SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
ASSALAMUALIKUM Wr, Wb
HENITA AMANDA (1830206081)
MATEMATIKA 2
Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika
DOSEN MENGAJAR: FELI RAMURY, M.Pd
PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019
MATERI STATISTIKA
 Beberapa Istilah Dasar.
 Jenis Data.
 Metode Statistika.
 Nilai-Nilai Statistika Deskriptif.
 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi.
 Regresi Linear Sederhana.
 Pengujian Hipotesis.
PENGERTIAN STATISTIKA
 Statistik dan Statistika.
Statistik dari segi bahasa berarti data, sedangkan
statistika adalah ilmu yang mempelajari data tersebut.
metode yang berhubungan dengan penyajian dan
penafsiran kejadian yang bersifat peluang dalam
suatu penyelidikan terencana atau penelitian ilmiah.
 Dalam statistika tercakup dua pekerjaan penting,
yaitu :
penyajian
penafsiran

 DATAmenghasilkan INFORMASI

JENIS – JENIS DATA
1. Berdasarkan Sumber-nya data dibedakan menjadi :
 Data Primer
Data yang didapatkan atau dikumpulkan sendiri.
Misalnya : dengan melakukan wawancara, observasi
atau penelitian di lapangan atau laboratorium.
 Data Sekunder
Data yang di dapat dari pihak lain, Misalnya dari data
providers, Contoh data providers : BPS, LIPI, SRI, dll.
JENIS – JENIS DATA
2. Berdasarkan Jenis-nya data dibedakan menjadi :
 Data Numerik (kuantitatif)  dinyatakan dalam
besaran numerik (angka).
Misalnya : Data pendapatan per kapita, pengeluaran,
harga, jarak, dll.
 Data Kategorik (Kualitatif)  diklasifikasikan
berdasarkan kategori/kelas tertentu
Misalnya : Kategori Mahasiswa Berprestasi dan Tidak
Berprestasi,
Kategori kota kecil, sedang dan besar,
Kategori pendukung partai politik XXX, YYY, ZZZ, dll.
JENIS – JENIS DATA
Data Kategorik dapat dibedakan menjadi :
 Data Ordinal : Urutan kategori menunjukkan
tingkatan (ranking)
Misalnya : Bagaimana prestasi belajar anda
semester lalu?
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Sedang-sedang saja
4. Buruk
5. Sangat Buruk
JENIS – JENIS DATA
 Data Nominal : Urutan/Nilai tidak menunjukkan
tingkatan
Misalnya : Apa warna favorit anda :
1. Ungu 2. Abu-abu
3. Coklat 4. Putih
Selain kedua jenis data tersebut, kita juga mengenal :
 Data Atribut :Nilai data tersebut memberi
keterangan atau tanda pada suatu data. Jenis data
ini tidak diolah.
Misalnya : Nama
Alamat
JENIS DATA
DATA
KUALITATIF KUANTITATIF
NOMINAL
ORDINAL
INTERVAL
RASIO
Metode Statistika
 Metode Statistika adalah prosedur-prosedur atau cara-
cara penyajian dan penafsiran data.
Statistika Deskriptif (Descriptive Statistics)
Metode pengumpulan, peringkasan dan penyajian data
Descriptive : bersifat memberi gambaran
 Statistika Inferensia = Statistika Induktif (Inferential
Statistics)
Metode analisis, peramalan, pendugaan dan penarikan
kesimpulan
Inferential : bersifat melakukan generalisasi (penarikan
kesimpulan).
Metode Statistika
 Penyajian data meliputi :pengumpulan, pengorganisasian,
peringkasan dan penyajian data (data collection,
organization, summarization, presentation).
 Penafsiran data meliputi : analisis data, pendugaan,
pengujian dugaan dan penarikan kesimpulan
(generalisasi).
Metode Statistika
Contoh Masalah Statistika Deskriptif :
1.
2.
3.
Tabulasi Data
Diagram
Grafik
Contoh Masalah Statistika Inferensia :
1. Pendugaan Parameter
2. Pengujian Hipotesis
3. Peramalan dengan Regresi/Korelasi
POPULASI & SAMPLE
Suatu contoh acak sederhana n pengamatan
adalah suatu contoh yang dipilih sedemikian rupa
 Populasi
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang
menjadi perhatian kita.
Contoh adalah suatu himpunan bagian dari data.
 Sampel Acak Sederhana.
sehingga setiap himpunan bagian yang berukuran n
dari populasi tersebut mempunyai peluang terpilih
yang sama.
BEBERAPA ISTILAH DASAR
 Statistik dan Parameter.
Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan
ciri suatu contoh.
Parameter adalah sembarang nilai yang menjelas-
kan ciri populasi.
 Datum dan Data.
Datum adalah bentuk tunggal dari data berupa satu
nilai hasil pengamatan atau hasil pengukuran.
Data adalah bentuk jamak dari datum berupa
sekumpulan nilai hasil pengamatan atau hasil
pengukuran.
n
xi
i1
kita baca “penjumlahan xi, i dari 1 sampai n”. Bilangan 1 dan
n masing-masing disebut batas bawah dan batas atas
penjumlahan. Sehingga:
xi  x1  x2  x3 ...  xn
i1
NOTASI PENJUMLAHAN ()
Dengan menggunakan huruf Yunani  (sigma kapital) untuk
menyatakan “penjumlahan”, kita dapat menuliskan jumlah n
sembarang bilangan:
n
Misalkan dari sebuah percobaan yang mengamati turunya
bobot badan selama periode 6 bulan. Data yang tercatat
adalah 15, 10, 18, dan 6 kilogram. Jika nilai pertama kita
lambangkan dengan x1 yang kedua x2, dan demikian
seterusnya, maka
x3=18, dan x4=6, kita dapat
kita dapat menuliskan x1=15, x2=10,
menuliskan jumlah empat
perubahan bobot tersebut sebagai:
4
 x1 x2  x3  x4xi
i1
4
 15 10 18  6
4
xi
i1
 49xi
i1
NOTASI PENJUMLAHAN ()
Batas bawah penjumlahan tidak harus dimulai dari angka 1
dan begitu pula batas atas penjumlahan tidak harus sampai
angka terbesar (n). Sebagai contoh:
3
 x2  x3  10 18  28xi
i2
Subscrip i pada batas bawah penjumlahan dapat pula
digantikan dengan huruf lain asalkan konsisten dalam hal
penggunaannya. Sebagai contoh:
n
 x j
j1
n
 xk
k 1
atau
n
 xl
l1
atau
NOTASI PENJUMLAHAN ()
NOTASI PENJUMLAHAN ()
Batas bawah penjumlahan tidak harus berupa subskrip.
Misalnya, jumlah sembilan bilangan asli pertama dapat
dituliskan sebagai:
9
x  1 2  3 4  5  6  7  8  9  45
i1
Jika batas bawah dan batas atas penjumlahan tidak
dituliskan, hal tersebut berarti menjumlah seluruh bilangan.
Sehingga: n
xi xi
i1
NOTASI PENJUMLAHAN ()
Beberapa dalil Penjumlahan
Penjumlahan jumlah dua atau lebih peubah sama dengan
jumlah masing-masing penjumlahannya. Jadi:
n n n n
xi  yi  zi  xi  yi  zi
i1 i1 i1 i1
Jika c adalah suatu konstanta, maka:
nn
cxi  cxi
i1 i1
n
c  nc
i1
dan
NOTASI PENJUMLAHAN ()





