Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi instrumen keuangan menurut PSAK 71, meliputi perubahan klasifikasi dan pengukuran aset keuangan, pengakuan awal dan penghentian, serta persyaratan baru terkait penurunan nilai berdasarkan kerugian kredit ekspektasian."
4. Klasifikasi Instrumen Keuangan – PSAK 50
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Kewajiban kontraktual
Kas
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Hak
kontraktual
Instrumen ekuitas
entitas lain
Aset Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh kewajibannya
5. Instrumen Keuangan – PSAK 50
setiap kontrak yang menambah nilai:
►aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
►liabilitas keuangan atau
►instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►liabilitas Keuangan
Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan
suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
6. Perkembangan Standar Instrumen Keuangan
PSAK LAMA sd Th 1998
PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan
kewajiban lancar
PSAK 50 Sekuritas
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
PSAK 31 Akuntansi Perbankan
PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
PSAK 51 Akuntansi Kuasi Organisasi
PSAK 55 Akuntansi Instrumen Deivatif
dan Aktivitas Lindung Nilai
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Hutang
Piutang Bermasalah
PSAK Revisi 2006
PSAK 50 Instrumen Keuangan
Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 55 Instrumen Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran
PSAK Revisi 2010 IAS 1 Jan 2009
PSAK 50 Penyajian
PSAK 55 Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
• IAS eff 1 Jan 2015
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• IAS eff 1 Jan 2020
7. Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi
• Pemisahan liabilitas dan
ekuitas
• Instrumen keuangan
majemuk.
• Saham treasuri, bunga,
dividen,
kerugian/keunntungan
• Saling hapus atas aset dan
liabilitas
• Definisi dan klasifikasi
• Derivatif melekat
• Pengakuan dan penghentian
pengakuan
• Pengukuran awal,
pengukuran selanjutnya,
reklasifikasi, penurunan nilai.
• Lindung Nilai
Instrumen Keuangan
IAS 32 IAS 39 IFRS 7
PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60
Tingkat pengungkapan
berdasarkan kelas
Signifikansi instumen
terhadap kinerja
Sifat dan cakupan risiko –
kualitatif & kuantitatif
Analisis sensitivitas
PSAK 71
Eff 1/1/2020
7
8. Klasifikasi Instrumen Keuangan – PSAK 55
Instrumen Keuangan
Instrumen
Lindung Nilai
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas Biasa
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Derivatif
Biasa
Derivatif
Melekat
Atas Nilai Wajar
Atas Arus Kas
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
Aset
Keuangan
Liabilitas
Keuangan
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
9. PSAK 50 – Revisi 2014
• Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
• Penyajian
• Liabilitas dan Ekuitas
• Instrumen Keuangan Majemuk
• Saham yang Diperoleh Kembali
• Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan
• Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi
2013)
• Pedoman Penerapan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari PSAK 50
• Contoh Ilustrasi, melengkapi tetapi bukan merupakan bagian dari
PSAK 50
10. PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Entitas harus untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen
keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.
• Pengungkapan hirarki nilai wajar
Tingkat 1 harga kuotasi pasar atau nilai kontrak terkini
Tingkat 2 Input selain harga kuotasian namun dapat diobservasi
Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
• Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
• Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
• Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
12. PSAK 71 Instrumen Keuangan
• PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan per 1
Januari 2016 yang efektif 1 Januari 2018.
• PSAK 71 mengatur perubahan: klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan
akuntansi lindung nilai.
• Meskipun PSAK 71 akan menggantikan PSAK 55, PSAK 71 ini belum mengganti
seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
• Hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB, PSAK 71 memperkenankan
entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi lindung nilai sesuai PSAK 71 atau
PSAK 55 secara keseluruhan
• PSAK 71 juga memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55
untuk macro hedging jika entitas menerapkan PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen terhadap PSAK lain.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2020. Penerapan dini diperkenankan.
13. PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Perubahan format mengikuti IFRS:
• Bab 1 Tujuan
• Bab 2 Ruang Lingkup
• Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
• Bab 4 Klasifikasi
• Bab 5 Pengukuran
• Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
• Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2020
• Perbedaan dengan IAS
• Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations,
• Ketentuan transisi
14. Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55 – namun PSAK 55 masih berlaku untuk macro hedging
• Efektif 1 Januari 2020
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai
aset keuangan
Memperbaiki model akuntansi hedging
15. Pertimbangan Penerapan PSAK 71
• Opsi transisi yang akan dipilih
• Analisis dampak terhadap klasifikasi dan pengukuran serta penurunan
nilai.
• Kebijakan akuntansi terkait PSAK 71 yang akan diterapkan.
• Penurunan nilai:
• Pendekatan segmentasi dan metode pemodelan penurunan nilai.
• Perhitungan saldo awal dan saldo tahun berjalan
• Dokumentasi perubahan proses bisnis, aktivitas kontrol, dan
pengujiannya
• Pengungkapan berdasarkan ketentuan standar baru
15
16. Ruang Lingkup
• Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan,
kecuali:
• Investasi anak, asosiasi dan ventura bersama (PSAK 65, 4, 15)
• Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 73)
• Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)
• Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen
ekuitas dalam pencatatan entitas penerbit.
• Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)
• Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)
• Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)
• Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 53)
• Hak dan kewajiban dalam ruang lingkup pendapatan (PSAK 72)
17. Ruang Lingkup
• Persyaratan penurunan nilai diterapkan untuk hak berdasarkan PSAK 48
Pendapatan untuk pengakuan keuntungan dan kerugian penurunan
nilai.
• Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup
• komitmen pinjaman berbentuk liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
• komitmen pinjaman yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau
dengan penyerahan/penerbitan instrumen keuangan lainnya.
• komitmen untuk menyediakan pinjaman pada suku bunga di bawah bunga
pasar.
• Kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya,
atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan,
18. Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam
laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah
satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.
Pada saat entitas pertama kali mengakui aset keuangan, entitas
tersebut mengklasifikasikannya sebagai aset keuangan diamortisasi
dan aset keuangan diukur dengan nilai wajar
Ketika entitas pertama kali mengakui liabilitas keuangan, entitas
tersebut mengklasifikasikan sebagai liabilitas diamortisasi dan
liabilitas diukur dengan nilai wajar.
