Makalah ini membahas tentang pengertian asuransi, prinsip dasar, tujuan, fungsi, dan jenis-jenis asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung. Prinsip dasar asuransi meliputi insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution.
2. i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuransi” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi .............................................................................. 3
B. Prinsip Dasar Asuransi.......................................................................... 5
C. Tujuan Asuransi.................................................................................... 6
D. Fungsi Asuransi .................................................................................... 7
E. Jenis-jenis Asuransi............................................................................... 7
F. Keuntungan Asuransi............................................................................ 9
G. Jenis-jenis Risiko Asuransi................................................................... 11
H. Polis Asuransi ....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru
di pendengaran kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara
mendalam, masyarakat belum mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat
umum tahu tentang asuransi hanyalah sebagai jaminan dan ketergantungan
pertolongan kepada orang lain bahkan sering kali menyebutkan asuransi itu
haram untuk masyarakat yang awam. Padahal arti dan peran sesungguhnya di
dalam asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat di antara kedua
belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan
dalam urusan, karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk
menghadapi risiko yang akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita
dalam menghadapi urusan jika sewaktu-waktu terjadi musibah atau bencana
kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun kerugian karena telah
ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan-perusahaan yang berjalan
dibidang asuransi ini, tinggal kita memilah dan memilih asuransi mana yang
akan kita ambil sesuai dengan kebutuhan dan keuangan kita. Untuk bisa
memilih dan memilah asuransi tersebut, maka diperlukan pengetahuan yang
cukup tentang pengertian dasar-dasar asuransi. Maka dari itu penulis bermaksud
menuliskan pengetahuan tentang dasar-dasar pengetahuan tentang asuransi
yang akan dibahas dalam bab 2 tentang pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi?
2. Bagaimana prinsip dasar asuransi?
3. Apa tujuan asuransi?
4. Apa fungsi asuransi?
5. 2
5. Apa saja jenis-jenis asuransi?
6. Apa keuntungan asuransi?
7. Apa saja jenis-jenis risiko asuransi?
8. Apa yang dimaksud dengan polis asuransi?
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain,
dalam hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari
dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal,
yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun
1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikansuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.”
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang
menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini
disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap
istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung"
kepada "penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini
biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa
depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.
7. 4
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur,
yaitu:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-
angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu
bentuk perjanjian di mana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320
KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan
yang bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu:
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu
perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum
tentu”.
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat
suatu perjanjian tentang hal dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung premi yang
harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan
nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar risiko, semakin besar premi yang
harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi,
di mana disebutkan sarat-sarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak,
jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam
masa pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai
dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “assurantie” yang terdiri dari
kata “assuradeur” yang berarti penanggungan dan “geassureerde” yang berarti
tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “assurance” yang berarti
8. 5
menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut
“assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara
asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin
atau tidak mungkin terjadi dan “assurance” yang berarti menganggung sesuatu
yang pasti terjadi.
B. Prinsip Dasar Asuransi
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak
nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian
dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuan adalah untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip-prinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.
2. Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung
harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang
luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan
yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian
yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity
Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan
9. 6
yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253
dan dipertegas dalam pasal 278).
5. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar.
6. Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
C. Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi
untuk mengurangi risiko yang pasti (misalnya kematian) dan mungkin
(misalnya kecelakaan) terjadi dalam masyarakat dengan cara
mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau risiko yang
terjadi dalam masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi. Secara rinci,
berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi
yaitu:
1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang akan
memberikan keuntungan tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan
pengurangan biaya yang menyangkut pertanggungan tersebut.
2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi
dapat berupa pengeliminiran sebab-sebab yang dapat menimbulkan
keerugian, perlindungan produk atau orang yang akan dirugikan,
pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk yang telah rusak tidak
semakin rusak.
3. Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti asuransi
karena dengan mengetahui besarnya risiko yang terjadi dapat diketahui
besarnya kerugian yang dialami.
10. 7
D. Fungsi Asuransi
1. Pengalihan risiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan
risiko/kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai “original risk
bearer” kepada satu atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism).
Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi
proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi
atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
2. Penghimpun dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang
akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang
dihimpun tersebut berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh
tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana
tersebut berkembang, yang kelak akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
3. Premi seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan risiko yang dialihkannya kepada penanggung
(equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium)
dikalikan dengan nilai pertanggungan.
E. Jenis-jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non-life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi, menjelaskan
bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk
11. 8
menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang
tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di
luar asuransi kerugian dan reasuransi. Kemudian yang termasuk dalam
asuransi kerugian adalah sebagai berikut:
1) Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir,
kecelakaan kapal terbang dan lainnya.
2) Asuransi pengangkutan meliputi:
a) Marine hul policy
b) Marine cargo policy
c) Freight
3) Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi
kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor,
kecelakaan dari pencurian, dan lainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan
dengan penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah:
1) Asuransi berjangka (term insurance).
2) Asuransi tabungan (endowment insurance).
3) Asuransi seumur hidup (whole life insurance).
4) Anuity contrak insurance (anuitas).
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi
dan asuransi ini digolongkan ke dalam:
1) Bentuk treaty.
2) Bentuk fakultatif.
3) Kombinasi dari keduanya.
12. 9
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan
asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa atau pun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan
100% oleh pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh
swasta nasional sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham
maka memiliki suara terbanyak dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing.
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia
hanya merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun
dimiliki 100% oleh pihak asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran
antara swasta nasional dengan pihak asing.
F. Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti
pemahamannya terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun
bank syariah. Padahal dari sisi mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk
jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal mengelola keuangan terutama
untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun manajemen asuransi
terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan
asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak
salamannya positif. Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan
asuransi misalnya saja menggadaikan nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis
asuransi kesehatan atau kecelakaan. Susah mengurus klaim, ini untuk hampir
seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini hanya gara-gara data yang tidak
valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
13. 10
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian
keuntungan asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu
dipahami. Dengan demikian, budaya asuransi masih belum terlalu akrab di
tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki pemahaman bahwa
yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu mempersiapkan
dana khusus sebagai persiapan menanggulangi keadaan darurat, masih banyak
yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan
membeli emas bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau
asuransi jiwa misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat
Indonesia terhadap berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat
Indonesia masih memiliki perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka
lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka guna membeli
kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting
atau untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa
dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia masih
sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam
mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder
semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam
arti sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat,
sebenarnya program asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah
tidak perlu heran sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini,
namun pandangan sebagian masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan
membuang uang. Selain itu ada pandangan dari masyarakat yang menganggap
bahwa asuransi adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama halnya
dengan mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri pada sesama
manusia. Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada
dasarnya asuransi bukan membuang uang atau mengandalkan masalah
keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat
mengalihkan risiko sesuatu pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita
14. 11
mendapatkan musibah atau bencana, yang akan mengganti semua kerugian kita
adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi
atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi tersebut.
Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi
tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang
dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap
perusahaan atau menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi
tersebut, tidak segampang mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual
barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah
disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara
orang jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini.
Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi,
perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang
diajukan oleh para nasabah. Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah
bekerja dengan perusahaan lain secara langsung, seperti misalnya dengan
rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi
jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan mengalami keadaan
darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik
kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.
G. Jenis-jenis Risiko Asuransi
Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang
dihadapi, besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan
besarnya premi asuransi yang harus dibayar.
Dalam perakitnya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut:
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian
atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang
keuntungan, contoh rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang
15. 12
dikendarai akan tertabrak atau kapal dan muatannya mungkin akan
tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
peluang untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan
dalam hal ini kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan.
3. Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam:
a. Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh
keuntungan, akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau
mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak
yang menyebabkan kerugian keuangan.
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita
menanggung kerugian seseorang dan kita harus membayar. Contohnya
kelalaian di jalan yang menyebabkan orang lain tertabrak dan harus
mengganti kerugian tersebut.
H. Polis Asuransi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat
secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan,
syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak
dan kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai
tujuan asuransi. Dengan demikian polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat
perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan
kekuatan secara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai
asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.
4. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).
16. 13
5. Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan
penanggung.
7. Premi asuransi.
8. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala
janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak.
17. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan
perusahaan non-asuransi seperti kegiatan underwriting-akutaria, klaim, dan
reasuransi-retrosesi.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak
tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai
pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat
dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber
pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha.