Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
KEIMANAN KITAB
1. MAKALAH AGAMA ISLAM II
“KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT”
Dosen Pembimbing: Abdul Hamid Aly, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
Adimas Ryandaru (21801081134)
Nur Rohmah Dhuhaini (21901081003)
Fauzan Abd Rahman (21901081024)
Inrah Wati Juwita (21901081025)
Dwi Indah Mulyani (21901081032)
Novika Nurul Kholbi (21901081041)
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS PRODI MANAJEMEN
KELAS M-12 “Kelompok 1”
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
2. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami agar dapat menyelasaikan
makalah ini yang berjudul “Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah SWT” dengan kemudahan
dan penuh kelancaran. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar benarnya
berupa agama Islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami lebih dalam tentang seperti
apakah Keimanan kepada kitab Allah tersebut. Selain itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami merampungkan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi pembaca. Untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini, saran dan kritik dari
pembaca sangat kami harapkan.
Malang, 6 Maret 2020
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna dan dasar keimanan kepada kitab-kitab Allah ...............................
2.2 Kandungan dan kedudukan kitab Injil, Zabur, dan Taurat pada saat ini....
2.3 Konsekuensi mukmin yang beriman kepada kitab Al-Qur’an...................
2.4 Hikmah beriman kepada kitab Allah SWT ................................................
BAB III PENUTUP
2.5 Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
4. BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai iman kepada kitab Allah merupakan rukun iman yang ke-3. Iman
yang dimaksud adalah pembenaranyang disertai keyakinan bahwa kitab-kitab Allah benar.
Kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya
kepada umat yang turun kepadanya kitab tersebut.
Diturunkannya kitab merupakan diantara bentuk kasih sayang Allah kepada
hambanya karena besarnya kebutuhan hamba terhadap kitab Allah. Akal manusia terbatas,
tidak bisa melliputi rincian hal-hal yang dapat memberikan manfaat dan menimbulkan
mudharat bagi dirinya. Dan beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun
iman yang wajib diimani oleh setiap orang-orang muslim.
Iman kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara :
Pertama : Mengimani bahwa turunnya kitab-kitab Allah benar dari sisi Allah Ta’ala
Kedua : Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui beserta nabi yang
menerimanya, seperti Al-Qur’an yamg diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, Taurat diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil diturunkan
kepada Nabi Isa ‘alaihis salaam, dan Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam
Ketiga : Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al
Qur’an, dan berita-berita lain yang tidak diganti atau diubah dari kitab-kitab terdahulu
sebelum Al Qur’an
Keempat : Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk
menerimanya baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak.
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mengakui, mempercayai, dan meyakini bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para Nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah
SWT untuk disampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah wajib
hukumnya. Apabila mengingkari salah satunya sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab
Allah, para Rasul-Nya, malaikat dan juga mengingkari Allah sendiri.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan Dasar Keimanan kepada kitab Allah ?
2. Jelaskan kadungan dan kedudukan Kitab Injil, Zabur, dan Taurat pada saat ini ?
3. Bagaimana indikasi mukmin yang baik imannya kepada Al Qur’an ?
4. Sebutkan hikmah beriman pada Kitab-kitab Allah dalam kehidupan sehari-hari ?
III. TUJUAN PENULISAN
1. Agar kita dapat mengetahui makna dari beriman kepada Kitab-kitab Allah dan juga
mengetahui dasar-dasarnya
2. Untuk menambah wawasan dan mengetahui betapa wajibnya kita percaya kepada
kitab-kitab Allah
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna dan Dasar Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah
Makna Beriman Kepada Kitab Allah
Perlu kita ketahui bersama, kata ‘iman’ di sini mempunyai arti percayanya seseorang
terhadap Dzat Yang Maha Kuasa, yakni Allah SWT. Disamping itu, yang namanaya iman
tidak hanya kepada Allah saja, melainkan juga diterapkan kepada malaikat, rasul, dan juga
kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada nabi dan rasul-Nya serta kepada Hari Akhir dan
Qadha dan Qadar Allah SWT.
Beriman kepada kitab Allah berarti percaya dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab
Allah memang telah benar-benar diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Melalui perantara
malaikat Jibril, dan itu merupakan pedoman hidup serta sebagai bacaan yang punya nilai
tinggi bagi siapapun yang mau membacanya.