 
n nn n
 i
nn
i i
y  yx nx n

y

xi  i 
n
nx y 
r 

2

   
   i1  
 2
i i
i1
 i
i1

2

 i1
2
i1  i1  i1 
Setelah mempelajari notasi penjumlahan (), perhatikan
rumus untuk mencari nilai koefisien korelasi linear (r) di
bawah ini:
Rumus tersebut akan mudah diselesaikan. Satu hal yang
perlu diperhatikan:
n n
 ix x   i
i1

2
 i1 
2
NOTASI PENJUMLAHAN ()
Fungsi Ceiling dan Fungsi Floor
Fungsi Ceiling adalah pembulatan ke bilangan bulat (integer)
terbesar terdekat
[3,15] = 4 [3,55] = 4 [3,89] = 4
Fungsi Floor adalah pembulatan ke bilangan bulat terkecil
terdekat
[3,12] = 3 [3,55] = 3 [3,97] = 3
DISTRIBUSI FREKUENSI
Kelas
(Kategori)
Frekuensi
(fi)
Kelas ke-1 f1
Kelas ke-2 f2
Kelas ke-3 f3
: :
: :
: :
Kelas ke-k fk
Jumlah () n
Distribusi Frekuensi adalah Pengelompokkan data dalam
beberapa kelas sehingga ciri-ciri penting data tersebut dapat
segera dilihat
Frekuensi adalah Banyak pemunculan data
Bentuk Umum Tabel Distribusi Frekuensi (TDF)
n : banyak data
fi : frekuensi pada kelas ke-i, i = 1,2,3,…, k
Sehingga :
k
n   fi
i1
DISTRIBUSI FREKUENSI
Pembentukan Tabel Distribusi Frekuensi
Prinsip pembentukan Tabel Distribusi Frekuensi
1.Tentukan banyaknya kelas Jangan terlalu
banyak/sedikit
2. Tentukan interval/selang kelas
Semua data harus bisa dimasukkan dalam kelas-kelas TDF,
tidak ada yang tertinggal dan satu data hanya dapat
dimasukkan ke dalam satu kelas, tidak terjadi
OVERLAPPING
3.Sorting data, lazimnya Ascending: mulai dari nilai terkecil
(minimal) Agar range data diketahui dan Mempermudah
penghitungan frekuensi tiap kelas
Contoh....
1. Berikut adalah data usia 50 orang Pegawai Perusahaan X
19 40 38 31 42
23 16 26 30 41
18 27 33 31 27
43 56 45 41 26
30 17 50 62 19
20 27 22 37 42
37 26 28 51 63
42 27 38 42 16
30 37 31 25 18
26 28 39 42 55
Contoh....
Tabel Distribusi Frekuensi 1
Tabel Distribusi Frekuensi 2
Kelas Tally Frekuensi
16-23   10
24-31     17
32-39   7
40-47   10
48-55  3
56-63  3
Jumlah () 50
Kelas Tally Frekuensi
15-24   10
25-34     18
35-44    15
45-54  3
55-64  4
Jumlah () 50
Tabel Distribusi Frekuensi 3
Kelas Tally Frekuensi
16-22   9
23-29    12
30-36   7
37-43    15
44-50  2
51-57  3
58-64  2
Jumlah () 50
Penentuan Banyak Kelas dan Interval
Penentuan Banyak Kelas dan Interval Kelas
1.Cara Praktis
Banyak kelas : 5 - 15
Untuk Interval/Selang kelas dan Batas Kelas dipilih
bilangan-bilangan yang mudah
Mis: kelipatan 5 atau 10 (Lihat TDF 1)
2. Aturan STURGES
Banyak kelas  pembulatan ke atas/ke bawah
(Ceiling/Floor)
k = 1 + 3.322 log n
k = banyak kelas
n = banyak data
Jenis Distribusi Frekuensi
1. Distribusi Frekuensi Relatif
Kelas Titik Tengah
Kelas
Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi
Relatif (%)
16-23 19.5 10 10/50 = 1/5 = 0.20 20
24-31 27.5 17 0.34 34
32-39 35.5 7 0.14 14
40-47 43.5 10 0.20 20
48-55 51.5 3 0.06 6
56-63 59.5 3 0.06 6
 50 1 100
Titik Tengah Kelas ke-i = Batas Bawah Kelas ke-i + Batas Atas Kelas ke-i
2
Frekuensi Relatif kelas ke-i = Frekuensi kelas ke-i
Total Pengamatan (n)
Jenis Distribusi Frekuensi
2. Distribusi Frekuensi Komulatif
a. TDFK kurang dari (<)
b. TDFK lebih dari (>)
Pembentukan TDFK tetap harus memperhatikan prinsip
pembentukan TDF (semua data tercakup dan tidak terjadi
overlapping)
Kelas Frekuensi Kumulatif
1. kurang dari 16 0
2. kurang dari 24 10 (0 + 10)
3. kurang dari 32 27 (10 + 17)
4. kurang dari 40 34 (27 + 7)
5. kurang dari 48 44 (34 + 10)
6. kurang dari 56 47 (44 + 3)
7. kurang dari 64 50 (47 + 3)
Banyak kelas dalam TDFK kurang dari = Banyak Kelas TDF + 1
Kelas TDFK kurang dari dibentuk dengan menggunakan batas bawah kelas TDF
Kelas terakhir dalam TDFK kurang dari dibentuk dengan batas bawah kelas ke-k+1
pada TDF
 MINIMUM, yaitu nilai yang paling kecil dari
keseluruhan nilai dalam satu buah gugus data
(variabel).
 MAXIMUM, yaitu nilai yang paling besar dari
keseluruhan nilai dalam satu buah gugus data
(variabel).
 SUM, yaitu jumlah dari keseluruhan nilai dalam
satu buah gugus data (variabel).
 UKURAN PEMUSATAN DATA.
 UKURAN KERAGAMAN DATA.
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
n
xi
x  i 1
n
n
 yi
y  i  1
n
NILAI STATISTIKADESKRIPTIF
UKURAN PEMUSATAN DATA
Mean / Rata-Rata / Rataan / Nilai Tengah / Nilai Harapan :
77
7
 12,571
1512913131610 88
xi
x  i1

7
Contoh (X): 15 12 9 13 13 16 10
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
UKURAN PEMUSATAN DATA
Median, yaitu nilai yang posisinya tepat berada di tengah
setelah data diurutkan (jika banyak data ganjil), atau rata-
rata dari dua nilai yang posisinya di tengah setelah data
diurutkan (jika banyak data genap).
Contoh 1:
15 12 9 13 13 16 10 diurutkan jadi 9 10 12 13 13 15 16
Mediannya adalah 13 (nilai pada suku ke-4).
Contoh 2:
25 32 42 15 13 27 diurutkan jadi 42 32 27 25 15 13
Mediannya adalah (27 + 25) / 2 = 26,5
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
UKURAN PEMUSATAN DATA
Modus, yaitu nilai yang memiliki frekwensi muncul paling
tinggi. Dalam satu buah gugus data dapat memiliki lebih dari
satu modus, khusus yang memiliki dua modus disebut
bimodus. Apabila semua nilai dalam suatu gugus data
memiliki frekwensi muncul yang sama, maka gugus data
tersebut dikatakan tidak memiliki modus.
Contoh 1:
15 12 9 13 13 16 10 modusnya adalah 13
Contoh 2:
15 12 9 13 13 16 10 9 modusnya adalah 9 dan 13 (bimodus)
Contoh 3:
15 12 15 9 13 13 16 12 9 16 tidak memiliki modus
NILAI STATISTIKADESKRIPTIF
UKURAN KERAGAMAN DATA
Wilayah (Range), yaitu selisih dari nilai terkecil dan terbesar.
Contoh:
15 12 9 13 13 16 10
Wilayahnya = 16 – 9 = 7
Ragam (Varians), dihitung menggunakan rumus:
i 2
x  
2
 i1
N
data populasi
2
x  x
N n
s2
 i1
 i
n 1
data contoh (sample)
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
UKURAN KERAGAMAN DATA
Contoh Kasus:
Pembandingan harga kopi dalam bungkus 200 gram di
empat toko kelontong yang dipilih secara acak menunjukkan
kenaikan dari harga bulan sebelumnya sebesar 12, 15, 17,
dan 20 rupiah. Hitunglah ragam contoh kenaikan harga kopi
tersebut!
Jawab:
Nilai tengah contoh kita peroleh dengan perhitungan:
444
 16
12 1517  20 64
n 4
n
xi xi
x  i1
 i1

NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
UKURAN KERAGAMAN DATA
Jawab (lanjutan):
Dengan demikian,
2
2
n 4
 i ix 16
n 1 3
x  x
s2
 i1
 i1
s2

 42
 12
 12
 42
3
s2

16 1116

34
 11,33
3 3
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
UKURAN KERAGAMAN DATA
simpangan untukDengan menggunakan
menghitung ragam, baik
kuadrat
populasi maupun contoh, kita
memperoleh suatu besaran dengan satuan yang sama
dengan kuadrat satuan semula. Jadi jika data asalnya dalam
satuan meter (m), maka ragamnya mempunyai satuan meter
kuadrat (m2). Agar diperoleh ukuran keragaman yang
mempunyai satuan yang sama dengan satuan asalnya,
seperti halnya pada wilayah, kita akarkan ragam tersebut.
Ukuran yang diperoleh disebut simpangan baku (Standard
Deviasi).
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
N
 ix  2
 i1
N
data populasi
x  x 2
s 
n
i 1
n  1
i
data contoh (sample)
UKURAN KERAGAMAN DATA
Simpangan baku (Standard deviation), dihitung mengguna-
kan rumus:
Dari contoh kasus kenaikan harga kopi, nilai simpangan
bakunya adalah:
s2
s   11,33  3,366
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
Hal tersebut, sejalan pula dengan tampilan rumus ragam
(varians) atau standard deviasi baik untuk data populasi
maupun data contoh yang bersesuaian.
UKURAN KERAGAMAN DATA
Tampilan rumus Standard Deviasi dari data contoh (sample)
dapat pula ditampilkan dalam bentuk:
2

2

x  x n
s 
nn
i1  i1 
nn1
 i  i

2



n 1
n
x
s 
n
2
  i1 
xi n

i1
i
atau
NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
2

2

  n
xx  x
n
2
  i1 
xi nn
i1
 i1
i i
UKURAN KERAGAMAN DATA
Tugas:
Buktikan secara perhitungan dan secara hukum matematika
bahwa rumus pada kedua sisi di bawah ini sama!
n 1 n 1
Salah satu hukum matematika yang dapat dipergunakan:
a b2
 a2
 2abb2
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
Koefisien korelasi linear (r), berfungsi untuk mengetahui hubungan
perilaku data dalam suatu gugus data (variabel) dengan perilaku data
pada gugus data (variabel) lainnya (misal gugus data X dan Y).
Sifat data: berpasangan, banyak data pada kedua variabel sama.
Nilai koefisien korelasi linear dihitung menggunakan rumus:
 
 



