SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Page 1 of 9



                     APLIKASI PRAKTIS TEKNIK DAN METODE
                               DALAM BERDA’WAH          1


                               Oleh : Rizaldy Siregar   2




I. Pendahuluan
        Islam adalah sebuah agama da’wah yang sarat akan muatan
kebenaran. Artinya, agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk
senantiasa aktif melakukan kegiatan da’wah. Bahkan maju mundurnya
umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan da’wah
yang dilakukan umatnya. Karena itu al Qur-an menyebut kegiatan da’wah
dengan perkataan Ahsanul Qaula. Dengan kata lain da’wah menempati
posisi yang tinggi dan mulia bagi kemajuan agama Islam.
        Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam harus tersebar luas
dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat
Islam       secara   keseluruhan,   sesuai   dengan     missinya   sebagai     agama
Rahmatan Lil Alamin yang harus ditampilkan dengan wajah yang menarik
supaya       umat    lain   beranggapan   dan   mempunyai     pandangan        bahwa
kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan
pembawa kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus
sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.
        Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama da’wah menuntut
umatnya agar selalu menyampaikan dan menyerukan da’wah, karena
kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak akan pernah selesai selama
kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam
berbagai situasi dan kondisi. Di samping itu yang harus disadari adalah
bahwa da’wah Islam merupakan tugas suci yang dibebankan kepada setiap
muslim kapan pun dan di mana ia berada sebagaimana termaktub dalam
al-Quran dan As-Sunnah.
        Berda’wah berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang
bersifat mengajak untuk merubah suatu keadaan yang tidak baik kepada
yang baik dan terpuji. Agar menghasilkan hal yang diharapkan maka dalam
pelaksanaannya da’wah Islamiyah memerlukan teknik penerapan yang
akurat serta metode yang sesuai dengan keadaan dan perkembangan

        Makalah disampaikan dalam “Pelatihan Da’iyah” BKMT Kota Tanjungpinang di
        1

Aula Kantor DPRD Prov. Kepulauan Riau, Ahad 9 Desember 2012
      2 Mahasiswa semester akhir Program Magister Agama Islam Institut PTIQ Jakarta.
Page 2 of 9



zaman. terutama sekali dikalangan masyarakat perkotaan. Change to
progress merupakan watak dari masyarakat perkotaan, maka terhadap
masyarakat ini materi yang up to date serta metode da’wah yang dinamis
dan sesuai perkembangan merupakan salah satu alternatif yang harus
diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik mungkin.
      Oleh karena itu, dalam melihat keberhasilan penyampaian da’wah ada
beberapa hal yang penting diperhatikan yaitu faktor da’i (orang yang
menyampaikan da’wah), metode atau cara penyampaian da’wah, dan mad’u
(objek da’wah). Problema terberat yang masih dirasakan sekarang ini,
banyaknya para da’i yang kurang berwawasan luas terutama sekali
menyangkut metode berda’wah. Kita sering menjumpai para da’i yang
berilmu tinggi tetapi da’wahnya kurang diterima oleh masyarakat, karena
lemah di bidang metode atau cara penyampaian da’wah.


II. Pengertian Da’wah
      Da’wah pengertiannya secara etimologis adalah ajakan, seruan,
panggilan dan undangan. Sedangkan menurut pengertian terminologis
secara umum, da’wah adalah : “Suatu pengetahuan yang mengajarkan cara-
cara atau metode untuk menarik perhatian umat manusia, agar mengikuti
suatu ideologi atau ajaran tertentu”. Istilah lainnya menyebutkan, bahwa
ilmu da’wah adalah pengetahuan yang mengajarkan cara-cara mengetahui
alam fikiran manusia, untuk diarahkan kepada suatu ideologi atau ajaran
tertentu.
      Pengertian da’wah menurut ajaran Islam adalah: “Mengajak umat
manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mengikuti petunjuk Allah
dan Rasul-Nya”. Syeikh Ali Mahfudz mengemukakan pengertian da’wah
sebagai berikut: ”Mengarahkan manusia agar melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, menyuruh mereka agar berbuat kebaikan dan melarang
mereka dari perbuatan munkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat”. Al-Ustadz Bahiyul Huli dalam kitabnya “Tadzkirrud Du’at”
berpendapat : “Da’wah adalah memindahkan umat manusia dari satu situasi
kepada situasi yang lain”.
      Banyak lagi istilah-istilah yang hampir sama artinya dengan da’wah,
seperti tabligh atau penyampaian, amar ma’ruf nahi munkar atau
memerintah    kebaikan   dan   mencegah   kemungkaran,    mauidzah     atau
nasehat, dzikir atau peringatan, khutbah, nasehat, wasiat dan sebagainya.
Page 3 of 9



       Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa da’wah adalah
suatu usaha merubah situasi yang tidak diridhai Alloh swt kepada situasi
yang   diridhai   oleh-Nya.   Dengan   demikian   da’i   senantiasa   berusaha
memindahkan situasi yang negatif kepada situasi yang positif, merubah
keadaan yang buruk kepada yang baik, mencegah yang munkar dan
menegakkan yang ma’ruf.
       Berda’wah melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah
merupakan kewajiban bagi umat Islam, di mana saja mereka menurut
kemampuan masing-masing. Alloh swt berfirman :
       “Hendaklah ada diantaramu umat yang menyerukan kepada kebaikan,
       memerintahkan yang ma’ruf atau yang baik dan mencegah yang
       munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran:
       104).

Rosululloh saw bersabda :
       “Siapa diantaramu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah
       dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaklah dengan
       lisannya, jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itulah
       iman yang paling lemah”. (H.R. Muslim).

Di dalam hadits lain Nabi saw bersabda :
       “Sampaikan dariku meskipun satu ayat”. (HR. Bukhari).


