SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Kelompok 1
Disusun Oleh :
Abdurrahman
Aulia Nurika Rahma
Azizah
Fatimatuzzahrah
Hikmah Maulida
Laily Marisa
Maulida Rahmi
Raudah
Retris Panji Prasetya
Rezki Mina Aprilia
*
*
*Ekstraksi merupakan istilah yang cukup melekat dengan
farmasi yang melibatkan pemisahan bagian aktif obat dari
jaringan tumbuhan atau hewan dari komponen inaktif atau
inert dengan menggunakan pelarut yang selektif.
*Tujuan dari prosedur standar ekstraksi adalah untuk
mencapai efek terapeutik dan untuk menghilangkan bahan
inert dengan pelarut selektif yang dikenal sebagai
menstrum.
*
1. Maserasi
2. Infusa
3. Digesi
4. Dekokta
5. Perkolasi
6. Sokhlet
7. Ekstraksi ber alkohol ,berair dengan fermentasi
*
Metode maserasi merupakan proses yang paling sederhana
yakni dengan menggunakan pelarut dan beberapa kali
pengadukan pada suhu kamar.
*
Ekstraksi ini menggunakan air sebagai pelarut dalam proses
pemanasan.
*
Digesti merupakan bentuk maserasi yang selama proses
ekstraksinya menggunakan suhu panas yang sedang.
*
Dekokta merupakan proses infus, hanya dilakukan dalam
waktu yang lebih lama.
*
Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut pada
bahan yang akan diekstrak.
*
Ekstraksi ini menggunakan pelarut yang selalu baru dengan
bantuan alat khusus dan pengadukan yang berkelanjutan.
*
Proses ektraksi ini memiliki keuntungan yang sicknifikan:
*Jumlah bahan tanaman dapat diekstraksi dengan volume
pelarut yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan metode
lain seperti maserasi,rebusan,perkolasi.
*CCE umumnya dilakukan pada suhu kamar,yang mengimpan
unsur termolabil dari paparan panas yang digunakan dalam
kebanyakan teknik lain.
*Penghancuran obat dilakukan dalam kondisi basah, panas
yang dihasilkan selama kominusi dinetralkan oleh air. Ini
sekali lagi memberikan konstituen termolabil dari paparan
panas.
*Prosedur ekstraksi telah dinilai lebih efisien dan efektif
daripada ekstraksi panas berkesinambungan
*
Prosedur ini melibatkan penggunaan ultrasound dengan
frekuensi mulai dari 20 kHz hingga 2000 kHz; ini meningkatkan
permeabilitas dinding sel dan menghasilkan kavitasi. Walaupun
Proses ini berguna dalam beberapa kasus, seperti ekstraksi akar
rauwolfia, aplikasi berskala besar ini terbatas karena biaya yang
lebih tinggi. Salah satu kelemahan dari prosedur dikenal dengan
efek merusak energi ultrasound (lebih dari 20 kHz) pada
konstituen aktif tanaman obat melalui pembentukan radikal
bebas dan akibatnya perubahan yang tidak diinginkan dalam
molekul obat.
*
• Ekstraksi cairan superkritis (SFE) adalah metode persiapan
sampel alternatif dengan tujuan umum pengurangan
penggunaan pelarut organik dan peningkatan keluaran
sampel.
• Faktor-faktor untuk pertimbangkan termasuk suhu, tekanan,
volume sampel, koleksi analit, pengubah (cosolvent). Selain
itu, aliran dan kontrol tekanan, dan pembatas. Umumnya,
pembuluh ekstraksi silinder adalah digunakan untuk SFE dan
performanya bagus.
*Kumpulan analit yang diekstraksi mengikuti SFE adalah langkah penting
lainnya. Kerugian analit yang signifikan dapat terjadi selama langkah
ini, yang mengarahkan analis untuk percaya bahwa yang sebenarnya
efisiensi buruk.
*Ada banyak keuntungan untuk penggunaan CO2 sebagai cairan
pengekstraksi. Selain itu sifat fisik yang menguntungkan, karbon
dioksida adalah murah, aman dan berlimpah. Tapi sementara karbon
dioksida adalah cairan yang disukai untuk SFE, ia memiliki beberapa
keterbatasan polaritas. Pelarut polaritas penting ketika mengekstrak
zat terlarut dan ketika interaksi analit-matriks yang kuat. Pelarut
organik sering ditambahkan ke cairan pengekstraksi karbon dioksida
untuk meringankan keterbatasan polaritas. Akhir-akhir ini, bukannya
karbon dioksida, argon digunakan karena itu murah dan lebih lembam.
Tingkat pemulihan komponen umumnya meningkat dengan
meningkatkan tekanan atau temperatur: tingkat pemulihan tertinggi
dalam kasus argon diperoleh pada 500 atm dan 150 ° C.
Lanjutan …
Prosedur ekstraksi memiliki keunggulan yang berbeda:
*Ekstraksi konstituen pada suhu rendah, yang secara ketat
menghindari kerusakan dari panas dan beberapa pelarut
organik.
*Tidak ada residu pelarut.
*Prosedur ekstraksi ramah lingkungan.
*Area pertumbuhan terbesar dalam pengembangan SFE adalah
ekspansi cepatnya aplikasi. SFE menemukan aplikasi ekstensif
dalam ekstraksi pestisida, lingkungan sampel, makanan dan
wewangian, minyak esensial, polimer dan produk alami.
Penangkal utama dalam aplikasi komersial dari proses
ekstraksi adalah investasi modal yang sangat mahal.
LANJUTAN …
*
Produk yang kebanyakan diekstrak oleh proses ini adalah
komponen minyak esensial dan biologis yang harum atau ekstrak
phytopharmacological yang dapat digunakan secara langsung
tanpa fisik lebih lanjut atau perawatan kimia.
*Proses phytonik itu dingin dan lembut dan produknya tidak pernah
rusak oleh paparan suhu yang melebihi ambien.
*Tidak diperlukan pengupasan vakum
*Proses ini dilakukan sepenuhnya pada pH netral dan tanpa adanya
oksigen
*Teknik ini sangat selektif
*Tidak terlalu mengancam lingkungan.
*Hanya membutuhkan jumlah minimum energi listrik.
*Melepaskan emisi berbahaya ke atmosfer dan hasil limbah yang
dihasilkan tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah
pembuangan limbah.
*Pelarut yang digunakan dalam teknik ini tidak mudah terbakar,
beracun atau ozon yang menipis.
*Pelarut benar-benar didaur ulang di dalam sistem.
*
*
Proses phytonics dapat digunakan untuk ekstraksi dalam
bioteknologi (misalnya untuk produksi antibiotik), dalam
industri obat herbal, di industri makanan, minyak atsiri dan
rasa, serta di produksi produk aktif farmakologis lainnya.
Khususnya digunakan dalam produksi dari ekstrak bermutu
farmasi bermutu tinggi, intermediet aktif farmakologi,
antibiotik ekstrak dan fitofarmaka. Namun, fakta bahwa itu
digunakan di semua bidang ini sama sekali mencegah
penggunaannya di area lain. Teknik ini digunakan dalam
ekstraksi berkualitas tinggi minyak esensial, oleoresin, warna
makanan alami, rasa dan minyak aromatik dari segala macam
tanaman bahan. Teknik ini juga digunakan dalam pengilangan
produk mentah yang diperoleh dari ekstraksi lainnya proses. Ini
memberikan ekstraksi tanpa lilin atau kontaminan lainnya. Ini
membantu menghapus banyak biosida dari biomassa yang
terkontaminasi.
*
1. Otentikasi bahan tanaman harus dilakukan sebelum melakukan ekstraksi.
2. Gunakan bagian tanaman yang tepat.
3. Kondisi yang digunakan untuk mengeringkan bahan tanaman sangat
tergantung pada sifat bahan bakarnya konstituen.
4. Metode penggilingan harus spesifik dan teknik yang menghasilkan panas harus
dihindari.
5. Serbuk bahan tanaman harus melewati saringan yang cocok untuk
mendapatkan partikel yang diperlukan ukuran seragam.
6. Sifat konstituen.
7. Kualitas air atau menstruum yang digunakan harus ditentukan dan
dikendalikan.
8. Konsentrasi dan prosedur pengeringan harus memastikan keamanan dan
stabilitas aktif konstituen.
9. Desain dan bahan fabrikasi ekstraktor juga harus dipertimbangkan.
10. Parameter analitik dari ekstrak akhir, seperti TLC dan sidik jari HPLC,
seharusnya didokumentasikan untuk memantau kualitas batch yang berbeda
dari ekstrak.
*
*Sukhdev Swami Handa, Suman Preet Singh Khanuja, Gennaro
Longo, Dev Dutt Rakesh. 2008.
*Teknologi ekstraksi untuk tanaman obat dan aromatik, pusat
internasional untuk sains dan teknologi tinggi.
Ekstraksi Tanaman

More Related Content

What's hot

spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentFadilah Nur
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Kul ii simplisia
Kul ii simplisiaKul ii simplisia
Kul ii simplisia
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Sianida
SianidaSianida
Sianida
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 

Similar to Ekstraksi Tanaman

Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiyulis adriana
 
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unair
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unairSterilisasi dalam fermentasi - fpk unair
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unairrozi rozi
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksimtrko
 
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxSyifaZatalini
 
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptmikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptNurJ11
 
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...Apothecary Indonesia Persada
 
Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Ivan Isroni
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptAntonoYadi
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptSarniSarni9
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriIkhwan To
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptTiara104284
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiHayatun Nufus
 
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptxRainalPanjaitan2
 
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptxPELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptxvidyanti2
 
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdf
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdfBAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdf
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdfRaniPutri29
 

Similar to Ekstraksi Tanaman (20)

Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unair
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unairSterilisasi dalam fermentasi - fpk unair
Sterilisasi dalam fermentasi - fpk unair
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
 
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptmikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
 
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
 
Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
 
11735174
1173517411735174
11735174
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustri
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
 
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptxBAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
 
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptxPELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
 
Ipal
IpalIpal
Ipal
 
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdf
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdfBAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdf
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pdf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 

Ekstraksi Tanaman

  • 1. Kelompok 1 Disusun Oleh : Abdurrahman Aulia Nurika Rahma Azizah Fatimatuzzahrah Hikmah Maulida Laily Marisa Maulida Rahmi Raudah Retris Panji Prasetya Rezki Mina Aprilia *
  • 2. * *Ekstraksi merupakan istilah yang cukup melekat dengan farmasi yang melibatkan pemisahan bagian aktif obat dari jaringan tumbuhan atau hewan dari komponen inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang selektif. *Tujuan dari prosedur standar ekstraksi adalah untuk mencapai efek terapeutik dan untuk menghilangkan bahan inert dengan pelarut selektif yang dikenal sebagai menstrum.
  • 3. * 1. Maserasi 2. Infusa 3. Digesi 4. Dekokta 5. Perkolasi 6. Sokhlet 7. Ekstraksi ber alkohol ,berair dengan fermentasi
  • 4. * Metode maserasi merupakan proses yang paling sederhana yakni dengan menggunakan pelarut dan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar.
  • 5. * Ekstraksi ini menggunakan air sebagai pelarut dalam proses pemanasan.
  • 6. * Digesti merupakan bentuk maserasi yang selama proses ekstraksinya menggunakan suhu panas yang sedang.
  • 7. * Dekokta merupakan proses infus, hanya dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
  • 8. * Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut pada bahan yang akan diekstrak.
  • 9. * Ekstraksi ini menggunakan pelarut yang selalu baru dengan bantuan alat khusus dan pengadukan yang berkelanjutan.
  • 10. * Proses ektraksi ini memiliki keuntungan yang sicknifikan: *Jumlah bahan tanaman dapat diekstraksi dengan volume pelarut yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan metode lain seperti maserasi,rebusan,perkolasi. *CCE umumnya dilakukan pada suhu kamar,yang mengimpan unsur termolabil dari paparan panas yang digunakan dalam kebanyakan teknik lain. *Penghancuran obat dilakukan dalam kondisi basah, panas yang dihasilkan selama kominusi dinetralkan oleh air. Ini sekali lagi memberikan konstituen termolabil dari paparan panas. *Prosedur ekstraksi telah dinilai lebih efisien dan efektif daripada ekstraksi panas berkesinambungan
  • 11. * Prosedur ini melibatkan penggunaan ultrasound dengan frekuensi mulai dari 20 kHz hingga 2000 kHz; ini meningkatkan permeabilitas dinding sel dan menghasilkan kavitasi. Walaupun Proses ini berguna dalam beberapa kasus, seperti ekstraksi akar rauwolfia, aplikasi berskala besar ini terbatas karena biaya yang lebih tinggi. Salah satu kelemahan dari prosedur dikenal dengan efek merusak energi ultrasound (lebih dari 20 kHz) pada konstituen aktif tanaman obat melalui pembentukan radikal bebas dan akibatnya perubahan yang tidak diinginkan dalam molekul obat.
  • 12. * • Ekstraksi cairan superkritis (SFE) adalah metode persiapan sampel alternatif dengan tujuan umum pengurangan penggunaan pelarut organik dan peningkatan keluaran sampel. • Faktor-faktor untuk pertimbangkan termasuk suhu, tekanan, volume sampel, koleksi analit, pengubah (cosolvent). Selain itu, aliran dan kontrol tekanan, dan pembatas. Umumnya, pembuluh ekstraksi silinder adalah digunakan untuk SFE dan performanya bagus.
  • 13. *Kumpulan analit yang diekstraksi mengikuti SFE adalah langkah penting lainnya. Kerugian analit yang signifikan dapat terjadi selama langkah ini, yang mengarahkan analis untuk percaya bahwa yang sebenarnya efisiensi buruk. *Ada banyak keuntungan untuk penggunaan CO2 sebagai cairan pengekstraksi. Selain itu sifat fisik yang menguntungkan, karbon dioksida adalah murah, aman dan berlimpah. Tapi sementara karbon dioksida adalah cairan yang disukai untuk SFE, ia memiliki beberapa keterbatasan polaritas. Pelarut polaritas penting ketika mengekstrak zat terlarut dan ketika interaksi analit-matriks yang kuat. Pelarut organik sering ditambahkan ke cairan pengekstraksi karbon dioksida untuk meringankan keterbatasan polaritas. Akhir-akhir ini, bukannya karbon dioksida, argon digunakan karena itu murah dan lebih lembam. Tingkat pemulihan komponen umumnya meningkat dengan meningkatkan tekanan atau temperatur: tingkat pemulihan tertinggi dalam kasus argon diperoleh pada 500 atm dan 150 ° C. Lanjutan …
  • 14.
  • 15. Prosedur ekstraksi memiliki keunggulan yang berbeda: *Ekstraksi konstituen pada suhu rendah, yang secara ketat menghindari kerusakan dari panas dan beberapa pelarut organik. *Tidak ada residu pelarut. *Prosedur ekstraksi ramah lingkungan. *Area pertumbuhan terbesar dalam pengembangan SFE adalah ekspansi cepatnya aplikasi. SFE menemukan aplikasi ekstensif dalam ekstraksi pestisida, lingkungan sampel, makanan dan wewangian, minyak esensial, polimer dan produk alami. Penangkal utama dalam aplikasi komersial dari proses ekstraksi adalah investasi modal yang sangat mahal. LANJUTAN …
  • 16. * Produk yang kebanyakan diekstrak oleh proses ini adalah komponen minyak esensial dan biologis yang harum atau ekstrak phytopharmacological yang dapat digunakan secara langsung tanpa fisik lebih lanjut atau perawatan kimia.
  • 17. *Proses phytonik itu dingin dan lembut dan produknya tidak pernah rusak oleh paparan suhu yang melebihi ambien. *Tidak diperlukan pengupasan vakum *Proses ini dilakukan sepenuhnya pada pH netral dan tanpa adanya oksigen *Teknik ini sangat selektif *Tidak terlalu mengancam lingkungan. *Hanya membutuhkan jumlah minimum energi listrik. *Melepaskan emisi berbahaya ke atmosfer dan hasil limbah yang dihasilkan tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah pembuangan limbah. *Pelarut yang digunakan dalam teknik ini tidak mudah terbakar, beracun atau ozon yang menipis. *Pelarut benar-benar didaur ulang di dalam sistem. *
  • 18. * Proses phytonics dapat digunakan untuk ekstraksi dalam bioteknologi (misalnya untuk produksi antibiotik), dalam industri obat herbal, di industri makanan, minyak atsiri dan rasa, serta di produksi produk aktif farmakologis lainnya. Khususnya digunakan dalam produksi dari ekstrak bermutu farmasi bermutu tinggi, intermediet aktif farmakologi, antibiotik ekstrak dan fitofarmaka. Namun, fakta bahwa itu digunakan di semua bidang ini sama sekali mencegah penggunaannya di area lain. Teknik ini digunakan dalam ekstraksi berkualitas tinggi minyak esensial, oleoresin, warna makanan alami, rasa dan minyak aromatik dari segala macam tanaman bahan. Teknik ini juga digunakan dalam pengilangan produk mentah yang diperoleh dari ekstraksi lainnya proses. Ini memberikan ekstraksi tanpa lilin atau kontaminan lainnya. Ini membantu menghapus banyak biosida dari biomassa yang terkontaminasi.
  • 19. * 1. Otentikasi bahan tanaman harus dilakukan sebelum melakukan ekstraksi. 2. Gunakan bagian tanaman yang tepat. 3. Kondisi yang digunakan untuk mengeringkan bahan tanaman sangat tergantung pada sifat bahan bakarnya konstituen. 4. Metode penggilingan harus spesifik dan teknik yang menghasilkan panas harus dihindari. 5. Serbuk bahan tanaman harus melewati saringan yang cocok untuk mendapatkan partikel yang diperlukan ukuran seragam. 6. Sifat konstituen. 7. Kualitas air atau menstruum yang digunakan harus ditentukan dan dikendalikan. 8. Konsentrasi dan prosedur pengeringan harus memastikan keamanan dan stabilitas aktif konstituen. 9. Desain dan bahan fabrikasi ekstraktor juga harus dipertimbangkan. 10. Parameter analitik dari ekstrak akhir, seperti TLC dan sidik jari HPLC, seharusnya didokumentasikan untuk memantau kualitas batch yang berbeda dari ekstrak.
  • 20. * *Sukhdev Swami Handa, Suman Preet Singh Khanuja, Gennaro Longo, Dev Dutt Rakesh. 2008. *Teknologi ekstraksi untuk tanaman obat dan aromatik, pusat internasional untuk sains dan teknologi tinggi.

Editor's Notes

  1. Cara kerja Dalam proses ini seluruh minyak mentah atau kasar dimasukkan ke dalam wadah stoper dengan ditambah pelarut dan disimpan dalam suhu kamar selama paling sedikit 3 hari. Campuran kemudian disaring marc (bahan padat yang lembab) ditekan dan cairan gabungan dari hasil filtrasi atau dekantasi didapatkan.
  2. Cara kerja Infus segar disiapkan dengan hasil maserasi bahan mentah dalam waktu singkat dengan air dingin atau panas sehingga dihasilkan larutan encer dari konstituen bahan mentah yang mudah larut.
  3. Karena jika menggunakan suhu panas yang tinggi maka tidak menghasilkan zat yang diinginkan. Hal tersebut juga menyebabkan efisiensi pelarut akan terus meningkat.
  4. Cara kerja Dalam proses ini bahan mentah direbus dalam volume air dan waktu yang telah ditentukan. Kemudian didiamkan beberapa saat lalu disaring. Prosedur ini cocok untuk konstituen yang larut dalam air. Proses ini juga biasanya digunakan untuk persiapan ekstrak ayur vedick yang disebut (quath atau kawath). Rasio awal untuk bahan mentah dan air adalah 1 : 4 atau 1 : 6. Volume tersebut diturunkan hingga seperempat dari volume aslinya dengan cara merebus. Kemudian ekstrak disaring dan diproses lebih lanjut lagi.
  5. Cara kerja Hal tersebut sering digunakan dalam pembuatan tingtur dan ekstrak cair. Sebuah perkulator (bejana berbentuk kerucut, sempit yang terbuka dikedua ujungnya) umumnya digunakan. Bahan awal dibasahi dengan pelarut yang sesuai dan dibiarkan selama kira-kira 4 jam dalam wadah tertutup rapat. Tambahkan pelarut untuk membentuk lapisan dangkal diatas massa.Dan campuran tersebut dapat didiamkan dalam perkulator yang tertutup rapat selama 24jam.Saluran dari perkulator dibuka dan cairan didalamnya dibiarkan menetes secara perlahan.Pelarut ditambahkan secukupnya sampai ¾ dari volume produk akhir.Cairan ditekan dan hasil tersebut dimasukan kedalam perkulator.Pelarut ditambahkan untuk menghasilkan volume yang dibutuhkan,dan campuran cairan dipertilsilasi atau dengan dicanting.
  6. Cara kerja Sedian awal ditempatkan dalam wadah perpori atau thimble yang dibuat dari kertas saring yang kemudian ditempatkan di chamber E dari peralatan soklet.Ekstrak pelarut dalam labu A dipanaskan dan uap nya di embunkan dikondensor D.Ekstrak menetes kedalam tutup yang mengandung obat keras dan ekstrak dihubungkan.Ketika cairan didalam wadah E naik kepuncak tabung C,isi cairan pada wadah E sifon ke flask A.Proses ini terus menerus dan membawa keluar sampai tetes pelarut dari tabung sifon tidak meninggalkan resido saat di uapkan.Keuntungan dari metode ini dibandingkan dengan metode tadi yang sudah dijelaskan adalah bahwa sejumlah besar obat dapat di ekstraksi dengan banyak jumlah pelarut yang lebih kecil.Hal ini berdampak pada pengamatan dalam terminologi pada waktu.Energi dan sebagai akibat yang berhubungan dengan pemakaian.Pada sekala kecil adalah memperkerjakan sebagai proses sekumpulan,tetapi memang lebih hemat dan layak bila di kompersi menjadi emolsi ekstrak terus menerus prosedur pada sekala sedang atau besar
  7. Didalam counter current extraction (ECC) bahan baku dibasahi dengan menggunakan desingtigator untuk menghaluskan dalam proses ini bahan yang di ekstraksi dipindahkan kesatu arah.Didalam ektraktor silinder tempat kontak dengan pelarut estraksi.Semakin awal bahan bergerak maka semakin terkonsentrasi ekstraknya.Ekstraksi lengkap dimungkinkan jika jumlah pelarut dan bahan laju alirnya dioptimalkan.Prosesnya sangat efisien,membutuhkan sedikit waktu dan tidak menimbulkan resiko dari suhu tinggi.Akhirnya ekstraksi secukupnya konsentrasi keluar salah satu ujung ekstraktor sementara (praktis bebas terlihat dari pelarut) jatuh keluar dari ujungnya.
  8. Proses ini menguntungkan karena pelarut dapat dikustomisasi: dengan menggunakan modifikasi pelarut dengan HFC-134a, proses dapat dibuat sangat selektif dalam mengekstraksi kelas tertentu dari phytoconstituents. Demikian pula, pelarut termodifikasi lainnya dapat digunakan untuk mengekstraksi yang lebih luas spektrum komponen. Produk biologis yang dibuat oleh proses ini sangat rendah pelarut sisa. Residu selalu kurang dari 20 bagian per miliar dan sering di bawah tingkat deteksi. Pelarut-pelarut ini tidak bersifat asam atau alkalin dan, karenanya, hanya memiliki efek reaksi potensial minimal pada bahan botani. Pabrik pengolahan benar-benar disegel sehingga pelarut terus didaur ulang dan sepenuhnya pulih pada akhir masing-masing siklus produksi. Satu-satunya utilitas yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem ini adalah listrik dan, bahkan kemudian, mereka tidak mengkonsumsi banyak energi. Tidak ada ruang untuk pelarian dari pelarut. Bahkan jika beberapa pelarut tidak bisa lepas, mereka tidak mengandung klorin dan karena itu tidak menimbulkan ancaman bagi lapisan ozon. Itu limbah biomassa dari tanaman ini kering dan "ramah lingkungan" untuk ditangani.
  9. SIFAT KONSTITUEN a) Jika nilai terapeutik terletak pada konstituen non-polar, pelarut non-polar dapat digunakan. Misalnya, lupeol adalah konstituen aktif Crataeva nurvala dan, untuk ekstraksinya, heksana umumnya digunakan. Demikian juga untuk tanaman seperti Bacopa monnieri dan Centella asiatica, konstituen aktif adalah glikosida dan karenanya pelarut polar seperti berair metanol dapat digunakan. b) Jika konstituennya adalah thermolabile, metode ekstraksi seperti maserasi dingin, perkolasi dan CCE lebih disukai. Untuk konstituen termostabil, ekstraksi Soxhlet (jika pelarut tidak berair digunakan) dan rebusan (jika air adalah menstruasi) berguna. c) Tindakan pencegahan yang sesuai harus diambil ketika berhadapan dengan konstituen yang menurunkan waktu disimpan dalam pelarut organik, mis. flavonoid dan propanoid fenil. d) Dalam hal ekstraksi panas, lebih tinggi dari suhu yang diperlukan harus dihindari. Beberapa glikosida cenderung pecah pada paparan terus menerus ke suhu yang lebih tinggi. e) Standarisasi waktu ekstraksi penting, karena: • Waktu tidak mencukupi berarti ekstraksi tidak lengkap. • Jika waktu ekstraksi lebih panjang, konstituen yang tidak diinginkan juga dapat diekstraksi. Untuk Misalnya, jika teh direbus terlalu lama, tanin diekstraksi yang memberi astringency untuk persiapan akhir. f) Jumlah ekstraksi yang diperlukan untuk ekstraksi lengkap sama pentingnya dengan durasi setiap ekstraksi.