SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog
menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar.
Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar
ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia
untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang
bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah
menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar
behavioristik(seringditerjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah
laku).
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan
bagi guru dalam menggunakannya dalam mengembangkan materi pokok suatu mata
pelajaran menjadi bahan pelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis teori belajar ?
2. Bagaimana penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui berbagai macam jenis teori belajar.
2. Untuk mengetahui penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Teori Belajar
Sudah lama para ahli psikologi mengamati, mempelajari, dan melakukan penelitian
bagaimana sesungguhnya manusia belajar. Penelitian-penelitian yang dilakukan
menghasilkan berbagai teori yang kalau dikategorikan dapat dikelompokkan ke dalam
tiga aliran/paham besar, yakni : (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3)
konstruktivisme. Masing-masing aliran itu melakukan pendekatan yang berbeda sehingga
menghasilkan teori dan model belajar yang berbeda pula. Namun, perlu dipahami bahwa
sungguhpun aliran dan teori itu berbeda, satu sama lain saling melengkapi. Teori belajar
berikut diawali dengan behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir
konstrutivisme.
A. Behaviorisme
Teori behaviorisme berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan prilaku
yang menetap sebagai hasil dari pengalaman. Penekanan teori belajar menurut paham
ini adalah perubahan prilaku yang nyata dan dapat diukur, sedangkan pengalaman
yang dimaksud adalah proses pemberian rangsangan (stimulus) dari yang
membelajarkan dan tanggapan (respons) dari yang belajar. Rangsangan yang
dimaksud dapat dalam bentuk bahan pelajaran dan tanggapan, yaitu perubahan
prilaku yang belajar. Keberhasilan belajar dilihat dari sejauh mana perubahan prilaku
yang belajar memenuhi tujuan belajar yang dirumuskan sebelumnya.
Perubahan prilaku dalam aliran behaviorisme dapat terjadi melalui trial and error.
Guru memberikan masalah untuk dipecahkan dan siswa berbagai cara yang dicoba-
coba berusaha menemukan cara yang tepat menyelesaikan masalah itu. Agar proses
belajar memperhatikan kemampuan dan gaya belajar siswa, guru tidak melakukan
pembatasan dan banyak interverensi terhadap siswa dalam mencari cara pemecahan
4
masalah. Belajar berbasis masala merupakan salah satu bentuk belajar yang didasari
oleh teori ini.
Dalam bentuk lain, teori belajar aliran behaviorisme ini dipakai untuk tujuan
belajar yang memberikan pembatasan prilaku siswa terhadap rangsangan yang
diberikan. Mialnya, dalam olahraga, terdapat aturan-aturan yang membatasi prilaku
siswa. Contoh lain, dalam mata pelajaran keterampilan yang bersifat prosedural,
siswa harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan dan tidak boleh membuat
perubahan.
Menurut teori belajar behaviorisme, retensi perubahan prilaku dalam proses
belajar dipengaruhi oleh penguatan yang diterima oleh siswa. Penguatan itu dapat
berupa umpan balik dari perubahan prilaku itu sendiri, seperti manfaat/hasil positif
atau kerugian/hasil negatif yang diperoleh. Semakin tinggi manfaat atau kerugian
yang didapatkan siswa semakin lama/menetap perubahan prilakunya. Umpan balik ini
juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Perubahan prilaku yang memberikan
makna positif meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Oleh karena ciri belajar menurut teori ini terlihat dalam perubahan prilaku, maka
tujuan belajar dirumuskan secara jelas, spesifik, dan terukur. Ciri tujuan belajar ini
menyebabkan pelaku yang belajar (audience), prilaku yang dikehendaki (behaviour,
dalam kondisi seperti apa (condition), kualitas prilaku yang dikehendaki (degree).
Urutan ciri tersebut dapat bervariasi, tidak selalu ABCD. Berikut ini adalah contoh
rumusan tujuan belajar brdasarkan teori behaviorisme.
a. Sesudah mempelajari pokok bahasan ini ( C ), siswa ( A ) dapat menyebutkan
nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia ( B ) dengan tepat ( D ).
b. Siswa ( A ) dapat menggunakan program excel ( B ) tanpa salah ( D ) setelah
mempelajari petunjuk yang diberikan ( C ).
c. Setelah membaca cerita berikut ( C ), siswa ( A ) akan membuang sampah di
tempat yang disediakan ( B ) secara benar ( D ).
Kelebihan dan Kekurangan teori belajar behavioristik, yakni:
Kelebihan
1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
5
2. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya kelenturan,
refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang
bersangkutan.
4. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian.
5. Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif
dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif, yang didasari pada
