Makalah ini membahas tentang petunjuk Allah (hidayah Allah). Hidayah secara bahasa berarti petunjuk dan bimbingan, sedangkan secara istilah berarti petunjuk halus untuk mengantarkan pada kebenaran. Ada dua jenis hidayah yaitu hidayah umum untuk semua manusia dan hidayah khusus. Hidayah umum meliputi empat jenis seperti hidayah ilhamiah, hidayah hawasiah, hidayah akaliah, dan h
1. MAKALAH
AGAMA ISLAM II
PETUNJUK ALLAH SWT (HIDAYAH ALLAH)
Dosen Pembimbing: Abdul Hamid Aly, S.pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok I (Satu)
1. Adimas Ryandaru 21801081134
2. Nur Rohmah Dhuhaini 21901081003
3. Fauzan Abd Rahman 21901081024
4. Inrah Wati Juwita 21901081025
5. Dwi Indah Mulyani 21901081032
6. Novika Nurul Kholbi 21901081041
PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia,
taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Petunjuk Allah
SWT (Hidayah Allah)”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro
dan kami mengucapkan banyak terimaksih kepada:
1. Bapak Abdul Hamid Aly, S.pd., M.Pd, selaku dosen mata kuliah Agama Islam II.
2. Anggota kelompok kami yang telah berpartisipasi dalam mengerjakan penuyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dimengerti dan dipahami bagi para pembacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila dalam menyusun makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenaan.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi terhadap
pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Malang, 10 Maret 2020
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………….…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………...……………….…………………………..………………………..…. ii
BAB I (PENDAHULUAN) ………………..…….………………………………………………1
1.1 Latar Belakang ……………………..…………………………………..………...….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………..………………………………...………………2
1.3 Tujuan Pembahasan …………………...……………...……….…………………….. 3
BAB II (PEMBAHASAN) …………………….………………………………..….…….…………..4
2.1 Makna dan Macam-Macam Petunjuk Ilahi (Hidayah Allah)………………..…… …..4
2.2 Ciri-Ciri Orang Yang Mendapat Hidayah dan Taufiq…………...……………….….. 6
2.3 Keterkaitan Hidayah dan Potensi Dasar Manusia………………...…………….…......8
2.4 Keimanan dan Keislaman sebagai Hidayah Terbesar dari Allah…………...…………9
BAB III (PENUTUP) ……………………………………………………...………..………….10
3.1 Kesimpulan ………………………..………………………………………… ……..10
3.2 Saran ……..………………………………………...………………………… ….…10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..……11
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan
kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab
utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa
yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih
keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.
Allah Ta’ala berfirman:
{ ِدْهَي ْنَمَونُرِسَاخْلا ُمُه َكِئَلوُأَف ْلِلْضُي ْنَم َو يِدَتْهُمْلا َوُهَف ُ اَّلله }
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam
semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga berfirman:
{ًادِش ْرُم ًّايِل َو ُهَل َد ِجَت ْنَلَف ْلِلْضُي ْنَم َو ِدَتْهُمْلا َوُهَف ُ اَّلله ِدْهَي نَم}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam
semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu
tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS
al-Kahf:17).
Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, tentu manusia sangat bergantung kepada
penciptanya. Segala apa yang diupayakan oleh manusia namun apabila Allah tak berkehendak,
maka hal tersebut juga tidak akan terlaksana atau terjadi. Begitu juga sebaliknya meskipun
manusia tidak mengingkan sesuatu akan tetapi jika Allah SWT telah menghendaki maka tidak
ada daya bagi manusia untuk menolaknya, dan mereka hanya bisa berpasrah menerimanya.
5. 2
Dengan demikian sangatlah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang lemah
dihadapan Allah SWT. Sehingga sudah sepantasnyalah apabila manusia selalu memohon
pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman:
( ُينِعَتْسَن َهاكيِإ َو ُدُبْعَن َهاكيِإ٥( َميِقَتْسُمْلا َطاَرِّ ِالص َانِدْها )٦ِهْيَلَع ِبوُضْغَمْلا ِْريَغ ْمِهْيَلَع َتْمَعْنَأ َينِذهلا َطاَر ِص )َينِِّلاهضال ال َو ْم
Artinya:
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan. Tunjukkanlahkami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
berikan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.” (QS. Al- Fatihah ayat 5-7).
Yang dimaksudkan dengan meminta pertolongan dalam ayat di atas adalah memohon
petunjuk (hidayah) dari Allah SWT agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang lurus
sehingga tujuan untuk mencapai kebahagiaan di dua kehidupan yaitu kehidupan dunia dan
akhirat dapat tercapai, dengan adanya makalah ini kami akan menjelaskan mengenai petunjuk
Allah (Hidayah Allah).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa makna dari hidayah dan apa saja macam-macam petunjuk Ilahi (Hidayah Allah)?
2. Bagaimana ciri-ciri orang yang mendapat hidayah dan taufiq?
3. Bagaimana keterkaitan hidayah dan potensi dasar manusia?
4. Apa bukti bahwa keimanan dan keislaman sebagai hidayah terbesar dari Allah SWT?
6. 3
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Agar kita mengetahui makna dari hidayah/petunjuk dari Allah SWT dan mengetahui
macam-macamnya.
2. Agar kita mengetahui bagaimana ciri-ciri orang uang mendapatkan hidayah dan taufiq.
3. Agar kita memahami keterkaitan hidayah dan potensi manusia.
4. Agar kita mengetahui bukti bahwa keimanan dan keislaman sebagai hidayah terbesar dari
Allah SWT.
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna dan Macam-Macam Petunjuk Ilahi (Hidayah Allah)
Siapa manusia yang tidak ingin mendapatkan hidayah? Hampir semua manusia
yang hidup di muka bumi ini ingin mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Namun, yang
menjadi pertanyaan adalah apa yang dimaksud dengan hidayah? Berikut penjelasan
sederhananya:
Kata hidayah secara bahasa berasal dari akar kata berbahasa Arab yaitu : هداية–هدى
–يهدي–هديا–هدى–هدية yang berarti petunjuk dan bimbingan. Sedangkan hidayah secara
istilah adalah petunjuk yang sangat halus dan lemah lembut guna mengantarkan seseorang
pada kebenaran dan kebaikan. Sederhananya, hidayah adalah petunjuk yang dapat
mengantarkan seseorang pada kebaikan.
Muhammad Abduh, penulis kitab tafsir al-Manar mengartikan hidayah sebagai
petunjuk halus yang menyampaikannya pada tujuan. Dalam kaitannya dengan petunjuk
Allah SWT, beliau mengartikannya sebagai petunjuk Allah SWT yang disampaikan
kepada makhluk-Nya. Dengan petunjuk itu mereka dapat mencapai tujuan penciptaan-Nya.
Menurut beliau, hidayah itu dapat diibaratkan sebagai sebuah cahaya kilat di malam gelap
gulita yang dapat menerangi jalan bagi siapapun yang berjalan.
Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul Tafsir al-Qur’an al-Aldzim atau lebih dikenal
dengan sebutan tafsir Ibnu Katsir berpendapat bahwa hidayah yang tercantum dalam Al-
Quran memiliki arti penjelasan, petunjuk, dan taufiq. Hidayah dengan makna penjelasan
mengacu kepada dua hal, yaitu menjelaskan sesuatu yang membawa kepada kebenaran dan
menjelaskan sesuatu yang membawa kepada kesesatan. Mungkin, penjelasan Ibnu Katsir
ini lebih diarahkan pada makna hidayah dari segi bahasa yang bersifat umum.
Lebih lanjut, Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam kitabnya berjudul tafsir Al-Qur’an
al-Karim atau yang lebih dikenal dengan sebutan tafsir al-Maraghi berpendapat bahwa
hidayah yang ditujukan kepada manusia dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu al-hidayah
al-ammah (hidayah yang umum) dan al-hidayah al-khashah (hidayah yang khusus).
Perbedaannya, umum dan khususnya hidayah versi al-Maraghi lebih diarahkan kepada
orang atau objek yang diberi hidayah itu sendiri.
8. 5
Al-hidayah al-ammah (hidayah yang umum) adalah hidayah yang diberikan Allah
kepada segenap manusia untuk dijadikan sebagai petunjuk dalam hidupnya. Hidayah
berfungsi sebagai filter dalam menjalani hidup di muka bumi. Dalam hal ini, setidaknya
terdapat empat jenis hidayah jika dikaji secara umum, berikut pembagiannya:
1. Hidayah al-ilhamiah (petunjuk ilham). Hidayah ini berupa insting atau pembawaan asli
sejak manusia dilahirkan. Manusia sudah diberi hidayah untuk melakukan apa saja
sesuai dengan naluri dan instingnya. Jika ia lapar, maka ia akan makan. Jika ia lelah,
maka ia akan istirahat. Jika ia terluka, maka ia akan menangis. Begitulah seterusnya.
Hidayah dalam bentuk ini tidak saja diberikan kepada manusia, karena Allah Swt juga
melimpahkan hidayah seperti ini kepada semua jenis binatang.
2. Hidayah al-hawasiah (petunjuk panca indra). Hidayah ini berupa lima indra yang
dianugerahkan oleh Allah Swt kepada umat manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisiknya. Semuanya diberikan oleh Allah SWT untuk kebutuhan hidup manusia agar
bisa hidup dengan tentram dan tenang. Itulah sebabnya, manusia disebut sebagai
makhluk yang sempurna. Jika dibandingkan dengan makhluk yang lain, manusia tentu
lebih unggul karena ia memiliki penampakan fisik yang sangat sempurna.
3. Hidayah al-‘aqliah’ (petunjuk akal). Hidayah ini digunakan sebagai petunjuk umat
manusia agar dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Sebab, akal adalah
bagian penting dalam diri manusia, yang bisa membedakan antara dia dengan makhluk
Allah SWT lainnya. Kemampuan akal bisa menghantarkan manusia kepada Allah
SWT. Begitu juga sebaliknya, yaitu akal dapat menjatuhkan kualitas iman seseorang
kepada Allah SWT.
4. Hidayah ad-diniyah (petunjuk agama). Hidayah ini berupa wahyu yang diturunkan
Allah SWT kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hakiki di
dunia dan akhirat. Wahyu itu kemudian berbentuk kitab suci yang wajib diyakini.
Sementara itu, al-hidayah al-khashah (hidayah yang khusus) adalah hidayah yang
diberikan kepada orang tertentu saja, yang mengantarkannya kepada kebenaran sejati dan
keselamatan dalam hidup. Hidayah yang seperti ini hanya akan diberikan kepada orang
spesial saja, yaitu orang yang benar-benar layak diberi hidayah oleh Allah SWT, dan hanya
9. 6
Dia lah yang lebih tahu. Dalam hal ini, al-Maraghi sepertinya mengklasifikasikan hidayah
dalam konteks tingkat derajat ketakwaan.
Pada akhirnya, jika dilihat dari pembagian hidayah yang dijelaskan oleh al-Maraghi
maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya manusia sudah mendapatkan hidayah umum dari
Allah SWT yang berupa hidayah al-ilhamiah (petunjuk ilham), hidayah al-
hawasiah (petunjuk panca indra), hidayah al-‘aqliah (petunjuk akal), dan hidayah ad-
diniyah (petunjuk agama). Namun, hidayah khusus menurut al-Maraghi hanya diberikan
kepada orang-orang spesial. Menurutnya, hal ini dapat dilihat sesuai dengan konteks
derajat ketaqwaan masing-masing manusia.
2.2 Ciri-Ciri Orang Mendapat Hidayah dan Taufiq
Berikut ini beberapa ciri orang yang mendapat Hidayah dan Taufiq :
1. Merasa mudah dalam beramal saleh.
Orang yang telah mendapatkan hidayah taufiq akan merasa mudah atau ringan
dalam melakukan amal saleh, rajin, dan tekun dalam beribadah, serta sangat takut berbuat
kedurhakaan. Sementara orang yang tidak mendapatkan hidayah-Nya, akan merasa malas
dalam beramal saleh dan tidak merasa bersalah jika berbuat maksiat, Allah SWT beriman:
“Barang siapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, Dia melapangkan dadanya
untuk Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al An’am 6: 125)
Maksud ayat Dia melapangkan dadanya untuk Islam adalah orang yang mendapat
hidayah akan merasa mudah melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, dadanya lapang tanpa
beban. Dan yang dimaksud niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit adalah
orang yang tidak mendapat hidayah, akan merasa malas dalam beramal saleh karena
dadanya merasa sesak saat melaksanakan aturan-aturan Allah SWT.
10. 7
2. Konsisten.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan konsisten dalam menjalankan perintah-
perintah-Nya. Akan merasa nikmat saat beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam
ayat berikut :
Allah SWT. Berfirman:
“Bagaimanakah kamu menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan
Rasul-Nya pun berada ditengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
(QS. Ali Imran 3: 101).
Maksud ayat Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya
ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus ialah orang-orang yang mendapat petunjuk
atau hidayah akan berpegang teguh atau konsisten pada ajaran-ajaran Allah SWT.
3. Bersemangat dalam mempelajari ajaran agama.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan memiliki semangat untuk selalu
menelaah ajaran-ajaran Allah. Islam itu agama yang harus juga dipahami, bukan sekedar
diyakini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila Allah akan memberikan kebaikan pada seseorang, Dia faqihkan orang tersebut
dalam agama”.
