SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA
PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PRAGMATIK
Dosen Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.
Oleh
Kelompok 12
Dewi Herliani (A1B114068)
Noranisa (A1B114088)
Siti Fatimah (A1B114098)
Noor Ifansyah (A1B112053)
Rhizka Nur Henty (A1B110246)
PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Penerapan Prinsip Kerjasama Pada Percakapan Lisan Tidak Resmi
Mahasiswa. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pragmatik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Jumadi, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pragmatik. Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Banjarmasin, 14 November 2016
Penulis
Kelompok 12
2
DAFTAR ISI
Halaman judul
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian prinsip kerjasama......................................................................................4
2.2 Metode penelitian........................................................................................................4
2.3 Teknik pengumpulan data...........................................................................................4
2.4 Objek penelitian..........................................................................................................4
2.5 Pematuhan Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa....
...........................................................................................................................................4
2.6 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa
.........................................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari manusia akan selalu bertemu dan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia menggunakan
bahasa sebagai media komunikasi. Di dalam komunikasi yang wajar, masing-masing pihak
yang terlibat, yaitu antara penutur dan mitra tutur akan selalu berusaha menyampaikan
tuturannya secara efektif dan efisien. Hal ini senada dengan pendapat Wijana (1996:450)
yang mengatakan bahwa seorang penutur akan berusaha agar tuturannya selalu relevan
dengan konteks, jelas dan mudah dipahami, padat dan ringkas dan selalu pada persoalan
sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicara.
Agar tuturan –tuturan dapat diutarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya, penutur
pada lazimya mempertimbangkan secara seksama berbagai faktor pragmatik yan terlibat atau
mungkin terlibat dalam suatu proses komunikasi tersebut (Wijana, 2004:54). Secara
sederhana ada tiga aspek yang dipertimbangkan oleh penutur dan lawan tutur. Aspek-aspek
itu adalah prinsip kerjasama, prinsip kesopanan dan parameter pragmatik. Berikut akan
diulas salah satunya, yaitu prinsip kerjasama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi
mahasiswa?
2. Bagaimana pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi
mahasiswa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi
mahasiswa.
2. Mengetahui pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi
mahasiswa.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian prinsip kerjasama
Prinsip kerja sama adalah prinsip yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh peserta
tutur agar percakapannya terdengar koheren. Menurut Rustono (1999:53) penutur yang tidak
memberikan kontribusi terhadap koherensi percakapan sama dengan tidak mengikuti prinsip
kerja sama.
2.2 Metode penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif.
2.3 Teknik pengumpulan data
Teknik simak, libat cakap, . Teknik yang digunakan dalam menganalisis data, yaitu (1)
Mentranskripsikan data dari hasil menyimak, (2) Mengidentifikasi bentuk pematuhan
dan pelanggaran prinsip kerja sama, (3) Mengklasifikasikan data sesuai dengan
maksim yang ada, (4) Menyimpulkan hasil analisis data.
2.4 Objek penelitian
Mahasiswa FKIP Unlam.
2.5 Pematuhan Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa
a. Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan
kontribusi tidak berlebihan atau secukupnya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
Pandangan tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Grice (1975:45) bahwa maksim
kuantitas merupakan maksim yang melihat peserta tutur memberikan kontribusi tidak lebih
dan tidak kurang dari yang dibutuhkan.
Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan
terhadap maksim kuantitas, yakni:
Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk-duduk di samping sakadomas FKIP Unlam.
Data 1
P1: Apakah kamu ada kertas polio?
P2: Ada.
Data 2
5
P1: Bagaimana latar belakang kamu apakah sudah selesai?
P2: Sudah.
Data 3
P1: Berapa bab sudah punya kamu?
P2: 1 bab.
Data 4
P1: Kapan dikumpulkan tugasnya?
P2: Besok.
Ketika sedang duduk di depan ruang 9, datang 2 orang dari anggota HTI katanya untuk
berdiskusi.
Data 5
P1: Apakah kamu anggota Hima?
P2:Iya.
Data 6
P1: Apakah Himbisastra mempunyai Sekre?
P2: Tidak.
Ketika sedang di depan ruangan.
Data 7
P1: Minta makanan dong!
P2: Nih.
Data 8
P1: Lihat hp terus, apaan sih yang dilihatin?
P2: Drama korea.
Data 9
P1: Eh kamu tahu nggak dia itu nggak ada temannya lagi lho.
P2: Tidak.
Berdasarkan teori tersebut, jika dihubungkan dengan hasil penelitian, pematuhan
terhadap maksim kuantitas terlihat pada percakapan di atas. Alasannya, pada data percakapan
6
kali ini P2 mematuhi maksim tersebut, karena P2 memberikan kontribusi tidak berlebihan
atau cukup terhadap informasi yang dibutuhkan P1.
b. Maksim Kualitas
Maksim kualitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan
informasi yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Grice(1975:47) bahwa maksim
kualitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi yang
sebenarnya.
Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan
terhadap maksim kualitas, yakni:
Percakapan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di payung depan ruang 9
FKIP Unlam.
Data 1
P1: Nisa, PA (Pembimbing Akademik) kamu siapa?
P2: Bapak Rustam.
Data 2
P1: kemarin kamu PPL di sekolah mana?
P2: SMP Negeri 7 Banjarmasin.
Ketika sedang duduk di depan ruang 9, datang 2 orang dari anggota HTI katanya untuk
berdiskusi.
Data 3
P1: Kamu Hima apa ya?
P2: Himbisastra
Data 4
P1: Nama kamu siapa ya?
P2: Dewi
Data 5
P1: Kalau nama kalian?
P2: Nuriyah dengan Anti.
Ketika di kantin
7
Data 6
P1: Kamu mau makan apa?
P2: Aku makan nasi saja.
