1. Disampaikan dalam Forum Ilmiah APSI ke LVI
MERETAS PARADIGMA BARU
SMK SEBAGAI PUSAT KEUNGGULAN
Oleh :
DINA MARTHA TIRASWATI,M.Pd
Pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1
Provinsi Jawa Barat
2.
3. TANTANGAN
1. Kesempatan peningkatan kompetensi
guru, kepala sekolah, dan pengawas SMK
sesuai kebutuhan dunia kerja masih sedikit 2. Sinergi pemangku kepentingan,
termasuk dunia kerja, pada program
pengembangan SMK masih kurang
3. Belum semua SMK mengembangkan
kurikulum bersama dunia kerja 4. Belum semua SMK memiliki
fasilitas yang sesuai standar
5. Manajemen sekolah masih
cenderung terbebani hal-hal
administratif
4. DASAR
HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003).
2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024.
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 17/M/2020 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Sekolah penggerak,
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 17/M/2020
01
02
03
04
Menjamin pemerataan kualitas
pendidikan melalui program
peningkatan kapasitas kepala
sekolah yang mampu memimpin
satuan pendidikan dalam mencapai
pembelajaran yang berkualitas,
Menciptakan iklim kolaboratif bagi
para pemangku kepentingan di bidang
pendidikan baik pada lingkup sekolah,
pemerintah daerah, maupun pusat.
Tujuan Program Sekolah
Penggerak adalah meningkatkan
kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila,
Membangun ekosistem pendidikan
yang lebih kuat yang berfokus pada
peningkatan kualitas,
..
6. BAGAIMANA BENTUK KESELARASAN MENDALAM DAN
MENYELURUH SMK PUSAT KEUNGGULAN DENGAN DUNIA KERJA?
Tidak hanya MoU, tapi juga dengan:
i
Link & Match
Keterlibatan dunia kerja di
segala aspek penyelenggaraan
pendidikan vokasi
Kurikulum disusun bersama
termasuk penguatan aspek softskills dan
karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek
hardskills yang sesuai kebutuhan dunia kerja
Pembelajaran berbasis project riil dari
dunia kerja (PBL)
untuk memastikan hardskills akan
disertai softskills dan karakter yang kuat
Jumlah dan peran guru/instruktur dari
industri dan ahli dari dunia kerja
ditingkatkan secara signifikan (sampai
minimal mencapai 50 jam/semester/ program
keahlian)
Praktik kerja lapangan/industri
minimal 1 semester
Sertifikasi kompetensi
yang sesuai standar dan kebutuhan dunia
kerja (bagi lulusan dan bagi guru/instruktur)
Riset terapan mendukung teaching factory
yang bermula dari kasus atau kebutuhan
Komitmen serapan
lulusan oleh dunia kerja
5
6
7
8
1
2
3
4 i
Update teknologi dan
pelatihan bagi guru/instruktur
secara rutin dari dunia kerja
Berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan
dengan dunia kerja, antara lain:
✔ Beasiswa dan/atau ikatan dinas
✔ Donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya
✔ dan lain sebagainya
7. TRANSFORMASI
PENGEMBANGAN
SMK
300 Sekolah
491 Sekolah
4.586 guru
dan kepala
sekolah
Maritim, pariwisata, pertanian, industri kreatif, dan
teknologi.
FOKUS
SEKTOR
FOKUS
SEKTOR
Prioritas utama (pemesinan dan konstruksi, ekonomi
kreatif,
hospitality, care services) serta prioritas lain (kerja sama
luar negeri)
SMK Pusat Keunggulan
(2021)
SMK Center of Excellence
(2020)
Peningkatan pembelajaran dunia kerja peningkatan kompetensi
guru dan kepala SMK, serta sarana dan prasarananya.
SMK Revitalisasi
(2019)
Peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana
pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja.
8. Bekerja Melanjutkan
Studi
Wirausaha
VISI PROGRAM SMK PUSAT KEUNGGULAN
Menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi
wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam
dan menyeluruh dengan dunia kerja, serta menjadi rujukan/
pengimbas dalam peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.
Lulusan SMK diproyeksikan siap untuk:
10. Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Guru melalui program pelatihan dan pendampingan
intensif untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran
berbasis dunia kerja
1
2 5
3
PENGUATAN SDM SMK PK
Bantuan dana hibah untuk peningkatan sarana
prasarana yang berfokus pada alat dan kelengkapan
sarana belajar praktik siswa yang berstandar dunia kerja
PENGUATAN BELAJAR
PRAKTIK PESERTA DIDIK
Pendampingan pada sekolah untuk melaksanakan
manajemen berbasis sekolah, termasuk perencanaan
berdasarkan evaluasi data dan penggunaan
platform digital
MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS DATA
SINERGI PEMERINTAH
PUSAT DAN DAERAH
Kolaborasi dan koordinasi intens antara pemerintah
pusat dan daerah yang dilakukan secara intens untuk
menciptakan dukungan penyelenggaraan SMK
Pusat Keunggulan yang berkesinambungan
PENDAMPINGAN OLEH
PERGURUAN TINGGI
Pendampingan SMK Pusat Keunggulan oleh
perguruan tinggi dalam perencanaan dan
pengelolaan program, dalam rangka
mengembangkan sinergi dengan dunia kerja
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
SIAP KERJA DAN BERKARAKTER
Penyelenggaraan pembelajaran yang berorientasi pada
penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja, dan pengembangan karakter yang sesuai
nilai-nilai Pancasila
ENAM DUKUNGAN KEMENDIKBUD DALAM PROGRAM
SMK PUSAT KEUNGGULAN:
4
6
11. minim kerja sama (<3 ruang
lingkup)
Memiliki 5-8 ruang lingkup
kerja sama
Memiliki kerja sama yang
menyeluruh, mendalam dan
berkelanjutan
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
TAHAP 4
Kerja sama
dengan DUDI
Kompetensi guru kejuruan, fasilitas
sekolah dan kurikulum (termasuk
pembelajaran berbasis proyek & budaya
kerja) belum sepenuhnya sesuai dengan
kebutuhan DUDI
Kompetensi guru kejuruan,
fasilitas sekolah dan
kurikulum (termasuk
pembelajaran berbasis
proyek & budaya kerja)
sesuai dengan kebutuhan
DUDI
Sekolah menjadi rujukan
bagi peningkatan kualitas
dan kinerja SMK lainnya
Kepala Sekolah belum
memiliki kompetensi
business acumen dan
growth mindset
Kepala Sekolah berkompeten tetapi
belum optimal melakukan
penyelarasan dengan DUDI
Kepala Sekolah
berkompeten dan telah
menyelaraskan sekolah
dengan kebutuhan DUDI
Kepemimpinan
Sekolah dan
Pengimbasan
<20% 20-40%
40-60%
>60%
Keterserapan
lulusan di DUDI
Keselarasan
dengan DUDI
Memiliki 3-5 ruang lingkup kerja
sama
Tahapan Proses Transformasi aspek Vokasi
bagi SMK
Kompetensi guru kejuruan,
fasilitas sekolah dan kurikulum
(termasuk pembelajaran
berbasis proyek & budaya
kerja) belum sesuai dengan
kebutuhan DUDI
1.Tahapan Proses Transformasi ini digunakan sebagai panduan dalam pengembangan SMK PK
2.Program SMK PK akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran
12. Perguruan tinggi dengan pengalaman dan rekam jejak
baik bekerja sama dengan dunia kerja diharapkan
✔membantu mempeícepat akses SMK untuk beímitía dengan dunia
keíja
✔mempeíkuat SMK dalam peíencanaan dan pengelolaan píogíam
Mendorong kesinambungan Perguruan Tinggi dan SMK
dalam pengembangan kepakaran/kompetensi keahlian
dan berjejaring
Mewujudkan praktik baik kemitraan dunia kerja dan
pendidikan vokasi dalam mendorong pertumbuhan
ekosistem vokasi
INOVASI PROGRAM SMK PUSAT KEUNGGULAN:
PENDAMPINGAN OLEH PERGURUAN TINGGI
13. 1. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
DI SATUAN PENDIDIKAN 2. KERANGKA KURIKULUM
1. Berpusat pada peserta didik
2. Kontektual
3. Esensial
4. Akuntabel
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
1. Berbasis kompetensi
2. Pembelajaran yang fleksibel
3. Karakter Pancasila
4. Struktur Minimum
5. Otonomi
6. Sederhana
7. Gotong Royong
14. 3. KOMPONEN KURIKULUM
DI SATUAN PENDIDIKAN 4. STRUKTUR KURIKULUM
1. Karakteristik Satuan Pendidikan
2. Visi, Misi dan Tujuan
3. Pengorganisasian Pembelajaran
4. Rencana Pembelajaran
5. Pendampingan, evaluasi dan pengembanga
profesi
6. lampiran
1. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja
Berbasis Profil Pelajar Pancasila*)
2. Muatan Umum
3. Muatan Kejuruan
15. 5. PENYUSUNAN KURIKULUM SEKOLAH
(KOS)
Proses Penyusunan Kurikulum
Operasional di Sekolah Menengah
Kejuruan
1. KARAKTERISTIK, VISI, DAN MISI SMK
2. Menganalisis konteks KARAKTERISTIK
Program Keahlian
3. Merumuskan TUJUAN Program Keahlian
4. Menentukan PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
5. Menyusun RENCANA PEMBELAJARAN
6. Merancang PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL
16. Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pusat
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Capaian Pembelajaran
Merumuskan
TUJUAN
Program
Keahlian
evaluasi jangka panjang (4-5 tahun)
evaluasi jangka pendek
(semester/tahunan)
Proses
Penyusunan
Kurikulum
Operasional di
Sekolah Menengah
Kejuruan
SNP
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK
Program
Keahlian
Menentukan
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
Menyusun
RENCANA
PEMBELAJARAN
Merancang
PENDAMPINGAN,
EVALUASI, DAN
PENGEMBANGAN
PROFESIONAL
TETAP
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
FLEKSIBEL/DINAMIS
Satuan pendidikan mengembangkankurikulum operasional
berdasarkankerangkadan struktur kurikulum, sesuai
karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan
. .
1
KARAKTERISTIK,
VISI, DAN MISI
SMK
0 2
3
4
5
17. Budaya Sekolah
Iklim sekolah, kebijakan, pola
interaksi dan komunikasi, serta
norma yang berlaku di sekolah.
Intrakurikuler
Muatan Pelajaran
Kegiatan/pengalaman belajar.
Projek penguatan
profil Pelajar
Pancasila
Pengembangan Karakter dan Budaya
Kerja
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan minat dan
bakat.
Gambaran Penerapan
Profil Pelajar Pancasila
di Satuan Pendidikan
Profil Pelajar Pancasila adalah
karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
individu peserta didik melalui
budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, projek penguatan
profil Pelajar Pancasila, maupun
ekstrakurikuler.
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
berakhlak mulia
Berkebinekaan
global
Bergoton
g royong
Kreatif
Bernalar kritis
Mandiri
Pelajar
Indonesia
17
18. 0 Workshop pengembangan kurikulum operasional
sekolah
Menjadi prasyarat untuk tim penyusun alur pembelajaran
Pemahaman Profil Pelajar Pancasila.
Memahami secara utuh konsep dasar Profil Pelajar
Pancasila
1
2 Pemahaman Capaian Pembelajaran
Pahami rasional CP setiap fase, mulai dari fase A hingga
fase E
Untuk penyusunan fase A, baca CP fase fondasi untuk
memastikan transisi yang halus dari PAUD ke SD
Baca karakteristik tiap mapel, dimensi/elemen
Menguraikan CP ke tujuan-tujuan pembelajaran
Uraikan tujuan pembelajaran per dimensi/elemennya
Susun seluruh tujuan pembelajaran menjadi satu alur
linear
3
4 Tentukan tujuan yang menjadi kunci (konsep dan
kompetensi kunci)
Tentukan asesmen untuk mengukur ketercapaian
tujuan-tujuan/kompetensi kunci 5
6 Rangkaikan semua tujuan menjadi satu alur yang
linear
Penulis menyusun alur (sequence), semua
dimensi/elemen dilebur dalam alur ini
Referensi untuk urutan bisa melihat slide “ALUR
PEMBELAJARAN”
Tentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan
Mengatur durasi jam pelajaran yang dibutuhkan untuk
setiap tujuan pembelajaran
7
18
CONTOH
Proses Mendesain Alur Pembelajaran
19. PROFIL PELAJAR PANCASILA
sebagai acuan dalam menyusun visi, misi, dan tujuan di satuan pendidikan
Profil Pelajar Pancasila
dirancang untuk menjawab satu
pertanyaan besar, yaitu “Pelajar
dengan profil (kompetensi)
seperti apa yang ingin dihasilkan
oleh sistem pendidikan
Indonesia?”
“Pelajar Indonesia merupakan
pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila.”
Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal,
yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi
manusia unggul dan produktif di Abad ke-21.
Dalam hal ini, peserta didik Indonesia
diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pembangunan global yang berkelanjutan serta
tangguh dalam menghadapi berbagai
tantangan.
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam
kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi
kunci. Keenamnya saling berkaitan dan
menguatkan sehingga upaya mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila yang utuh
membutuhkan berkembangnya keenam
dimensi tersebut secara bersamaan, tidak
parsial.
Keenam dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan
bahwa profil Pelajar Pancasila tidak
hanya fokus pada kemampuan kognitif,
tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati
diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus
warga dunia.
20. Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas
pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks
satuan pendidikan yang sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran
yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran.
21. Proses Mendesain Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Alur pembelajaran yang runtut dinyatakan dalam rangkaian tujuan pembelajaran yang meliputi konten/ materi,
keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap Fase dan menjelaskan cakupan/kedalaman
setiap konten
Prinsip Alur Tujuan Pembelajaran:
● Esensial, ada penjabaran konsep, keterampilan dan konten inti yang diperlukan untuk mencapai capaian
pembelajaran
● Berkesinambungan, tujuan - tujuan dalam alur pembelajaran tersusun secara berkesinambungan dan urut secara
berjenjang dengan arah yang jelas
● Kontekstual, Tahapan tujuan pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
● Sederhana. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan bahasa/istilah yang mudah dipahami.
Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran, dikembangkan sesuai dengan kompetensi utuh yang sudah melingkupi aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, beserta materi/konten inti
2. Proses asesmen, strategi pencarian bukti hasil belajar yang menyasar tujuan pembelajaran beserta indikator
keberhasilan yang mengukur sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Pengalaman belajar, serangkaian kegiatan dengan alokasi waktu dan menyasar indikator yang dikembangkan dari
tujuan pembelajaran
22. Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler
Kelebihan ● memberikan waktu yang cukup bagi peserta
didik untuk mempelajari materi secara
mendalam
● waktu pembelajaran menjadi lebih banyak dan
hal tersebut memungkinkan peserta didik
belajar hingga tuntas
● dengan blok waktu yang lebih panjang, guru
memiliki lebih banyak waktu untuk
menyelesaikan rencana pelajaran dan untuk
memeriksa dan mengevaluasi pembelajaran
● dengan blok waktu yang lebih lama
memungkinkan untuk studi yang mendalam,
seperti mengerjakan proyek / penelitian
individu / kelompok, kolaborasi antar peserta
didik dan guru.
● Peserta didik belajar suatu konsep secara
komprehensif dan kontekstual karena
keterampilan, pengetahuan dan sikap
diintegrasikan untuk mencapai suatu
penguasaan kompetensi tertentu
● Guru-guru terkondisikan untuk berkolaborasi
secara intensif karena perlu memilih
kompetensi/konten yang selaras dengan
pemahaman yang dituju
● Lebih efisien karena guru bisa memilah konsep
yang perlu dieksplorasi secara lebih mendalam
dan konten yang memerlukan waktu lebih
sedikit
memudahkan dalam pembuatan jadwal
pembelajaran di satuan pendidikan
Hal yang perlu
dipertimbangkan
dalam
memutuskan
model ini
● Pengaturan jam mengajar guru -- harus
diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga guru
tidak ada waktu di hari-hari tertentu
● Ketersediaan sarana prasarana - mengingat
sistem blok membutuhkan pengaturan sarana
dan prasarana yang ketat
● Perlu dirancang strategi tertentu agar materi
yang diajarkan pada satu blok tertentu bisa
tetap diingat.
● Memberikan waktu yang cukup untuk
merencanakan dan menyelaraskan antar guru
mata pelajaran yang mengajarkan tujuan
pembelajaran yang berkaitan atau sama
dengan unit atau konsep yang dipelajari
● Satuan pendidikan harus memberikan
fleksibilitas bagi guru untuk mengelola
penjadwalan mengikuti kebutuhan / fokus
pemahaman yang bisa berbeda setiap
term/semester/ tahun
● Beban yang harus dihadapi peserta didik setiap
minggu harus diperhitungkan sedemikian rupa,
sehingga peserta didik tidak terbebani dengan
banyaknya beban mata pelajaran
● Daya serap peserta didik terhadap mata
pelajaran akan sangat berpengaruh jika macam
mata pelajaran yang diberikan dalam satu
waktu tertentu terlampau banyak. Ada
kecenderungan konten suatu mapel belum
terserap, sudah harus ganti mata pelajaran yang
lainnya.
● Perlunya koordinasi antar guru mata pelajaran
-- pengaturan harus dilakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak memberikan tugas dalam waktu
yang bersamaan.
23. 3. Asesmen untuk
mengetahui posisi
peserta didik di awal
siklus pembelajaran.
4. Menentukan
strategi dan metode
untuk mencapai
tujuan tsb.
5. Memilih dan
menetapkan perangkat
ajar, serta aktivitas
pembelajaran.
6. Sosialisasi target
belajar dan
menyepakati
pembelajaran
bersama peserta didik
7. Pelaksanaan
pembelajaran dan
asesmen untuk
memonitor kemajuan
belajar selama proses
pembelajaran.
1.Memilih tujuan
belajar dari alur
pembelajaran
yang sudah
dirancang
[CONTOH]
Proses
merancang
kegiatan belajar
yang bermakna
2. Menganalisis
situasi kelas dan
kebutuhan
pelajar
8. Refleksi untuk
menetapkan tujuan
belajar berikutnya
berdasarkan hasil
ketercapaian
kompetensi
23
Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses
yang bertujuan untuk membangun pemahaman konsep
yang dipelajari. Agar bermakna proses ini bersifat aktif,
konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh
prosesnya.
Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam merancang
pengalaman belajar yang bermakna :
Pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi
peserta didik (konsep yang dipelajari dan aktivitas yang
dilakukan dapat dihubungkan dengan kondisi nyata,
termasuk menunjukkan permasalahan yang nyata yang
harus dipecahkan/diselesaikan)
Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika
peserta didik lebih terlibat dalam proses belajar,
mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang tujuan pelajaran. Guru mengajukan pertanyaan
terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek kelompok,
serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi
dan sintesa
Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar
dari berbagai buku, majalah, jurnal penelitian, Program
TV, Internet, narasumber/profesional)
24. TERIMA KASIH
Beri tahu aku maka aku akan lupa,
ajari aku mungkin aku akan ingat,
libatkan aku maka aku akan belajar.
—Benjamin Franklin
Sumber : DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI