitas positif Keluarga dalam pemanfatan teknologi E. Petunjuk Belajar Penyampaian materi Diklat ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa yang menekankan pada pembelajaran aktif dan interaktif untuk mencoba konsep dan teknik yang disajikan. Untuk meningkatkan khasanah pengetahuan dan ketrampilan tentang mata pelatihan ini, peserta dianjurkan untuk membaca buku- buku yang terkait dengan pengasuhan keluarga dalam penggunaan teknologi di era digital. Peserta pelatihan sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran Mata Pengasuhan Keluarga Pada Anak Usia Dini Di Era Digital. ”dapat berjalan lebih lancar, dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, kami sarankan untuk mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran yang tertulis pada setiap awal bab. 2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai Bab IV Penutup. 3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap evaluasi pada setiap akhir bab. 4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelatihan ini tergantung pada kesungguhan anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Untuk belajar mandiri, anda dapat melakukannya seorang diri, berdua, atau berkelompok dengan teman lain yang memiliki pandangan yang sama dengan anda. 5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada widyaiswara atau teman yang telah memahami tentang materi ini
  • 16. 9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Indikator Hasil Belajar: Setelah menyelesaikan bab ini, peserta dapat menjelaskan tentang perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dalam era digital serta dampak negatif maupun positif terhadap pengasuhan anak usia dini BAB II TEKNOLOGI DIGITAL SEBUAH PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI
  • 17. 10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital Kita dan teknologi memiliki keterikatan yang sangat erat. Hampir seluruh aktivits yang Kita lakukan memanfaatkan teknologi. Teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat menjawab keinginan dan kebutuhan Kita sebagai manusia yang senantiasa menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik, produktif dan berkualitas. Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu dalam bentuk digital, jaringan internet komputer khususnya teknologi informasi komputer yang saat ini kita kenal sebagai era digital. Perkembangan teknologi pada era digital di Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sudah menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia dan seluruh kelompok usia/umur penduduk Indonesia. Berdasarkan Hasil Survey Tahun 2017 tentang Tentang Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dari total populasi penduduk indonesia sebanyak 262 juta orang sebanyak 143,26 juta jiwa atau sebanyak 54,68% adalah pengguna internet dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia dengan proporsi penggunan tertinggidiPulauJawasebanyak58,08%,Sumatera19,09%,Kalimantan7,97%,Sulawesi 6,73%, Bali dan Nusa Tenggara 5,63 serta Maluku dan Papua sebanyak 2,43%. Dilihat dari usia penduduk Indonesia perkembangan teknologi pada era digital ini sudah menyebar pada seluruh lapisan umur penduduk Indonesia masih merjuk pada data APJII, komposisi terbesar pengguna internet berada pada rentang usia 19-34 tahun sebanyak 49, 52 % diikuti dengan kelompok umur 35-5 tahun sebesar 29,55%, usia 13- 18 tahun sebesar 16, 68 tahun dan usia di atas 54 tahun sebesar 4, 24%. Perkembangan teknologi pada era digital juga turut mendorong perkembangan media komunikasi dan informasi.Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat dan menjadi kian canggih pada era digital memberikan dampak yang besar di berbagai aspek kehidupan.Begitu juga dengan pengasuhan keluarga yang turut merasakan dampak adanya perkembangan teknologi ini. Merujuk kembali pada data yang dihasilkan oleh APJII di atas, komposisi terbesar pengguna internet berada pada rentang usia 19-34 tahun sebanyak 49, 52 % diikuti dengan kelompok umur 35-5 tahun sebesar 29,55%. Apabila Kita perhatikan proporsi pengguna terbesar berdasarkan data tersebut merupakan kelompok usia produktif yang biasanya masih memiliki anak usia dini dalam pengasuhan keluarganya. Tentu saja fakta ini akan turut menjadi tantangan terbesar keluarga dalam pengasuhan anak usia dini.
  • 18. 11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Bentuk media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital yang memberikan dampak yang besar bagi pengasuhan anak usia dini dalam keluarga yaitu gawai, televisi dan permainan elektronik. Salah satu bentuk media komunikasi dan informasi yang sangat popular saat ini yaitu gawai. Gawai merupakan istilah yang digunakan sebagi padanan kata berbahasa Inggris dari gadget. Istilah ini merujuk pada alat atau piranti yang berisi beranekaragam program dan aplikasi yang lebih canggih dan lengkap serta dirancang secara khusus dengan tujuan membantu dan memudahkan terselesaikannya berbagai jenis pekerjaan atau keperluan dengan lebih mudah, praktis serta lebih efektif dan efisien. Berbagai bentuk gawai yang sering digunakan yaitu laptop/notebook/netbook serta telepon pintar (smartphone). Penggunaan gawai yang popular digunakan di Indonesia merujuk pada data dari APJII yaitu smartphone/tablet sebesar 50,08% diikuti oleh komputer/laptop sebesar 25,72% dengan durasi penggunaan internet terbanyak selama 4-7 jam sebesar 29,63% dalam 1 hari. Data ini juga didukung oleh data yang berasal dari hasil survey yang dilakukan eMarketer didapatkan data bahwa pengguna gawai/ gadget meningkat secara signifikan di Indonesia dan diprediksikan masuk empat besar populasi pengguna gadget terbesar di dunia pada tahun 2016. eMarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus bertambah, tahun 2017 diperkirakan terdapat 74,9 juta pengguna Gawai terutama dalam bentuk smartphone menjadi media komunikasi yang sangat popular di masyarakat. Begitupula bagi orangtua serta orang-orang lain yang berada di sekitar anak usia dini. Dahulu orang menggunakan smartphone dalam bentuk telepon seluler hanya untuk keperluan berkomunikasi semata sedangkan saat ini banyak fungsi dan fasilitas yang ditawarkan oleh smartphone kepada penggunanya bahkan pengguna bisa memilih sendiri aplikasi atau program yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam media ini untuk digunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Melalui media ini kita bisa bebincang-bincang, membaca berita, melihat beragai video, mendengarkan musik, melakukan transaksi perbankan, melakukan transaksi jual beli dan masih banyak lagi jenis layanan yang bisa kita lakukan melalui smartphone yang kita miliki. Bahkan berbagai bentuk informasi yang kita dapatkan melalui smartphone tersebut bisa kita simpan, kita edit dan kita bagikan kepada orang lain. Hebatnya lagi berbagai aktivitas yang dapat kita lakukan dengan menggunakan smartphone Kita tersebut dapat kita lakukan di tempat kita berada tanpa harus berpindah ke tempat lain.