perilaku yang tampak.
6. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang kontinue dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah
mahir dalam satu bidang tertentu maka akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan
pembiasaan dan pengulangan yang kontinue tersebut dan lebih optimal.
7. Bahan pelajaran yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada
yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang
ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilkan sustu
perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
Kekurangan
1. Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap.
2. Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini.
3. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru.
6
B. Kognitivisme
Berbeda dengan teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme
menganggap bahwa proses belajar akan terjadi apabila disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisik dan mental yang belajar. Oleh karena itu, ahli teori ini membagi
tahap perkembangan itu dari berbagai aspek. Jean Piaget membagi tingkat
perkembangan kognitif manusia berdasarkan usia menjadi lima tahap, Lawrence
Kohlberg membagi tingkat perkembangan kognitif moral manusia berdasarkan
perkembangan moral menjadi enam tahap mengaitkannya dengan usia, James Fowler
membagi tahap perkembangan manusia berdasarkan perkembangan keyakinan
beragama tanpa mengaitkannya dengan usia. Ahli teori kognitivisme ini berpendapat
bahwa tingkat perkembangan manusia itu menentukan proses dan hasil belajar.
Misalnya, menurut teori Piaget, konsep-konsep abstrak tidak bisa dipahami oleh anak
yang baru berusia 4-7 tahun, karena taraf berfikir anak dalam rentang usia itu baru
pada konsep-konsep konkret. Anak memahami konsep abstrak pada usia 11-15.
Berbeda dengan ahli teori kognitivisme yang lainnya, Lev Vygotsky
berpendapat bahwa tingkat perkembangan kognitif manusia berdasarkan usia seperti
yang ditemukan Piaget atau berdasarkan kriteria lain, tidak bisa dipergunakan secara
kaku. Dikaitkan dengan proses belajar, ia berpendapat perlu mnetapkan dua tingkat
perkembangan yang berbeda : tingkat perkembangan yang sebenarnya (aktual) dan
zona perkembangan proksimal (zone of proximal development, ZPD ). Tingkat
perkembangan yang sebenarnya adalah menurut usia tertentu, tetapi anak bisa
mempelajari sesuatu di atas tingkat perkembangan kognitif berdasarkan usia itu
dengan bantuan orang lain atau lingkungan belajar. Wilayah perkembangan kognitif
di atas tingkat perkembangan kognitif berdasarkan usia itu, disebut Vygotsky sebagai
zona perkembangan proksimal (ZPD). Pendapat vygotsky ini disebut juga teori
perkembangan sosial. Anak dapat belajar dengan berinteraksi dengan sumber belajar
7
yang berupa orang, pesan, bahan, alat, dan lingkungan. Teori ini dianggap merupakan
penghubung antarapaham behaviorisme dan kognitivisme.
Teori kognitivisme menjelaskan bagaimana manusia belajar berdasarkan
tingkat perkembangan kognitifnya. Walaupun terdapat perbedaan para ahli
kognitivisme dalam menjelaskan manusia belajar, terdapat prinsip-prinsip yang sama.
Pertama, menurut teori ini ada keterbatasan kemampuan manusia belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Kedua, bahan belajar yang disesuaikan
dengan perkembangan kognitifnya akan membntu manusia belajar.
Teori belajar kognitivisme ini dapat dijadikan pedoman untuk pengembangan
kurikulum dan buku teks pelajaran yang diterapkan untuk menyusun dan membuat
urutan kompetensi pada setiap mata pelajaran dengan memperhatikan tingkat
perkembangan kognitif siswa sehingga memudahkannya dalam mempelajari dan
memahaminya. Adapun kekurangan dan kelebihan penggunaan teori kognitif sebagai
berikut:
Kelebihannya yaitu antara lain:
1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Kekurangannya yaitu antara lain:
1. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
2. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
3. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih
belum tuntas.
C. Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme tidak sependapat dengan aliran behaviorisme yang
menyatakan bahwa proses belajar terjadi secara otomatis dan spontan. Juga aliran ini
tidak menyetujui pendapat aliran kognitivisme yang mendasarkan belajar atas dasar
perkembangan kognitif. Aliran konstruktivisme berpendapat bahwa belajar adalah
bersifat aktif dan pengetahuan diperoleh dengan membangun informasi yang
8
diperoleh. Pengetahuan bukan diberikan dan diterima, tetapi dibangun secara aktif
dan kontekstual. Orang secara kreatif membangun atau menciptakan pengetahuan
baru tentang sesuatu diakaitkan dengan pengetahuan, pengalaman sebelumnya,
hipotesis atau asumsinya yang bersifat subjektif tentang suatu fenomena yang bersifat
objektif. Konstruktivisme merupakan filsafat belajar yang didasarkan pada teori
bahwa manusia membangun pengetahuannya tentang dunia dengan melakukan
refleksi atas pengalamannya.
Atas landasan berfikir seperti yang telah diuraikan, konstruktivisme