Data 7
P1: Ibu nasi sopnya satu.
P2: iya sedang dibikin.
Data 8
P1: Kembalian kamu berapa?
P2: Kembalianku sepuluh ribu, Bu.
Berdasarkan teori tersebut, jika dihubungkan dengan hasil penelitian, pematuhan
terhadap maksim kualitas terlihat pada percakapan. Pada percakapan tersebut terlihat
pematuhan maksim kualitas. Peserta yang mematuhi maksim ini adalah P2. Misalnya saja,
respon atau jawaban P2 pada masing-masing data percakapan tersebut memberikan
kontribusi yang benar terhadap apa yang diinginkan P1, karena saat P1 menanyakan, P2
menjawab dengan sebenarnya.
c. Maksim Relevansi
Maksim relevansi merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan
kontribusi sejalan atau relevan dengan masalah yang dibicarakan. Pernyataan tersebut sesuai
dengan apa yang di jelaskan oleh Chaer (2010:35)bahwa maksim ini menghendaki agar
peserta tutur memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah atau tajuk pertuturan.
Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan
terhadap maksim relevansi, yakni:
Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk-duduk di depan BAAK FKIP Unlam.
Data 1
P1: Mengapa kemarin kamu tidak masuk ?
P2: Aku sakit perut.
Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 mengapa dia tidak kuliah kemarin. P2 menjawab
sesuai dengan keadaan bahwa ia tidak masuk karena sakit perut. Pernyataan yang diberikan
P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia tidak
datang karena sakit perut.
8
Data 2
P1: Pembahasan kita minggu ini tentang apa?
P2: Tentang wacana kritis.
Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 tentang pembahasan apa yang akan dibahas
minggu ini. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia tahu bahwa tentang wacana kritis.
Pernyataan yang diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya
dengan keadaan bahwa ia tahu pembahasan minggu ini.
Data 3
P1: Setelah dari kampus kamu mau ke mana?
P2: Langsung pulang saja karena aku lelah sekali.
Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 setelah dari kampus mau kemana. P2 menjawab
sesuai dengan keadaan bahwa ia langsung pulang. Pernyataan yang diberikan P2
memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia ingin
langsung pulang karena dia lelah sekali.
Data 4
P1: Kamu lihat Nila bertengkar dengan pacarnya?
P2: Aku kemarin pulang pukul 1 jadi tidak melihat.
Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 apakah dia melihat Nila bertengkar dengan
pacarnya. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia tidak melihat. Pernyataan yang
diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa
ia tidak melihat Nila bertengkar.
4. Maksim Cara
Maksim cara merupakan maksim yang penuturnya harus memberikan informasi yang
jelas. Seperti yang diungkapkan Grice (1975:47) bahwa maksim cara merupakan maksim
yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi yang jelas terhadap apa yang
dimaksudkan. Intinya, peserta tutur harus memberikan informasi yang jelas, tidak kabur,
tidak berlebih-lebihan, dan runtut.
Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan
terhadap maksim cara, yakni.
Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk di depan ruang 4 FKIP Unlam.
9
Data 1
P1: Wah lucu sekali.
P2: Terima kasih.
P1: Bukan kamu tapi kucing.
Maksud percakapan tersebut,P1 sedang melihat sesuatu dengan mengatakan
“Wah,lucu sekali”ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1
memuji dia.
Data 2
P1: Fotocopy kamu?
P2: Tidak.
P1:Maksudnya, kamu menitip atau tidak.
Maksud percakapan tersebut, P1 sedang memegang sebuah buku dan mengatakan”
Fotocopy kamu?”, ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1
menyuruh dia yang memfotocopy.
Data 3
P1: Manisnya.
P2: Ah, masa.
P1: Bukan kamu, tapi kerudungnya.
Maksud percakapan tersebut,P1 sedang melihat seseorang dengan mengatakan “Ah,
masa”ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1 memuji dia
padahal memuji kerudungnya.
2.6 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa
Diketahui bahwa pertuturan akan berlangsung dengan baik apabila penutur dan mitra
tutur dalam pertuturan itu menaati prinsip-prinsip kerja sama (Grice1975:45). Dengan kata
lain, jika kita tidak menaati atau mematuhi prinsip kerjasama tersebut, maka pertuturan atau
10
percakapan tidak akan berjalan dengan baik. Pelanggaran terhadap maksim kerja sama dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor,yakni (1) penutur memberikan kontribusi yang berlebihan
dari apa yang diharapkan mitra tutur, (2) peserta tutur memberikan kontribusi yang tidak
benar,(3) peserta tutur memberikan kontribusi yang tidak relevan dengan apa yang
dibicarakan, dan (4) peserta tutur memberikan kontribusi yang kurang jelas, ambigu, ataupun
berlebih-lebihan.
1. Maksim Kuantitas
Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran
terhadap maksim kuantitas, yakni.
Percakapan mahasiswa di FKIP Unlam.
Data 1
P1: Lalu kamu sudah perbaiki proposalnya?
P2: Belum, itu sedang dibaca oleh Putra
Data 2
P1: Adakah kertas polio?
P2: Ada satu, tapi buat aku saja yang memakai.
Data 3
P1: Bagaimana latar belakang kamu, apakah sudah selesai?
P2: Sudah, tapi tidak tahu benar tidaknya kalau perasaan saya benar saja.
Data 4
P1: Kamu siapa pembimbingnya?
P2: Ibu Laily, tapi saya melanjutkan tahun depan saja.
Data 4
P1: Sudah selesai kamu merisum?
P2: Sudah, dari pukul 12 sampai pukul 1 saya mengerjakan.
Percakapan di atas mengalami pelanggaran maksim kuantitas. Alasannya, pada :
Data 1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya
perbaikan proposalnya, P2 menjawab ”Belum, itu sedang dibaca oleh Putra”. Memang benar
apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban apakah itu dibaca oleh
11
seseorang atau tidak, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya
proposal itu diperbaiki.
Data 2, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut mau meminta kertas
polio, P2 menjawab ” Ada satu, tapi buat aku saja yang memakai.”. Memang benar apa yang
dijawab P2, namun secara tidak langsung P2 mengatakan bahwa tidak ada kertas polio lagi
dan P1 tidak mengharapkan jawaban apakah kertas itu di pakai atau tidak ataupun alasan
lainnya. P1 mengharapkan jawaban ada atau tidaknya kertas polio itu.
Data 3, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya latar
belakang, P2 menjawab “Sudah, tapi tidak tahu benar tidaknya kalau perasaan saya benar