Kata ‘kitab’(ابَتِك) dalam bahasa arab, berasal dari lafadz kataba, yaktubu, katban ( َبَتَك
اًبْتَك – ُبُتْكَي –) yang mana menurut bahasa memiliki dua arti, perintah atau tulisan. Adapun
menurut istilah, adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Selai
sebagai pegangan dan pedoman hidup umat manusia. Kitab sendiri menyimpan berbagai
cerita mengenai kehidupan umat manusia. Kitab sendiri menyimpan berbagai cerita mengenai
kehidupan umat-umat terdahulu. Yang berbentuk berupa tulisan wahyu pada lembaran-
lembaran yang terkumpul dalam satu bentuk buku. Dalam sejarah, firman Allah SWT ditulis
dengan dua bentuk berupa suhuf dan mushaf. Keduanya berasal daei akar kalimay yang
sama yaitu sahafa (menulis)
Ada dua jenis kitab suci:
1. Kitab suci Sammawi, yaitu kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT, dan
biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah SWT). Ada yang berwujud kitab dan ada yang
berwujud Shahifah atau Shuhuf
2. Kitab suci Ardhi, yaitu kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT,
melainkan bersumber dari hasil perenungan dab budi daya akal manusia sendiri
Dalil Naqli dan Dalil Aqli terkait dengan iman kepada kitab-kitab Allah SWT:
Dalil Naqli
َونُنِقوُي ْمُه ِة َر ِاخَءْٱلِب َو َكِلْبَق نِم َل ِنزُأ ٓاَم َو َْكيَلِإ َل ِنزُأ ٓاَمِب َونُنِمْؤُي َينِذَّٱل َو
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an ) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 4)
“Beritahukan aku tentang Iman.” Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
6. engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR.Muslim). (dikutip
dari himpunan hadist Arba’in karya Imam An-Nawawi)
Dalil Aqli
Allah SWT Maha ‘Alimun = Tahu bahwa manusia adalaha makhluk yang dha’if
(lemah). Sedangkan Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman = Pengasih dan
Maha Rahim = Penyayang. Atas hal itulah Allah SWT berkehendak memberikan
bimbingan kepada manusia agar tetap menjadi makhluk paling mulia di sisi-Nya
dengan memberikan pedoman berupa kitab suci lengkap dengan uswah hasanah
(contoh tauladan) yang berupa seorang Nabi dan Rasul.
Harus kita ketahui bahwa kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para utusan-
Nya ini sebanyak empat kitab. Masing-masing kitab tersebut mempunyai peran tersendiri
pada zamannya. Mulai dari zaman dahulu sebelum kita dilahirkan sampai zaman sekarang.
Bahkan, juga sampai zaman yang akan datang. Artinya kitab tersebut turun secara
berkelanjutan dan berurutan hingga sampai pada masa Nabi Muhammad SAW. Berikut
penjelasan dan nama-nama kitab suci yang wajib kita imani, diantaranya :
1. Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam’. Yakni
sekitar 12 abad sebelum Masehi. Kitab ini diturunkan di kawasan Negara Mesir dan
Israel. Untuk memperoleh sumber dari kitab ini tidaklah mudah. Selain urutan
pewarisannya tidak diketahui dengan jelas dan pasti. Juga adanya para pengikut yang
sengaja mengubah isi dari kitab tersebut.
2. Kitab Zabur
Kitab ini diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud ‘alaihis salaam’. Kitab ini
diturunkan sekitar abad 10 sebelum Masehi. Kitab Zabur ini di dalamnya berisikan
syair-syair atau sejenisnya yang mana dalam syair-syair tersebut ada kandungan doa-
doa dan ajaran-ajaran tauhid yang dilakukan dengan sepenuh hati.
3. Kitab Injil
Kitab ini diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa ‘alaihis salaam’. Kitab ini turun
kira-kira pada awal mula abad pertama Masehi. Waktu itu kitab tersebut berada di
daerah Israel dan kawasan Mesir. Kitab ini berisikan ajakan untuk bertauhid kepada
Allah SWT. Di dalamnya berisi kabar-kabar yang menggembirakan bagi umatnya.
Serta menguatkan dan membenarkan pokok-pokok ajaran yang telah ada pada kitab
sebelumnya yakni Taurat dan Zabur. Dan juga menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa.
