Dokumen tersebut membahas tentang Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum baru yang diterapkan di Indonesia. Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengembangkan pembelajar sepanjang hayat berdasarkan Profil Pelajar Pancasila dan memberikan keleluasaan bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menyesuaikan kurikulum sesuai dengan konteks masing-masing. Kurikulum Merdeka terdiri dari program intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan penguatan
4. Selamat datang!
TUJUAN
Di akhir sesi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan/penyesuaian kurikulum
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam
konteks satuan pendidikan
2. Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu
diadaptasi di satuan pendidikan masing-masing
3. Memahami struktur kurikulum merdeka dan
rencana mempelajarinya lebih detil
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sebagai pendidik, selama ini, Apa yang
Bapak/Ibu gunakan sebagai panduan dalam
merencanakan perjalanan belajar murid?
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Dari pengalaman mengajar, manakah yang lebih
sering terjadi, menyelesaikan materi yang ada
atau mencapai tujuan yang ada di dalam
kurikulum? Jelaskan analisa Bapak/Ibu!
10. Apa itu Kurikulum?
o Titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid.
o “ jantung atau isi pendidikan”, yaitu ‘apa saja yang akan murid pelajari’. Jika tidak
ada jantung atau isi pendidikan, maka tidak ada yang ‘memompa darah’ atau ‘kosong’.
o sebagai program pendidikan. Program yang menyediakan pengalaman-pengalaman
belajar untuk perubahan perilaku murid.
11. Apa itu Kurikulum?
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic
principle of curriculum”, mengungkapkan
setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum
yaitu,
1. Tujuan
2. Konten
3. Metode/cara
4. Evaluasi
Secara umum, komponen-komponen
tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
digunakan di beberapa negara, yaitu;
1. Tujuan pembelajaran/konten
2. Panduan pedagogi
3. Panduan asesmen
Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
dalam mendesain kurikulum dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid.
12. PEMBELAJARAN KUR 2013
PEMBELAJARAN TEMATIK,
INTEGRATIF, AKTIF,
KOOPERATIF, KOLABORATIF,
KONTEKSTUAL
KONSTRUKTIVISTIK
PEMBELAJARAN
SAINTIFIK
PEMBELAJARAN
KECAKAPAN ABAD
21 (4C)
MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI/DISCOVERY
PBL, PJBL, STEAM,CBL,
CLIL, PAEDAGOGI
GENRE
PEMBELAJARAN
BERBASIS HOTS
PENGUATAN
PENDIDIKAN
KARAKTER (PPK)
PEMBELAJARAN
LITERASI
KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
14. HASIL EVALUASI
K13
•Dibutuhkan Kurikulum yang Sederhana
•Dibutuhkan kurikulum yang
mudah diimplementasikan
•Dibutuhkan kurikulum yang
decentralized dan fleksibel
16. Buah
Hal yang harus dipelajari merdeka
belajar meliputi kerangka dasar
kurikulum, profil pelajar pancasila,
struktur dan muatan kurikulum yang
disederhanakan, prinsip
pembelajaran dan asesmen.
Daun
Kehadiran kurikulum sekolah penggerak sebagai
penerus proses peningkatan kualitas
pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Penguatan praktik
kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan
yang sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan
pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di
semua mata pelajaran.
Daun gugur
Hal-hal yang perlu ditinggalkan, yaitu:
keseragaman cara berpikir anak,
pembelajaran yang berpusat pada guru
dan dan bersifat konvensional,
pelaksanaan assesmen yang kurang
berkeadilan dan tidak mencerminkan
kemampuan anak.
REFLEKSI
?
17.
18. Pembelajaran Paradigma Baru
“MERDEKA BELAJAR”
• Memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat pada peserta
didik.
• Pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari
pemetaan Capaian Pembelajaran, Perencanaan proses
pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki
pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan.
• Memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan
rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
• Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang
memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem
pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen.
19.
20.
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
Dari materi sebelumnya, kita mempelajari bahwa “Kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau
diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid, demi
membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini dan di
masa depan.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
o Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita untuk selalu
siap beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan meningkatkan beberapa kompetensi
tertentu.
o Kompetensi tidak hanya fokus pada aspek kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi juga ada
value/nilai yang melengkapi kompetensi murid.
o Kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan
pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi transformatif
murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang hayat.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:
“Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak
dalam usaha mempersiapkannya untuk
segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya.”
