SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Download to read offline
Dasar-Dasar
Statistika
Dosen Pengampu :
Niken Feladita, M.Sc., Apt
Statistika
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati
2016
Pengertian Statistika
Definisi
Statistik
sebagai ilmu
penunjang,
disebut
STATISTIKA
Statistik
sebagai data
pengamatan
berwujud
angka
. Statistik
sebagai
atribut
kuantitatif
dari sampel
Statistika Ilmu
mengumpulkan, menata,
menyajikan, menganalisis,
dan menginterprestasikan
data menjadi informasi untuk
membantu pengambilan
keputusan yang efektif.
Statistik Suatu
kumpulan angka yang
tersusun lebih dari satu
angka.
Kegunaan Statistik
1. Untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan fakta.
2. Untuk memperoleh sekumpulan informasi yang menjelaskan suatu
masalah guna menarik kesimpulan yang benar.
Kerangka Berpikir Statistika
InputInput
ProsesProses
OutputOutput
DataData dalamdalam
bentukbentuk angkaangka
MetodeMetode
StatistikStatistik
InformasiInformasi yangyang
dibutuhkandibutuhkan
Jenis Statistika
STATISTIKA
DESKRIPTIF
• Berkenaan dengan
pengumpulan,
pengolahan, dan
penyajian sebagian atau
seluruh data
(pengamatan) untuk
memberikan informasi
tanpa pengambilan
kesimpulan
STATISTIKA INFERENSI
• Setelah data
dikumpulkan, maka
dilakukan berbagai
metode statistik untuk
menganalisis data, dan
kemudian dilakukan
interpretasi serta
diambil kesimpulan.
• Statistika inferensi akan
menghasilkan
generalisasi (jika sampel
representatif)
Metode Ilmiah dan Statistika
Jenis Data
Populasi dan Sampel
Populasi
Sampel
Sampel
• Sebagian dari anggota obyek
yang diteliti
• Contoh : data biaya terapi stroke
di RS
Populasi
• Kumpulan dari anggota obyek
yang diteliti
• Contoh: data biaya terapi di RS
Hubungan antara Populasi dan Sampel
… …. … … …
…. ….. …. …
….. …. ….
….. …. ….
….. ….. .. …
…….. .. ….
. . . . .
. . . .
…. ….
populasi
sampel
Data
Data adalah sejumlah informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau masalah.
Syarat data yang baik:
1. Data harus objektif.
2. Data harus relevan.
3. Data harus sesuai zaman (up to date).
4. Data harus representatif (sampel yang
dapat menggambarkan populasi).
5. Data harus dapat di percaya.
Contoh Data
• Data statistik bidang produksi
Produksi Obat di Pfizer (Batch)
Tahun Produksi
2014
2015
2016
1568
2006
3890
• Data statistik bidang
ketenagakerjaan
Lowongan Tenaga Kerja th 2016
NO Sektor
lapangan
kerja
Laki-
Laki
Perem
puan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Industri
Bangunan
Perdagangan
Jasa
Pemerintah
722
6
821
439
18
948
-
711
394
13
1670
6
1332
833
31
Jumlah 2006 2066 4072
Jenis Data
A. data kuantitatif (berupa angka)
data yang nilainya bisa variabel
- data diskrit (dari hasil
perhitungan)
mis: Fakultas kedokteran
memiliki 4 prodi
- data kontinyu (dari hasil
pengukuran)
mis: jarak antar apotek
min.500 m
B. data kualitatif (non-angka)
data dalam bentuk
katagori/atribut
Data primer: data yang
langsung diperoleh di lapangan.
Biasanya data diperoleh melalui
personal interview dan mail
questionnaires.
Data sekunder: data yang telah
diolah pihak lain dan diterbitkan
untuk umum. Misalnya data
yang diolah Badan Pusat
Statistik (BPS), BEJ, Instansi
Pemerintah, dll.
Jenis Data
DATA NOMINAL :
Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau
klasifikasi.
CIRI : posisi data setara,tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :)
CONTOH : golongan obat, jenis penyakit
DATA ORDINAL :
Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi,
tetapi di antara data tersebut terdapat hubungan
CIRI : posisi data tidak setara
tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :)
CONTOH : kinerja, motivasi
DATA INTERVAL :
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak
antara dua titik skala sudah diketahui.
CIRI : Tidak ada kategorisasi
bisa dilakukan operasi matematika
CONTOH : temperatur yang diukur berdasarkan 0C dan 0F, sistem kalender
DATA RASIO :