III. Pengertian Metode Da’wah
       Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu meta
(melalui) dan hodos (jalan, cara). Dengan demikian metode dapat diartikan
sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Sumber lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman yaitu
methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode
berasal dari kata methodos artinya jalan, dalam bahasa Arab disebut
dengan thariq. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang disebut dengan metode adalah cara yang telah diatur dengan melalui
proses pemikiran untuk mencapai maksud tertentu.
       Jika dihubungkan dengan da’wah dapat diambil pengertian bahwa
yang disebut dengan metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai
suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti
Page 4 of 9



bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human
oriented yang menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia.


IV. Model Metode Da’wah Rosululloh
      Rosululloh saw melaksanakan da’wah dengan penuh kebijaksanaan
dan menggunakan metode-metode yang tepat, sehingga perjuangannya yang
teramat singkat, hanya memakan waktu sekitar 23 tahun mampu merubah
suatu masyarakat jahiliyah yang diliputi kedzaliman dan kebodohan
menjadi masyarakat yang beradab. Masyarakat yang seluruh anggotanya
saling berbuat baik, tolong-menolong dan berhasil membentuk peradaban
dunia yang luhur.
      Dalam waktu yang relatif singkat pula Rasul Saw telah berhasil
merubah suatu bangsa yang terbelakang dan tidak dikenal sejarah, menjadi
masyarakat yang maju, membentuk umat yang besar dan dikagumi serta
menjadi penentu sejarah dunia dari masa ke masa.
      Diantara kunci sukses yang mengantarkan Rosululloh saw kepada
keberhasilan da’wahnya adalah karena beliau senantiasa bersikap lembut,
berakhlak mulia, bermusyawarah dalam segala urusan, dan perjuangan
yang ulet dipenuhi dengan kesabaran dan ketabahan. Sebelum Rosululloh
saw berda’wah mengajak orang lain, ia selalu memulai dari dirinya sendiri
dan   keluarganya.   Di   samping   itu,    Rosululloh   saw   juga     sangat
memperhatikan keadaan objek da’wah, sehingga mereka dapat dibimbing
dengan baik. Dijelaskan dalam al Qur-an :
      “Maka dengan rahmat dari Alloh, engkau bersifat lemah lembut
      terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kerasdan berhati kasar,
      tentulah mereka melarikan diri dari sekelilingmu. Karena itu
      maafkanlah     mereka,  mohonkan    ampun    bagi   mereka   dan
      bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
      apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
      Alloh, sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal”.
      (Q.S. Ali Imran 159).

      Berdasarkan kepada al Qur-an dan Sunnah Rosululloh saw, agar
umat Islam dapat melanjutkan da’wah dengan sebaik-baiknya, maka
hendaklah para da’i menjadikan Rosululloh saw sebagai rujukan dan
teladan dalam segala kehidupan. Untuk tujuan itu, seorang da’i hendaklah
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini :
Page 5 of 9



1. Mengetahui tentang al Qur-an dan al-Sunnah sebagai dasar-dasar
  pokok dari agama Islam.
2. Memiliki pengetahuan Islam yang bersumber kepada al Qur-an dan
  Sunnah Rasul.
3. Memiliki ilmu pengetahuan yang menjadi pelengkap da’wah, seperti
  teknik berda’wah dan strategi, psikologi, sejarah kebudayaan Islam,
  Sejarah perkembangan da’wah, perbandingan agama dan sebagainya.
4. Menguasai bahasa umat yang akan diajak kepada jalan yang diridhai
  oleh Alloh. Demikian juga ilmu rethorika, kepandaian berbicara,
  mengarang, menulis uraian yang ilmiah dan sebagainya.
5. Seorang da’i harus bersikap penyantun, berpandangan luas dan
  berlapang dada, sebab apabila sempit, keras dan kasar, orang-orang
  disekelilingnya akan tidak simpati dan meninggalkan ajakannya,
  sebagaimana dijelaskan al Qur-an dalam surat Ali Imran 159 tersebut
  di atas.
6. Memiliki   keberanian   dengan   perhitungan   yang   matang     untuk
  menyatakan, membela dan mempertahankan kebenaran. Alloh swt
  berfirman : “Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan bersedih hati,
  kamu adalah orang-orang yang mulia jika kamu beriman”. (Q.S. Ali
  Imran, 3 : 139).
7. Seorang da’i hendaklah senantiasa memberikan contoh-contoh amal
  perbuatan dari apa yang dida’wahkan : “Besar dosa di sisi Allah, kamu
  katatakan apa yang kamu tidak kerjakan”. (Q.S. al-Shaf : 3).
8. Memiliki mental yang kuat, tabah, berkemauan keras, bersikap
  optimis, walaupun menghadapi berbagai macam problem, rintangan
  dan tantangan.
9. Bersikap ikhlas semata-mata mencari keridhaan Alloh dalam segala
  langkah dan perbuatan.
10.     Mencintai dan menyenangi tugas sebagai da’i atau muballigh
  dan tidak mudah meninggalkan tugas-tugas da’wah tersebut karena
  pengaruh-pengaruh lain yang bersifat materi, kedudukan atau
  kemewahan duniawi lainnya.
11.     Senantiasa mengikuti jalan yang diridhai oleh Alloh Swt dalam
  segala kehidupan. Alloh Swt berfirman : “Sesungguhnya inilah jalan-
  Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Janganlah kamu mengikuti jalan
Page 6 of 9



     yang lain, nanti akan terlepas dari jalan-Nya. Itulah yang diwasiatkan
     Tuhan kepadamu, semoga kamu bertaqwa”. (QS. al-An’am : 153).


V. Teknik Metode Da’wah Hari Ini
     Diantara metodologi da’wah Islamiyah yang tepat baik diterapkan
dewasa ini, diantaranya adalah :
  1. Setelah menyampaikan mukaddimah ceramah, seperti hamdalah,
      syahadah, ucapan terimakasih dan harapan-harapan, langsung
      memasukkan      materi   ceramah,      tidak   perlu        memperpanjang
      mukaddimah sehingga dirasakan membosankan.
  2. Mengawali materi ceramah dengan kalimat-kalimat yang langsung
      menarik perhatian para jama’ah
  3. Mengawali materi ceramah dengan ilustrasi-ilustrasi yang menarik
      dari contoh-contoh kehidupan Nabi, para sahabat, orang-orang
      shalih, para wali dan sebagainya. Kemudian kita masukkan message
      atau pesan yang kita inginkan.
  4. Mengawali materi ceramah dengan kalimat-kalimat yang bernada
      istifham atau pertanyaan-pertanyaan. Contoh-contoh kalimat seperti
      ini banyak dijumpai dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.
  5. Mengawali materi ceramah dengan contoh-contoh yang hidup dan
      peristiwa-peristiwa   yang   terjadi   sehari-hari     di    tengah-tengah
      masyarakat.
  6. Mengawali materi ceramah dengan menunjukkan sesuatu, misalnya
      kitab, kaset, buku agenda dan benda-benda lain yang mempunyai
      daya tarik. Kemudian dirangkaikan dengan peristiwa-peristiwa dan
      pesan-pesan yang akan disampaikan.
  7. Mengawali materi ceramah dengan kisah-kisah yang mengharukan
      dan mengesankan dari kisah para Nabi dan Rasul, sahabat, wali-wali
      Allah, orang-orang shalih, kisah sufi dan sebagainya.


VI. Beberapa Contoh Uraian Ceramah
     Contoh uraian ceramah nomor 3 dan 4 ayat al-Qur’an (surat al-
Baqarah ayat 133) tentang pemantapan aqidah Islamiyah :
Hadirin dan hadirat yang berbahagia,
Pemantapan aqidah Islamiyah kepada generasi penerus merupakan tugas
kita bersama, tugas setiap orang yang telah mengucapkan kalimat syahadat,
Page 7 of 9



sebagaimana telah dilakukan oleh para Nabi terdahulu yang peristiwanya
diabadikan dalam al-Qur’an :
“Apakah anda sekalian menyaksikan ketika Nabi Ya’kub dihampiri tanda-
tanda kematiannya? Ketika ia berkata kepada anak-anaknya : “Apa yang
kalian sembah sepeninggalku?”. Mereka semua menjawab : “Kami hanya
menyembah Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishak yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kepadanyalah kami berpasrah diri”.
Hadirin hadirat sekalian,
Nabiullah ya’kub diakhir hayatnya ketika beliau merasakan tulang-tulangnya
rapuh,   rambutnya        telah   memutih    dan    beruban,    tenaganya     lunglai,
pandangan matanya telah kabur, ia yakin betul bahwa detik-detik akhir
hayatnya sangat dekat sekali. Dalam keadaan seperti ini beliau belum
merasa tenteram dan tenang, ia masih dihinggapi perasaan khawatir
mengenai      generasi    penerusnya,     sebelum   beliau     mewasiatkan     aqidah
Islamiyah. Karena itu, dalam keadaan seperti ini beliau panggil anak-
anaknya,      cucu,    murid-murid   dan    generasi   penerusnya.     Lalu     beliau
menanyakan pada mereka : “Apa yang kalian sembah sepeninggalku nanti?”
Mereka serempak menjawab : “Kami hanya menyembah Tuhanmu, juga
Tuhan nenek moyangmu, yaitu Tuhan yang Maha Esa dan hanya kepada-
Nyalah kami menyerahkan diri”.
Hadirin dan hadirat sekalian,
Dari ayat tersebut di atas kita memperoleh suatu pelajaran yang sangat
penting. Betapa mendesaknya pemantapan aqidah Islamiyah bagi generasi
penerus kita, anak-anak kita, anak didik kita, dan sebagainya. Tugas
menyampaikan aqidah Islamiyah bukan tugas seorang kiai, muballigh, da’i,
ulama dan tokoh masyarakat saja. Tapi, ia merupakan tugas setiap pribadi
Muslim yang merasa terkait dengan tegak dan runtuhnya agama islam.


Contoh Uraian Ceramah dari Sebuah Syair :
Harun al-Rasyid disuatu pagi yang cerah meninggalkan istananya yang
megah    di     kota     Baghdad.    Ia    berangkat   melewati     perkampungan-
perkampungan kecil yang subur, kiri kanannya dijumpai bukit-bukit berbatu.
Di depan sebelah kirinya nampak sebuah bukit berbunga yang indah.
Sepanjang jalan dijumpai tanaman-tanaman yang hijau, buah-buahan yang
ranum, air putih...bening, mengalir.
Page 8 of 9



Disebuah dataran tinggi, di balik bukit berbatu nampak seorang kakek tua
berjalan tertatih-tatih. Dengan sisa tenaga yang masih ada, ia terus menggali
tanah, kemudian menanam beberapa batang pohon kurma.
Hati Harun al-Rasyid merasa masygul. Kenapa kakek setua ini masih
menanam kurma yang akan berbuah 8 atau 9 tahun, padahal umurnya
belum tentu sampai kesana. Kenapa? Tidak menanam ketimun saja atau
semangka, atau buah blewah, supaya ia bisa merasakan hasilnya.
Keadaan seperti ini meggelitik hati Harun al-Rasyid. Maka iapun turun dari
kendaraannya dan langsung menghampiri kakek Tua itu. Bertanyalah ia
tentang apa yang terbetik dihatinya.
Kakek tua itu tidak menjawab. Ia hanya menatapkan matanya yang tajam
dan menampakkan kharisma yang sangat kuat. Ia hanya menjawab dengan
sebuah syair :
“Sungguh, orang-orang tua kami dahulu telah menanam tanaman-tanaman
sehingga kami meninkmati hasilnya dan kamipun sekarang pasti menanam
tanaman-tanaman sehingga generasi penerus kami merasakan hasilnya”.