19. Pembelian atau Penjualan Reguler Aset Keuangan
Pembelian atau penjualan reguler aset keuangan
diakui dan dihentikan pengakuannya menggunakan
salah satu di antara akuntansi tanggal
perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian.
20. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
• Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
• hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir; atau
• entitas mengalihkan aset keuangan (3.2.4 dan 3.2.5), dan pengalihan
tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan (3.2.6).
• Entitas mengalihkan aset keuangan, jika dan hanya jika entitas (3.2.4):
• mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan; atau
• mempertahankan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak
penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan par 3.2.5.
• Dalam laporan keuangan konsolidasi diterapkan ketentuan konsolidasi,
aset keuangan level konsolidasi.
• Entitas menentukan apakah penghentian pengakuan diterapkan pada
bagian, keseluruhan, kelompok aset serupa.
21. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Pengalihan yang diakui sebagai penghentian pengakuan
Pengalihan yang tidak diakui sebagai penghentian
pengakuan
Keterlibatan berkelanjutan atas aset alihan
Keseluruhan pengalihan
22. Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
• Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan dari laporan posisi keuangan,
jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan
atau kedaluwarsa.
• Pertukaran antara peminjam dan pemberi pinjaman existing atas
instrumen utang dengan persyaratan yang secara substansial berbeda
dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan
liabilitas keuangan baru.
• Modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan dicatat
sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas
keuangan baru.
• Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang berakhir atau
yang dialihkan ke pihak lain, dan imbalan yang dibayarkan, termasuk
aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang ditanggung, diakui dalam
laba rugi.
23. Klasifikasi – Instrumen Keuangan
Aset keuangan
Liabilitas keuangan
• Kontrak hibrida dengan aset keuangan sebagai kontrak
utama
• Kontrak lainnya
Derivatif melekat
24. Klasifikasi Instrumen Keuangan
• Klasikasi berdasarkan model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas kontraktual dari
aset keuangan.
• Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi kecuali diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain.
• entitas dapat menetapkan pilihan saat pengakuan awal atas investasi pada instrumen ekuitas tertentu yang
umumnya diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sehingga perubahan nilai wajarnya disajikan dalam
penghasilan komprehensif lain.
• Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut terpenuhi:
• aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka
mendapatkan arus kas kontraktual, dan
• persyaratan kontraktual meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely
payments of principal and interest / SPPI )
• Reklasifikasi pengelolaan aset keuangan jika dan hanya jika
• Entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan.
• Perubahan tersebut diperkirakan sangat jarang terjadi.
• Ditentukan oleh manajemen entitas sebagai hasil dari perubahan eksternal atau internal dan harus signifikan pada kegiatan
operasi entitas dan dapat dibuktikan pada pihak eksternal.
• Perubahan pada model bisnis entitas akan terjadi hanya jika entitas memulai atau berhenti untuk melaksanakan aktivitas
yang signifikan terhadap kegiatan operasinya; entitas telah memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini bisnis.
25. Kriteria SPPI
• Konsisten dengan ketentuan dasar pinjaman (basic lending agreement)
Apakah arus kas berasal hanya dari pokok dan
bunga
• Pokok: jumlah pokok pinjaman yang diperjanjian dalam kontrak nilai
wajar pada pengakuan awal
• Bunga: Imbalan atas nilai waktu uang, risiko kredit, risiko pinjmanan
lainnya (mis: likuiditas), biaya lain termasuk biaya administrasi dan
margin laba.
Pokok pinjaman dan bunga
26. SPPI
• De minimis
• Diabaikan
• Terlau sepele atau terlalu kecil untuk dipertimbangakan
• Not genuine (tidak valid
• Diabaikan
• Ketentuan kontraktual tidak valid jika ketentuan tersebut hanya
mempengaruhi arus kas pada saat terjadi suatu kejadian yaag sangat
jarang terjadi, sangat abnormal atau kecil kemungkinan terjadi
• Leverage
• Tidak konsisten dengan SPPI
• Karakteristik arus kas kontraktual yang meningkatkan tingkat
variablitas arus kas dan akibatnya tidak memiliki karaktersitik
ekonomik dari bunga.
26
27. SPPI
• Ketentuan kontraktual yang mengubah waktu / jumlah
arus kas
• Kontrak dapat menentukan arus kas berubah misal
• Tingak bunga mengambang
• Fitur pelunasan dipercepat
• Perpanjangan jangka waktu kontrak
• Penilaia SPPI mempertimbangkan
• Arus kas yang dapat mucunl sebelum dan sesudah perubahan arus kas
• Sifat kejadian kontijensi yang mengubah waktu atau jumlah arus kas
27
28. SPPI
• Elemen nilai waktu modifikasian
• Elemen nilai waktu telah dimodifikasi jika hubungan antara waktu dan bunga
tidak sempurna
• Misal bunga atas pinjaman dengan jatuh tempo 4 tahun disesuaikan setiap enam
bulan mengikuti suku pinjmanan 10 tahun
• Elemen nilai waktu modifikasian harus dipertimbangkan untuk menentukan
apakah arus kontraktual yang dihasilkan memenuhi SPPI
• Pertimbangan umumnya adalah apakah kas kontraktual berbeda secara
signifikan dengan arus kas yang dimodifikasi
• Tingkat suku bunga diregulasi
• Pengecualian untuk tingkat bunga yang diregulasi (dianggap sebagai proksi
elemen nilai waktu uang) dengan syarat:
• Tingkat bunga diregulasi konsisten dengan berlalunya waktu
• Tidak menimbulkan eksposure terhadap risiko yang tidak konsisten dengan
peminjaman
• Pertimbangan umumnya adalah apakah tingkat bunga konsisten dengan
berlalunya waktu
28
29. Kriteria SPPI – Model Bisnis
Model Bisnis Karakteristik Pengukuran
Memiliki untuk
memperoleh arus kas
kontraktual
• Tujuan: memperoleh arus kas kontraktul
• Penjualan bersifat insential
• Penjuala sangat jarang (volume dan
frekuensi)
Biaya perolehan
diamortisasi
Memiliki untuk
memperoleh arus kas
kontraktual dan untuk
dijual
• Tujuan: memperoleh arus kas kontraktual
dan menjual sifatnya tidak terpisahkan.
• Umumnya lebih banyak penjualan
(frekuensi dan volume) dibandingkan
memperoleh arus kas kontraktual
FVOCI*
Lainnya • Tujuan: tidak untuk memperoleh arus kas
kontraktual atau dijual
FVTPL**
• *Tidak menerapkan opsi pengukuran dengan nilai wajar
• **Kriteria SPPI tidak relevan – aset dengan model bisnis ini diukur pada FVTPL
30. Instrumen Keuangan – Klasifikasi
Instrumen aset atau utang (kontrak hybrid) Ekuitas
Derivatives
Tes SPPI / Arus Kas – pokok dan bunga
Tes Model Bisnis (BM) – arus kas kontraktual Diperdagangkan
Memilih opsi nilai wajar Opsi FVOCI dipilih
Biaya perolehan
Diamortisasi
FVTPL
FVOCI
(with recycling)
FVOCI*
(tanpa recycling)
Tidak Tidak Tidak Ya
Ya
Ya Tidak
BM 1:
arus kas
kontraktual
BM 2:
arus kas
Kontraktual dan
menjual instrumen
keuangan
Tidak
memenuhi
BM 1 dan
BM 2
MEMENUHI GAGAL
*Tanpa recycling ke laba rugi. Pemilihan tidak dapat dibatalkan dan dapat dilakukan tiap instrument pada saat pengakuan awal
31. Klasifikasi: Aset Keuangan
Kategori Pengukuran
Kategori pengukuran serupa dengan PSAK 55
Perubahan signifikan dalam mengklasifikasikan aset keuangan
Reklasifikasi aset keuangan tunduk pada ketentuan yang sangat rigit dan
diperkirakan tidak sering terjadi
PSAK 71 PSAK 55
• FVTPL
• Biaya perolehan diamortisasi
• FVOCI
• FVTPL
• Loan and Receivable
• HTM
• FVOCI
• FVTPL
• FVOCI
• HTM
= Fair value to profit and loss
= Fair value to other comprehensive Income
= Held to Maturiy
32. Klasifikasi: Liabilitas Keuangan
Kategori Pengukuran
Ketentuan PSAK 55 sebagian besar masih dipertahankan
Biaya perolehan diamortisasi
FVTPL
Penyajian dalam OCI atas keuntungan atau kerugian liabilitas
keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada FTPL yang timbul dari
perubahan risiko kredit, kecuali jika hal tersebut menciptakan atau
meningkatkan inkonsistensi pengakuan dan pengukuran (accounting
mismatch)
Reklasifikasi liabilitas keuangan – tidak diperkenankan
OCI = Other Comprehensive income / Penghasilan Komprehensive lain
33. Klasifikasi: Embedded derivatives
Kategori Pengukuran
Kontrak utama adalah aset keuangan keuangan dalam ruang lingkup
PSAK 71
Jangan dipisahkan
Perimbangkan dampaknya pada kriteria SPPI
Kontrak utama tidak dalam ruang lingkup SAK 71
Ikuti ketentuan pemisahan
34. Pertimbangan dalam Penilaian
Pertimbang
an dalam
Penilaian
Bagaimana
kinerja
dievaluasi
Tingkat
penjualan
aktual dan
ekspektasian
Faktor Lainnya
Bagaimana
Manajer
dikompensasi
Bagaimana
risiko dikelola
Dinilai pada tingkat di mana sekompok aset dikelola, misal paorfolio aset
35. Contoh Model Bisnis
Portfoliao likuiditas untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam kondisi
tertentu
Portfoliao likuiditas untuk memenuhi kebutuhan pendanaan harian
Aset dalam bentuk dana yang dikelola pada nilai wajar
Pinjaman ritel untuk sekuritisasi
Instrumen diperdagangkan.
Aset keuangan untuk mendanai liabilitas asuransi
Pinjaman ritel untuk mendapatkan arus kas kontraktual
36. Klasifikasi Piutang Dagang
• Kriteria klasifikasi
• SPPI terpenuhi
• BM – untuk memperoleh arus kas kontraktual terpenuhi
• Piutang dagang
• Untuk piutang dilakukan sekuritisasi dan transaksi lainnya
perlu pertimbangan yang lebih kompleks dengan
mempertimbangkan bentuk kontraknya anjak piutang
37. Opsi untuk Ditetapkan pada FVTPL
• Aset keuangan: dapat dilakukan jika penetapan tersebut menghilangkan
atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau
pengakuan (accounting mismatch)
• Liabilitas keuangan: sesuai PSAK 55. Ditetapkan untuk diukur pada
FVTPL jika
• Dikelola atas dasar nilai wajar; atau
• Mengandung derivative melekat (embedded derivative) yang tidak
dapat dipisahkan
• Berikut dapat ditetapkan untuk diukur pada FVTPL jika kondisi berikut
terpenuhi:
• Kontrak tertentu untuk membeli atau menjual item non finansial
• Ekposur kredit tertentu
39. Pengukuran Awal
Instrumen Keuangan
FVTPL
Nilai wajar
(biaya transaksi expense)
Tidak diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi*
Nilai wajar ditambah
Biaya Transaksi terkait langsung dengan
perolehan
(biaya transaksi dikapitalisasi)
*Pengecualian: piutang dagang tanpa komponen pendanaan
signifikan diakui sebesar harga transaksi
39
40. Pengukuran Instrumen Keuangan
Kategori Laba Rugi OCI PSAK 55
Biaya perolehan
diamortisasi
Seluruh keuntungan dan kerugian -
Instrumen utang
pada FVOCI
Bunga, kerugian penurunan nilai,
keuntungan/kerugian selisih kurs,
keuntungan/kerugian saat pelepasan
Keuntungan/
kerugian lainnya
Instrumen
ekuitas* pada
FVOCI
Dividen (kecuali) jelas merupakan
pemulihan atas sebagian biaya perolehan
(investasi)
Keuntungan/
kerugian
perubahan nilai
wajar
FVTPL Seluruh keuntungan dan kerugian -
* Pengukuran dengan metode biaya perolehan tidak diperkenankan
40
41. PENGUKURAN – Pengukuran Awal
• Kecuali untuk piutang dagang (5.1.3), aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pada saat
pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan atau liabilitas keuangan
pada nilai wajar ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang terkait
langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas
keuangan.