  • 19. 12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Beragamnya aplikasi yang tersedia dalam media gawai, dengan tampilan yang sangat menarik (baik dalam bentuk gambar, suara, gerak, video, aneka permainan serta kombinasi dari berbagai bentuk), kemudahan untuk didapatkan dan digunakan serta familiar dipergunakan oleh lingkungan yang berada di sekitar anak dan orangtua menjadikan gawai sebagai media komunikasi yang paling popular digunakan oleh masyarakat termasuk orangtua, Sayangnya walaupun tujuan utama dari diciptakannya teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia dan membuat kehidupannya menjadi lebih baik, produktif dan berkualitas, namun ternyata keberadaan teknologi ini memberikan dampak positif maupun negatif. Bentuk media komunikasi kedua yang memiliki dampak yang besar dalam pengasuhan anak usia dini dalam keluarga yaitu televisi. Televisi pada era tahun 90-an merupakan bentuk media yang sangat popular di masyarakat. Namun pada saat ini perkembangannya mengalami penurunan sejak dekade terakhir dengan berkembangnya konten yang tersedia melalui streaming atau situs media sosial, seperti YouTube dan Netflix. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa durasi waktu menyaksikan TV untuk anak-anak usia sekolah yang berusia di bawah 8 tahun rata-rata hanya 1 jam, sedangkan anak-anak berusia 8 tahun lebih lebih tua, rata- rata menghabiskan waktu untuk menyaksikan TV tetap lebih dari 2 jam per hari. Permainan elektronik seperti video game merupakan media masih sangat populer di kalangan keluarga. Empat(4) dari lima (5) rumah tangga memiliki perangkat yang digunakan untuk bermain video game dengan fakta bahwa anak laki-laki adalah pemain game yang paling intensif. Penggunaan berbagai bentuk media komunikasi dan informasi dalam bentuk digital mampu meningkatkan keterhubungan dan interaksi manusia dari berbagai penjuru dunia serta membuat informasi menjadi lebih mudah untuk dihasilkan, disimpan, diolah dan dibagikan oleh berbagai pihak baik perorangan maupun kelompok dengan berbagai tujuan dengan bebas dan sulit terkontrol dengan ketat oleh pemerintah Kesulitan dalam mengontrol berbagai informasi yang tersebar dengan luas dan bebas di masyarakat melalui media massa memberikan konsekuensi dibutuhkannya pendidikan khusus berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap yang bijaksana dari setiap pengguna dalam mengakses, memahami serta menggunakan media secara efektif, efisien dan aman dari dampak dan potensi akan adanya dampak buruk yang diakibatkan dari penggunaan media baik bagi diri maupun keluarganya. Pendidikan dalam bentuk wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bijaksana terkait penggunaan media pada era teknologi digital perlu diajarkan sejak
  • 20. 13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana dini baik dalam pendidikan formal yaitu di sekolah-sekolah maupun pendidikan informal yaitu pendidikan melalui pengasuhan dalam keluarga. Pembekalan wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi digital melalui pengasuhan dalam keluarga ini sangat perlu diberikan dengan mempertimbangkan bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap ini tidak dapat muncul dan dikuasai secara alamiah oleh anak tetapi membutuhkan pendidikan khusus yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan oleh orangtua serta pertimbangan lainnya yaitu adanya dampak positif dan negatif dengan berkembangnya berbagai bentuk media komunikasi dan informasi pada era digital ini bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang perlu disikapi dengan tepat dan bijaksana oleh orangtua. B. Dampak perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Era digital terhadap pengasuhan anak usia dini Dampak penggunaan media komunikasi baik positif maupun negatif dalam pengasuhan anak usia dini dalam keluarga dapat ditinjau dari aspek penggunaan media oleh orangtua sebagai subyek utama pengasuhan anak maupun dari aspek penggunaan media oleh anak secara langsung yang dapat memberikan dampak dalam pengasuhan anak usia dini dalam keluarga baik secara kuantitas maupun kualitas pengasuhan. Berikut ini akan Kita pelajari satu persatu dampak penggunaan media komunikasi dan informasi pada era digital dalam pengasuhan anak usia dini. 1. Dampak Positif dari penggunaan media a. Dampak Positif dari penggunaan media oleh orangtua Ditinjau dari aspek orangtua, terdapat setidaknya dua dampak positif yang akan didapatkan dari hadirnya media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital. Pertama sebagai sumber belajar dalam meningkatkan wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap orangtua tentang pengasuhan anak usia dini dalam keluarga sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara utuh dan optimal. Melalui media ini orangtua dapat belajar langsung dari pakar atau ahli di bidang tumbuh dan kembang anak dari berbagai macam disiplin ilmu baik ilmu kesehatan, gizi dan nutrisi, psikologi, pendidikan maupun disiplin ilmu lainnya yang berhubungan dengan tumbuh dan kembang anak. Kedua media ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh orangtua untuk memberikan ide kreatif yang beranekaragam dalam membuat atau memfasilitasi lingkungan sekitar anak untuk digunakan sebagai sumber belajar anak dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimilikinya.
  • 21. 14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital b. Dampak Positif dari penggunaan media oleh anak usia dini Sedangkan ditinjau dari aspek anak, keberadaan media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital seperti pada saat ini dengan kompleksitas dan kecanggihan berbagai bentuk aplikasinya serta keluasan jangkauannya dapat membuka akses yang luas, aktual dan menyeluruh bagi anak untuk mempelajari banyak hal yang menjadi minatnya.dengan cara dan tampilan yang lebih menarik dan menyenangkan. Untuk menambah wawasan pengetahuan Kita akan dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan media gawai oleh anak berikut ini adalah fakta- fakta yang berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber sebagai berikut tentang dampak positif yang ditemukan dari penggunaan teknologi digital dalam pengasuhan anak usia dini dari berbagai sumber Menurut Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha dalam artikel ilmiah yang termuat dalam Prosiding the 5 th International Conference on Indonesian Studies:Ethnicity and Globalization yang berjudul Perkembangan Media Informasi dan Teknologi terhadap Anak dalam Era Globalisasi memuat setidaknya ada 6 dampak positif dari penggunaan teknologi digital yaitu sebagi berikut : 1) Mengasah kreativitas dan kecerdasan anak Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai belajar membaca dan menulis huruf tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan otak anak 2) Anak-anak lebih bersemangat belajar karena aplikasi biasanya dilengkapi dengan animasi yang menarik, warna yang cerah, lagu-lagu yang ceria. 3) Kemampuan berimajinasi anak juhga semakin terasah karena permainan yang mereka gunakan bervariasi dan memiliki jalan cerita yang beragam 4) Internet memberikan segudang informasi secara gratis dan bebas, baik dari segi ilmu pengetahuan, hiburan hingga game. 5) Membuat anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan jauh 6) Terdapat beraneka ragam permainan kreatif dan menantang yang pada umumnya ddisukai anak-anak. Menguntungkan anak-anak karena mampu meberikan pengaruh besar terhadap tingkat kreativitas anak 2. Dampak Negatif dari penggunaan media a. Dampak Negatif dari penggunaan media oleh orangtua Kelengkapan dan kecanggihan fitur-fitur yang tertera di media selain dapat memberikan dampak positif bagi orangtua dalam pengasuhan anak usia dini dalam keluarga, juga memberikan dampak atau potensi negatif terutama dalam hal mengurangi kuantitas maupun kualitas perhatian dan interaksi antara orangtua dan anak. Saat ini Kita sering melihat berbagai aktivitas keseharian para orangtua yang memiliki anak usia dini larut dalam kelengkapan dan kecanggihan fungsi dan