saja.” Memang benar apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban
mengenai perasaannya, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau
tidaknya latar belakang itu.
Data 4, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya
risuman , P2 menjawab ” Sudah, dari pukul 12 sampai pukul 1 saya mengerjakan.”. Memang
benar apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban sampai pukul berapa dia
mengerjakan, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya
merisum.
2. Maksim Kualitas
Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran
terhadap maksim kualitas, yakni:
Data 1
P1: Kamu pakai apa jadi bisa langsing?
P2: Hanya minum sunlight, bisa jadi kurus.
Data 2
P1: Apa sih resepnya kamu bisa seputih itu?
P2: Berendam dalam air tawas (penjernih air).
Data 3
P1: Siapa dosen PA kamu?
P2: Itu yang jadi dekan.
Data 4
12
P1: Siapa dosen pamongmu?
P2: Itu dosen yang killer.
Percakapan di atas mengalami pelanggaran maksim kualitas. Alasannya, pada :
Data 1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut pelangsing, P2
menjawab “Hanya minum sunlight, bisa jadi kurus.” Jawaban tersebut sangat tidak benar
karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal sunlight itu adalah sabun untuk mencuci
piring, itu hanya untuk melucu saja.
Data 2, kurang lebih sama dengan data1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2
menyangkut pemutih kulit, P2 menjawab “Berendam dalam air tawas (penjernih air).”
Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal tawas
itu adalah penjernih air, itu hanya untuk melucu saja.
Data 3, P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut siapa dosen PA, P2
menjawab “Itu yang jadi dekan.” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana
mungkin hal itu bisa terjadi padahal dia sendiri tidak pernah tahu dosen PAnya yang mana
karena tidak pernah ikut konsul.
Data 4, P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut siapa Dosen pembimbingnya,
P2 menjawab “Itu dosen yang killer.” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana
mungkin hal itu bisa terjadi padahal dia sendiri tidak pernah melihat karakter dosen tersebut.
3. Maksim Relevansi
Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran
terhadap maksim relevansi, yakni.
Data 1
P1: Mengapa kemarin kamu tidak masuk ?
P2: Kasihan sekali dia. Kecil-kecil sudah berjualan.
Analisisnya, P1 menanyakan mengapa kemarin tidak masuk, dan P2 malah menjawab
“kasihan sekali dia. Kecil-kecil sudah berjualan.” Karena pada saat P1 bertanya P2 malah
melihat anak kecil yang sedang berjualan gorengan, sehingga hal demikian dikatakan
pelanggaran maksim relevansi.
Data 2
P1: Apakah kamu mau ke kantin?
13
P2:Aku mengerjakan tugas dulu ya.
Analisisnya, P1 bertanya apakah mau ke kantin, ternyata P2 menjawab “Aku
mengerjakan tugas dulu ya.” Karena pada saat P1 bertanya P2 baru ingat tugasnya ada yang
belum, sehingga dia mengerjakan dulu.
Data 3
P1: Kamu nanti ke sini lagi kan?
P2: Aku ada urusan dulu ya.
Analisisnya, P1 menanyakan apakah dia ke sini lagi atau tidak. P2 menjawab “Aku
ada urusan dulu ya.” Karena pada saat P1 bertanya, P2 ada yang menelpon sehingga dia
tidak mendengar apa yang di katakan P1
4. Maksim Cara
Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran
terhadap maksim cara, yakni.
Data 1
P1: Lalu Sani pergi kemana?
P2: Mungkin ke toilet atau makan ke kantin dia.
Percakapan tersebut memiliki pelanggaran terhadap maksim kerja sama, yakni pada
maksim cara. P1 bertanya kepada P2 tentang keadaan dimana Sani berada. Jawaban yang
diberikan P2 malah menduga-duga di mana sani berada. Hal ini dibuktikan dengan kalimat
“Mungkin ke toilet atau makan ke kantin dia”. Pernyataan yangdituturkan P2 tidak jelas dan
berbelit-belit dengan apa yang di tanyakan oleh P1.
Data 2
P1: Hari ini kamu mau makan apa, soto atau gado-gado?
P2: Paling enak sih makan nasi goreng. Soto juga mantap. Gado-gado boleh juga sih, tapi
kemarin aku sudah makan gado-gado masa gado-gado lagi.
Percakapan tersebut memiliki pelanggaran terhadap maksim kerja sama, yakni pada maksim
cara. P1 bertanya kepada P2 mengenai makan apa hari ini. Jawaban yang diberikan P2 malah
berbelit-belit. Hal ini dibuktikan dengan kalimat “Paling enak sih makan nasi goreng. Soto
juga mantap. Gado-gado boleh juga sih, tapi kemarin aku sudah makan gado-gado masa
gado-gado lagi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan paparan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut.
(1) Pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa terdiri atas
pematuhan terhadap maksim kuantitas, kualitas, relevansi,dan cara. Pematuhan terjadi karena
mahasiswa memberikan informasi tidak berlebihan, memberikan informasi yang benar,
memberikan informasi yang sesuai dengan masalah, memberikan informasi yang jelas, dan
(2) Pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa terdiri atas
pelanggaran terhadap maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Pelanggaran terjadi
15
karena mahasiswa memberikan informasi yang berlebihan, memberikan informasiyang tidak
benar, memberikan informasi yang tidak relevan, dan memberikaninformasi yang kurang
jelas.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari percakapan lisan tidak resmi mahasiswa, serta hasil
kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran yakni, pematuhan terhadap
maksim-maksim prinsi kerjasama dapat menjadikan kualitas percakapan lebih baik, yaitu
dengan cara menaati keempat maksim (maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, maksim cara). Masih banyak pelanggaran yang terjadi pada percakapan tersebut.
Oleh karena itu kita lebih meningkatkan lagi kualitas percakapan kita. Caranya dengan
memerhatikan aturan-aturan, khususnya maksim kerja sama, agar kesalahan ini tidak akan
terulang dilain waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran pragmatik. Bandung: Angkasa.
Yule, G. (1998). Pragmatik. (S. Hermawan, Ed., & D. Jumadi, Trans.) Banjarmasin,
Kalimantan Selatan: PBS FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
https://littlestoriesoflanguages.wordpress.com/2012/04/19/prinsip-kerjasama-cooperative-
principles/ di akses pada 1 Desember 2016.
http://lifeiseducation09.blogspot.co.id/2013/02/prinsip-kerja-sama-grice-pragmatik.html
diakases pada tanggal 1 Desember 2016.
16
17

