5. Teori belajar behavioristik mempelajari perilaku dalam
proses pembelajaran, analisis yang dilakukan terletak
pada perilaku yang nampak, terukur, tergambarkan dan
dapat diprediksi. Belajar merupakan perubahan perilaku
manusia yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya.
Behaviorisme bertujuan mengetahui bagaimana perilaku
individu yang belajar dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
6. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Peserta didik
dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya. Contoh, peserta didik dapat
dikatakan memiliki kemampuan membaca jika ia bisa
menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik.
7. TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
Teori belajar kognitifistik merupakan pendekatan belajar
yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajarnya yang sering disebut sebagai model perseptual. Teori
ini memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya.
8. Dalam perspektif teori ini, bagian-bagian dari suatu situasi
saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi
tersebut. Tindakan pemisahan atau pembagian sebuah
materi pelajaran ke dalam komponen-komponen kecil dan
dipelajari secara terpisah akan menyebabkan substansi
materi tersebut akan kehilangan makna.
9. TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan suatu
proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu
sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang
mengetahui (Schunk, 1986). Artinya, proses pembentukan
pengetahuan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik
harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun
kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat belajar peserta
didik itu sendiri.
10. Peranan guru dalam teori belajar konstruktivistik
adalah membantu memfasilitasi agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik
berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan
yang telah dimilikinya, melainkan mendampingi
peserta didik untuk membentuk pengetahuannya
sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan
pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
11. TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Teori belajar humanistik adalah teori belajar yang penting dan
harus dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan
pendidikan abad 21. Humanistik sendiri bersal dari kata "human"
yang berarti manusia. Dalam arti luas humanistik dapat dikatakan
sebagai upaya memanusiakan manusia melalui proses
pembelajaran.
12. Dalam pelaksanaannya, teori humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk
manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal.
Teori ini beranggapan bahwa teori belajar apa saja dapat dimanfaatkan
dengan tujuan memanusiakan manusia yakni dengan mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri secara optimal. Teori humanistik juga
memandang faktor motivasi dan pengalaman emosional dalam proses
belajar sangat penting. Tanpa faktor motivasi tersebut maka proses
transfer pengetahuan tidak dapat dilakukan dengan maksimal.
13. TEORI BELAJAR SIBERNETIK
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang
cukup baru terdengar di kalangan para pendidik. Teori ini
menekankan pembelajaran dapat terjadi dimana dan
kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidik
dan peserta didik dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dalam
jarak yang jauh.
15. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Sebagai contohnya pada peserta didik yang belum dapat
melakukan cara pembuatan larutan NaOH sebagaimana yang
sudah diajarkan oleh seorang pendidiknya meskipun dia si peserta
didik sudah berusaha keras untuk mencoba melakukan
pembuatan larutan NaOH dengan cara yang baik. Si pendidik pun
telah mengajarkannya kepada peserta didik secara teliti, akan
tetapi walaupun sudah diajarkan dengan baik jika perserta didik
tersebut belum dapat memahami atau membuat apa yang sudah
diajarkan, maka iapun belum bisa dianggap sudah belajar. Karena
daripada itu iapun belum bisa menunjukkan sesuatu perubahan
perbuatan yang dimana sebagai hasil dari belajar.
16. Piaget tidak melihat
perkembangan kognitif sebagai
sesuatu yang dapat
didefinisikan secara kuantitatif.
Ia menyimpulkan bahwa daya
pikir atau kekuatan mental anak
yang berbeda usia akan
berbeda pula secara kualitatif.
Collin, dkk (2012)
menggambarkan pemikiran
Piaget sebagai berikut:
TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
18. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif
seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara
berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap
perkembangan kognitif para muridnya agar dalam merancang
dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan
tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa
19. TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
Contoh penerapan teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran:
Misalnya: Tim 1 mempresentasikan hasil pekerjaannya dikelas. Seusai tim 1
menyajikan presentasinya, diibukalah sesi tanyajawab dan diskusi. Muncullah
berbagai pertanyaan dari teman-teman (apa..?; Bagaimana..?) untuk
menjawab pertanyaanpertanyaan inilah diperlukan adanya proses berpikir
konstruk.
Dari tanya jawabdan diskusi iniilah seorang guru dapat mrngetahui seberapa
jauh siswa sudah mengksonstruksi pengetahuannya. Guru juga dapat
sesekali memnacing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang
berkaitan dengankonsep yang akan/sedang dibahas
20. C D
B
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Beri kesempatan untuk
mengembangkan diri
Hindarkan tekanan pada
lingkungan belajar
Fasilitasi sumber belajar
yang beragam
A
Berikan reward
kepadasiswa
Penerapannya dalam pembelajaran:
22. Berdasarkan deskripsi proses pengolahan informasi yang terjadi
merupakan interaksi faktor internal dan eksternal peserta didik. Maka
apliksi pengelolaan kegiatanpembelajaran berbasis teori sibernetik
yang baik untuk dilkukan bagi pendidik agar dapat
memperlancarproses belajar peserta didik. Diantaranya:
1. Menarik perhatian
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada prasayarat belajar
4. Memberikan bimbingan belajar
5. Mendorong untuk kerja
6. Memberikan balikan informatif
7. Menjngkatkan retensi dan alih belajar