  • 22. 15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana fasilitasi yang dimiliki di dalam media komunikasi yang dimilikinya . Aktivitas tersebut antara lain larut dalam percakapan maupun perbincangan melalui sarana chat ataupun media sosial yang dapat diakses secara mudah melalui media smartphone yang dimilikinya. Masih merujuk pada sumber data yang sama yaitu data yang dikeluarkan oleh APJII jenis layanan terbesar yang diakses oleh pengguna layanan internet di Indonesia terbesar yaitu sebanyak 89, 35% adalah layanan chatting disusul oleh jenis layanan sosial media. Aktivitas lainnya yaitu larut dalam aktivitas dalam mencari tahu dengan cara membaca seluruh berita dan informasi yang beredar serta melakukan aktivitas berjualan maupun berbelanja melalui media daring. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orangtua secara berlebihan di luar tugas pengasuhan ini dapat mengurangi kuantitas dan kualitas pengasuhan pada anak terutama apabila orangtua melakukan aktivitas ini pada waktu dan kesempatan potensial dalam pengasuhan anak seperti pada saat anak menyusui dimana anak dan orangtua khususnya Ibu memiliki ikatan batin yang sangat kuat, pada saat anak berbicara untuk mencurahkan pikiran dan perasaannya, pada saat bermain dan berusaha menunjukkan keahlian yang baru dimilikinya pada orangtua. Dampaknya respon yang diberikan oleh orangtua kepada anak menjadi kurang intensif, optimal dan sesuai dengan kebutuhan anak. Tanpa disadari kebiasaan ini dapat mengurangi kedekatan emosional dan dapat menghambat proses belajar anak terutama pada saat anak berada pada tahapan perkembangan usia dini. Orangtua perlu mengingat bahwa pada tahapan usia dini, anak berada dalam masa sensitif dimana keseluruhan pengalaman yang didapatkan oleh anak dari lingkungan sekitarnya akan memiliki efek yang sangat kuat dan tahan lama di dalam otaknya. Pengalaman yang tepat selama masa sensitif berperan sangat penting bagi kematangan perilaku anak di kemudian hari. Pengalaman yang dibutuhkan oleh anak tidak hanya yang berkaitan dengan arahan yang diberikan oleh orangtua secara verbal dalam bentuk perintah atau nasihat saja, melainkan keseluruhan interaksi timbal balik antara orangtua dan anak secara langsung melalui suara, tatapan mata, sentuhan pada saat bermain, bercerita sehingga komunikasi, empati dan simpati yang terjalin dengan baik. b. Dampak Negatif dari penggunaan media oleh anak usia dini Penggunaan media komunikasi dan informasi pada era teknologi digital oleh anak usia dini tanpa ada kontrol dan kendali dari orangtua memiliki potensi negatif bagi tumbuh dan kembangnya. Dampak negatif kyang ditimbulkan pada anak usia dini berhubungan dengan aspek kesehatan dan perilaku anak. Beberapa dampak negatif dari penggunaan media yang berlebihan oleh anak usia dini adalah sebagai berikut :
  • 23. 16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital 1) Aspek kesehatan Dampak negatif dalam penggunaan media dalam bidang kesehatan yang menjadi fokus banyak penelitian yaitu munculnya kondisi obesitas pada anak. Sebagian besar penelitian berfokus pada penggunaan layar dalam media. Hasil penelitian menyatakan bahwakemungkinan kelebihan berat badan hampir 5 kali lebih besar untuk anak remaja yang menonton lebih dari 5 jam per hari dibandingkan dengan mereka yang menonton 0 hingga 2 jam. Peningkatan asupan kalori melalui mengemil sambil menonton tayangan dalam media telah terbukti menjadi risiko faktor untuk obesitas. Temuan penelitian ini berkontribusi pada rekomendasi oleh American Academy of Pediatrics yang merekomendasikan batasan anak untuk melihat tayangan paling lama dalam sehari sebanyak 2 jam, salah satunya untuk mengurangi resiko obesitas pada anak Munculnya kondisi obesitas pada anak didorong oleh adanya peningkatan aktivitas makan khususnya kegitan makan makanan ringan sambil menonton tayangan yang tertera di media. Sayangnya berdasarkan penelitian epidemiologis terungkap bahwa anak-anak yang terpapar media layar lebih besar, maka konsumsi terhadap buah dan sayuran ternyata jauh lebih sedikit, mereka lebih banyak mengkonsumsi cemilan, minuman padat dan makanan cepat saji yang jumlah persentasinya lebih tinggi dari kebutuhan akan lemak dimana lemak ini nantinya akan diolah menjadi kalori dan energy total positif yang harus dipenuhi mereka. Kondisi ini juga kian diperparah dengan maraknya kegiatan pemasaran dan pembelian makanan dan minuman yang memengaruhi pilihan dan kebiasaan konsumsi anak yang dipengaruhi oleh media. Oleh karena itu perilaku pengurangan intensitas penggunaan media serta penambahan kegiatan fisik diisarakan untuk dilakukan oleh orangtua untuk mengurangi resiko obesitas pada anak. Gangguan kesehatan selain obesitas yang dapat muncul sebagai akibat dari penggunaan media yang berlebihan yaitu menyebabkan anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas.Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus, maka dapat menyebabkan kekakuan sendi pada anak serta dampak kesehatan lainnya. Gangguan kesehatan lainnya yaitu dapat mempengaruhi waktu tidur anak. Studi menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan media sosial lebih tinggiatau yang tidur dengan perangkat seluler di kamar merekaberada pada risiko gangguan tidur yang lebih besar. Paparan cahaya (terutama cahaya biru) dan aktivitas dari layar sebelum tidur mempengaruhi tingkat melatonin dan dapat menunda atau mengganggu tidur. Penggunaan media sekitar atau setelah tidur dapat mengganggu tidur dan berdampak negatif terhadap kinerja sekolah anak serta
  • 24. 17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana kualitas interaksi sosial anak. Sebagai tambahan informasi terkait munculnya gangguan kesehatan dari penggunaan media yang berlebihan berdasarkan pendapat dr. Seruni dalam situs klik dokter.com yaitu dapat mengakibatkan computer vision syndrome berupa kumpulan gejala yang dialami oleh mata akibat terlalu lama berda di depan layar gawai. Gejala yang timbul antara lain merusak mata dan menyebabkan gangguan penglihatan otot pada mata akan mengalami kontraksi yang berlebihan, serta dapat memicu mata kering sehinga memudahkan iritasi. Gangguan kesehatan lainnya dapat berupa insomnia, adanya gangguan gerakan berulang dalam penggunaan media dapat membuat jaringan penyambung otot dan tulang menjadi teriritasi, sehingga akan menimbulkan keluhan berupa kesemutan, nyeri, dan kaku gerak serta munculnya gangguan pendengaran. 2) Gangguan pemusatan perhatian dan hipertivitas Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih, yang termuat dalam Jurnal Ilmiah Yang Dipublikasikan Oleh Stikes Muhammadiyah Klaten, GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018 Yang Berjudul Dampak Penggunaan Gadget pada Anak Usia Prasekolah Dapat Meningkatan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas Yang Dilakukan Di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia prasekolah. Penelitian ini menunjukkan hubungan yang positif antara penggunaan gadget dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Artinya semakin sedikit anak menggunakan gadget maka semakin rendah resiko anak mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas Sebaliknya, semakin sering anak menggunakan gadget maka semakin tinggi resiko anak mengalami ganggguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang efisien pada anak usia prasekolah akan sangat bermanfat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Y. R. Park dan C. Park (2014, h145) yang menemukan adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.. 3) Gangguan sosial emosional serta interaksi sosial Selain menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia dini, penggunaan media yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan sosial emosional serta interaksi sosial pada anak usia dini. Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha dalam artikel yang termuat
  • 25. 18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital dalam Prosiding the 5 th International Conference on Indonesian Studies: Ethnicity and Globalization tentang Perkembangan Media Informasi dan Teknologi terhadap Anak dalam Era Globalisasi, Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha menambahkan dampak negatif terkait aspek sosial emosional anak yaitu dapat menurunkan kemampuan kemampuan sosialisasi anak, anak mengalami kesulitan berkosentrasi dalam dunia nyata, munculnya generasi yang disebut dengan julukan alay yang memiliki ciri-ciri dlm berpenampilan dan berperilaku yang tidak biasa, memiliki sikap saling acuh tak acuh di dunia nyata padahal di dunia maya berinteraksi aktif, mulai lunturnya tata karma khususnya pada orang yang lebih tua, berkurangnya kesabaran anak-anak dalam menghadapi kelambatan dan kesulitan hidup, kurangnya sosialisasi anak pada teman-temannya yang dapat menyebabkan semakin kecil ruang lingkup jalinan hubungan yang luas dan akan memberikan negatif terhadap pernikahan dan hubungan kerja anak di masa yang akan datang 4) Gangguan pada Aspek kemampuan berpikir/kognitif anak usia dini Kemampuan berpikir/aspek kognitif pada anak berkaitan dengan kemampuan anak dalam menggunakan otaknya untuk menerima dan mengolah informasi yang diperoleh anak dalam interaksi intensif dari lingkungan sekitar anak serta menggunakan informasi yang telah diolahnya tersebut menjadi pegangan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya melalui proses panjang yang harus dilewati anak. Penggunaan media yang berlebihan memberikan dampak anak menjaditerlalu cepat puas dengan pengetahuan yang didapat di dunia internet, padahal umumnya informasi dari dunia internet hanya berisikan sebuah kesimpulan atau gambaran dasar saja. Selain itu perlu penekanan dan kesadaran dari orangtua untuk menyadari bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dan fungsi eksekutif sangat penting untuk keberhasilan sekolah, seperti persistensi tugas, kontrol impuls, regulasi emosi, dan pemikiran kreatif, fleksibel.paling baik diajarkan melalui permainan yang tidak terstruktur dan sosial dalam bentuk diluar permainan digital yaitu melalui permainan yang melibatkan interaksi intensif dan responsive antara orangtua dan anak-anak serta antara anak satu dengan lainnya terutama pada saat anak berusia dini dimana perkembangan otak anak di tahun-tahun awal dan pentingnya bermain langsung, tidak terstruktur, dan sosial untuk membangun kemampuan bahasa, kognitif, dan sosial-emosional anak. 5) Terpapar Pornografi Dampak negatif lainnya yang dapat ditemui pada anak terkait penggunaan media yaitu kemudahan dalam memperoleh apa yang belum saatnya diperoleh baik berupa gambar, tulisan, suara dan lain sebagainya. Salah satu bentuknya yaitu terpaparnya anak akan unsur pornografi. Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.yang dimaksud dengan Pornografi adalah
  • 26. 19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana gambar,sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun,percakapan,geraktubuh,ataubentukpesanlainnyamelaluiberbagaibentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Dalam Buku yang berjudul The Drug of The New Millennium yang ditulis oleh Mark B. Kastlement terdapat fakta-fakta yang mencengangkan terkait terpaparnya pornografi pada anak dan remaja. Fakta pertama bahwa Seks merupakan topik nomor satu yang paling dicari di internet. Fakta kedua Ada lebih dari 4,2 juta situs porno di internet, dengan 2500 situs baru muncul secara online setap minggunya. Fakta ketiga yaitu Kelompok usia 12-17 tahun adalah konsumen terbesar pornografi di internet. Fakta keempat adalah 62% orangtua dari remaja tidak menyadari bahwa anak-anak mereka telah mengakses situs tidak pantas, Fakta keempat yaitu sembilan dari 10 anak yang berusia antara 8-16 tahun dengan akses internet telah melihat pornografi di internet. Pada kebanyakan kasus, situs-situs seks tersebut terakses tanpa sengaja ketika seorang anak sedang menyelesaikan pekerjaan rumah, menggunakan kata kunci yang umum untuk mencari informasi atau gambar. Fakta ini juga didukung oleh data berdasarkan Survei yang dilakukan oleh KPAI pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa anak SD dan SMP 97% sudah menonton pornografi. Terpaparnya anak akan unsur pornografi dapat berasal dari berbagai sumber antara lain dari postingan gambar maupun video yang ada di media sosial seperti facebook, BBM, Instagram, dll, dari iklan yang muncul (pop up) saat membuka aplikasi. Dapat juga berasal dari permainan yang bermuatan kekerasan, horror yang didalamnya juga terselip unsur pornografi. Anak juga dapat memperolehnya dari tayangan video dari aplikasi youtube, adegan yang termuat dalam video klip terutama yang berasal dari budaya barat. Bahkan unsur pornografi ini dapat didapati anak secara tidak langsung pada saat Image post atau pencarian gambar di mesin pencarian informasi yang tidak mengandung unsur pornografi, apikasi kartun atau situs kartun atau animasi secara kasat mata aman untuk anak 6) Pelecehan seksual dan eksploitasi anak Terdapat beberapa bentuk pelecehan dan eksploitasi anak di ruang maya. Bentuk-bentuk tersebut antara lain a) Iming-iming dan ajakan seksual kepada anak Penggunaan internet untuk memulai kontak online dengan anak-anak merawat dan membujuk mereka untuk melakukan kegiatan seksual atau percakapan seksual online atau offline dengan pelaku. Termasuk di dalamnya paparan materi seksual yang tidak diinginkan atau tidak terduga saat anak-anak online dan pelecehan seperti ancaman atau pelanggaran lainnya serta materi dan pesan yang dikirimkan secara online ke anak-anak atau diposting secara online anak- anak untuk dilihat orang lain
  • 27. 20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital b) Sexting” umumnya didefinisikan sebagai transmisi elektronik dari gambar-gambar telanjang atau seminude serta pesan-pesan teks yang eksplisit secara seksual. Diperkirakan bahwa ~12% remaja berusia 10 hingga 19 tahun pernah mengirim foto seksual kepada orang lain. Internet juga telah menciptakan peluang untuk eksploitasi anak-anak oleh pelaku kejahatan seksual melalui jejaring sosial, ruang obrolan, email, dan game online c) Pelacuran dan perdagangan anak. Penggunaan internet untuk tujuan periklanan dan memperoleh korban anak untuk ditindaklanjuti secara konvensional d) Gambar CSA = representasi visual CSA konvensional dimulai secara offline dimana penyalahgunaan anak tsb direkam dan gambar-gambar penyalahgunaan selanjutnya diposting dan disistribusikan di internet Perkembangan Teknologi pada era digital telah memunculkan peningkatan korban seksual dan eksploitasi anak secara daring/ online. Hal ini didorong oleh Ketersedian dan rendahnya biaya video secara digital yg rendah dengan teknik fotografi melalui computer dan kamera web streaming langsung serta meningkatnya permintaan gambar pelecehan seksual secara online telah memberikan peluang baru untuk produksi CSA. Pelecehan seksual dan eksploitasi anak khususnya untuk kepentingan kejahatan seksual pada anak dengan perkembangan teknologi pada era digital mampu menghadirkan gangguan traumatik yang sangat besar bagi anak. Perasaan seperti ketakutan, kegelisahan, depresi disosiai, ganguan makan, rendah harga diri, trauma dan stress pasca trauma seks yang tdk pantas atau awal perilaku seksual perilaku mencederai diri sendiri atau merusak diri sendiri, rasa malu dan penghinaan memberikan potensi pemberian efek negatif tambahan pada kasus online dengan korban anak. Korban anak yang mengetahui atau sadar bahwa gambar-gambar dari pengalaman pelecehan seksualnya beredar di internet serta memikirkan akan banyak orang yg melihat setiap menit dalam sehari dan terpapar informasi tersebut akan membuat anak menjadi tertekan seumur hidupnya. Gambar maupun video tersebut dapat disebarluaskan dengan kecepatan tinggi dan mereka bisa tetap online secara permanen tanpa henti dari waktu ke waktu. Anak-anak yg menjadi korban mungkin harus mengadapi pengetahuan bahwa gambar pelecehan mereka ada di dunia maya selamanya selama masa hidup mereka. Pengalaman di dunia maya dapat menjadi sumber intimidasi tatap muka maupun online dari pelaku. Teks dan pesan serta gambar memalukan yang dikompromikan dari korban secara online dapat mengakibatkan identifikasi korban menjadi cepat tersebar oleh rekan-rekan di sekolah dan lingkungan yg dapat menyebabkan serangan di berbagai lingkungan anak.