More Related Content

What's hot

Menganalisis Teks Berita
Menganalisis Teks BeritaMenganalisis Teks Berita
Menganalisis Teks BeritaKinantiPutriU
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Universitas Muhammadiyah Tangerang
 
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Dian Agatha
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
Makalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeYuliana Aminulloh
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisHeidy Kaeni
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonNikmon Amal
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosialevinurleni
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSINurulbanjar1996
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 

What's hot (20)

Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
Menganalisis Teks Berita
Menganalisis Teks BeritaMenganalisis Teks Berita
Menganalisis Teks Berita
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
MATERI PENYUSUNAN RPP
MATERI PENYUSUNAN RPPMATERI PENYUSUNAN RPP
MATERI PENYUSUNAN RPP
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL
PPT SEMINAR PROPOSALPPT SEMINAR PROPOSAL
PPT SEMINAR PROPOSAL
 
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Makalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kode
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugis
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivon
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosial
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
tindak tutur
tindak tuturtindak tutur
tindak tutur
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13Contoh RPP Bahasa Indonesia K13
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13
 

Similar to PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA

Laporan mener vinc.pdf
Laporan mener vinc.pdfLaporan mener vinc.pdf
Laporan mener vinc.pdfAndriesBaeruma
 
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docx
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docxRPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docx
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docxEndangSulistiawaty
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)Bunyamin Yusuf
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahdalilah77
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahyavinaserevina
 
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work Climate
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work ClimateCommunication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work Climate
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work ClimatePanca Titis
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )DANI87AJA
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkzhiendar
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatTum-tum Rizla
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasadaud5530
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...Linda Rosita
 
Powerpoint sidang proposal
Powerpoint sidang proposalPowerpoint sidang proposal
Powerpoint sidang proposalRomli Muhajir
 
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahTugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahsmkbahaindah
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxRafidraffa
 
Jurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambarJurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambarrusnaini
 