• Jika nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan pada saat
pengakuan awal berbeda dari harga transaksinya, maka entitas
menerapkan paragraf PP5.1.2A
• Jika entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk aset yang
setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, maka
aset tersebut diakui pertama kali pada nilai wajar pada tanggal transaksi
5
41
42. PENGUKURAN –Pengukuran
Selanjutnya
• Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, sesuai
klasifikasi aset keuangan :
• Biaya perolehan diamortisasi;
• Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain; atau
• Nilai wajar melalui laba rugi.
• Entitas menerapkan persyaratan penurunan nilai untuk aset keuangan
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
• Entitas menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai
paragraph 6.5.8–6.5.14 (dan, jika dapat diterapkan, PSAK 55 Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 89–94 untuk akuntansi
lindung nilai atas nilai wajar untuk portofolio dari lindung nilai atas risiko
suku bunga) untuk aset keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung
nilai. 1
5
42
43. Pengukuran selanjutnya liabilitas
keuangan
• Setelah pengakuan awal, entitas mengukur liabilitas keuangan sesuai
dengan paragraf 4.2.1–4.2.2.
• Entitas menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai dalam
paragraph 6.5.8–6.5.14 (dan, jika dapat diterapkan, PSAK 55 paragraf
89–94 untuk akuntansi lindung nilai atas nilai wajar yang diterapkan
pada portofolio dari lindung nilai atas risiko suku bunga) untuk liabilitas
keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung nilai.
5
43
44. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Metode Bunga Efektif
• Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode bunga efektif, yaitu
dengan menerapkan suku bunga efektif atas jumlah tercatat bruto aset
keuangan, kecuali untuk:
• aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk.
Untuk aset keuangan tersebut, entitas menerapkan suku bunga efektif yang
disesuaikan dengan kredit atas biaya perolehan diamortisasi aset keuangan
sejak pengakuan awal.
• aset keuangan yang tidak dibeli atau yang berasal dari aset keuangan
memburuk tetapi selanjutnya menjadi aset keuangan memburuk. Untuk aset
keuangan tersebut, entitas menerapkan suku bunga efektif atas biaya
perolehan diamortisasi aset keuangan di periode pelaporan selanjutnya.
5
44
45. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Modifikasi arus kas kontraktual
• Saat arus kas kontraktual atas aset keuangan direnegosiasi atau
dimodifikasi dan renegosiasi atau modifikasi tersebut tidak
menghasilkan penghentian pengakuan aset keuangan entitas
menghitung ulang jumlah tercatat bruto aset keuangan dan mengakui
keuntungan atau kerugian yang timbul dari modifikasi dalam laporan
laba rugi.
• Jumlah tercatat bruto aset keuangan dihitung ulang (sebagai nilai kini
dari arus kas kontraktual yang telah direnegosiasi atau dimodifikasi yang
didiskontokan dengan suku bunga efektif awal aset keuangan (atau suku
bunga efektif yang disesuaikan dengan kredit untuk aset keuangan yang
dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk) atau, jika dapat
diterapkan, revisi suku bunga efektif dihitung sesuai dengan paragraf
6.5.10.
• Biaya atau pendapatan jasa yang terjadi mengubah jumlah tercatat aset
keuangan yang telah dimodifikasi dan diamortisasi selama sisa jangka
waktu aset keuangan modifikasian tersebut.
5
45
46. Penghapusan
5
Entitas langsung mengurangi jumlah tercatat bruto
dari aset keuangan ketika entitas tidak memiliki
perkiraan wajar untuk memulihkan aset keuangan
secara keseluruhan atau secara parsial.
Penghapusan merupakan kejadian penghentian
pengakuan
46
49. Ruang Lingkup Penurunan Nilai
Dalam ruang lingkup Di luar ruang lingkup
• Aset keuangan yang merupakan instrumen utang
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau
FVOCI (misalnya: piutang dagang, instrumen utang).
• Komitmen pinjaman yang diterbitkan yang tidak
diukur pada FVTPL.
• Kontrak jaminan keuangan* yang diterbitkan yang
masuk dalam ruang lingkup PSAK 71, dan yang tidak
diukur pada FVTPL.
• Piutang sewa dalam ruang lingkup PSAK 30.
• Aset kontrak dalam ruang lingkup PSAK 72.
• Investasi dalam
instrumen ekuitas.
• Komitmen pinjaman dan
jaminan yang
diterbitkan yang diukur
pada FVTPL.
• Instrumen keuangan
lainnya yang diukur pada
FVTPL.
49
50. • Seluruh asetkeuangan“membawa” penyisihankerugian.
• Tidakdiperlukan pemicu (trigger) untuk mengakuipenurunannilai
• Lebihbanyakpertimbangan.
• Satumodel untuk seluruh instrumen keuangandalamruanglingkupPSAK71.
Kejadian masa lalu
Informasi
yang
dicakup
Kondisi sekarang
Perkiraan kondisi ekonomi
masa depan
Penurunan nilai – model baru
50
51. Pendekatan umum
• Prinsip umum, menerapkan salah satu dari dua basis pengukuran berikut:
• Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan; atau
• Kerugian kredit sepanjang umurnya.
• Basis pengukuran bergantung pada apakah telah terjadi peningkatan
risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan awal.
Kerugian kredit
ekspektasian 12
bulan
Kerugian kredit
ekspektasian
sepanjang
umurnya
Berpindah kategori
Jika risiko kredit dari aset keuangan telah
meningkat signifikan sejak pengakuan
awal
Kembali
Jika kondisi di atas tidak lagi
terpenuhi
51
54. Elemen utama dari model penurunan
nilai
Kerugianyangtimbul dari peristiwagagalbayaryangmungkinterjadi dalam12 bulan
setelahakhir periodepelaporan.
Kerugiankredit
ekspektasian12
bulan
Kerugianyangtimbul dari seluruh kemungkinan peristiwagagalbayarsepanjang
prakiraan umur instrumenkeuangan.
Kerugiankredit
ekspektasian
sepanjangumurnya
Tidakdidefinisikan.
