SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
DEFINISI dalam CPOB
1. Akurasi
Tingkat kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran
atau analisis.
2. Bahan Awal
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat.
3. Bahan Baku
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak
berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut
masih terdapat di dalam produk ruahan.
4. Bahan Biologi
Semua mikroba, meliputi mikroba hasil rekayasa biogenetika, biakan sel dan endoparasit
baik yang bersifat patogen maupun tidak.
5. Bahan Pengemas
Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
6. Bets
Sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam
satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah
homogenitasnya.
7. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur dan memastikan obat diproduksi dan
mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaan produk disamping persyaratan
lainnya.
8. Contoh Representatif
Contoh yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan yang
diambil contohnya.
9. Daerah Bersih
Daerah produksi dengan pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikrobiologi pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstaiksi dan penggunaan
daerah ini ditetapkan sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaranke dalam daerah.
10. Daerah Terkendali
Daerah yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan
pengendalian terhadap masuknya cemaran yang akan mengakibatkan munculnya mikroba
secara tidak sengaja. Pasokan
udara yang mendekati standar lingkungan kelas III atau yang lebih baik adalah tepat di
daerah ini. Tingkat pengendalian lingkungan yang dilakukan hendaklah memperhitungkan
sifat organisme yang digunakan dalam proses. Sekurangkurangnya daerah ini hendaklah
dipertahankan bertekanan negatif terhadap lingkungan luar langsung dan memungkinkan
penghilangan cemaran dari udara sekitar meskipun dalam jumlah sedikit
11. Daerah Terkurung
Daerah yang dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara dan dikonstruksi serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan cemaran bahan biologi yang berasal
dari dalam daerah ke lingkungan luar.
12. Diluluskan
Status bahan atau produk yang diijinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan
atau distribusi.
13. Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diijinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
14. Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berhubungan dengan pembuatan obat.
15. Gas Cair
Gas yang tetap dalam keadaan cair di dalam tabung pada suhu dan tekanan normal saat
pengisian yang normal.
16. Hasil Nyata
Jumlah yang sebenarnya dihasilkan pada setiap tahap produksi suatu produk obat tertentu
dari sejumlah bahan awal yang dipakai.
17. Hasil Standar
Jumlah yang telah dibakukan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap
produksi suatu produk obat tertentu.
18. Basil Teoritis
Jumlah yang dihasilkan pada tiap tahap pembuatan produk tertentu, dihitung berdasarkan
jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau kesalahan selama
pembuatan.
19. Kalibrasi
Serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah
alat atau sistem ukur, atau yang direpresentasikan dari pengukuran bahan, dan
membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar.
20. Karantina
Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu
menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau dapat digunakan untuk
pengolahan, pengemasan atau distribusi.
21. Kontaminasi Silang
Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produklain.
22. Kurungan Primer
Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar
langsung. Sistem ini menggunakan wadah atau tanki tertutup atau lemari aman biologi dan
prosedur untuk keamanan kerja.
23. Kurungan Sekunder
Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar
langsung atau ke daerah kerja lain. Sistem ini meliputi penggunaan ruang kerja yang
dilengkapi pengendali udara dengan rancangan khusus, ruang penyangga udara dan/atau alat
untuk mensterilkan yang digunakan sebagai sarana bagi pengeluaran bahan dari ruang kerja
dan prosedur kerja yang aman. Dalam banyak hal penggunaan sistem ini menambah
efektivitas dari suatu sistem kurungan primer.
24. Lo t
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang
telah ditetapkan. Apabila suatu produk obat diproduksi dengan proses terus menerus, lot
berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah
sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam
batas yang telah ditetapkan.
25. Lot Benih Induk
Biakan satu mikroorganisme dari satu ruahan yang dipindahkan sedemikian rupa ke dalam
wadah-wadah dalam suatu operasi tunggal untuk memastikan homogenitasnya, mencagah
kontaminasi dan memastikan stabilitasnya. Sebuah Lot Benih Induk dalam bentuk cairan
lazimnya disimpan pada suhu -70°C atau kurang. Lot Benih Induk yang dikeringkan melalui
pembekuan ('freeze dried') disimpan pada suhu yang ditetapkan untuk-memastikan
stabilitasnya.
26. Lot Benih Kerja
Biakan mikroba yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan
dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan
seperti halnya dengan Lot Benih Induk.
27. Manifold
Peralatan berbentuk pipa yang dirancang khusus sehingga memungkinkan satu atau lebih
wadah gas dapat diisi secara serempak dari satu sumber.
28. Nomor Bets
Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan
tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan bets tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.
29. Nomor Lot
Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka tertentu atau gabungan keduanya, yang
merupakan tanda pengenal suatu lot, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat
lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.
30. Obat
Tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat. ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk
digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit. kelainan
fisik atau gejala-gejalanyapada manusia atau hewan: atau (2) dalam pemulihan, perbaikan
atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan.
31. Obat Jadi
Suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
32. Obat Kembalian
Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur.
33. Pemasok Terpilih
Pemasok yang telah lama dikenal dan dipercaya memasok bahan awal yang selalu
memenuhi spesifikasi serta bahan tersebut diterima dalam keadaan utuh dan dalam kemasan
yang tepat. Pemasok Terpilih ditetapkan juga berdasarkan hasil Penilaian Terhadap
Pemasok.
34. Pemastian Mutu
Seluruh pengaturan yang dikemas dalam suatu sistem dalam rangka memastikan bahwa
produk yang dihasilkan memiliki mutu yang telah ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.
35. Pembuatan
Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat yang meliputi produksi dan
pengawasan mutu mulai dari pengadaan bahan awal, proses pengolahan, pengemasan
sampai obat jadi untuk distribusi.
36. Pemulihan
Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi
kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses produksi.
37. Pengawasan Mutu
Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin
agar produk obat senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian dan
karakteristik lain yang telah ditetapkan.
38. Pengemasan
Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan obat
jadi. Catatan : Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari
pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam
kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir.
39. Pengolahan ,
Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai menghasilkan
produk ruahan.
40. Pengolahan Ulang
Pengerjaan kembali seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas pada
suatu langkah tertentu dari proses produksi agar kualitasnya dapat diterima sesudah melalui
satu atau lebih proses tambahan.
41. Pengawasan Selama Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan
obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan.
42. Spesifikasi Bahan
Pemerian suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat-sifat
kimia, fisik dan biologi jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang
diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numerik.
43. Stabilitas
Kemampuan produk untuk mempertahankan sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan biofarmasi
sebelum batas daluwarsa.
44. Sterilisasi
Inaktifasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang
dilakukan dengan cara yang sesuai.
45. Tabung(gas)
Tabung yang dirancang khusus untuk penyimpanan gas pada tekanan tinggi.
46. Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu bets atau lot tertentu masih
memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan.
47. Tanggal Pembuatan
Tanggal yang menunjukkan selesainya proses pembuatan suatu bets tertentu.
48. Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur,
kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan
pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

More Related Content

What's hot

Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITssusere6c40f
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptyoustiana rusita
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 

What's hot (20)

SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Pill
PillPill
Pill
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 

Similar to Definisi dalam CPOB 2006

cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasihanifael
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validationIndana Mufidah
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptAntonoYadi
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriMeilanyAstining
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptxsitiquraniati1
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 

Similar to Definisi dalam CPOB 2006 (20)

Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validation
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
TUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptxTUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptx
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
 
2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
 
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptxCPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
 
GMP.ppt
GMP.pptGMP.ppt
GMP.ppt
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Sanitasi Penyimpanan
Sanitasi PenyimpananSanitasi Penyimpanan
Sanitasi Penyimpanan
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Definisi dalam CPOB 2006

  • 1. DEFINISI dalam CPOB 1. Akurasi Tingkat kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau analisis. 2. Bahan Awal Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat. 3. Bahan Baku Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan. 4. Bahan Biologi Semua mikroba, meliputi mikroba hasil rekayasa biogenetika, biakan sel dan endoparasit baik yang bersifat patogen maupun tidak. 5. Bahan Pengemas Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. 6. Bets Sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah homogenitasnya. 7. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur dan memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaan produk disamping persyaratan lainnya. 8. Contoh Representatif Contoh yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan yang diambil contohnya. 9. Daerah Bersih Daerah produksi dengan pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran partikulat dan mikrobiologi pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstaiksi dan penggunaan daerah ini ditetapkan sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan tertahannya cemaranke dalam daerah. 10. Daerah Terkendali Daerah yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan pengendalian terhadap masuknya cemaran yang akan mengakibatkan munculnya mikroba secara tidak sengaja. Pasokan udara yang mendekati standar lingkungan kelas III atau yang lebih baik adalah tepat di daerah ini. Tingkat pengendalian lingkungan yang dilakukan hendaklah memperhitungkan sifat organisme yang digunakan dalam proses. Sekurangkurangnya daerah ini hendaklah dipertahankan bertekanan negatif terhadap lingkungan luar langsung dan memungkinkan penghilangan cemaran dari udara sekitar meskipun dalam jumlah sedikit 11. Daerah Terkurung Daerah yang dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara dan dikonstruksi serta dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan cemaran bahan biologi yang berasal dari dalam daerah ke lingkungan luar.
  • 2. 12. Diluluskan Status bahan atau produk yang diijinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan atau distribusi. 13. Ditolak Status bahan atau produk yang tidak diijinkan untuk digunakan dalam pengolahan, pengemasan atau distribusi. 14. Dokumentasi Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berhubungan dengan pembuatan obat. 15. Gas Cair Gas yang tetap dalam keadaan cair di dalam tabung pada suhu dan tekanan normal saat pengisian yang normal. 16. Hasil Nyata Jumlah yang sebenarnya dihasilkan pada setiap tahap produksi suatu produk obat tertentu dari sejumlah bahan awal yang dipakai. 17. Hasil Standar Jumlah yang telah dibakukan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap produksi suatu produk obat tertentu. 18. Basil Teoritis Jumlah yang dihasilkan pada tiap tahap pembuatan produk tertentu, dihitung berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau kesalahan selama pembuatan. 19. Kalibrasi Serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau yang direpresentasikan dari pengukuran bahan, dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar. 20. Karantina Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau dapat digunakan untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi. 21. Kontaminasi Silang Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produklain. 22. Kurungan Primer Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar langsung. Sistem ini menggunakan wadah atau tanki tertutup atau lemari aman biologi dan prosedur untuk keamanan kerja. 23. Kurungan Sekunder Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar langsung atau ke daerah kerja lain. Sistem ini meliputi penggunaan ruang kerja yang dilengkapi pengendali udara dengan rancangan khusus, ruang penyangga udara dan/atau alat untuk mensterilkan yang digunakan sebagai sarana bagi pengeluaran bahan dari ruang kerja dan prosedur kerja yang aman. Dalam banyak hal penggunaan sistem ini menambah efektivitas dari suatu sistem kurungan primer. 24. Lo t Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk obat diproduksi dengan proses terus menerus, lot berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan.
  • 3. 25. Lot Benih Induk Biakan satu mikroorganisme dari satu ruahan yang dipindahkan sedemikian rupa ke dalam wadah-wadah dalam suatu operasi tunggal untuk memastikan homogenitasnya, mencagah kontaminasi dan memastikan stabilitasnya. Sebuah Lot Benih Induk dalam bentuk cairan lazimnya disimpan pada suhu -70°C atau kurang. Lot Benih Induk yang dikeringkan melalui pembekuan ('freeze dried') disimpan pada suhu yang ditetapkan untuk-memastikan stabilitasnya. 26. Lot Benih Kerja Biakan mikroba yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan seperti halnya dengan Lot Benih Induk. 27. Manifold Peralatan berbentuk pipa yang dirancang khusus sehingga memungkinkan satu atau lebih wadah gas dapat diisi secara serempak dari satu sumber. 28. Nomor Bets Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi. 29. Nomor Lot Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka tertentu atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu lot, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi. 30. Obat Tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat. ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit. kelainan fisik atau gejala-gejalanyapada manusia atau hewan: atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. 31. Obat Jadi Suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan. 32. Obat Kembalian Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur. 33. Pemasok Terpilih Pemasok yang telah lama dikenal dan dipercaya memasok bahan awal yang selalu memenuhi spesifikasi serta bahan tersebut diterima dalam keadaan utuh dan dalam kemasan yang tepat. Pemasok Terpilih ditetapkan juga berdasarkan hasil Penilaian Terhadap Pemasok. 34. Pemastian Mutu Seluruh pengaturan yang dikemas dalam suatu sistem dalam rangka memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki mutu yang telah ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya. 35. Pembuatan Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat yang meliputi produksi dan pengawasan mutu mulai dari pengadaan bahan awal, proses pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk distribusi. 36. Pemulihan Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses produksi.
  • 4. 37. Pengawasan Mutu Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan. 38. Pengemasan Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan obat jadi. Catatan : Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir. 39. Pengolahan , Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai menghasilkan produk ruahan. 40. Pengolahan Ulang Pengerjaan kembali seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas pada suatu langkah tertentu dari proses produksi agar kualitasnya dapat diterima sesudah melalui satu atau lebih proses tambahan. 41. Pengawasan Selama Proses Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan. 42. Spesifikasi Bahan Pemerian suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat-sifat kimia, fisik dan biologi jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numerik. 43. Stabilitas Kemampuan produk untuk mempertahankan sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan biofarmasi sebelum batas daluwarsa. 44. Sterilisasi Inaktifasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang dilakukan dengan cara yang sesuai. 45. Tabung(gas) Tabung yang dirancang khusus untuk penyimpanan gas pada tekanan tinggi. 46. Tanggal Daluwarsa Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu bets atau lot tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan. 47. Tanggal Pembuatan Tanggal yang menunjukkan selesainya proses pembuatan suatu bets tertentu. 48. Validasi Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.