“Maksud pendidikan itu adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat.”
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman,
hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya, kurikulum dirancang
untuk murid.
Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:
1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,
2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di bidang
pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan
perubahan yang terus terjadi di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian
alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus
melalui proses adaptasi terlebih dahulu.
Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di
sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang
dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses
refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
REGULA
SI
Aturan yang berlaku:
1. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
2. Permendikbud ristek No. 21 Tahun 2022, Standar Nasional Pendidikan
3. Permendikbud ristek No. 7 Tahun 2022, Standar Isi
4. Kepmendikbudristek No. 56 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
5. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022, Standar Proses
6. Kepmendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan
7. Pe9rmendikbudristek No. 21 Tahun 21 Standar Penilaian
8. Permendikbudristek No. 9 Tahun 2022 Evaluasi Sistem Pendidikan
9. Kep BSKAP No. 033/H/KR/2022, Capaian Pembelajaran pada PAUD, Jenjang SD,
dan Jenjang Menengah pada Kurikulum Merdeka.
10.Kep BSKAP No. 009/H/KR/2022, Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila.
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
•BAB I Pendahuluan
A. Rasionalisasi,
B. Karakteristis Satuan Pendidikan,
C. Profil Pelajar Pancasila
•BAB II Visi, Misi dan Tujuan
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan Satuan Pendidikan
•BAB III Pengorganisasian dan
Pembelajaran
A. Struktur dan Muatan Kurikulum
B. P-5
C. Ko Kurikuler dan Ekstra Kurikuler
D. Strategi/Pendekatan Pembelajaran
E. Penilaian Hasil Pembelajaran
• BAB IV. Kalender Pendidikan
A. Pengaturan Permulaan Awal
Tahun
B. Pengaturan Waktu Efektif
C. Pengaturan Waktu Libur
• BAB V. Pendampingan, Evaluasi
dan
Pengembangan Profesional
A. Evaluasi
B. Pendampingan dan Pengembangan
Profesional
• BAB VI. Penutup
• Lampiran-Lampiran
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid
merupakan tolak ukur adaptasi Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan, guna memastikan setiap saat murid akan
berkembang sesuai dengan zamannya.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka didesain dengan prinsip
pendidikan yang berpusat pada murid, sehingga dalam
pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa masing-
masing satuan pendidikan dapat menyesuaikan
kurikulum sesuai dengan konteksnya.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya menumbuhkan pembelajar
sepanjang hayat yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui Kurikulum Merdeka
yang memuat:
1. Program intrakurikuler,
2. Program ekstrakurikuler, dan
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
1. Program Intrakurikuler:
Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti
muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. Kegiatan pembelajaran di
dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan kompetensi murid sesuai dengan
capaian pembelajaran pada fasenya.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai kompetensi yang
diharapkan. Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu murid dan
dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan sekitarnya sehingga menjadi
pembelajaran yang bermakna.
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler PAUD:
Pertama, pada fase pondasi yaitu, PAUD. Pada jenjang ini, murid akan belajar melalui
kegiatan bermain yang mencakup antara lain, jati diri, literasi, numerasi dan STEAM,
serta agama dan budi pekerti. Pendidikan PAUD mempersiapkan murid untuk jenjang
pendidikan berikutnya yaitu, Sekolah Dasar (SD).
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SD:
Selanjutnya, pada jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS dilebur menjadi IPAS. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam tahap berpikir
konkrit/sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail. Meskipun IPAS belum
diajarkan secara spesifik di fase A, tapi bukan berarti mereka tidak belajar IPA dan IPS.
Pada fase A, muatan pelajaran IPAS terintegrasi pada mata pelajaran lain.