Contoh Uraian Ceramah nomor 5 :
(Mengawali Materi Ceramah Dengan Peristiwa Sehari-Hari).
Hari minggu kemarin, kami sekeluarga pergi ke Bandung untuk menengok
orang tua. Waktu perjalanan sampai ke Puncak, kami melihat jalan macet
total. Puluhan kendaraan berbaris antri, ada yang teratur dan ada yang
bersikap seenaknya. Waktu kami sampai pada lokasi penyebab kemacetan,
kami jumpai oli di tengah-tengah jalan yang beraspal licin. Banyak sepeda
motor yang hampir terpeleset ke jurang karena tumpahan oli itu.
Para pengendara mobil, motor dan pejalan kaki, nampak tidak ada yang
menaruh perduli terhadap tumpahan oli yang membahayakan itu. Mereka
masing-masing mementingkan diri sendiri, tidak mau membuang waktu dan
tenaga untuk membenahinya. Dari tempat yang agak jauh, ketika mobil kami
berjalan dengan pelan sekali, tiba-tiba kami jumpai seorang kakek tua yang
berjalan tertatih-tatih, berusaha menutup tumpahan oli itu dengan pasir yang
ia kumpulkan dari pinggir jalan raya.
Setelah kakek tua itu berusaha menutup oli dengan pasir, baru kemudian
berhamburan orang menghampirinya dan membantu kakek itu. Dalam waktu
yang singkat, tumpahan oli itu dapat diatasi dan jalanpun tidak licin lagi.
Sehingga semua kendaraan melaju dengan cepat seperti biasanya.
Page 9 of 9



Saudara-saudara sekalian,
Kakek tua yang diceritakan tadi merupakan contoh dari sikap manusia
muslim, apabila ia melihat ketidakberesan di jalan. Manusia muslim
senantiasa berusaha membereskan sesuatu yang tidak beres, berusaha
menstabilkan goncangan-goncangan yang ada. Manusia yang memahami
ajaran Islam tidak akan tega hatinya melihat halangan di jalan. Sebaliknya
akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghilangkan halangan itu, baik
berupa tumpahan oli, pohon tumbang, duri, pecahan kaca, got yang berlubang
dan sebagainya. Bila halangan itu dibiarkan dan tidak ada yang mau
mengalah membenahinya, maka akan mencelakakan dan merepotkan kita
semua. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, bahwa
seagung-agungnya iman adalah mengucapkan kalimah “Laa ilahailallah”
sedangkan membersihkan halangan di jalan, berupa apa saja .............. .......
merupakan bagian dari iman seorang muslim.
VI. Penutup
        Demikian makalah yang sederhana ini kami sampaikan, semoga
dapat    memberikan    sumbangan     fikiran   dalam   perkembangan     da’wah
Islamiyah. Segala kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini, penulis terima dengan senang hati. Semoga
bermanfaat, amiin.

More Related Content

What's hot

Bab 8 konsep dakwah
Bab 8 konsep dakwahBab 8 konsep dakwah
Bab 8 konsep dakwahSiti Mariah
 
pengajian islam
pengajian islampengajian islam
pengajian islamSoFfAeHa
 
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahMuhammad Habibi
 
Subjek dan objek dakwah k4
Subjek dan objek dakwah k4Subjek dan objek dakwah k4
Subjek dan objek dakwah k4LBB. Mr. Q
 
Tujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahTujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahLBB. Mr. Q
 
Hukum Dakwah A2
Hukum Dakwah A2 Hukum Dakwah A2
Hukum Dakwah A2 LBB. Mr. Q
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawufMas Enjoying
 
Kajian tentang filsafat dakwah islam
Kajian tentang filsafat dakwah islamKajian tentang filsafat dakwah islam
Kajian tentang filsafat dakwah islamMuhsin Hariyanto
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufRia Widia
 
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptx
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptxPESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptx
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptxNatijahRohmah
 

What's hot (20)

Bab 8 konsep dakwah
Bab 8 konsep dakwahBab 8 konsep dakwah
Bab 8 konsep dakwah
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
pengajian islam
pengajian islampengajian islam
pengajian islam
 
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
 
Subjek dan objek dakwah k4
Subjek dan objek dakwah k4Subjek dan objek dakwah k4
Subjek dan objek dakwah k4
 
Pai(dakwah islam)
Pai(dakwah islam)Pai(dakwah islam)
Pai(dakwah islam)
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Metode dakwah
Metode dakwahMetode dakwah
Metode dakwah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwahTujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwah
 
Sarana dan Prasarana Dakwah
Sarana dan Prasarana DakwahSarana dan Prasarana Dakwah
Sarana dan Prasarana Dakwah
 
Hukum Dakwah A2
Hukum Dakwah A2 Hukum Dakwah A2
Hukum Dakwah A2
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf
 
Kajian tentang filsafat dakwah islam
Kajian tentang filsafat dakwah islamKajian tentang filsafat dakwah islam
Kajian tentang filsafat dakwah islam
 
Revisi pid klmpk 1
Revisi pid klmpk 1Revisi pid klmpk 1
Revisi pid klmpk 1
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptx
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptxPESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptx
PESERTA DIDIK PERSPEKTIF HADITS.pptx
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Guillermo
GuillermoGuillermo
Guillermo
 
LA GUERRA FRIA
LA GUERRA FRIALA GUERRA FRIA
LA GUERRA FRIA
 
Senam taranita fitri a xi ipa 1 28
Senam taranita fitri a xi ipa 1 28Senam taranita fitri a xi ipa 1 28
Senam taranita fitri a xi ipa 1 28
 
Estudo de Caso numa Creche, Ana Serrano (FT1)
Estudo de Caso numa Creche, Ana Serrano (FT1)Estudo de Caso numa Creche, Ana Serrano (FT1)
Estudo de Caso numa Creche, Ana Serrano (FT1)
 
20121104-presented at the international conference on general education: the ...
20121104-presented at the international conference on general education: the ...20121104-presented at the international conference on general education: the ...
20121104-presented at the international conference on general education: the ...
 