Peningkatanrisiko
kredit secara
signifikan
Tidakdidefinisikan.
Gagalbayar
54
55. Pendekatanpengukuranganda–menerapkan
definisigagalbayar
• Pertimbangkan indikator kualitatif, misalnya: pelanggaran kovenan hutang.
• Konsisten dengan definisi yang digunakan untuk pengelolaan risiko kredit
secara internal atas instrumen yang relevan.
• Konsisten dengan definisi dalam regulasi yang berlaku, jika memungkinkan.
• Diterapkan secara konsisten.
Terdapat praduga (rebuttable presumption) bahwa peristiwa
gagal bayar tidak terjadi sebelum aset keuangan 90 hari
menunggak.
55
56. Penilaian kenaikan risiko kredit
signifikan – risiko gagal bayar
• Penilaian didasarkan pada perubahan risiko gagal bayar sejak pengakuan awal.
• Tidak didasarkan pada perubahan dalam jumlah kerugian kredit ekspektasian.
• Berdasarkan seluruh informasi yang wajar dan terdukung, termasuk informasi
perkiraan masa depan (forward-looking information), yang tersedia tanpa biaya
atau upaya berlebihan, misalnya:
• Perubahan peringkat kredit internal/eksternal secara aktual atau
ekspektasian.
• Data makroekonomik aktual/perkiraan.
• Perubahan harga atau indikator pasar atas risiko kredit.
• Perubahan aktual/ekspektasian dalam hasil operasi/lingkungan bisnis
peminjam.
56
57. • Tidak dapat dilakukan dengan sekedar membandingkan perubahan
secara absolut atas risiko gagal bayar.
• Risiko gagal bayar cenderung menurun seiring berjalannya waktu.
• Jika risiko gagal bayar tidak menurun seiring berjalannya waktu,
dapat mengindikasikan kenaikan risiko kredit.
• Asumsi di atas tidak berlaku jika kewajiban pembayaran yang
signifikan pada periode mendekati jatuh tempo.
• Penilaian kuantitatif merupakan indikator utama, dan biasanya didasarkan
pada ukuran probabilitas gagal bayar sepanjang umur (lifetime probability
of default/PD).
• Indikator kualitatif dipertimbangkan, jika tepat digunakan (sebagai ‘watch
list’).
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan
– risiko gagal bayar
57
58. • PT Z menggunakan sistem pemeringkatan kredit internal 1-8
• Penurunan 2 peringkat menunjukkan kenaikan signifikan dalam risiko
kredit
• PT S memiliki dua kelompok pinjaman
• Kelompok 1: diberi peringkat 2 saat pengakuan awal dan diberi
peringkat 4 saat tanggal pelaporan
• Kelompok 2: diberi peringkat 3 saat pengakuan awal dan diberi
peringkat 4 saat tanggal pelaporan
• Peringkat 4 tidak dianggap sebagai peringkat dengan risiko rendah
• Kelompok 1 dianggap memiliki kenaikan ririko kredit signifikan.
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan
– contoh
58
59. Risiko kredit rendah dianggap rendah
• Risiko gagal bayar rendah
Instrumen keuangan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
• Kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban dalam jangka waktu
dekat
Peminjam memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi
kewajiban arus kas kontraktual dalam jangka waktu dekat
• Perubahan yang memburuk tidak mengurangi kemampuan untuk
memenuhi kewajiban
Memburuknya kondisi ekonomik dan bisnis dalam jangka
panjang mungkin, namun tidak selalu, menurunkan
kemampuan peminjam untuk memenuhi kewajiban arus kas
kontraktual.
59
60. • Jika risiko kredit rendah – dapat diasumsikan bahwa risiko kredit belum
meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal.
• Penilaian dilakukan dengan dasar instrumen-per-instrumen.
• Instrumen dengan peringkat rating eksternal “investment grade” adalah
salah satu contoh instrumen yang dapat dianggap memiliki risiko kredit
rendah.
• Jika instrumen tidak lagi berisiko rendah, tidak secara otomatis
diasumsikan bahwa risiko telah meningkat secara signifikan.
Risiko kredit rendah
60
61. • Risiko kredit telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal
jika pembayarn kontraktual telah tertunggak lebih dari 30 hari.
• Diasumsikan 30 hari sebagai titik terakhir di mana kerugian kredit
ekspektasian sepanjang umur diakui:
• Dilingquency merupakan salah satu lagging indicator
• Kenaikan signifikan dalam risiko kredit biasanya terjadi
sebelum aset menunggak
• Jika tersedia informasi yang lebih bersifat forword looking (misalnya
atas dasar suatu portfolio aset) maka informas tersebut harus
digunakan
Praduga 30 hari
61
62. • Jika arus kas kontraktual dari aset keuangan dimodifikasi, entitas harus
memisahkan:
• Modifikasi yang tidak mengakibatkan penghentian pengakuan
• Modifikasi yang mengakibatkan penghentian pengakuan
• Jika arus kas kontraktual direnegosiasi atau dimodifikasi tetapi tidak
menghentikan pengakuan:
• Hitung ulang tercatat bruto aset keuangan (nilai kini arus
kontraktual yang dimodifikasi, didiskontokan dengan suku
bunga efektif awal), dan akui keuntungan atau kerugian akibat
laba rugi akibat modifikasi di laba rugi. Sebesar selisih nilai
tercatat dikurangi nilai setelah modifikasi.
• Biaya yang timbul disesuaikan terhadap jumlah tercatat aset
keuangan modifikasian dan diamortisasi sepanjang sisa umur
instrument tersebut.
Modifikasi
62
63. • Jika modifikasi tidak mengakibatkan penghentian pengakuan
• Aset modifikasian tidak otomatis memiliki risiko kredit yang lebih rendah
dari risiko kredit aset yang dimodifikasi
• Penilaian kemudian atas kenaikan signifikan dalam risiko kredit dilakukan
dengan membandingkan risiko gagal bayar pada tanggal berikut:
• tanggal pengakuan awal berdasarkan persyaratan yang tidak
dimodifikasi
• Tanggal pelaporan setelah tanggal modifikasi menggunakan
persyaratan modifikasi
• Jika modifikasi mengakibatkan penghentian pengakuan
• Aset keuangan baru diakui pada tanggal modifikasi
• Penilaian kemudian atas kenaikan signifikan dalam risiko kredit dilakukan
dengan membandingkan risiko gagal bayar pada tanggal berikut:
• tanggal pengakuan awal berdasarkan persyaratan yang tidak
dimodifikasi
• Tanggal modifikasi dan setelahnya menggunakan persyaratan
modifikasian
Modifikasi – kenaikan signifikan risiko kredit
63
64. • Pendekatan khusus diterapkan untuk aset keuangan yang dibeli
atau berasal dari aset keuangan memburuk POCI (Purchase or
Originated Credit Impaired).