 
 

  
n n
 i
n n
 i
n n n
yy x nx n
 xi  yi nxi yi
r 

2

 i1
 2
i
i1
 i
i1

2

 i1
2
i1  i1  i1 
Nilai koefisien korelasi yang mungkin terjadi ada dalam batasan:
-1 ≤ r ≤ 1
-1 0 1
Nilai koefisien korelasi tersebut terbagi menjadi 3 kategori:
1. Korelasi (hubungan) positif : 0 < r ≤ 1
2. Tidak berkorelasi (tidak berhubungan) : r = 0
3. Korelasi (hubungan) negatif : -1 ≤ r < 0
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
Arti dari nilai koefisien korelasi masing-masing kategori:
1. Korelasi (hubungan) positif : semakin tinggi nilai X maka
semakin tinggi pula nilai Y atau sebaliknya semakin rendah nilai
X maka akan semakin rendah pula nilai Y. (Contoh kasus: biaya
promosi dan pendapatan perusahaan).
2. Tidak berkorelasi (tidak berhubungan) : perubahan nilai (naik
turun) yang terjadi pada X tidak mengakibatkan perubahan nilai
(naik turun) pada Y. (Contoh kasus: tinggi badan dan gaji
karyawan).
3. Korelasi (hubungan) negatif : semakin rendah nilai X maka akan
semakin tinggi nilai Y atau sebaliknya semakin tinggi nilai X
akan semakin rendah nilai Y. (Contoh kasus: usia mobil bekas
dan harga jualnya).
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
Contoh Kasus:
Hitung dan tafsirkan koefisien korelasi bagi data berikut ini:
x (tinggi) 12 10 14 11 12 9
y (bobot)
Jawab:
18 17 23 19 20 15
Untuk mempermudah, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
beberapa notasi penjumlahan (Σ) yang diperlukan dalam rumus.
Perhitungan tersebut dilakukan membentuk sebuah tabel
sebagai berikut: …
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
Contoh Kasus (lanjutan):
i x y x2 y2 x.y
1 12 18 144 324 216
2 10 17 100 289 170
3 14 23 196 529 322
4 11 19 121 361 209
5 12 20 144 400 240
6 9 15 81 225 135
JUMLAH 68 112 786 2128 1292
6
i1
ix 68
6
i1
iy 112
6
i
i1
x2
786
6
 2
i
i1
y  2128
6

i1
i ix y 1292
Contoh Kasus (lanjutan):
Dengan demikian:
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
 0,947
(6)(1292) (68)(112)
r 
[(6)(786) (68)2
][(6)(2128) (112)2
]
Koefisien korelasi sebesar 0,947 menunjukan adanya hubungan
linear positif yang sangat baik antara X dan Y, semakin tinggi
ukuran tinggi badan maka akan semakin berat ukuran bobot
badannya, atau semakin rendah ukuran tinggi badan maka akan
semakin ringan ukuran bobot badannya.
Koefisien Determinasi (KD), digunakan untuk mengetahui
tingkat pengaruh (%) perubahan nilai X terhadap perubahan
nilai Y.Dihitung menggunakanrumus:
KD = r2(100%)
Contoh kasus:
Apabila korelasi antara biaya promosi yang dikeluarkan (X) dengan
pendapatan yang diterima perusahaan (Y) sebesar r = 0,95 tentukan
koefisien determinasinya dan jelaskan!
Jawab:
KD = r2(100%) = (0,95)2(100%) = (0,9025)(100%) = 90,25%
Artinya, tingkat pengaruh perubahan biaya promosi yang dikeluarkan
terhadap perubahan pendapatan yang diterima perusahaan adalah
sebesar 90,25% sisanya sebesar 9,75% dipengaruhi oleh faktor lain.
KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN
DETERMINASI
SELAMAT BELAJAR … !
Wasalamualaikum wr, wb

More Related Content

What's hot

Market base vs bank base financial system
Market base vs bank base financial systemMarket base vs bank base financial system
Market base vs bank base financial systemMohamadIlham14
 
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan FiskalMakalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskalshafirahany22
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianMulyana Natsir
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan Penawaran
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan PenawaranEkonomi Manajerial Materi Perubahan Penawaran
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan PenawaranArjuna Ahmadi
 
Pengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalPengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalSaputra Ayudi
 
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiPembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiHisyam Lingga
 
Teori tingkah laku konsumen 1.pdf
Teori tingkah laku konsumen 1.pdfTeori tingkah laku konsumen 1.pdf
Teori tingkah laku konsumen 1.pdfPutriAnnisa59
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasionaldayurikaperdana19
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)nurfitriani syahruddin
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)Farhatunisa
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikBadrotuz Zahro
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasrobbiatul Adawiyah
 

What's hot (20)

Market base vs bank base financial system
Market base vs bank base financial systemMarket base vs bank base financial system
Market base vs bank base financial system
 
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan FiskalMakalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan Penawaran
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan PenawaranEkonomi Manajerial Materi Perubahan Penawaran
Ekonomi Manajerial Materi Perubahan Penawaran
 
Pengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalPengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasional
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiPembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
 
Teori tingkah laku konsumen 1.pdf
Teori tingkah laku konsumen 1.pdfTeori tingkah laku konsumen 1.pdf
Teori tingkah laku konsumen 1.pdf
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasional
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)
Kelompok 1 pengantar bisnis (pasar bebas)
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)
 
Rumus matematika bisnis
Rumus matematika bisnisRumus matematika bisnis
Rumus matematika bisnis
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 

Similar to STATISTIKA DASAR

Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaalvinazadaa
 
Kuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika nikenKuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika nikenNiken Feladita
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staimYess Favor
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staimYess Favor
 
pengolahan data
pengolahan datapengolahan data
pengolahan dataPutra Yasa
 
distribusi frekuensi
distribusi frekuensidistribusi frekuensi
distribusi frekuensiFiqran Haruna
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsJudianto Nugroho
 
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis IIMakalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis IIWidia Ratnasari Samosir
 
Metoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataMetoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataRahma Siska Utari
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptRomadhonDwiCahyoNugr
 
Statistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaStatistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaYess Favor
 
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaStatistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaYess Favor
 
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistika
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistikaKuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistika
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistikaahmad fauzan
 
Statistika Presentasi
Statistika PresentasiStatistika Presentasi
Statistika Presentasiguest232a662
 
Statistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas LingkupnyaStatistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas Lingkupnyaguest232a662
 

Similar to STATISTIKA DASAR (20)

Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Kuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika nikenKuliah 1 konsep dasar statistika niken
Kuliah 1 konsep dasar statistika niken
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staim
 
Statistika presentasi staim
Statistika presentasi staimStatistika presentasi staim
Statistika presentasi staim
 
Statistik Industri_Modul1.pdf
Statistik Industri_Modul1.pdfStatistik Industri_Modul1.pdf
Statistik Industri_Modul1.pdf
 
pengolahan data
pengolahan datapengolahan data
pengolahan data
 
distribusi frekuensi
distribusi frekuensidistribusi frekuensi
distribusi frekuensi
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis IIMakalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
 
Metoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataMetoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian data
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
 
Statistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkiaStatistika presentasi lpkia
Statistika presentasi lpkia
 
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkiaStatistika presentasi to mahasiswa lpkia
Statistika presentasi to mahasiswa lpkia
 
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistika
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistikaKuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistika
Kuliah statistika ii pertemuan 1 konsep dasar statistika
 
Inisiasi 1.pptx
Inisiasi 1.pptxInisiasi 1.pptx
Inisiasi 1.pptx
 
Statistika Presentasi
Statistika PresentasiStatistika Presentasi
Statistika Presentasi
 
Statistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas LingkupnyaStatistika dan Luas Lingkupnya
Statistika dan Luas Lingkupnya
 

More from MuhammadAgusridho

Persamaan trigonometri (Iba Safitri)
Persamaan trigonometri (Iba Safitri)Persamaan trigonometri (Iba Safitri)
Persamaan trigonometri (Iba Safitri)MuhammadAgusridho
 
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)Persamaan garis lurus (Mutiara delima)
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)MuhammadAgusridho
 
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)MuhammadAgusridho
 
menentukan volume benda putar Herd yowan meiranda
menentukan volume benda putar Herd yowan meirandamenentukan volume benda putar Herd yowan meiranda
menentukan volume benda putar Herd yowan meirandaMuhammadAgusridho
 
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)MuhammadAgusridho
 
bilangan cacah (Ica maresa)
bilangan cacah (Ica maresa) bilangan cacah (Ica maresa)
bilangan cacah (Ica maresa) MuhammadAgusridho
 
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)MuhammadAgusridho
 
Bangun Datar (Ike nurhayati)
Bangun Datar (Ike nurhayati)Bangun Datar (Ike nurhayati)
Bangun Datar (Ike nurhayati)MuhammadAgusridho
 
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)MuhammadAgusridho
 
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)MuhammadAgusridho
 
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)MuhammadAgusridho
 
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...MuhammadAgusridho
 
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)MuhammadAgusridho
 
PELUANG (Miranda salim paseban)
PELUANG (Miranda salim paseban)PELUANG (Miranda salim paseban)
PELUANG (Miranda salim paseban)MuhammadAgusridho
 
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)MuhammadAgusridho
 

More from MuhammadAgusridho (20)

Persamaan trigonometri (Iba Safitri)
Persamaan trigonometri (Iba Safitri)Persamaan trigonometri (Iba Safitri)
Persamaan trigonometri (Iba Safitri)
 
Bangun datar (nurhayati)
Bangun datar (nurhayati) Bangun datar (nurhayati)
Bangun datar (nurhayati)
 
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)Persamaan garis lurus (Mutiara delima)
Persamaan garis lurus (Mutiara delima)
 
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
 
menentukan volume benda putar Herd yowan meiranda
menentukan volume benda putar Herd yowan meirandamenentukan volume benda putar Herd yowan meiranda
menentukan volume benda putar Herd yowan meiranda
 
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)
FPB & KPK ( Kiki Novita Sari)
 
bilangan cacah (Ica maresa)
bilangan cacah (Ica maresa) bilangan cacah (Ica maresa)
bilangan cacah (Ica maresa)
 
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)
Persamaan dn pertidaksamaan linear (Hikmah afriliani)
 
Bangun Datar (Ike nurhayati)
Bangun Datar (Ike nurhayati)Bangun Datar (Ike nurhayati)
Bangun Datar (Ike nurhayati)
 
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)
BAGUN RUANG DAN BANGUN DATAR (Helmalia azizah)
 
LINGKARAN (Reka Agustina)
LINGKARAN (Reka Agustina)LINGKARAN (Reka Agustina)
LINGKARAN (Reka Agustina)
 
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)
EKSPANSI KOFAKTOR DAN ATURAN CRAMER (Intan Apriliana)
 
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
 
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG(Novi af...
 
PECAHAN (Nova elvina)
PECAHAN (Nova elvina)PECAHAN (Nova elvina)
PECAHAN (Nova elvina)
 
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)
GARIS SINGGUNG LINGKARAN (Muhammad Agus Ridho)
 
PELUANG (Miranda salim paseban)
PELUANG (Miranda salim paseban)PELUANG (Miranda salim paseban)
PELUANG (Miranda salim paseban)
 
VEKTOR (Merva juniarti)
VEKTOR (Merva juniarti)VEKTOR (Merva juniarti)
VEKTOR (Merva juniarti)
 
PECAHAN (Meliani devina)
PECAHAN (Meliani devina)PECAHAN (Meliani devina)
PECAHAN (Meliani devina)
 
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)
BANGUN DATAR (M. rizki wibowo)
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

