SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
STERILISASI
Siti Hindun
TEKNIK STERILISASI
Menghilangkan semua bentuk
kehidupan, patogen maupun
nonpatogen, vegetatif maupun
non vegetatif dari suatu objek
atau material.
STERILISASI DISINFEKSI
Cara untuk menghilangkan atau
merusak organisme hidup yang
dapat menyebabkan kerusakan
tertentu atau menimbulkan
infeksi.
Alasan melakukan sterilisasi
 Mencegah penyebaran penyakit
 Mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme
 Mencegah kompetisi nutrien dalam media
pertumbuhan
Proses Sterilisasi
 Setiap proses sterilisasi mempunyai keterbatasan masing-
masing.
 Tidak ada metode umum yang dapat digunakan untuk
mensterilisasi semua produk atau bahan.
 Metode sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis
mikroorganisme termasuk spora yang resisten, mungkin
tidak dapat digunakan untuk mensterilkan produk atau
bahan tertentu.
METODE STERILISASI
• Metode Fisika
1. Panas lembab
2. Panas kering
3. Radiasi
4. Filtrasi
• Metode Kimia
• Metode Mekanik
Metode Fisika
A. Sterilisasi dengan Panas Lembab
• Menggunakan uap jenuh
• Mekanisme : perusakan mikroorganisme dengan
mendenaturasi protein penting untuk pertumbuhan,
reproduksi mikroorganisme dan pelelehan membran sel.
• Ikatan hidrogen pada protein terjadi antara gugus amino
dan gugus karboksilat.
• Ikatan hidrogen mudah putus dengan adanya molekul air
karena terjadi ikatan hidrogen antara masing-masing
gugus tersebut dengan molekul air.
• Fungsi air pada sterilisasi panas lembab adalah dalam
proses denaturasi.
• Uap jenuh mempunyai aktivitas
pembunuhan yang tinggi dan
dapat membunuh semua jenis
mikroorganisme, termasuk spora
yang resisten dalam waktu 15
menit pada temperatur 121oC.
• Keunggulan : murah, sederhana,
dan cepat (hanya membutuhkan
pemantauan waktu, suhu &
tekanan)
• Kerugian : bahan yang sensitif
terhadap panas dan keterbatasan
untuk berpenetrasi melalui
wadah.
• Macam-macam sterilisasi cara basah :
1. Dengan uap air suhu 100oC/ 98oC (mendidihkan, uap air
mengalir)
2. Dengan uap air dibawah tekanan (autoklaf) : 115-116oC
 30’;121oC15’
3. Pemanasan dengan bakterisid  alat-alat disterilkan
direbus dengan bakterisid.
4. Tyndalisasi (sterilisasi fraksi)
Membunuh bakteri pada suhu 70-80oC  kemungkinan
masih ada spora.
5. Pasteurisasi
 Metode untuk membinasakan organisme penyebab
penyakit.
 Mekanisme : koagulasi, perubahan dalam protein sel.
 Prosedur : pemanasan susu sampai suhu tertentu (60-
70oC), menjaga suhu selama jangka waktu tertentu dan
mendinginkan susu dengan cepat.
6. UHT
 Banyak digunakan untuk minuman
 Dipanaskan 5-10’, suhu 150-170oC
 Dianggap bakteri patogennya sudah mati.
B. Sterilisasi dengan Panas Kering
 Sterilisasi panas kering sering
digunakan untuk bahan tahan
panas misalnya logam, gelas,
minyak dan lemak.
 Panas kering tidak saja merusak
mikroorganisme tetapi juga
pirogen.
 Metode ini dianggap sebagai
metode yang aman dan
terpercaya.
 Temperatur yang digunakan
adalah 160oC hingga 170oC
selama 2 jam paling umum
digunakan.
 Mekanisme : pembunuhan mikroorganisme dengan
panas kering adalah proses oksidasi.
 Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan
penetrasinya tergantung pada energi yang digunakan.
