SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAB I
PENDAHULUAN
Geometri Netral atau Geometri absolut pertama-tama diperkenalkan oleh Y. Bolyai
dari Hongaria (1802-1860). Geometri Netral didasari oleh geometri terurut dengan demikian
pengertian dasar dalam geometri terurut juga berlaku dalam geometri netral. Disamping itu
geometri ini juga didasari atas empat postulat pertama euclides dengan meninggalkan postulat
kelima. Untuk lebih jelasnya akan diulang kembali lima postulat euclides, yaitu :
1. Menarik garis lurus dari sebarang titik ke sebarang titik yang lain.
2. Memperpanjang suatu garis secara kontinu menjadi garis lurus.
3. Melukis lingkaran dengan sebarang titik pusat dan sebarang jarak.
4. Bahwa semua sudut siku-siku adalah sama.
5. Bahwa, jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas ,
akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.
Beberapa ahli matematika menganggap bahwa postulat kelima euclides bukan
merupakan postulat sehingga perlu dibuktikan dengan ke-empat postulat yang lain. Usaha
untuk membuktikan npostulat kelima ini berlangsung sejak Euclides hidup hingga tahun
1820. Karena masala inilah muncul geometri netral dengan menghilangkan postulat kelima
Euclides.
Geometri netral dengan geometri Affine ( yang juga termuat dalam geometri terurut)
membentuk geometri euclides. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. Keterkaitan antar geometri
1
Geometri Terurut
Geometri NormalGeometri Afine
Geometri
Euclides
BAB II
PEMBAHASAN
GEOMETRI NETRAL
Karena teorema 1 sampai teorema 3 telah dibahas oleh kelompok sebelumnya, maka
pada kesempatan ini hanya akan dibahas teorema 4 sampai teorema 6 geometri netral.
Teorema 4: Jika ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga siku-siku mempunyai
jumlah sudut 180o
Bukti :
Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara menunjukkan bahwa :
a. Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari sebuah segitiga yang dibentuk dengan cara
membelah persegi panjang pada diagonalnya.
b. Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 1800
.
Perhatikan gambar berikut : E F
A A’ D’
B C B’ C D
Misalkan segitiga ABC siku-siku di B dan persegi panjang B’DFE, menurut teorema 3, maka
akan ada persegipanjang A’B’C’D’ sedemikian hingga A’B’ = AB dan B’C’ = BC.
Hubungkan A’ dan C’. Maka ABC kongruen dengan A’B’C’ , Dengan demikian
kedua segitiga tersebut mempunyai junlah sudut yang sama.
Misalkan : p adalah jumlah sudut segitiga ABC, dan
q adalah jumlah sudut segitiga A’B’C’
Menurut definisi segi empat semua sudutnya adalah 900
, maka :
p + q = 4.90 = 3600
, …………. (1)
2
Menurut teorem a 1, p ≤ 180. Andaikan p < 180 sedangkan menurut persamaan (1), p + q =
3600
maka diperoleh q > 1800
(bertentangan denagn teorema 1). Jadi p = 1800
. ( terbukti)
Teorema 5: Jika ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut
180o
.
Bukti :
Akan ditunjukkan ∆ ABC memiliki jumlah sudut 180o
.
∠A + ∠B + ∠C = 180o
Tarik garis tinggi CD membagi segitiga ABC menjadi dua segitiga siku-siku
yaitu segitiga ACD dan segitiga BCD.
Jumlah sudut ACD = BCD = 180o
( teorema 4 )
(∠A + ∠C1+ ∠D1) + (∠B + ∠C2 + ∠D2) = 2(180o
)= 360o
∠A + ∠C1+ 90o
+ ∠B + ∠C2 + 90o
= 360o
∠A + ∠B + (∠C1 + ∠C2 ) = 180o
∠A + ∠B + ∠C = 180o
( Terbukti ) .
3
D B
C
A
1 2
1 2
Jumlah Sudut Suatu Segitiga
Teorema 6: Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 0
, maka akan ada sebuah
persegi panjang.
Gambar .1
Bukti :
Misalkan segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800
,
Pertama kita tunjukkan bahwa ada segitiga siku-siku dengan jumlah sudut 1800
Potong segitiga ABC menjadi dua segitiga siku-siku yang masing masing mempunyai jumlah
sudut p dan q, dengan menarik garis tinggi tertentu, misalnya AD,
Maka : p + q = 2.900
+ 1800
= 3600
……….. ( 1 )
Kita tunjukkan p = 1800
, menurut teorema 1, p ≤ 1800
Jika p < 1800
, q > 1800
bertentangan dengan teorema.1 .
Jadi ada dua segitiga siku siku , misalnya segitiga ABD dengan sudut siku-siku di D yang
mempunyai jumlah sudut 1800
.
Sekarang kita mengambil dua segitiga siku-siku, kedua segitiga tersebut kita tempelkan
bersama untuk membentuk persegi panjang.
Gambar. 2
4
DB C
p q
A
1’
A
B D
E
2
2’
1
Lukis segitiga BAE kongruen dengan segitiga ABD dengan E berlainan pihak dengan D dari
sisi AB, dengan BE bersesuaian dengan AD ( gambar 2 ).
Karena jumlah sudut segitiga ABD adalah 1800
, maka :
∠ 1 + ∠ 2 = 900
, karena ∠ 1 = ∠ 1’ , ∠ 2 = ∠ 2’
maka kita peroleh:
∠ 1 + ∠ 2’ = 900
dan ∠ 1’ + ∠ 2 = 900
Dan karena :
∠ 1 + ∠ 2’ = ∠ EBD,dan
∠ 1’ + ∠ 2 = ∠ EAD
Jadi ∠ EBD = ∠ EAD = 900
, berarti ADBE persegi panjang ( definisi persegi panjang )
Akibat 1 dari Teorema 6.
Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800
maka setiap segitiga mempunyai jumlah
sudut 1800
.
Bukti :
Diketahui sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800
Akan ditunjukkan bahwa setiap segitiga mempunyai jumlah sudut 1800
Misalkan ada sebuah segitiga yang mempunyai jumlah sudut 1800
, maka menurut teorema 6
akan ada sebuah persegi panjang. sedangkan menurut teorema 5, Jika Ada sebuah persegi
panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 1800
. ( terbukti)
5
Akibat 2 dari Teorema 6.
Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800
, maka setiap segitiga
mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800
.
Bukti :
Misalkan segitiga ABC mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800
. perhatika sebarang
segitiga PQR. Menurut teorema 1, jumlah sudutnya p dan p ≤ 1800
.
Misalkan p = 1800
maka akibat 1 teorema 6 diatas, segitiga ABC mempunyai jumlah sudut
1800
, bertentangan dengan pemisalan di atas, jadi p < 1800
.
Proposisi – Proposisi Geometri Netral Bidang
Berikut disajukan Proposisi – Proposisi Geometri Netral Bidang yang dapat digunakan :
1. Dua garis yang tidak berhimpit mempunyai paling banyak satu titik potong.
2. Setiap segmen garis mempunyai tepat satu titik tengah.
3. Setiap sudut mempunyai tepat satu garis bagi.
4. Komplemen dari sudut sudut yang sama adalah sama.
5. Sudut yang bertolak belakang besarnya sama.
6. Kongruensi dua segitiga adalah SS-SD-SS,SD-SS-SD, SS-SS-SS
7. Jika dua sisi suatu segitiga adalah sama, maka sudut-sudut dihadapannya adalah sama.
8. Jika dua sudut suatu segitiga sama, maka dua sisi dihadapannya sama.
9. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik pada garis tertentu
tersebut.
10. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik diluar garis
tertentu tersebut.
11. Titik T terletak pada sumbu segmen garis AB jika dan hanya jika TA = TB
12. Jika dua sisi suatu segitiga tidak sama maka sudut – sudut dihadapannya juga tidak
sama, dan sudut yang lebih besar berhadapan dengan sisi yang lebih panjang.
13. Jika dua sudut suatu segitiga tidak sama maka sisi – sisi dihadapannya juga tidak sama ,
dan sisi yang lebih panjang berhadapan dengan sudut yang lebih besar.
6
14. segmen garis terpendek yang menghubungkan sebuah titik dan sebuah garis adalah
segmen yang tegak lurus.
15. Jumlah panjang dua sisi lebih besar dari sisi yang ketiga,.
16. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing – masing sama dengan dua sisi segitiga
yang kedua, dan sudut apit segitiga pertama lebih besar dari sudut apit segitiga kedua,
maka sisi ketiga dari segitiga yang pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari segitiga
kedua.
17. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing –masing sama dengan dua sisi segitiga
yang kedua, dan sisi ketiga dari segitiga pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari
segitiga yang kedua, maka sudut apit dari segitiga pertama lebih besar dari sudut apit
dari segitiga kedua.
18. Besar sudut luar dari suatu segitiga adalah lebih besar dari salah satu sudut dalamnya
yang tidak bersisian dengan sudut luar tersebut.
19. Jumlah dua sudut dari suatu segitiga adalah kurang dari 1800
.
20. Jika dua garis dipotong oleh garis lain dan membentuk sepasang sudut dalam
berseberangan yang sama dua garis tersebut sejajar.
21. Dua garis yang tegak lurus pada garis yang sama adalah sejajar.
22. Sekurang – kurangnya ada satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu yang
melalui titik diluar garis tertentu tersebut.
23. Misalkan garis 1 melalui titik C yang jaraknya kepusat lingkaran kurang dari panjang
jari-jari nya maka garis satu memotong lingkaran di dua titik.
24. Sebuah garis merupakan garis singgung lingkaran jika dan hanya jika garis tersebut
tegak lurus pada jari – jari lingkaran.
25. Jika diketahui segitiga ABC dan segmen garis PQ sedemikian hingga PQ=AB maka ada
titik R diluar PQ sedemikian hingga segitiga PQR kongruen segitiga ABC.
26. Sebuah lingkaran dapat digambarkan melalui sebarang segitiga.
7
( REVISI )
DOSEN PENGAMPU:
DR. IZWITA DEWI,M.Pd
KELOMPOK 5
SIHAR
PAINGIN
SUYONO
M.YUS EFENDI
SYAIFUL ANSHARI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIMED 2010
8

More Related Content

What's hot

Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriHapizahFKIP
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometriNilna Ma'Rifah
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema PythagorasRahma Siska Utari
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)AZLAN ANDARU
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalagusloveridha
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaEman Mendrofa
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Soal Kompetensi Matematika
Soal Kompetensi MatematikaSoal Kompetensi Matematika
Soal Kompetensi MatematikaJajang Nur'alim
 

What's hot (20)

Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometri
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Ursula
UrsulaUrsula
Ursula
 
Geometri aksioma
Geometri aksiomaGeometri aksioma
Geometri aksioma
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
 
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)
Rpp kd 3.7 wajib (rasio dan perbandingan trigonometri)
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak Hingga
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Segitiga
SegitigaSegitiga
Segitiga
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Soal Kompetensi Matematika
Soal Kompetensi MatematikaSoal Kompetensi Matematika
Soal Kompetensi Matematika
 

Similar to GEOMETRI NETRAL

Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxGeometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxResaAditya2
 
BANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptxBANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptxBudihermono
 
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptx
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptxPPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptx
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptxBudiSantoso263193
 
Pembuktian teorema lima lingkaran
Pembuktian teorema lima lingkaranPembuktian teorema lima lingkaran
Pembuktian teorema lima lingkaranRahma Siska Utari
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11HelvyEffendi
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab iiRirin Skn
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Mujahid Abdurrahim
 
R5 a kelompok 1 - geometri datar
R5 a   kelompok 1 - geometri datarR5 a   kelompok 1 - geometri datar
R5 a kelompok 1 - geometri datarYusuf Putra
 
R5 a kelompok 1 - geometri datar
R5 a   kelompok 1 - geometri datarR5 a   kelompok 1 - geometri datar
R5 a kelompok 1 - geometri datarmatematikaunindra
 
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...Rahma Siska Utari
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iiiRirin Skn
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometryokto feriana
 

Similar to GEOMETRI NETRAL (20)

Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxGeometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
 
My netral
My netralMy netral
My netral
 
BANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptxBANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptx
 
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptx
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptxPPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptx
PPT GEOMETRI NETRAL KEL.5.pptx
 
Pembuktian teorema lima lingkaran
Pembuktian teorema lima lingkaranPembuktian teorema lima lingkaran
Pembuktian teorema lima lingkaran
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
 
Ppt bab 2
Ppt bab 2Ppt bab 2
Ppt bab 2
 
R5 a kelompok 1 - geometri datar
R5 a   kelompok 1 - geometri datarR5 a   kelompok 1 - geometri datar
R5 a kelompok 1 - geometri datar
 
R5a kelompok 2
R5a kelompok 2R5a kelompok 2
R5a kelompok 2
 
R5 a kelompok 1 - geometri datar
R5 a   kelompok 1 - geometri datarR5 a   kelompok 1 - geometri datar
R5 a kelompok 1 - geometri datar
 
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...
Pembuktian Teorema Lima Lingkaran (Proof of Five Circles Theorem - Miquel's P...
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iii
 
Lingkaran
LingkaranLingkaran
Lingkaran
 
Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometry
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisNailul Hasibuan
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Nailul Hasibuan
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaNailul Hasibuan
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989Nailul Hasibuan
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century LearningNailul Hasibuan
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogyNailul Hasibuan
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususNailul Hasibuan
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilNailul Hasibuan
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobilNailul Hasibuan
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilNailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

GEOMETRI NETRAL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Geometri Netral atau Geometri absolut pertama-tama diperkenalkan oleh Y. Bolyai dari Hongaria (1802-1860). Geometri Netral didasari oleh geometri terurut dengan demikian pengertian dasar dalam geometri terurut juga berlaku dalam geometri netral. Disamping itu geometri ini juga didasari atas empat postulat pertama euclides dengan meninggalkan postulat kelima. Untuk lebih jelasnya akan diulang kembali lima postulat euclides, yaitu : 1. Menarik garis lurus dari sebarang titik ke sebarang titik yang lain. 2. Memperpanjang suatu garis secara kontinu menjadi garis lurus. 3. Melukis lingkaran dengan sebarang titik pusat dan sebarang jarak. 4. Bahwa semua sudut siku-siku adalah sama. 5. Bahwa, jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas , akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku. Beberapa ahli matematika menganggap bahwa postulat kelima euclides bukan merupakan postulat sehingga perlu dibuktikan dengan ke-empat postulat yang lain. Usaha untuk membuktikan npostulat kelima ini berlangsung sejak Euclides hidup hingga tahun 1820. Karena masala inilah muncul geometri netral dengan menghilangkan postulat kelima Euclides. Geometri netral dengan geometri Affine ( yang juga termuat dalam geometri terurut) membentuk geometri euclides. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar. Keterkaitan antar geometri 1 Geometri Terurut Geometri NormalGeometri Afine Geometri Euclides
  • 2. BAB II PEMBAHASAN GEOMETRI NETRAL Karena teorema 1 sampai teorema 3 telah dibahas oleh kelompok sebelumnya, maka pada kesempatan ini hanya akan dibahas teorema 4 sampai teorema 6 geometri netral. Teorema 4: Jika ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga siku-siku mempunyai jumlah sudut 180o Bukti : Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara menunjukkan bahwa : a. Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari sebuah segitiga yang dibentuk dengan cara membelah persegi panjang pada diagonalnya. b. Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 1800 . Perhatikan gambar berikut : E F A A’ D’ B C B’ C D Misalkan segitiga ABC siku-siku di B dan persegi panjang B’DFE, menurut teorema 3, maka akan ada persegipanjang A’B’C’D’ sedemikian hingga A’B’ = AB dan B’C’ = BC. Hubungkan A’ dan C’. Maka ABC kongruen dengan A’B’C’ , Dengan demikian kedua segitiga tersebut mempunyai junlah sudut yang sama. Misalkan : p adalah jumlah sudut segitiga ABC, dan q adalah jumlah sudut segitiga A’B’C’ Menurut definisi segi empat semua sudutnya adalah 900 , maka : p + q = 4.90 = 3600 , …………. (1) 2
  • 3. Menurut teorem a 1, p ≤ 180. Andaikan p < 180 sedangkan menurut persamaan (1), p + q = 3600 maka diperoleh q > 1800 (bertentangan denagn teorema 1). Jadi p = 1800 . ( terbukti) Teorema 5: Jika ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 180o . Bukti : Akan ditunjukkan ∆ ABC memiliki jumlah sudut 180o . ∠A + ∠B + ∠C = 180o Tarik garis tinggi CD membagi segitiga ABC menjadi dua segitiga siku-siku yaitu segitiga ACD dan segitiga BCD. Jumlah sudut ACD = BCD = 180o ( teorema 4 ) (∠A + ∠C1+ ∠D1) + (∠B + ∠C2 + ∠D2) = 2(180o )= 360o ∠A + ∠C1+ 90o + ∠B + ∠C2 + 90o = 360o ∠A + ∠B + (∠C1 + ∠C2 ) = 180o ∠A + ∠B + ∠C = 180o ( Terbukti ) . 3 D B C A 1 2 1 2
  • 4. Jumlah Sudut Suatu Segitiga Teorema 6: Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 0 , maka akan ada sebuah persegi panjang. Gambar .1 Bukti : Misalkan segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800 , Pertama kita tunjukkan bahwa ada segitiga siku-siku dengan jumlah sudut 1800 Potong segitiga ABC menjadi dua segitiga siku-siku yang masing masing mempunyai jumlah sudut p dan q, dengan menarik garis tinggi tertentu, misalnya AD, Maka : p + q = 2.900 + 1800 = 3600 ……….. ( 1 ) Kita tunjukkan p = 1800 , menurut teorema 1, p ≤ 1800 Jika p < 1800 , q > 1800 bertentangan dengan teorema.1 . Jadi ada dua segitiga siku siku , misalnya segitiga ABD dengan sudut siku-siku di D yang mempunyai jumlah sudut 1800 . Sekarang kita mengambil dua segitiga siku-siku, kedua segitiga tersebut kita tempelkan bersama untuk membentuk persegi panjang. Gambar. 2 4 DB C p q A 1’ A B D E 2 2’ 1
  • 5. Lukis segitiga BAE kongruen dengan segitiga ABD dengan E berlainan pihak dengan D dari sisi AB, dengan BE bersesuaian dengan AD ( gambar 2 ). Karena jumlah sudut segitiga ABD adalah 1800 , maka : ∠ 1 + ∠ 2 = 900 , karena ∠ 1 = ∠ 1’ , ∠ 2 = ∠ 2’ maka kita peroleh: ∠ 1 + ∠ 2’ = 900 dan ∠ 1’ + ∠ 2 = 900 Dan karena : ∠ 1 + ∠ 2’ = ∠ EBD,dan ∠ 1’ + ∠ 2 = ∠ EAD Jadi ∠ EBD = ∠ EAD = 900 , berarti ADBE persegi panjang ( definisi persegi panjang ) Akibat 1 dari Teorema 6. Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800 maka setiap segitiga mempunyai jumlah sudut 1800 . Bukti : Diketahui sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800 Akan ditunjukkan bahwa setiap segitiga mempunyai jumlah sudut 1800 Misalkan ada sebuah segitiga yang mempunyai jumlah sudut 1800 , maka menurut teorema 6 akan ada sebuah persegi panjang. sedangkan menurut teorema 5, Jika Ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 1800 . ( terbukti) 5
  • 6. Akibat 2 dari Teorema 6. Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800 , maka setiap segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800 . Bukti : Misalkan segitiga ABC mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800 . perhatika sebarang segitiga PQR. Menurut teorema 1, jumlah sudutnya p dan p ≤ 1800 . Misalkan p = 1800 maka akibat 1 teorema 6 diatas, segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800 , bertentangan dengan pemisalan di atas, jadi p < 1800 . Proposisi – Proposisi Geometri Netral Bidang Berikut disajukan Proposisi – Proposisi Geometri Netral Bidang yang dapat digunakan : 1. Dua garis yang tidak berhimpit mempunyai paling banyak satu titik potong. 2. Setiap segmen garis mempunyai tepat satu titik tengah. 3. Setiap sudut mempunyai tepat satu garis bagi. 4. Komplemen dari sudut sudut yang sama adalah sama. 5. Sudut yang bertolak belakang besarnya sama. 6. Kongruensi dua segitiga adalah SS-SD-SS,SD-SS-SD, SS-SS-SS 7. Jika dua sisi suatu segitiga adalah sama, maka sudut-sudut dihadapannya adalah sama. 8. Jika dua sudut suatu segitiga sama, maka dua sisi dihadapannya sama. 9. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik pada garis tertentu tersebut. 10. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik diluar garis tertentu tersebut. 11. Titik T terletak pada sumbu segmen garis AB jika dan hanya jika TA = TB 12. Jika dua sisi suatu segitiga tidak sama maka sudut – sudut dihadapannya juga tidak sama, dan sudut yang lebih besar berhadapan dengan sisi yang lebih panjang. 13. Jika dua sudut suatu segitiga tidak sama maka sisi – sisi dihadapannya juga tidak sama , dan sisi yang lebih panjang berhadapan dengan sudut yang lebih besar. 6
  • 7. 14. segmen garis terpendek yang menghubungkan sebuah titik dan sebuah garis adalah segmen yang tegak lurus. 15. Jumlah panjang dua sisi lebih besar dari sisi yang ketiga,. 16. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing – masing sama dengan dua sisi segitiga yang kedua, dan sudut apit segitiga pertama lebih besar dari sudut apit segitiga kedua, maka sisi ketiga dari segitiga yang pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari segitiga kedua. 17. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing –masing sama dengan dua sisi segitiga yang kedua, dan sisi ketiga dari segitiga pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari segitiga yang kedua, maka sudut apit dari segitiga pertama lebih besar dari sudut apit dari segitiga kedua. 18. Besar sudut luar dari suatu segitiga adalah lebih besar dari salah satu sudut dalamnya yang tidak bersisian dengan sudut luar tersebut. 19. Jumlah dua sudut dari suatu segitiga adalah kurang dari 1800 . 20. Jika dua garis dipotong oleh garis lain dan membentuk sepasang sudut dalam berseberangan yang sama dua garis tersebut sejajar. 21. Dua garis yang tegak lurus pada garis yang sama adalah sejajar. 22. Sekurang – kurangnya ada satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu yang melalui titik diluar garis tertentu tersebut. 23. Misalkan garis 1 melalui titik C yang jaraknya kepusat lingkaran kurang dari panjang jari-jari nya maka garis satu memotong lingkaran di dua titik. 24. Sebuah garis merupakan garis singgung lingkaran jika dan hanya jika garis tersebut tegak lurus pada jari – jari lingkaran. 25. Jika diketahui segitiga ABC dan segmen garis PQ sedemikian hingga PQ=AB maka ada titik R diluar PQ sedemikian hingga segitiga PQR kongruen segitiga ABC. 26. Sebuah lingkaran dapat digambarkan melalui sebarang segitiga. 7
  • 8. ( REVISI ) DOSEN PENGAMPU: DR. IZWITA DEWI,M.Pd KELOMPOK 5 SIHAR PAINGIN SUYONO M.YUS EFENDI SYAIFUL ANSHARI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIMED 2010 8