  • 28. 21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana 7) Kecanduan permainan online Salah satu dampak negatif yang sangat memprihatinkan dalam penggunaan media khususnya aplikasi dan fitur permainan adalah memberikan dampak berupa kecanduan permainan. Pintu awal masuk anak dalam mendapatkan permainan dapat bersumber dari berbagai pihak yaitu ada yang berasal dari pemberian fasilitas dari orangtua, dapat berasal dari teman, saudara, melalui gawai dapat juga berasal dari tempat penyewaan permainan Anak-anak yang terlalu sering menggunakan media online berisiko menggunakan Internet yang bermasalahdan pengguna berat video permainan beresiko untuk mengalami gangguan game Internet. Pedoman Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima memasukkan perilaku kecanduan permainan ini ke dalam poin dari 20 daftar gangguan mental dan perilaku juga termasuk kondisi yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Gejala kecanduan permainan termasuk didalamnya berupa perilaku keasyikan dengan aktivitas permainan yang memberi dampak pada penurunan minat dalam hubungan offline atau “kehidupan nyata”. Di rumah, banyak anak-anak dan remaja menggunakan media hiburan pada saat yang sama ketika mereka terlibat dalam pengerjaan tugas-tugas lain, seperti pekerjaan rumah. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa penggunaan media secara bersamaan pada saat terlibat dalam pengerjaan tugas akademik memiliki konsekuensi negatif pada pembelajaran anak. Fakta yang mencengangkan lainnya terkait dengan pemakaian game onlne oleh anak adalah semakin meningkatnya jumlah anak yang kecanduan game online di Indonesia. Hal ini diperoleh dari data yang berasal dari artikel yang ditayangkan oleh Tribun Jabar pada tanggal 15 Oktober 2019 bahwa sejak tahun 2016 RS Jiwa (RSJ) Cisarua, Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat telah menangani ratusan pasien yang kecanduan bermain handphone baik itu bermain online, browsing internet serta penggunaan aplikasi lainnya. Berdasarkan data RSJ hingga kini ada 209 pasien yang kecanduan bermain game online dalam handphone. Mereka merupakan anak yang berusia 5 hingga 15 tahun yang harus ditangani dengan cara rawat jalan, bahkan ada juga pasien yng harus dirawat inap. Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Dr. Elly Marliyani menyatakan kecanduan yang terjadi akibat gaya hidup yang mengakses handphone secara berlebihan. Bahkan berdasarkan data secara nasional yang dirilis oleh FKUI yang termuat dalam situs resminya pada tanggal 18 Juni 2019 jumlah pecandu game online yang terdiri dari kalangan anak dan remaja di Indonesia diduga tertinggi di Asia. Jumlahnya semakin meningkat dan memberi dampak terhadap kondidi fisik dan psikologis. Contohnya ada seorang anak remaja yang mengalami kecanduan game yang
  • 29. 22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital memberi dampak bahwa anak tersebut sudah mau di DO dari salah satu universitas di Purwokerto tempat ia kuliah. Anak tersebut bahkan tidak mau mandi sampai pispot dibawa masuk ke kamar karena tidak mau ke kamar mandi karena dia tidak mau meninggalkan gamenya. Dampak yang terjadi pada pecandu game yaitu terjadinya kerusakan pada bagian otak khususnya pada area yang berfungsi untuk mengendalikan diri dan perilakunya dampaknya ia langsung melakukan perbuatan tanpa berpikir lagi serta perilakunya tersebut menimbulkan apa yang disebut dengan istilah neurotransmitter dopamine yang membuat dia merasa bahagia. Jika hal ini dibiarkan dalam jangka panjang, maka akan mengakibatkan pecandu memiliki gangguan fungsi eksekutif untuk membuat perencanaan. Menyadari akan hadirnya bahaya yang sangat besar, maka Badan Kesehatan Dunia atau yang kita kenal sebagai WHO sejak tahun 2018 telah menetapkan kecanduan game online sebagai salah satu gangguan mental dan disebut dengan istilah gaming disorder. Gaming ordisorder ini termasuk dalam kategori kecanduan non zat atau kecanduan perilaku seperti hanya juga adiksi gawai, judi online, media sosial, porno dan lain-lain. Menurut pernyataan dr. Siste mayoritas pasien yang datang ke klinik adiksi perilaku di RSCM tempatnya bekerja. C. Rangkuman Teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat menjawab keinginan dan kebutuhan Kita sebagai manusia yang senantiasa menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik, produktif dan berkualitas. Perkembangan teknologi pada era digital di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sudah menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia dan seluruh kelompok usia/umur penduduk Indonesia. Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu dalam bentuk digital, jaringan internet komputer khususnya teknologi informasi komputer yang saat ini kita kenal sebagai era digital. Perkembangan teknologi pada era digital memiliki potensi adanya dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang perlu disikapi dengan tepat dan bijaksana oleh orangtua. D. Evaluasi 1. Berdasarkan Data yang berasal dari Hasil Survey Tahun 2017 tentang Tentang Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), bentuk bentuk gawai yang sering digunakan di Indonesia yaitu a. laptop/ b. notebook/netbook serta
  • 30. 23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana c. telepon pintar (smartphone). d. TV 2. Badan kesehatan dunia atau WHO sejak tahun 2018 menetapkan bahwa adiksi game online sebagai salah satu bentuk gangguan mental. Berikut ini adalah bentuk kecanduan perilaku yang setara dampaknya seperti adiksi game online, kecuali: a. Judi online b. Media sosial c. Pornografi d. Tawuran 3. Salah satu dampak positif dari penggunaan teknologi digital dalam pengasuhan anak adalah… a. Mengasah kreativitas dan kecerdasan anak b. Membuat anak sulit berimajinasi c. Membuat prestasi belajar anak menurun d. Membuat kecanduan non zat 4. Berdasarkan data dari APJII, maka durasi penggunaan internet terbanyak di Indonesia sebanyak… a. 1-2 jam dalam 1 hari b. 2-3 jam dalam 1 hari c. 4-7 jam dalam 1 hari d. 8-10jam dalam 1 hari 5. Dalam Buku yang berjudul The Drug of The New Millennium yang ditulis oleh Mark B. Kastlement terdapat fakta-fakta yang mencengangkan terkait terpaparnya pornografi pada anak dan remaja, kecuali sebagai berikut …. a. Seks merupakan topik nomor satu yang paling dicari di internet. b. Ada lebih dari 4,2 juta situs porno di internet, dengan 2500 situs baru muncul secara online setap minggunya. c. Kelompok usia 12-17 tahun adalah konsumen terbesar pornografi di internet. d. 62% orangtua dari remaja menyadari bahwa anak-anak mereka telah mengakses situs tidak pantas, E. Kunci Jawaban 1. C 2. D 3. A 4. C 5. D
  • 31. 24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Indikator Hasil Belajar: Setelah Menyelesaikan Bab Ini, Peserta diharapkan dapat menerapkan bentuk pengasuhan orangtua dalam penggunaan media komunikasi dan Informasi dalam Era digital secara bijaksana BAB III BENTUK PENGASUHAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM ERA DIGITAL
  • 32. 25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana A. Fungsi Pengasuhan Orangtua Dalam Penggunaan Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Era Digital Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan kian canggih menjadikannya sebagai tantangan terbesar pen- gasuhan dalam keluarga. Beragamnya jenis media, kelengkapan fitur-fitur yang ditawarkan serta berbagai bentuk stimulasi dan rangsangan indera yang ditimbul- kan oleh media ternyata memiliki potensi kebaikan maupun keburukan terhadap pengasuhan anak oleh keluarga walaupun tujuan awal keberadaannya adalah memberikan kemudahan, kenyamanan, kecepatan serta nilai lebih.dalam penyel- esaian masalah dalam kehidupan sehati-hari termasuk di dalamnya meningkatkan kualitas pengasuhan dalam keluarga. Orangtua sebagai lingkungan pertama, utama dan terdekat dengan anak yang memiliki kedekatan fisik dan emosional serta intensitas pertemuan yang lebih besar dan berkesinambungan dibandingkan dengan lingkungan lainnya memiliki tugas dan peranan yang sangat penting dan strategis yaitu memberikan pengasuhan ter- baik kepada anak sejak anak berada pada tahapan usia dini sampai anak beran- jak dewasa dan siap untuk menjadi pemimpin dan pewaris masa depan. Salah satu peranan dan fungsi terbesar orangtua pada era teknologi digital ini yaitu memastikan keberadaan media ini agar tidak merusak dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan perkembangannya, men- dampingi anak dalam penggunaan media sehingga mampu meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya serta yang tidak kalah pentingnya adalah mendidik anak sehingga mereka mampu memanfaatkan media ini untuk mendorong tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal, kreatif dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi. Dalam menjalankan peran besar ini secara singkat terdapat 3 fungsi besar or- angtua. Ketiga fungsi orangtua tersebu adalah sebagai berikut : A. Fungsi Proteksi Fungsi pertama dari orangtua dalam penggunaan media anak pada era digital yaitu fungsi proteksi yaitu memastikan keberadaan media ini agar tidak merusak dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan perkemban- gannya. 1. Pembatasan durasi waktu penggunaan media Bentuk Rekomendasi Penggunaan Teknologi Digital pada Anak Usia Dini menurut Ahli yang berkaitan dengan durasi waktu penggunaan media menurut Yayasan Kita
  • 33. 26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital Usia Anak Durasi Bermain Gadget 0-2 tahun Tidak boleh main gadget 3-6 tahun 10-20 menit/ per hari 7-10 tahun 20-60 menit/ per hari 11-12 tahun Maskismal 2 jam / per hari dan Buah Hati (YKBH) dan American Psychiatric Association durasi anak bermain game dikelompokkan berdasarkan usia anak, yaitu sebagai berikut : 2. Perlindungan terhadap akses negatif dengan pengaturan teknis a. Memproteksi situs Google chrome di smartphone atau tablet: 1) Buka aplikasi Google Chrome. 2) Ketik keyword yang dicari, yang memiliki konten kekerasan atau dewasa. 3) Geser ke bawah, klik “settings (setelan)”, pilih “search setting (setelan penelusu- ran)” 4) Temukan safe search filter (filter telusur aman), pilih “filter explicit result (filter 5) hasil yang gamblang)” 6) Lalu geser ke bawah, klik “save” atau “simpan” 7) Tuliskan keyword yang tadi dicari, periksa kembali apakah sudah tersaring atau belum. b. Memproteksi Youtube di smartphone atau tablet: 1) Buka aplikasi Youtube, masuk ke halaman utama (Home). 2) Di bagian kanan atas, ada simbol menu atau titik tiga berjajar kemudian klik simbolnya. 3) Pilih settings (setelan), pilih general (umum). 4) Pilih restricted mode (mode terbatas) dan geser sehingga tombol On menyala c. Memproteksi Google chrome di laptop atau komputer: 1) Buka Google Chrome. 2) Di bagian kanan bawah klik settings atau setelan, pilih search settings atau 3) setelan penelusuran. 4) Temukan safe search filter (filter telusur aman), pilih “filter explicit result (filter 5) hasil yang gamblang)”. 6) Lalu geser ke bawah, klik “save” atau “simpan”. 7) Tuliskan keyword mengenai kekerasan atau konten dewasa, periksa kembali 8) apakah sudah tersaring atau belum. d. Memproteksi Youtube di laptop dan komputer: 1) Buka youtube, masuk ke halaman utama (home).
  • 34. 27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana 2) Geser ke bagian paling bawah, temukan “mode terbatas atau restricted mode” 3) lalu klik on. 4) Untuk mengecek fungsi mode, tuliskan keyword mengenai kekerasan atau konten dewasa, periksa kembali apakah sudah tersaring atau belum. e. Memproteksi Play Store: 1) Buka aplikasi Playstore, klik bagian menu atau gambar strip 3 di samping kiri atas. 2) Pilih setting, parental control, lalu aktifkan dengan memberi 4 digit pin yang ha- nya diketahui oleh orangtua. 3) Pilih aplikasi atau games, atur usia sesuai usia anak. 4) Secara otomatis, aplikasi dan games yang dicari akan berubah dengan bat- asan usia. f. Menggunakan Kakatu School: 1) Install Kakatu School dari Play Store. 2) Isi kode sekolah, lalu tekan tombol “Ayo Mulai”. 3) Pilih kelas, lalu tekan tombol “Selanjutnya”. 4) Pilih nama lalu tekan tombol “Dafar”. 5) Aktifkan Kakatu School dengan menekan tombol “Aktifkan”. 6) Cari dan pilih Kakatu School. 7) Tekan tombol di sudut kanan atas. 8) Klik tombol “OK” 9) Selamat, Kakatu School sudah aktif. 3. Terapkan acuan penggunaan media komunikasi dan informasi pada Era teknologi Digital berdasarkan rekomendasi dari para ahli. Acuan penggunaan media komunikasi dan informasi pada Era teknologi Digital berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi praktisi kesehatan mental dan fisik Anak Usia Dini yang direkomendasikan untuk keluarga oleh American Psychiatric Association adalah sebagai berikut : a. Hindari penggunaan media digital (kecuali video Chatting) pada anak-anak dibawah usia 18 hingga 24 bulan b. Untuk anak-anak usia 18 hingga 24 bulan, jika ingin memperkenalkan media dig- ital, pilih pemprograman berkualitas tinggi dan gunakan bersama dengan anak Anda. Hindari penggunaan media sendiri untuk usia ini. c. Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun gunakan layar terbatas untuk 1 jam per hari program yang berkualitas tinggi, saksikan bersama anak-anak Anda, bantu anak-anak memahami apa yang mereka lihat dan bantu mereka menerapkan apa yang mereka pelajari ke dunia sekitar mereka. d. Jangan merasa bersalah untuk memperkenalkan teknologi lebih dini karena jika bukan melalui orangtua, maka anak-anak secara intuisi akan mencari informasi ini dari luar dengan cepat begitu
  • 35. 28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital e. Hindari program yang bergerak cepat (anak-anak tidak mengerti dan mema- haminya), aplikasi dengan banyak konten yang mengganggu, dan segala kont- en kekerasan dalam bentuk apapun f. Matikan televisi dan lainnya perangkat saat tidak digunakan. g. Hindari menggunakan media sebagai satu-satunya carauntuk menenangkan anak Anda contohnya pada saat dilaksanakan prosedur medis dan penerban- gan pesawat dengan tujuan sebagai strategi dan media penenang dan pen- gurangan kekhawatiran pada anak. Penggunaan media sebagai strategi untuk menenangkandapat menyebabkan masalah pada anak di masa yang akan da- tang yaitu akan mengakibatkan ketidakmampuan anak-anak untuk mengem- bangkan dan pengaturan emosi mereka sendiri h. Pantau konten media anak-anak dan aplikasi apa yang digunakan ataudiunduh. Uji aplikasi sebelum anak menggunakannya, bermain bersama, dan tanyakan ke- pada anak apa yang dia pikirkan tentang aplikasinya. i. Pastikan tersedia momen di kamar tidur, waktu makan dan momen bermain ber- sama anak. Orangtua dapat menetapkan opsi “jangan ganggu” di ponsel mere- ka selama waktu-waktu ini. j. Pastikan Tidak ada layar 1 jam sebelum tidur, dan hapus perangkat dari kamar tidur sebelum tidur. Sarankan agar anak-anak tidak tidur dengan perangkat di kamar tidur mereka, termasuk TV, komputer, dan ponsel cerdas. Hindari paparan perangkat atau layar selama 1 jam sebelum tidur k. Tentukan waktu bebas-media bersama (misalnya, makan malam keluarga) dan lokasi bebas media (misalnya, kamar tidur) di rumah-rumah. Promosikan kegiatan yang cenderung memfasilitasi pengembangan dan kesehatan, termasuk ke- giatan pengasuhan yang positif, seperti membaca, mengajar, berbicara, dan bermain bersama. l. Komunikasikan panduan kepada pengasuh lainnya, seperti babysitter atau kakek-nenek, sehingga aturan media diikuti secara konsisten. B. Fungsi Asistensi Fungsi asistensi merujuk pada fungsi orangtua dalam kegiatan mendampingi anak pada saat penggunaan media sehingga mampu meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya. Aktivitas yang dilakukan oleh orangtua terbagi ke dalam dua kegiatan utama yaitu: 1. Kegiatan pra penggunaan media Pada tahapan ini orangtua memiliki tugas untuk menyiapkan mental dan keter- ampilan anak sebelum mereka diizinkan untuk menggunakan media. Tahapan-ta- hapan yang dilakukan antara lain : a. Mendiskusikan bersama anak tentang alasan maupun seberapa penting kebutu- han uuntuk menggunakan dan memiliki media tidak hanya semata-mata mengi- kuti tren yang berkembang
  • 36. 29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana b. Mendiskusikan sisi positif dan manfaat serta nilai tambah yang diperoleh dari penggunaan media pada era teknologi digital seperti sarana untuk mencari in- formasi, mengartikan informasi yang berbahasa asing sehingga lebih mudah di- pahami atau sebaliknya merubah informasi yang kita hasilkan ke dalam baha- sa asing dengan tujuan agar pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain yang memiliki perbedaan bahasa serta sebagai sarana baru untuk mempelajari berbagai topik/mata pelajaran, memunculkan berbagai ide untuk berkarya, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, berwirausaha, menulis dan lain sebagainya. c. Mendiskusikan sisi negatif yang ditimbulkan dari penggunaan media contohnya dapat menimbulkan kecanduan serta bervariasinya pengguna media ada orang yang baik adapula orang yang kurang baik sehingga anak dapat lebih waspa- da untuk menghindari komunikasi yang dapat membahayakan privasi dan kea- manan pribadi. d. Mengajarkan keterampilan dalam penggunaan media dengan baik seperti cara penggunaannya, fasilitas yang tersedia, serta bagaimana perawatannya. Or- angtua hendaklah terlebih dahulu memastikan bahwa teknologi yang dipakai, termasuk biaya yang harus dibayarkan, sesuai dengan kebutuhan. Suatu hal yang keliru ketika orangtua memberikan media untuk anak secara cuma-cuma tanpa tahu sebenarnya apakah anak butuh atau tidak. e. Membuat kesepakatan dan aturan bersama anak yang jelas, rasional, mudah di- aplikasikan, dan konsisten antar orangtua dan anak dalam pelaksanaannya ten- tang tujuan penggunaan media, durasi penggunaan media serta batasan fitur dan aplikasi yang boleh digunakan, penggunaan tata krama serta jenis aktivitas yang boleh dilakukan selama penggunaan media serta konsekuensi yang harus ditanggung anak apabila pada saat penggunaan media mengalami kerusakan akibat jatuh, penggunaannya sembarangan sehingga terinjak atau rusak karena terkena air dan sebagainya. i. Sepakati pula bersama anak untuk apa dan bagaimana teknologi tersebut di- gunakan serta tetapkan dan tegaskan konsekuensi kepada anak apabila peng- gunaan media terbukti disalahgunakan tidak sesuai dengan kebutuhan peng- gunaan yang telah disepakati sebelumnya. Orangtua juga senantiasa harus mengingatkan anak untuk menceritakan kepada orangtua tentang apa yang membuatnya tidak nyaman saat menggunakan media. f. Senantiasa menjalin hubungan batin yang baik dengan anak sehingga anak merasa nyaman, aman untuk bercerita tentang pengalaman bermedianya ke- pada orangtua serta mampu menjadi tempat bersandar dan dapat diandalkan untuk membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. 2. Kegiatan pada saat penggunaan media Pada tahapan ini orangtua memiliki tugas untuk mendampingi anak selama menggunakan media.