Jika energi panasnya cukup, maka panas kering dapat
berpenetrasi dengan baik dan membunuh semua
mikroorganisme.
1. Pemanasan dengan oven
2. Dengan api langsung  dibakar/ diflambir.
 Bunsen  alat-alat dibakar dengan api langsung.
 Oven  suhu 1000oC untuk memijar
Suhu Sterilisasi (P± 2 atm/1 atm)
Sterilisasi Basah Sterilisasi Kering
115 - 116oC  30’ 140oC  3 jam
121 – 123oC 15’ 150oC  2,5 jam
120 – 129oC  10’ 160oC  2 jam
134 – 138oC  3’ 170oC  1 jam
C. Sterilisasi dengan Radiasi
 Radiasi didefinisikan sebagai transmisi energi melalui
ruangan.
 Semua bentuk radiasi dapat merusak mikroorganisme yang
menyebabkan kematian atau mutasi.
 Dua kelompok utama radiasi yang telah digunakan untuk
mengendalikan mikroorganisme adalah radiasi pengionan
(sinar X, sinar γ dan sinar katode) dan sinar ultra violet
(UV).
Radiasi dengan sinar pengion
1. Radiasi dengan sinar pengion
 Sinar X dan sinar γ ( bersumber dari unsur radioaktif
seperti 60Co dan sama dengan sinar X pendek) adalah
jauh lebih kuat dan menembus daripada sinar UV.
 Banyak digunakan 60Co dan elektron yang dipercepat
(“accelerated electrons”).
 Mekanisme : mutasi DNA
 Kerugian : perusakan produk karena pemutusan ikatan
kimia, ongkos kapital awal tinggi dan keamanannya.
 Aktivitas pembunuhannya tinggi sehingga tingkat
kepercayaannya tinggi.
 Satu efek radiasi pengionan yang penting adalah
pembentukan radikal bebas (-OH dan –H2O) yang
terjadi ketika radiasi ini melewati air  terbentuk
H2O2  merupakan agen oksidasi yang kuat.
 Sterilisasi radiasi belum digunakan secara ekstensif
sebagai sarana sterilisasi, tetapi telah digunakan untuk
mensterilisasi pharmaceutical tertentu (bahan baku
obat kering) dan barang-barang plastik seperti cawan
petri, kateter, alat suntik, dll.
2. Radiasi Ultra Violet (UV)
 Mekanisme : pembentukan dimer timin 
menghalangi replikasi DNA normal dengan
menutup jalan enzim replikasi.
 Agar mematikan, maka banyaknya cahaya UV
yang diserap oleh bakteri harus menyebabkan
pembentukan lebih banyak dimer timin daripada
yang dapat diperbaiki sel dalam periode yang
singkat.
 Jika digunakan dengan intensitas yang cukup, sinar UV
efektif dalam mematikan bakteri
 Keterbatasan : sinar UV tidak menembus gelas biasa,
kotoran, kertas dsb.
 Berefek apabila sinar UV mempunyai kontak langsung
dengan mikroorganisme.
 Sinar UV telah digunakan untuk mengurangi populasi
mikroorganisme di udara dalam ruangan operasi,
pabrik- pabrik dsb.
 Lampu UV tidak membuat suatu daerah menjadi steril,
hanya pengurangan jumlah bakteri di udara.
D. Filtrasi
 Zat yang tidak dapat terkena panas atau perlakuan kimia
bisa disterilisasi dengan proses filtrasi.
 Bakteri tidak mati sewaktu filtrasi tetapi secara fisik
terpisah dari cairan dengan cara ini.
 Filter biasanya terbuat dari asetat selulosa, mempunyai
banyak lubang kecil (pori) yang tidak dapat dilewati
bakteri.
 Tetapi banyak virus dapat melewati filter yang menahan
bakteri.
 Filter pertama (Pasteur dan Chamberlain- 1884)
dibuat dari lilin berongga yang tersusun dari
porselin tidak berlapis.