03 rumusan masalah
03 rumusan masalah03 rumusan masalah
03 rumusan masalahWa Fa
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisandri wahyudi
 

Similar to PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA (20)

Laporan mener vinc.pdf
Laporan mener vinc.pdfLaporan mener vinc.pdf
Laporan mener vinc.pdf
 
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docx
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docxRPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docx
RPP KELAS 6 TEMA 6 SUBTEMA 3 v (3).docx
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya
 
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work Climate
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work ClimateCommunication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work Climate
Communication Skill, Engagement, Autentic Leadership, Openess, Work Climate
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasa
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
 
Powerpoint sidang proposal
Powerpoint sidang proposalPowerpoint sidang proposal
Powerpoint sidang proposal
 
3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf
 
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahTugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
Jurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambarJurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambar
 
03 rumusan masalah
03 rumusan masalah03 rumusan masalah
03 rumusan masalah
 
1
11
1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
 

More from Nurulbanjar1996

Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Nurulbanjar1996
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWONurulbanjar1996
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikNurulbanjar1996
 
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSAKASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSANurulbanjar1996
 
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSMEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Nurulbanjar1996
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPNurulbanjar1996
 

More from Nurulbanjar1996 (12)

Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...Buku teks  eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
Buku teks eksemplum KD 4.2 Menyusun teks eksemplum sesuai dengan karakterist...
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
 
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatikWacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
Wacana dan kebuayaan mata kuliah pragmatik
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSAKASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
KASUS BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA
 
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKSMEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
MEMAHAMI RANCANGAN BUKU TEKS
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
 
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMPMEMAHAMI KOMPETENSI DASAR  KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
MEMAHAMI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM BAHASA INDONESIA SMP
 
Makalah Narative Text
Makalah Narative TextMakalah Narative Text
Makalah Narative Text
 
Narative text
Narative textNarative text
Narative text
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA

  • 1. PENERAPAN PRINSIP KERJA SAMA PADA PERCAKAPAN LISAN TIDAK RESMI MAHASISWA TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PRAGMATIK Dosen Prof. Dr. Jumadi, M.Pd. Oleh Kelompok 12 Dewi Herliani (A1B114068) Noranisa (A1B114088) Siti Fatimah (A1B114098) Noor Ifansyah (A1B112053) Rhizka Nur Henty (A1B110246) PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2016
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Prinsip Kerjasama Pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pragmatik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Jumadi, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pragmatik. Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Banjarmasin, 14 November 2016 Penulis Kelompok 12 2
  • 3. DAFTAR ISI Halaman judul KATA PENGANTAR.....................................................................................................1 DAFTAR ISI....................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3 1.3 Tujuan..........................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian prinsip kerjasama......................................................................................4 2.2 Metode penelitian........................................................................................................4 2.3 Teknik pengumpulan data...........................................................................................4 2.4 Objek penelitian..........................................................................................................4 2.5 Pematuhan Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa.... ...........................................................................................................................................4 2.6 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa .........................................................................................................................................10 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan....................................................................................................................15 3.2 Saran..........................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16 BAB I 3
  • 4. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari manusia akan selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Di dalam komunikasi yang wajar, masing-masing pihak yang terlibat, yaitu antara penutur dan mitra tutur akan selalu berusaha menyampaikan tuturannya secara efektif dan efisien. Hal ini senada dengan pendapat Wijana (1996:450) yang mengatakan bahwa seorang penutur akan berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas dan mudah dipahami, padat dan ringkas dan selalu pada persoalan sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicara. Agar tuturan –tuturan dapat diutarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya, penutur pada lazimya mempertimbangkan secara seksama berbagai faktor pragmatik yan terlibat atau mungkin terlibat dalam suatu proses komunikasi tersebut (Wijana, 2004:54). Secara sederhana ada tiga aspek yang dipertimbangkan oleh penutur dan lawan tutur. Aspek-aspek itu adalah prinsip kerjasama, prinsip kesopanan dan parameter pragmatik. Berikut akan diulas salah satunya, yaitu prinsip kerjasama. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa? 2. Bagaimana pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa. 2. Mengetahui pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa. BAB II 4
  • 5. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian prinsip kerjasama Prinsip kerja sama adalah prinsip yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh peserta tutur agar percakapannya terdengar koheren. Menurut Rustono (1999:53) penutur yang tidak memberikan kontribusi terhadap koherensi percakapan sama dengan tidak mengikuti prinsip kerja sama. 2.2 Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. 2.3 Teknik pengumpulan data Teknik simak, libat cakap, . Teknik yang digunakan dalam menganalisis data, yaitu (1) Mentranskripsikan data dari hasil menyimak, (2) Mengidentifikasi bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, (3) Mengklasifikasikan data sesuai dengan maksim yang ada, (4) Menyimpulkan hasil analisis data. 2.4 Objek penelitian Mahasiswa FKIP Unlam. 2.5 Pematuhan Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa a. Maksim Kuantitas Maksim kuantitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi tidak berlebihan atau secukupnya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Pandangan tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Grice (1975:45) bahwa maksim kuantitas merupakan maksim yang melihat peserta tutur memberikan kontribusi tidak lebih dan tidak kurang dari yang dibutuhkan. Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan terhadap maksim kuantitas, yakni: Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk-duduk di samping sakadomas FKIP Unlam. Data 1 P1: Apakah kamu ada kertas polio? P2: Ada. Data 2 5
  • 6. P1: Bagaimana latar belakang kamu apakah sudah selesai? P2: Sudah. Data 3 P1: Berapa bab sudah punya kamu? P2: 1 bab. Data 4 P1: Kapan dikumpulkan tugasnya? P2: Besok. Ketika sedang duduk di depan ruang 9, datang 2 orang dari anggota HTI katanya untuk berdiskusi. Data 5 P1: Apakah kamu anggota Hima? P2:Iya. Data 6 P1: Apakah Himbisastra mempunyai Sekre? P2: Tidak. Ketika sedang di depan ruangan. Data 7 P1: Minta makanan dong! P2: Nih. Data 8 P1: Lihat hp terus, apaan sih yang dilihatin? P2: Drama korea. Data 9 P1: Eh kamu tahu nggak dia itu nggak ada temannya lagi lho. P2: Tidak. Berdasarkan teori tersebut, jika dihubungkan dengan hasil penelitian, pematuhan terhadap maksim kuantitas terlihat pada percakapan di atas. Alasannya, pada data percakapan 6
  • 7. kali ini P2 mematuhi maksim tersebut, karena P2 memberikan kontribusi tidak berlebihan atau cukup terhadap informasi yang dibutuhkan P1. b. Maksim Kualitas Maksim kualitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan informasi yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Grice(1975:47) bahwa maksim kualitas merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi yang sebenarnya. Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan terhadap maksim kualitas, yakni: Percakapan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di payung depan ruang 9 FKIP Unlam. Data 1 P1: Nisa, PA (Pembimbing Akademik) kamu siapa? P2: Bapak Rustam. Data 2 P1: kemarin kamu PPL di sekolah mana? P2: SMP Negeri 7 Banjarmasin. Ketika sedang duduk di depan ruang 9, datang 2 orang dari anggota HTI katanya untuk berdiskusi. Data 3 P1: Kamu Hima apa ya? P2: Himbisastra Data 4 P1: Nama kamu siapa ya? P2: Dewi Data 5 P1: Kalau nama kalian? P2: Nuriyah dengan Anti. Ketika di kantin 7