STATISTIKA DASAR

  • 1. ASSALAMUALIKUM Wr, Wb HENITA AMANDA (1830206081) MATEMATIKA 2 Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika DOSEN MENGAJAR: FELI RAMURY, M.Pd PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2019
  • 2. MATERI STATISTIKA  Beberapa Istilah Dasar.  Jenis Data.  Metode Statistika.  Nilai-Nilai Statistika Deskriptif.  Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi.  Regresi Linear Sederhana.  Pengujian Hipotesis.
  • 3. PENGERTIAN STATISTIKA  Statistik dan Statistika. Statistik dari segi bahasa berarti data, sedangkan statistika adalah ilmu yang mempelajari data tersebut. metode yang berhubungan dengan penyajian dan penafsiran kejadian yang bersifat peluang dalam suatu penyelidikan terencana atau penelitian ilmiah.  Dalam statistika tercakup dua pekerjaan penting, yaitu : penyajian penafsiran   DATAmenghasilkan INFORMASI 
  • 4. JENIS – JENIS DATA 1. Berdasarkan Sumber-nya data dibedakan menjadi :  Data Primer Data yang didapatkan atau dikumpulkan sendiri. Misalnya : dengan melakukan wawancara, observasi atau penelitian di lapangan atau laboratorium.  Data Sekunder Data yang di dapat dari pihak lain, Misalnya dari data providers, Contoh data providers : BPS, LIPI, SRI, dll.
  • 5. JENIS – JENIS DATA 2. Berdasarkan Jenis-nya data dibedakan menjadi :  Data Numerik (kuantitatif)  dinyatakan dalam besaran numerik (angka). Misalnya : Data pendapatan per kapita, pengeluaran, harga, jarak, dll.  Data Kategorik (Kualitatif)  diklasifikasikan berdasarkan kategori/kelas tertentu Misalnya : Kategori Mahasiswa Berprestasi dan Tidak Berprestasi, Kategori kota kecil, sedang dan besar, Kategori pendukung partai politik XXX, YYY, ZZZ, dll.
  • 6. JENIS – JENIS DATA Data Kategorik dapat dibedakan menjadi :  Data Ordinal : Urutan kategori menunjukkan tingkatan (ranking) Misalnya : Bagaimana prestasi belajar anda semester lalu? 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Sedang-sedang saja 4. Buruk 5. Sangat Buruk
  • 7. JENIS – JENIS DATA  Data Nominal : Urutan/Nilai tidak menunjukkan tingkatan Misalnya : Apa warna favorit anda : 1. Ungu 2. Abu-abu 3. Coklat 4. Putih Selain kedua jenis data tersebut, kita juga mengenal :  Data Atribut :Nilai data tersebut memberi keterangan atau tanda pada suatu data. Jenis data ini tidak diolah. Misalnya : Nama Alamat
  • 9. Metode Statistika  Metode Statistika adalah prosedur-prosedur atau cara- cara penyajian dan penafsiran data. Statistika Deskriptif (Descriptive Statistics) Metode pengumpulan, peringkasan dan penyajian data Descriptive : bersifat memberi gambaran  Statistika Inferensia = Statistika Induktif (Inferential Statistics) Metode analisis, peramalan, pendugaan dan penarikan kesimpulan Inferential : bersifat melakukan generalisasi (penarikan kesimpulan).
  • 10. Metode Statistika  Penyajian data meliputi :pengumpulan, pengorganisasian, peringkasan dan penyajian data (data collection, organization, summarization, presentation).  Penafsiran data meliputi : analisis data, pendugaan, pengujian dugaan dan penarikan kesimpulan (generalisasi).
  • 11. Metode Statistika Contoh Masalah Statistika Deskriptif : 1. 2. 3. Tabulasi Data Diagram Grafik Contoh Masalah Statistika Inferensia : 1. Pendugaan Parameter 2. Pengujian Hipotesis 3. Peramalan dengan Regresi/Korelasi
  • 12. POPULASI & SAMPLE Suatu contoh acak sederhana n pengamatan adalah suatu contoh yang dipilih sedemikian rupa  Populasi Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Contoh adalah suatu himpunan bagian dari data.  Sampel Acak Sederhana. sehingga setiap himpunan bagian yang berukuran n dari populasi tersebut mempunyai peluang terpilih yang sama.
  • 13. BEBERAPA ISTILAH DASAR  Statistik dan Parameter. Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri suatu contoh. Parameter adalah sembarang nilai yang menjelas- kan ciri populasi.  Datum dan Data. Datum adalah bentuk tunggal dari data berupa satu nilai hasil pengamatan atau hasil pengukuran. Data adalah bentuk jamak dari datum berupa sekumpulan nilai hasil pengamatan atau hasil pengukuran.
  • 14. n xi i1 kita baca “penjumlahan xi, i dari 1 sampai n”. Bilangan 1 dan n masing-masing disebut batas bawah dan batas atas penjumlahan. Sehingga: xi  x1  x2  x3 ...  xn i1 NOTASI PENJUMLAHAN () Dengan menggunakan huruf Yunani  (sigma kapital) untuk menyatakan “penjumlahan”, kita dapat menuliskan jumlah n sembarang bilangan: n
  • 15. Misalkan dari sebuah percobaan yang mengamati turunya bobot badan selama periode 6 bulan. Data yang tercatat adalah 15, 10, 18, dan 6 kilogram. Jika nilai pertama kita lambangkan dengan x1 yang kedua x2, dan demikian seterusnya, maka x3=18, dan x4=6, kita dapat kita dapat menuliskan x1=15, x2=10, menuliskan jumlah empat perubahan bobot tersebut sebagai: 4  x1 x2  x3  x4xi i1 4  15 10 18  6 4 xi i1  49xi i1 NOTASI PENJUMLAHAN ()
  • 16. Batas bawah penjumlahan tidak harus dimulai dari angka 1 dan begitu pula batas atas penjumlahan tidak harus sampai angka terbesar (n). Sebagai contoh: 3  x2  x3  10 18  28xi i2 Subscrip i pada batas bawah penjumlahan dapat pula digantikan dengan huruf lain asalkan konsisten dalam hal penggunaannya. Sebagai contoh: n  x j j1 n  xk k 1 atau n  xl l1 atau NOTASI PENJUMLAHAN ()
  • 17. NOTASI PENJUMLAHAN () Batas bawah penjumlahan tidak harus berupa subskrip. Misalnya, jumlah sembilan bilangan asli pertama dapat dituliskan sebagai: 9 x  1 2  3 4  5  6  7  8  9  45 i1 Jika batas bawah dan batas atas penjumlahan tidak dituliskan, hal tersebut berarti menjumlah seluruh bilangan. Sehingga: n xi xi i1
  • 18. NOTASI PENJUMLAHAN () Beberapa dalil Penjumlahan Penjumlahan jumlah dua atau lebih peubah sama dengan jumlah masing-masing penjumlahannya. Jadi: n n n n xi  yi  zi  xi  yi  zi i1 i1 i1 i1 Jika c adalah suatu konstanta, maka: nn cxi  cxi i1 i1 n c  nc i1 dan
  • 19. NOTASI PENJUMLAHAN ()        n nn n  i nn i i y  yx nx n  y  xi  i  n nx y  r   2         i1    2 i i i1  i i1  2   i1 2 i1  i1  i1  Setelah mempelajari notasi penjumlahan (), perhatikan rumus untuk mencari nilai koefisien korelasi linear (r) di bawah ini: Rumus tersebut akan mudah diselesaikan. Satu hal yang perlu diperhatikan: n n  ix x   i i1  2  i1  2
  • 20. NOTASI PENJUMLAHAN () Fungsi Ceiling dan Fungsi Floor Fungsi Ceiling adalah pembulatan ke bilangan bulat (integer) terbesar terdekat [3,15] = 4 [3,55] = 4 [3,89] = 4 Fungsi Floor adalah pembulatan ke bilangan bulat terkecil terdekat [3,12] = 3 [3,55] = 3 [3,97] = 3
  • 21. DISTRIBUSI FREKUENSI Kelas (Kategori) Frekuensi (fi) Kelas ke-1 f1 Kelas ke-2 f2 Kelas ke-3 f3 : : : : : : Kelas ke-k fk Jumlah () n Distribusi Frekuensi adalah Pengelompokkan data dalam beberapa kelas sehingga ciri-ciri penting data tersebut dapat segera dilihat Frekuensi adalah Banyak pemunculan data Bentuk Umum Tabel Distribusi Frekuensi (TDF) n : banyak data fi : frekuensi pada kelas ke-i, i = 1,2,3,…, k Sehingga : k n   fi i1
  • 22. DISTRIBUSI FREKUENSI Pembentukan Tabel Distribusi Frekuensi Prinsip pembentukan Tabel Distribusi Frekuensi 1.Tentukan banyaknya kelas Jangan terlalu banyak/sedikit 2. Tentukan interval/selang kelas Semua data harus bisa dimasukkan dalam kelas-kelas TDF, tidak ada yang tertinggal dan satu data hanya dapat dimasukkan ke dalam satu kelas, tidak terjadi OVERLAPPING 3.Sorting data, lazimnya Ascending: mulai dari nilai terkecil (minimal) Agar range data diketahui dan Mempermudah penghitungan frekuensi tiap kelas
  • 23. Contoh.... 1. Berikut adalah data usia 50 orang Pegawai Perusahaan X 19 40 38 31 42 23 16 26 30 41 18 27 33 31 27 43 56 45 41 26 30 17 50 62 19 20 27 22 37 42 37 26 28 51 63 42 27 38 42 16 30 37 31 25 18 26 28 39 42 55
  • 24. Contoh.... Tabel Distribusi Frekuensi 1 Tabel Distribusi Frekuensi 2 Kelas Tally Frekuensi 16-23   10 24-31     17 32-39   7 40-47   10 48-55  3 56-63  3 Jumlah () 50 Kelas Tally Frekuensi 15-24   10 25-34     18 35-44    15 45-54  3 55-64  4 Jumlah () 50 Tabel Distribusi Frekuensi 3 Kelas Tally Frekuensi 16-22   9 23-29    12 30-36   7 37-43    15 44-50  2 51-57  3 58-64  2 Jumlah () 50
  • 25. Penentuan Banyak Kelas dan Interval Penentuan Banyak Kelas dan Interval Kelas 1.Cara Praktis Banyak kelas : 5 - 15 Untuk Interval/Selang kelas dan Batas Kelas dipilih bilangan-bilangan yang mudah Mis: kelipatan 5 atau 10 (Lihat TDF 1) 2. Aturan STURGES Banyak kelas  pembulatan ke atas/ke bawah (Ceiling/Floor) k = 1 + 3.322 log n k = banyak kelas n = banyak data
  • 26. Jenis Distribusi Frekuensi 1. Distribusi Frekuensi Relatif Kelas Titik Tengah Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Relatif (%) 16-23 19.5 10 10/50 = 1/5 = 0.20 20 24-31 27.5 17 0.34 34 32-39 35.5 7 0.14 14 40-47 43.5 10 0.20 20 48-55 51.5 3 0.06 6 56-63 59.5 3 0.06 6  50 1 100 Titik Tengah Kelas ke-i = Batas Bawah Kelas ke-i + Batas Atas Kelas ke-i 2 Frekuensi Relatif kelas ke-i = Frekuensi kelas ke-i Total Pengamatan (n)
  • 27. Jenis Distribusi Frekuensi 2. Distribusi Frekuensi Komulatif a. TDFK kurang dari (<) b. TDFK lebih dari (>) Pembentukan TDFK tetap harus memperhatikan prinsip pembentukan TDF (semua data tercakup dan tidak terjadi overlapping) Kelas Frekuensi Kumulatif 1. kurang dari 16 0 2. kurang dari 24 10 (0 + 10) 3. kurang dari 32 27 (10 + 17) 4. kurang dari 40 34 (27 + 7) 5. kurang dari 48 44 (34 + 10) 6. kurang dari 56 47 (44 + 3) 7. kurang dari 64 50 (47 + 3) Banyak kelas dalam TDFK kurang dari = Banyak Kelas TDF + 1 Kelas TDFK kurang dari dibentuk dengan menggunakan batas bawah kelas TDF Kelas terakhir dalam TDFK kurang dari dibentuk dengan batas bawah kelas ke-k+1 pada TDF
  • 28.  MINIMUM, yaitu nilai yang paling kecil dari keseluruhan nilai dalam satu buah gugus data (variabel).  MAXIMUM, yaitu nilai yang paling besar dari keseluruhan nilai dalam satu buah gugus data (variabel).  SUM, yaitu jumlah dari keseluruhan nilai dalam satu buah gugus data (variabel).  UKURAN PEMUSATAN DATA.  UKURAN KERAGAMAN DATA. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF
  • 29. n xi x  i 1 n n  yi y  i  1 n NILAI STATISTIKADESKRIPTIF UKURAN PEMUSATAN DATA Mean / Rata-Rata / Rataan / Nilai Tengah / Nilai Harapan : 77 7  12,571 1512913131610 88 xi x  i1  7 Contoh (X): 15 12 9 13 13 16 10
  • 30. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF UKURAN PEMUSATAN DATA Median, yaitu nilai yang posisinya tepat berada di tengah setelah data diurutkan (jika banyak data ganjil), atau rata- rata dari dua nilai yang posisinya di tengah setelah data diurutkan (jika banyak data genap). Contoh 1: 15 12 9 13 13 16 10 diurutkan jadi 9 10 12 13 13 15 16 Mediannya adalah 13 (nilai pada suku ke-4). Contoh 2: 25 32 42 15 13 27 diurutkan jadi 42 32 27 25 15 13 Mediannya adalah (27 + 25) / 2 = 26,5
  • 31. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF UKURAN PEMUSATAN DATA Modus, yaitu nilai yang memiliki frekwensi muncul paling tinggi. Dalam satu buah gugus data dapat memiliki lebih dari satu modus, khusus yang memiliki dua modus disebut bimodus. Apabila semua nilai dalam suatu gugus data memiliki frekwensi muncul yang sama, maka gugus data tersebut dikatakan tidak memiliki modus. Contoh 1: 15 12 9 13 13 16 10 modusnya adalah 13 Contoh 2: 15 12 9 13 13 16 10 9 modusnya adalah 9 dan 13 (bimodus) Contoh 3: 15 12 15 9 13 13 16 12 9 16 tidak memiliki modus
  • 32. NILAI STATISTIKADESKRIPTIF UKURAN KERAGAMAN DATA Wilayah (Range), yaitu selisih dari nilai terkecil dan terbesar. Contoh: 15 12 9 13 13 16 10 Wilayahnya = 16 – 9 = 7 Ragam (Varians), dihitung menggunakan rumus: i 2 x   2  i1 N data populasi 2 x  x N n s2  i1  i n 1 data contoh (sample)
