SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
ASURANSI
KESEHATAN
ASURANSI
PENGATURAN:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
2. Diluar KUHD:
   A. UU No. 2/1992 (USAHA PERASURANSIAN)
   B. UU No. 3/1992 (JAMSOSTEK)
   C. PP No. 26/1981 (TASPEN)
   D. PP No. 68/1991 (ASABRI)
   E. PP No. 69/1991 (ASKES)
   F. UU No. 33/1964 (DPWKP/JASA RAHARJA)
   G. UU No. 34/1964 (DKLLJ/JASA RAHARJA)
   H. UU No. 40/2004 (SJSN)
PENGERTIAN ASURANSI
1. MENURUT PASAL 246 KUHD
  Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di
  mana penanggung dengan menikmati suatu premi
  mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk
  membebaskannya dari kerugian karena
  kehilangan, kerugian, atau ketiadaan keuntungan yang
  diharapkan, yang akan dapat diderita olehnya karena suatu
  kejadian yang tidak pasti.
2. MENURUT PASAL 1 (1) UU NO. 2/1992
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
LAHIRNYA ASURANSI
1. Perjanjian
   (Asuransi Sukarela/Komersial)
2. Peraturan Perundang-undangan (Asuransi
   Wajib/Sosial)
PERJANJIAN
 MENURUT PASAL 1313 KUHPer.
  Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
  dengan mana satu orang atau lebih
  mengikatkan dirinya (atau saling
  mengikatkan dirinya) terhadap satu orang
  lain atau lebih.
SYARAT-SYARAT
      SAHNYA PERJANJIAN
1.   Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2.   Kecakapan untuk membuat perjanjian
3.   Suatu hal tertentu
4.   Suatu sebab yang halal
JENIS-JENIS PERJANJIAN
1.   Perjanjian Sepihak
2.   Perjanjian Dua Pihak (Timbal Balik)
3.   Perjanjian Bersyarat
4.   Perjanjian Untung-untungan
AZAS-AZAS PERJANJIAN
  1.   Konsensualisme
  2.   Kebebasan Berkontrak
  3.   Mengikatnya Perjanjian
  4.   Good Faith (Itikat Baik)
PREMI
  Suatu prestasi dari pihak tertanggung kepada
   penanggung, yang merupakan:
1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh
   penanggung kepada tertanggung untuk mengganti
   kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung
   (Asuransi Kerugian)
2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang
   diberikan oleh penanggung kepada tertanggung
   dengan menyediakan sejumlah uang terhadap
   risiko jiwa (Asuransi Jiwa)
POLIS
 Merupakan dokumen sebagai alat bukti tidak
  hanya bagi para pihak saja, tetapi juga bagi
  pihak ketiga yang mempunyai hubungan
  langsung atau tidak langsung dengan
  perjanjian yang bersangkutan
FUNGSI POLIS
1. Sebagai perjanjian asuransi/pertanggungan
2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung
   kepada tertanggung untuk mengganti
   kerugian/ santunan yang mungkin dialami
   tertanggung terhadap risiko yang
   diasuransikan
3. Sebagai bukti pembayaran premi asuransi
   oleh tertanggung kepada penanggung
FUNGSI POLIS
   BAGI TERTANGGUNG
1. Sebagai bukti tertulis atas jaminan
   penanggung untuk mengganti
   kerugian/santunan kepada tertanggung
2. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi
   kepada penanggung
3. Sebagai bukti otentik untuk menuntut
   penanggung apabila wanprestasi/melakukan
   perbuatan melanggar hukum
FUNGSI POLIS
     BAGI PENANGGUNG
1. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi
   dari tertanggung
2. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang
   diberikannya kepada tertanggung untuk
   membayar ganti rugi yang mungkin diderita
   oleh tertanggung
3. Sebagai bukti otentik untuk menolak
   tuntutan ganti rugi (klaim) apabila tidak
   sesuai Polis
ASURANSI

                     RISIKO
TERTANGGUNG                   PENANGGUNG

Risiko adalah ketidakpastian yang dapat
       menyebabkan kerugian
TUJUAN ASURANSI

 Memperalihkan risiko dari tertanggung kepada
  penanggung
RISIKO ASURANSI
 Adalah kemungkinan kerugian yang akan
  dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang
  mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui lebih
  dahulu kapan saat akan terjadi.
PENGGOLONGAN RISIKO
1. RISIKO MURNI (PURE RISK)
   Adalah risiko yang menimbulkan kerugian
2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
   Adalah risiko yang bersifat spekulatif, bisa
   menimbulkan keuntungan/kerugian.
CARA MENGATASI RISIKO
1.   Menghindari (Avoidance)
2.   Mencegah (Prevention)
3.   Memperalihkan (Transfer)
4.   Menerima (Assumption or Retention)
JENIS ASURANSI

1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
PERBEDAAN ASURANSI
      KERUGIAN DENGAN JIWA
1. MENGENAI PARA PIHAK
   a. Asuransi Kerugian
      Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung
   b. Asuransi Jiwa
      Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat
      memecah diri menjadi:
      1) Penutup Asuransi
      2) Badan Tertanggung
      3) Penikmat
2. MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN
   a. Asuransi Kerugian
      Yang dipertanggungkan adalah benda/barang
   b. Asuransi Jiwa
      Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia
3. MENGENAI PRESTASI PENANGGUNG
   a. Asuransi Kerugian
      Prestasi penanggung adalah mengganti kerugian
      yang benar-benar diderita oleh tertanggung.
   b. Asuransi Jiwa
      Prestasi penanggung adalah membayar sejumlah
      uang tertentu yang besarnya telah ditetapkan pada saat
      penutupan asuransi.
4. MENGENAI KEPENTINGAN
   a. Asuransi Kerugian
      Kepentingannya adalah bersifat materiil berupa hak
      subyektif.
   b. Asuransi Jiwa
      Kepentingannya adalah bersifat immateriil.
5. MENGENAI EVENEMEN
   a. Asuransi Kerugian
      Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan
      kerugian tertanggung.
   b. Asuransi Jiwa
      Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau
      lampaunya waktu tanpa meninggalnya badan tertanggung.
6. AZAS INDEMNITAS
   a. Asuransi Kerugian
      Berlaku azas indemnitas
   b. Asuransi Jiwa
      Tidak berlaku azas indemnitas.
PENGGOLONGAN ASURANSI
1. Berdasarkan Obyek
  A. Asuransi Jiwa/Manusia
  B. Asuransi Benda/Barang
2. Secara Yuridis
  A. Asuransi Kerugian
  B. Asuransi Jiwa
3. Berdasarkan Kehendak Para Pihak
  A. Asuransi Sukarela
  B. Asuransi Wajib
4. Berdasarkan Tujuan
  A. Asuransi Komersial
  B. Asuransi Sosial
UNSUR-UNSUR ASURANSI
1. Adanya tertanggung dan penanggung
2. Adanya peralihan risiko dari tertanggung kepada
   penanggung
3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung
   kepada penanggung
4. Adanya peristiwa tidak tentu yang
   dipertanggungkan
5. Adanya pemberian ganti rugi/santunan dari
   penanggung kepada tertanggung didasarkan pada
   peristiwa yang tidak tentu
6. Kepentingan
KEPENTINGAN
 Menurut Pasal 250 KUHD Menghendaki bahwa
  dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan
  adanya suatu kepentingan (Insurable Interest).

 Adalah hak subyektif yang mungkin akan
  lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa
  yang tidak pasti
SYARAT-SYARAT
       KEPENTINGAN
1. Dapat dinilai dengan uang
2. Diancam bahaya
3. Tidak dilarang undang-undang
ASAS-ASAS ASURANSI
1. Kepentingan.
2. Itikat Baik (Good Faith).
3. Indemnitas.
4. Subrogasi.
5. Reasuransi.


                               NX
1. KEPENTINGAN
Menurut Pasal 250 KUHD:
Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian
asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan
(Insurable Interest ).

Kepentingan adalah hak subyektif yang
mungkin akan lenyap atau berkurang karena
adanya peristiwa yang tidak pasti
2. GOOD FAITH
 Itikat baik pada dasarnya merupakan suatu
  asas pada setiap perjanjian pada umumnya,
  sehingga para pihak yang membuat
  perjanjian harus dengan kesadarannya sendiri
  melaksanakan itikat baik.
GOOD FAITH
MENURUT PASAL 251 KUHD
 Semua pemberitaan yang salah atau tidak benar atau
  semua penyembunyian keadaan-keadaan yang
  diketahui oleh si-tertanggung, betapapun juga
  jujurnya itu terjadi pada pihaknya, yang bersifat
  sedemikian rupa sehingga perjanjian tidak akan
  diadakan atau tidak akan diadakan berdasarkan
  syarat-syarat yang sama, bilamana penanggung
  mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari benda
  itu, menyebabkan pertanggungan itu batal.
YANG WAJIB DIBERITAHUKAN
    OLEH TERTANGGUNG
1. Segala fakta yang diketahui oleh tertanggung, atau
   dianggap wajib diketahuinya dalam usahanya sehari-
   hari;
2. Segala keadaan dan keterangan-keterangan yang
   dapat mempengaruhi pertimbangan penanggung
   dalam menetapkan premi atau menentukan apakah ia
   mau menutup pertanggungan itu atau tidak; dan
3. Hal-hal yang menurut dugaannya akan terjadi atau
   keyakinannya atas sesuatu hal yang mungkin
   mempengaruhi penanggung dalam melakukan
   penutupan
3. INDEMNITAS
 Perjanjian asuransi secara umum dapat
  dikatakan mempunyai tujuan utama adalah
  untuk memberi ganti rugi (santunan),
  sehingga perjanjian asuransi dapat diartikan
  sebagai perjanjian ganti rugi (santunan) atau
  perjanjian Indemnitas.
TUJUAN INDEMNITAS
Adalah tertanggung dilarang dengan adanya
asuransi ingin memperkaya diri.

Indemnitas hanya berlaku bagi Asuransi
Kerugian, tidak berlaku bagi Asuransi Jiwa
4. SUBROGASI
Pasal 284 KUHD
Penanggung yang membayar kerugian dari
suatu benda yang dipertanggungkan mendapat
semua hak-hak yang ada pada si-tertanggung
terhadap orang-orang ketiga mengenai kerugian
itu; dan tertanggung bertanggung-jawab untuk
setiap perbuatan yang mungkin dapat
merugikan hak dari penanggung terhadap
orang-orang ketiga itu.
SYARAT SUBROGASI
1. Tertanggung mempunyai hak terhadap
   penanggung dan terhadap pihak ketiga;
   dan
2. Adanya hak tersebut karena timbul
   kerugian sebagai akibat perbuatan pihak
   ketiga.
TUJUAN SUBROGASI
1. Untuk mencegah tertanggung
   memperoleh ganti kerugian melebihi hak
   yang sesunggughnya; dan
2. Untuk mencegah pihak ketiga
   membebaskan diri dari kewajibannya
   membayar ganti kerugian.
SUBROGASI BERLAKU BAGI
  ASURANSI KERUGIAN
Karena:
1. Untuk mencegah tertanggung mendapat
   ganti rugi dari penanggung dan dari
   pihak ketiga mengenai kerugian yang
   sama; dan
2. Untuk mengatur pembarengan
   (samenloop) dari kewajiban-kewajiban
   mengganti kerugian pada suatu kerugian
   yang sama.
5. REASURANSI
Pasal 271 KUHD.
Penanggung selalu dapat menyuruh
mempertanggungkan lagi apa yang ditanggung
olehnya.
Pasal 279 (3) KUHD.
Bilamana ia mempertanggungkan lagi untuk
dirinya, maka penanggung-penanggung baru
bertindak dalam urutan yang sama di
tempatnya.
 Reasuransi adalah perjanjian timbal balik antara
  penanggung pertama dengan penanggung
  reasuransi, di mana penanggung reasuransi itu,
  dengan menerima uang premi yang telah ditetapkan
  lebih dulu jumlahnya, bersedia untuk mengganti
  rugi kepada penanggung pertama (tertanggung
  kedua), bilamana dia menurut hukum harus
  memberi ganti kerugian kepada tertanggung
  pertama, sebagai akibat dari perjanjian
  pertanggungan yang dibuat oleh penanggung
  pertama dengan pihak tertanggung pertama
MANFAAT REASURANSI
1. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama
   menerima pelimpahan risiko yang besar dengan aman
   tanpa ancaman dan ketidak seimbangan solvensi;
2. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama untuk
   tetap menjaga suatu stabilitas usaha tanpa rasa khawatir
   terhadap adanya tuntutan klaim yang bersamaan, klaim
   besar yang tidak diantisipasikan, yang dapat
   membahayakan perusahaan; dan
3. Reasuransi modern, yang gerak operasionalnya
   melampaui wilayah negara dapat membagi dampak
   ekonomi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa
   besar pada beberapa negara atau bencana alam
ASURANSI KESEHATAN
 Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan
  yang berjalan berdasarkan konsep risiko.
 Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko
  sakit secara bersama-sama di tanggung
  oleh peserta dengan membayar premi yang
  dikelola penanggung (adanya prinsip
  gotong-royong).
PRINSIP
     ASURANSI KESEHATAN
1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem
   pembiayaan kesehatan yang berjalan
   berdasarkan konsep risiko.
2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatu
   kelompok.
3. Membagi bersama jumlah kerugian dengan
   proporsi yang adil oleh seluruh anggota
   kelompok melalui penanggung.
UNSUR-UNSUR
 ASURANSI KESEHATAN
1. Tertanggung (Pasien).
2. Penanggung (Perusahaan Asuransi)
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).
MACAM-MACAM
  ASURANSI KESEHATAN
1. Asuransi Kesehatan Sosial
   (Social Health Insurance)
2. Asuransi Kesehatan Komersial
   (Private Voluntary Health Insurance)
1. PRINSIP-PRINSIP
   ASURANSI KESEHATAN SOSIAL
1. Kepesertaan bersifat wajib.
2. Premi/iuran berdasar prosentasi pendapatan/ gaji.
3. Premi/iuran ditanggung bersama oleh tempat
   bekerja/perusahaan dan tenaga kerja.
4. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh
   jaminan pemeliharaan kesehatan.
5. Peserta/tenaga kerja memperoleh kompensasi selama
   sakit.
6. Peranan Pemerintah besar.
2. PRINSIP-PRINSIP
ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL
1. Kepesertaan bersifat sukarela.
2. Premi/iuran berdasar angka absolut, sesuai
   dengan perjanjian/kontrak.
3. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya
   memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan
   sesuai perjanjian/kontrak (tidak komprehensif).
4. Peranan Pemerintah relatif kecil.
PENYIMPANGAN ASURANSI SOSIAL
   TERHADAP ASURANSI KOMERSIAL
1. Kepesertaan dalam asuransi sukarela diubah menjadi bersifat wajib
2. Asuransi sukarela bersumber perjanjian, asuransi sosial bersumber
   peraturan perundang-undangan
3. Penutupan perjanjian asuransi komersial bersifat
   individual, asuransi sosial bersifat kolektif
4. Asuransi komersial masalah risiko dan evenement merupakan hak
   tertanggung untuk memilihnya, asuransi sosial masalah risiko dan
   evenement ditentukan peraturan perundang-undangan
5. Asuransi komersial diadakan perimbangan antara premi dengan
   gantirugi/santunan berdasarkan keadilan individu, asuransi sosial
   berdasarkan sistem progresif
6. Ditutupnya asuransi komersial berdasarkan seleksi risiko yang
   dihadapi, asuransi sosial risiko berdasarkan peraturan perundang-
   undangan
PROGRAM
     ASURANSI KESEHATAN
A. Asuransi Kesehatan Ganti Rugi Tradisional
   1. Penanggung memberikan penggantian
      (reimbursement) secara tunai terhadap biaya
      yang dikeluarkan oleh peserta untuk perawatannya;
   2. PPK (health care providers) hanya memberikan
      pelayanan kuratif;
   3. Biaya kepada PPK dilakukan langsung dari peserta
      setelah PPK memberikan pelayanan;
   4. Peserta bebas memilih PPK
B. Asuransi Kesehatan Terkendali
   1. Memberikan jasa pelayanan kesehatan (services benefits), dan
      bukan kemanfaatan tunai (non-cash benefits);
   2. Pelayanan kesehatan komprehensif berupa kuratif, promotif,
      preventif dan rehabilitatif ;
   3. Imbalan kepada PPK berupa iuran per-Kapita yang dibayarkan
      didepan; dan
   4. Peserta memilih PPK yang telah dikontrak oleh Penanggung
      (member health providers).
   Dengan demikian peserta memperoleh pelayanan kesehatan yang
   komprehensif. Tetapi terbatas pilihannya atas PPK dalam
   memperoleh pelayanan
PENENTUAN BESARNYA
     SANTUNAN KESEHATAN
1. Penanggung akan memberikan santunan uang kepada
   tertanggung sebagai santunan kesehatan untuk setiap
   kali tertanggung diserang penyakit tanpa mengindahkan
   besar kecilnya biaya pengobatan/perawatan yang
   digunakan oleh tertanggung.
2. Penanggung menyediakan dana yang akan digunakan
   oleh tertanggung untuk berkali-kali tertanggung diserang
   penyakit, namun jumlah total yang boleh digunakan
   maksimal sebesar dana yang tersedia.
PENGENDALIAN BIAYA
Deduktibel
Tertanggung diwajibkan membayar sebagian biaya
pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum
perusahaan asuransi mulai membayar pelayanan
kesehatan.