Monumentos
MonumentosMonumentos
Monumentos
 
Presentación titulación 2013
Presentación titulación 2013Presentación titulación 2013
Presentación titulación 2013
 
Simulaciones phet
Simulaciones phetSimulaciones phet
Simulaciones phet
 
Autocad presentacion 4 to corte
Autocad presentacion 4 to corteAutocad presentacion 4 to corte
Autocad presentacion 4 to corte
 
anuario de liceo
anuario de liceoanuario de liceo
anuario de liceo
 
Dimension del area maritima usurpada
Dimension del area maritima usurpadaDimension del area maritima usurpada
Dimension del area maritima usurpada
 
Andes
AndesAndes
Andes
 
MP 676 - Regra 85/95 Progressiva
MP 676 - Regra 85/95 ProgressivaMP 676 - Regra 85/95 Progressiva
MP 676 - Regra 85/95 Progressiva
 
Creando Presentaciones En Power Point
Creando Presentaciones En Power PointCreando Presentaciones En Power Point
Creando Presentaciones En Power Point
 
20121116
2012111620121116
20121116
 
¿Cómo atender las implicaciones del Reglamento de la LFPDPPP?
¿Cómo atender las implicaciones del Reglamento de la LFPDPPP? ¿Cómo atender las implicaciones del Reglamento de la LFPDPPP?
¿Cómo atender las implicaciones del Reglamento de la LFPDPPP?
 
iniciació
iniciacióiniciació
iniciació
 
SACT_2011
SACT_2011SACT_2011
SACT_2011
 
Śniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje MocŚniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje Moc
 
Presenbtacio Logros Arturo Morales Carrion
Presenbtacio Logros Arturo Morales CarrionPresenbtacio Logros Arturo Morales Carrion
Presenbtacio Logros Arturo Morales Carrion
 

Similar to Metode Dakwah

Tujuan dan dasar hukum dakwah
Tujuan dan dasar hukum dakwahTujuan dan dasar hukum dakwah
Tujuan dan dasar hukum dakwahRomi Alfariz
 
tugas dakwah muslim
 tugas dakwah muslim tugas dakwah muslim
tugas dakwah muslimFarichah Riha
 
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)Mifta Finanti
 
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasi
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasiHikmah dalam berdakwah & berkomunikasi
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasiKamsiah Hanapi
 
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdf
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdfTugas_Agama_Pertemuan_11.pdf
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdfKwonBil
 
04 komunikasi dakwah r04 stu new
04 komunikasi dakwah r04 stu new04 komunikasi dakwah r04 stu new
04 komunikasi dakwah r04 stu newazlifairuz
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiBahRum Subagia
 
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamBentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamRismanHidayat3
 
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwah
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwahQurdist 7 semester 2 problematika dakwah
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwahTatik Suwartinah
 
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwahSharifahNurAbu
 
Tabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahTabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahMuhammad Ananta
 
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxDakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxIAIN Metro
 
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifKuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifFara Omar
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalnur habibullah norman kardi
 
Tugas Dakwah Seorang Muslim
Tugas Dakwah Seorang MuslimTugas Dakwah Seorang Muslim
Tugas Dakwah Seorang Muslimfadilaauliaa
 

Similar to Metode Dakwah (20)

Tujuan dan dasar hukum dakwah
Tujuan dan dasar hukum dakwahTujuan dan dasar hukum dakwah
Tujuan dan dasar hukum dakwah
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
tugas dakwah muslim
 tugas dakwah muslim tugas dakwah muslim
tugas dakwah muslim
 
Tujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docxTujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docx
 
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)
Dakwah Rasullulah SAW (agama islam)
 
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasi
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasiHikmah dalam berdakwah & berkomunikasi
Hikmah dalam berdakwah & berkomunikasi
 
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdf
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdfTugas_Agama_Pertemuan_11.pdf
Tugas_Agama_Pertemuan_11.pdf
 
04 komunikasi dakwah r04 stu new
04 komunikasi dakwah r04 stu new04 komunikasi dakwah r04 stu new
04 komunikasi dakwah r04 stu new
 
ilmu dakwah.docx
ilmu dakwah.docxilmu dakwah.docx
ilmu dakwah.docx
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamBentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
 
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwah
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwahQurdist 7 semester 2 problematika dakwah
Qurdist 7 semester 2 problematika dakwah
 
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah
2.3 penyiaran islam sebagai medium dakwah
 
Tabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahTabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbah
 
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptxDakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
Dakwah pada Masyarakat Multikultural (.pptx
 
Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4
 
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatifKuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
Kuliah 2 Komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
 
Tugas Dakwah Seorang Muslim
Tugas Dakwah Seorang MuslimTugas Dakwah Seorang Muslim
Tugas Dakwah Seorang Muslim
 

