7. Definisi TBC (1)
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi
menulura yang diesebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini, dapat
merupakan organisme patogen maupun
saprofit. Ada beberapa mikobakteri
patogen, dan yang patogenik terhadap
manusia.
Buku ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit by Sylvia A. Price hal 852
8. Definisi TBC (2)
Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain
infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini
disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang
biasanya ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya, dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus.
Buku Saku Patofisiologi by Elizabeth J.Corwin (EGC) hal 545
9. Definisi TBC (3)
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit
granulomatosa kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberkulosis.
Penyakit ini biasanya mengenai paru,
tetapi mungkin menyerang semua organ
atau jaringan tubuh. Biasanya bagian
tengah granuloma tuberkular mengalami
nekrosis perkijuan.
Buku Ajar Patologi by Kumar,Cotran, Robbins hal 544
15. American Thoracic Society
Klasifika
si
Deskripsi
TB 0 Belum terkena paparan / infeksi
TB 1 Sudah terpapar M. tuberculosis; status infeksi belum diketahui
TB 2 Infeksi laten, ada penyakit (hasil tes tuberculin positif)
TB 3 Tuberkulosis aktif
TB 4 Tuberkulosis inaktif
TB 5 Kemungkinan tuberkulosis, status unknown
17. Etiologi TBC
• Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan menular secara langsung
• Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri
gram positif dan berbentuk batang.
• Umumnya Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain
19. Etiologi TBC
• Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan
terhadap asam pada pewarnaan, hal ini dipakai
untuk identifikasi dahak secara mikroskopis
sehingga disebut sebagai basil tahan asam (BTA)
• Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
pada tempat yang gelap dan lembab
• Kuman ini juga memiliki sifat khusus lain nya
yaitu dormant
20. Etiologi TBC
• Sumber penularan adalah penderita
tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk
atau bersin. Penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet
• Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam
21. Droplet terhirup saluran pernafasan
kuman tuberkulosis masuk ke dalam
tubuh kuman tuberkulosis menyebar
dari paru kebagian tubuh lainnya melalui
sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya
Etiologi TBC
22. Etiologi TBC
• Daya penularan dari seorang penderita
ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya.
• Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut.
• Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak
terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular
24. Faktor Resiko TBC
• Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40 – 50
tahun
Sedangkan pria prevalensi TB mencapai umur 60 tahun
Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah
kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
• Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki
hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB
Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki dan
28,9 % pada wanita.
25. Faktor Resiko TBC
• Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan
partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi
terjadinya gangguan pada saluran pernafasan
• Faktor Kebiasaan Merokok
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru
sebanyak 2,2 kali.
• Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari,
diperlukan luas jendela kaca minimum 20% luas lantai.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah
26. Faktor Resiko TBC
• Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan
menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan
sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya
kuman Mycrobacterium tuberculosis.
• Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
• Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan
status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk
menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang
status gizinya cukup atau lebih
28. PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
• Penularan tuberculosis paru terjadi karena
kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara.
• Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam
• Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka
ia akan menempel pada paru–paru.
29. PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TB Paru. Droplet yang
terhirup ukurannya sangat kecil, hingga
dapat melewati mukosilier bronkus dan
terus berjalan sampai di alveolus dan
menetap.
30. PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
Infeksi Pasca Primer (Post Primary
TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi
setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan
tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
status gizi buruk.
36. patogenesis
Org yg terinfeksi
bersin dan
mengeluarkan
droplet
Droplet dibawa oleh
silia ke bronkiolus
terminalis dan
alveolus
Makrofag alveolar
menangkap basil
Terjadi peradangan
Interaksi dengan
limfosit T
Differensiasi
makrofag
Granuloma
Kompleks Ghon /
lesi primer
Sekresi sitokin
Aktifasi makrofag u/
membunuh basil
dalamnya
Dapat sembuh total
namun dapat
menjadi dorman
39. Gejala utama TB Paru adalah batuk
lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu,
demam derajat rendah, nyeri dada,
dan batuk darah.
Manifestasi TBC
40. Manifestasi TBC
Secara umum ada 4, yaitu:
1. Tahap asimtomitas
2. Gejala TB paru yang khas, kemudian
stagnasi dan regresi
3. Eksaserbasi yang memburuk.
4. Gejala berulang dan menjadi kronik.
47. TERAPI KONSERVATIF
• Pemberian nutrisi yang bergizi
• Pemberian kemoterapi atau terapi anti
tuberkulosa
→Obat anti tuberkulosa yang utama adalah
isoniazid (INH), rifampicin (RMP),
pyrazinamide (PZA), streptomycin (SM) dan
ethambutol (EMB).
• Istirahat tirah baring (bedresting)
48. TBC
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif(2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan).
• WHO
▫ Katagori :
1. (Utama )Rifampisin, INH,Pirasinamid,
Streptomisin dan Etambutol.
2. Tambahan Kanamisin, Kuinolon,
Makrolide dan Amoksisilin +
AsamKlavulanat,
49. Nama Obat Dosis Harian
(mg/kgBB/hr)
Efek Samping
Izoniazid 300 - 400mg
10-
20mg/kggbb/hari
(anak)
Hepatitis, neuritis perifer,
hipersensitivitas
Rifampisin <55kg:450mg/hari
>55kg:600
mg/hari
10-
20mg/kgbb/hari
(anak)
Gastrointestinal, hepatitis,
trombositopenia
Pyrazinamid 10 mg
Dewasa 20-
35mg/kg/hari
Toksisitas hepar, artralgia,
gastrointestinal
Ethambutol 1000 mg Neuritis optik, penurunan
visus, hipersensitif,
gastrointestinal
Dosis berdasarkan
berat badan harus
disesuaikan
pertambahan berat
badan.
Semua pasien yang
menerima dosis harus
dipantau langsung
terapinya.
PRZ dan SM tidak
dipakai pada wanita
hamil.
ETB tidak disarankan
untuk pasien anak
karena sulit
diobservasi fungsi
visualnya.
Obat Anti Tuberkulosa (OAT)
50. OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB
paru:
Kategori 1
Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+)
diberikan dalam 2 tahap:
Tahap 1 :
- Rifampisin 450 mg
- Etambutol 750 mg
-INH 300 mg
-Pirazinamid 1.500 mg.
Diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali).
51. OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Tahap 2:
- Rifampisin 450 mg,
- INH 600 mg,
diberikan 3 kali seminggu selama 4 bulan (54 kali).
52. Obat Anti Tuberkulosa
Kategori 2
• Tahap 2
Obat tahap kedua diberikan hanya pada
kasus resisten pengobatan.
• Yang termasuk sebagai OAT tahap kedua
antara lain: levofloksasin,moksifloksasin,
etionamid, tiasetazon,kanamisin
53. OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Adapula rekomendasi terbaru
Untuk penganganan MDR-TB,yaitu dengan
kombinasi 5 obat, antara lain:
1) salah satudari OAT lini pertama yang diketahui
sensitif melalui hasil kultur resistensi,
2) OAT injeksi untuk periode minimal selama 6 bulan,
3) kuinolon,
4) sikloserin atau etionamid,
5) antibiotik lainnya seperti klavulanat dan klofazimin
Durasi pemberian OAT setidaknya selama 18–24
bulan
54. OBAT REAKSI TAK
DIKEHENDAKI
CARA MENCEGAH
Rifampisin Nausea, anoreksia, nyeri
lambung, diare
Obat diberikan setalah makan
Tingginya serum transaminase
2-8mingu pertama dari
pengobatan hepatitis
Berikan rifampisin dengan
hati2 selama fase hepatitis
Kemerahn pada kulit kepala
dan gatal
Yakinkan penderita dan
teruskan pengobatan
Purpura trombositopenik,
anemia hemolitik dan
kegagalan akut(sangat jarang)
Rifampisin dientikan dan tak
boleh digantikan dengan
preparat yang lain
Demam menggigil sudah
makan obat tjd 3-6bulan
setalah pengobatan
Beri dosis intermien 2x
seinggu. Obat dosis tinggi tak
dikurangi dan berikan dengan
dosis 3xseminggu
Isoniazid Paresthesia, rasa terbakar pada
tangan dan kaki, neuropati
perifer
Berikan piridoksin dengan
isoniazid bila dosis isoniazid
melebihi 14mg/kgbb
Etambutol Kebutaan dan buta warna biru,
neuritis retrobulbar
Usahakan dosis dibawah 15mg
57. Kuman TB masuk
alveola
Ditangkap dan
dicerna oleh
makrofag
Makrofag rusak
Makrofag menarik
monosit
Membentuk
tuberkel kecil
(fokus Ghon)
Kelenjar getah
bening di hilus
Kelenjar getah
bening di hilus
Membentuk fokus
limfadenopati
Kuman menyebar
melalui saluran
limfe dan
pembuluh darah
Tersangkut di
berbagai organ
tubuh
Patogenesis Komplikasi
61. Gejala
KELAINAN GEJALA
Atelektasis Dipsneu, takikardi dan sering
sianosis, perbedaan gerak
Hemoptisis Batuk dengan darah ringan sampai
masif
Fibrosis sesak nafas, mudah lelah, batuk,
biasanya tanpa dahak, nyeri dada
(kadang-kadang).
Bronkiektasis Batuk menahun dengan sputum,
ditemukan jari-jari tabuh
Pneumotoraks Batuk, sesak, iktus kordis bergeser
Gagal nafas Hiperkapnia, hipoksemia
,takikardia, gelisah, berkeringat
,sianosis, batuk dan berdahak
62. Komplikasi ekstra paru
TBC ekstra paru berat :
• Meningtis
• Millier
• Perikarditis
• Peritionitis
• Pleuritis eksudativa duplex
• TBC tulang belakang
• TBC Usus
• TBC saluran kencing dan alat
kelamin
TBC ekstra paru ringan:
• TBC kelenjar Limphe
• Pleuritis dengan
eksudativa unilateral
• Efusi pleura
• Tulang ( kecuali tulang
belakang ), sendi , dan
kelenjar adrenal.
63. PROGNOSIS TBC
• Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di
paru, kecuali jikadisebabkan oleh strain resisten
obat atau terjadi pada pasien berusialanjut,
dengan debilitas, atau mengalami gangguan
kekebalan, yangberisiko tinggi menderita
tuberkulosis milier
[Patologi vol. 2, Robbins, dkk]
64. “Adanya hubungan antara gejala yang
dialami pasien dengan TB dan BTA”
Pembuktian Hipotesis
Hipotesis kami terbukti kebenarannya atas apa yang
telah kami diskusikan dan pelajari bersama. Bahwa
gejala batuk kronik dan kehilangan BB selama 1 bulan
merupakan gejala tepat pasien terkena tbc. Ditambah
lagi dengan pemeriksaan sputum dan foto thoraks dapat
terlihat hasil positif terkena penyakit TBC.
65. Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, yang meliputi
anamnesis (yang juga mencakup tanda dan gejala serta
riwayat penyakit), maka pasien didiagnosis menderita
tuberkulosis jika telah menunjukkan gejala gejalanya.
Pasien harus minum obat secara teratur dan melanjutkan
terapi pengobatan hingga dinyatakan benar sembuh.
Pasien harus sabar dan taat. Anggota keluarga harus
memeriksakan dahaknya dan gar harus memperhatikan
serta motifasi pasien tetap konsisten dalam menjalani
pengobatan.
Kesimpulan
66. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic
Pathology (ed. 8th). Saunders Elsevier.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit (ed. 6). EGC
Warrel, D. A., Cox, Timothy M., Firth, John D. 2005. Oxford Textbook of
Medicine. Oxford: Oxford University Press
Anonim, 1998, Buku Saku Kedokteran Dorland edisi 25, Penerbit ECG,
Jakarta
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
Boushey H.A., 2001, Obat-obat Asma dalam Katzung, B.G., Farmakologi
Dasar & Klinik, Ed.I, diterjemahkan oleh Sjbana, D., dkk, Salemba
Medika, Jakarta
Mulia, yuiyanti J, 20002, Perkembangan patogenesis dan pengobatan
asma bronchial. Penerbit EGC, trisakti, Jakarta
Tanjung, dudut.2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronchial.USU
Digital library.Sumatra Utara
Adnyana, I Ketut dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI.Jakarta
• Harrison’s principles of internal medicine vol 1
• IPD Jilid 3
Referensi
Buku ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit by Sylvia A. Price
Prevalensi kasus TBC diambil dari sumber kaiser family foundation thn 2010 menyatakan bahwa Indonesia memasuki urutan 5 besar negara dengan kasus TBC terbanyak bersama dengan India, china, south africa dan pakistan. dengan total angka infeksi mencapai 7juta 169ribu kasus di 22 negara dgn kasus TBC lainnya
WHO selalu mengambil survey tahunan di Indonesia dimulai dari tahun 1990 sampai sekarang karena Indonesia termasuk 5 besar negara dengan kasus penyakit TBC terbanyak di dunia. Bersama dengan negara di afrika selatan, tanzania, kenya, ethiopia, sudan, nigeria, dan negara di asia seperti india, china, mongolia, pakistan, dan negara2 lainnya di asean
World: Countries in which surveys of the prevalence of tuberculosis disease have been implemented since 1990 or are planned in the near future (as of 5 Nov 2012)
Prevalensi Kasus penyakit TBC menurut US Global Health Funding terbanyak pada tahun 2013. Selalu diduduki oleh Indonesia, Negara2 di Afrika terutama di afrika Selatan, dan India
U.S. Global Health Funding: Bilateral Tuberculosis (TB), FY 2001 to FY 2015
Jumlah kolaborasi dari penyakit TB dan HIV dari tahun 2004-2011 diagram ini menunjukkan peningkatan dari kasus TB pertahunnya bersamaan dengan kasus HIV (ditunjukkan oleh diagram yg berwarna pink) merupakan pasien yang positif terkena Hiv dengan TBC. Diagram bersembur dari data resmi WHO
Vaksinasi BCG dapat melindungi anak berumur 15tahun sampai 80%, akan tetapi dapat mengurangi makna dari pemerikssaan tes tuberculin
indikasi dari vaksinasi BCG(Bacilus Calmete Guerin)
- Pada Negara maju vaksin BCG ditujukan pada orang dengan tes tuberculin yang negative dan pada orang yang punya resiko tinggi
-Negara berkembang bcg efektif diberikan pd neonats
Catatan yang perlu diketahui :
- Pada anak harus dilakukan tes tuberculin. Selain neonates makan anak yg tes tuberculin negative harus tetap diberi vaksi BCG
- Tidak diberikan pd pasien imunocompromised termasuk kehamilan dan dermatitis luas
- Angka tbc rendah maka vaksin BCG dapat dijadikan program akan tetapi tak boleh diberikan pada penderita HIV positif
Kemoprofilaksis primer
Diberikan untuk membunuh kuman sebelum kuman punya kemampuan bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit .
Kemoprofilakssis sekunder
Untuk mencegah progresifitas dari penyakit
Fase intensif : kuman secara aktif berada di paru-paru yang ditandai dengan gejala batuk produktif
Fase lanjutan : kuman sudah ada yg mulai dorman dan sebagian mati
Isoniazid :
menghambat enzimesensial yang penting untuk sintesis asam mikolat dan dinding sel mikobakteri
Dapat menghambat hamper semua basil tuberkel, dan bersifat bakterisida terutama yang aktif
Rifampisin :
Menghambat sintesis DNA bakteri dengan mengikat beta subunit dari DNA dependent –RNA polymerase sehingga mnghambat peningkatan enzim ke DNA dan menghambat transkripsi mRNA
Piraziamid :
Prodrug yang akan diubah menjadi bentuk aktif (asam pyrazionic) oleh enzim peroksidasenicotinamidase.
Asam pyrazionic menghambat aksi sintetase asam lemak1(FAS1)
FAS 1 terlibat dalam sintesis asam mikolik rantai pedekyang merupakan structural penting dari dinding sel mikobakteri ke lapisan arabinogalactan
Etambutol :
Menghambat sintesis metabolism sel sehingga menyebabkan kematian sel
Menghambat aksi arabinosyl
Streptomisin :
- Menghambat sintesis protein pada ribosom mikrobakterium dan bersifat bakterisid terutama di extra
Kategori 1 :murni obat anti tbc
Pemberian yang dikarenakan salah satu dari oat ada yang terbukti resisten pada pemeriksaan kultur bakteri