berpendapat bahwa belajar adalah proses menggunakan dan menyesuaikan model
berpikir menanggapi pengalaman baru. Oleh karena itu, dalam proses belajar, siswa
perlu berperan aktif dalam memperoleh pengalaman baru melalui komunikasi dan
interaksi dengan aneka sumber belajar. Kemudian melakukan refleksi atas
pengalaman dan informasi yang diperoleh untuk membangun atau menciptakan
pengetahuan baru. Atas dasar paradigma belajar yang demikian, maka muncullah
teori dan model belajar, seperti discovery learning, problem based learning,
experiental learning, contextual learning, cooperative learning, dan collaborative
learning.
Dalam menanggapi pengalaman baru, orang menggunakan pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya serta menerapkan model berpikir yang dimilikinya.
Dihubungkan dengan proses belajar, pengetahuan yang sudah dimiliki memudahkan
dalam memahami dan menanggapi pengetahuan yang baru dikaitkan dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki. Dalam membangun pengetahuan baru diperlukan
pengalaman atau informasi secara utuh dan bukan sepenggal-penggal atau terpisah-
pisah. Pengalaman yang dimaksud dapat berbentuk pengalaman langsung dalam
konteks sosial yang sesungguhnya (primary experience), pengalaman sekunder
dengan menggunakan media lain, seperti video dan simulasi (secondary experience),
pengalaman dengan mengingat kembali pengalaman nyata yang sudah lewat
(recalling experience), dan pengalaman yang direkayasa, seperti bermain peran dan
simulasi (artificial experience) (Jarvis, 2003: 54-57).
9
Model-model belajar yang didasarkan pada aliran konstruktivisme
memberikan kemampuan kepada siswa mengidentifikasi informasi yang diperlukan,
menentukan sumber informasi yang sesuai, mengumpulkan informasi dengan teknik
dan alat yang tepat, mengolah informasi yang relevan menjadi pengetahuan baru serta
menyajikannya secara sistematis dan logis. Kemampuan ini diperlukan tidak hanya
untuk belajar di sekolah, tetapi terutama dalam mempraktikan belajar sepanjang hayat
(life-long learning) di luar lembaga pendidikan.
Kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme, yakni:
Kelebihan
1. Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Karena
murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu murid terlibat
secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep
2. Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam
membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah
tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu siswa
untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap;
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Kekurangan
1. Dalam kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu
mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.
D. Teori Humanistik
Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Teori ini berpendapat
belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu motivasi belajar harus bersumber
10
dari dalam diri pesertadidik sendiri. (morris : 1982). Proses belajar menurut teori
ini adalah orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih
sesuatu untuk dipelajari , mengusahakan proses pembelajaran dengan caranya sendiri,
dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
Kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisti, yakni:
Kelebihan
1. Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis terhadap
fenomena sosial.
2. Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar.
3. Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
Kekurangan
1. Bersifat individual.
2. Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan
yangmendukung.
3. Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
E. Teori Deskriptif dan Prekriptif
Untuk membedakan antara teori belajar dan teori pembelajaran bisa diamati
dari posisional teorinya, apakah berada pada tataran teori deskriptif atau perspektif.
Bruner (dalam Dageng 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah
perspektif dan teori belajar adalah deskriptif. Perspektif karena tujuan utama teori
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan teori
belajar bersifat deskritif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses
belajar.
Kelebihan dan kekurangan teori belajar deskriptif dan preskriptif, yakni
Kelebihan dan kekurangan teori belajar deskriptif :
Kelebihannya yaitu lebih terkonsep sehingga siswa lebih memahami materi yang akan
disampaikan. Dan mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak-
banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas. Kekurangannya yaitu kurang memperhatikan sisi
psikologis siswa dalam mendalami suatu materi.
11
Kelebihan dan kekurangan teori belajar preskriptif:
Kelebihannya yaitu lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas.
Banyak member motivasi agar terjadi proses belajar dan mengoptimalisasikan kerja otak
secara maksimal. Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu cukup lama.
2.2 Penerapan Teori Belajar daalam Penulisan Buku Teks Pelajaran