• Suatu aset menjadi POCI jika telah terjadi salah satu atau lebih
peristiwa yang memiliki dampak merugikan atas estimasi arus kas
di masa depan dari aset tersebut (seperti loss event dalam PSAK
55)
• Pengakuan awal
• Kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur dimasukkan
dalam perhitungan suku bunga efektif
• Tidak ada penyisihan kerugian diakui
• Pengakuan selanjutnya
• Perubhaan kerugian ekspektasian sepanjang umur diakui di
laba rugi merupakan penyisihan kerugian
Pendekatan khusus
64
65. • Pendekatan umum
• Pendekatan disederhanakan
Piutang sewa
• Pendekatan umum
• Pendekatan disederhanakan
Piutang dagang dan
aset kontrak dengan
komponen
pendanaan signifikan
• Pendekatan disederhanakan penyisihan
kerugian selalu senilai dengan kerugian
kredit ekspektasian sepanjang umur
Piutang dagang dan
aset kontrak tanpa
komponen
pendanaan signifikan
Piutang Dagang dan Piutang Sewa
65
66. • Dampak memilih pendekatan umum
• Perlu menelusuri perubahan risiko kredit sejak pengakuan awal.
• Membutuhkan sistem manajemen risiko kredit yang lebih canggih.
• Nilai kerugian kredit ekspektasian diperkiraan lebih rendah.
• Untuk piutang jangka pendek: pendekatan umum dan pendekatan umum
akan memberikan hasil yang sama
Pendekatan Umum dan Disederhanakan
atas Piutang Dagang
66
67. Probabilitas tertimbang
• Jumlah yang tidak bias dan rata-rata probabilitas tertimbang
(mengevaluasi serangkaian kemungkinan yang dapat terjadi).
Nilai kini
• Suku bunga efektif (EIR) awal, atau dengan melakukan penaksiran
tertentu untuk menentukan tingkat bunga, sebagai tingkat diskonto.
Kekurangan kas
• Selisih antara arus kas yang terutang sesuai kontrak dan arus kas yang
diperkirakan akan diterima oleh entitas.
Mengukur Penurunan Nilai – ECL
67
68. • Umumnya merupakan periode kontraktual maksimum di mana entitas akan
terekspos pada risiko kredit
• Misal: komitmen pinjaman – periode kontraktual maksimum di mana
entitas memiliki kewajiban kontraktual untuk memberikan kredit/pinjaman
• Opsi perpanjangan atau pelunasan dipercepat oleh peminjam juga dicakup
• Pengcualian untuk instrument keuangan tertentu (misal kartu kredit)
• Mencakup pinjaman dan komponen komitmen yang belum ditarik (undrawn
commitment)
• Secara kontraktual dapat ditarik dengan sedikit pemberitahuan (little
notice)
• Kemampuan untuk membatalkan tidak membatasi eksposur pemberi
pinjaman atas kerugian kredit
• Ukur kerugian kredit ekspektasian selama periode di mana entitas terekspos
pada risiko kredit
Periode Estimasi
68
69. Sumber data dalam mengukur penurunan nilai
69
•Peringkat internal / eksternal
Data makroekonomik
Faktor spesifik peminjam
Informasi lainnya
Pengalaman kerugian historis
Pengalaman kerugian kredit entitas lain
Sumber data diperoleh dari informasi yang wajar dan terdukung
yang tersedia tanpa upaya dan biaya berlebihan
70. • Relevan untuk
• Menilai apakah terdapat kenaikan risiko kredit signifikan
• Mengukur penurunan nilai
• Tidak ad panduan umum mengenai pendekatn yang paling sesuai
• Meski demikian dalam beberapa hal penilaian secara kolektif diperlukan:
• Untuk mengidentifikasi kenaikan risiko kredit secara signifikan, jika tersedia
informasi lain yang sifatnya spesifik peminjam
• Jika tidak tersedia informasi untuk mengukur penurunan nilai dengan basis
individu
Basis individu atau Kolektif
70
71. • Perhitungan pengakuan bunga didasarkan pada klasifikasi kenaikan risiko kredit
atas aset keuangan
• Kerugian kredit diukur untuk 12bulan
• Bunga dihitung dari suku bunga efektif dikalikan jumlah bruto
• Kerugian kredit diukur untuk ekspektasian sepanjang umum
• Bunga dihitung dari suku bunga efektif dikalikan jumlah bruto
• Kerugian kredit diukur untuk ekspektasian sepanjang umum dan diklasifikasikan
sebagai aset menjadi buruk (credit impaired)
• Bunga dihitung dari suku bunga efektif dimodifikasi dikalikan jumlah biaya
perolehan diamortisasi netto.
Pengakuan bunga
71
72. • Tidak ada penyisihan yang diakui dalam laporan posisi keuangan
• Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi
• Pengungkapan atas jumlah penyisihan kerugian
• Contoh
• Pada 31 Desember 2020 PT. Anggrek membeli instumen utang yang
diklasifikasikan sebagai FVOCI sebesar 300.000.000. Instrumen tersebut
bukan POCI. Kerugian kredit ekspektasian 12bulan sebesar Rp 5.000.000
• Pencatatan yang dilakukan adalah
Instrumen utang 300.000.000
Kas 300.000.000
Kerugian penurunan nilai - LR 5.000.000
Penghasilan komprehensif lain 5.000.000
Aset Keuangan - FVOCI
72
73. • Contoh lanjutan PT Anggrek
• Pada 31 Dessember 2021 nilai wajar PT. Anggrek menjadi 280.000.000
• PT. Anggrek menyimpulkan tidak terdapat kenaikan risiko kredit pada
pengakuan awal.
