4. Allah berfirman dalam Hadts Qudsi, Aku
membagi shalat menjadi dua bahagian antara
Aku dan hambaKu, setengahnya untuk Ku
dan setengahnya untuk hambaKu, Rasulullah
saw bersabda, ketika seorang hamba
mengucapkan Al hamdulillahi robbil’alamiin,
Allah SWT menjawab, hambaKu memujiKu,
ketika seorang hamban mengucapakan
Arrahmaanirrohiim, Allah SWT menjawab,
hambaKu memujaKu,
5. ketika seorang hamba mengucapakan
maaliki yaumiddin, AllahSWT menjawab,
hambaKu mengagungkan Ku, Ketika
seorang hamba mengucapkan iyyaaka
na’budu waiyyaka nasta’iin, Allah SWT
menjawab, ini antara Ku dan hambaKu,
permulaannya bagi Ku, dan ujungnya bagi
hambaKu,Baginya apa yang ia minta, ketika
seorang hamba mengucapkan, Ihdinash
shiratol mustaqiim, sampai akhir ayat, Allah
SWT menjawab, ini bagi hambaKu, dan bagi
hambaKu apa yang dia minta
6. Surat Al Fatihah adalah induk dari Al Quran
seluruhnya (Ummul Kitab), sehingga surah
tersebut merupakan intisari dari Al Quran,
yaitu mengandung pokok-pokok :
Akidah
Ibadah
Hukum-hukum
Janji dan ancaman
Kisah-kisah
7. “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”
Maksud ayat ini adalah bahwa yang di puji
hanyalah Allah, maka pujian haruslah di
hadapkan kepada-Nya. Yang di maksud
dengan “semua puji” meliputi: puji Tuhan
kepada diri-Nya, Puji Alloh kepada
Makhluk-Nya, Puji makhluk kepada
makhluk, dan puji makhluk kepada Tuhan-
nya. Pada hakikatnya, segala puji itu milik
Allah SWT.
8. Pernyataan seorang hamba, bahwa hanya Allah sajalah
yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan bahwa Dia
sajalah yang telah memberi nikmat dan Karunia,
merupakan inti dari keimanan kepada Allah dan
merupakan akidah tauhid yang sebenarnya.
Keimanan kepada Allah dengan segala sifat
kesempurnaan-Nya, dan akidah tauhid yang murni dalah
ajaran Islam yang terpenting. Sebab itu di dalam ayat ini di
tegaskan bahwa Allah SWT adalah Rabb bagi seluruh alam.
Kata Rabb itu selain bermakna “pemilik” , juga berarti
“pendidik” atau “pengasuh”. Dengan ini jelas, bahwa
apapun yang berada dalam alam ini adalah kepunyaan
Allah. Dialah yang menciptakan, mendidik, mengasuh,
menumbuhkan dan memeliharanya.
Tidak ada yang bersekutu dengan Dia...
9. Sejalan dengan itu, maka makhluk itu
bagaimanapun kecil dan halusnya dan jauh
tempatnya, tetap berada di bawah pengetahuan,
lindungan dan pemeliharaan Allah.
Allah SWT telah memberikan kepada makhluk-
Nya suatu bentuk, lalu di karuniakan-Nya akal,
naluri, dan kodrat alamiah yang dapat di
pergunakan untuk kelanjutan hidupnya. Sesudah
itu, berbagai nikmat tersebut tidak di lepaskan
begitu saja oleh Allah, melainkan selalu di
pelihara, di lindungi, dan dijaga-Nya.
10. Pendidikan, pemeliharaan, penumbuhan oleh
Allah terhadap makhluk-Nya haruslah di
perhatikan dan di pelajari oleh manusia
dengan sedalam-dalamnya. Dan memang
sejak dahulu sampai sekarang telah
diperhatikan dan oleh para pemikir dan para
sarjana, sehingga telah menjadi sumber
berbagai macam ilmu pengetahuan, yang
dapat menambah keyakinan manusia kepada
keagungan dan kebesaran Alloh, serta
berguna bagi masyarakat.
11. “Hanya kepada Engkau-lah Kami menyembah, dan hanya
kepada Engkau-lah Kami minta pertolongan”
Ayat ini berisi keimanan, karena di dalam ayat ini di nyatakan
dengan lebih jelas akidah tauhid. Ayat ini menerangkan
bahwa hanya Allah SWT sajalah yang berhak disembah dan
hanya kepada Allah sajalah manusia seharusnya memohon
pertolongan.
Jadi, manusia sebagai makhluk Allah, haruslah berhubungan
langsung dengan Allah sebagai Khaliknya. Ketika manusia
berdo’a memohon sesuatu haruslah langsung di tujukan
kepada Allah, tanpa perantara siapapun dan apapun juga.
12. Dengan demikian, terbasmilah kepercayaan
syirik, mempersekutukan Allah,
membesarkan apa pun selain Allah,
Kepercayaan wasani, pagan (menyembah
dewa-dewa, matahari, bulan, bintang-
bintang, dan lain-lain), kepercayaan majusi
(menyembah api) dan sebagainya, yaitu
kepercayaan yang berkembang dan di anut
oleh segala bangsa, sebelum datang agama
Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
13. Ibadah adalah buah dari keimanan kepada
Allah, dengan segala sifat kesempurnaan-
Nya. Orang yang meyakini adanya segala sifat
kesempurnaan-Nya akan menyembah Allah
SWT. Ajaran ibadah ini di paparkan di dalam
surah Al Fatihah dengan Firman-Nya:
“Hanya kepada Engkaulah Kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”
Di dalam ayat ini, Allah mengajari hamba-Nya agar
menyembah hanya kepada Allah semata. Maka ayat ini selain
mengandung ajaran tentang tauhid, juga mengandung
ajaran ibadah kepada Yang Maha Esa tersebut.
14. َميِقَتْسُمْلا َطاَر ِالص اَنِدْها
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan
di akhirat, Allah SWT membuat dan mengadakan
peraturan-peraturan, hukum-hukum,
menjelaskan kepercayaan, memberi pelajaran dan
contoh-contoh.
Ini semua adalah laksana jalan lurus yang di
bentangkan Allah yang mengantarkan manusia
kepada kebahagiaannya di dunia dan di akhirat.
Maka berbahagialah mereka yang menjalaninya
dan sengsaralah orang yang menghindarkan diri
dari jalan tersebut.
15. Mengikuti jalan yang lurus ini artinya adalah beribadah kepada
Allah SWT, dengan mematuhi peraturan-peraturan, menjalankan
hukum-hukum, dan berpegang teguh kepada akidah yang benar,
mengambil pelajaran dan teladan dari contoh-contoh yang telah
di berikan Allah.
Hal itu di terangkan dalam ayat-ayat lain, yang menjadi uraian
dari surah Al Fatihah ini...
Ibadah tidak dapat di pisahkan dari tauhid, sebagaimana tauhid
pun tidak dapat di pisahkan dari ibadah. Karena ibadah adalah
buah dari tauhid. Dan ibadah tidak mempunyai nilai dan harga
kalau timbulnya tidak dari perasaan tauhid. Tauhid itu tidak akan
subur hidupnya di dalam jiwa dan raga manusia, kalau tidak di
pupuk dengan ibadah.
Oleh sebab itu, di dalam surah Al Fatihah ini, di samping disebut
tauhid, di singgung juga mengenai ibadah. Keduanya secara
ringkas akan di ikuti dengan penjelasan-penjelasan pada ayat-
ayat lain di dalam surah-surah yang lain.
16. Dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, dan
untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di
dunia dan di akhirat, Alloh menetapkan hukum-
hukum dan peraturan-peraturan. Ada yang
berkenaan dengan hubungan manusia dengan
Allah (Hablum minAllah) dan hubungan
masyarakat dengan alam se-isinya (termasuk
Hablum minannas)
Di dalam Al Qur’an, banyak di dapati ayat yang
berhubungan dengan hukum dan peraturan itu.
Semua ayat ini adalah penjelasan dari apa yang
telah tercantum dalam surah Al Fatihah. Allah
SWT memberi tuntutan hukum dan peraturan
dalam firman-Nya:
17. َميِقَتْسُمْلا َطاَر ِالص اَنِدْها
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"
Jalan yang menyampaikan manusia kepada
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, yaitu
akidah (kepercayaan) yang benar, hukum dan
peraturan, pelajaran yang di bawa oleh Al Qur’an
sebagaimana disebutkan di atas.
18. Al Qur’an juga berisi janji dan ancaman. Allah
SWT menjanjikan kebahagiaan kepada mereka
yang beriman dan berbuat baik. Sebaliknya, Dia
juga memperingatkan mereka yang
mempersekutukan-Nya, yang membuat onar dan
kejahatan dengan azab.
Janji dan ancaman itu di tujukan kepada umum,
kaum atau bangsa. Di dalam surah Al Fatihah
terdapat ayat-ayat yang mengandung janji dan
ancaman, yaitu:
ِمْسِبِ َاّللِن ََٰمْحَالرِيم ِحَالر
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, lagi
Maha Penyayang”
19. Dengan menyebut “Maha Pengasih” dan
“Maha Penyayang”, Allah SWT menjanjikan
kepada mereka yang beriman dan berbuat
baik, limpahan karunia dan nikmat.
ِكِلاَمِم ْوَيِِينالد
“Pemilik hari pembalasan”
Pada hari itu, perbuatan manusia sewaktu di
dunia akan dibalas. Surga untuk mereka yang
beriman dan berbuat baik, dan Neraka bagi
mereka yang ingkar dan berbuat salah. Ini
adalah merupakan janji dan peringatan.
20. َميِقَتْسُمْلا َطاَر ِالص اَنِدْها
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus akan
berbahagia, dan yang menghindarkan diri dari jalan
yang lurus akan celaka. Dengan ini dapat di pahami
adanya janji dan ancaman.
ْيَلَع ِبوُضْغَمْلا ِرْيَغ ْمِهْيَلَع َتْمَعْنَأ َِينذَلا َطاَر ِصَينِالَضال َََو ْمِه
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri
nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang di
murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Ada orang yang telah di anugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu para Rasul, para Nabi, Orang-orang Shaleh dan
Shiddiqin.
21. Orang-orang yang semacam ini akan diberi
pahala dan ganjaran oleh Allah SWT, yaitu surga
jannatun-na’im, dan ini adalah janji-Nya.
Di samping itu, ada pula orang-orang yang
dimurkai Allah, yaitu mereka yang tidak mau
menjalani jalan yang lurus, padahal mereka tahu
bahwa itulah jalan yang benar. Dan ada pula
orang yang sesat, yaitu orang yang tak
mengetahui jalan yang lurus itu atau dia
mengetahuinya, tetapi dia tersesat dalam
menempuh jalan itu.