Teori belajar berdasarkan aliran Behaviorisme, Kognitivisme, dan
Konstruktivisme dapat dipergunakan dalam menulis buku teks pelajaran.
1. Menentukan urutan kompetensi dasar
Untuk mencapai standar kompetensi perlu disusun urutan kompetensi dasar
sesuai dengan hubungannya satu sama lain. Struktur kompetensi itu dapat
dikelompokkan ke dalam empat jenis, yakni (1) hieralkial, (2) prosedural, (3)
pengelompokkan, dan (4) kombinasi (Jonassen, Tessmer, & Hannum, 1999). Struktur
kompetensi hieralkial adalah kompetensi itu berkaitan satu sama lain dalam susunan
suatu hierarki yang biasanya berdasarkan tingkat kesulitan. Suatu kompetensi baru
dapat dengan mudah dicapai kalau telah menguasai kompetensi sebelumnya atau
dengan perkataan lain penguasaan suatu kompetensi akan membantu menguasai
kompetensi berikutnya. Sebagaimana teori kontruktivisme yang mengatakan,
seseorang membangun pengetahuan baru dengan mengaitkannya dengan pengetauan
atau pengalaman yang sudah ada. Misalnya, seseorang yang sudah belajar dan dapat
mengendaarai sepeda, akan memudahkan dia belajar sepeda motor, dan kemampuan
mengendarai sepeda motor akan memudahkannya mempelajari mengemudikan mobil.
Dengan demikian, kalau menyusun kompetensi mengendarai kendaraan, dimulai dari
mengendarai sepeda, mengendarai sepeda motor, dan mengemudikan mobil.
Struktur kompetensi prosedural didasarkan pada kedudukan kompetensi dalam
satu seri. Strktur ini diasarkan pada proses, bukan pada tingkat kesulitan. Kalau
dilihat dari tingkat kesulitan mungkin saja yang menempati urutan yang pertama lebih
12
sulit dari pada yang menempati urutan kedua atau ketiga. Akan tetapi, untuk
memahami keseluruhan konsep, lebih mudah mempelajarinya kalau disusun
berdasarkan urutan proses. Misalnya, untuk mempelajari metamorfosis, bagaimana
terjadinya kupu-kupu, diawali dengan penjelasan tentang kupu-kupu bertelur ,
kemudian telur menetas menjadi ulat, setelah tua ulat berubah menjadi kepompong,
dan kemudian kepompong berubah menjadi kupu-kupu. Demikian juga untuk
memahami bagaimana cara mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) misalnya,
penjelasannya diawali dari mengurus ke Ketua RT, kemudian ke Ketua RW, lalu ke
Kantor Kelurahan, dan kemudian ke Kantor Kecamatan. Memahami proses tersebut
secara keseluruhan harus dipelajari secara berurutan.
Struktur kompetensi pengelompokkan didasarkan pada ciri atau sifat
kompetensi yang antara satu kelompok dan kelompok lainnya tidak berkaitan erat dan
tidak ada ketergantungan satu sama lain dalam mempelajarinya walaupun satu sistem.
Misalnya, strandar kompetensi membangun rumah, antara lain terdiri atas membuat
fondasi, membuat kusen, memasang dinding, membuat pintu, membuat jendela,
membuat lantai, memasang instalasi air, memasang instalasi listrik, memasang atap
dan mengecat. Masing-masing kompetensi itu bisa berdiri sendiri, dalam arti
mempelajari atau menguasai salah satu kompetensi tidak memudahkan mempelajari
dan menguasai kompetensi lainnya. Dengan demikian, dalam menyusun urutan
kompetensi dasar itu dapat dimulai dari kompetensi yang mana saja.
Pada umumnya semua disiplin ilmu memiliki struktur campuran antara ketiga
struktur yang telah diuraikan, tetapi apabila dicermati berdasrkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar maka akan terlihat struktur yang mendominasi. Susunan
kompetensi dasar dalam satu standar kompetensi yang disusun berdasarkan struktur
yang sesuai, akan membantu dan memudahkan siswa mempelajarinya.
2. Menentukan urutan materi pokok
Jumlah dan isi materi pokok ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang
hendak dicapai. Dalam mengembangkannya menjadi bahan pelajaran, materi pokok
13
itu perlu disusun dan diurutkan berdasarkan hubungan antara satu materi pokok
dengan materi pokok lainnya. Pola hubungan itu dapat diidentifikasi berdasarkan
analisis seperti yang dilakukan terhadap penyusunan kompetensi dasar. Pola
hubungan itu dapat berbentuk hierarkial, prosedural, kelompok dan campuran.
Dengan demikian, penulis buku teks pelajaran telah dapat menyusun kerangka naskah
berdasarkan analisis struktur kompetensi dasar dan hubungan antara materi pokok.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu:
teori belajar behaviorisme, teori belajarkognitivisme, dan teori belajarkonstruktivisme.
Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori
kognitivisme melihat melampaui perilakuuntuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak.
Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif
membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks pelajaran yang pertama
menentukan urutan kompetensi dasar dan yang kedua menentukan urutan materi pokok.
3.2 SARAN
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan.
15
DAFTAR PUSTAKA.
Silvia.(2016, Januari Kamis). Thereflection.RetrievedOktoberRabu,2016, from
silvia16nitsuga.blogspot.co.id:http://silvia16nitsuga.blogspot.co.id/2016/01/teori-belajar-dan-
penerapannya-dalam.html
Sitepu.(2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung:PT.RemajaRosadakarya.