• Kerugian kredit ekspektasian 12bulan sebesar Rp 3.000.000
• Pencatatan yang dilkakukan adalah
Penghasilan komprehensif lain 22.000.000
Instrumen utang 20.000.000
Kerugian penurunan nilai 2.000.000
Aset Keuangan - FVOCI
73
74. • PT Mawar memiliki piutang dagang senilai Rp200.000 yang jatuh tempo dalam
waktu 3 bulan.
• PT Mawar memperkirakan bahwa skenario yang paling mungkin adalah bahwa
jumlah total akan dibayar tepat waktu.
• PT Mawar mengestimasi bahwa terdapat: 2% probabilitas bahwa debitor sama
sekali tidak membayar; dan 98% probabilitas bahwa jumlah total akan dibayar pada
saat jatuh tempo.
• PT Mawar mengukur kerugian ekspektasian sebesar 2% dari jumlah kekurangan kas
sebesar Rp200.000. Karena piutang jangka-pendek tidak memiliki tingkat bunga
kontraktual, hal ini menyiratkan bahwa suku efektif (EIR) adalah nol dan
pendiskontoan umumnya tidak diperlukan.
• Kerugian ekspektasian = Rp200.000 x 2% + (Rp0 x 98%) = Rp4.000
Contoh - 1
74
75. • PT Melati memiliki pinjaman senilai Rp200.000.000 yang jatuh tempo dalam
waktu 8 tahun, bunga dibayarkan setahun sekali dan suku bunga kupon = suku
bunga efektif sebesar 5%.
• PT Melati menyimpukan tidak ada kenaikan risiko kredit sehingga pengakuan
kerugian kredit ekspektasian dihitung untuk 12-bulan
• Pinjman tersebut memiiki probability of default (PD) 12 bulan sebesar 0,5%
• Loss given default (LGD) – merupakan estimasi jumlah kerugian jika pinjaman
gagal bayar adalah 25% dan akan timbul dalam 12 bulan jika pinjaman gagal
bayar
• PT Melati mengukur kerugian ekspektasian 12 bulan sebesar 250.000 dihitung
dari (nilai terutang kontrak x PD x LGD) kemudian didiskontokan dengan
bunga 5%
• Nilai terutang kontrak 5% x 200.000.000 = 10.000.000
• LGD = 25% x 210.000.000 = 52.500.000
• LGD x PD = 50.250.000 x 0,5% = 262.500
• PV 5% dari 262.500 = 250.000
• Kerugian ekspektasian = 250.000
Contoh - 2
75
76. • PT. Merapi beroperasi hanya di satu lokasi geografis, dan memiliki portofolio
piutang dagang senilai Rp70 juta pada 31 Desember 20X1.
• Basis pelanggan terdiri atas berbagai pelanggan kecil.
• Piutang dagang miliki karakteristik risiko yang serupa dan tidak memiliki komponen
pendanaan signifikan.
• PT. Merapi menggunakan matriks penyisihan untuk menghitung penurunan nilai.
• Matriks penyisihan didasarkan pada:
• Tingkat gagal bayar historis selama umur yang diharapkan dari piutang dagang;
dan
• Mencakup penyesuaian atas estimasi yang bersifat forward-looking.
Contoh - 3
Belumjatuh
tempo
Menunggak
1–30Hari
Menunggak
31–60Hari
Menunggak
61–90Hari
Menunggaklebih
dari90Hari
Tingkatkerugian 0.5% 1.0% 2.5% 6.0% 10.0%
76
78. • PT Kencana memiliki pinjaman (aset keuangan) dengan jangka waktu 10 tahun
senilai Rp400.000.000. Bunga dibayarkan setahun sekali. Suku bunga kupon dan
suku bunga efektif adalah 5%.
• PT Kencana menyimpulkan untuk mengakui kerugian kredit ekspektasian 12 bulan.
• Pinjaman tersebut memiliki PD (probability of default) 12 bulan sebesar 0,5%.
• LGD (loss given default) – estimasi jumlah kerugian jika pinjaman gagal bayar -
adalah 25%, dan akan timbul dalam waktu 12 bulan jika pinjaman gagal bayar.
Penyisihan kerugian untuk kerugian kredit ekspektasian 12 bulan adalah 500.000,
yang dihitung dengan mengalikan jumlah arus kas terutang dalam kontrak
(420.000.000, yakni 400.000.000 pokok + 20.000.000 bunga) dengan PD (0,5%) dan
dengan LGD (25%), dan mendiskontokan jumlah yang dihasilkan menggunakan suku
bunga efektif satu tahun (5%).
420.000.000 x 0,5% x 25% = 525.000 PV=525.000/1.05 = 500.000
Contoh - 4
79. • Pada 31 Desember 20X1, PT A memberikan pinjaman untuk periode 4 tahun dengan nilai Rp 1 juta
yang diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga dibayarkan setiap
tahun. Tingkat bunga kupon dan tingkat bunga efektif (EIR) = 5%.
• PT A menyimpulkan bahwa tepat untuk mengakui kerugian kredit ekspektasian 12 bulan.
• Pinjaman tersebut memiliki PD (probability of default) 12 bulan sebesar 0,5%.
• Tabel di samping menunjukan arus kas kontraktual dan probabilitas tertimbang arus kas yang
diperkirakan jika pinjaman tersebut gagal bayar dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
• Pertanyaan: Berapa jumlah penyisihan kerugian atas pinjaman tersebut pada 31 Desember 20X1?