36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KURIKULUM MERDEKA 2022 KELAS I- II
7
0
MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU/MGG
ALOKASI P5 TOTAL JP
Pendidikan
Agama
108 (3) 36 144
Pendidikan
Pancasila
144 (4) 36 180
Bahasa
Indonesia
216 (6) 36 288
Matematika 144 (4) 36 180
Penjas Orkes 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) 36 72
Muatan Lokal 72 (2) 36 72
37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KURIKULUM MERDEKA 2022 KELAS
III - V
7
1
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU/MGG ALOKASI P5 TOTAL JP
Pendidikan Agama 108 (3) 36 144
Pendidikan
Pancasila
144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216
Penjas Orkes 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) 36 72
Muatan Lokal 72 (2) 36 72
Total 1044 (29) 252 1296
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KURIKULUM MERDEKA 2022 KELAS VI
7
2
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU/MGG ALOKASI P5 TOTAL JP
Pendidikan Agama 96 (3) 32 128
Pendidikan
Pancasila
128 (4) 32 128
Bahasa Indonesia 192 (6) 32 128
Matematika 160 (5) 32 128
IPAS 160 (5) 32 192
Penjas Orkes 96 (3) 32 128
Seni dan Budaya 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 64 (2) 32 64
Muatan Lokal 64 (2) 32 64
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Program Intrakurikuler SMP:
• Mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib.
• Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu
Fase D.
• Fase D yaitu untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX.
• Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Pembelajaran intrakurikuler;
b. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar
25% (dua puluh lima persen) total JP per tahun.
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KURIKULUM MERDEKA 2022 KELAS
VII-VIII
7
2
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU/MGG ALOKASI P5 TOTAL JP
Pendidikan Agama 72 (2) 36 108
Pendidikan
Pancasila
72 (2) 36 108
Bahasa Indonesia 180(5) 36 216
Matematika 144 (4) 36 180
IPA 144 (4) 36 180
IPS 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
Pendidikan Jasmani,
olahraga dan Kesehatan
72 (2) 36 108
Informatika 72 (2) 36 108
Seni dan Prakarya 72 (2) 36 108
72 (2) - 72
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SMA:
Pada jenjang SMA murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga, pembelajaran dibagi menjadi mata
pelajaran umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11.
Pada program peminatan, murid diperbolehkan mengambil beberapa mata pelajaran
pilihan sesuai minat, bakat dan aspirasinya
Dalam program peminatan, apabila sumber daya memungkinkan, sekolah juga dapat
membuka kelas vokasi/mata pelajaran baru, misalnya kelas bahasa jerman, kelas tata
boga, kelas budidaya kopi, dll.
42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SMK:
Untuk jenjang SMK, sekolah dapat mengambil kelompok Mata Pelajaran Vokasi dan
Prakarya yang berkolaborasi dengan masyarakat/industri sekitar. Sehingga
pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri pada
lingkungannya.
Program Intrakurikuler SLB:
Terakhir, untuk Sekolah Luar Biasa atau SLB, penggunaan Capaian Pembelajaran akan
berbeda-beda karena bergantung pada hasil analisis usia mental murid. Karena
meskipun usia kronologisnya sama, tetapi bisa saja usia mentalnya berbeda.
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
2. Program Ekstrakurikuler:
Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kegiatannya tetap diadakan pada pembelajaran
dengan kurikulum merdeka. Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat karakteristik murid.
44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan sebagai
penguatan profil pelajar pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKR
7. Kewirausahaan
45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak
terikat dengan mata pelajaran apapun. Asesmen yang dilakukan pun berfokus pada
ke 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan pembelajaran yang kontekstual,
mengasah kemampuan berpikir, dan pemecahan masalah kepada murid. Murid pun
juga belajar mengaplikasikan ilmu lintas disiplin pada program ini.
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan
Pendidikan mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan
balik bagi guru, murid, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen juga sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan
belajar murid, tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan
model kolaborasi dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau
strategi lainya agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1 semester
mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya digunakan untuk
mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan,
dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara Bahasa
Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut.
48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai keleluasaan
untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama masih ada dalam
prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media lain
seperti,
1. TP, ATP, dan Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pemahaman CP
Membahas tentang teori dan kerangka dasar dari
pembuatan CP
01
Merumuskan TP
Bagaimana merumuskan TP berdasar dokumen
CP
02
Menyusun ATP
Proses penyusunan ATP berdasar TP yang
telah dibuat
03
Agenda
Style
52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menurut Anda, CP itu apa?
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi harus dicapai
pembelajaran yang peserta didik
setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika
dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP
memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia
untuk mencapai tujuan tersebut (fase)
Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam
enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran adalah…
Kep. Ka. BSKAP Kemdikbudristek No.