  • 8. Data 6 P1: Kamu mau makan apa? P2: Aku makan nasi saja. Data 7 P1: Ibu nasi sopnya satu. P2: iya sedang dibikin. Data 8 P1: Kembalian kamu berapa? P2: Kembalianku sepuluh ribu, Bu. Berdasarkan teori tersebut, jika dihubungkan dengan hasil penelitian, pematuhan terhadap maksim kualitas terlihat pada percakapan. Pada percakapan tersebut terlihat pematuhan maksim kualitas. Peserta yang mematuhi maksim ini adalah P2. Misalnya saja, respon atau jawaban P2 pada masing-masing data percakapan tersebut memberikan kontribusi yang benar terhadap apa yang diinginkan P1, karena saat P1 menanyakan, P2 menjawab dengan sebenarnya. c. Maksim Relevansi Maksim relevansi merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi sejalan atau relevan dengan masalah yang dibicarakan. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh Chaer (2010:35)bahwa maksim ini menghendaki agar peserta tutur memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah atau tajuk pertuturan. Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan terhadap maksim relevansi, yakni: Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk-duduk di depan BAAK FKIP Unlam. Data 1 P1: Mengapa kemarin kamu tidak masuk ? P2: Aku sakit perut. Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 mengapa dia tidak kuliah kemarin. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia tidak masuk karena sakit perut. Pernyataan yang diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia tidak datang karena sakit perut. 8
  • 9. Data 2 P1: Pembahasan kita minggu ini tentang apa? P2: Tentang wacana kritis. Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 tentang pembahasan apa yang akan dibahas minggu ini. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia tahu bahwa tentang wacana kritis. Pernyataan yang diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia tahu pembahasan minggu ini. Data 3 P1: Setelah dari kampus kamu mau ke mana? P2: Langsung pulang saja karena aku lelah sekali. Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 setelah dari kampus mau kemana. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia langsung pulang. Pernyataan yang diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia ingin langsung pulang karena dia lelah sekali. Data 4 P1: Kamu lihat Nila bertengkar dengan pacarnya? P2: Aku kemarin pulang pukul 1 jadi tidak melihat. Analisisnya, P1 bertanya kepada P2 apakah dia melihat Nila bertengkar dengan pacarnya. P2 menjawab sesuai dengan keadaan bahwa ia tidak melihat. Pernyataan yang diberikan P2 memberikan kontribusi atau informasi yang sebenarnya dengan keadaan bahwa ia tidak melihat Nila bertengkar. 4. Maksim Cara Maksim cara merupakan maksim yang penuturnya harus memberikan informasi yang jelas. Seperti yang diungkapkan Grice (1975:47) bahwa maksim cara merupakan maksim yang mengharapkan peserta tutur memberikan kontribusi yang jelas terhadap apa yang dimaksudkan. Intinya, peserta tutur harus memberikan informasi yang jelas, tidak kabur, tidak berlebih-lebihan, dan runtut. Pematuhan yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pematuhan terhadap maksim cara, yakni. Percakapan mahasiswa ketika sedang duduk di depan ruang 4 FKIP Unlam. 9
  • 10. Data 1 P1: Wah lucu sekali. P2: Terima kasih. P1: Bukan kamu tapi kucing. Maksud percakapan tersebut,P1 sedang melihat sesuatu dengan mengatakan “Wah,lucu sekali”ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1 memuji dia. Data 2 P1: Fotocopy kamu? P2: Tidak. P1:Maksudnya, kamu menitip atau tidak. Maksud percakapan tersebut, P1 sedang memegang sebuah buku dan mengatakan” Fotocopy kamu?”, ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1 menyuruh dia yang memfotocopy. Data 3 P1: Manisnya. P2: Ah, masa. P1: Bukan kamu, tapi kerudungnya. Maksud percakapan tersebut,P1 sedang melihat seseorang dengan mengatakan “Ah, masa”ternyata ditafsirkan keliru oleh P2 karena dia menyangka bahwa P1 memuji dia padahal memuji kerudungnya. 2.6 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Percakapan Lisan Tidak Resmi Mahasiswa Diketahui bahwa pertuturan akan berlangsung dengan baik apabila penutur dan mitra tutur dalam pertuturan itu menaati prinsip-prinsip kerja sama (Grice1975:45). Dengan kata lain, jika kita tidak menaati atau mematuhi prinsip kerjasama tersebut, maka pertuturan atau 10
  • 11. percakapan tidak akan berjalan dengan baik. Pelanggaran terhadap maksim kerja sama dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,yakni (1) penutur memberikan kontribusi yang berlebihan dari apa yang diharapkan mitra tutur, (2) peserta tutur memberikan kontribusi yang tidak benar,(3) peserta tutur memberikan kontribusi yang tidak relevan dengan apa yang dibicarakan, dan (4) peserta tutur memberikan kontribusi yang kurang jelas, ambigu, ataupun berlebih-lebihan. 1. Maksim Kuantitas Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran terhadap maksim kuantitas, yakni. Percakapan mahasiswa di FKIP Unlam. Data 1 P1: Lalu kamu sudah perbaiki proposalnya? P2: Belum, itu sedang dibaca oleh Putra Data 2 P1: Adakah kertas polio? P2: Ada satu, tapi buat aku saja yang memakai. Data 3 P1: Bagaimana latar belakang kamu, apakah sudah selesai? P2: Sudah, tapi tidak tahu benar tidaknya kalau perasaan saya benar saja. Data 4 P1: Kamu siapa pembimbingnya? P2: Ibu Laily, tapi saya melanjutkan tahun depan saja. Data 4 P1: Sudah selesai kamu merisum? P2: Sudah, dari pukul 12 sampai pukul 1 saya mengerjakan. Percakapan di atas mengalami pelanggaran maksim kuantitas. Alasannya, pada : Data 1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya perbaikan proposalnya, P2 menjawab ”Belum, itu sedang dibaca oleh Putra”. Memang benar apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban apakah itu dibaca oleh 11