Yang dimaksud Dia faqihkan orang tersebut dalam agama adalah orang tersebut
bersemangat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam.
4. Orang yang mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah
Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S. An-Nuur : 54
ْلُقۖ ْمُتْلِِّمُح اهم مُكْيَلَع َو َلِِّمُح اَم ِهْيَلَع اَمهنِإَف ۟ا ْوهل َوَت نِإَف ۖ َلوُس هٱلر ۟واُعيِطَأ َو َ ٱَّلله ۟واُعيِطَأىَلَع اَم َو ۚ ُ۟وادَتْهَت ُهوُعيِطُت نِإ َو
ُينِبُمْلٱ ُغََٰلَبْلٱ هالِإ ِلوُس ه.ٱلر
11. 8
Artinya :
“katakanlah: “ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada rasul. Dan jika kamu berpaling
maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan
kewajiaban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan
jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban
rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
5. Orang yang berjihad di jalan Allah
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Ankabut : 69
هنِإ َو ۚ َانَلُبُس ْمُههنَيِدْهَنَل َانيِف ُوادَهاَج َينِذهلا َوَينِنِسْحُمْلا َعَمَل َ اَّلله
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.”
2.3 Keterkaitan Hidayah dan Potensi Dasar Manusia
Potensi dasar manusia adalah makhluk yang bertuhan secara fitrah manusia
tercipta/terlahir dengan fitrah tauhid. Namun untuk mendapatkan hidayah yang sudah
dimiliki manusia sejak lahir diperlukan usaha/ikhtiar, ibadah serta doa. Sehingga hidayah
tidak akan serta merta akan datang sendiri kecuali memang Allah yang menghendaki.
Misalnya orang yag hidup di lingkungan muslim akan senantiasa beriman dan berislam
dengan baik apabila dia beribadah, berdoa, dan berusaha. Sebaliknya juga bagi orang yang
hidup di lingkungan non-muslim. Akan tetapi bisa saja orang yang berada di lingkungan
non-muslim bisa mendapat hidayah langsung dari Allah SWT melalui proses yang
dikehendaki Allah SWT.
12. 9
2.4 Keimanan dan Keislaman sebagai Hidayah Terbesar dari Allah
Indonesia adalah Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, akan tetapi yang
terlihat mayoritas dari kita sepertinya tidak meresapi dan memaknai nilai-nilai keislaman
itu sendiri, dengan kata lain banyak orang yang hanya islam KTP. Dengan melihat masa
kini dimana kita bisa melihat banyak sekali orang yang pemahamannya tentang islam
kurang. Sehingga kualitas keislamannya sendiri kurang. Kualitas keislaman adalah ukuran
maksimal keislaman seorang muslim yang harus dicapai agar keislamannya mempunyai
nilai dimata Allah. Akan tetapi dalam pencapaiannya tidak lepas dari sebuah proses, yaitu
dengan menebalkan rasa keimanan seorang muslim dengan cara pengaplikasian ibadah
yang telah disyari’atkan. Keislaman dan keimanan memiliki hubungan erat, karena
keduanya memiliki ikatan yang fungsional, yakni saling memfungsikan satu sama lain.
Keimanan adalah kepercayaan atau keyakinan terhadap Tuhan yang Maha
Esa/Allah SWT. Setiap orang yang beriman didalam hidupnya tidak akan merasa gelisah,
dan takut. Bentuk keimanan seseorang tidak hanya dengan mempercayai adanya Allah
SWT, melainkan dengan cara bagaimana orang tersebut beribadah, melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-nya. Jika seorang muslim sudah beriman maka dia akan
mudah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. KarenaAllah tidak akan memberikan
petunjuk kepada orang musyrik.
13. 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidayah berasal dari Bahasa arab yaitu hada-yahdi-hadyan-hidyatan-hidayatan
yang berarti petunjuk Hidayah secara terminologi adalah penjelasan dan petunjuk jalan
yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan disisi Allah SWT.
Macam-macam hidayah itu ada 5 yaitu : hidayah wijdan (petunjuk insting atau naluri),
hidayah al-hawas wal masya’ir (petunjuk pancaindra), hidayah al-‘aqli (petunjuk akal),
hidayah al-din (petunjuk agama), hidayah taufiq (petunjuk khusus atau pertolongan).
3.2 Saran
Penulis masih sangat merasa kekurangan dalam membahas masalah ini. Sehingga
perlu sekali kritik dan saran untk mencapai kesempurnaan dalam menyelesaikan karya tulis
ini.