4. Kitab Al-Qur’an
Kitab ini diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Tepatnya pada abad
ke tujuh Masehi. Kitab ini diturunkan di kota Makkah al-Mukarammah, Madinah al-
7. Munawarah dan sekitarnya. Sebagai seorang yang beragama Islam kita harus percaya
dan mengimani kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT tersebut. Baik yang
turun pertama kalinya ataupun sesudahnya. Karena jika tidak percaya dan yakin kalau
itu semua datangnya dari Allah, sudah pasti mengandung nilai-nilai yang berharga
bagi semua umat manusia di muka bumi ini. Baik dari kepercayaan atau akidah, tata
cara mengenai ibadah atau syariat, juga dalam tata cara hidup bermasyarakat atau
bermuamalah.
Ada 3 tingkatan dalam beriman kepada kitab Allah, yaitu :
1) Qotmil (hanya membaca )
2) Tartil (membaca dan memahami)
3) Hafidz (membaca, memahami, menghafal)
Dasar Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah maksudnya membenarkan dengan penuh keyakinan
adanya kitab-kitab Allah beserta dengan segala kandungannya yang diwahyukan kepada
hamba-hamba-Nya yang terpilih, serta mengimani bahwa yang menurunkan kitab-kitab
tersebut adalah Allah.
Allah berfirman:
ِهِداَبِع ْنِم ُءَاشَي ْنَم ىَلَع ِه ِرْمَأ ْنِم ِوحُّالرِب َةَكِئ ََلَمْال ُل َِزنُي
“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (QS. An-Nahl: 2)
Iman kepada Kitab Allah hukumnya wajib sebagaimana halnya iman kepada Allah
dan para Malaikat-Nya.
Allah berfirman:
ِذَّال ِباَتِكْالَو ِهِلوُسَر ىَلَع َل ََّزن يِذَّال ِباَتِكْالَو ِهِلوُسَرَو ِ َّاَّللِب ُوانِمآ ُوانَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيِهِبُتُكَو ِهِتَكِئ ََلَمَو ِ َّاَّللِب ْرُفْكَي ْنَمَو ُلْبَق ْنِم َل َزْنَأ ي
اًل ََلَض َّلَض ْدَقَف ِرِخ ْاْل ِم ْوَيْالَو ِهِلُسُرَوااديِعَب
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya (yakni, Muhammad berupa Al-Qur’an)
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya (seperti Taurat kepada Musa, Zabur kepada
Dawud dan Injil kepada Isa). Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 136)
Iman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat unsur:
1. Mengimani bahwa kitab-kitab Allah tersebut diturunkan dari Allah
2. Mengimani kitab-kitab Allah yang sudah kita kenali namanya, seperti:
8. Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Allah berfirman:
ًّايِب َرَع ًانآ ْرُق َْكيَلِإ َانْيَح ْوَأ َكِلَذَكَو
“Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab” (QS. Asy-
Syura: 7)
Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud. Allah berfirman:
ااورُب َز َدوَُاود َانْيَتآَو
“Dan kami berikan Zabur kepada Dawud. ” (QS. An-Nisa: 163)
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Allah berfirman:
ورُن َو اىدُه اَهيِف َةاَر ْوَّتال َانْلَزْنَأ اَّنِإ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi. )” (QS. Al-Maidah: 44)
Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Allah berfirman:
ْنِ ْاْل ُهَانْيَتآ َو ِةاَر ْوَّتال َنِم ِهْيَدَي َْنيَب اَمِل ااقِدَصُم َمَيْرَم ِْنبا ىَسيِعِب ْمِه ِارَثآ ىَلَع َانْيَّفَق َوَلي ِج
“Dan kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya
Kitab Injil. ” (QS, Al-Maidah: 46)
3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang ada di dalam Al-
Qur’an dan berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau belum diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus) serta rela dan pasrah pada
hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Seluruh kitab terdahulu telah
dinasakh oleh Al-Qur’an seperti ditunjukkan oleh firman-Nya:
ْمُكْاحَف ِهْيَلَع اانِمْيَهُمَو ِباَتِكْال َنِم ِهْيَدَي َْنيَب اَمِل ااقِدَصُم ِقَحْالِب َابَتِكْال َْكيَلِإ َانْلَزْنَأَوَنِم ََََاََ اَّمَع ْمُهََاَوْهَأ ِْْبَّتَت ًَلَو ُ َّاَّلل َل َزْنَأ اَمِب ْمُهَنْيَب
ِقَحْال
“Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskamlah perkara mereka menurut P Yng Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. ” (QS. Al-Maidah: 48)
9. 2.2 Kandungan dan Kedudukan Kitab Injil, Zabur, dan Taurat pada saat ini
Kandungan Kitab Injil, Zabur, dan Taurat
a. Kitab Injil
Ada yang menyebutnya dengan Bibel maupun Alkitab. Adpun isi
kandungannya yaitu:
1. Perintah untuk kembali mengEsakan Allah SWT
2. Membenarkan keberadaan Kitab Taurat
3. Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai
dengan perkembangan zaman
4. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s. ,
yaitu Nabi Muhammad SAW
b. Kitab Zabur
Ada yang menyebutnya dengan Mazmur maupun Paska. Adapun isi
kandungannya yaitu:
1. Do’a
2. Dzikir
3. Nasihat
4. Hikmah
Juga terdiri dari lima nyanyian, yaitu sebagai berikut:
1. Nyanyian kebaktian untuk memuji Tuhan
2. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan
3. Ratapan-ratapan jamaah
4. Ratapan dan doa individu
5. Nyanyian untuk raja
10. c. Kitab Taurat
Ada yang menyebutnya Thoret atau Thora. Adapun isi kandungannya yaitu:
1. Perintah untuk mengEsakan Allah
2. Larangan menyembah patung / berhala
3. Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
4. Perintah mensucikan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu)
5. Perintah menghormati kedua orang tua
6. Larangan membunuh sesama manusia
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan mengambil hak orang lain
Kedudukan Kitab-Kitab Allah
1. Sebagai pedoman Manusia dalam berhubungan dengan Allah SWT.
Kedudukan kitab suci merupakan pedoman dan aturan yang menjelaskan bagaimana
manusia bisa bertauhid dengan benar dan dapat beribadah dengan baik. Bertauhid
dengan benar maksutnya dalam meyakini dan mengimani Allah SWT, tidak
bercampur dengan hal-hal yang bersifat musyrik. Sedangkan beribadah dengan baik
maksutnya melakukan berbagai perintah Allah sebagai bentuk penghambaan terhadap
Allah SWT.
2. Sebagai pedoman Manusia dalam berhubungan dengan sesama Manusia
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
berinteraksi, manusia memrlukan pedoman hidup agar tidak tersesat, dan tidak keliru
dalam memilih jalan hidupnya yang dapat mendatangkan kerugian dan kesengsaraan
baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu diperlukan suatu pedoman. Pedoman yang
baik adalah pedoman yang dibuat oleh pencipta alam dan manusia, yaitu kitab suci.
3. Sebagai pedoman Manusia dalam berhubungan dengan Alam
Alam semesta di ciptakan Allah SWT untuk kepentingan umat manusia. Manusia
dalam kehidupannya sangat membutuhkan lingkungan yang segar. Tanpa udara yang
segar manusia akan sulit bernafas dengan baik. Tanpa alam yang bersahabat, manusia
berada dalam malapetaka yang besar. Manusia harus hidup berdampingan dengan
11. lingkungan yang bersahabat dan harmonis. Akan tetapi, jika diperhatikan,
ternyatabanyak kerusakan dan kehancuran alam yang diakibatkan oleh ulah manusia,
misalnya polusi udara dan hutan gundul.
2.3 Konsekuensi ‘Mukmin yang beriman kepada Kitab Al-Qur’an
Iman kepada Al-Qur’an menuntut beberapa hal yang harus dipenuhi oleh orang yang telah
menyatakan beriman kepadanya. Keimanan itu tidak sempurna bahkan patut dipertanyakan
kebenarannya apabila ia belum memenuhinya. Di antara konsekuensi-konsekuensi itu adalah:
1. Akrab dengan Al-Qur’an
Seseorang dikatakan akrab dengan Al-Qur’an apabila ia melakukan interaksi yang intens
dengannya. Hal itu dilakukan dengan cara mempelajari dan mengajarkan kepada orang lain.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya!” (HR
Bukhari).
Yang ia pelajari dan ajarkan itu meliputi
– Bacaannya
Membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan makhraj-tajwidnya merupakan indikasi
keimanan seseorang. Untuk itu seorang mukmin harus mempelajari dan mengajarkannya
kepada orang lain dengan baik.
– Pemahamannya
Hal ini dilakukan dengan mempelajari dan mengajarkan maknanya secara baik, karena
sebagian ayat-ayatnya harus dipahami secara kontekstual. Pemahaman kontekstual harus
didasarkan pada apa yang dipahami para salafushalih melalui riwayat-riwayat yang sahih.