More Related Content

What's hot

Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALDadang DjokoKaryanto
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfsteffaniemalauhollo
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKcandraabdillah1
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdhanazawa Herozui
 
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusia
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusiaTujuh karakteristik dasar perkembangan manusia
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusiafara dillah
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaMulyadi Bahri
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKRanny Rolinda R
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSWarman Tateuteu
 

What's hot (20)

Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
 
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusia
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusiaTujuh karakteristik dasar perkembangan manusia
Tujuh karakteristik dasar perkembangan manusia
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Diferensiasi .ppt
Diferensiasi .pptDiferensiasi .ppt
Diferensiasi .ppt
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 

Similar to Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.

ppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxNurfaizi12
 
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaranMakalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaransundelubek1
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptxRogsBuck
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakusintaroyani
 
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptxDedeApriyanto2687
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasinuuu23
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)WaQhyoe Arryee
 
Macam macam teori belajar
Macam macam teori belajarMacam macam teori belajar
Macam macam teori belajarDei Al-faroby
 
Rangkuman ipa
Rangkuman ipaRangkuman ipa
Rangkuman ipa3ry21
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuMel Noizz
 

Similar to Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme. (20)

ppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptx
 
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaranMakalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
 
Ppt matematika sm 4
Ppt matematika sm 4Ppt matematika sm 4
Ppt matematika sm 4
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 
Macam macam teori belajar
Macam macam teori belajarMacam macam teori belajar
Macam macam teori belajar
 
Rangkuman ipa
Rangkuman ipaRangkuman ipa
Rangkuman ipa
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
teori belajar.pptx
teori belajar.pptxteori belajar.pptx
teori belajar.pptx
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Ppt matematika sm 4
Ppt matematika sm 4Ppt matematika sm 4
Ppt matematika sm 4
 

More from Nurulbanjar1996

Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Nurulbanjar1996
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWONurulbanjar1996
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikNurulbanjar1996
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSINurulbanjar1996
 
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA  PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWAPENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA  PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWANurulbanjar1996
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSAKASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSANurulbanjar1996
 
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSMEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPNurulbanjar1996
 

More from Nurulbanjar1996 (14)

Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA  PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWAPENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA  PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSAKASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
 
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSMEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
 
Makalah Narative Text
Makalah Narative TextMakalah Narative Text
Makalah Narative Text
 
Narative text
Narative textNarative text
Narative text
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 

Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar. Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar behavioristik(seringditerjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku). Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menggunakannya dalam mengembangkan materi pokok suatu mata pelajaran menjadi bahan pelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
  • 2. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis teori belajar ? 2. Bagaimana penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui berbagai macam jenis teori belajar. 2. Untuk mengetahui penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jenis-Jenis Teori Belajar Sudah lama para ahli psikologi mengamati, mempelajari, dan melakukan penelitian bagaimana sesungguhnya manusia belajar. Penelitian-penelitian yang dilakukan menghasilkan berbagai teori yang kalau dikategorikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga aliran/paham besar, yakni : (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme. Masing-masing aliran itu melakukan pendekatan yang berbeda sehingga menghasilkan teori dan model belajar yang berbeda pula. Namun, perlu dipahami bahwa sungguhpun aliran dan teori itu berbeda, satu sama lain saling melengkapi. Teori belajar berikut diawali dengan behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme. A. Behaviorisme Teori behaviorisme berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan prilaku yang menetap sebagai hasil dari pengalaman. Penekanan teori belajar menurut paham ini adalah perubahan prilaku yang nyata dan dapat diukur, sedangkan pengalaman yang dimaksud adalah proses pemberian rangsangan (stimulus) dari yang membelajarkan dan tanggapan (respons) dari yang belajar. Rangsangan yang dimaksud dapat dalam bentuk bahan pelajaran dan tanggapan, yaitu perubahan prilaku yang belajar. Keberhasilan belajar dilihat dari sejauh mana perubahan prilaku yang belajar memenuhi tujuan belajar yang dirumuskan sebelumnya. Perubahan prilaku dalam aliran behaviorisme dapat terjadi melalui trial and error. Guru memberikan masalah untuk dipecahkan dan siswa berbagai cara yang dicoba- coba berusaha menemukan cara yang tepat menyelesaikan masalah itu. Agar proses belajar memperhatikan kemampuan dan gaya belajar siswa, guru tidak melakukan pembatasan dan banyak interverensi terhadap siswa dalam mencari cara pemecahan
  • 4. 4 masalah. Belajar berbasis masala merupakan salah satu bentuk belajar yang didasari oleh teori ini. Dalam bentuk lain, teori belajar aliran behaviorisme ini dipakai untuk tujuan belajar yang memberikan pembatasan prilaku siswa terhadap rangsangan yang diberikan. Mialnya, dalam olahraga, terdapat aturan-aturan yang membatasi prilaku siswa. Contoh lain, dalam mata pelajaran keterampilan yang bersifat prosedural, siswa harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan dan tidak boleh membuat perubahan. Menurut teori belajar behaviorisme, retensi perubahan prilaku dalam proses belajar dipengaruhi oleh penguatan yang diterima oleh siswa. Penguatan itu dapat berupa umpan balik dari perubahan prilaku itu sendiri, seperti manfaat/hasil positif atau kerugian/hasil negatif yang diperoleh. Semakin tinggi manfaat atau kerugian yang didapatkan siswa semakin lama/menetap perubahan prilakunya. Umpan balik ini juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Perubahan prilaku yang memberikan makna positif meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena ciri belajar menurut teori ini terlihat dalam perubahan prilaku, maka tujuan belajar dirumuskan secara jelas, spesifik, dan terukur. Ciri tujuan belajar ini menyebabkan pelaku yang belajar (audience), prilaku yang dikehendaki (behaviour, dalam kondisi seperti apa (condition), kualitas prilaku yang dikehendaki (degree). Urutan ciri tersebut dapat bervariasi, tidak selalu ABCD. Berikut ini adalah contoh rumusan tujuan belajar brdasarkan teori behaviorisme. a. Sesudah mempelajari pokok bahasan ini ( C ), siswa ( A ) dapat menyebutkan nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia ( B ) dengan tepat ( D ). b. Siswa ( A ) dapat menggunakan program excel ( B ) tanpa salah ( D ) setelah mempelajari petunjuk yang diberikan ( C ). c. Setelah membaca cerita berikut ( C ), siswa ( A ) akan membuang sampah di tempat yang disediakan ( B ) secara benar ( D ). Kelebihan dan Kekurangan teori belajar behavioristik, yakni: Kelebihan 1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
  • 5. 5 2. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya. 3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan. 4. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian. 5. Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif, yang didasari pada perilaku yang tampak. 6. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang kontinue dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah mahir dalam satu bidang tertentu maka akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang kontinue tersebut dan lebih optimal. 7. Bahan pelajaran yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilkan sustu perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu. Kekurangan 1. Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap. 2. Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini. 3. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
  • 6. 6 B. Kognitivisme Berbeda dengan teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme menganggap bahwa proses belajar akan terjadi apabila disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan mental yang belajar. Oleh karena itu, ahli teori ini membagi tahap perkembangan itu dari berbagai aspek. Jean Piaget membagi tingkat perkembangan kognitif manusia berdasarkan usia menjadi lima tahap, Lawrence Kohlberg membagi tingkat perkembangan kognitif moral manusia berdasarkan perkembangan moral menjadi enam tahap mengaitkannya dengan usia, James Fowler membagi tahap perkembangan manusia berdasarkan perkembangan keyakinan beragama tanpa mengaitkannya dengan usia. Ahli teori kognitivisme ini berpendapat bahwa tingkat perkembangan manusia itu menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, menurut teori Piaget, konsep-konsep abstrak tidak bisa dipahami oleh anak yang baru berusia 4-7 tahun, karena taraf berfikir anak dalam rentang usia itu baru pada konsep-konsep konkret. Anak memahami konsep abstrak pada usia 11-15. Berbeda dengan ahli teori kognitivisme yang lainnya, Lev Vygotsky berpendapat bahwa tingkat perkembangan kognitif manusia berdasarkan usia seperti yang ditemukan Piaget atau berdasarkan kriteria lain, tidak bisa dipergunakan secara kaku. Dikaitkan dengan proses belajar, ia berpendapat perlu mnetapkan dua tingkat perkembangan yang berbeda : tingkat perkembangan yang sebenarnya (aktual) dan zona perkembangan proksimal (zone of proximal development, ZPD ). Tingkat perkembangan yang sebenarnya adalah menurut usia tertentu, tetapi anak bisa mempelajari sesuatu di atas tingkat perkembangan kognitif berdasarkan usia itu dengan bantuan orang lain atau lingkungan belajar. Wilayah perkembangan kognitif di atas tingkat perkembangan kognitif berdasarkan usia itu, disebut Vygotsky sebagai zona perkembangan proksimal (ZPD). Pendapat vygotsky ini disebut juga teori perkembangan sosial. Anak dapat belajar dengan berinteraksi dengan sumber belajar
  • 7. 7 yang berupa orang, pesan, bahan, alat, dan lingkungan. Teori ini dianggap merupakan penghubung antarapaham behaviorisme dan kognitivisme. Teori kognitivisme menjelaskan bagaimana manusia belajar berdasarkan tingkat perkembangan kognitifnya. Walaupun terdapat perbedaan para ahli kognitivisme dalam menjelaskan manusia belajar, terdapat prinsip-prinsip yang sama. Pertama, menurut teori ini ada keterbatasan kemampuan manusia belajar sesuai dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Kedua, bahan belajar yang disesuaikan dengan perkembangan kognitifnya akan membntu manusia belajar. Teori belajar kognitivisme ini dapat dijadikan pedoman untuk pengembangan kurikulum dan buku teks pelajaran yang diterapkan untuk menyusun dan membuat urutan kompetensi pada setiap mata pelajaran dengan memperhatikan tingkat perkembangan kognitif siswa sehingga memudahkannya dalam mempelajari dan memahaminya. Adapun kekurangan dan kelebihan penggunaan teori kognitif sebagai berikut: Kelebihannya yaitu antara lain: 1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. 2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah Kekurangannya yaitu antara lain: 1. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan. 2. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut. 3. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas. C. Konstruktivisme Aliran konstruktivisme tidak sependapat dengan aliran behaviorisme yang menyatakan bahwa proses belajar terjadi secara otomatis dan spontan. Juga aliran ini tidak menyetujui pendapat aliran kognitivisme yang mendasarkan belajar atas dasar perkembangan kognitif. Aliran konstruktivisme berpendapat bahwa belajar adalah bersifat aktif dan pengetahuan diperoleh dengan membangun informasi yang
  • 8. 8 diperoleh. Pengetahuan bukan diberikan dan diterima, tetapi dibangun secara aktif dan kontekstual. Orang secara kreatif membangun atau menciptakan pengetahuan baru tentang sesuatu diakaitkan dengan pengetahuan, pengalaman sebelumnya, hipotesis atau asumsinya yang bersifat subjektif tentang suatu fenomena yang bersifat objektif. Konstruktivisme merupakan filsafat belajar yang didasarkan pada teori bahwa manusia membangun pengetahuannya tentang dunia dengan melakukan refleksi atas pengalamannya. Atas landasan berfikir seperti yang telah diuraikan, konstruktivisme berpendapat bahwa belajar adalah proses menggunakan dan menyesuaikan model berpikir menanggapi pengalaman baru. Oleh karena itu, dalam proses belajar, siswa perlu berperan aktif dalam memperoleh pengalaman baru melalui komunikasi dan interaksi dengan aneka sumber belajar. Kemudian melakukan refleksi atas pengalaman dan informasi yang diperoleh untuk membangun atau menciptakan pengetahuan baru. Atas dasar paradigma belajar yang demikian, maka muncullah teori dan model belajar, seperti discovery learning, problem based learning, experiental learning, contextual learning, cooperative learning, dan collaborative learning. Dalam menanggapi pengalaman baru, orang menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya serta menerapkan model berpikir yang dimilikinya. Dihubungkan dengan proses belajar, pengetahuan yang sudah dimiliki memudahkan dalam memahami dan menanggapi pengetahuan yang baru dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Dalam membangun pengetahuan baru diperlukan pengalaman atau informasi secara utuh dan bukan sepenggal-penggal atau terpisah- pisah. Pengalaman yang dimaksud dapat berbentuk pengalaman langsung dalam konteks sosial yang sesungguhnya (primary experience), pengalaman sekunder dengan menggunakan media lain, seperti video dan simulasi (secondary experience), pengalaman dengan mengingat kembali pengalaman nyata yang sudah lewat (recalling experience), dan pengalaman yang direkayasa, seperti bermain peran dan simulasi (artificial experience) (Jarvis, 2003: 54-57).
  • 9. 9 Model-model belajar yang didasarkan pada aliran konstruktivisme memberikan kemampuan kepada siswa mengidentifikasi informasi yang diperlukan, menentukan sumber informasi yang sesuai, mengumpulkan informasi dengan teknik dan alat yang tepat, mengolah informasi yang relevan menjadi pengetahuan baru serta menyajikannya secara sistematis dan logis. Kemampuan ini diperlukan tidak hanya untuk belajar di sekolah, tetapi terutama dalam mempraktikan belajar sepanjang hayat (life-long learning) di luar lembaga pendidikan. Kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme, yakni: Kelebihan 1. Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Karena murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep 2. Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap; Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. Kekurangan 1. Dalam kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya. D. Teori Humanistik Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Teori ini berpendapat belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu motivasi belajar harus bersumber