Co-Insurance
Tertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase
dari seluruh biaya medis yang harus dibayar.
KEBIJAKAN
      ASURANSI KESEHATAN
 Kebijakan menyangkut sistem pelayanan kesehatan
  yang “benar’ dan “terbaik” masih merupakan
  perdebatan politik ekonomi internasional, yaitu (1)
  apakah pembiayaan kesehatan seharusnya menjadi
  tanggung jawab negara sehingga disediakan secara
  sosialistis “cuma-cuma” melalui asuransi sosial, atau
  sebaiknya (2) diserahkan melalui mekanisme pasar dan
  pasien membeli pelayanan kesehatan melalui asuransi
  swasta
 Kebijakan (1) berakar dari aliran demokrasi
  sosial klasik, yang melahirkan konsepsi negara
  kesejahteraan (welfare state). Kebijakan (2)
  berakar dari konsep fundamentalisme pasar
  (market fundamentalism) yang dianut aliran
  neoliberalisme
PENDUKUNG ASURANSI SOSIAL
1. Dengan mewajibkan anggota masyarakat untuk
   mengikuti asuransi, maka asuransi sosial
   memungkinkan pengucuran uang bagi pemeliharaan
   kesehatan
2. Asuransi sosial memastikan adanya sumber
   pendapatan yang stabil bagi sektor kesehatan
3. Asuransi sosial (terutama sistem “asuransi kesehatan
   nasional”) tidak mengurangi dana yang tersedia bagi
   Departemen Kesehatan
4. Asuransi sosial meningkatkan kesehatan para pekerja
   yang amat vital bagi pertumbuhan negara
5. Apabila memiliki fasilitas-fasilitas sendiri, maka
   asuransi sosial menggunakan dana dengan lebih
   efisien daripada sektor swasta
PENDUKUNG ASURANSI SWASTA
 Asuransi berlangsung dalam mekanisme pasar
  kompetitif, maka semua perusahaan akan
  berupaya meningkatkan efisiensi dengan
  menekan biaya serendah mungkin. Pada
  gilirannya, perusahaan dapat memperoleh
  keuntungan wajar, dan peserta/tertanggung
  membayar premi rendah
PERAN NEGARA
1. Government
   Negara merupakan instansi terpenting yang mengatur segala
   sesuatu dalam kehidupan bersama
2. Governance
   Negara hanya berperan sebagai agen regulator dan agen
   administratif
3. Negara Kesejahteraan
   Memberikan kekuasaan atau peran yang lebih besar kepada
   negara, berarti pula menghambat pertumbuhan masyarakat
   madani. Sebaliknya apabila pilihan jatuh pada masyarakat
   madani, berarti peran negara harus semakin diminimalisir
4. Sistem Campuran
   Mencampurkan elemen-elemen konsep ekonomi pasar bebas dan
   negara kesejahteraan
PELAYANAN KESEHATAN
 Menurut Pasal 28 H (1) UUD’1945
  Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
  bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
  hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
  pelayanan kesehatan.
 Menurut Pasal 34 (3) UUD’1945
  Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
  pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
  umum yang layak.
BENTUK
 PELAYANAN KESEHATAN
 Menurut Pasal 1 UU No. 36/2009 (Kesehatan)
(12) Pelayanan Kesehatan Promotif.
     Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
     pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan
     kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
(13) Pelayanan Kesehatan Preventif.
     Adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
     masalah kesehatan/penyakit.
(14) Pelayanan kesehatan Kuratif.
     Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
     pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan
     penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
     pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
     agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
(15) Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif.
     Adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
     mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
     sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat
     yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
     semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
(16) Pelayanan Kesehatan Tradisional.
     Adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan
     obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
     turun-temurun secara empiris yang dapat
     dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan
     norma yang berlaku di masyarakat.
 Menurut Pasal 171 UU No. 36/2009
  (1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan
      minimal sebesar 5 % (lima persen) dari anggaran
      pendapatan dan belanja negara di luar gaji.
  (2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
      kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh
      persen) dari anggaran pendapatn dan belanja daerah di
      luar gaji.
  (3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud
      pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk
      kepentingan pelayanan publik yang besarannya
      sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran
      kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja
      negara dan anggaran endapatn dan belanja daerah.
 Menurut Pasal 173 UU No. 36/2009
  (1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
      swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3)
      dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional
      dan/atau asuransi kesehatan komersial.
PEMBIAYAN KESEHATAN
 Sistem Pembiayaan yang Adil:
  Adalah bahwa beban biaya kesehatan dari biaya perorangan
  tidak memberatkan penduduk.
 Aspek Pembiayaan yang adil pada umumnya diartikan
  sebagai pembiayaan kesehatan yang adil dan merata atau
  merata berkeadilan, adalah bahwa beban biaya kesehatan
  dari kantong perorangan tidak memberatkan penduduk.
 Pembiayaan kesehatan yang adil dan merata
  Adalah pembiayaan di mana seseorang mampu mendapatkan
  pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan
  membayar pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuannya
  membayar.
HUKUM
PEMBIAYAAN KESEHATAN
 “The law of medical money “
  Hukum yang mengatakan, berapapun jumlah uang
  yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan
  habis, mengingat kebutuhan (needs) dari para
  konsumen dan keinginan dari para “Health
  provider” untuk menyelenggarakan tingkat
  pelayanan kesehatan itu akan selalu disesuaikan
  dengan uang yang tersedia.
SISTEM
PEMBIAYAAN KESEHATAN
 Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional.
 Sistem Asuransi Kesehatan Sosial/Nasional.
 Sistem Jaminan Sosial.
SISTEM JAMINAN SOSIAL
 Menurut Pasal 34 (2) UUD’1945.
  Negara mengembangkan sistem jaminan
  sosial bagi seluruh rakyat dan
  memberdayakan masyarakat yang lemah dan
  tidak mampu sesuai dengan martabat
  kemanusiaan.
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
 Program Jangka Pendek.
  Adalah program jaminan sosial jangka pendek yang
  langsung dapat dinikmati pesertanya (mis: program jaminan
  kesehatan).
  Program jangka pendek memerlukan tersedianya dana setiap
  saat, karena kejadian sakit bisa terjadi setiap saat.
 Program Jangka Panjang.
  Adalah program jaminan sosial jangka panjang yang baru
  bisa dinikmati (mis: program jaminan pensiun/hari tua).
  Program jangka panjang terbuka peluang akumulasi dana
  yang sangat besar, karena dana tersebut tidak setiap saat
  digunakan.
MASALAH PROGRAM
     JAMINAN SOSIAL
 Dari mana dana untuk membiayai program
  jaminan sosial tersebut ?
 Janis program apa saja yang dapat dinikmati
  oleh masyarakat ?
 Bagaimana dan siapa penyelenggara program
  jaminan sosial ?
CIRI PROGRAM
         JAMINAN SOSIAL
1. Tumbuh dan berkembang sejalan dengan
   pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program
   jaminan sosial, melalui mekanisme asuransi, baik
   sosial/komersial.
3. Kepesertaan bersifat wajib, sehingga hukum the law
   of large numbers cepat terpenuhi.
4. Peran negara besar, baik dalam regulasi, kebijakan
   maupun penyelenggaraan program jaminan sosial.
5. Bersifat not for profit, seluruh nilai tambah hasil
   investasi harus dikembalikan untuk peningkatan
   jaminan program jaminan sosial.
6. Penyelenggara program jaminan sosial harus dapat
   diselenggarakan dengan penuh kehati-hatian,
   transparan, akuntabel, mengingat terkait kebutuhan
   masyarakat yang jumlahnya besar dan sifat jaminan
   sosial yang harus berkelanjutan (sustainable).
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
           (UU NO. 40/2004)
 Pasal 1 (1) UU No. 40/2004
  Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial
  untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
  kebutuhan dasar hidupnya yang layak

 Pasal 1 (2) UU No. 40/2004
  Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara
  penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa
  badan penyelenggara jaminan sosial
KARAKTERISTIK PROGRAM
        JAMINAN SOSIAL
1. Program Jaminan Sosial biasanya ditentukan oleh pihak pemerintah
2. Program Jaminan Sosial memberikan kepada perorangan berupa
   pembayaran tunai atau dalam bentuk pelayanan, sebagai ganti rugi
   akibat suatu risiko
3. Ditinjau dari jangka waktu
   a. Long Term Risk
      Program-program yang termasuk mengelola suatu risiko
      jangka waktu panjang
   b. Short Term Risk
      Program-program jaminan yang dapat dikategorikan mengelola
      risiko jangka waktu pendek
4. Ditinjau dari pendekatan pelaksanaan program jaminan
   sosial, terdiri dari:
   a. Pelayanan Umum
      Untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat
      umum dengan biaya yang relatif rendah (Puskesmas)
   b. Bantuan Sosial
      Biasanya bersifat sesaat dan jangka pendek serta tidak
      ada iuran atau kontribusi dari peserta (Bencana Alam)
ASURANSI SOSIAL
 Pasal 1 (3) UU No. 40/2004
  Asuransi Sosial adalah suatu mekanisme
  pengumpulan dana yang bersifat wajib yang
  berasal dari iuran guna memberikan perlindungan
  atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta
  dan/atau anggota keluarganya
 Asuransi Sosial adalah asuransi yang pada
  dasarnya memberikan perlindungan kepada
  masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan
  kerugian yang diderita di luar kemampuan
  orang-orang pribadi, sehingga asuransi sosial
  menyangkut kepentingan masyarakat, yang
  ditanggung oleh penanggung berupa risiko
  kolektif dari masyarakat atau sebagian anggota
  masyarakat tertentu.
PROGRAM
 JAMINAN SOSIAL
 Pasal 18 UU No. 40/2004
  a. Jaminan Kesehatan
  b. Jaminan Kecelakaan Kerja
  c. Jaminan Hari Tua
  d. Jaminan Pensiun
  e. Jaminan Kematian
POLA HUBUNGAN
     ASURANSI KESEHATAN
1. Pola Hubungan Bipartit
                  Premi
   Peserta                    Penyelenggara Askes
            Ganti Rugi/Pelayanan

2. Pola Hubungan Tripartit
                  Premi
   Peserta                    Penyelenggara Askes
Pelayanan                          Biaya Pelayanan
             Provider (PPK)
ASURANSI KESEHATAN
   Risiko sakit perorangan          Kelompok
   The Law of Large Number
   The Law of Average
   Ketidak-pastian                  Pasti

    Prinsip:
1. Membayar premi            Benefit/santunan
   Kecil                      dalam jumlah besar
2. Melindungi tertanggung dari risiko ekonomi
   apabila sakit
FRAUD
     (Kecurangan Pelayanan Kesehatan)
 Menurut “Black’s Law Dictionary”
 Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan
 terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu
 yang bernilai atas kerugian orang lain atau kesalahan
 representasi suatu fakta, baik dengan kata maupun
 tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa orang
 melakukan tindakan kriminal), menutupi sesuatu yang
 harus terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang
 salah dan merencanakan melakukan sesuatu yang salah
 kepada orang lain sehingga dia bertindak di atas hukum
 yang salah
KECURANGAN
   PELAYANAN KESEHATAN
 Adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau
  memberikan keterangan yang salah
  (misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas
  yang mengetahui hal itu dan dapat menghasilkan
  sejumlah manfaat yang tidak legal kepada
  individu, entitas atau pihak lain.
ELEMEN-ELEMEN
        TERJADINYA FRAUD
 Fakta pernyataan materiil harus dibuat;
 Pernyataan adalah salah dan orang yang membuat
  mengetahui hal tersebut salah;
 Orang yang membuat pernyataan harus merencanakan
  untuk menerima tindakan tersebut salah atau membuat
  orang lain salah karena pernyataan tersebut;
 Orang yang dituju pernyataan salah tersebut diharapkan
  bertindak atas dasar pernyataan tersebut;
 Pernyataan salah dibuat seseorang dengan harapan
  mendapat sesuatu yang bernilai atau membuat sesuatu
  yang merugikan kepihak yang dituju oleh pernyataan
  tersebut.
Asuransi kesehatan - copy

More Related Content

What's hot

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdf
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdfPELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdf
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdfMohammadRizkiFerdian2
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSPENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSAchmad Wahid
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif mreyrasa
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaMarino Alsangkily
 
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiMi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rsSega Prirahmadan
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfMuh Saleh
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANPERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANRos dyana
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Jaminan kesehatan nasional_ringkas
Jaminan kesehatan nasional_ringkasJaminan kesehatan nasional_ringkas
Jaminan kesehatan nasional_ringkasMuh Saleh
 

What's hot (20)

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdf
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdfPELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdf
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN.pdf
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDSPENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiMi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
 
BPJS Kesehatan
BPJS KesehatanBPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANPERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 
Mi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmkMi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmk
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Jaminan kesehatan nasional_ringkas
Jaminan kesehatan nasional_ringkasJaminan kesehatan nasional_ringkas
Jaminan kesehatan nasional_ringkas
 

Viewers also liked

Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Muhammad Syarif
 
2 sistem kesehatan nasional
2 sistem kesehatan nasional2 sistem kesehatan nasional
2 sistem kesehatan nasionalnoe irredenta
 