Contoh - 5
Tanggal Aruskas
kontraktual
Aruskasyang
diperkirakan
31Desember20X2 50.000 0
31Desember20X3 50.000 70.000
31Desember20X4 50.000 70.000
31Desember20X5 1.050.000 400.000
31Desember20X6 0 400.000
80. Contoh - 5
Tanggal jatuh tempo 31/12/20X5
Pokok 200,000,000
Suku buku efektif awal 5.00 %
Probability of default (12 bulan) 0.5%
Tanggal
Arus kas
kontraktual (A)
Arus kas yang
diperkirakan (B)
Kekurangan kas (A-B) Nilai kini (5%)
31/12/20X2 10,000,000 - 10,000,000 9,523,810
31/12/20X3 10,000,000 14,000,000 (4,000,000) -3,628,118
31/12/20X4 10,000,000 14,000,000 (4,000,000) -3,455,350
31/12/20X5 210,000,000 80,000,000 130,000,000 106,951,322
31/12/20X6 - 80,000,000 (80,000,000) -62,682,093
46,709,570
Nilai kini dari kekurangan kas 46,709,570
x Probability of default (12 bulan) 0.5%
Kerugian kredit ekspektasian 233,548
Jurnal pada tanggal 31 Desember 20X1: Debit Kredit
Pinjaman – jumlah tercatat bruto 200,000,000
Kas 200,000,000
Kerugian penurunan nilai 233,548
Pinjaman – penyisihan kerugian kredit ekspektasian 233,548
80
81. • Melanjutkan contoh #2, pada 31 Desember 20X2, PT A menyimpulkan bahwa tepat untuk
mengakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur. PT A mengestimasi pinjaman
tersebut memiliki PD (probability of default) sepanjang umur sebesar 20%.
• Jika pinjaman gagal bayar kapan pun selama periode pinjaman, nilai kini sisa kekurangan kas
sebesar Rp 89.283.800 pada 31 Desember 20X2.
• Pada contoh #2, penyisihan kerugian kredit pada 31 Desember 20X1 sebesar Rp233.548.
• Pertanyaan:
• Apa jurnal pada tanggal 31 Desember 20X1?
• Berapa jumlah penyisihan kerugian kredit yang diakui pada tanggal 31 Desember 20X2?
• Apa jurnal pada tanggal 31 Desember 20X2?
Contoh - 6
81
82. Contoh - 6
Pertanyaan #2
Nilai kini sisa kekurangan kas 89,283,800.00
Probability of default sepanjang umur 20%
Kerugian kredit ekspektasian 17,856,760.00
Pertanyaan #3
Kerugian kredit ekspektasian - 31 Desember 20X1 233,548
Kerugian kredit ekspektasian - 31 Desember 20X2 17,856,760.00
Tambahan kerugian kredit ekspektasian - tahun 20X2 17,623,212.15
Jurnal pada tanggal 31 Desember 20X2: Debit Kredit
Pinjaman – jumlah tercatat bruto 10,000,000
Pendapatan bunga 10,000,000
(untuk mengakui pendapatan bunga berdasarkan suku bunga efektif pinjaman, yakni 5% dari 1 juta)
Kas 10,000,000
Pinjaman – jumlah tercatat bruto 10,000,000
(untuk mengakui penerimaan kas atas bunga)
Kerugian penurunan nilai
17,623,212.15
Pinjaman – penyisihan kerugian kredit ekspektasian
17,623,212.1
5
(untuk mengakui perubahan atas penyisihan kerugian kredit selama tahun 20X2)
82
83. Akuntansi Lindung Nilai
Tujuan dan Ruang Lingkup Akuntansi Lindung Nilai
Instrumen Lindung Nilai
Item lindung nilai
Kriteria Kualifikasian untuk Akuntansi Lindung Nilai
Akuntansi untuk Hubungan Lindung Nilai Kualifikasian
Lindung Nilai atas Sekelompok Item
Opsi untuk menetapkan eksposur kredit yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi
83
84. Kriteria Kualifikasian Akuntansi Lindung
Nilai
• Menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan memperkenalkan
persyaratan yang lebih umum (principle-based) menggunakan
pertimbangan manajemen, yaitu:
i. terdapat hubungan ekonomik antara item lindung nilai dengan instrumen
lindung nilai;
ii. pengaruh risiko kredit tidak mendominasi perubahan nilai yang dihasilkan
dari hubungan ekonomik tersebut; dan
iii. rasio lindung nilai dari hubungan lindung nilai adalah rasio yang sama dari
hasil kuantitas item lindung nilai yang secara aktual dilindung nilai dan
kuantitas instrumen lindung nilai yang secara aktual digunakan entitas untuk
melindung nilai sejumlah kuantitas item lindung nilai tersebut.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125% tidak berlaku
84
85. Akuntansi untuk Hubungan Lindung Nilai
Kualifikasian 1
Lindung nilai atas nilai wajar
Lindung nilai atas arus kas
Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Akuntansi untuk nilai waktu dari opsi
Akuntansi untuk Elemen Forward dari Kontrak Forward dan Basis
Spread Mata Uang Asing dari Instrumen keuangan
85
86. Akuntansi untuk Hubungan Lindung Nilai
Kualifikasian 2
Entitas menerapkan akuntansi lindung nilai untuk hubungan lindung nilai
yang memenuhi kriteria kualifikasian termasuk keputusan entitas untuk
menetapkan hubungan lindung nilai. Terdapat tiga jenis hubungan lindung
nilai:
• lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar dari aset atau liabilitas
yagn diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui, atau komponen dari item
tersebut, yang diatribusikan pada risiko tertentu dan mempengaruhi laba rugi.
lindung nilai atas nilai wajar:
• lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang dapat diatribusikan
pada risiko tertentu yang terkait dengan keseluruhan atau komponen dari suatu
aset atau liabilitas yang diakui atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu
yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan
dapat mempengaruhi laba rugi.
lindung nilai atas arus kas:
lindung nilai investasi neto dalam kegiatan luar negeri
87. Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2019.
• Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas memilih untuk menerapkan
dini Pernyataan ini, entitas harus mengungkapkan fakta tersebut dan
menerapkan semua persyaratan dalam Pernyataan ini pada waktu yang
sama.
88. Ketentuan Transisi
• Entitas menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif sesuai dengan
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan.
• Pernyataan ini tidak diterapkan untuk item yang telah dihentikan
pengakuannya pada tanggal penerapan awal.
• Ketentuan Transisi untuk Akuntansi Lindung Nilai. Ketika entitas pertama
kali menerapkan Pernyataan ini, entitas dapat memilih sebagai bagian
kebijakan akuntansinya untuk menerapkan persyaratan dalam Bab 6 dari
PSAK 71 ini atau terus menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai
sesuai PSAK 55 untuk seluruh hubungan lindung nilainya. Hal ini
dikarenakan PSAK 71 belum mengakomodir persyaratan terkait macro
hedging.
88