  • 37. 30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital a. Pentingnya pendampingan orangtua 1) Peran orangtua dalam memberikan dan mengarahkan media informasi dan te- knologi yang ada pada anak sehingga menjadi tolak ukur perkembangan anak di masa yang akan datang 2) Pentingnya media informasi dan teknologi sebagai modal dasar dalam pemben- tukan dan perkembangan psikologis anak secara optimal dalam kemampuan akaemis maupun soaial anak 3) Sudah tugas orangtua untuk memperkenalkan anak-anak dengan berbagai media informasi dan teknologi yang ada untuk meminimalisir jumlah anak yang gagap teknologi b. Tugas dan peranan orangtua 1) Mendampingi dan membimbing anaknya saat sedang menggunakan berbagai media informasi dan teknologi. 2) Batasi waktu penggunaan media informasi dan teknologi harus dilakukan secara disiplin agar anak tidak mengalami ketergantungan yang akan menyebabkan dampak negative terhadap perkembangan anak 3) Para orangtua perlu terus mengajarkan anak untuk memperbanyak membaca buku agar pengetahuan terhadap sesuatu hal lebih mendalam karena pengeta- huan yang baik itu memerlukan proses yang tergolong tidak singkat. 4) Kebutuhan teknologi yang bertanggungjawab mutlak diperlukan untuk mengim- bangi melemahnya kontrol sosial dalam masyarakat 5) Harus cerdas untuk memilih penggunaan teknologi buat mereka sendiri begitu juga buat anak kita 6) Teknologi yang layak dipilih adalah teknologi yang tidak merugikan, membahay- akan menyesatkan dan praktis sosialnya 7) Interaksi sosial yang terjadi lewat media membuat ikatan solidaritas sosial masyar- akat menjadi lemah. Akibatnya rasa memiliki dan tanggungjawab menjadi tidak ada. Hannah arendt mengatakan rasa tanggungjawab menjadi tumpul karena kegagagalan manusia dalam pencapaian kedewasaan berpikir. Penggunaan teknologi pada anak-anak yang tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir menggiring anak-anak kita menjadi generasi yang konsumtif dan miskin pengala- man sosial Oleh karena itu orangtua diharapkan senantiasa mengingatkan anak- anak untuk tetap menjalin hubungan sosial dengan baik dengan dunia nyatan- ya. 8) Pembentukkan karakter atau kepribadian anak bukan merupakan sebuah pela- jaran, namun sebagai contoh konkret dari bimbingan orangtua, guru, media in- formasi dan teknologi serta beberapa spek kehidupan lainnya yang ikut mempen- garuhi dalam keberhasilan perkembangan anak. Oleh karena itu seluruh aktivitas anak dalam penggunaan media diharapkan orangtua mampu memilih, menye- leksi isi yang dapat mendorong dan mengkondisikan anak untuk mengembang-
  • 38. 31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana kan karakter dan kepribadiannya menjadi lebih baik. 9) Membentuk karakter anak sejak dini merupakan suatu langkah yang baik dimana kita dapat mencegah dampak-dampak negatif dari perkembangan media infor- masi dan teknologi yang ada. c. Tujuan Pendampingan orangtua Tujuan pendampingan dialogis Orangtua dalam Penggunaan media pada Anak Usia Dini adalah untuk meminimalisir anak dari pengaruh negatif penggunaan me- dia komunikasi dan informasi pada era teknologi digital d. Aktivitas yang dilakukan orangtua a. Orangtua senantiasa siap disamping anak dengan perhatian penuh untuk mem- berikan penjelasan terhadap informasi yang membutuhkan penjelasan lebih da- lam yang diperoleh oleh anak dari apa yang dilihat dan didengar anak selama pengalaman bermedianya. b. Orangtua senantiasa memberikan stimulus atau rangsangan untuk merespon, memberikan penguatan dan menindaklanjuti informasi yang diperoleh selama pengalaman bermedia yang dijalaninya. c. Orangtua senantiasa siap dalam memberikan penjelasan kepada anak apabila tanpa sengaja tampil gambar, suara, video atau kata kata yang tidak pantas di- lihat maupun yang didengarnya. C. Fungsi Kreativitas /kreasi Teknologi memiliki sifat dan karakter yang netral yaitu dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang bernilai positif bagi anak namun bisa juga dimanfaatkan untuk sesuatu yang bernilai negatif bagi anak. Peranan orangtua dalam menjalankan fungsi ini yaitu tidak lagi hanya sebagai pengawas dan pendamping dalam pengalaman bermedia anak, melainkan sebagai mentor yang bertugas untuk menjadi model atau tauladan bagi anak dalam penggunaan media secara bijaksana serta mem- persiapkan anak dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan anak di masa depan sehingga anak mampu beradaptasi dan berperan aktif den- gan lingkungan global melalui penguasaan teknologi dan informasi. Penguasaan teknologi yang dapat membantu mereka menerapkan apa yang mereka pelajari di layar ke dunia nyata di sekitar mereka dan mengajarkan cara menggunakan media untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas hubungan mereka dengan orang lain. Fungsi Kreasi merujuk pada fungsi orangtua dalam mendidik anak sehingga mere- ka mampu memanfaatkan media ini untuk mendorong tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal, kreatif dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi
  • 39. 32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital dengan penggunaan media. Fungsi ini merupakan fungsi tindak lanjut dari fungsi sebelumnya yaitu fungsi asistensi. Semua pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang didapatkan anak melalui pengalaman bermedianya menjadi rangsangan, ide untuk berkreasi dan menghasilkan inovasi baru yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak serta mampu mengembangkan seluruh aspek perkemban- gannya secara optimal B. Aspek Perkembangan Anak yang dapat dikembangkan Jika ditanyakan, aspek perkembangan apa saja yang bisa dikembangkan or- angtua dalam penggunaan media bersama anak? Jawabannya adalah semua aspek perkembangan anak dapat dikembangkan. Kita dapat mengembangkan aspek moral, kognitif, bahasa, motorik dan aspek sosial emosional anak. Kita pun dapat mengembangkan seluruh bentuk kecerdasan anak dengan merujuk pada konsep kecerdasan ganda yang dikemukan oleh Gardner seperti kecerdasan ver- bal kebahasaan, logika matematis, kinestetik (gerak), visual spasial (kerangan),mu- sic, interpersonal. Intra personal, naturalistic. Namun ada syaratnya. Syaratnya ada- lah adanya pendampingan intensif dari orangtua atau orangtua tidak membiarkan anak menggunakan media sendiri. C. Bentuk aktivitas positif keluarga dalam pemanfaatan teknologi Ada banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan anak bersama orangtua dalam penggunaan media. Contoh aktivitas yang bisa dilakukan antara lain sebagai beri- kut : 1. Membuat produk berupa portofolio bisa dalam bentuk video tentang keseluruhan pegalaman anak dalam menemukan pengetahuan baru melalui proses investi- gasi anak sesuai dengan minat anakdengan bimbingan orangtua. Contohnya apabila anak meyukai kucing. Anak dapat mengumpulkan informasi yang ber- kaitan dengan kucing untuk meningkatkan pemahaman anak tentang kucing. Informasi yang di ambil anak tidak hanya informasi yang bersifat instan, melainkan informasi yang didapat melalui proses pengalaman anak. Seperti pada saat anak mengamati struktur anatomi kucing, cara kucing bermain dengan kucing-kucing lainnya, cara kucing membersihkan dirinya dan lainnya dan untuk memastikan in- formasi tersebut benar-benar dikuasai oleh anak, maka berilah kesempatan bagi anak untuk menceritakan dan mempresentasikannya di depan orangtua atau anggota keluarga lainnya 2. Membuat dokumentasi tentang arti dan keberadaan anak bagi keluarga den- gan cara mengumpulkan dan menggabungkan foto maupun video yang kita miliki yang mewakili berbagai kesempatan dan waktu yang dilalui bersama anak sejak anak berada dalam kandungan, dilahirkan sampai usia anak saat ini. Un-