Asuransi Jiwa Bumi Putera
Asuransi Jiwa Bumi PuteraAsuransi Jiwa Bumi Putera
Asuransi Jiwa Bumi PuteraMarlinda
 
Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...vasile1964
 
התמודדות עם מצבי מתח ולחץ
התמודדות עם מצבי מתח ולחץהתמודדות עם מצבי מתח ולחץ
התמודדות עם מצבי מתח ולחץTsviGil
 
региональное Seo
региональное Seoрегиональное Seo
региональное SeoNikita Sawinyh
 
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)UCT ICO
 
Steps BEFORE you start your research
Steps BEFORE you start your research Steps BEFORE you start your research
Steps BEFORE you start your research carriegaxiola
 
регистрация компании в Черногории
регистрация компании в Черногориирегистрация компании в Черногории
регистрация компании в ЧерногорииBridgeWest.eu
 
Mandatory hippa and information security
Mandatory hippa and information securityMandatory hippa and information security
Mandatory hippa and information securityHiggi123
 
xCode presentation
xCode presentationxCode presentation
xCode presentationSimon Zhou
 
Youth employment measures
Youth employment measuresYouth employment measures
Youth employment measurespesec
 
Компания «Мед-Тренинг»
Компания «Мед-Тренинг»  Компания «Мед-Тренинг»
Компания «Мед-Тренинг» ericsoft
 
めんどうくさくないWardenハンズオン
めんどうくさくないWardenハンズオンめんどうくさくないWardenハンズオン
めんどうくさくないWardenハンズオンi_yudai
 

Viewers also liked (20)

3.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-20093.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-2009
 
Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)
 
2 sistem kesehatan nasional
2 sistem kesehatan nasional2 sistem kesehatan nasional
2 sistem kesehatan nasional
 
Asuransi Jiwa Bumi Putera
Asuransi Jiwa Bumi PuteraAsuransi Jiwa Bumi Putera
Asuransi Jiwa Bumi Putera
 
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJS
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJSMakalah Asuransi Kesehatan & BPJS
Makalah Asuransi Kesehatan & BPJS
 
Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...
 
התמודדות עם מצבי מתח ולחץ
התמודדות עם מצבי מתח ולחץהתמודדות עם מצבי מתח ולחץ
התמודדות עם מצבי מתח ולחץ
 
региональное Seo
региональное Seoрегиональное Seo
региональное Seo
 
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)
Visualising possible scenarios with ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems)
 
BlueBerryAsia
BlueBerryAsiaBlueBerryAsia
BlueBerryAsia
 
05 e
05 e05 e
05 e
 
Steps BEFORE you start your research
Steps BEFORE you start your research Steps BEFORE you start your research
Steps BEFORE you start your research
 
Allah kahan hai
Allah kahan haiAllah kahan hai
Allah kahan hai
 
регистрация компании в Черногории
регистрация компании в Черногориирегистрация компании в Черногории
регистрация компании в Черногории
 
Mandatory hippa and information security
Mandatory hippa and information securityMandatory hippa and information security
Mandatory hippa and information security
 
xCode presentation
xCode presentationxCode presentation
xCode presentation
 
Youth employment measures
Youth employment measuresYouth employment measures
Youth employment measures
 
Kukucs
KukucsKukucs
Kukucs
 
Компания «Мед-Тренинг»
Компания «Мед-Тренинг»  Компания «Мед-Тренинг»
Компания «Мед-Тренинг»
 
めんどうくさくないWardenハンズオン
めんどうくさくないWardenハンズオンめんどうくさくないWardenハンズオン
めんどうくさくないWardenハンズオン
 

Similar to Asuransi kesehatan - copy

Aspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang AsuransiAspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang Asuransiputra985708
 
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdf
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdfDasar Dasar Hukum Asuransi.pdf
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdfGBHS1
 
Asuransi n polis
Asuransi n polisAsuransi n polis
Asuransi n polisrussyhanna
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Fenti Anita Sari
 
MAKALAH ASURANSI.docx
MAKALAH ASURANSI.docxMAKALAH ASURANSI.docx
MAKALAH ASURANSI.docxPajawansatu
 
Asuransi.pdf
Asuransi.pdfAsuransi.pdf
Asuransi.pdfEmilda4
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
BAB%20IV.pdf
BAB%20IV.pdfBAB%20IV.pdf
BAB%20IV.pdfAnsariMH
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.pptssuserd30037
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.pptyessypardede
 
perusahaan asuransi
perusahaan asuransiperusahaan asuransi
perusahaan asuransiTommy Wibowo
 
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...TubagusSyaqief
 

Similar to Asuransi kesehatan - copy (20)

Aspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang AsuransiAspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang Asuransi
 
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdf
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdfDasar Dasar Hukum Asuransi.pdf
Dasar Dasar Hukum Asuransi.pdf
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Asuransi n polis
Asuransi n polisAsuransi n polis
Asuransi n polis
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
 
MAKALAH ASURANSI.docx
MAKALAH ASURANSI.docxMAKALAH ASURANSI.docx
MAKALAH ASURANSI.docx
 
Hukum Asuransi
Hukum AsuransiHukum Asuransi
Hukum Asuransi
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Asuransi.pdf
Asuransi.pdfAsuransi.pdf
Asuransi.pdf
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
BAB%20IV.pdf
BAB%20IV.pdfBAB%20IV.pdf
BAB%20IV.pdf
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppt
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppt
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
perusahaan asuransi
perusahaan asuransiperusahaan asuransi
perusahaan asuransi
 