 Filter berikutnya dibuat dari bahan seperti tanah
diatom (filter Barkefeld), bantalan asbes (filter
Sietz) dan filter gelas sinter. Sekarang, filter sudah
diganti dengan filter membran.
 Filter membran terbuat dari membran ester
selulosa dengan berbagai ukuran dari 8 hingga
0,025 µm.
 Karena tipis dan kecilnya pori, filter ini akan
mudah tersumbat jika cairan yang disaring
mengandung cukup banyak bakteri dan bahan
partikulat.
 Banyak virus mungkin lolos melalui filter ini.
 Filter membran telah digunakan untuk
memisahkan racun dari sel bakteri, untuk
mensterilisasi obat-obatan dan bahan organik
seperti protein (serum), antibiotika dan gula
tertentu.
Metode Mekanik
 Vibrasi sonik, triturasi dan agitasi adalah metode mekanik
penghancuran bakteri.
 Istilah ultrasonik (frekuensi 15000 sampai beberapa ratus
ribu Hz per detik) digunakan untuk menunjukkan
gelombang suara yang bernada begitu tinggi sehingga tidak
dapat didengar oleh telinga manusia.
 Gelombang ultrasonik dapat mendenaturasi bakteri,
menghancurkan bakteri sehingga bahan intraseluler dan
dinding sel dapat dipisahkan.
Metode Kimia
 Banyak senyawa kimia yang
bersifat bakteriostatik
(menghambat pertumbuhan
bakteri) dan bersifat bakterisidal
(membunuh bakteri) pada
konsentrasi yang tinggi.
 Larutan asam dan basa kuat
bersifat bakterisida.
 Asam organik yang tidak
terdisosiasi dapat berpenetrasi ke
dalam sel dan aktivitasnya naik
dengan makin panjangnya rantai.
 Logam berat (ion merkuri, perak) mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap gugus –SH.
 Iodium berinteraksi dengan protein secara
irreversibel.
 Klor bereaksi dengan air membentuk asam hidroklorit
yang bersifat sebagai oksidan kuat.
 Senyawa alkilasi misalnya formaldehid dan etilen
oksida dapat mengganti atom H tidak stabil pada gugus
–NH2, -OH, COOH dan –SH.
 Pada etilen oksida gugus yang diberikan adalah gugus
hidroksi etil (-CH2CH2OH) sehingga menghalangi
banyak gugus reaksi yang diperlukan pada reaksi
metabolisme penting.
 Etilen oksida sangat reaktif, toksik, mudah
terbakar dan meledak.
 Reaktif : tidak digunakan untuk mensterilkan zat
aktif tetapi cocok untuk mensterilkan bahan dasar
serbuk tabur, kateter, spuit injeksi, filter & alat2
operasi.
 Faktor penting yang harus diperhatikan dalam
sterilisasi dengan etilen oksida adalah kelembaban
relatif (60%), konsentrasi gas (1000-1500 g/cm3),
suhu dan waktu pemaparan.
Pemilihan Proses Sterilisasi
 Pemilihan proses sterilisasi merupakan
pertimbangan penting.
 Dalam pemilihan tersebut, beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan :
1. Jenis produk yang akan disterilkan
2. Sifat wadah
3. Pertimbangan proses yang terkait
4. Cost
5. Peraturan yang berlaku
6. Pertimbangan Keamanan
7. Disiplin yang diperlukan
8. Teknologi
9. Kebutuhan fasilitas dan ruang
10. Efek toksikologi
11. Derajat kemudahan
12. Waktu proses
Pemilihan Proses Sterilisasi : jenis produk
yang akan disterilkan
1. Larutan Termostabil
 Stabil pada panas
 Autoklaf 121oC  15’
 + Pengawet (bakterisid)
 Filtrasi (umum)  semua obat termostabil dan
termolabil asal larut air.
 Jadi : bisa sterilisasi akhir atau aseptis (filtrasi).
2. Larutan Termolabil
 Tahan suhu 100oC
 Filtrasi
 + Bakterisid
3. Zat padat tahan panas
 Lemari pengering
 Dipijar
 Misal sulfonamida, kaolin, talk, ZnO
4. Minyak/pembawa bukan air
 Lemari pengering 150oC  1jam
 Misal minyak lemak, parafin liquidum, PEG, vaselin,
karbowaks.
5. Bahan gelas
 Autoklaf : dibungkus/lubang ditutup, disumbat
dengan kapas/kasa, dalam autoklaf diletakkan
terbalik, bilas dengan air bebas pirogen.
 Pemanasan kering  lemari pengering 150-
160oC  1-2 jam. Jika 200oC  45’
 Api langsung  alat-alat dengan permukaan
kecil/rata.
6. Bahan karet
 Dengan autoklaf 121oC  15’
 Selang: bagian dalam diberi etanol
 Sarung tangan  dimasak dengan bakterisid
 Tutup botol  dibungkus/ direndam dalam
alkohol.
Daftar Pustaka
 Agoes, Goeswin (2013). Sediaan Farmasi Steril.
Penerbit ITB
 Chieppo, Andrea (2007). Sterilization: Dry Heat,
Encyclopedia of pharmaceutical technology
 Pinto, Terezinha de Jesus Andreo (2007).
Sterilizationn: Ethylen oxide, Encyclopedia of
pharmaceutical technology
 Pistolesi, Dario (2007). Sterilization: Moist Heat,
Encyclopedia of pharmaceutical technology

More Related Content

Similar to 8 STERILISASI.ppt

Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixMaldiALKahfi
 
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-oke
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-okeSterilisasi dan-desinfeksi-2011-oke
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-okesaifslide
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
mikrobiologi (sterilisasi)
 mikrobiologi (sterilisasi) mikrobiologi (sterilisasi)
mikrobiologi (sterilisasi)nisha althaf
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxibnucacing1
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)itatriewahyuni
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)stikesby kebidanan
 
Cari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macamCari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macamLucky Rima Simamora
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxRetnoEvriyunita
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiHayatun Nufus
 

Similar to 8 STERILISASI.ppt (20)

Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-oke
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-okeSterilisasi dan-desinfeksi-2011-oke
Sterilisasi dan-desinfeksi-2011-oke
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
mikrobiologi (sterilisasi)
 mikrobiologi (sterilisasi) mikrobiologi (sterilisasi)
mikrobiologi (sterilisasi)
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Cari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macamCari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macam
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
 

Recently uploaded

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

8 STERILISASI.ppt

  • 2. TEKNIK STERILISASI Menghilangkan semua bentuk kehidupan, patogen maupun nonpatogen, vegetatif maupun non vegetatif dari suatu objek atau material. STERILISASI DISINFEKSI Cara untuk menghilangkan atau merusak organisme hidup yang dapat menyebabkan kerusakan tertentu atau menimbulkan infeksi.
  • 3. Alasan melakukan sterilisasi  Mencegah penyebaran penyakit  Mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme  Mencegah kompetisi nutrien dalam media pertumbuhan
  • 4. Proses Sterilisasi  Setiap proses sterilisasi mempunyai keterbatasan masing- masing.  Tidak ada metode umum yang dapat digunakan untuk mensterilisasi semua produk atau bahan.  Metode sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme termasuk spora yang resisten, mungkin tidak dapat digunakan untuk mensterilkan produk atau bahan tertentu.
  • 5. METODE STERILISASI • Metode Fisika 1. Panas lembab 2. Panas kering 3. Radiasi 4. Filtrasi • Metode Kimia • Metode Mekanik
  • 6. Metode Fisika A. Sterilisasi dengan Panas Lembab • Menggunakan uap jenuh • Mekanisme : perusakan mikroorganisme dengan mendenaturasi protein penting untuk pertumbuhan, reproduksi mikroorganisme dan pelelehan membran sel. • Ikatan hidrogen pada protein terjadi antara gugus amino dan gugus karboksilat. • Ikatan hidrogen mudah putus dengan adanya molekul air karena terjadi ikatan hidrogen antara masing-masing gugus tersebut dengan molekul air. • Fungsi air pada sterilisasi panas lembab adalah dalam proses denaturasi.
  • 7. • Uap jenuh mempunyai aktivitas pembunuhan yang tinggi dan dapat membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk spora yang resisten dalam waktu 15 menit pada temperatur 121oC. • Keunggulan : murah, sederhana, dan cepat (hanya membutuhkan pemantauan waktu, suhu & tekanan) • Kerugian : bahan yang sensitif terhadap panas dan keterbatasan untuk berpenetrasi melalui wadah.
  • 8. • Macam-macam sterilisasi cara basah : 1. Dengan uap air suhu 100oC/ 98oC (mendidihkan, uap air mengalir) 2. Dengan uap air dibawah tekanan (autoklaf) : 115-116oC  30’;121oC15’ 3. Pemanasan dengan bakterisid  alat-alat disterilkan direbus dengan bakterisid. 4. Tyndalisasi (sterilisasi fraksi) Membunuh bakteri pada suhu 70-80oC  kemungkinan masih ada spora.
  • 9. 5. Pasteurisasi  Metode untuk membinasakan organisme penyebab penyakit.  Mekanisme : koagulasi, perubahan dalam protein sel.  Prosedur : pemanasan susu sampai suhu tertentu (60- 70oC), menjaga suhu selama jangka waktu tertentu dan mendinginkan susu dengan cepat. 6. UHT  Banyak digunakan untuk minuman  Dipanaskan 5-10’, suhu 150-170oC  Dianggap bakteri patogennya sudah mati.
  • 10. B. Sterilisasi dengan Panas Kering  Sterilisasi panas kering sering digunakan untuk bahan tahan panas misalnya logam, gelas, minyak dan lemak.  Panas kering tidak saja merusak mikroorganisme tetapi juga pirogen.  Metode ini dianggap sebagai metode yang aman dan terpercaya.  Temperatur yang digunakan adalah 160oC hingga 170oC selama 2 jam paling umum digunakan.
  • 11.  Mekanisme : pembunuhan mikroorganisme dengan panas kering adalah proses oksidasi.  Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan penetrasinya tergantung pada energi yang digunakan. Jika energi panasnya cukup, maka panas kering dapat berpenetrasi dengan baik dan membunuh semua mikroorganisme. 1. Pemanasan dengan oven 2. Dengan api langsung  dibakar/ diflambir.  Bunsen  alat-alat dibakar dengan api langsung.  Oven  suhu 1000oC untuk memijar
  • 12. Suhu Sterilisasi (P± 2 atm/1 atm) Sterilisasi Basah Sterilisasi Kering 115 - 116oC  30’ 140oC  3 jam 121 – 123oC 15’ 150oC  2,5 jam 120 – 129oC  10’ 160oC  2 jam 134 – 138oC  3’ 170oC  1 jam
  • 13. C. Sterilisasi dengan Radiasi  Radiasi didefinisikan sebagai transmisi energi melalui ruangan.  Semua bentuk radiasi dapat merusak mikroorganisme yang menyebabkan kematian atau mutasi.  Dua kelompok utama radiasi yang telah digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme adalah radiasi pengionan (sinar X, sinar γ dan sinar katode) dan sinar ultra violet (UV).
  • 14. Radiasi dengan sinar pengion 1. Radiasi dengan sinar pengion  Sinar X dan sinar γ ( bersumber dari unsur radioaktif seperti 60Co dan sama dengan sinar X pendek) adalah jauh lebih kuat dan menembus daripada sinar UV.  Banyak digunakan 60Co dan elektron yang dipercepat (“accelerated electrons”).  Mekanisme : mutasi DNA
  • 15.  Kerugian : perusakan produk karena pemutusan ikatan kimia, ongkos kapital awal tinggi dan keamanannya.  Aktivitas pembunuhannya tinggi sehingga tingkat kepercayaannya tinggi.  Satu efek radiasi pengionan yang penting adalah pembentukan radikal bebas (-OH dan –H2O) yang terjadi ketika radiasi ini melewati air  terbentuk H2O2  merupakan agen oksidasi yang kuat.  Sterilisasi radiasi belum digunakan secara ekstensif sebagai sarana sterilisasi, tetapi telah digunakan untuk mensterilisasi pharmaceutical tertentu (bahan baku obat kering) dan barang-barang plastik seperti cawan petri, kateter, alat suntik, dll.
  • 16. 2. Radiasi Ultra Violet (UV)  Mekanisme : pembentukan dimer timin  menghalangi replikasi DNA normal dengan menutup jalan enzim replikasi.  Agar mematikan, maka banyaknya cahaya UV yang diserap oleh bakteri harus menyebabkan pembentukan lebih banyak dimer timin daripada yang dapat diperbaiki sel dalam periode yang singkat.
  • 17.  Jika digunakan dengan intensitas yang cukup, sinar UV efektif dalam mematikan bakteri  Keterbatasan : sinar UV tidak menembus gelas biasa, kotoran, kertas dsb.  Berefek apabila sinar UV mempunyai kontak langsung dengan mikroorganisme.  Sinar UV telah digunakan untuk mengurangi populasi mikroorganisme di udara dalam ruangan operasi, pabrik- pabrik dsb.  Lampu UV tidak membuat suatu daerah menjadi steril, hanya pengurangan jumlah bakteri di udara.
  • 18. D. Filtrasi  Zat yang tidak dapat terkena panas atau perlakuan kimia bisa disterilisasi dengan proses filtrasi.  Bakteri tidak mati sewaktu filtrasi tetapi secara fisik terpisah dari cairan dengan cara ini.  Filter biasanya terbuat dari asetat selulosa, mempunyai banyak lubang kecil (pori) yang tidak dapat dilewati bakteri.  Tetapi banyak virus dapat melewati filter yang menahan bakteri.
  • 19.  Filter pertama (Pasteur dan Chamberlain- 1884) dibuat dari lilin berongga yang tersusun dari porselin tidak berlapis.  Filter berikutnya dibuat dari bahan seperti tanah diatom (filter Barkefeld), bantalan asbes (filter Sietz) dan filter gelas sinter. Sekarang, filter sudah diganti dengan filter membran.  Filter membran terbuat dari membran ester selulosa dengan berbagai ukuran dari 8 hingga 0,025 µm.
  • 20.  Karena tipis dan kecilnya pori, filter ini akan mudah tersumbat jika cairan yang disaring mengandung cukup banyak bakteri dan bahan partikulat.  Banyak virus mungkin lolos melalui filter ini.  Filter membran telah digunakan untuk memisahkan racun dari sel bakteri, untuk mensterilisasi obat-obatan dan bahan organik seperti protein (serum), antibiotika dan gula tertentu.
  • 21. Metode Mekanik  Vibrasi sonik, triturasi dan agitasi adalah metode mekanik penghancuran bakteri.  Istilah ultrasonik (frekuensi 15000 sampai beberapa ratus ribu Hz per detik) digunakan untuk menunjukkan gelombang suara yang bernada begitu tinggi sehingga tidak dapat didengar oleh telinga manusia.  Gelombang ultrasonik dapat mendenaturasi bakteri, menghancurkan bakteri sehingga bahan intraseluler dan dinding sel dapat dipisahkan.