  • 40. 33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana tuk membuat video ini lebih dramatis, maka bisa ditambahkan rekaman audio tentang perasaan orangtua serta harapan dari orangtua terhadap keberadaan anak. Video ini menjadi bukti dan penguatan bagi anak akan perasaan kasih sayang orangtua terhadap anak. Video ini juga dapat dijadikan sebagai pena- war hati anak apabila ia merasa iri terhadap hadirnya seorang adik. 3. Membuat konten dimana anak belajar untuk berbagi pengetahuan, keterampi- lan maupun pengalaman yang pernah dialaminya yang memiliiki manfaat untuk anak-anak seusianya. 4. Mengajarkan anak tentang kemampuan menggunakan peta dengan meny- alakan fitur lokasi. Salah satu anak berada di suatu tempat. Nyalakan fitur yang menunjukkan lokasi. Anak lainnya berusaha mengikuti arah yang tertera di peta untuk menemukan satu anak lainnya. D. Rangkuman Secara gasris besar, peran orangtua dalam mendampingi anak selama penggu- naan media yaitu menjalankan fungsi proteksi, asistensi dan kreasi. Dengan men- jalankan 3 fungsi tersebut oleh orangtua, maka diharapkan mampu meningkatkan kualitas keluarga Indonesia terutama dalam penggunaan media secara bijaksana. Orangtua diharapkan mampu mendorong penggunaan media oleh anak dengan baik.dan bijaksana. E. Evaluasi 1. Aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan melalui penggunaan media komunikasi yang dilakukan bersama-sama antara anak dan orangtua yai- tu a. Aspek perkembangan moral saja b. Aspek perkembangan oginitif dan psikomotorik c. Aspek perkembangan moral, sosial emosional, Koginitif, psikomotorik d. Seluruh aspek perkembangan anak seperti moral, kognitif, bahasa, motorik, as- pek sosial emosional 2. Durasi waktu menggunakan gawai/gadget yang disarankan oleh para pakar dan praktisi di bidang pendidian anak usia dini untuk anak berusia 0-2 tahun adalah selama… a. Tidak boleh main gawai atau gadget sama sekali b. 10-20 menit/hari c. 20-60 menit/hari d. Maksimal 2 jam/hari
  • 41. 34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital 3. Secara garis ada 3 fungsi orangtua dalam pendampingan penggunaan media ada era digital, kecuali… a. Fungsi proteksi, b. Fungsi asistensi c. Fungsi distribusi d. Fungsi kreasi 4. Salah fungsi orangtua dalam pendampingan penggunaan media ada era digital adalah fungsi kreasi yaitu fungsi yang berkaitan dengan… a. fungsi orangtua dalam mendidik anak sehingga mereka mampu memanfaat- kan media ini untuk mendorong tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal, kreatif dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi dengan penggu- naan media b. Fungsi orangtua dalam mmemastikan keberadaan media ini agar tidak mer- usak dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahap- an perkembangannya. c. Fungsi orangtua dalam kegiatan mendampingi anak pada saat penggunaan media sehingga mampu meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya. d. Fungsi orangtua dalam pembatasan durasi waktu penggunaan media 5. Memberikan perlindungan kepada anak terhadap akses negatif dengan penga- turan teknis merupakan aktivitas orangtua dalam menjalankan fungsi a. Kreasi b. proteksi c. Asistensi d. Legalisasi F. Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. C 4. A 5. B
  • 42. 35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana A. Kesimpulan Berdasarkan pembelajaran yang berasal dari keseluruhan bab yang telah diba- has maka saat ini peserta pelatihan lebih dapat memaknai bagaimana perkemban- gan dan bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam era digital serta dampak positif dan negative yang ditimbulkan dari keberadaan media tersebut terhadap pengasuhan anak usia dini dalam keluarganya. Dalam memberikan dampak yang sebesar-besarnya serta meminimalisir dampak negative pada anak dari penggu- naan media ini diperlukan proteksi yang tegas, pendampingan yang intensif dari kel- uarga serta kemampuan keluarga dalam mendidik anak sehingga mampu meman- faatkan media dengan baik sehingga mampu mendorong optimalisasi tumbuh kembang anak serta mampu menggunakan media untuk berkreasi dan mampu menghasilkan berbagai bentuk inovasi. B. Tindak Lanjut Apa yang dapat peserta pelatihan lakukan setelah pembelajaran ini? Ada beber- apa aktivitas penting yang dapat Kita lakukan antara lain membaca ulang modul dengan lebih seksama, membentuk tim inti untuk menindaklanjuti hasil pelatihan dengan membuat pelatihan baru pada tingkat provinsi dengan menjadikan pem- bahasan dalam modul ini sebagai mata pelatihan yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat luas. Untuk mempercepat proses penjangkauan kepada mas- yarakat, maka peserta pelatihan diharapkan mampu bekerjasama secara secara intensif dengan mitra potensial yang berada di wilayahnya untuk segera meninda- klanjuti dalam bentuk pelatihan yang lebih besar dan intensif sehingga masyarakat luas mampu mendampingi anak secara lebih bijaksana dalam penggunaan media. BAB IV PENUTUP
  • 43. 36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital DAFTAR PUSTAKA Modul Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting(BKB -Emas) Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Bekerjasama Dengan Yayasan Plan International Indonesia, tahun 2018 Modul Pelatihan Parenting Digital, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 2017 (www.HealthyChildren.org/MediaUsePlan ). Paparan dan Obesitas Media Layar pada Anak-anak dan Remaja, Robinson et al https://doi.org/10.1542/peds.2016-1758KNovember 2017PEDIATRICS Volume 140, nomor s2, November 2017: e20161758 Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah Dapat Meningkatan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas, Setianingsih, Amila Wahyuni Ardani, Firiana Noor Khayati, Stikes Muhammadiyah KlatenGaster Vol. Xvi No. 2 Agustus 2018 http://pediatrics.aappublications.org/content/140/Supplement_2/S97 Welcome to Your Child’s Brain Sandra Aamodt, Ph.D & Sam Wang, Ph.D, Jakarta, Gramedia, 2014 Pendampingan Dialogis Orangtua dalam Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini, Yusmi Warisyah, Artikel Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 https://jabar.tribunnews.com/2019/10/15/waspadai-game-online-sudah-209-anak dirawat-di-rs-jiwa-cisarua-karena-kecanduan-main-handphone https://fk.ui.ac.id/infosehat/jumlah-pecandu-game-online-di-indonesia-diduga- tertinggi-di-asia/ https://theconversation.com/who-tetapkan-kecanduan-game-sebagai- gangguan-mental-bagaimana-gamer-indonesia-bisa-sembuh-99029 https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634907/7-dampak-negatif- penggunaan-gawai-bagi-kesehatan-anda MODUL | Pengasuhan Anak Usia Dini di Era Digital
  • 44.
  • 45. 38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2020