033/H/KR/2022 ttg CP
• Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD.
• CP Dikdasmen (Fase A, B, C, D, E, dan
F) disusun untuk setiap mata pelajaran.
• CP ditetapkan oleh Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)
merupakan alat navigasi dalam
melaksanakan pembelajaran. CP
memberikan goal yang harus dituju oleh
siswa setelah melakukan pembelajaran.
Learning outcomes are statements of
the knowledge, skills and abilities
individual students should possess and
can demonstrate upon completion of a
learning experience or sequence of
learning experiences.
(https://www.bu.edu/provost/files/2017/06/C
reating-Learning-Outcomes-Stanford.pdf)
merupakan satu alternatif dalam
mendeskripsikan kompetensi yang
digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa
54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PEMAHAMAN
CP dikuasai oleh peserta didik
dengan pendekatan konstruktivistik
kurikulum dengan pendekatan
“Understanding by Design” (UbD)
yang dikembangkan oleh Wiggins
& Tighe (2005).
CP dirancangn dengan
banyak "memahami”
merupakan kemampuan
yang dibangun melalui
proses dan pengalaman
belajar yang memberikan
kesempatan kepada
mereka untuk dapat
menjelaskan,
menginterpretasi dan
mengaplikasikan informasi,
menggunakan berbagai
perspektif,dan berempati
atas suatu fenomena.
57. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
TUJUAN
PEMBELAJARAN
• Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai
peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga
akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP.
• Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
58. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KOMPONEN UTAMA
TP
•Kompetensi, yaitu kemampuan
atau keterampilan yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan
oleh peserta didik.
•Lingkup materi, yaitu konten dan
konsep utama yang perlu dipahami
59. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur Tujuan
Pembelajaran
Alur Pembelajaran adalah rangkaian
tujuan pembelajaran yang disusun
secara logis menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase. Alur ini disusun
secara linier sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.
Esensial Kontekstual Sederhana Berkesinambungan
60. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi PRINSIP DALAM
ALUR TUJUAN
PEMBELAJARAN
• Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah
jalan;
• Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila
guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
• Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu
sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang
mahir dalam mata pelajaran tersebut;
• Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali
pendidikan khusus)
61. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ATP
•Alur tujuan pembelajaran sebenarnya
memiliki fungsi yang serupa dengan
apa yang dikenal selama ini sebagai
“silabus”, yaitu untuk perencanaan dan
pengaturan pembelajaran dan asesmen
secara garis besar untuk jangka waktu
satu tahun.
62. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
LANGKAH MEMBUAT
ATP
•Merancang sendiri berdasarkan CP,
•Mengembangkan dan
memodifikasi contoh yang
disediakan, ataupun
•Menggunakan contoh yang disediakan
pemerintah.
63. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
1. Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi
yang harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear
3. ATP keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran antarfase
64. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bidang Studi: Bahasa Indonesia
Fase D - elemen Membaca dan Memirsa
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau
pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau
pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan
sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan
informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai
topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
65. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KOMPETENSI
1. memahami informasi
2. menemukan makna tersurat dan tersirat
3. mengintepretasikan informasi
4. mengungkapkan hasil intepretasi
informasi
5. menggunakan sumber informasi lain
untuk menilai akurasi dan kualitas data
6. mengevaluasi dan mengeksplorasi topik
KONTEN/kata kunci
1. jenis teks: narasi, deskripsi,
puisi, eksplanasi, eksposisi,
dan argumentasi
2. penyajian teks: visual,
audiovisual
3. ekspresi simpati, kepedulian,
empati
4. pendapat pro dan kontra
66. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bidang Studi: Bahasa Indonesia
Fase D - elemen Membaca dan Memirsa
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau
pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati
atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik
menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta
membandingkan informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan
mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
67. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KONTEN: Teks naratif
Sumber bacaan: ….
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu menjelaskan arti
kata-kata yang jarang muncul dengan
bantuan visual dan konteks kalimat
yang mendukung pada teks naratif
2. Peserta didik mampu
mengungkapkan makna tersurat dan
tersirat dari teks naratif yang dibaca
dengan menunjukkan bukti-bukti yang
mendukung
3. Peserta didik mampu
menginterpretasikan bagian dari teks
naratif berbentuk audiovisual yang
menunjukkan simpati, kepedulian,
atau empati
KOMPETENSI
1. memahami informasi
2. menemukan makna tersurat dan
tersirat
3. mengintepretasikan informasi
4. mengungkapkan hasil intepretasi
informasi
5. menggunakan sumber informasi lain
untuk menilai akurasi dan kualitas
data
6. mengevaluasi dan mengeksplorasi
topik
68. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PERANGKAT
AJAR
• Modul ajar, alur tujuan pembelajaran, dan projek penguatan profil
pelajar
Pancasila.
• Modul ajar merupakan pengembangan dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan panduan yang lebih
terperinci, termasuk lembar kegiatan siswa dan asesmen untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
• Alur tujuan pembelajaran (ATP) atau urutan pembelajaran adalah
komponen untuk menyusun silabus. ATP diharapkan dapat membantu
satuan pendidikan dan pendidik mengembangkan langkah-langkah
atau alur pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran yang telah
ditetapkan.
70. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ALUR TUJUAN
PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
Nama :
Institusi :
Fase :
Elemen, CP,
Tujuan
Pembelajaran
(tambahkan infografis
alur tujuan
pembelajatan)
MODUL AJAR
Mata
Pelajaran
Fase/Kelas/Semest
er
Alokasi waktu
:
:
:
Dimensi Profil Pelajar
Pancasila :
Nama
Institusi :
Deskripsi Profil Peserta Didik
(Diksus)
Tujuan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
74. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PRINSIP
PEMBELAJARAN
•Pembelajaran dan asesmen dapat beragam sesuai
dengan kondisi dan konteks pembelajaran di
masing-masing kelas dan satuan pendidikan,
namun semuanya berlandaskan pada prinsip-
prinsip yang sama.
•Hal ini sejalan dengan semangat Merdeka
Belajar dan prinsip perancangan kurikulum
yang fleksibel dan memberikan otonomi
kepada satuan pendidikan dan guru.
75. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN
• Asesmen formatif adalah segala bentuk asesmen yang tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar
peserta didik. Tujuan utamanya adalah untuk pembelajaran, bukan
untuk kepentingan akuntabilitas, sertifikasi, ataupun meranking
capaian peserta didik, guru, dan satuan pendidikan.
• Asesmen Sumatif adalah bentuk asesmen dimana tujuan salah satu
asesmen tersebut untuk menentukan kenaikan kelas.
76. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
TEACHING AT THE RIGHT LEVEL
• Pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran
yang
bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik.
• Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan dan dasar dari
penentuan materi pembelajaran tersebut adalah asesmen
formatif.
• Asesmen formatif juga digunakan secara berkala untuk memantau
perkembangan setiap peserta didik .
77. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PRINSIP ASESMEN
• Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai
umpan
balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar
dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran
selanjutnya
;
• Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen
tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran;
• Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar,
menentukan
keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun
program pembelajaran yang sesuai
selanjutnya.
• Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut;
• Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
78. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
JENIS ASESMEN
• Asesmen Formatif, , yaitu asesmen yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan
peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
• Asesmen Sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan
pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus
untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan
pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Asesmen sumatif menjadi
bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran,
dan/atau akhir jenjang.
79. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN FORMATIF
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake).
• Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrument.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi
suatu kesatuan.
• Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana,
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan
informasi
kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik.
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang
kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan
mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau
performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak
sekadar sebuah angka.
80. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN SUMATIF
•Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran
di periode tertentu;
•Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk
dibandingkan dengan kriteria capaian yang
telah ditetapkan; dan
•Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas
atau jenjang berikutnya.
81. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KETERCAPAIAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
• Menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat
instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai
dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
• Penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
• Disarankan tidak menggunakan angka mutlak.
82. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
• menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak
mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran,
• Menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,
• Menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan
lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik
dalam mengembangkannya.
86. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di
dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran
• Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap
individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya
dan/
atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik
• Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen
formatif untuk memonitor kemajuan belajar Melaksanakan asesmen di
akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Perencanaan, Pelaksanan, dan Asesmen
87. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PENGOLAHAN HASIL
ASESMEN
•Mengolah hasil asesmen dalam
satu tujuan pembelajaran
•Mengolah capaian TP menjadi nilai akhir
101. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
•“Pelajar Indonesia merupakan
pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.”
102. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
• Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang
kompeten
dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
• Hal ini menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas
khas bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, sebagai rujukan karakter
pelajar Indonesia; dengan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam
konteks perkembangan Abad 21.
• Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan
pendidikan nasional.
• Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan
untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi
peserta didik.
103. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
6 DIMENSI PROFIL
PELAJAR
PANCASILA
• Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
• Berkebinekaan global.
• Bergotong royong.
• Mandiri.
• Bernalar kritis.
• Kreatif.
Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan
agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
105. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. DIMENSI BERIMAN,
BERTAKWA KEPADA TUHAN
YANG MAHA ESA,
DAN BERAHLAK MULIA
Elemennya adalah:
(a) akhlak beragama;
(b) akhlak pribadi;
(c) akhlak kepada manusia;
(d) akhlak kepada alam;
dan
(e) akhlak bernegara.
106. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. DIMENSI
BERKEBHINEKAAN
GLOBAL
Elemennya adalah:
a) Mengenal dan menghargai budaya,
b) Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama,
c) Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
d) Berkeadilan sosial
109. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. DIMENSI BERNALAR
KRITIS
• Elemennya adalah:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan,
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
3. Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya
sendiri.
110. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
6. DIMENSI
KREATIF
• Elemennya adalah:
1. Menghasilkan gagasan yang orisinal
2. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
3. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
111. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PENERAPAN P-
3
•Budaya satuan pendidikan,
•Pembelajaran intrakurikuler,
•Projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila,
•Ekstrakurikuler.
113. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
• Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran
lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi
terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
• Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based
learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek
dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
• Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal,
struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih
interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar
Pancasila.
Sumber: Panduan Pengembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila,
Kemendikbud 2021.
114. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CIRI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
1. Bersifat lintas disiplin (Tidak terikat pada satu mata pelajaran).
2. Merupakan model pembelajaran yang melibatkan murid dalam
proses mengamati dan memikirkan solusi terhadap pemasalahan
di lingkungan sekitarnya.
3. Menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek
(project based learning).
4. Memiliki perbedaan dengan pembelajaran berbasis projek di
program intrakulikuler dalam hal fleksibilitas struktur
pembelajaran.
5. Bertujuan menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar
Pancasila (bukan untuk mencapai CP Bidang Studi).
116. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KARAKTER
P-5
• Pembelajaran berbasis projek memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengeksplorasi suatu topik, isu, atau masalah tanpa
ada sekat-sekat disiplin ilmu atau batasan antar mata pelajaran.
• P-5 dinilai sangat sesuai untuk pengembangan kompetensi Abad
21
serta nilai-nilai atau karakter (OECD, 2018)
• Ki Hadjar Dewantara (2013) juga menekankan bahwa
mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, peserta didik perlu
menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata,
di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.
117. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
SEKILAS
TENTANG P-5
•Projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih
fleksibel dan tidak seformal kegiatan pembelajaran
intrakurikuler,
•Tidak harus berkaitan erat dengan Capaian
Pembelajaran mata pelajaran apapun.
•Target capaiannya adalah profil pelajar Pancasila
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
•Situasi belajar yang seperti ini dinilai efektif untuk
mendorong pengembangan karakter dan
118. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PELAKSANAAN
P-5
• Rentang waktu yang bervariasi, bisa satu minggu namun
bisa juga berlangsung sepanjang satu semester
bergantung pada tujuan, ruang lingkup, dan
kompleksitasnya.
• Kegiatan ini biasanya meliputi proses
menginvestigasi/meneliti atau melakukan eksperimen
untuk menjawab pertanyaan yang otentik, menarik, dan
kompleks bagi peserta didik.
• Alokasi waktu jam pelajaran untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila ditetapkan per tahun, agar
satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
untuk menyelenggarakan dua projek (SD, SMP) atau
tiga projek dalam setahun (SMA).
119. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
TAHAPAN PERENCANAAN
P-5
•Merancang Alokasi Waktu dan Dimensi
Profil Pelajar Pancasila
•Membentuk Tim Fasilitas Projek
•Identifikasi Tingkat Kesiapan Sekolah
•Penentuan Tema Umum
•Penentuan Topik Spesifik
•Merancang Modul Projek
123. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4. PEMILIHAN TEMA
UMUM
• Gaya Hidup Berkelanjutan (SD‒SMA/SMK)
• Kearifan lokal (SD‒SMA/SMK)
• Bhinneka Tunggal Ika (SD‒SMA/SMK)
• Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA/SMK)
• Suara Demokrasi (SMP‒SMA/SMK)
• Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
(SD‒SMA/SMK)
• Kewirausahaan (SD‒SMA/SMK)
124. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. PENENTUAN TOPIK
SPESIFIK
• Penentuan topik spesifik ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai
dengan aktivitas apa yang akan dilakukan sebagai projek dan
disesuaikan dengan tema-tema yang telah ditentukan.
• Menentukan tema dengan beracuan pada permasalahan secara
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
125. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
6. MERANCANG MODUL
PROYEK
• Modul projek merupakan perencanaan pembelajaran dengan
konsep pembelajaran berbasis projek (project-based learning)
yang disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan
peserta didik, mempertimbangkan tema serta topik projek, dan
berbasis perkembangan jangka panjang.
• Modul projek dikembangkan berdasarkan dimensi, elemen,
dan subelemen Profil Pelajar Pancasila
126. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Mengadaptasi Modul
yang Sudah Ada
Mengadaptasi modul yang
sudah tersedia dapat dilakukan
untuk mengawali persiapan
projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila pada kesempatan
pertama pelaksanaannya di
sekolah.
Membuat Modul secara
Mandiri
Setelah terampil mengadaptasi
modul projek, harapannya
sekolah dapat membuat
rancangan modulnya secara
mandiri sebagai hasil
kolaborasi tim pengembang
projek di sekolah.
127. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ALUR AKTIVITAS MODUL
PROJEK
• Tahap Pengenalan
• Tahap Kontekstualisasi
• Tahap Aksi
• Tahap Refleksi dan Tindak
Lanjut
128. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. TAHAP
PENGENALAN
• Asesmen Diagnostik, Dialkukan sebelum projek dimulai untuk
mengukur kompetensi awal peserta didik yang dipakai untuk
menentukan diferensiasi peserta didik, pengembangan alur dan
kegiatan projek dan penentuan perkembangan sub elemen antarfase.
• Tahap Pengenalan. Mengenal dan membangun kesadaran peserta didik
terhadap isu. Aktivitas yang dilakukan:
1.Perkenalan isu
2.Eksplorasi isu
3.Refleksi Awal
4.Kunjungan atau observasi secara kontekstual
5.Diskusi Kritis tentang Isu
129. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. TAHAP
KONTEKSTUALISASI
• Tahap ini mengontekstualisasikan masalah di lingkungan tersebut.
Aktivitasnya adalah:
1. Pengumpulan dan pengorganisasian serta penyajian data
2. Mengembangkan solusi permasalahan di sekolah yang
berhubungan
dengan isu.
3. Pengorganisasian dan penugasan secara individu.
4. Asesmen formatif dan presentasi
130. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. TAHAP
AKSI
• Tahap Aksi. Bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka
dapat
melalui aksi nyata.
Aktivitasnya adalah:
1. Membuat poster
2. Membuat poster untuk aksi nyata A
3. Membuat poster aksi nyata B
4. Membuat poster aksi nyata C
5. Asesmen Formatif.
131. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4. TAHAP REFLEKSI DAN
TINDAK
LANJUT
• Tahap refleksi dan tindak lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi
karya,
evaluasi, dan refleksi, serta menyusun langkah strategis.
Aktivitasnya diantaranya:
1. Asesmen Sumatif
2. Asesmen Sumatif aksi nyata
3. Beraksi dan berefleksi
132. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Jenjang Informasi umum Komponen inti Lampiran
Dasar,
Menengah,
Diksus, &
Kejuruan
● Identitas penulis modul
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Relevansi tema dan topik
projek untuk sekolah
● Deskripsi singkat projek
● Dimensi dan sub elemen
dari Profil Pelajar
Pancasila yang berkaitan
● Tujuan spesifik untuk
fase tersebut
● Alur kegiatan projek
secara umum
● Asesmen
● Pertanyaan pemantik
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik
dan pendidik
● Lembar kerja peserta
didik
● Bahan bacaan
pendidik dan peserta
didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
PAUD ● Tujuan Kegiatan
● Durasi kegiatan
● Alat dan bahan
● Tahap Permulaan
● Tahap Pengembangan
● Tahap Penyimpulan
● Kelanjutan Projek
● Kegiatan Selingan
Projek
MODUL
PROJEK
133. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CONTOH ALUR AKTIVITAS
MODUL
PROJEK
Sub-elemen yang disasar
● Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
● Menjaga Lingkungan Alam
Sekitar
● Kerja sama
● Koordinasi Sosial
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi
dan gagasan
Modul Projek Fase D
Tema: Gaya Hidup
Berkelanjutan Topik:
Sampahku, Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
● Gotong royong
● Bernalar kritis
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya
terhadap perubahan iklim
1. 2. 3. 4. 5.
Perkenalan: Eksplorasi Isu Refleksi awal Kunjungan ke TPA/ Diskusi Kritis
Perubahan Iklim dan Komunitas Peduli Masalah Sampah
Masalah Pengelolaan Sampah
Sampah
Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6. 7. 8. 9.
Pengumpulan, Trash Talk: Pengorganisasian Asesmen Formatif
Pengorganisasian, Sampah di Sekolahku Data Secara Mandiri Presentasi: Sampah
dan Penyajian Data di Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10. 11. 12. 13. 14.
Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Asesmen Formatif
Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Simulasi Pameran
Eksplorasi program Peranku dan Solusiku Menentukan Membuat Poster Poster Aksi Nyata
pengelolaan sampah Karakteristik Poster Sayangi Sekolahku
yang ada yang Baik
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun
langkah strategis
15. 16. 17.
Asesmen Sumatif Asesmen Sumatif Mari Beraksi Sambil
Pameran Poster Aksi Evaluasi Solusi Yang Refleksi
Nyata Sayangi Ditawarkan Mengelola Sampah di
Sekolahku Sekolah
135. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN
PROYEK
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai asesmen projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila
1.Memiliki variasi bentuk asesmen (formatif dan sumatif) serta instrumen
asesmen
(lembar ceklis, rubrik, catatan pengamatan, tes, dan sebagainya).
2.Penekanan pada asesmen performa/kinerja.
3.Asesmen akhir berupa rubrik dengan 4 kriteria: Mulai Berkembang,
Berkembang,
Berkembang sesuai Harapan, Sangat Berkembang
4.Rumusan kompetensi yang menjadi tujuan ditempatkan dalam
kriteria “Berkembang Sesuai Harapan”.
5.Perlu diperhatikan keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
6.Pada jenjang PAUD, pelaporan hasil belajar tidak terpisah dengan rapor
136. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian fase dari dimensi
Berkebinekaan Global, elemen
Mengenal dan Menghargai
Budaya, sub elemen Mendalami
Budaya dan Identitas Budaya
Rumusan kompetensi tersebut
yang menjadi tujuan kegiatan
projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Dalam setiap modul,
guru dapat memilih 3-7
subelemen untuk menjadi
sasaran kegiatan.
TUJUAN
PROJEK
142. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
•Evaluasi implementasi projek bersifat
menyeluruh.
•Evaluasi implementasi projek fokus
kepada proses.
•Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak
dan seragam.
•Gunakan berbagai jenis bentuk asesmen
yang dilakukan tersebar selama projek
dijalankan.
•Libatkan peserta didik dalam evaluasi.
143. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Penerjemahan CP dan Rumusan Kalimat TP
Bidang studi/fase/kelas yang dianalisis : …………
Rumusan Kalimat TP dari hasil analisa CP :
Nama :
Instansi :
144. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kalimat Tujuan Pembelajaran
(urutan boleh disesuaikan)
Topik
(sudah disusun beralur)
Perkiraan
jumlah JP
Dimensi Profil Pelajar
Pancasila
Karakteristik/potensi sekolah
yang terkait topik
Inti materi
(konten)
Keterampilan
(kompetensi)
1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst dst
1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst dst
Bidang studi/fase/kelas yang dianalisis : ……………
Nama :
Instansi: