SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II
OLEH :
KELOMPOK IV
WA ODE ENI
ASWANO
SUHIDIN
RESTIA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGANSALURAN PERNAFASAN BAWAH (TBC)”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung
dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor
batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta
saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................
3
DAFTARISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang....................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
C. Rumusan Masalah ............................................................................
BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU
A.Konsep penyakit ..................................................................................
B.konsep Askep ......................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Kuman Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman
TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur
lama selama beberapa tahun.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam.
Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama
kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran
linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka
penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan
oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memngetahui dan
memahami tentang konsep penyakit TBC yang meliputi:
Pengertian dari TBC
Etiolgi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan Medis, serta
Dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada klien dengan
penyakit TBC.
C.Rumusan Masalah
5
Berdasarkan tujuan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu mengenai pengertian dari penyakit TBC, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada klien dengan masalah TBC.
BAB II
PEMBAHASAN
6
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1 . P e n g e r t i a n
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium
tuberkulosissistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer,
2000)
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
terutamameninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001) 4
2. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak
(lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant.
Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal
paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat
predileksi penyakit tuberkulosis.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar
kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya
dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami
penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan
pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah
peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh
terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.
7
3. klasifikasi
a. pembagian secra pptologis:
tuburkolosis primer
tuberkolosis post primer
b. berdasarkan pemeriksaan dahak:
tuburcolosis paru BTA positif
tubercolusis paru BTA negatif
c. berdasarkan aktifitas radiologis:
tuberkolusis paru aktif
tuberkolusis non aktif
tuberkolusis quiesent
d. pembagian secara radiologi:
tuberkolusis minimal
moderateli adfanced tuberkulusis
4. Dampak Terhadap Sistem Tubuh
a. Sistem Pernapasan
Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan
frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada
pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas.
b. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava
c. Sistem Pencernaan
Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan
menelan,lesuh,kurus,dan pucat
d. sistem persyarafan
Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri ekstremitas,dan
persendian,nyeri abdomen
e. Sitem Endokrin
Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas bawah
f. Sistem Perkemihan
8
Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan
g. Sistem Musculoskeletal
Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan
beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski
h. Sistem Integument
Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan
i. Sistem Pengindraan
Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan penyakit
5. Patofisiologis Dan Penyimpangan KDM
a. patofisiologis
Port de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui
udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu
sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang
besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus
biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah. Basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada
tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat
sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga
berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga
menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel
tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10
sampai 20 hari.
b. penyimapangan KDM
9
Mikobakterium tubercolosis masuk ke dalam saluran pernafasan
Terjadinya reaksi peradangan dan alveoli mengalami konsolidasi
Terjadi lesi pada bagian paru
Kerusakan jaringan paru meluas dan mengalami nekrosis
Produksi sputum meningkat
Sekret terakumulasi pada jalan nafas
6. Tanda Dan Gejala
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum
seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga
diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan
gejala sistemik:
1. Gejala
. respiratorik, meliputi:
a Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah
ada kerusakan jaringan.
10
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-
bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak
terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang
menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila
sistem persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari
mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang
masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia.
Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
11
2. Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
3. Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi
7. Prosedur Diagnostik
Test Diagnostik
Foto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar.
Jenis pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain.
Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain :
a. Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru.
b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)
c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
d. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu
e. Bayangan bilier
Pemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium TBC
dari dahak penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis).
Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus
dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan. Pemeriksaan sputum adalah
diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan TBC paru di Indonesia.
12
8. Menejemen Medik
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak
dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi
penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang
terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana
penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
9. Komplikasi
13
Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana
komplikasi ini sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Beberapa komplikasinya
adalah sebagai berikut:
 Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.
 Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
 Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
 Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya.
 Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
Komplikasi akibat penyakit TBC dapat menyerang beberapa organ vital tubuh,
di antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. TBC tulang ini bisa disebabkan
oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke
tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari
paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang
bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun. Bakteri
TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah,
misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun,
sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya (Anonim e, 2010).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
14
1. Pengkajian
a. Biodata
 Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
 Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.
 Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P : adanya Infasi kuman tibi paru
Q : hilang timbul
R : pada bagian dada
S : 3 (0-5)
T : saat beraktifitas
Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
- Kaji apakah klien pernah mengalami riwayat alergi obat-obatan ataupun
makanan
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
o Kelelahan umum dan kelemahan.
o Nafas pendek karena bekerja.
o Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
15
o Mimpi buruk.
Tanda :
o Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
o Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
2. Integritas Ego.
Gejala :
a. Adanya faktor stres lama.
b. Masalah keuanagan, rumah.
c. Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
d. Populasi budaya.
Tanda :
a Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
b. Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.
3. Makanan / cairan.
Gejala :
a. Anorexia.
b. Tidak dapat mencerna makanan.
c. Penurunan BB.
Tanda :
d. Turgor kulit buruk.
e. Kehilangan lemak subkutan pada otot.
4. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
16
a. Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
b. Berhati-hati pada area yang sakit.
c. Perilaku distraksi, gelisah.
5. Pernafasan.
Gejala :
a. Batuk produktif atau tidak produktif.
b. Nafas pendek.
c. Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda :
a. Peningkatan frekuensi nafas.
b. Pengembangan pernafasan tak simetris.
c. Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral
atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau
bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi
cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
d. Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
e. Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
f. Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
g. Keamanan.
Gejala :
a. Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
a.Demam rendah atau sakit panas akut.
h. Interaksi sosial.
17
Gejala :
a. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
b. Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik
untuk melaksankan peran.
i. Penyuluhan / pembelajaran .
Gejala :
a. Riwayat keluarga TB.
b. Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
c. Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
d. Tidak berpartisipasi dalam therapy.
 Klasifikasi Data
Data subyektif
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan batuk berlendir campur darah
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Klien mengeluh pusing saat bangun
- Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya
- Klien dan keluarga tidak mengetahui tentang proses penyakit klien
Data Objektif
- Klien nampak sesak
- Rontgen TB (+)
- Ronchi, mengi
- Klien nampak batuk berlendir bercampur darah
- Porsi makan tidak di habiskan
- Penurunan berat badan
- Keadaan umum lemah
- Klien nampak gelisah
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya
18
- Klien nampak cemas
 Analisis Data
No Data Penyebab Masalah
1 DS :
- Klien mengeluh
sesak
- Klien mengatakan
batuk berlendir
campur darah
DO :
- Klien nampak sesak
- Klien nampak batuk
berlendir bercampur
darah
- Ronchi, mengi
- Rontgen TB (+)
Mikobakterium
tubercolosis masuk ke
dalam saluran pernafasan
Terjadinya reaksi
peradangan dan alveoli
mengalami konsolidasi
Terjadi lesi pada bagian
paru
Kerusakan jaringan paru
meluas dan mengalami
nekrosis
Produksi sputum
meningkat
Sekret terakumulasi pada
jalan nafas
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
19
2 DS :
- Klien mengatakan
mual
- Klien mengatakan
tidak nafsu makan
DO :
- Porsi makan tidak
di habiskan
- Penurunan berat
badan
- Keadaan umum
lemah
Peradangan pada saluran
nafas
Mekanisme pertahanan
tubuh terhadap
peradangan adalah
dengan memproduksi
mucus
Akumulasi secret di
saluran nafas di sertai
batuk yang terus menerus
Anoreksia
Intake nutrisi kurang
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 DS :
- Klien mengatakan
Adanya penyakit yang di
derita
Ansietas
20
cemas dengan
penyakitnya
- Klien dan keluarga
tidak mengetahui
tentang proses
penyakit klien
DO :
- Klien nampak
gelisah
- Klien sering
bertanya tentang
penyakitnya
- Klien nampak
cemas
Kurangnya terpapar
informasi tentang
penyakitnya
Klien tidak mengerti
tentang kondisi
penyakitnya
Ansietas
 Prioritas masalah
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang berlebihan
pada broncus
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake makanan yang kurang
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi
21
3.perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tupan:setelah
diberikan tikep selama
7 hari bersihan jalan
nafas efektif
Tupan: setelah
diberikan tikep selama
2 hari bersihan jalan
nafas berangsur- angsur
membaik dengan
criteria:
-klien dapat bernafas
dengan baik
-.sputum berkurang
a.berikan petunjuk kepada
klien untuk batuk efektif
b.berikan minum hangat
c.beri o2 dengan nasal kanul
sesuai resep
d.kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
antibiotic,ekspetoran
a.dengan batuk
efektifdapat
melancarkan
bersihan jalan
nafas alami
b. cairan dapat
memobilisasi dan
mengeluarkan
secret
c.memberikan
bantuan pernafasan
bagi pasien agar
bernafas dengan
baik
d.antibiotik dapat
membunuh
mikroorganisme
penyakit dan
ekspetoran
mengencerkan
dahak
2 Tupan:setelah
diberikan tikep selama
3 hari kebutuhan nutrisi
dapat terpenuhi
Tupen: setelah
diberikan tikep selama
2 hari nutrisi dapat
terpenuhi dengan
a.pantau kebiasaan diit pasien
b.berikan makanan berfariasi dan
sesuai dengan kesukan klien
c.berikan makanan porsi kecil
hangat dan menarik
a.kebiasaan diit
pasiendapat
membantu dalam
pelaksanaan
intervensi
b.makanan
bervariasi
mengurangi rasa
22
criteria
-nafsu makan baik
-porsi makan
dihabiskan
jenuh
c.porsi sering
membantu
meningkatkan
masukan
nutrisi,dan porsi
kecil tidak
membuat pasien
bosan ,makanan
menarik dapat
menambah nafsu
makan
3 Tupan:setelah
diberikan tikep selama
2 hari aansietas dapat
teratasi
Tupen: setelah
diberikan tikep selama
1 hari ansietas
berkurang dengan
kriteria
-klien tidak gelisah
-klien tidak bingung
dan tidak stres
a.bina hubungan saling percaya
antara pasien dan perawat
b.bantu pasien untuk
mengungkap kecemasanya
secara sportif
c.berikan penjelasan tentang
penyakitnya dengan
kesembuhanya
a.hubungan saling
percaya
menurunkan
kecemasan klien
b.mengungkapkan
perasaan dapat
mengurangi
kecemasan
c.penjelasan
tentang penyakit
dan kesembuhan
dapat mengurangi
kecemasan
d.berikan pujian
dapat memberikan
motifasi dan
mengurangi atau
menghilangkan
kecemasan
23
4. Implemeentasi dan evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Bersihan jalan nafas
efektif berhubungan
dengan akumulasi sekret
yang berlebihan pada
broncus
a.memberikan petunjuk kepada
klien untuk batuk efektif
hasil :
- Klien kooperatif
b.memberikan minum hangat
hasil :
- Klien merasa lega saat
bernafas
c.memberikan o2 dengan nasal
kanul sesuai resep
hasil :
- Klien dapat bernafas
secara efektif
d.berkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
antibiotic,ekspetoran
hasil :
- Gliseril guayakolat
S : klien mengatakan pola
nafas berangsur-
angsur membaik
O : tampak produksi
sputum berkurang
A : masalah sebagian
teratasi
P : persepsi di lanjutkan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan intake
makanan yang kurang
.memantau kebiasaan diit pasien
hasil :
- klien makan secara
teratur
b.memberikan makanan berfariasi
dan sesuai dengan kesukan klien
hasil :
- klien nampak makan
S :klien mengatakan nafsu
makanya membaik
O : porsi makan di
habiskan
A : masalah teratasi
P : intervensi di
pertahankan
Ansietas berhubungan
dengan kurangnya
a.membina hubungan saling
percaya antara pasien dan perawat
S : klien mengatakan
sudah tidak cemas
24
informasi hasil :
- klien nampak percaya diri
b.membantu pasien untuk
mengungkap kecemasanya secara
sportif
hasil :
- klien nampak terbuka
dengan penyakitnya
c.memberikan penjelasan tentang
penyakitnya dengan kesembuhanya
hasil :
- klienkooperativ
lagidengan penyakinya
O : klien nampak tenang
A : masalahteratasi
P : intervensi di
pertahankan
25
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant.
Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal
paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat
predileksi penyakit tuberkulosis.
B. saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi
yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen
pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
askep ini kedepannya.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta
2. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s
Pulmonary Diseases and Disorders 3rd
ed; Philadelphia
3. http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-TB-paru.html
4. http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-TB-paru.html
5. http://areamahasiswarantau.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-TB-
paru.html

More Related Content

What's hot

Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
saharwakumoro
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
f' yagami
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
DINARIZ
 

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Pengkajian anemia
Pengkajian anemiaPengkajian anemia
Pengkajian anemia
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 

Similar to Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA (20)

Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docxASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
 
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
 
Askep tb paru
Askep tb paruAskep tb paru
Askep tb paru
 
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
askep TB Kelompok 2.pptx
askep TB Kelompok 2.pptxaskep TB Kelompok 2.pptx
askep TB Kelompok 2.pptx
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Tb
TbTb
Tb
 
Lp tb
Lp tbLp tb
Lp tb
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Tbc AKPER PEMKAB MUNA
Tbc AKPER PEMKAB MUNATbc AKPER PEMKAB MUNA
Tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Makalah tb 2
Makalah tb 2Makalah tb 2
Makalah tb 2
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. 1 DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes TUGAS : KMB II OLEH : KELOMPOK IV WA ODE ENI ASWANO SUHIDIN RESTIA
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGANSALURAN PERNAFASAN BAWAH (TBC)” Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini. Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, februari 2013 Penyusun DAFTAR ISI KATAPENGANTAR...................................................................................
  • 3. 3 DAFTARISI.................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang.................................................................................... B. Tujuan................................................................................................ C. Rumusan Masalah ............................................................................ BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU A.Konsep penyakit .................................................................................. B.konsep Askep ...................................................................................... BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
  • 4. 4 Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memngetahui dan memahami tentang konsep penyakit TBC yang meliputi: Pengertian dari TBC Etiolgi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Medis, serta Dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada klien dengan penyakit TBC. C.Rumusan Masalah
  • 5. 5 Berdasarkan tujuan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai pengertian dari penyakit TBC, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada klien dengan masalah TBC. BAB II PEMBAHASAN
  • 6. 6 A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1 . P e n g e r t i a n Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberkulosissistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000) Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutamameninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001) 4 2. Etiologi Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.
  • 7. 7 3. klasifikasi a. pembagian secra pptologis: tuburkolosis primer tuberkolosis post primer b. berdasarkan pemeriksaan dahak: tuburcolosis paru BTA positif tubercolusis paru BTA negatif c. berdasarkan aktifitas radiologis: tuberkolusis paru aktif tuberkolusis non aktif tuberkolusis quiesent d. pembagian secara radiologi: tuberkolusis minimal moderateli adfanced tuberkulusis 4. Dampak Terhadap Sistem Tubuh a. Sistem Pernapasan Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas. b. Sistem Kardiovaskuler Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava c. Sistem Pencernaan Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan menelan,lesuh,kurus,dan pucat d. sistem persyarafan Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri ekstremitas,dan persendian,nyeri abdomen e. Sitem Endokrin Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas bawah f. Sistem Perkemihan
  • 8. 8 Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan g. Sistem Musculoskeletal Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski h. Sistem Integument Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan i. Sistem Pengindraan Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan penyakit 5. Patofisiologis Dan Penyimpangan KDM a. patofisiologis Port de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari. b. penyimapangan KDM
  • 9. 9 Mikobakterium tubercolosis masuk ke dalam saluran pernafasan Terjadinya reaksi peradangan dan alveoli mengalami konsolidasi Terjadi lesi pada bagian paru Kerusakan jaringan paru meluas dan mengalami nekrosis Produksi sputum meningkat Sekret terakumulasi pada jalan nafas 6. Tanda Dan Gejala Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik. Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik: 1. Gejala . respiratorik, meliputi: a Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
  • 10. 10 b. Batuk darah Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak- bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. c. Sesak napas Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain. d. Nyeri dada Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena. 2. Gejala sistemik, meliputi: a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek. b. Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia. Gejala klinis Haemoptoe: Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Batuk darah a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan b. Darah berbuih bercampur udara c. Darah segar berwarna merah muda d. Darah bersifat alkalis e. Anemia kadang-kadang terjadi f. Benzidin test negatif
  • 11. 11 2. Muntah darah a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual b. Darah bercampur sisa makanan c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung d. Darah bersifat asam e. Anemia seriang terjadi f. Benzidin test positif 3. Epistaksis a. Darah menetes dari hidung b. Batuk pelan kadang keluar c. Darah berwarna merah segar d. Darah bersifat alkalis e. Anemia jarang terjadi 7. Prosedur Diagnostik Test Diagnostik Foto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar. Jenis pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain. Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain : a. Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru. b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler) c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru d. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu e. Bayangan bilier Pemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium TBC dari dahak penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru. Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan. Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan TBC paru di Indonesia.
  • 12. 12 8. Menejemen Medik Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH. Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu: 1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan TB. 2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut. 3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari. 4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup. 5. Pencatatan dan pelaporan yang baku. 9. Komplikasi
  • 13. 13 Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana komplikasi ini sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Beberapa komplikasinya adalah sebagai berikut:  Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.  Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.  Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.  Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.  Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.  Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency). Komplikasi akibat penyakit TBC dapat menyerang beberapa organ vital tubuh, di antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya (Anonim e, 2010). B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
  • 14. 14 1. Pengkajian a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien.  Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : adanya Infasi kuman tibi paru Q : hilang timbul R : pada bagian dada S : 3 (0-5) T : saat beraktifitas Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Kaji apakah klien pernah mengalami riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan 1. Aktivitas / istirahat. Gejala : o Kelelahan umum dan kelemahan. o Nafas pendek karena bekerja. o Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
  • 15. 15 o Mimpi buruk. Tanda : o Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja. o Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut). 2. Integritas Ego. Gejala : a. Adanya faktor stres lama. b. Masalah keuanagan, rumah. c. Perasaan tak berdaya / tak ada harapan. d. Populasi budaya. Tanda : a Menyangkal. (khususnya selama tahap dini). b. Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung. 3. Makanan / cairan. Gejala : a. Anorexia. b. Tidak dapat mencerna makanan. c. Penurunan BB. Tanda : d. Turgor kulit buruk. e. Kehilangan lemak subkutan pada otot. 4. Nyeri / kenyamanan. Gejala :
  • 16. 16 a. Nyeri dada meningkat karena batuk berulang. Tanda : b. Berhati-hati pada area yang sakit. c. Perilaku distraksi, gelisah. 5. Pernafasan. Gejala : a. Batuk produktif atau tidak produktif. b. Nafas pendek. c. Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi. Tanda : a. Peningkatan frekuensi nafas. b. Pengembangan pernafasan tak simetris. c. Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic). d. Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah. e. Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ). f. Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ). g. Keamanan. Gejala : a. Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+) Tanda : a.Demam rendah atau sakit panas akut. h. Interaksi sosial.
  • 17. 17 Gejala : a. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular. b. Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran. i. Penyuluhan / pembelajaran . Gejala : a. Riwayat keluarga TB. b. Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk. c. Gagal untuk membaik / kambuhnya TB. d. Tidak berpartisipasi dalam therapy.  Klasifikasi Data Data subyektif - Klien mengeluh sesak - Klien mengatakan batuk berlendir campur darah - Klien mengatakan mual - Klien mengatakan tidak nafsu makan - Klien mengeluh pusing saat bangun - Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya - Klien dan keluarga tidak mengetahui tentang proses penyakit klien Data Objektif - Klien nampak sesak - Rontgen TB (+) - Ronchi, mengi - Klien nampak batuk berlendir bercampur darah - Porsi makan tidak di habiskan - Penurunan berat badan - Keadaan umum lemah - Klien nampak gelisah - Klien sering bertanya tentang penyakitnya
  • 18. 18 - Klien nampak cemas  Analisis Data No Data Penyebab Masalah 1 DS : - Klien mengeluh sesak - Klien mengatakan batuk berlendir campur darah DO : - Klien nampak sesak - Klien nampak batuk berlendir bercampur darah - Ronchi, mengi - Rontgen TB (+) Mikobakterium tubercolosis masuk ke dalam saluran pernafasan Terjadinya reaksi peradangan dan alveoli mengalami konsolidasi Terjadi lesi pada bagian paru Kerusakan jaringan paru meluas dan mengalami nekrosis Produksi sputum meningkat Sekret terakumulasi pada jalan nafas Bersihan jalan nafas tidak efektif
  • 19. 19 2 DS : - Klien mengatakan mual - Klien mengatakan tidak nafsu makan DO : - Porsi makan tidak di habiskan - Penurunan berat badan - Keadaan umum lemah Peradangan pada saluran nafas Mekanisme pertahanan tubuh terhadap peradangan adalah dengan memproduksi mucus Akumulasi secret di saluran nafas di sertai batuk yang terus menerus Anoreksia Intake nutrisi kurang Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3 DS : - Klien mengatakan Adanya penyakit yang di derita Ansietas
  • 20. 20 cemas dengan penyakitnya - Klien dan keluarga tidak mengetahui tentang proses penyakit klien DO : - Klien nampak gelisah - Klien sering bertanya tentang penyakitnya - Klien nampak cemas Kurangnya terpapar informasi tentang penyakitnya Klien tidak mengerti tentang kondisi penyakitnya Ansietas  Prioritas masalah 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Ansietas 2. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang berlebihan pada broncus 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake makanan yang kurang 3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi
  • 21. 21 3.perencanaan No Tujuan Intervensi Rasional 1 Tupan:setelah diberikan tikep selama 7 hari bersihan jalan nafas efektif Tupan: setelah diberikan tikep selama 2 hari bersihan jalan nafas berangsur- angsur membaik dengan criteria: -klien dapat bernafas dengan baik -.sputum berkurang a.berikan petunjuk kepada klien untuk batuk efektif b.berikan minum hangat c.beri o2 dengan nasal kanul sesuai resep d.kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antibiotic,ekspetoran a.dengan batuk efektifdapat melancarkan bersihan jalan nafas alami b. cairan dapat memobilisasi dan mengeluarkan secret c.memberikan bantuan pernafasan bagi pasien agar bernafas dengan baik d.antibiotik dapat membunuh mikroorganisme penyakit dan ekspetoran mengencerkan dahak 2 Tupan:setelah diberikan tikep selama 3 hari kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi Tupen: setelah diberikan tikep selama 2 hari nutrisi dapat terpenuhi dengan a.pantau kebiasaan diit pasien b.berikan makanan berfariasi dan sesuai dengan kesukan klien c.berikan makanan porsi kecil hangat dan menarik a.kebiasaan diit pasiendapat membantu dalam pelaksanaan intervensi b.makanan bervariasi mengurangi rasa
  • 22. 22 criteria -nafsu makan baik -porsi makan dihabiskan jenuh c.porsi sering membantu meningkatkan masukan nutrisi,dan porsi kecil tidak membuat pasien bosan ,makanan menarik dapat menambah nafsu makan 3 Tupan:setelah diberikan tikep selama 2 hari aansietas dapat teratasi Tupen: setelah diberikan tikep selama 1 hari ansietas berkurang dengan kriteria -klien tidak gelisah -klien tidak bingung dan tidak stres a.bina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat b.bantu pasien untuk mengungkap kecemasanya secara sportif c.berikan penjelasan tentang penyakitnya dengan kesembuhanya a.hubungan saling percaya menurunkan kecemasan klien b.mengungkapkan perasaan dapat mengurangi kecemasan c.penjelasan tentang penyakit dan kesembuhan dapat mengurangi kecemasan d.berikan pujian dapat memberikan motifasi dan mengurangi atau menghilangkan kecemasan
  • 23. 23 4. Implemeentasi dan evaluasi Diagnosa Implementasi Evaluasi Bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang berlebihan pada broncus a.memberikan petunjuk kepada klien untuk batuk efektif hasil : - Klien kooperatif b.memberikan minum hangat hasil : - Klien merasa lega saat bernafas c.memberikan o2 dengan nasal kanul sesuai resep hasil : - Klien dapat bernafas secara efektif d.berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antibiotic,ekspetoran hasil : - Gliseril guayakolat S : klien mengatakan pola nafas berangsur- angsur membaik O : tampak produksi sputum berkurang A : masalah sebagian teratasi P : persepsi di lanjutkan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake makanan yang kurang .memantau kebiasaan diit pasien hasil : - klien makan secara teratur b.memberikan makanan berfariasi dan sesuai dengan kesukan klien hasil : - klien nampak makan S :klien mengatakan nafsu makanya membaik O : porsi makan di habiskan A : masalah teratasi P : intervensi di pertahankan Ansietas berhubungan dengan kurangnya a.membina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat S : klien mengatakan sudah tidak cemas
  • 24. 24 informasi hasil : - klien nampak percaya diri b.membantu pasien untuk mengungkap kecemasanya secara sportif hasil : - klien nampak terbuka dengan penyakitnya c.memberikan penjelasan tentang penyakitnya dengan kesembuhanya hasil : - klienkooperativ lagidengan penyakinya O : klien nampak tenang A : masalahteratasi P : intervensi di pertahankan
  • 25. 25 BAB III PENUTUP A. kesimpulan Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1- 4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. B. saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 2. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders 3rd ed; Philadelphia 3. http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-TB-paru.html 4. http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-TB-paru.html 5. http://areamahasiswarantau.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-TB- paru.html