  • 22. Metode Kimia  Banyak senyawa kimia yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) pada konsentrasi yang tinggi.  Larutan asam dan basa kuat bersifat bakterisida.  Asam organik yang tidak terdisosiasi dapat berpenetrasi ke dalam sel dan aktivitasnya naik dengan makin panjangnya rantai.
  • 23.  Logam berat (ion merkuri, perak) mempunyai afinitas yang tinggi terhadap gugus –SH.  Iodium berinteraksi dengan protein secara irreversibel.  Klor bereaksi dengan air membentuk asam hidroklorit yang bersifat sebagai oksidan kuat.  Senyawa alkilasi misalnya formaldehid dan etilen oksida dapat mengganti atom H tidak stabil pada gugus –NH2, -OH, COOH dan –SH.  Pada etilen oksida gugus yang diberikan adalah gugus hidroksi etil (-CH2CH2OH) sehingga menghalangi banyak gugus reaksi yang diperlukan pada reaksi metabolisme penting.
  • 24.  Etilen oksida sangat reaktif, toksik, mudah terbakar dan meledak.  Reaktif : tidak digunakan untuk mensterilkan zat aktif tetapi cocok untuk mensterilkan bahan dasar serbuk tabur, kateter, spuit injeksi, filter & alat2 operasi.  Faktor penting yang harus diperhatikan dalam sterilisasi dengan etilen oksida adalah kelembaban relatif (60%), konsentrasi gas (1000-1500 g/cm3), suhu dan waktu pemaparan.
  • 25. Pemilihan Proses Sterilisasi  Pemilihan proses sterilisasi merupakan pertimbangan penting.  Dalam pemilihan tersebut, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan : 1. Jenis produk yang akan disterilkan 2. Sifat wadah 3. Pertimbangan proses yang terkait 4. Cost
  • 26. 5. Peraturan yang berlaku 6. Pertimbangan Keamanan 7. Disiplin yang diperlukan 8. Teknologi 9. Kebutuhan fasilitas dan ruang 10. Efek toksikologi 11. Derajat kemudahan 12. Waktu proses
  • 27. Pemilihan Proses Sterilisasi : jenis produk yang akan disterilkan 1. Larutan Termostabil  Stabil pada panas  Autoklaf 121oC  15’  + Pengawet (bakterisid)  Filtrasi (umum)  semua obat termostabil dan termolabil asal larut air.  Jadi : bisa sterilisasi akhir atau aseptis (filtrasi).
  • 28. 2. Larutan Termolabil  Tahan suhu 100oC  Filtrasi  + Bakterisid 3. Zat padat tahan panas  Lemari pengering  Dipijar  Misal sulfonamida, kaolin, talk, ZnO
  • 29. 4. Minyak/pembawa bukan air  Lemari pengering 150oC  1jam  Misal minyak lemak, parafin liquidum, PEG, vaselin, karbowaks. 5. Bahan gelas  Autoklaf : dibungkus/lubang ditutup, disumbat dengan kapas/kasa, dalam autoklaf diletakkan terbalik, bilas dengan air bebas pirogen.
  • 30.  Pemanasan kering  lemari pengering 150- 160oC  1-2 jam. Jika 200oC  45’  Api langsung  alat-alat dengan permukaan kecil/rata. 6. Bahan karet  Dengan autoklaf 121oC  15’  Selang: bagian dalam diberi etanol  Sarung tangan  dimasak dengan bakterisid  Tutup botol  dibungkus/ direndam dalam alkohol.
  • 31. Daftar Pustaka  Agoes, Goeswin (2013). Sediaan Farmasi Steril. Penerbit ITB  Chieppo, Andrea (2007). Sterilization: Dry Heat, Encyclopedia of pharmaceutical technology  Pinto, Terezinha de Jesus Andreo (2007). Sterilizationn: Ethylen oxide, Encyclopedia of pharmaceutical technology  Pistolesi, Dario (2007). Sterilization: Moist Heat, Encyclopedia of pharmaceutical technology