Uu 02 1992
Uu 02 1992Uu 02 1992
Uu 02 1992
 
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 

Asuransi kesehatan - copy

  • 2. ASURANSI PENGATURAN: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) 2. Diluar KUHD: A. UU No. 2/1992 (USAHA PERASURANSIAN) B. UU No. 3/1992 (JAMSOSTEK) C. PP No. 26/1981 (TASPEN) D. PP No. 68/1991 (ASABRI) E. PP No. 69/1991 (ASKES) F. UU No. 33/1964 (DPWKP/JASA RAHARJA) G. UU No. 34/1964 (DKLLJ/JASA RAHARJA) H. UU No. 40/2004 (SJSN)
  • 3. PENGERTIAN ASURANSI 1. MENURUT PASAL 246 KUHD Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di mana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan, kerugian, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti.
  • 4. 2. MENURUT PASAL 1 (1) UU NO. 2/1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
  • 5. LAHIRNYA ASURANSI 1. Perjanjian (Asuransi Sukarela/Komersial) 2. Peraturan Perundang-undangan (Asuransi Wajib/Sosial)
  • 6. PERJANJIAN  MENURUT PASAL 1313 KUHPer. Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya (atau saling mengikatkan dirinya) terhadap satu orang lain atau lebih.
  • 7. SYARAT-SYARAT SAHNYA PERJANJIAN 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat perjanjian 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal
  • 8. JENIS-JENIS PERJANJIAN 1. Perjanjian Sepihak 2. Perjanjian Dua Pihak (Timbal Balik) 3. Perjanjian Bersyarat 4. Perjanjian Untung-untungan
  • 9. AZAS-AZAS PERJANJIAN 1. Konsensualisme 2. Kebebasan Berkontrak 3. Mengikatnya Perjanjian 4. Good Faith (Itikat Baik)
  • 10. PREMI  Suatu prestasi dari pihak tertanggung kepada penanggung, yang merupakan: 1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (Asuransi Kerugian) 2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap risiko jiwa (Asuransi Jiwa)
  • 11. POLIS  Merupakan dokumen sebagai alat bukti tidak hanya bagi para pihak saja, tetapi juga bagi pihak ketiga yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan perjanjian yang bersangkutan
  • 12. FUNGSI POLIS 1. Sebagai perjanjian asuransi/pertanggungan 2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian/ santunan yang mungkin dialami tertanggung terhadap risiko yang diasuransikan 3. Sebagai bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung
  • 13. FUNGSI POLIS BAGI TERTANGGUNG 1. Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian/santunan kepada tertanggung 2. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung 3. Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung apabila wanprestasi/melakukan perbuatan melanggar hukum
  • 14. FUNGSI POLIS BAGI PENANGGUNG 1. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung 2. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung 3. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (klaim) apabila tidak sesuai Polis
  • 15. ASURANSI RISIKO TERTANGGUNG PENANGGUNG Risiko adalah ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian
  • 16. TUJUAN ASURANSI  Memperalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung
  • 17. RISIKO ASURANSI  Adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu kapan saat akan terjadi.
  • 18. PENGGOLONGAN RISIKO 1. RISIKO MURNI (PURE RISK) Adalah risiko yang menimbulkan kerugian 2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK) Adalah risiko yang bersifat spekulatif, bisa menimbulkan keuntungan/kerugian.
  • 19. CARA MENGATASI RISIKO 1. Menghindari (Avoidance) 2. Mencegah (Prevention) 3. Memperalihkan (Transfer) 4. Menerima (Assumption or Retention)
  • 20. JENIS ASURANSI 1. Asuransi Kerugian 2. Asuransi Jiwa
  • 21. PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN DENGAN JIWA 1. MENGENAI PARA PIHAK a. Asuransi Kerugian Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung b. Asuransi Jiwa Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat memecah diri menjadi: 1) Penutup Asuransi 2) Badan Tertanggung 3) Penikmat 2. MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN a. Asuransi Kerugian Yang dipertanggungkan adalah benda/barang b. Asuransi Jiwa Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia
  • 22. 3. MENGENAI PRESTASI PENANGGUNG a. Asuransi Kerugian Prestasi penanggung adalah mengganti kerugian yang benar-benar diderita oleh tertanggung. b. Asuransi Jiwa Prestasi penanggung adalah membayar sejumlah uang tertentu yang besarnya telah ditetapkan pada saat penutupan asuransi. 4. MENGENAI KEPENTINGAN a. Asuransi Kerugian Kepentingannya adalah bersifat materiil berupa hak subyektif. b. Asuransi Jiwa Kepentingannya adalah bersifat immateriil.
  • 23. 5. MENGENAI EVENEMEN a. Asuransi Kerugian Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian tertanggung. b. Asuransi Jiwa Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau lampaunya waktu tanpa meninggalnya badan tertanggung. 6. AZAS INDEMNITAS a. Asuransi Kerugian Berlaku azas indemnitas b. Asuransi Jiwa Tidak berlaku azas indemnitas.
  • 24. PENGGOLONGAN ASURANSI 1. Berdasarkan Obyek A. Asuransi Jiwa/Manusia B. Asuransi Benda/Barang 2. Secara Yuridis A. Asuransi Kerugian B. Asuransi Jiwa 3. Berdasarkan Kehendak Para Pihak A. Asuransi Sukarela B. Asuransi Wajib 4. Berdasarkan Tujuan A. Asuransi Komersial B. Asuransi Sosial
  • 25. UNSUR-UNSUR ASURANSI 1. Adanya tertanggung dan penanggung 2. Adanya peralihan risiko dari tertanggung kepada penanggung 3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung kepada penanggung 4. Adanya peristiwa tidak tentu yang dipertanggungkan 5. Adanya pemberian ganti rugi/santunan dari penanggung kepada tertanggung didasarkan pada peristiwa yang tidak tentu 6. Kepentingan
  • 26. KEPENTINGAN  Menurut Pasal 250 KUHD Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan (Insurable Interest).  Adalah hak subyektif yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa yang tidak pasti
  • 27. SYARAT-SYARAT KEPENTINGAN 1. Dapat dinilai dengan uang 2. Diancam bahaya 3. Tidak dilarang undang-undang
  • 28. ASAS-ASAS ASURANSI 1. Kepentingan. 2. Itikat Baik (Good Faith). 3. Indemnitas. 4. Subrogasi. 5. Reasuransi. NX
  • 29. 1. KEPENTINGAN Menurut Pasal 250 KUHD: Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan (Insurable Interest ). Kepentingan adalah hak subyektif yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa yang tidak pasti
  • 30. 2. GOOD FAITH  Itikat baik pada dasarnya merupakan suatu asas pada setiap perjanjian pada umumnya, sehingga para pihak yang membuat perjanjian harus dengan kesadarannya sendiri melaksanakan itikat baik.
  • 31. GOOD FAITH MENURUT PASAL 251 KUHD  Semua pemberitaan yang salah atau tidak benar atau semua penyembunyian keadaan-keadaan yang diketahui oleh si-tertanggung, betapapun juga jujurnya itu terjadi pada pihaknya, yang bersifat sedemikian rupa sehingga perjanjian tidak akan diadakan atau tidak akan diadakan berdasarkan syarat-syarat yang sama, bilamana penanggung mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari benda itu, menyebabkan pertanggungan itu batal.
  • 32. YANG WAJIB DIBERITAHUKAN OLEH TERTANGGUNG 1. Segala fakta yang diketahui oleh tertanggung, atau dianggap wajib diketahuinya dalam usahanya sehari- hari; 2. Segala keadaan dan keterangan-keterangan yang dapat mempengaruhi pertimbangan penanggung dalam menetapkan premi atau menentukan apakah ia mau menutup pertanggungan itu atau tidak; dan 3. Hal-hal yang menurut dugaannya akan terjadi atau keyakinannya atas sesuatu hal yang mungkin mempengaruhi penanggung dalam melakukan penutupan
  • 33. 3. INDEMNITAS  Perjanjian asuransi secara umum dapat dikatakan mempunyai tujuan utama adalah untuk memberi ganti rugi (santunan), sehingga perjanjian asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian ganti rugi (santunan) atau perjanjian Indemnitas.
  • 34. TUJUAN INDEMNITAS Adalah tertanggung dilarang dengan adanya asuransi ingin memperkaya diri. Indemnitas hanya berlaku bagi Asuransi Kerugian, tidak berlaku bagi Asuransi Jiwa
  • 35. 4. SUBROGASI Pasal 284 KUHD Penanggung yang membayar kerugian dari suatu benda yang dipertanggungkan mendapat semua hak-hak yang ada pada si-tertanggung terhadap orang-orang ketiga mengenai kerugian itu; dan tertanggung bertanggung-jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin dapat merugikan hak dari penanggung terhadap orang-orang ketiga itu.
  • 36. SYARAT SUBROGASI 1. Tertanggung mempunyai hak terhadap penanggung dan terhadap pihak ketiga; dan 2. Adanya hak tersebut karena timbul kerugian sebagai akibat perbuatan pihak ketiga.
  • 37. TUJUAN SUBROGASI 1. Untuk mencegah tertanggung memperoleh ganti kerugian melebihi hak yang sesunggughnya; dan 2. Untuk mencegah pihak ketiga membebaskan diri dari kewajibannya membayar ganti kerugian.
  • 38. SUBROGASI BERLAKU BAGI ASURANSI KERUGIAN Karena: 1. Untuk mencegah tertanggung mendapat ganti rugi dari penanggung dan dari pihak ketiga mengenai kerugian yang sama; dan 2. Untuk mengatur pembarengan (samenloop) dari kewajiban-kewajiban mengganti kerugian pada suatu kerugian yang sama.
  • 39. 5. REASURANSI Pasal 271 KUHD. Penanggung selalu dapat menyuruh mempertanggungkan lagi apa yang ditanggung olehnya. Pasal 279 (3) KUHD. Bilamana ia mempertanggungkan lagi untuk dirinya, maka penanggung-penanggung baru bertindak dalam urutan yang sama di tempatnya.
  • 40.  Reasuransi adalah perjanjian timbal balik antara penanggung pertama dengan penanggung reasuransi, di mana penanggung reasuransi itu, dengan menerima uang premi yang telah ditetapkan lebih dulu jumlahnya, bersedia untuk mengganti rugi kepada penanggung pertama (tertanggung kedua), bilamana dia menurut hukum harus memberi ganti kerugian kepada tertanggung pertama, sebagai akibat dari perjanjian pertanggungan yang dibuat oleh penanggung pertama dengan pihak tertanggung pertama
  • 41. MANFAAT REASURANSI 1. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama menerima pelimpahan risiko yang besar dengan aman tanpa ancaman dan ketidak seimbangan solvensi; 2. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama untuk tetap menjaga suatu stabilitas usaha tanpa rasa khawatir terhadap adanya tuntutan klaim yang bersamaan, klaim besar yang tidak diantisipasikan, yang dapat membahayakan perusahaan; dan 3. Reasuransi modern, yang gerak operasionalnya melampaui wilayah negara dapat membagi dampak ekonomi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa besar pada beberapa negara atau bencana alam
  • 42. ASURANSI KESEHATAN  Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko.  Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko sakit secara bersama-sama di tanggung oleh peserta dengan membayar premi yang dikelola penanggung (adanya prinsip gotong-royong).
  • 43. PRINSIP ASURANSI KESEHATAN 1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko. 2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatu kelompok. 3. Membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh seluruh anggota kelompok melalui penanggung.
  • 44. UNSUR-UNSUR ASURANSI KESEHATAN 1. Tertanggung (Pasien). 2. Penanggung (Perusahaan Asuransi) 3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).
  • 45. MACAM-MACAM ASURANSI KESEHATAN 1. Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance) 2. Asuransi Kesehatan Komersial (Private Voluntary Health Insurance)
  • 46. 1. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN SOSIAL 1. Kepesertaan bersifat wajib. 2. Premi/iuran berdasar prosentasi pendapatan/ gaji. 3. Premi/iuran ditanggung bersama oleh tempat bekerja/perusahaan dan tenaga kerja. 4. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan. 5. Peserta/tenaga kerja memperoleh kompensasi selama sakit. 6. Peranan Pemerintah besar.
  • 47. 2. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL 1. Kepesertaan bersifat sukarela. 2. Premi/iuran berdasar angka absolut, sesuai dengan perjanjian/kontrak. 3. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai perjanjian/kontrak (tidak komprehensif). 4. Peranan Pemerintah relatif kecil.
  • 48. PENYIMPANGAN ASURANSI SOSIAL TERHADAP ASURANSI KOMERSIAL 1. Kepesertaan dalam asuransi sukarela diubah menjadi bersifat wajib 2. Asuransi sukarela bersumber perjanjian, asuransi sosial bersumber peraturan perundang-undangan 3. Penutupan perjanjian asuransi komersial bersifat individual, asuransi sosial bersifat kolektif 4. Asuransi komersial masalah risiko dan evenement merupakan hak tertanggung untuk memilihnya, asuransi sosial masalah risiko dan evenement ditentukan peraturan perundang-undangan 5. Asuransi komersial diadakan perimbangan antara premi dengan gantirugi/santunan berdasarkan keadilan individu, asuransi sosial berdasarkan sistem progresif 6. Ditutupnya asuransi komersial berdasarkan seleksi risiko yang dihadapi, asuransi sosial risiko berdasarkan peraturan perundang- undangan
  • 49. PROGRAM ASURANSI KESEHATAN A. Asuransi Kesehatan Ganti Rugi Tradisional 1. Penanggung memberikan penggantian (reimbursement) secara tunai terhadap biaya yang dikeluarkan oleh peserta untuk perawatannya; 2. PPK (health care providers) hanya memberikan pelayanan kuratif; 3. Biaya kepada PPK dilakukan langsung dari peserta setelah PPK memberikan pelayanan; 4. Peserta bebas memilih PPK
  • 50. B. Asuransi Kesehatan Terkendali 1. Memberikan jasa pelayanan kesehatan (services benefits), dan bukan kemanfaatan tunai (non-cash benefits); 2. Pelayanan kesehatan komprehensif berupa kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif ; 3. Imbalan kepada PPK berupa iuran per-Kapita yang dibayarkan didepan; dan 4. Peserta memilih PPK yang telah dikontrak oleh Penanggung (member health providers). Dengan demikian peserta memperoleh pelayanan kesehatan yang komprehensif. Tetapi terbatas pilihannya atas PPK dalam memperoleh pelayanan
  • 51. PENENTUAN BESARNYA SANTUNAN KESEHATAN 1. Penanggung akan memberikan santunan uang kepada tertanggung sebagai santunan kesehatan untuk setiap kali tertanggung diserang penyakit tanpa mengindahkan besar kecilnya biaya pengobatan/perawatan yang digunakan oleh tertanggung. 2. Penanggung menyediakan dana yang akan digunakan oleh tertanggung untuk berkali-kali tertanggung diserang penyakit, namun jumlah total yang boleh digunakan maksimal sebesar dana yang tersedia.
  • 52. PENGENDALIAN BIAYA Deduktibel Tertanggung diwajibkan membayar sebagian biaya pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum perusahaan asuransi mulai membayar pelayanan kesehatan. Co-Insurance Tertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase dari seluruh biaya medis yang harus dibayar.
  • 53. KEBIJAKAN ASURANSI KESEHATAN  Kebijakan menyangkut sistem pelayanan kesehatan yang “benar’ dan “terbaik” masih merupakan perdebatan politik ekonomi internasional, yaitu (1) apakah pembiayaan kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab negara sehingga disediakan secara sosialistis “cuma-cuma” melalui asuransi sosial, atau sebaiknya (2) diserahkan melalui mekanisme pasar dan pasien membeli pelayanan kesehatan melalui asuransi swasta
  • 54.  Kebijakan (1) berakar dari aliran demokrasi sosial klasik, yang melahirkan konsepsi negara kesejahteraan (welfare state). Kebijakan (2) berakar dari konsep fundamentalisme pasar (market fundamentalism) yang dianut aliran neoliberalisme
  • 55. PENDUKUNG ASURANSI SOSIAL 1. Dengan mewajibkan anggota masyarakat untuk mengikuti asuransi, maka asuransi sosial memungkinkan pengucuran uang bagi pemeliharaan kesehatan 2. Asuransi sosial memastikan adanya sumber pendapatan yang stabil bagi sektor kesehatan 3. Asuransi sosial (terutama sistem “asuransi kesehatan nasional”) tidak mengurangi dana yang tersedia bagi Departemen Kesehatan 4. Asuransi sosial meningkatkan kesehatan para pekerja yang amat vital bagi pertumbuhan negara 5. Apabila memiliki fasilitas-fasilitas sendiri, maka asuransi sosial menggunakan dana dengan lebih efisien daripada sektor swasta
  • 56. PENDUKUNG ASURANSI SWASTA  Asuransi berlangsung dalam mekanisme pasar kompetitif, maka semua perusahaan akan berupaya meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya serendah mungkin. Pada gilirannya, perusahaan dapat memperoleh keuntungan wajar, dan peserta/tertanggung membayar premi rendah
  • 57. PERAN NEGARA 1. Government Negara merupakan instansi terpenting yang mengatur segala sesuatu dalam kehidupan bersama 2. Governance Negara hanya berperan sebagai agen regulator dan agen administratif 3. Negara Kesejahteraan Memberikan kekuasaan atau peran yang lebih besar kepada negara, berarti pula menghambat pertumbuhan masyarakat madani. Sebaliknya apabila pilihan jatuh pada masyarakat madani, berarti peran negara harus semakin diminimalisir 4. Sistem Campuran Mencampurkan elemen-elemen konsep ekonomi pasar bebas dan negara kesejahteraan
  • 58. PELAYANAN KESEHATAN  Menurut Pasal 28 H (1) UUD’1945 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.  Menurut Pasal 34 (3) UUD’1945 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
  • 59. BENTUK PELAYANAN KESEHATAN  Menurut Pasal 1 UU No. 36/2009 (Kesehatan) (12) Pelayanan Kesehatan Promotif. Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. (13) Pelayanan Kesehatan Preventif. Adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. (14) Pelayanan kesehatan Kuratif. Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
  • 60. (15) Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif. Adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. (16) Pelayanan Kesehatan Tradisional. Adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
  • 61.  Menurut Pasal 171 UU No. 36/2009 (1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5 % (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. (2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh persen) dari anggaran pendapatn dan belanja daerah di luar gaji. (3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran endapatn dan belanja daerah.  Menurut Pasal 173 UU No. 36/2009 (1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial.
  • 62. PEMBIAYAN KESEHATAN  Sistem Pembiayaan yang Adil: Adalah bahwa beban biaya kesehatan dari biaya perorangan tidak memberatkan penduduk.  Aspek Pembiayaan yang adil pada umumnya diartikan sebagai pembiayaan kesehatan yang adil dan merata atau merata berkeadilan, adalah bahwa beban biaya kesehatan dari kantong perorangan tidak memberatkan penduduk.  Pembiayaan kesehatan yang adil dan merata Adalah pembiayaan di mana seseorang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan membayar pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuannya membayar.
  • 63. HUKUM PEMBIAYAAN KESEHATAN  “The law of medical money “ Hukum yang mengatakan, berapapun jumlah uang yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan habis, mengingat kebutuhan (needs) dari para konsumen dan keinginan dari para “Health provider” untuk menyelenggarakan tingkat pelayanan kesehatan itu akan selalu disesuaikan dengan uang yang tersedia.
  • 64. SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN  Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional.  Sistem Asuransi Kesehatan Sosial/Nasional.  Sistem Jaminan Sosial.
  • 65. SISTEM JAMINAN SOSIAL  Menurut Pasal 34 (2) UUD’1945. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
  • 66. PROGRAM JAMINAN SOSIAL  Program Jangka Pendek. Adalah program jaminan sosial jangka pendek yang langsung dapat dinikmati pesertanya (mis: program jaminan kesehatan). Program jangka pendek memerlukan tersedianya dana setiap saat, karena kejadian sakit bisa terjadi setiap saat.  Program Jangka Panjang. Adalah program jaminan sosial jangka panjang yang baru bisa dinikmati (mis: program jaminan pensiun/hari tua). Program jangka panjang terbuka peluang akumulasi dana yang sangat besar, karena dana tersebut tidak setiap saat digunakan.
  • 67. MASALAH PROGRAM JAMINAN SOSIAL  Dari mana dana untuk membiayai program jaminan sosial tersebut ?  Janis program apa saja yang dapat dinikmati oleh masyarakat ?  Bagaimana dan siapa penyelenggara program jaminan sosial ?
  • 68. CIRI PROGRAM JAMINAN SOSIAL 1. Tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. 2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui mekanisme asuransi, baik sosial/komersial. 3. Kepesertaan bersifat wajib, sehingga hukum the law of large numbers cepat terpenuhi. 4. Peran negara besar, baik dalam regulasi, kebijakan maupun penyelenggaraan program jaminan sosial.
  • 69. 5. Bersifat not for profit, seluruh nilai tambah hasil investasi harus dikembalikan untuk peningkatan jaminan program jaminan sosial. 6. Penyelenggara program jaminan sosial harus dapat diselenggarakan dengan penuh kehati-hatian, transparan, akuntabel, mengingat terkait kebutuhan masyarakat yang jumlahnya besar dan sifat jaminan sosial yang harus berkelanjutan (sustainable).
  • 70. SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (UU NO. 40/2004)  Pasal 1 (1) UU No. 40/2004 Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak  Pasal 1 (2) UU No. 40/2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial
  • 71. KARAKTERISTIK PROGRAM JAMINAN SOSIAL 1. Program Jaminan Sosial biasanya ditentukan oleh pihak pemerintah 2. Program Jaminan Sosial memberikan kepada perorangan berupa pembayaran tunai atau dalam bentuk pelayanan, sebagai ganti rugi akibat suatu risiko 3. Ditinjau dari jangka waktu a. Long Term Risk Program-program yang termasuk mengelola suatu risiko jangka waktu panjang b. Short Term Risk Program-program jaminan yang dapat dikategorikan mengelola risiko jangka waktu pendek
  • 72. 4. Ditinjau dari pendekatan pelaksanaan program jaminan sosial, terdiri dari: a. Pelayanan Umum Untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat umum dengan biaya yang relatif rendah (Puskesmas) b. Bantuan Sosial Biasanya bersifat sesaat dan jangka pendek serta tidak ada iuran atau kontribusi dari peserta (Bencana Alam)
  • 73. ASURANSI SOSIAL  Pasal 1 (3) UU No. 40/2004 Asuransi Sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya
  • 74.  Asuransi Sosial adalah asuransi yang pada dasarnya memberikan perlindungan kepada masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan kerugian yang diderita di luar kemampuan orang-orang pribadi, sehingga asuransi sosial menyangkut kepentingan masyarakat, yang ditanggung oleh penanggung berupa risiko kolektif dari masyarakat atau sebagian anggota masyarakat tertentu.
  • 75. PROGRAM JAMINAN SOSIAL  Pasal 18 UU No. 40/2004 a. Jaminan Kesehatan b. Jaminan Kecelakaan Kerja c. Jaminan Hari Tua d. Jaminan Pensiun e. Jaminan Kematian
  • 76. POLA HUBUNGAN ASURANSI KESEHATAN 1. Pola Hubungan Bipartit Premi Peserta Penyelenggara Askes Ganti Rugi/Pelayanan 2. Pola Hubungan Tripartit Premi Peserta Penyelenggara Askes Pelayanan Biaya Pelayanan Provider (PPK)
  • 77. ASURANSI KESEHATAN  Risiko sakit perorangan Kelompok  The Law of Large Number  The Law of Average  Ketidak-pastian Pasti Prinsip: 1. Membayar premi Benefit/santunan Kecil dalam jumlah besar 2. Melindungi tertanggung dari risiko ekonomi apabila sakit
  • 78. FRAUD (Kecurangan Pelayanan Kesehatan)  Menurut “Black’s Law Dictionary” Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai atas kerugian orang lain atau kesalahan representasi suatu fakta, baik dengan kata maupun tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa orang melakukan tindakan kriminal), menutupi sesuatu yang harus terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang salah dan merencanakan melakukan sesuatu yang salah kepada orang lain sehingga dia bertindak di atas hukum yang salah
  • 79. KECURANGAN PELAYANAN KESEHATAN  Adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau memberikan keterangan yang salah (misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas yang mengetahui hal itu dan dapat menghasilkan sejumlah manfaat yang tidak legal kepada individu, entitas atau pihak lain.
  • 80. ELEMEN-ELEMEN TERJADINYA FRAUD  Fakta pernyataan materiil harus dibuat;  Pernyataan adalah salah dan orang yang membuat mengetahui hal tersebut salah;  Orang yang membuat pernyataan harus merencanakan untuk menerima tindakan tersebut salah atau membuat orang lain salah karena pernyataan tersebut;  Orang yang dituju pernyataan salah tersebut diharapkan bertindak atas dasar pernyataan tersebut;  Pernyataan salah dibuat seseorang dengan harapan mendapat sesuatu yang bernilai atau membuat sesuatu yang merugikan kepihak yang dituju oleh pernyataan tersebut.