Metode Dakwah

  • 1. Page 1 of 9 APLIKASI PRAKTIS TEKNIK DAN METODE DALAM BERDA’WAH 1 Oleh : Rizaldy Siregar 2 I. Pendahuluan Islam adalah sebuah agama da’wah yang sarat akan muatan kebenaran. Artinya, agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan da’wah. Bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan da’wah yang dilakukan umatnya. Karena itu al Qur-an menyebut kegiatan da’wah dengan perkataan Ahsanul Qaula. Dengan kata lain da’wah menempati posisi yang tinggi dan mulia bagi kemajuan agama Islam. Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan, sesuai dengan missinya sebagai agama Rahmatan Lil Alamin yang harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat lain beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama da’wah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dan menyerukan da’wah, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak akan pernah selesai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam berbagai situasi dan kondisi. Di samping itu yang harus disadari adalah bahwa da’wah Islam merupakan tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim kapan pun dan di mana ia berada sebagaimana termaktub dalam al-Quran dan As-Sunnah. Berda’wah berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang bersifat mengajak untuk merubah suatu keadaan yang tidak baik kepada yang baik dan terpuji. Agar menghasilkan hal yang diharapkan maka dalam pelaksanaannya da’wah Islamiyah memerlukan teknik penerapan yang akurat serta metode yang sesuai dengan keadaan dan perkembangan Makalah disampaikan dalam “Pelatihan Da’iyah” BKMT Kota Tanjungpinang di 1 Aula Kantor DPRD Prov. Kepulauan Riau, Ahad 9 Desember 2012 2 Mahasiswa semester akhir Program Magister Agama Islam Institut PTIQ Jakarta.
  • 2. Page 2 of 9 zaman. terutama sekali dikalangan masyarakat perkotaan. Change to progress merupakan watak dari masyarakat perkotaan, maka terhadap masyarakat ini materi yang up to date serta metode da’wah yang dinamis dan sesuai perkembangan merupakan salah satu alternatif yang harus diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik mungkin. Oleh karena itu, dalam melihat keberhasilan penyampaian da’wah ada beberapa hal yang penting diperhatikan yaitu faktor da’i (orang yang menyampaikan da’wah), metode atau cara penyampaian da’wah, dan mad’u (objek da’wah). Problema terberat yang masih dirasakan sekarang ini, banyaknya para da’i yang kurang berwawasan luas terutama sekali menyangkut metode berda’wah. Kita sering menjumpai para da’i yang berilmu tinggi tetapi da’wahnya kurang diterima oleh masyarakat, karena lemah di bidang metode atau cara penyampaian da’wah. II. Pengertian Da’wah Da’wah pengertiannya secara etimologis adalah ajakan, seruan, panggilan dan undangan. Sedangkan menurut pengertian terminologis secara umum, da’wah adalah : “Suatu pengetahuan yang mengajarkan cara- cara atau metode untuk menarik perhatian umat manusia, agar mengikuti suatu ideologi atau ajaran tertentu”. Istilah lainnya menyebutkan, bahwa ilmu da’wah adalah pengetahuan yang mengajarkan cara-cara mengetahui alam fikiran manusia, untuk diarahkan kepada suatu ideologi atau ajaran tertentu. Pengertian da’wah menurut ajaran Islam adalah: “Mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”. Syeikh Ali Mahfudz mengemukakan pengertian da’wah sebagai berikut: ”Mengarahkan manusia agar melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka agar berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”. Al-Ustadz Bahiyul Huli dalam kitabnya “Tadzkirrud Du’at” berpendapat : “Da’wah adalah memindahkan umat manusia dari satu situasi kepada situasi yang lain”. Banyak lagi istilah-istilah yang hampir sama artinya dengan da’wah, seperti tabligh atau penyampaian, amar ma’ruf nahi munkar atau memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran, mauidzah atau nasehat, dzikir atau peringatan, khutbah, nasehat, wasiat dan sebagainya.
  • 3. Page 3 of 9 Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa da’wah adalah suatu usaha merubah situasi yang tidak diridhai Alloh swt kepada situasi yang diridhai oleh-Nya. Dengan demikian da’i senantiasa berusaha memindahkan situasi yang negatif kepada situasi yang positif, merubah keadaan yang buruk kepada yang baik, mencegah yang munkar dan menegakkan yang ma’ruf. Berda’wah melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah merupakan kewajiban bagi umat Islam, di mana saja mereka menurut kemampuan masing-masing. Alloh swt berfirman : “Hendaklah ada diantaramu umat yang menyerukan kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf atau yang baik dan mencegah yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran: 104). Rosululloh saw bersabda : “Siapa diantaramu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaklah dengan lisannya, jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itulah iman yang paling lemah”. (H.R. Muslim). Di dalam hadits lain Nabi saw bersabda : “Sampaikan dariku meskipun satu ayat”. (HR. Bukhari). III. Pengertian Metode Da’wah Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan, cara). Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman yaitu methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, dalam bahasa Arab disebut dengan thariq. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan metode adalah cara yang telah diatur dengan melalui proses pemikiran untuk mencapai maksud tertentu. Jika dihubungkan dengan da’wah dapat diambil pengertian bahwa yang disebut dengan metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti
  • 4. Page 4 of 9 bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented yang menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia. IV. Model Metode Da’wah Rosululloh Rosululloh saw melaksanakan da’wah dengan penuh kebijaksanaan dan menggunakan metode-metode yang tepat, sehingga perjuangannya yang teramat singkat, hanya memakan waktu sekitar 23 tahun mampu merubah suatu masyarakat jahiliyah yang diliputi kedzaliman dan kebodohan menjadi masyarakat yang beradab. Masyarakat yang seluruh anggotanya saling berbuat baik, tolong-menolong dan berhasil membentuk peradaban dunia yang luhur. Dalam waktu yang relatif singkat pula Rasul Saw telah berhasil merubah suatu bangsa yang terbelakang dan tidak dikenal sejarah, menjadi masyarakat yang maju, membentuk umat yang besar dan dikagumi serta menjadi penentu sejarah dunia dari masa ke masa. Diantara kunci sukses yang mengantarkan Rosululloh saw kepada keberhasilan da’wahnya adalah karena beliau senantiasa bersikap lembut, berakhlak mulia, bermusyawarah dalam segala urusan, dan perjuangan yang ulet dipenuhi dengan kesabaran dan ketabahan. Sebelum Rosululloh saw berda’wah mengajak orang lain, ia selalu memulai dari dirinya sendiri dan keluarganya. Di samping itu, Rosululloh saw juga sangat memperhatikan keadaan objek da’wah, sehingga mereka dapat dibimbing dengan baik. Dijelaskan dalam al Qur-an : “Maka dengan rahmat dari Alloh, engkau bersifat lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kerasdan berhati kasar, tentulah mereka melarikan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal”. (Q.S. Ali Imran 159). Berdasarkan kepada al Qur-an dan Sunnah Rosululloh saw, agar umat Islam dapat melanjutkan da’wah dengan sebaik-baiknya, maka hendaklah para da’i menjadikan Rosululloh saw sebagai rujukan dan teladan dalam segala kehidupan. Untuk tujuan itu, seorang da’i hendaklah memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini :
  • 5. Page 5 of 9 1. Mengetahui tentang al Qur-an dan al-Sunnah sebagai dasar-dasar pokok dari agama Islam. 2. Memiliki pengetahuan Islam yang bersumber kepada al Qur-an dan Sunnah Rasul. 3. Memiliki ilmu pengetahuan yang menjadi pelengkap da’wah, seperti teknik berda’wah dan strategi, psikologi, sejarah kebudayaan Islam, Sejarah perkembangan da’wah, perbandingan agama dan sebagainya. 4. Menguasai bahasa umat yang akan diajak kepada jalan yang diridhai oleh Alloh. Demikian juga ilmu rethorika, kepandaian berbicara, mengarang, menulis uraian yang ilmiah dan sebagainya. 5. Seorang da’i harus bersikap penyantun, berpandangan luas dan berlapang dada, sebab apabila sempit, keras dan kasar, orang-orang disekelilingnya akan tidak simpati dan meninggalkan ajakannya, sebagaimana dijelaskan al Qur-an dalam surat Ali Imran 159 tersebut di atas. 6. Memiliki keberanian dengan perhitungan yang matang untuk menyatakan, membela dan mempertahankan kebenaran. Alloh swt berfirman : “Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan bersedih hati, kamu adalah orang-orang yang mulia jika kamu beriman”. (Q.S. Ali Imran, 3 : 139). 7. Seorang da’i hendaklah senantiasa memberikan contoh-contoh amal perbuatan dari apa yang dida’wahkan : “Besar dosa di sisi Allah, kamu katatakan apa yang kamu tidak kerjakan”. (Q.S. al-Shaf : 3). 8. Memiliki mental yang kuat, tabah, berkemauan keras, bersikap optimis, walaupun menghadapi berbagai macam problem, rintangan dan tantangan. 9. Bersikap ikhlas semata-mata mencari keridhaan Alloh dalam segala langkah dan perbuatan. 10. Mencintai dan menyenangi tugas sebagai da’i atau muballigh dan tidak mudah meninggalkan tugas-tugas da’wah tersebut karena pengaruh-pengaruh lain yang bersifat materi, kedudukan atau kemewahan duniawi lainnya. 11. Senantiasa mengikuti jalan yang diridhai oleh Alloh Swt dalam segala kehidupan. Alloh Swt berfirman : “Sesungguhnya inilah jalan- Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Janganlah kamu mengikuti jalan
  • 6. Page 6 of 9 yang lain, nanti akan terlepas dari jalan-Nya. Itulah yang diwasiatkan Tuhan kepadamu, semoga kamu bertaqwa”. (QS. al-An’am : 153). V. Teknik Metode Da’wah Hari Ini Diantara metodologi da’wah Islamiyah yang tepat baik diterapkan dewasa ini, diantaranya adalah : 1. Setelah menyampaikan mukaddimah ceramah, seperti hamdalah, syahadah, ucapan terimakasih dan harapan-harapan, langsung memasukkan materi ceramah, tidak perlu memperpanjang mukaddimah sehingga dirasakan membosankan. 2. Mengawali materi ceramah dengan kalimat-kalimat yang langsung menarik perhatian para jama’ah 3. Mengawali materi ceramah dengan ilustrasi-ilustrasi yang menarik dari contoh-contoh kehidupan Nabi, para sahabat, orang-orang shalih, para wali dan sebagainya. Kemudian kita masukkan message atau pesan yang kita inginkan. 4. Mengawali materi ceramah dengan kalimat-kalimat yang bernada istifham atau pertanyaan-pertanyaan. Contoh-contoh kalimat seperti ini banyak dijumpai dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. 5. Mengawali materi ceramah dengan contoh-contoh yang hidup dan peristiwa-peristiwa yang terjadi sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. 6. Mengawali materi ceramah dengan menunjukkan sesuatu, misalnya kitab, kaset, buku agenda dan benda-benda lain yang mempunyai daya tarik. Kemudian dirangkaikan dengan peristiwa-peristiwa dan pesan-pesan yang akan disampaikan. 7. Mengawali materi ceramah dengan kisah-kisah yang mengharukan dan mengesankan dari kisah para Nabi dan Rasul, sahabat, wali-wali Allah, orang-orang shalih, kisah sufi dan sebagainya. VI. Beberapa Contoh Uraian Ceramah Contoh uraian ceramah nomor 3 dan 4 ayat al-Qur’an (surat al- Baqarah ayat 133) tentang pemantapan aqidah Islamiyah : Hadirin dan hadirat yang berbahagia, Pemantapan aqidah Islamiyah kepada generasi penerus merupakan tugas kita bersama, tugas setiap orang yang telah mengucapkan kalimat syahadat,
  • 7. Page 7 of 9 sebagaimana telah dilakukan oleh para Nabi terdahulu yang peristiwanya diabadikan dalam al-Qur’an : “Apakah anda sekalian menyaksikan ketika Nabi Ya’kub dihampiri tanda- tanda kematiannya? Ketika ia berkata kepada anak-anaknya : “Apa yang kalian sembah sepeninggalku?”. Mereka semua menjawab : “Kami hanya menyembah Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kepadanyalah kami berpasrah diri”. Hadirin hadirat sekalian, Nabiullah ya’kub diakhir hayatnya ketika beliau merasakan tulang-tulangnya rapuh, rambutnya telah memutih dan beruban, tenaganya lunglai, pandangan matanya telah kabur, ia yakin betul bahwa detik-detik akhir hayatnya sangat dekat sekali. Dalam keadaan seperti ini beliau belum merasa tenteram dan tenang, ia masih dihinggapi perasaan khawatir mengenai generasi penerusnya, sebelum beliau mewasiatkan aqidah Islamiyah. Karena itu, dalam keadaan seperti ini beliau panggil anak- anaknya, cucu, murid-murid dan generasi penerusnya. Lalu beliau menanyakan pada mereka : “Apa yang kalian sembah sepeninggalku nanti?” Mereka serempak menjawab : “Kami hanya menyembah Tuhanmu, juga Tuhan nenek moyangmu, yaitu Tuhan yang Maha Esa dan hanya kepada- Nyalah kami menyerahkan diri”. Hadirin dan hadirat sekalian, Dari ayat tersebut di atas kita memperoleh suatu pelajaran yang sangat penting. Betapa mendesaknya pemantapan aqidah Islamiyah bagi generasi penerus kita, anak-anak kita, anak didik kita, dan sebagainya. Tugas menyampaikan aqidah Islamiyah bukan tugas seorang kiai, muballigh, da’i, ulama dan tokoh masyarakat saja. Tapi, ia merupakan tugas setiap pribadi Muslim yang merasa terkait dengan tegak dan runtuhnya agama islam. Contoh Uraian Ceramah dari Sebuah Syair : Harun al-Rasyid disuatu pagi yang cerah meninggalkan istananya yang megah di kota Baghdad. Ia berangkat melewati perkampungan- perkampungan kecil yang subur, kiri kanannya dijumpai bukit-bukit berbatu. Di depan sebelah kirinya nampak sebuah bukit berbunga yang indah. Sepanjang jalan dijumpai tanaman-tanaman yang hijau, buah-buahan yang ranum, air putih...bening, mengalir.
  • 8. Page 8 of 9 Disebuah dataran tinggi, di balik bukit berbatu nampak seorang kakek tua berjalan tertatih-tatih. Dengan sisa tenaga yang masih ada, ia terus menggali tanah, kemudian menanam beberapa batang pohon kurma. Hati Harun al-Rasyid merasa masygul. Kenapa kakek setua ini masih menanam kurma yang akan berbuah 8 atau 9 tahun, padahal umurnya belum tentu sampai kesana. Kenapa? Tidak menanam ketimun saja atau semangka, atau buah blewah, supaya ia bisa merasakan hasilnya. Keadaan seperti ini meggelitik hati Harun al-Rasyid. Maka iapun turun dari kendaraannya dan langsung menghampiri kakek Tua itu. Bertanyalah ia tentang apa yang terbetik dihatinya. Kakek tua itu tidak menjawab. Ia hanya menatapkan matanya yang tajam dan menampakkan kharisma yang sangat kuat. Ia hanya menjawab dengan sebuah syair : “Sungguh, orang-orang tua kami dahulu telah menanam tanaman-tanaman sehingga kami meninkmati hasilnya dan kamipun sekarang pasti menanam tanaman-tanaman sehingga generasi penerus kami merasakan hasilnya”. Contoh Uraian Ceramah nomor 5 : (Mengawali Materi Ceramah Dengan Peristiwa Sehari-Hari). Hari minggu kemarin, kami sekeluarga pergi ke Bandung untuk menengok orang tua. Waktu perjalanan sampai ke Puncak, kami melihat jalan macet total. Puluhan kendaraan berbaris antri, ada yang teratur dan ada yang bersikap seenaknya. Waktu kami sampai pada lokasi penyebab kemacetan, kami jumpai oli di tengah-tengah jalan yang beraspal licin. Banyak sepeda motor yang hampir terpeleset ke jurang karena tumpahan oli itu. Para pengendara mobil, motor dan pejalan kaki, nampak tidak ada yang menaruh perduli terhadap tumpahan oli yang membahayakan itu. Mereka masing-masing mementingkan diri sendiri, tidak mau membuang waktu dan tenaga untuk membenahinya. Dari tempat yang agak jauh, ketika mobil kami berjalan dengan pelan sekali, tiba-tiba kami jumpai seorang kakek tua yang berjalan tertatih-tatih, berusaha menutup tumpahan oli itu dengan pasir yang ia kumpulkan dari pinggir jalan raya. Setelah kakek tua itu berusaha menutup oli dengan pasir, baru kemudian berhamburan orang menghampirinya dan membantu kakek itu. Dalam waktu yang singkat, tumpahan oli itu dapat diatasi dan jalanpun tidak licin lagi. Sehingga semua kendaraan melaju dengan cepat seperti biasanya.
  • 9. Page 9 of 9 Saudara-saudara sekalian, Kakek tua yang diceritakan tadi merupakan contoh dari sikap manusia muslim, apabila ia melihat ketidakberesan di jalan. Manusia muslim senantiasa berusaha membereskan sesuatu yang tidak beres, berusaha menstabilkan goncangan-goncangan yang ada. Manusia yang memahami ajaran Islam tidak akan tega hatinya melihat halangan di jalan. Sebaliknya akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghilangkan halangan itu, baik berupa tumpahan oli, pohon tumbang, duri, pecahan kaca, got yang berlubang dan sebagainya. Bila halangan itu dibiarkan dan tidak ada yang mau mengalah membenahinya, maka akan mencelakakan dan merepotkan kita semua. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, bahwa seagung-agungnya iman adalah mengucapkan kalimah “Laa ilahailallah” sedangkan membersihkan halangan di jalan, berupa apa saja .............. ....... merupakan bagian dari iman seorang muslim. VI. Penutup Demikian makalah yang sederhana ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan sumbangan fikiran dalam perkembangan da’wah Islamiyah. Segala kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, penulis terima dengan senang hati. Semoga bermanfaat, amiin.