Pemahaman kontekstual dapat juga dengan penalaran akai, asal tidak menyimpang dari
riwayaj karena Nabi saw. dan para shahabat tentu lebih memahaminya. Merekalah yang
mengalami masa turunnya wahyu itu.
– Penerapannya
Apa yang telah dipahami hendaknya diterapkan dalam kehidupan. Di samping itu, ia
mempelopori penerapannya dalam kehidupan dan mengajak orang lain untuk melakukan hal
yang sama.
– Penghafalan dan penjagaannya
Ia menghafalkan Al-Qur’an dan mengajarkan hafalan Al-Qur’an kepada orang lain. Di
samping itu ia senantiasa menjaga hafalannya supaya tidak rusak, mengalami perubahan atau
hilang.
2. Mendidik diri dengannya
Al-Qur’an memuat nilai-nilai dan ajaran yang ideal, sementara manusia dan kehidupan di
sekitarnya terkadang jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an. Dalam kondisi ini, ia berusaha untuk
12. mendidik diri supaya sifat-sifat dan karakternya sesuai dengan Al-Qur’an. Bila berhasil, ia
akan menjadi seorang yang berkepribadian khas karena Al-Qur’an sebagai shibghah
mewarnai seluruh dirinya secara utuh.
3. Tunduk menerima hukum-hukumnya
Al-Qur’an sebagai hukum dan perundang-undangan tidak cukup dibaca dan dikaji. Al-Qur’an
harus dipatuhi dengan segala ketundukan dan lapang dada karena hukum-hukum yang ada di
dalamnya dibuat oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Penolakan dan
pembangkangan terhadap Al-Qur’an merupakan kebodohan yang hanya akan menyebabkan
kerusakan dan kehancuran.
4. Mengajak (menyeru) orang kepadanya
Karena ia yakin bahwa Al-Qur’an adalah kebenaran hakiki yang menenteramkan maka ia pun
mengajak orang lain kepadanya dengan cinta dan penuh tanggung jawab. Di samping itu,
karena sebagian nilai dan hukum-hukumnya hanya dapat ditegakkan bersama dengan orang
lain dalam wadah jamaatul muslimin yang solid.
5. Menegakkannya di bumi
Nilai dan hukum-hukum yang menyangkut kehidupan pribadi ditegakkan dalam dirinya
sebagai individu. Dalam konteks kehidupan sosial politik ia tegakkan bersama dengan kaum
mukminin lainnya dalam wadah jamaah yang solid, tentunya dalam institusi sosial politik dan
kenegaraan.
2.4 Hikmah Beriman kepada Kitab Allah SWT
1. Memperkuat keimanan kepada Allah SWT
2. AL-Qur’an bisa menjawab hal yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuam
dan akal, sehingga kehidupan tidak akan tersesat
3. Menambah ilmu pengetahuan, karena Al-Qur,an selain berisi perintah dan larangan
juga berisi pokok-pokok seluruh ilmu pengetahuan
4. Terjaga ketakwaan nya kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hidup jadi lebih
tertata
5. Menumbuhkan sikap optimis untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan
akhirat
6. Akan mendapat syafa’at (pertolongan) di akhirat kelak
BAB III
13. PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Adapun yang dimaksud beriman kepada kitab-kitab Allah adalah membenarkan
dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang diturunkan
kepada rasul-rasul-Nya yang berisi kalamullah (firman Allah) dengan kebenaran yang nyata
dan cahaya petunjuk yang jelas untuk disampaikan kepada para hamba-hamba-Nya. Di antara
kitab-kitab Allah yang harus kita imani secara khusus adalah kitab-kitab Allah yang telah
disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam as-Sunnah yang
berjumlah empat buah. Adapun kitab-kitab tersebut yaitu :
1. Kitab Zabur , diturunkan kepada Nabi Dawud
2. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa
3. Kitab Taurat , diturunkan kepada Nabi Musa
4. Kitab Al-Qur’an , diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Tidak ragu lagi bahwa, beriman dengan sebagian kitab dan kufur dengan sebagian yang lain
sama saja dengan kufur terhadap semuanya. Karena keimanan harus mencakup dengan
seluruh kitab samawi dan seluruh para rasul, tidak membedakan dan menyelisihi
sebagiannya. Allah Ta’ala mencela orang-orang yang membedakan dan menyelisihi kitab