Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Al-Qur'an II
1. Al-Qur’an II
KELOMPOK 5
Nur Rohmah Dhuhaini (21901081003)
Heriyanto (21901081008)
Abdul Kodir (21901081014)
Moh.Miftachul Kamal (21901081023)
Fauzan Abd Rahman (21901081024)
2. KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN AL-QUR’AN
A. Kandungan Al-Quran
1. Akidah
Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber
dari al-Qur’an dan hadis. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam
tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya,
tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya
dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-
hari.
3. 2. Ibadah dan Muamalah
Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT
dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Ibadah Mahiah (khusus)
2. Ibadah Ghairu (umum)
Muamalah adalah kegiatan dalam hubungan antar manusia.
Al-Qur’an tidak hanya memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud
kebutuhan manusia terhadap Allah SWT, tetapi juga mengatur bagaimana
memenuhi kebutuhan dalam hubungannya dengan manusia lain.
4. 3. Akhlak
Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga
Rasulullah SAW. menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya beliau
adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia.
4. Hukum
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-kaidah dan
ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya
adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya
menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia
maupun di akhirat kelak.
5. 5. Sejarah/Kisah Umat Masa Lalu
Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang
sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah tersebut dimaksudkan untuk
menjadi pelajaran bagi umat islam.
6. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi
Al-Qur’an adalah kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyarat-
isyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk
kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup
manusia.
6. B. Karakteristik Al-Qur’an
1. Surah
2. Ayat
Dr. Yusuf Qaradhawi memaparkan beberapa karakteristik Al-Quran dalam kitabnya ” Kaifa
Nata’amal ma’al al-Quran“,( Bagaimana berinteraksi dengan Al-Quran), secara singkatnya
sebagai berikut :
• Al-Quran adalah Kitab Ilahi
• Al-Quran adalah Kitab Suci yang Terpelihara
• Al-Quran adalah Kitab Suci yang Menjadi Mukjizat
• Al-Quran adalah Kitab Suci yang menjadi Penjelas dan dimudahkan Pemahamannya
• Al-Quran adalah Kitab Suci yang Lengkap
• Al-Quran adalah Kitab Suci Seluruh Zaman
• Al-Quran adalah Kitab Suci Bagi Seluruh Umat Manusia
7. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
Ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an mutlak kebenarannya dan ajaran
yang paling sempurna. Ajaran al-Qur’an di samping membenarkan ajaran-ajaran
kitab suci sebelumnya, juga menyempurnakan ajaran kitab-kitab sebelumnya
tersebut. Al-Qur’an berisi tentang pokok-pokok atau dasar-dasar ajaran Islam
yang berkenaan dengan masalah ketauhidan, ibadah, akhlak, hukum, dan segala
hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya.
8. Kelebihan Al-Qur’an dari Segala Kitab
1. Kelebihan Al Qur’an dibandingkan dengan kitab lain
2. Kedudukan Al-Qur’an di antara kitab suci lainnya
3. Al-Qur’an merupakan kitab yang syamil
4. Ajaran yang termuat dalam Al-Qur’an adalah kalam Allah yang terakhir
5. Melalui Al-Qur’an Allah SWT berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan
dan disampaikan
9. METODOLOGI TAFSIR AL-QUR’AN
Metode tafsir merupakan kerangka atau kaidah yang digunakan dalam
menafsirkan ayat-ayat Alquran, sedangkan metodologi tafsir ialah pembahasan
ilmiah tentang metode-metode penafsiran Alquran.
Terdapat 3 metode penafsiran yang pernah berkembang di kalangan umat Islam
dan diterapkan menjadi beberapa kitab tafsir.
10. 1 . Metode Global (Ijmali)
Metode al-Tafsir al-Ijmali (global) ialah suatu metode tafsir yang menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna global. Pengertian
tersebut menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an secara ringkas tapi mencakup
dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti dan enak dibaca, dan
sistematika penulisannya menurut susunan ayat-ayat di dalam mushaf.
11. 2. Metode Analisis (Tahlili)
Arti kata tahlil berarti membuka sesuatu yang tertutup atau yang terikat dan
mengikat sesuatu yang berserakan agar tidak terlepas atau tercecer.
Definisi penafsiran tahlili adalah metode penafsiran al-Quran yang dilakukan
dengan cara menjelaskan ayat-ayat al-Quran serta menjelaskan maksud yang
terkandung di dalamnya
12. Kelebihan Metode Tahlili
1.Mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, karena susunan tertib ayat atau surat mengikuti
susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf.
2.Mudah mengetahui relevansi/munasabah antara suatu surat atau ayat dengan surat atau ayat lainnya.
3.Memungkinkan untuk dapat memberikan penafsiran pada semua ayat, meskipun inti penafsiran ayat
yang satu merupakan pengulangan dari ayat yang lain, jika ayat-ayat yang ditafsirkan sama atau hampir
sama.
4.Mengandung banyak aspek pengetahuan, meliputi hukum, sejarah, sains, dan lain-lain.
13. Kekurangan Metode Tafsir Tahlili
1.Menghasilkan pandangan-pandangan yang parsial dan kontradiktif dalam kehidupan umat Islam.
2.Faktor subjektivitas tidak mudah dihindari misalnya adanya ayat yang ditafsirkan dalam rangka
membenarkan pendapatnya
Terkesan adanya penafsiran berulang-ulang, terutama terhadap ayat-ayat yang mempunyai tema yang
sama
14. 3. Metode Komparatif (Muqorin)
Yaitu, metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan menemukan dan
mengkaji perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang diperbandingkan.
Metode ini mempunyai cakupan yang amat luas, tidak hanya
membandingkan ayat dengan ayat tetapi juga membandingkan ayat dengan
hadis serta membandingkan pendapat para mufasir dalam menafsirkan
suatu ayat.
15. Pendapat para ahli mengenai definisi komparatif
• Membandingkan teks (nash) ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki kemiripan atau persamaan redaksi
dalam dua kasus atau lebih, dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama.
• Membandingkan ayat al-Qur’an dengan hadis yang pada lahirnya terlihat bertentangan.
• Membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an
16. 3. Metode Tematik (Maudhu’i)
Tafsir dengan metode ini dilakukan dengan cara memilih topik tertentu dengan
penjelasan yang dicari di dalam ayat al-Quran yang berhubungan dengan topik
itu, kemudian dicari keterkaitan antara ayat satu dengan yang lain agar bersifat
saling menjelaskan, hingga yang terakhir adalah bisa ditarik kesimpulan akhir
berdasarkan pemahaman mengenai ayat-ayat yang saling berkaitan itu.