  • 33. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF UKURAN KERAGAMAN DATA Contoh Kasus: Pembandingan harga kopi dalam bungkus 200 gram di empat toko kelontong yang dipilih secara acak menunjukkan kenaikan dari harga bulan sebelumnya sebesar 12, 15, 17, dan 20 rupiah. Hitunglah ragam contoh kenaikan harga kopi tersebut! Jawab: Nilai tengah contoh kita peroleh dengan perhitungan: 444  16 12 1517  20 64 n 4 n xi xi x  i1  i1 
  • 34. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF UKURAN KERAGAMAN DATA Jawab (lanjutan): Dengan demikian, 2 2 n 4  i ix 16 n 1 3 x  x s2  i1  i1 s2   42  12  12  42 3 s2  16 1116  34  11,33 3 3
  • 35. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF UKURAN KERAGAMAN DATA simpangan untukDengan menggunakan menghitung ragam, baik kuadrat populasi maupun contoh, kita memperoleh suatu besaran dengan satuan yang sama dengan kuadrat satuan semula. Jadi jika data asalnya dalam satuan meter (m), maka ragamnya mempunyai satuan meter kuadrat (m2). Agar diperoleh ukuran keragaman yang mempunyai satuan yang sama dengan satuan asalnya, seperti halnya pada wilayah, kita akarkan ragam tersebut. Ukuran yang diperoleh disebut simpangan baku (Standard Deviasi).
  • 36. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF N  ix  2  i1 N data populasi x  x 2 s  n i 1 n  1 i data contoh (sample) UKURAN KERAGAMAN DATA Simpangan baku (Standard deviation), dihitung mengguna- kan rumus: Dari contoh kasus kenaikan harga kopi, nilai simpangan bakunya adalah: s2 s   11,33  3,366
  • 37. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF Hal tersebut, sejalan pula dengan tampilan rumus ragam (varians) atau standard deviasi baik untuk data populasi maupun data contoh yang bersesuaian. UKURAN KERAGAMAN DATA Tampilan rumus Standard Deviasi dari data contoh (sample) dapat pula ditampilkan dalam bentuk: 2  2  x  x n s  nn i1  i1  nn1  i  i  2    n 1 n x s  n 2   i1  xi n  i1 i atau
  • 38. NILAI STATISTIKA DESKRIPTIF 2  2    n xx  x n 2   i1  xi nn i1  i1 i i UKURAN KERAGAMAN DATA Tugas: Buktikan secara perhitungan dan secara hukum matematika bahwa rumus pada kedua sisi di bawah ini sama! n 1 n 1 Salah satu hukum matematika yang dapat dipergunakan: a b2  a2  2abb2
  • 39. KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI Koefisien korelasi linear (r), berfungsi untuk mengetahui hubungan perilaku data dalam suatu gugus data (variabel) dengan perilaku data pada gugus data (variabel) lainnya (misal gugus data X dan Y). Sifat data: berpasangan, banyak data pada kedua variabel sama. Nilai koefisien korelasi linear dihitung menggunakan rumus:                n n  i n n  i n n n yy x nx n  xi  yi nxi yi r   2   i1  2 i i1  i i1  2   i1 2 i1  i1  i1 
  • 40. Nilai koefisien korelasi yang mungkin terjadi ada dalam batasan: -1 ≤ r ≤ 1 -1 0 1 Nilai koefisien korelasi tersebut terbagi menjadi 3 kategori: 1. Korelasi (hubungan) positif : 0 < r ≤ 1 2. Tidak berkorelasi (tidak berhubungan) : r = 0 3. Korelasi (hubungan) negatif : -1 ≤ r < 0 KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
  • 41. Arti dari nilai koefisien korelasi masing-masing kategori: 1. Korelasi (hubungan) positif : semakin tinggi nilai X maka semakin tinggi pula nilai Y atau sebaliknya semakin rendah nilai X maka akan semakin rendah pula nilai Y. (Contoh kasus: biaya promosi dan pendapatan perusahaan). 2. Tidak berkorelasi (tidak berhubungan) : perubahan nilai (naik turun) yang terjadi pada X tidak mengakibatkan perubahan nilai (naik turun) pada Y. (Contoh kasus: tinggi badan dan gaji karyawan). 3. Korelasi (hubungan) negatif : semakin rendah nilai X maka akan semakin tinggi nilai Y atau sebaliknya semakin tinggi nilai X akan semakin rendah nilai Y. (Contoh kasus: usia mobil bekas dan harga jualnya). KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
  • 42. Contoh Kasus: Hitung dan tafsirkan koefisien korelasi bagi data berikut ini: x (tinggi) 12 10 14 11 12 9 y (bobot) Jawab: 18 17 23 19 20 15 Untuk mempermudah, terlebih dahulu dilakukan perhitungan beberapa notasi penjumlahan (Σ) yang diperlukan dalam rumus. Perhitungan tersebut dilakukan membentuk sebuah tabel sebagai berikut: … KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
  • 43. KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI Contoh Kasus (lanjutan): i x y x2 y2 x.y 1 12 18 144 324 216 2 10 17 100 289 170 3 14 23 196 529 322 4 11 19 121 361 209 5 12 20 144 400 240 6 9 15 81 225 135 JUMLAH 68 112 786 2128 1292 6 i1 ix 68 6 i1 iy 112 6 i i1 x2 786 6  2 i i1 y  2128 6  i1 i ix y 1292
  • 44. Contoh Kasus (lanjutan): Dengan demikian: KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI  0,947 (6)(1292) (68)(112) r  [(6)(786) (68)2 ][(6)(2128) (112)2 ] Koefisien korelasi sebesar 0,947 menunjukan adanya hubungan linear positif yang sangat baik antara X dan Y, semakin tinggi ukuran tinggi badan maka akan semakin berat ukuran bobot badannya, atau semakin rendah ukuran tinggi badan maka akan semakin ringan ukuran bobot badannya.
  • 45. Koefisien Determinasi (KD), digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh (%) perubahan nilai X terhadap perubahan nilai Y.Dihitung menggunakanrumus: KD = r2(100%) Contoh kasus: Apabila korelasi antara biaya promosi yang dikeluarkan (X) dengan pendapatan yang diterima perusahaan (Y) sebesar r = 0,95 tentukan koefisien determinasinya dan jelaskan! Jawab: KD = r2(100%) = (0,95)2(100%) = (0,9025)(100%) = 90,25% Artinya, tingkat pengaruh perubahan biaya promosi yang dikeluarkan terhadap perubahan pendapatan yang diterima perusahaan adalah sebesar 90,25% sisanya sebesar 9,75% dipengaruhi oleh faktor lain. KOEFISIEN KORELASI LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
  • 46. SELAMAT BELAJAR … ! Wasalamualaikum wr, wb