  • 10. 10 dari dalam diri pesertadidik sendiri. (morris : 1982). Proses belajar menurut teori ini adalah orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari , mengusahakan proses pembelajaran dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil. Kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisti, yakni: Kelebihan 1. Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis terhadap fenomena sosial. 2. Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar. 3. Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa. Kekurangan 1. Bersifat individual. 2. Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yangmendukung. 3. Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. E. Teori Deskriptif dan Prekriptif Untuk membedakan antara teori belajar dan teori pembelajaran bisa diamati dari posisional teorinya, apakah berada pada tataran teori deskriptif atau perspektif. Bruner (dalam Dageng 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah perspektif dan teori belajar adalah deskriptif. Perspektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat deskritif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Kelebihan dan kekurangan teori belajar deskriptif dan preskriptif, yakni Kelebihan dan kekurangan teori belajar deskriptif : Kelebihannya yaitu lebih terkonsep sehingga siswa lebih memahami materi yang akan disampaikan. Dan mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak- banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas. Kekurangannya yaitu kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam mendalami suatu materi.
  • 11. 11 Kelebihan dan kekurangan teori belajar preskriptif: Kelebihannya yaitu lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas. Banyak member motivasi agar terjadi proses belajar dan mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal. Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu cukup lama. 2.2 Penerapan Teori Belajar daalam Penulisan Buku Teks Pelajaran Teori belajar berdasarkan aliran Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme dapat dipergunakan dalam menulis buku teks pelajaran. 1. Menentukan urutan kompetensi dasar Untuk mencapai standar kompetensi perlu disusun urutan kompetensi dasar sesuai dengan hubungannya satu sama lain. Struktur kompetensi itu dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yakni (1) hieralkial, (2) prosedural, (3) pengelompokkan, dan (4) kombinasi (Jonassen, Tessmer, & Hannum, 1999). Struktur kompetensi hieralkial adalah kompetensi itu berkaitan satu sama lain dalam susunan suatu hierarki yang biasanya berdasarkan tingkat kesulitan. Suatu kompetensi baru dapat dengan mudah dicapai kalau telah menguasai kompetensi sebelumnya atau dengan perkataan lain penguasaan suatu kompetensi akan membantu menguasai kompetensi berikutnya. Sebagaimana teori kontruktivisme yang mengatakan, seseorang membangun pengetahuan baru dengan mengaitkannya dengan pengetauan atau pengalaman yang sudah ada. Misalnya, seseorang yang sudah belajar dan dapat mengendaarai sepeda, akan memudahkan dia belajar sepeda motor, dan kemampuan mengendarai sepeda motor akan memudahkannya mempelajari mengemudikan mobil. Dengan demikian, kalau menyusun kompetensi mengendarai kendaraan, dimulai dari mengendarai sepeda, mengendarai sepeda motor, dan mengemudikan mobil. Struktur kompetensi prosedural didasarkan pada kedudukan kompetensi dalam satu seri. Strktur ini diasarkan pada proses, bukan pada tingkat kesulitan. Kalau dilihat dari tingkat kesulitan mungkin saja yang menempati urutan yang pertama lebih
  • 12. 12 sulit dari pada yang menempati urutan kedua atau ketiga. Akan tetapi, untuk memahami keseluruhan konsep, lebih mudah mempelajarinya kalau disusun berdasarkan urutan proses. Misalnya, untuk mempelajari metamorfosis, bagaimana terjadinya kupu-kupu, diawali dengan penjelasan tentang kupu-kupu bertelur , kemudian telur menetas menjadi ulat, setelah tua ulat berubah menjadi kepompong, dan kemudian kepompong berubah menjadi kupu-kupu. Demikian juga untuk memahami bagaimana cara mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) misalnya, penjelasannya diawali dari mengurus ke Ketua RT, kemudian ke Ketua RW, lalu ke Kantor Kelurahan, dan kemudian ke Kantor Kecamatan. Memahami proses tersebut secara keseluruhan harus dipelajari secara berurutan. Struktur kompetensi pengelompokkan didasarkan pada ciri atau sifat kompetensi yang antara satu kelompok dan kelompok lainnya tidak berkaitan erat dan tidak ada ketergantungan satu sama lain dalam mempelajarinya walaupun satu sistem. Misalnya, strandar kompetensi membangun rumah, antara lain terdiri atas membuat fondasi, membuat kusen, memasang dinding, membuat pintu, membuat jendela, membuat lantai, memasang instalasi air, memasang instalasi listrik, memasang atap dan mengecat. Masing-masing kompetensi itu bisa berdiri sendiri, dalam arti mempelajari atau menguasai salah satu kompetensi tidak memudahkan mempelajari dan menguasai kompetensi lainnya. Dengan demikian, dalam menyusun urutan kompetensi dasar itu dapat dimulai dari kompetensi yang mana saja. Pada umumnya semua disiplin ilmu memiliki struktur campuran antara ketiga struktur yang telah diuraikan, tetapi apabila dicermati berdasrkan standar kompetensi dan kompetensi dasar maka akan terlihat struktur yang mendominasi. Susunan kompetensi dasar dalam satu standar kompetensi yang disusun berdasarkan struktur yang sesuai, akan membantu dan memudahkan siswa mempelajarinya. 2. Menentukan urutan materi pokok Jumlah dan isi materi pokok ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Dalam mengembangkannya menjadi bahan pelajaran, materi pokok
  • 13. 13 itu perlu disusun dan diurutkan berdasarkan hubungan antara satu materi pokok dengan materi pokok lainnya. Pola hubungan itu dapat diidentifikasi berdasarkan analisis seperti yang dilakukan terhadap penyusunan kompetensi dasar. Pola hubungan itu dapat berbentuk hierarkial, prosedural, kelompok dan campuran. Dengan demikian, penulis buku teks pelajaran telah dapat menyusun kerangka naskah berdasarkan analisis struktur kompetensi dasar dan hubungan antara materi pokok.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajarkognitivisme, dan teori belajarkonstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitivisme melihat melampaui perilakuuntuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. Penerapan teori belajar dalam penulisan buku teks pelajaran yang pertama menentukan urutan kompetensi dasar dan yang kedua menentukan urutan materi pokok. 3.2 SARAN Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA. Silvia.(2016, Januari Kamis). Thereflection.RetrievedOktoberRabu,2016, from silvia16nitsuga.blogspot.co.id:http://silvia16nitsuga.blogspot.co.id/2016/01/teori-belajar-dan- penerapannya-dalam.html Sitepu.(2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung:PT.RemajaRosadakarya.