  • 12. seseorang atau tidak, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya proposal itu diperbaiki. Data 2, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut mau meminta kertas polio, P2 menjawab ” Ada satu, tapi buat aku saja yang memakai.”. Memang benar apa yang dijawab P2, namun secara tidak langsung P2 mengatakan bahwa tidak ada kertas polio lagi dan P1 tidak mengharapkan jawaban apakah kertas itu di pakai atau tidak ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban ada atau tidaknya kertas polio itu. Data 3, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya latar belakang, P2 menjawab “Sudah, tapi tidak tahu benar tidaknya kalau perasaan saya benar saja.” Memang benar apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban mengenai perasaannya, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya latar belakang itu. Data 4, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut sudah atau tidaknya risuman , P2 menjawab ” Sudah, dari pukul 12 sampai pukul 1 saya mengerjakan.”. Memang benar apa yang dijawab P2, namun P1 tidak mengharapkan jawaban sampai pukul berapa dia mengerjakan, ataupun alasan lainnya. P1 mengharapkan jawaban sudah atau tidaknya merisum. 2. Maksim Kualitas Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran terhadap maksim kualitas, yakni: Data 1 P1: Kamu pakai apa jadi bisa langsing? P2: Hanya minum sunlight, bisa jadi kurus. Data 2 P1: Apa sih resepnya kamu bisa seputih itu? P2: Berendam dalam air tawas (penjernih air). Data 3 P1: Siapa dosen PA kamu? P2: Itu yang jadi dekan. Data 4 12
  • 13. P1: Siapa dosen pamongmu? P2: Itu dosen yang killer. Percakapan di atas mengalami pelanggaran maksim kualitas. Alasannya, pada : Data 1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut pelangsing, P2 menjawab “Hanya minum sunlight, bisa jadi kurus.” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal sunlight itu adalah sabun untuk mencuci piring, itu hanya untuk melucu saja. Data 2, kurang lebih sama dengan data1, saat P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut pemutih kulit, P2 menjawab “Berendam dalam air tawas (penjernih air).” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal tawas itu adalah penjernih air, itu hanya untuk melucu saja. Data 3, P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut siapa dosen PA, P2 menjawab “Itu yang jadi dekan.” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal dia sendiri tidak pernah tahu dosen PAnya yang mana karena tidak pernah ikut konsul. Data 4, P1 bermaksud bertanya kepada P2 menyangkut siapa Dosen pembimbingnya, P2 menjawab “Itu dosen yang killer.” Jawaban tersebut sangat tidak benar karena mana mungkin hal itu bisa terjadi padahal dia sendiri tidak pernah melihat karakter dosen tersebut. 3. Maksim Relevansi Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran terhadap maksim relevansi, yakni. Data 1 P1: Mengapa kemarin kamu tidak masuk ? P2: Kasihan sekali dia. Kecil-kecil sudah berjualan. Analisisnya, P1 menanyakan mengapa kemarin tidak masuk, dan P2 malah menjawab “kasihan sekali dia. Kecil-kecil sudah berjualan.” Karena pada saat P1 bertanya P2 malah melihat anak kecil yang sedang berjualan gorengan, sehingga hal demikian dikatakan pelanggaran maksim relevansi. Data 2 P1: Apakah kamu mau ke kantin? 13
  • 14. P2:Aku mengerjakan tugas dulu ya. Analisisnya, P1 bertanya apakah mau ke kantin, ternyata P2 menjawab “Aku mengerjakan tugas dulu ya.” Karena pada saat P1 bertanya P2 baru ingat tugasnya ada yang belum, sehingga dia mengerjakan dulu. Data 3 P1: Kamu nanti ke sini lagi kan? P2: Aku ada urusan dulu ya. Analisisnya, P1 menanyakan apakah dia ke sini lagi atau tidak. P2 menjawab “Aku ada urusan dulu ya.” Karena pada saat P1 bertanya, P2 ada yang menelpon sehingga dia tidak mendengar apa yang di katakan P1 4. Maksim Cara Pelanggaran yang ditemukan pada percakapan di bawah ini mengandung pelanggaran terhadap maksim cara, yakni. Data 1 P1: Lalu Sani pergi kemana? P2: Mungkin ke toilet atau makan ke kantin dia. Percakapan tersebut memiliki pelanggaran terhadap maksim kerja sama, yakni pada maksim cara. P1 bertanya kepada P2 tentang keadaan dimana Sani berada. Jawaban yang diberikan P2 malah menduga-duga di mana sani berada. Hal ini dibuktikan dengan kalimat “Mungkin ke toilet atau makan ke kantin dia”. Pernyataan yangdituturkan P2 tidak jelas dan berbelit-belit dengan apa yang di tanyakan oleh P1. Data 2 P1: Hari ini kamu mau makan apa, soto atau gado-gado? P2: Paling enak sih makan nasi goreng. Soto juga mantap. Gado-gado boleh juga sih, tapi kemarin aku sudah makan gado-gado masa gado-gado lagi. Percakapan tersebut memiliki pelanggaran terhadap maksim kerja sama, yakni pada maksim cara. P1 bertanya kepada P2 mengenai makan apa hari ini. Jawaban yang diberikan P2 malah berbelit-belit. Hal ini dibuktikan dengan kalimat “Paling enak sih makan nasi goreng. Soto juga mantap. Gado-gado boleh juga sih, tapi kemarin aku sudah makan gado-gado masa gado-gado lagi. 14
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan paparan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut. (1) Pematuhan prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa terdiri atas pematuhan terhadap maksim kuantitas, kualitas, relevansi,dan cara. Pematuhan terjadi karena mahasiswa memberikan informasi tidak berlebihan, memberikan informasi yang benar, memberikan informasi yang sesuai dengan masalah, memberikan informasi yang jelas, dan (2) Pelanggaran prinsip kerja sama pada percakapan lisan tidak resmi mahasiswa terdiri atas pelanggaran terhadap maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Pelanggaran terjadi 15
  • 16. karena mahasiswa memberikan informasi yang berlebihan, memberikan informasiyang tidak benar, memberikan informasi yang tidak relevan, dan memberikaninformasi yang kurang jelas. 3.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dari percakapan lisan tidak resmi mahasiswa, serta hasil kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran yakni, pematuhan terhadap maksim-maksim prinsi kerjasama dapat menjadikan kualitas percakapan lebih baik, yaitu dengan cara menaati keempat maksim (maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, maksim cara). Masih banyak pelanggaran yang terjadi pada percakapan tersebut. Oleh karena itu kita lebih meningkatkan lagi kualitas percakapan kita. Caranya dengan memerhatikan aturan-aturan, khususnya maksim kerja sama, agar kesalahan ini tidak akan terulang dilain waktu. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran pragmatik. Bandung: Angkasa. Yule, G. (1998). Pragmatik. (S. Hermawan, Ed., & D. Jumadi, Trans.) Banjarmasin, Kalimantan Selatan: PBS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://littlestoriesoflanguages.wordpress.com/2012/04/19/prinsip-kerjasama-cooperative- principles/ di akses pada 1 Desember 2016. http://lifeiseducation09.blogspot.co.id/2013/02/prinsip-kerja-sama-grice-pragmatik.html diakases pada tanggal 1 Desember 2016. 16
  • 17. 17