Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah memberikan keleluasan kepada madrasah untuk mengembangkan kurikulum operasionalnya sendiri dengan tetap mengacu pada standar isi dan capaian pembelajaran yang ditetapkan pemerintah (paragraf 1). Pedoman implementasi mencakup pembelajaran dan asesmen, pengembangan kurikulum madrasah, serta penguatan profil pelajar pancasila (paragraf 2).
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Kurmer IN_IVI (22 Oktober 2022)_Hanun.pptx
1. Implementasi
Kurikulum Merdeka Pada Madrasah
DIREKTORAT KSKK MADRASAH
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2022
3. Implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan
berikut ini:
Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
SK Dirjen Pendis No. 3211 tentang
Capaian Pembelajaran PAI dan Bahasa
Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah
kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada
setiap fase, Dibuat dalam bentuk
pernyataan yang disajikan dalam
paragraf yang utuh.
Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
KMA 347 Tahun2022
Pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka pada madrasah
Kurikulum disederhanakan
dan bersifat lebih fleksibel
sehingga selaras dengan
semangat kemandirian
madrasah.
Pemerintah menetapkan
kurikulum minimum, prinsip
pembelajaran dan asesmen,
madrasah dapat
mengembangankan
program dan kegiatan
tambahan sesuai visi, misi
dan sumber daya yang
tersedia.
Madrasah dan pendidik
memiliki keleluasaan untuk
mengorganisasikan
pembelajaran sesuai
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Kepmendikbudristek
No. 56 Tahun 2022
Keputusan Kepala
BSKAP
No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
4. PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA MADRASAH
Memahami
Garis Besar
Kurikulum
Merdeka
Memahami
Pembelajaran
dan Asesmen
Memahami
Pengembangan
Kurikulum
Operasional
Madrasah
Memahami
Pengembangan
Projek
Penguatan
Pelajar
Pancasila dan
Profil Pelajar
Rahmatan lil
Alamin
Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi, Direktorat KSKK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia
5. MEMAHAMI GARIS BESAR KURIKULUM
MERDEKA DI MADRASAH
• Membaca regulasi dasar IKM di madrasah
• Memahami kebijakan IKM di madrasah
• Mendalami berbagai panduan IKM, seperti Kurikulum
Operasional di Madrasah, Pembelajaran dan Asesmen,
P5 dan PPRA
7. STRUKTUR
KURIKULUM MI
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Tahun
I II III - V ) VI
Pendidikan Agama
Islam*;
a. Al Quran Hadis 72 (2) 72 (2) 72 (2) 64 (2)
b. Akidah Akhlak 72 (2) 72 (2) 72 (2) 64 (2)
c. Fikih 72 (2) 72 (2) 72 (2) 64 (2)
d. SKI 72 (2) 64 (2)
Bahasa Arab 72 (2) 72 (2) 72 (2) 64 (2)
Pendidikan Pancasila 144 (4) 144 (4) 144 (4) 128 (4)
Bahasa Indonesia 216 (6) 252 (7) 216 (6) 192 (6)
Matematika 144 (4) 180 (5) 180 (5) 160 (5)
Ilmu PengetahuanAlam
dan Sosial
180 (5) 160 (5)
Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 108 (3) 108 (3) 96 (3)
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Prakarya (Budidaya,
Pengolahan,
Kerajinan, dan Rekayasa
108 (3) 108 (3) 108 (3) 96 (3)
Bahasa Inggris 72 (2) 72 (2) 72 (2) 64(2)
Muatan Lokal **** 72 (2) *** 72 (2) *** 72 (2) *** 64 (2) ***
Total*****: 1152 (32) 1224 (34) 1440 (40) 1280 (40)
1. Perhitungan waktu disampaikan
dalam satu tahun, madrasah dalam
memanfaatkan waktu yang tersedia
dapat merencanakan sendiri menjadi
setiap minggu,dua mingguan, tiga
mingguan, bulanan atau bahkan secara
blok materi dengan memanfaatkan
waktu yang diperlukan untuk
mewujudkan capaian pembelajaran.
Pertimbangannya adalaf efektivitas
pembelajaran yang hendak dicapai oleh
setiap mata pelajaran atau kolaboratif
beberapa mata pelajaran
2. Asumsi 1 Tahun = 36 pekan dan 1 JP =
35 menit untuk kelas I – V
3. Asumsi 1 Tahun = 32 pekan dan 1 JP =
35 menit untuk kelas VI
4. Satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif di
MImenyediakan layanan program
kebutuhan khusus sesuai kondisi
peserta didik berdasarkan hasil
8. Kebijakan Implementasi Kurikulum di Madrasah
Madrasah dapat Memilih
Strategi penyelenggaraan pembelajaran pada masa pemberlakuan Kurikulum Merdeka diberikan
pilihan sebagai berikut;
1. Madrasah menerapkan Kurikulum 2013, dengan Standar Isi, Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan
madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum
operasional di masing-masing madrasah.
2. Madrasah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan Standar Isi dan Capaian Pembelajaran
yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan madrasah melakukan
kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing
madrasah.
10. Pembelajaran
Paradigma baru?
Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak,
berawal dari pemetaan kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
pelaksanaan assesmen yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran
agar dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Istilah pembelajaran paradigma baru pada Kurikulum Merdeka bukan berarti
menghadirkan konsep dan prinsip pembelajaran yang sepenuhnya baru, namun
lebih pada upaya untuk memastikan terciptanya praktik pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik.
Oleh sebab itu pada Kurikulum Merdeka, pendidik memiliki keleluasaan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran dan assesmen yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran
akan menjadi proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis. Dengan begitu diharapkan
peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan
kepemilikan terhadap proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk
memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik lainnya serta kepada
pendidik.
Pada Madrasah yang memiliki PDBK, perlu melakukan identifikasi dan asesmen PDBK di awal tahun pelajaran
untuk menemukenali kondisi dan kebutuhan khusus PDBK sebagai dasar pengembangan kurikulum, pembelajaran
dan asesmen akomodatif, serta program kebutuhan khusus dan pengembangan keterampilan pilihan.
12. Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2
SD/MI/Paket A
Kelas 3-4
SD/MI/Paket A
Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9
SMA/MA/Paket C
Kelas 10
SMA/MA/Paket C
Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM
DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
Pembagian
Fase
13. Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
Kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
disajikan dalam paragraf yang utuh.
Kemampuan yang perlu dicapai peserta
didik setelah mempelajari mata
pelajaran tersebut
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● Keterkaitan antara Mapel dengan
salah satu (atau lebih) Profil
Pelajar Pancasila
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian dalam Setiap Fase
Secara Keseluruhan
Capaian dalam Setiap Fase
menurut Elemen
● Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
14. Karakteristik CP Mapel PAI –B Arab
1 Keterampilan Abad 21
2 Konteks Bermasyarakat Global
3 Berbangsa dan bernegara
15.
16. Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan
pengalaman nyata dan kontekstual.
Menurut teori belajar
konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan
bukanlah kumpulan atau
seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam CP
dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan
melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak bersifat statis,
tetapi berevolusi dan berubah
secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-
pengalaman baru yang
memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Bentuk “Pemahaman” dalam CP
Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap yang
rendah (C2). Namun demikian,
konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk
perancangan pembelajaran dan
asesmen kelas yang lebih
operasional, bukan untuk CP yang
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
menurunkan/menerjemahkan CP ke
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
17. Setiap CP suatu mata pelajaran
memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut
memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang
untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau berbeda
dengan mata pelajaran lainnya,
hal tersebut disesuaikan dengan
karakteristik pada masing-masing
mata pelajaran. Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan
Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
18. Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat,
membedakan perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem
organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu
(sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat
merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan
energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk
alat- alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan
fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman
ini peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Karakteristik Mata
Pelajaran
Pemahaman
IPA
Capaian Pembelajaran
Elemen CP
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
19. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Keterampilan
Proses
Capaian
Pembelajaran
Elemen CP
1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan
ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam
penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non
digital. Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk
mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data.
Menunjukkan permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan.
Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
20. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
1
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun Tujuan Pembelajaran
(TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
2
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
3
Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian
(Asesmen)
4
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
21. Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran dapat
dipahami melalui skema berikut:
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk
memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga
mereka mencapai akhir fase
Dalam
merancang
pembelajaran
pendidik dapat
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau
perencanaan pembelajaran,
(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah
Pendidik
menentukan pilihan
tersebut
berdasarkan
kemampuan
masing-masing
22. Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan dari awal
hingga akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
terdiri atas:
Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir
satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi
yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
24. Dokumen Perencanaan pembelajaran
dapat berupa:
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
1
Modul Ajar
2
Apabila pendidik menggunakan
modul ajar, maka ia tidak
perlu membuat RPP karena
komponen-komponen dalam
modul ajar meliputi
komponen-komponen dalam
RPP.
Komponen minimum dalam
rencana pelaksanaan
pembelajaran
Komponen minimum dalam
modul ajar
● Tujuan pembelajaran (salah
satu dari tujuan dalam alur
tujuan pembelajaran)
● Langkah-langkah atau
kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih
pertemuan.
● Asesmen pembelajaran:
Rencana asesmen untuk di
awal pembelajaran dan
rencana asesmen di akhir
pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan
pembelajaran
● Tujuan pembelajaran (salah satu
dari tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran)
● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk
satu tujuan pembelajaran yang
dicapai dalam satu atau lebih
pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal
pembelajaran beserta instrumen
dan cara penilaiannya
● Rencana asesmen di akhir
pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran
beserta instrumen dan cara
penilaiannya
● Media pembelajaran yang
digunakan, termasuk misalnya
bahan bacaan yang digunakan,
Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran
26. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan
rujukan teori untuk merumuskan tujuan pembelajaran,
diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk tidak
fokus pada satu teori saja,
melainkan dapat menggunakan
teori atau pendekatan lain dalam
merancang tujuan pembelajaran,
selama teori tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata pelajaran
serta konsep/topik yang dipelajari,
karakteristik peserta didik, serta
konteks lingkungan pembelajaran.
27. Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Teknik 1
Teknik 2
Teknik 3
31. Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur
(sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang
Konkret ke yang
Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek
geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah
ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek
dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum
mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat
memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan
penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan
digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam
mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu.
Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
32. LK 1 Perumusan Tujuan Pembelajaran dan
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
• Secara berkelompok, lakukan analisis Capaian
Pembelajaran (CP) pada satu Fase tertentu!
• Rumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dari Capaian
Pembelajaran (CP) tersebut dengan teknik yang sesuai
dengan karakeristik Capaian Pembelajaran (CP) dan
peserta didik!
• Susunlah Alur Tujuan Pembelajaran dari Tujuan
Pembelajaran yang telah tersusun sebelumnya untuk
masing-masing kelas pada Fase tersebut!
34. Profil Pelajar
Pancasila
Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu
pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil
(kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh
sistem pendidikan Indonesia.
Melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
Berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa
Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan
konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di
Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi
industri 4.0.
Diharapkan Pelajar Indonesia memiliki kompetensi
untuk menjadi warga negara yang demokratis serta
menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21.
Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat
berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi
berbagai tantangan.
Profil pelajar Pancasila memiliki enam dimensi
kunci. Keenamnya saling berkaitan dan
menguatkan. Keenam dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa
profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada
kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan
perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia
sekaligus warga dunia.
34
“Pelajar
Indonesia
merupakan
pelajar sepanjang
hayat yang
kompeten,
berkarakter, dan
berperilaku
sesuai nilai-nilai
Pancasila.”
35. Profil Pelajar
Rahmatan lil
Alamin
Sebuah ikhtiar untuk merawat tradisi dan menyemai
gagasan beragama yang ramah dan moderat..
Gagasan Rahmatan lil Alamin sesungguhnya adalah
salah satu opsi merawat kebhinnekaan Indonesia tanpa
harus mencabut tradisi dan kebudayaan yang ada. .
Mengembangkan konsep agama moderat di tengah
umat sangatlah penting, khususnya di Indonesia.
Karena di negara ini terdapat banyak aliran dalam
agama, pola pikir yang beragam, dan multi-etnis.
Sebagai negara yang berlandaskan falsafah Pancasila,
Pancasila dapat dipandang sebagai salah satu
perwujudan dari Rahmatan lil Alamin. Banyak nilai-nilai
luhur yang ada dalam Pancasila selaras dengan ajaran
agama.
Agama dan Pancasila yang terbangun harmonis dalam
sistem demokrasi Indonesia, terbukti dan diharapkan
akan terus mampu menangkal virus radikalisme politik,
agama, etnis dan lain sebagainya
Profil pelajar rahmatan lil alamin didasarkan pada
10 nilai. Kesepuluh nilai tersebut adalah:
1. Berkeadaban (Ta’addub).
2. Keteladanan (Qudwah)
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan
(Muwaṭanah) .
4. Toleransi (Tasāmuh)
5. Syura
6. Adil wa I`tidal (konsisten)
7. Tawazun
8. Tawasuth
9. Kesetaraan (Musawwa)
10.Dinamis dan Iovatif (Tathawwur wa
Ibtikar)
Nilai-nilai tersebut mengandung nilai-nilai
karakter dan perilaku yang bisa diamati,
dibiasakan, dan dievaluasi oleh guru sehingga
bisa membentuk profil pelajar yang berakhlak
terpuji, toleran, dan menjadi warga negara yang
baik.
35
36. Gambaran Pencapaian Profil
Pelajar Pancasila dan Pelajar
Rahmatan lil Alamin di
Satuan Pendidikan
Profil pelajar Pancasila dan
pelajar Rahmatan lil Alamin
adalah karakter dan
kemampuan yang dibangun
dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
individu peserta didik melalui
budaya satuan pendidikan,
pembelajaran intrakurikuler,
projek penguatan profil
pelajar Pancasila, dan
ekstrakurikuler.
36
37. P5 DAN P2RA
• 2 Nilai Yang Sama
Bergandengan Dengan
Satu Kegiatan dengan
Dua Penilaian.
• Dilaksanakan di dalam
Ko Kurikuler yang
mengacu pada Dimensi
Profil Pelajar Pancasila
dan Nilai-Nilai Moderasi
Beragama.
• P2 RA Terintegrasi
dengan Intrakurikuler
dan Ekstrakurikuler
Projek Profil
Pelajar Pancasila
Projek Profil
Rahmatan lil
Alamin
Intrakurikuler
integrasi dengan subtansi
pelajaran
Ko-kurikuler
dirancang kolaboratif antar
mata pelajaran
Ekstrakurikuler
integrasi dalam
pengembangan minat bakat
38. PRINSIP PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA & PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
Prinsip
P5-PPRA
1. Holistik
2. Kontekstual
3. Berpusat pada PD
4. Ekploratif
5. Kebersamaan
6. Keberagaman
7. Kemandirian
8. Kebermanfaatan
9. Religiusitas
39. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Pelajar Rahmatan lil Alamin
Untuk Satuan Pendidikan
● Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah
ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
● Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi
pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Untuk Pendidik
● Memberikan ruang dan waktu untuk
mengembangkan kompetensi dan memperkuat
karakter profil pelajar Pancasila dan Pelajar
Rahmatan lil Alamin bagi peserta didik dan dirinya
sendiri.
● Memberikan kesempatan yang luas untuk
merancang kegiatan pembelajaran yang
berdampak pada peserta didik.
● Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik
yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik
dari mata pelajaran lain untuk memperkaya proses
pembelajaran.
Projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
memberikan ruang
bagi semua anggota
komunitas satuan
pendidikan untuk
dapat
mempraktikkan dan
mengamalkan profil
pelajar Pancasila dan
Pelajar Rahmatan lil
Alamin
Untuk Peserta Didik
● Mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter profil pelajar
Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin
untuk menghadapi tantangan dunia yang
semakin kompleks.
● Mengasah inisiatif dan partisipasi untuk
merencanakan pembelajaran secara aktif
dan berkelanjutan.
● Mengembangkan keterampilan, sikap, dan
pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu
tertentu.
● Melatih kemampuan pemecahan masalah
dalam beragam situasi belajar.
● Memperlihatkan tanggung jawab dan
kepedulian terhadap isu di lingkungan
sekitar sebagai salah satu bentuk hasil
belajar.
● Mengasah daya belajar dan kepemimpinan
peserta didik dalam proses pembelajaran. 39
40. MENDESAIN PROYEK PELAJAR
PANCASILA & PRLA
Merancang strategi pelaporan hasil
projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan
dan pelaporan hasil projek
Membentuk tim fasilitator P5&P2RA
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu
P5&P2RA
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil
pelajar Pancasila dan nilai Moderasi Beragama. Tema
projek serta merancang jumlah projek beserta alokasi
waktunya. (Dimensi, nilai Moderasi Beragamadan
tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan).
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan
satuan pendidikan.
Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai
tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan
tahapan umum: Menentukan sub-elemen
(tujuan projek); Mengembangkan topik, alur,
dan durasi projek, serta; Mengembangkan
aktivitas dan asesmen projek
2
3
4
5
1
41. 1. Membentuk Tim
Fasilitator Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
41
Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator
projek, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang
mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek.
Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat
membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator
kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan
khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis kekhususan.
1
2
Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek
memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas,
perwakilan dari masing-masing fase) untuk menjadi tim fasilitator
projek.
Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim
fasilitator projek untuk merencanakan dan membuat modul projek
bagi setiap kelas atau fase.
3
4
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah
pendidik yang berperan merencanakan,
menjalankan, dan mengevaluasi projek. Tim
fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala
satuan pendidikan dan koordinator projek.
Jumlah tim fasilitator projek dapat disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan satuan
pendidikan, dilihat dari:
● jumlah peserta didik dalam satu satuan
pendidikan,
● banyaknya tema yang dipilih dalam satu
tahun ajaran,
● jumlah jam mengajar pendidik yang belum
terpenuhi atau dialihkan untuk projek,
● atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan
masing-masing satuan pendidikan.
A. Langkah pembentukan tim fasilitator projek
42. 2. Mengidentifikasi
Tahapan
Kesiapan Satuan
Pendidikan dalam
Menjalankan
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila dan
Profil Pelajar
Rahman Lil
Alamin
42
Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap
pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin didasarkan pada kemampuan satuan
Pendidikan. P5 dan P2RA adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara
aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam.
P5 dan P2RA bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang
mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh
karenanya, P5 dan P2RA biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek.
43. ● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar
Pancasila dan nilai Rahmatan lil Alamin atau nilai moderasi beragama yang
akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau
program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila dan nilai moderasi beragama
yang dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak agar tujuan
pencapaian projek jelas dan terarah.
● Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan
sub-elemen dan nilai dan sub-nilai moderasi beragama yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul projek.
● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan
kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai
dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
43
3. Menentukan
Dimensi dan
Tema Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
dan Nilai
Rahmatan
LilAlamin
Dimensi Profil
Pelajar Pancasila
dan nilai
moderasi
beragama
44. DIMENSI DAN ELEMEN
Dimensi Elemen Subelemen
Beriman,
bertakwa
kepada tuhan
yang maha
esa, dan
berakhlak
mulia
Akhlak beragama Mengenal dan mencintaiTuhan Yang Maha
Esa
Pemahaman agama/kepercayaan
Pelaksanaan ritual ibadah
Akhlak pribadi Integritas
Merawat diri secara fisik,mental, dan spiritual
Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaandengan orang lain
dan menghargai perbedaan
Berempati kepada orang lain
Akhlak kepada alam Memahami keterhubunganekosistem Bumi
Menjaga lingkungan alamsekitar
Akhlak bernegara Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai
warganegara Indonesia
4. SEBAGAI DASAR MENYUSUN MODUL P5 &
P2RA
45. NILAI-NILAI PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
No Prinsip
Moderasi
Beragama
Nilai-Nilai Moderasi Beragama Sub Nilai Moderasi Beragama
1 Berkeadaban
(Ta’addub)
1. Shaleh individual
2. Shaleh sosial
3. Santun
4. - Berbudi pekerti mulia
Peserta didik
1. Menunjukkan sikap sopan santun kepada
siapapun;
2. Mendahulukan adab tata krama dari
pada ilmu;
3. Bertindak ta’at dan patuh kepada guru
dan kedua orang tua;
4. Menghormati dan menghargai yang lebih
tua, serta menyayangi yang lebih muda
2. Keteladanan
(Qudwah)
1. Integritas
2. Disiplin
3. Percaya Diri
1. Menjadikan dirinya sebagai contoh kebaikan;
2. Menunjukkan sikap taat aturan serta ikut
serta memberitahu, mengingatkan, menegur,
melaporkan sesuai kewenangannya
terhadap pelanggar peraturan.
3. Mengambil inisiatif dalam kebaikan dan
46. Prinsip Moderasi
Beragama
Fase Akhir
Sub-Nilai Moderasi
Beragama
Di Akhir Fase
PAUD
Di Akhir Fase A
(Kelas I-II)
Di Akhir Fase
B (Kelas III-
IV)
Di Akhir Fase C
((Kelas V-VI)
Di Akhir Fase D
(Kelas VII-IX)
Di Akhir Fase E
(Kelas X-XII)
Mengambil jalan
tengah
(Tawassuṭ)
Anti Radikalisme
dan Kekerasan
1. Memilih sikap
tengah di antara ekstim
kanan dan ekstrim kiri
dari beberapa pilihan
sikap; -
mengidentifikasi
diri dari
keberagaman dan
menjalankan
amalan ibadah
dalam agama
Islam yang
moderat
Mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan
ide-ide dan
amalan ibadah
keluarga yang
moderat.
Mengidentifika
si dan
mendeskripsik
an ide-ide dan
amalan ibadah
dalam
keluarga dan
kelompok
yang moderat.
Mengidentifikasi dan
mendeskripsikan
keragaman agama
dan peraturan dan
budaya lokal
mengenali
beragam ideologi
agama islam dan
kelompok-
kelompok ekstrem
dan dampaknya
bagi kerukunan
berbangsa dan
beragama
Menganalisis
beragam ideologi dan
kelompok-kelompok
ekstrem baik lokal,
nasional, maupun
internasional dan
memiliki sikap
tawasuth/moderat
Bijaksana
dalam bersikap
2. Memiliki sikap
terbuka dengan tetap
mempertimbangkan
ajaran agama,
peraturan dan budaya
lokal; -
Bijaksana
dalam bertindak
3. Menjadikan
praktek pengamalan
agama sebagai wujud
pengabdian kepada
Tuhan YME secara
pribadi.
TARGET CAPAIA PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
DI SETIAP FASE
47. ALUR AKTIVITAS
PROJEK
1. Pengenalan
•mengenali dan
membangun kesadaran
peserta didik terhadap
tema yang sedang
dipelajari
2. Kontektualisasi
•Menggali permasalahan
di lingkungan sekitar
yang terkait dengan topik
pembahasan
3. Aksi
•Merumuskan peran yang
dapat dilakukan melalui
aksi nyata
4. Refleksi
•Menggenapi proses
dengan berbagi karya
serta melakukan evaluasi
dan refleksi.
5. Tindak lanjut
•Menyusun langkah
strategis Temukan Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap
isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap perubahan
iklim.
Bayangkan Menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan
topik pembahasan
Lakukan Mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
Bagikan Menggenapi proses dengan berbagi karya serta melakukan evaluasi
dan refleksi
Contoh 3:
Mengamati Apa yang terjadi?
• Mempersiapkan observasi.
• Mengenal dan mendekati persoalannya (mencerap).
• Mencari inspirasi.
Mendefinisikan Oh, ternyata itu yang hendak dicapai
• Mende nisikantujuan dari temuan.
• Membuatkerangkakonteks.
Menggagas Bagaimana aku bisa menjadi bagian dari solusi?
• Melontarkandan mengembangkan gagasan.
• Membuatalternatifsolusi
Memilih Bagaimana aku bisa mewujudkannya tujuan?
• Memilih solusi yang sesuai dengan tujuan.
• Membuatpurwarupa
Merefleksikan Bagaimanasupaya ide ini menjadi lebih baik?
• Membagipengetahuan.
• Memintamasukan.
• Mengembangkanide lebih lanjut dari masukan
Contoh 2:
Contoh 1:
48. CONTOH PROJEK
P5 & P2RA FASE A
Tema:
Bhineka Tunggal Ika
Topik
Indahnya Kebersamaan dalam menjalin
Perdamaian
Total Waktu
120 JP
Dimensi Profil:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia
Berkebinekaan Global
Sub Elemen yang disasar
Merawat diri secara fisik, mental,
dan spiritual
Mengenal dan mendalami budaya
Nilai RA (10 Nilai RA):
Mengambil jalan tengah (Tawassuṭ)
Berkeadaban
Sub Nilai:
Menjadikan praktek pengamalan
agama sebagai wujud pengabdian
kepada Tuhan YME secara pribadi.
Shaleh sosial
Tujuan Projek :
Mengenali berbagai Agama di Indonesia
Mengenali Beragam suku bangsa dan Bahasa di Indonesia
Menghargai dan menghormati suku bangsa dan agama lain
Bercerita legenda atau dongeng dari berbagai daerah Indonesia
Mengekspresikan ide dan gagasan tentang seni dan budaya di Indonesia.
49. Aku Sayang Bumi
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik
pada isu lingkungan, eksplorasi
dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam
sebagai perwujudan rasa
sayang terhadap ciptaan Tuhan
YME.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi penyebab
banjir di sekitar,
membuat dan menghias
tempat sampah dari
barang bekas
● Membuat karya seni dari
bahan alam
Aku Cinta Indonesia
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang
Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya
sebagai anak Indonesia, serta
bangga menjadi anak
Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi budaya
nusantara dengan
kunjungan ke museum
budaya setempat
Bekerja sama
Tema ini bertujuan mengajak
peserta didik untuk mampu
berinteraksi dengan teman
sebaya, menghargai perbedaan,
mau
berbagi, dan mampu bekerja
sama.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Membuat “minggu
bertukar bekal” di mana
peserta didik membawa
bekal, menceritakan, dan
menghargai makanan
yang biasa dimakan di
rumah masing-masing.
Imajinasi dan Kreativitasku
Tema ini bertujuan mengajak peserta
didik belajar mengenali dunianya
melalui imajinasi, eksplorasi, dan
eksperimen. Pada tema Imajinasi dan
Kreativitasku, peserta didik
distimulasi dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi cara membuat
kendaraan bersayap lalu
bermain peran tentang terbang
dengan kendaraan tersebut
TEMA-TEMA UNTUK PAUD
50. Hidup Berkelanjutan
Peserta didik menyadari adanya
generasi masa lalu dan masa
yang akan datang, dampak
aktivitas manusia baik jangka
pendek maupun panjang terhadap
kelangsungan kehidupan. Peserta
didik membangun kesadaran
untuk bersikap dan berperilaku
ramah lingkungan, mempelajari
potensi krisis keberlanjutan yang
terjadi di sekitarnya, serta
mengembangkan kesiapan untuk
menghadapi dan memitigasinya.
Mereka memerankan diri sebagai
khalifah di bumi yang
berkewajikan menjaga kelestarian
bumi untuk kehidupan umat
manusia dan generasi penerus.
Contoh kontektualisasi tema:
Pemanfaatan sampah organik di
madrasah
Hutan dan paru-paru dunia
Kearifan Lokal
Peserta didik memahami
keragaman tradisi, budaya dan
kearifan lokal yang beragam
yang menjadi kekayaan budaya
bangsa. Peserta didik
membangun rasa ingin tahu
melaui pendekatan inkuiri dan
eksplorasi budaya dan kearifan
lokal serta beperan untuk
menjaga kelestariaannya.
Peserta didik mempelajari
bagaimana dan mengapa
masyarakat lokal/daerah
berkembang
seperti yang ada, mempelajari
konsep dan nilai di balik
kesenian dan tradisi lokal
kemudian merefleksikan nilai-
nilai yang dapat diterapkan
dalam kehidupannya.
Contoh kontektualisasi tema:
- Sistem masyarakat
adat di tengah modernisasi
Bhineka Tunggal Ika
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia
merdeka. Peserta didik memahami
bahwa pembangunan itu menyangkut
aspek jiwa dan raga, jiwa yang sehat
ada di tubuh yang sehat. Peserta
didik membangun kesadaran dan
keterampilan memelihara kesehatan
fisik dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian
dan mendiskusikan masalah-masalah
terkait kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta
berupaya mencari jalan keluarnya.
Mereka juga menelaah masalah-
masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan fisik
dan mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Memahami akan adanya kehidupan
akhirat atau yaumul hisab yang
terefleksi menjadi manusia yang taat
beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
- Bullying media sosial
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia
merdeka. Peserta didik memahami
bahwa pembangunan itu menyangkut
aspek jiwa dan raga, jiwa yang sehat
ada di tubuh yang sehat. Peserta didik
membangun kesadaran dan
keterampilan memelihara kesehatan
fisik dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian
dan mendiskusikan masalah-masalah
terkait kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta
berupaya mencari jalan keluarnya.
Mereka juga menelaah masalah-
masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan fisik dan
mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Memahami akan adanya kehidupan
akhirat atau yaumul hisab yang
terefleksi menjadi manusia yang taat
beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
51. Demokrasi Pancasila
Peserta didik memahami
demokrasi secara umum dan
demokrasi Pancasila yang
bersumber dari nilai-nilai luhur
sila ke-4. Mengedepankan
musyawarah untuk mufakat
untuk mengambil keputusan,
keputusan dengan sura
terbanyak sebagai pilihan
berikutnya. Menerima
keputusan yang diambil dari
proses yang demokratis dan
ikut bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
Peserta didik juga memahami
makna dan peran individu
terhadap kelangsungan
demokrasi Pancasila. Melalui
pembelajaran demokrasi,
peserta didik merefleksikan
dan memahami
tantangannya dalam
konteks yang berbeda,
Berekayasa dan
Berteknologi untuk
membangun NKRI
Peserta didik melatih untuk
memiliki kecakapan bernalar
kritis, kreatif dan inovatif
untuk mencipta produk
berbasis teknologi guna
memudahkan aktivitas diri
dan berempati untuk
masyarakat sekitar
berdasarkan karyanya.
Peserta didik terus-menerus
mengembangkan inovasi
untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan
masyarakat. Peserta didik
menerapkan teknologi dan
mensinergikan aspek sosial
untuk membangun budaya
smart society dalam
membangun NKRI dan rasa
cinta tanah air.
Kewirausahaan
Peserta didik
mengidentifikasikan potensi
ekonomi lokal dan upaya-
upanya untuk
mengembangkannya yang
berkaitan dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Melalui Kegiatan kewirausahaan
dapat menumbuhkan kreativitas
dan jiwa kewirausahaan peserta
didik. Peserta didik juga
membuka wawasan tentang
peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, menjadi
problem solver yang terampil,
serta siap untuk menjadi tenaga
kerja profesional penuh
integritas. Tema ini ditujukan
untuk jenjang MI, MTs, MA.
Karena jenjang MAK sudah
memiliki mata pelajaran Proyek
Kreatif dan Kewirausahaan
menuju pelajar yang berbagi dan
bermanfaat bagi orang lain,
maka tema ini tidak menjadi
KEBEKERJAAN
Peserta didik
menghubungkan berbagai
pengetahuan yang telah
dipahami dengan
pengalaman nyata di
keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun
pemahaman terhadap
ketenagakerjaan, peluang
kerja, serta kesiapan kerja
untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai
dengan keahliannya,
mengacu pada kebutuhan
dunia kerja terkini. Dalam
proyeknya, peserta didik juga
akan mengasah kesadaran
sikap dan perilaku sesuai
dengan standar yang
dibutuhkan di dunia kerja.
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
52. Jenjang
Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 proyek profil dengan tema berbeda
MI 2 (dua) proyek dengan 2 (dua) tema berbeda di MI
MTs 3 (Tiga) projek dengan 3 (tiga) tema berbeda
MA Kelas X
3 (Tiga) projek dengan 3 (tiga) tema berbeda
MA Kelas XI dan XII
2 (dua) proyek dengan 2 (dua) tema berbeda
MAK Kelas X 3 (tiga) proyek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan
MAK Kelas XI 2 (dua) proyek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema
Kebekerjaan
MAK Kelas XII 1 Projek dengan tema kebekerjaan
Sumber, KMA No. 347 Tahun 2022
53. CONTOH SEKUEN PROYEK UNTUK FASE A
Tema:
Bhineka Tunggal Ika
Topik
Indahnya Kebersamaan dalam menjalin
Perdamaian
Total Waktu
120 JP
Dimensi Profil:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia
Berkebinekaan Global
Sub Elemen yang disasar
Merawat diri secara fisik, mental,
dan spiritual
Mengenal dan mendalami budaya
Nilai RA :
Mengambil jalan tengah (Tawassuṭ)
Berkeadaban
Sub Nilai:
Menjadikan praktek pengamalan
agama sebagai wujud pengabdian
kepada Tuhan YME secara pribadi.
Shaleh sosial
Tujuan Projek :
Mengenali berbagai Agama di Indonesia
Mengenali Beragam suku bangsa dan Bahasa di Indonesia
Menghargai dan menghormati suku bangsa dan agama lain
Bercerita legenda atau dongeng dari berbagai daerah Indonesia
Mengekspresikan ide dan gagasan tentang seni dan budaya di Indonesia.
54. LANJUTAN
Tahap Diagnostik
Tahap Pengennalan: Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap Bhineka Tunggal Ika
1. Perkenalan 2. Eksplorasi Isu tentang beragam agama, suku,,
dan budaya di Indonesia melalui membaca
dibantu guru dan orang tua, mengamati video, dan
mencari informasi beragam seni-budaya
Indonesia.
3. Refleksi Awal
Kontekstualisasi masalah: Mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
4. Menjelaskan praktik keseharian yang
dilakukan agama-agama di Indonesia;
merefleksi diri amalan agama yang
dilakukan sehari-hari di sekolah dan di
rumah; dan memberikan sikap terhadap
umat agama selain Islam
5. Siswa menjelaskan identitas diri dari
beragam budaya, suku, dan Bahasa
Indonesia baik dari segi cara
berpakaian, rumah tinggal, dan Bahasa
di Indonesia serta membuat silsilah
keluarga.
6. Mengeksplorasi rumah adat, pakaian adat,
dan berbagai seni dan budaya di Indonesia
7. Mengenali legenda dan dongeng dari
berbagai daerah
8. Bercerita Dongeng atau legenda dari
berbagai daerah
9. Siswa mengidentifikasi fakta bagaimana
menghormati dan menghargai perbedaan
budaya, suku, dan agama lain. Guru
mengukur dengan skala sikap
Tahap Aksi: Bersama-sama mewujudkan pelajaran mereka melalui aksi nyata
10. Merencanakan Produk 11. Membuat Produk 12. Memamerkan produk tentang seni dan budaya
Indonesia
13. Mengajak diskusi dengan
siswa tentang karya dan
tampilan pada pameran
14. Menanyakan kepada siswa apa
yang akan diperbaiki dan ditambahkan
jika melakukan pameran serupa
15. Asesmen Formatif (Refleksi praktik agama sehari-hari
baik di rumah maupun di madrasah melalui kartu diary,
Silsilah Keluarga, Performa mendongeng, Skala sikap cinta
terhadap dongen dan legenda Indonesia, dan skala sikap
menghargai dan menghormati perbedaan budaya, suku,
dan agama.
57. Mulai
berkembang
Sedang
Berkembang
Berkembang
sesuai
Harapan
Sangat
Berkembang
Mengambil
jalan
tengah
(Tawassuṭ)
mengidentifikasi
diri dari
keberagaman
dan menjalankan
amalan ibadah
dalam agama
Islam yang
moderat
Mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan
ide-ide dan amalan
ibadah keluarga
yang moderat.
Mengidentifikasi dan
mendeskripsikan
ide-ide dan amalan
ibadah dalam
keluarga dan
kelompok yang
moderat.
Mengidentifikasi dan
mendeskripsikan
keragaman agama
dan peraturan dan
budaya lokal
Menyusun Rubrik Penilaian Projek Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Contoh Rubrik Utama Profil Rahmatan Lil Alamin
Prinsip Mengambil Jalan Tengan (Tawasssuth) Fase B
Rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik dijadikan sebagai tujuan projek.
Dalam perancangan rubrik utama projek, rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase
pesertadidik dimasukkan ke dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan, rumusan fase
sebelumnya dimasukkan ke dalam kategori Mulai dan Sedang Berkembang, sementara
rumusan fase setelahnya dimasukkan ke dalam kategori sangat berkembang.
5. PELAPORAN KEGIATAN PROJEK