SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
O L E H :
V I D YA N T I P E R M AT A D E W I , A D E L L A R A M A D H A N T Y
PELAYANAN DISPENSING
STERIL
PENGERTIAN
• Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian
perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk
baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis
• Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis
didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir
kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko
paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan
terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan
obat, atau petugas.
TUJUAN DISPENSING STERIL
1. menjamin agar pasien menerima Obat sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan;
2. menjamin sterilitas dan stabilitas produk;
3. melindungi petugas dari paparan zat
berbahaya
4. menghindari terjadinya kesalahan pemberian
Obat.
ATURAN DASAR BEKERJA ASEPTIK:
1. No touch technique
2. Hambatan terhadap aliran udara bersih harus
seminimal mungkin
3. Pengaturan tata letak alat yang tepat
4. Semua proses aseptik dikerjakan pada jarak minimal
enam inchi dari tepi bagian luar LAF
SEDIAAN YANG DIBUAT
1. Premixed kcl
• Sesuai standar JCI, elektrolit pekat tidak boleh tersedia
atau dicampur diruang rawat
2. Repacking obat suntik cair
• Contoh: antibiotik dalam bentuk obat suntik dikemas
kembali menjadi dosis yang dibutuhkan untuk langsung
digunakan
1. Sumber daya manusia
Petugas yang melakukan pencampuran sediaan steril
harus qualify (terlatih), sehat, memakai apd
2. Ruangan dan Peralatan
Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan
ruangan dan peralatan khusus untuk menjaga sterilitas
produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan
petugas dan lingkungannya.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
DISPENSING SEDIAAN STERIL
RUANGAN
RUANGAN
1. Ruang Persiapan
Administrasi dan penyiapan alkes dan bahan obat
2. Ruang cuci tangan dan ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci
tangan, ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung
diri (APD).
3. Ruang Antara
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu
ruang antara
RUANGAN
4. Ruang Steril (Clean room)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000
partikel
2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik
udara.
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan
udara di luar ruangan.
PASS BOX
Pass box adalah tempat
masuk dan keluarnya alat
kesehatan dan bahan
obat sebelum dan
sesudah dilakukan
pencampuran.
Pass box ini terletak di
antara ruang persiapan
dan ruang steril.
PERALATAN
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran
sediaan steril meliputi :
1. APD
• Baju pelindung : Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari
bahan yang impermeable (tidak tembus cairan), tidak
melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset
dan tertutup di bagian depan.
• Sarung tangan: cukup panjang untuk menutup pergelangan
tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak
(powder free). Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika
harus menggunakan dua lapis.
PERALATAN
• Kacamata pelindung
Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika
• Masker disposible
• Penutup kepala
• Shoes Cover
Petugas tidak
diperbolehkan
menggunakan
aksesoris seperti
jam tangan, dan perhiasan
BEYOND USE DATE (BUD)
waktu stabilitas obat yang telah dilakukan perubahan kondisi seperti
dilarutkan atau repacking untuk keperluan pengobatan pasien. Bud ini
ditetapkan berdasarkan kriteria stabilitas biologi, fisika, dan kimia.
• Stabilitas fisika: tergantung waktu dan perlakuan terhadap obat suntik
(contoh: diazepam injeksi dapat mengendap apabila dilarutkan dengan
jumlah pelarut yang tidak sesuai)
• Stabilitas kimia: berdasarkan integritas struktur kimia dan potensinya
seperti yang tercantum dalam label obat suntik (contoh: sefalosporin
akan mengalami hidrolisis dalam pelarut air)
• Stabilitas mikrobiologi: sediaan tetap bebas dari mikroorganisme atau
memenuhi syarat batas mikroorganisme hingga batas waktu tertentu
(contoh : infus kcl 2 meq/L yang dibuat dalam LAF dapat bertahan steril
selama 14 hari dalam suhu ruang)
BEYOND USE DATE
• Bud dapat dilihat dari data stabilitas dengan waktu yang
lebih pendek. Contoh jika data stabilitas kimia lebih
pendek waktunya daripada stabilitas mikrobiologi, maka
bud nya berdasarkan stabilitas kimia.
• Bud dapat diperpanjang sesuai dengan hasil uji sterilitas
dan uji potensi
REKOMENDASI BUD
Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi
Suhu ruang
15-250C
≤ 48 jam ≤ 30 jam ≤ 24 jam
Suhu lemari
pendingin
2-80C
≤ 14 hari ≤ 7 hari ≤ 48 hari
Suhu ruang
≤−10 0C
≤ 45 hari ≤ 45 hari ≤ 45 hari
KRITERIA RISIKO
1. Risiko rendah
• Pencampuran dengan teknik aseptik di Tidak lebih dari ruangan ISO kelas 5 (jumlah
partikel yang berukuran 0,5 mikrometer tidak lebih dari 3520 partikel/m3 dan jumlah
mikroba kurang dari 1 cfu/m3.)
• Sediaan vial/ampul untuk dosis tunggal
• Infus dengan komponen tidak lebih dari
2. Risiko sedang
• Banyak produk steril yang disiapkan sekaligus untuk banyak pasien atau beberapa
sediaan untuk satu pasien pada suhu kamar. beberapa kali pemberian.
• Proses pencampurannya lama, misal: memerlukan proses pelarutan atau pencampuran
hingga terbentuk sediaan yang homogen.
• Sediaan nutrisi parenteral
• Infus dengan lebih dari komponen
3. Risiko tinggi
• Selama proses pencampuran terpapar oleh suhu kamar. lingkungan yang lebih buruk dari
ISO kelas 5
• Personal yang melakukan pencampuran tidak menggunakan baju dan sarung tangan
yang sesuai.
• Sediaan farmasi untuk pemberian khusus (intra epidural, intrathecal)
• Sediaan kemoterapi atau imunosupresan
PENYIAPAN SEDIAAN STERIL YANG
TELAH DIREKONSTITUSI
• Harus diberikan label dengan informasi: nama obat,
nama pasien, kekuatan, dan bud
• Sediaan steril berbentuk vial atau ampul harus dibuang:1
jam apabila disiapkan diruang perawatan
• Sediaan steril untuk penggunaan berulang harus
dibuang dalam waktu maksimal 28 hari setelah
digunakan pertama kali (contoh insulin dan heparin) jika
obat tersebut sudah masuk ke dalam syringe pump
maka hanya tahan 24 jam.
SISA OBAT UTUH
• Obat injeksi dalam kemasan ampul: tidak boleh disimpan
• Obat injeksi dalam kemasan vial single dose termasuk
setelah direkonstitusi/dilarutkan: hanya tahan 1 jam
• Sediaan oral dengan formulasi yang mengandung air
(sirup/sirup kering yang sudah dilarutkan) tahan 14 hari dalam
suhu 2-80C (kecuali dinyatakan lain dalam kemasan)
• Salep mata (non aqueous): tahan 90 hari
• Tetes hidung/telinga: tahan 35 hari
• Sediaan topikal/dermal,mukosal lipid dan semisolida yang
mengandung air: tahan 35 hari
• Tablet/kapsul: 180 hari setelah peracikan
LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
1. Mencuci tangan
2. Memakai apd
3. Bersihkan/disinfeksi area kerja dengan alcohol swab,
dalam proses pembersihan menggunakan sistem
overlapping artinya sisa dari area yang dibersihkan
(yang sudah basah), di swab kembali sehingga ada
bagian yang mengena dari sisa area sebelumnya
supaya semua tercover oleh disinfektannya.
4. Membuka syringe dengan one hand technique
LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
5. Mengambil obat dari kemasan ampul:
• teknik/cara untuk menurunkan cairan yang ada di
kepala ampul supaya masuk ke badan ampul nya
dapat diputar ampulnya atau teknik j terbalik yaitu
ampul diterbalikkan lalu diputar seperti huruf j dengan
cepat
6. Mengambil obat dari kemasan vial:
• Beri pelarut yang sesuai, dan ambil cairan dengan
cara non coring technique, coring adalah adanya
sumbatan didalam syringe nya, karena adanya sedikit
karet yang menyumbat/masuk ke dalam syringe. non
coring technique adalah cara pengambilan cairan
melalui karet yang pada tutup botol/vial dengan cara
dimiringkan sebesar 45°, kemudian diluruskan/
ditegakkan 90° dengan tujuan tidak akan adanya
sedikit karet yang masuk kedalam syringenya.
7. Setelah cairan obat berada di syringe, biasanya masih
terdapat udara, ada beberapa teknik, jangan disentil
sentil terlalu keras/cepat karena akan menyebabkan
buihnya menjadi kecil kecil,caranya dapat syringe
disejajarkan/diratakan lalu syringe di guling gulingkan
perlahan nanti cairan akan larut sendiri, tetapi jika tidak
larut boleh disentil tetapi pelan pelan
LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
8. Jika sudah rata ditutup dengan teknik one hand
LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN
SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsaEka Selvina
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiGilang Rizki Al Farizi
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualificationLabIndustri
 
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Imelda Wijaya
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawatarymita
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsMaulana Sakti
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Yusuf Himawan
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikristyaji
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasihusnul khotimah
 
Pelarutan obat konsenterasi_tinggi
Pelarutan obat konsenterasi_tinggiPelarutan obat konsenterasi_tinggi
Pelarutan obat konsenterasi_tinggiroywidhie
 

What's hot (20)

Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Studi kelayakan fixx
Studi kelayakan fixxStudi kelayakan fixx
Studi kelayakan fixx
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualification
 
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawat
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Pelarutan obat konsenterasi_tinggi
Pelarutan obat konsenterasi_tinggiPelarutan obat konsenterasi_tinggi
Pelarutan obat konsenterasi_tinggi
 

Similar to Optimasi Penyiapan Sediaan Steril Secara Aseptis

Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...UmmilKhair2
 
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdfMarlinaAzwar1
 
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxModul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxYudhaDeEndolita
 
APD.pptx
APD.pptxAPD.pptx
APD.pptxJEGO4
 
pencampuran obat.pptx
pencampuran obat.pptxpencampuran obat.pptx
pencampuran obat.pptxasthenia8
 
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptx
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptxPENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptx
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptxDeviHariyantiPramita1
 
Handling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxHandling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxAliahFadhillah
 
presentasi PPI Tambun.pptx
presentasi PPI Tambun.pptxpresentasi PPI Tambun.pptx
presentasi PPI Tambun.pptxBerryS1
 

Similar to Optimasi Penyiapan Sediaan Steril Secara Aseptis (20)

Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
 
Materi afan
Materi afanMateri afan
Materi afan
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
 
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docxModul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
Modul steril 2022 - 220922 gabungan 3 modul.docx
 
APD.pptx
APD.pptxAPD.pptx
APD.pptx
 
La rangki injeksi
La rangki injeksiLa rangki injeksi
La rangki injeksi
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
pencampuran obat.pptx
pencampuran obat.pptxpencampuran obat.pptx
pencampuran obat.pptx
 
La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptx
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptxPENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptx
PENCAMPURAN-COMPOUNDING-SEDIAAN-STERIL.pptx
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
PPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptxPPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptx
 
K3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptxK3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptx
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Handling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxHandling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptx
 
La rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutanLa rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutan
 
presentasi PPI Tambun.pptx
presentasi PPI Tambun.pptxpresentasi PPI Tambun.pptx
presentasi PPI Tambun.pptx
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 

Recently uploaded (18)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 

Optimasi Penyiapan Sediaan Steril Secara Aseptis

  • 1. O L E H : V I D YA N T I P E R M AT A D E W I , A D E L L A R A M A D H A N T Y PELAYANAN DISPENSING STERIL
  • 2. PENGERTIAN • Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis • Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas.
  • 3. TUJUAN DISPENSING STERIL 1. menjamin agar pasien menerima Obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan; 2. menjamin sterilitas dan stabilitas produk; 3. melindungi petugas dari paparan zat berbahaya 4. menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.
  • 4. ATURAN DASAR BEKERJA ASEPTIK: 1. No touch technique 2. Hambatan terhadap aliran udara bersih harus seminimal mungkin 3. Pengaturan tata letak alat yang tepat 4. Semua proses aseptik dikerjakan pada jarak minimal enam inchi dari tepi bagian luar LAF
  • 5. SEDIAAN YANG DIBUAT 1. Premixed kcl • Sesuai standar JCI, elektrolit pekat tidak boleh tersedia atau dicampur diruang rawat 2. Repacking obat suntik cair • Contoh: antibiotik dalam bentuk obat suntik dikemas kembali menjadi dosis yang dibutuhkan untuk langsung digunakan
  • 6. 1. Sumber daya manusia Petugas yang melakukan pencampuran sediaan steril harus qualify (terlatih), sehat, memakai apd 2. Ruangan dan Peralatan Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan lingkungannya. PERSYARATAN PELAKSANAAN DISPENSING SEDIAAN STERIL
  • 8. RUANGAN 1. Ruang Persiapan Administrasi dan penyiapan alkes dan bahan obat 2. Ruang cuci tangan dan ganti pakaian Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan, ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD). 3. Ruang Antara Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
  • 9. RUANGAN 4. Ruang Steril (Clean room) Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel 2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara. 3) Suhu 18 – 22°C 4) Kelembaban 35 – 50% 5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter 6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.
  • 10. PASS BOX Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan dan ruang steril.
  • 11. PERALATAN Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril meliputi : 1. APD • Baju pelindung : Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian depan. • Sarung tangan: cukup panjang untuk menutup pergelangan tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak (powder free). Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika harus menggunakan dua lapis.
  • 12. PERALATAN • Kacamata pelindung Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika • Masker disposible • Penutup kepala • Shoes Cover Petugas tidak diperbolehkan menggunakan aksesoris seperti jam tangan, dan perhiasan
  • 13. BEYOND USE DATE (BUD) waktu stabilitas obat yang telah dilakukan perubahan kondisi seperti dilarutkan atau repacking untuk keperluan pengobatan pasien. Bud ini ditetapkan berdasarkan kriteria stabilitas biologi, fisika, dan kimia. • Stabilitas fisika: tergantung waktu dan perlakuan terhadap obat suntik (contoh: diazepam injeksi dapat mengendap apabila dilarutkan dengan jumlah pelarut yang tidak sesuai) • Stabilitas kimia: berdasarkan integritas struktur kimia dan potensinya seperti yang tercantum dalam label obat suntik (contoh: sefalosporin akan mengalami hidrolisis dalam pelarut air) • Stabilitas mikrobiologi: sediaan tetap bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas mikroorganisme hingga batas waktu tertentu (contoh : infus kcl 2 meq/L yang dibuat dalam LAF dapat bertahan steril selama 14 hari dalam suhu ruang)
  • 14. BEYOND USE DATE • Bud dapat dilihat dari data stabilitas dengan waktu yang lebih pendek. Contoh jika data stabilitas kimia lebih pendek waktunya daripada stabilitas mikrobiologi, maka bud nya berdasarkan stabilitas kimia. • Bud dapat diperpanjang sesuai dengan hasil uji sterilitas dan uji potensi
  • 15. REKOMENDASI BUD Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi Suhu ruang 15-250C ≤ 48 jam ≤ 30 jam ≤ 24 jam Suhu lemari pendingin 2-80C ≤ 14 hari ≤ 7 hari ≤ 48 hari Suhu ruang ≤−10 0C ≤ 45 hari ≤ 45 hari ≤ 45 hari
  • 16. KRITERIA RISIKO 1. Risiko rendah • Pencampuran dengan teknik aseptik di Tidak lebih dari ruangan ISO kelas 5 (jumlah partikel yang berukuran 0,5 mikrometer tidak lebih dari 3520 partikel/m3 dan jumlah mikroba kurang dari 1 cfu/m3.) • Sediaan vial/ampul untuk dosis tunggal • Infus dengan komponen tidak lebih dari 2. Risiko sedang • Banyak produk steril yang disiapkan sekaligus untuk banyak pasien atau beberapa sediaan untuk satu pasien pada suhu kamar. beberapa kali pemberian. • Proses pencampurannya lama, misal: memerlukan proses pelarutan atau pencampuran hingga terbentuk sediaan yang homogen. • Sediaan nutrisi parenteral • Infus dengan lebih dari komponen 3. Risiko tinggi • Selama proses pencampuran terpapar oleh suhu kamar. lingkungan yang lebih buruk dari ISO kelas 5 • Personal yang melakukan pencampuran tidak menggunakan baju dan sarung tangan yang sesuai. • Sediaan farmasi untuk pemberian khusus (intra epidural, intrathecal) • Sediaan kemoterapi atau imunosupresan
  • 17. PENYIAPAN SEDIAAN STERIL YANG TELAH DIREKONSTITUSI • Harus diberikan label dengan informasi: nama obat, nama pasien, kekuatan, dan bud • Sediaan steril berbentuk vial atau ampul harus dibuang:1 jam apabila disiapkan diruang perawatan • Sediaan steril untuk penggunaan berulang harus dibuang dalam waktu maksimal 28 hari setelah digunakan pertama kali (contoh insulin dan heparin) jika obat tersebut sudah masuk ke dalam syringe pump maka hanya tahan 24 jam.
  • 18. SISA OBAT UTUH • Obat injeksi dalam kemasan ampul: tidak boleh disimpan • Obat injeksi dalam kemasan vial single dose termasuk setelah direkonstitusi/dilarutkan: hanya tahan 1 jam • Sediaan oral dengan formulasi yang mengandung air (sirup/sirup kering yang sudah dilarutkan) tahan 14 hari dalam suhu 2-80C (kecuali dinyatakan lain dalam kemasan) • Salep mata (non aqueous): tahan 90 hari • Tetes hidung/telinga: tahan 35 hari • Sediaan topikal/dermal,mukosal lipid dan semisolida yang mengandung air: tahan 35 hari • Tablet/kapsul: 180 hari setelah peracikan
  • 19. LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS 1. Mencuci tangan
  • 20. 2. Memakai apd 3. Bersihkan/disinfeksi area kerja dengan alcohol swab, dalam proses pembersihan menggunakan sistem overlapping artinya sisa dari area yang dibersihkan (yang sudah basah), di swab kembali sehingga ada bagian yang mengena dari sisa area sebelumnya supaya semua tercover oleh disinfektannya. 4. Membuka syringe dengan one hand technique LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
  • 21. LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS 5. Mengambil obat dari kemasan ampul: • teknik/cara untuk menurunkan cairan yang ada di kepala ampul supaya masuk ke badan ampul nya dapat diputar ampulnya atau teknik j terbalik yaitu ampul diterbalikkan lalu diputar seperti huruf j dengan cepat 6. Mengambil obat dari kemasan vial: • Beri pelarut yang sesuai, dan ambil cairan dengan cara non coring technique, coring adalah adanya sumbatan didalam syringe nya, karena adanya sedikit karet yang menyumbat/masuk ke dalam syringe. non coring technique adalah cara pengambilan cairan melalui karet yang pada tutup botol/vial dengan cara dimiringkan sebesar 45°, kemudian diluruskan/ ditegakkan 90° dengan tujuan tidak akan adanya sedikit karet yang masuk kedalam syringenya.
  • 22. 7. Setelah cairan obat berada di syringe, biasanya masih terdapat udara, ada beberapa teknik, jangan disentil sentil terlalu keras/cepat karena akan menyebabkan buihnya menjadi kecil kecil,caranya dapat syringe disejajarkan/diratakan lalu syringe di guling gulingkan perlahan nanti cairan akan larut sendiri, tetapi jika tidak larut boleh disentil tetapi pelan pelan LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS
  • 23. 8. Jika sudah rata ditutup dengan teknik one hand LANGKAH – LANGKAH PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL SECARA ASEPTIS