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak
antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut.
CIRI : tidak ada kategorisasi
bisa dilakukan operasi matematika
CONTOH : biaya terapi, harga obat
PROSEDUR PENGOLAHAN DATA
A. PARAMETER : Berdasarkan parameter yang ada statistik dibagi menjadi
• Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas
parameter-parameter populasi; jenis data interval atau rasio; distribusi data normal
atau mendekati normal.
• Statistik NONPARAMETRIK : inferensi statistik membahas parameter-parameter
populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi data tidak diketahui atau tidak
normal
B. JUMLAH VARIABEL : berdasarkan jumlah variabel dibagi menjadi
• Analisis UNIVARIAT : hanya ada 1 pengukuran (variabel) untuk n sampel
atau beberapa variabel tetapi masing-masing variabel dianalisis sendiri-
sendiri..
• Analisis BIVARIAT
• Contoh : korelasi motivasi dengan pencapaian akademik
• Analisis MULTIVARIAT : dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n
sampel di mana analisis antar variabel dilakukan bersamaan. Contoh :
pengaruh motivasi terhadap pencapaian akademik yang dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan orang tua, faktor sosial ekonomi, faktor
sekolah.
Penyajian Data
TABEL Tabel 1.1 Bidang Pekerjaan berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Count
1 8 6 15
1 7 8
4 3 5 12
2 14 11 27
3 4 6 13
10 30 35 75
administrasi
personalia
produksi
marketing
keuangan
bidang
pekerjaan
Jumlah
SMU Akademi Sarjana
pendidikan
Jumlah
GRAFIK
administrasi
personalia
produksi
marketing
keuangan
bidang pekerjaan
Pies show counts
Pembuatan Tabel
Asal Wilayah
Pendapat tentang BPJS
JumlahSangat
perlu
Perlu Tidak
tahu
Tidak
perlu
Sangat
tdk
perlu
Aceh
Medan
Palembang
Lampung
Jakarta
Jumlah
Tabel Tabulasi Silang
Jenis Grafik
DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan
menghitung banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi
12. Distribusi Frekuensi
Membuat distribusi frekuensi :
1. Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling besar
dengan data paling kecil) + 1 à 35 – 20 + 1= 16
2. Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,3 log n
à 7
1. Menentukan panjang kelas dengan rumus
p = sebaran / banyak kelas à 16/7 = 2
KELOMPOK USIA FREKUENSI
20 – 21 11
22 – 23 17
24 – 25 14
26 – 27 12
28 – 29 7
30 – 31 18
32 - 33 5
34 - 35 1
USIA FREKUENSI
20 5
21 6
22 13
23 4
24 7
25 7
26 7
27 5
28 3
29 4
30 15
31 3
33 5
35 1
13. Grafik
Poligon
KELOMPOK
USIA
FREKUENSI NILAI TENGAH
20-21 11 20,5
22-23 17 22,5
24-25 14 24,5
26-27 12 26,5
28-29 7 28,5
30-31 18 30,5
32-33 5 32,5
34-35 1 34,5
13. Ukuran Tendensi Sentral
a. Mean
RATA-RATA : suatu bilangan yang bertindak mewakili sekumpulan bilangan
RATA-RATA HITUNG (RERATA/mean) : jumlah bilangan dibagi banyaknya
X1 + X2 + X3 + … + Xn
n
n
Σ Xi
i =1
n
X =
Bila terdapat sekumpulan bilangan di mana masing-m asing bilangannya m em iliki frekuens
maka rata-rata hitung menjadi :
X1 f1 + X2 f2 + X3 f3 + … + Xkfk
f1 + f2 + f3 + … + fk
X =
k
Σ Xifi
i =1
k
Σ fi
i =1Cara menghitung :
Bilangan (Xi) Frekuensi (fi) Xi fi
70 3 210
63 5 315
85 2 170
Jumlah 10 695
Maka : X = 695
10
= 69.5
b. Median
MEDIAN : nilai tengah dari sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu
memperjelas kedudukan suatu data.
Contoh : diketahui rata-rata hitung/mean nilai ulangan dari sejumlah siswa adalah 6.55.
Pertanyaannya adalah apakah siswa yang memperoleh nilai 7
termasuk istimewa, baik, atau biasa-biasa saja ?
Jika nilai ulangan tersebut adalah : 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4,
maka rata-rata hitung = 6.55, median = 6
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori baik sebab berada di atas rata-r a t a h it u n g
dan median (kelompok 50% atas)
Jika nilai ulangan tersebut adalah : 8 8 8 8 8 8 7 5 5 4 3,
maka rata-rata hitung = 6.55, median = 8
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori kurang sebab berada di bawah
median
(kelompok 50% bawah)
Jika sekumpulan data banyak bilangannya genap (tidak mempunyai bilangan
tengah)
Maka mediannya adalah rerata dari dua bilangan yang ditengahnya.
Contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 maka median (5+6) : 2 = 5.5
c. Modus
MODUS : bilangan yang paling banyak muncul dari sekumpulan bilangan,
yang fungsinya untuk melihat kecenderungan dari sekumpulan bilangan tersebut.
Contoh : nilai ulangan 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4
Maka : s = 6 ; k = 3 ; p =2
rata-rata hitung/mean = 6.55 ; median = 6
modus = 5 ; kelas modus = 5 - 7
Nilai Frekuensi
10 2
8 1
7 2
6 1
5 4
4 1
Jumlah 11
Nilai Frekuensi
8 – 10 3
5 – 7 7
2 – 4 1
Jumlah 11
Mo X Me
+-
Kurva positif apabila rata-rata hitung > modus / median
Kurva negatif apabila rata-rata hitung < modus / median
e. Quartile
Quartile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke
dalam empat bagian sama besar, yakni masing-masing 1/4N.
Q
2
Q3Q1
1/4
N
1/4
N
1/4
N
1/4
N
Qn = l + n/4N – fkb
fi
Qn = l + n/4N – fkb X i
fi
Untuk data tunggal
Untuk data berkelompok
l = batas bawah nyata dari skor
yang mengandung Qn
f. Desile
Desile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke
dalam sepuluh bagian sama besar, yakni masing-masing 1/10N.
D2
1/1
0N
D3D1 D5
D4
D7
D6 D8
D9
Dn = l + n/10N – fkb
fi
Dn = l + n/10N – fkb X i
fi
Untuk data tunggal
Untuk data berkelompok
l = batas bawah nyata dari skor
yang mengandung Dn
e. Percentile
Percentile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi
ke dalam seratus bagian sama besar, yakni masing-masing 1/100N.
P50 P75P1
Pn = l + n/100N – fkb
fi
Pn = l + n/100N – fkb X i
fi
Untuk data tunggal
Untuk data berkelompok
l = batas bawah nyata dari skor
yang mengandung Pn
P25 P100
Variabel Kuantitatif dan
Kualitatif
• Var. kuantitatif: var. yg. dinyatakan
dalam bilang-an (numerik).
• Var. kualitatif: var. yang dinyatakan
dalam ukuran kategorik.
• Var. diskrit: nilainya dalam bilangan
bulat.
• Var. kontinyu: nilainya dapat dalam
bilangan pecahan.
DataData
KualitatifKualitatif KuantitatifKuantitatif
DiskritDiskrit KontinyuKontinyu
•Jenis Kelamin
•Status perkawinan
•Hobi
•Jlh. Karyawan
•Vol. Penjualan
•Berat badan
•Tinggi badan
Metode pengambilan sampel yang ideal :
1. Menggambarkan populasi yang sebenarnya
2. Memberikan tingkat presisi yang tinggi
3. Sederhana / mudah dilaksanakan
4. Murah
Ukuran sampel penelitian tergantung :
1) keragaman karakteristik populasi
2) tingkat presisi yang dikehendaki
3) rencana analisis
4) tenaga, biaya, dan waktu
Metode Pengambilan Sampel
1. Secara random (random sampling) atau
probability sampling :
§ Pengambilan Sampel Random Sederhana
§ Pengambilan Sampel Random Sistematik
§ Pengambilan Sampel Random Distratifikasi
§ Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana
§ Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap
2. Tidak random : purposif sampling,
convenience sampling, judgement sampling
Pengambilan Sampel Random Sederhana
Sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai
kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih sebagai
sampel
Melalui cara :
Ø Pengundian
Ø tabel bilangan random
Ø menggunakan komputer, dll
Digunakan jika unit-unit elementer dalam populasi mempunyai
karakteristik yang homogen
Contoh Daftar Angka Random :
49280 88924 35779 81163
61876 41657 98083 97765
62988 93912 86129 91550
33850 58555 51438 85557
82975 22834 14131 96596
Rancangan Simple Random Sampling :
Populasi
Sampel
A B A B A B A B A B
A B A B A B A B A B
A B A B A B A B A B
A B A B A B A B A B
A B A B
A B A B
Pengambilan Sampel Random Sistematik
(Systematic Random Sampling)
Cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang
dipilih secara random, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih
secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
Unsur pertama = s
Unsur kedua = s + k
Unsur ketiga = s + 2k
Unsur keempat = s + 3 k , ………. dst.
Rancangan Sistematic Random Sampling :
A B C D E F G H
I J K L M N O P
Q R S T U V W X
Y Z
B J R Z
Populasi
Sampel
Pengambilan Sampel Random Distratifikasi
(Stratified Random Sampling)
Jika karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi
dapat distratifikasi atau dibagi-bagi ke dalam sub-sub
populasi shg satuan-satuan elementer dalam masing-masing
sub-populasi menjadi homogen
Pengambilan sampel dilakukan pada setiap sub-populasi
dengan cara random
Ingat bahwa homogenitas dalam hal ini terkait dengan
variabel penelitian
Tiga syarat yang harus dipenuhi :
a. Ada kriteria yang jelas sbg dasar untuk membuat
stratifikasi
b. Kriteria tersebut berdasarkan data pendahuluan /
pengetahuan teoretik
c. Jika ukuran sampel proporsional perlu diketahui jumlah
satuan-satuan elementer yang ada di setiap sub-populasi
Keunggulan metode ini :
semua ciri dalam populasi yang heterogen dapat terwakili
dapat menyelidiki perbedaan antara sub-sub populasi
(sbg variabel moderator)
Rancangan Stratified Random Sampling :
A B C A B C A B C
A B C A B C A B C
A A A
A A A
B B B
B B B
C C C
C C C
A B C
A B C
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Populasi
Sampel
Stratifikasi
Randomisasi
Rancangan Proporsional Stratified Random Sampling :
240 orang
Siswa SMP
(kelas 1, 2 & 3)
Kelas 1
100 orang
Kelas 2
80 orang
Kelas 3
60 orang
120 siswa
(Kls 1=50) + (Kls 2=40) + (Kls 3=30)
Sampel
Populasi
Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana
(Simple Cluster Random Sampling)
Unit-unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam
gugus-gugus yang disebut clusters
Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan
secara random, dengan catatan bahwa gugus-gugus yang ada
dalam populasi mempunyai ciri yang homogen
Semua unit analisis yang ada dalam gugus terpilih harus
diselidiki.
Rancangan Simple Cluster Random Sampling :
AB CD EFG HI JK
LM NOP QR STU
VW XYZ
AB
QR STU
populasi
sampel
Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap
Sering dijumpai populasi yang letaknya sangat tersebar
secara geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
kerangka sampling dari semua unsur-unsur yang terdapat
dalam populasi.
Populasi dapat dibagi ke dalam gugus tingkat 1
gugus tingkat 1 dapat dibagi lagi ke dalam gugus tingkat 2
gugus tingkat 2 dapat dibagi lagi ke dalam gugus tingkat 3;
dst.
Rancangan Two Stage Random Sampling :
AAACCC BBCCC DDDDBB CCC BB AAABB
BBDDDD DDDDAAA AAACCC DDDDAA CCCDDD
AAACCC
BBDDDD
CCC BB
DDDDAA
AA
AA
BB
BB
CCC
CCC
DDDD
DDDD
AA BB
CCC DDDD
sampling random
cluster
sampling random
stratified
sampel
Penarikan Sampel Secara Purposif :
A B F H X
J O L Q M
G C R V U
Z W T S K
D N P Z Y
R N X
J Z
Populasi
Sampel
Potensial error dalam survei dgn penarikan
sampel random :
• Kesalahan cakupan atau bias pemilihan
• Kesalahan karena tidak adanya
tanggapan responden
• Kesalahan penarikan sampel
• Kesalahan pengukuran
Nonprobability Sampling (1)
• Semua proses pemilihan kasus yang bukan
dengan cara random selection.
• Kelemahan:
– Tidak ada kontrol terhadap investigator bias
dalam pemilihan sampel
– Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan
probability sampling theory ÞÞÞÞ tidak bisa
menghitung sampling error atau sample
precision.
Nonprobability Sampling (2)
• Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih
tepat atau praktis:
– Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti
terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu
besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya
unit analisa kota, negara, atau yang besar-besar
lainnya), sementara probability sampling kurang
reliabel untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit.
– Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang
ada saja
Nonprobability Sampling (3)
– Di awal penelitian suatu permasalahan, di
mana tujuannya baru mengumpulkan
informasi mengenai gejala (tujuan
eksploratif), cukuplah menggunakan
nonprobability sampling, belum diperlukan
generalisasi statistik yang akurat.
– Kalau populasinya sendiri jumlah
anggotanya kecil (misalnya di bawah 100).
Nonprobability Sampling (4)
• Tiga tipe utama nonprobability
sampling:
– Convenience sampling
– Purposive sampling
– Quota sampling
Nonprobability Sampling:
Convenience sampling (1)
• Alias: incidental, accidental, haphazard,
fortuitous sampling
• Peneliti memilih sejumlah kasus yang
conveniently/readily available.
• Metode ini cepat, mudah, dan murah.
• Kalau penelitian permasalahan baru tahap
awal dan generalisasi bukan masalah,
metode ini boleh2 saja.
Nonprobability Sampling:
Convenience sampling (2)
• Tapi karena sampel yang cuma
“sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil
penelitian ini bisa diterapkannya ke
mana kecuali ke sampel itu sendiri.
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (1)
• Peneliti menggunakan expert judgement untuk
memilih kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari
populasi.
• Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting
dari populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai
sumber2 variasi tersebut.
• Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang
dianggap “representatif” atau “tipikal” yang memiliki
karakteristik tertentu. Atau memilih beberapa kasus
yang mewakili perbedaan2 utama dalam populasi.
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (2)
• Teknik purposive sampling lainnya, biasanya
untuk prediksi hasil election, adalah memilih
propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun
memprediksikan hasil penghitungan suara
nasional secara tepat.
• Misalnya kalau di propinsi A partai X menang
maka diprediksikan dengan sangat yakin
(keyakinan sebesar korelasi historisnya)
bahwa secara nasional partai X bakal
menang.
Nonprobability Sampling:
Purposive sampling (3)
• Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability
sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan
akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya
boleh lah.
• Secara umum lebih “kuat” dibandingkan
convenience sampling tapi sangat tergantung expert
judgement-nya peneliti.
• Kelemahan utama: informed selection seperti itu
memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai
populasi.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (1)
• Quota sampling adalah sejenis purposive
sampling yang ada kemiripan dengan
proportionate stratified random sampling:
– Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata
yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi,
dsb.
– Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan
berdasarkan data eksternal kemudian total
sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata
(kuota).
– Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap
strata, peneliti menggunakan expert judgement-
nya.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (2)
• Misalnya populasi 55% pria 45% wanita.
Sampel 100 orang berarti 55 pria dan 45
wanita. Pemilihan sampelnya sendiri
tergantung penilaian peneliti.
• Bedanya dengan stratified random sampling,
sampel diambil secara acak sedangkan
dalam quota sampling, sampelnya dipilih
berdasarkan pendapat subjektif peneliti
pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2
convenience sampling).
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (3)
• Total sampel juga a convenience
sample tapi ada kemiripan dengan
populasi dalam karakteristik2 penting
tertentu (karena pembuatan stratanya).
• Bias peneliti sangat mempengaruhi:
pemilihan teman sebagai sampel, milih
lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya.
Nonprobability Sampling:
Quota sampling (4)
• Keuntungan:
– tidak perlu membuat sampling frame
– kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang
baru asal kuota terpenuhi, tidak perlu
menghubungi responden yang telah
diwawancarai.
• Cepat, mudah dan murah.

More Related Content

What's hot

PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
 
Statistika parametrik
Statistika parametrikStatistika parametrik
Statistika parametrikyeniyeni264
 
Bahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitasBahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitasAndika Saputra
 
Pembahasan anova 1 arah
Pembahasan anova 1 arahPembahasan anova 1 arah
Pembahasan anova 1 arahUNESA
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan intervalYesica Adicondro
 
Statistika Industri
Statistika IndustriStatistika Industri
Statistika Industriliffi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematikasiska sri asali
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitassilvia kuswanti
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 

What's hot (20)

PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
Statistika parametrik
Statistika parametrikStatistika parametrik
Statistika parametrik
 
Bahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitasBahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitas
 
Pembahasan anova 1 arah
Pembahasan anova 1 arahPembahasan anova 1 arah
Pembahasan anova 1 arah
 
proses poisson
proses poissonproses poisson
proses poisson
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan interval
 
Statistika Industri
Statistika IndustriStatistika Industri
Statistika Industri
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Jenis Data Statistik
Jenis Data StatistikJenis Data Statistik
Jenis Data Statistik
 
P2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika InferensialP2_Pengantar Statistika Inferensial
P2_Pengantar Statistika Inferensial
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 

Viewers also liked

Statistika new presentasi
Statistika new presentasiStatistika new presentasi
Statistika new presentasidiah ayu putri
 
Statistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XStatistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XKhansha Hanak
 
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten PatiFaktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Patibramantiyo marjuki
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankandi muzakkir
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAi Amm
 
Media interaktif copy
Media interaktif   copyMedia interaktif   copy
Media interaktif copybambangardiy
 
Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1akbar syahputra
 
Mpipnf 15011-youlinda lp
Mpipnf  15011-youlinda lpMpipnf  15011-youlinda lp
Mpipnf 15011-youlinda lpyoulinda
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISbramantiyo marjuki
 
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...Hilmi Ahmad
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesabramantiyo marjuki
 
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Anisa Rochmiana
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROFalanni Firyal Fawwaz
 

Viewers also liked (20)

Pengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar StatistikaPengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar Statistika
 
Statistika Dasar
Statistika DasarStatistika Dasar
Statistika Dasar
 
Statistika new presentasi
Statistika new presentasiStatistika new presentasi
Statistika new presentasi
 
Statistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XStatistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas X
 
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten PatiFaktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bank
 
Dasar teori pendidikan
Dasar teori pendidikanDasar teori pendidikan
Dasar teori pendidikan
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
 
Media interaktif copy
Media interaktif   copyMedia interaktif   copy
Media interaktif copy
 
Modus
ModusModus
Modus
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Sempurna
 
Mpipnf 15011-youlinda lp
Mpipnf  15011-youlinda lpMpipnf  15011-youlinda lp
Mpipnf 15011-youlinda lp
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGIS
 
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...
kajian tentang Peranan Tumbuhan Terhadap Pola Suhu Di Hutan Simpan Bukit Pera...
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
 
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 

Similar to Kuliah 1 konsep dasar statistika niken

Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaalvinazadaa
 
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).pptKelasBiologi2
 
1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_deby fatriani
 
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode IlmiahKonsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode Ilmiahashfiashaffa
 
Presentasi bahan kuliah
Presentasi bahan kuliahPresentasi bahan kuliah
Presentasi bahan kuliahsupri150266
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptRomadhonDwiCahyoNugr
 
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.ppt
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.pptMPA-penelitian prodi administrasi negara 2.ppt
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.pptmuntahamardhatillah
 
Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2kelasrs12a
 
Handout statistik 1
Handout statistik 1Handout statistik 1
Handout statistik 1Misdar Scout
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatanrkhmtk11
 
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxSuryaFahrozi2
 
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptxRanum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptxmunaazkia
 

Similar to Kuliah 1 konsep dasar statistika niken (20)

Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
 
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
 
1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_1. statistika dan_pengujian_opuji_
1. statistika dan_pengujian_opuji_
 
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode IlmiahKonsep Statistika dan Metode Ilmiah
Konsep Statistika dan Metode Ilmiah
 
Presentasi bahan kuliah
Presentasi bahan kuliahPresentasi bahan kuliah
Presentasi bahan kuliah
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
 
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.ppt
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.pptMPA-penelitian prodi administrasi negara 2.ppt
MPA-penelitian prodi administrasi negara 2.ppt
 
Pengertian statistika
Pengertian statistikaPengertian statistika
Pengertian statistika
 
PERTEMUAN 1 (1).ppt
PERTEMUAN 1 (1).pptPERTEMUAN 1 (1).ppt
PERTEMUAN 1 (1).ppt
 
Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2
 
Handout statistik 1
Handout statistik 1Handout statistik 1
Handout statistik 1
 
17 statistika
17 statistika17 statistika
17 statistika
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatan
 
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
 
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptxRanum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
 
Statistik
StatistikStatistik
Statistik
 
statistik
statistikstatistik
statistik
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Kuliah 1 konsep dasar statistika niken

  • 1. Dasar-Dasar Statistika Dosen Pengampu : Niken Feladita, M.Sc., Apt Statistika Program Studi S1 Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2016
  • 2. Pengertian Statistika Definisi Statistik sebagai ilmu penunjang, disebut STATISTIKA Statistik sebagai data pengamatan berwujud angka . Statistik sebagai atribut kuantitatif dari sampel Statistika Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif. Statistik Suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari satu angka. Kegunaan Statistik 1. Untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan fakta. 2. Untuk memperoleh sekumpulan informasi yang menjelaskan suatu masalah guna menarik kesimpulan yang benar.
  • 3. Kerangka Berpikir Statistika InputInput ProsesProses OutputOutput DataData dalamdalam bentukbentuk angkaangka MetodeMetode StatistikStatistik InformasiInformasi yangyang dibutuhkandibutuhkan
  • 4. Jenis Statistika STATISTIKA DESKRIPTIF • Berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan) untuk memberikan informasi tanpa pengambilan kesimpulan STATISTIKA INFERENSI • Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data, dan kemudian dilakukan interpretasi serta diambil kesimpulan. • Statistika inferensi akan menghasilkan generalisasi (jika sampel representatif)
  • 5. Metode Ilmiah dan Statistika
  • 7. Populasi dan Sampel Populasi Sampel Sampel • Sebagian dari anggota obyek yang diteliti • Contoh : data biaya terapi stroke di RS Populasi • Kumpulan dari anggota obyek yang diteliti • Contoh: data biaya terapi di RS
  • 8. Hubungan antara Populasi dan Sampel … …. … … … …. ….. …. … ….. …. …. ….. …. …. ….. ….. .. … …….. .. …. . . . . . . . . . …. …. populasi sampel
  • 9. Data Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah. Syarat data yang baik: 1. Data harus objektif. 2. Data harus relevan. 3. Data harus sesuai zaman (up to date). 4. Data harus representatif (sampel yang dapat menggambarkan populasi). 5. Data harus dapat di percaya.
  • 10. Contoh Data • Data statistik bidang produksi Produksi Obat di Pfizer (Batch) Tahun Produksi 2014 2015 2016 1568 2006 3890 • Data statistik bidang ketenagakerjaan Lowongan Tenaga Kerja th 2016 NO Sektor lapangan kerja Laki- Laki Perem puan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. Industri Bangunan Perdagangan Jasa Pemerintah 722 6 821 439 18 948 - 711 394 13 1670 6 1332 833 31 Jumlah 2006 2066 4072
  • 11. Jenis Data A. data kuantitatif (berupa angka) data yang nilainya bisa variabel - data diskrit (dari hasil perhitungan) mis: Fakultas kedokteran memiliki 4 prodi - data kontinyu (dari hasil pengukuran) mis: jarak antar apotek min.500 m B. data kualitatif (non-angka) data dalam bentuk katagori/atribut Data primer: data yang langsung diperoleh di lapangan. Biasanya data diperoleh melalui personal interview dan mail questionnaires. Data sekunder: data yang telah diolah pihak lain dan diterbitkan untuk umum. Misalnya data yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS), BEJ, Instansi Pemerintah, dll.
  • 12. Jenis Data DATA NOMINAL : Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi. CIRI : posisi data setara,tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : golongan obat, jenis penyakit DATA ORDINAL : Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi di antara data tersebut terdapat hubungan CIRI : posisi data tidak setara tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : kinerja, motivasi DATA INTERVAL : Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui. CIRI : Tidak ada kategorisasi bisa dilakukan operasi matematika CONTOH : temperatur yang diukur berdasarkan 0C dan 0F, sistem kalender DATA RASIO : Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut. CIRI : tidak ada kategorisasi bisa dilakukan operasi matematika CONTOH : biaya terapi, harga obat
  • 13. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA A. PARAMETER : Berdasarkan parameter yang ada statistik dibagi menjadi • Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval atau rasio; distribusi data normal atau mendekati normal. • Statistik NONPARAMETRIK : inferensi statistik membahas parameter-parameter populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi data tidak diketahui atau tidak normal B. JUMLAH VARIABEL : berdasarkan jumlah variabel dibagi menjadi • Analisis UNIVARIAT : hanya ada 1 pengukuran (variabel) untuk n sampel atau beberapa variabel tetapi masing-masing variabel dianalisis sendiri- sendiri.. • Analisis BIVARIAT • Contoh : korelasi motivasi dengan pencapaian akademik • Analisis MULTIVARIAT : dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n sampel di mana analisis antar variabel dilakukan bersamaan. Contoh : pengaruh motivasi terhadap pencapaian akademik yang dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan orang tua, faktor sosial ekonomi, faktor sekolah.
  • 14. Penyajian Data TABEL Tabel 1.1 Bidang Pekerjaan berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Count 1 8 6 15 1 7 8 4 3 5 12 2 14 11 27 3 4 6 13 10 30 35 75 administrasi personalia produksi marketing keuangan bidang pekerjaan Jumlah SMU Akademi Sarjana pendidikan Jumlah GRAFIK administrasi personalia produksi marketing keuangan bidang pekerjaan Pies show counts
  • 15. Pembuatan Tabel Asal Wilayah Pendapat tentang BPJS JumlahSangat perlu Perlu Tidak tahu Tidak perlu Sangat tdk perlu Aceh Medan Palembang Lampung Jakarta Jumlah Tabel Tabulasi Silang
  • 16.
  • 18.
  • 19.
  • 20. DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan menghitung banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi 12. Distribusi Frekuensi Membuat distribusi frekuensi : 1. Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling besar dengan data paling kecil) + 1 à 35 – 20 + 1= 16 2. Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,3 log n à 7 1. Menentukan panjang kelas dengan rumus p = sebaran / banyak kelas à 16/7 = 2 KELOMPOK USIA FREKUENSI 20 – 21 11 22 – 23 17 24 – 25 14 26 – 27 12 28 – 29 7 30 – 31 18 32 - 33 5 34 - 35 1 USIA FREKUENSI 20 5 21 6 22 13 23 4 24 7 25 7 26 7 27 5 28 3 29 4 30 15 31 3 33 5 35 1
  • 21. 13. Grafik Poligon KELOMPOK USIA FREKUENSI NILAI TENGAH 20-21 11 20,5 22-23 17 22,5 24-25 14 24,5 26-27 12 26,5 28-29 7 28,5 30-31 18 30,5 32-33 5 32,5 34-35 1 34,5
  • 22. 13. Ukuran Tendensi Sentral a. Mean RATA-RATA : suatu bilangan yang bertindak mewakili sekumpulan bilangan RATA-RATA HITUNG (RERATA/mean) : jumlah bilangan dibagi banyaknya X1 + X2 + X3 + … + Xn n n Σ Xi i =1 n X = Bila terdapat sekumpulan bilangan di mana masing-m asing bilangannya m em iliki frekuens maka rata-rata hitung menjadi : X1 f1 + X2 f2 + X3 f3 + … + Xkfk f1 + f2 + f3 + … + fk X = k Σ Xifi i =1 k Σ fi i =1Cara menghitung : Bilangan (Xi) Frekuensi (fi) Xi fi 70 3 210 63 5 315 85 2 170 Jumlah 10 695 Maka : X = 695 10 = 69.5
  • 23. b. Median MEDIAN : nilai tengah dari sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu memperjelas kedudukan suatu data. Contoh : diketahui rata-rata hitung/mean nilai ulangan dari sejumlah siswa adalah 6.55. Pertanyaannya adalah apakah siswa yang memperoleh nilai 7 termasuk istimewa, baik, atau biasa-biasa saja ? Jika nilai ulangan tersebut adalah : 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 6 Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori baik sebab berada di atas rata-r a t a h it u n g dan median (kelompok 50% atas) Jika nilai ulangan tersebut adalah : 8 8 8 8 8 8 7 5 5 4 3, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 8 Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori kurang sebab berada di bawah median (kelompok 50% bawah) Jika sekumpulan data banyak bilangannya genap (tidak mempunyai bilangan tengah) Maka mediannya adalah rerata dari dua bilangan yang ditengahnya. Contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 maka median (5+6) : 2 = 5.5
  • 24. c. Modus MODUS : bilangan yang paling banyak muncul dari sekumpulan bilangan, yang fungsinya untuk melihat kecenderungan dari sekumpulan bilangan tersebut. Contoh : nilai ulangan 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4 Maka : s = 6 ; k = 3 ; p =2 rata-rata hitung/mean = 6.55 ; median = 6 modus = 5 ; kelas modus = 5 - 7 Nilai Frekuensi 10 2 8 1 7 2 6 1 5 4 4 1 Jumlah 11 Nilai Frekuensi 8 – 10 3 5 – 7 7 2 – 4 1 Jumlah 11 Mo X Me +- Kurva positif apabila rata-rata hitung > modus / median Kurva negatif apabila rata-rata hitung < modus / median
  • 25. e. Quartile Quartile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian sama besar, yakni masing-masing 1/4N. Q 2 Q3Q1 1/4 N 1/4 N 1/4 N 1/4 N Qn = l + n/4N – fkb fi Qn = l + n/4N – fkb X i fi Untuk data tunggal Untuk data berkelompok l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Qn
  • 26. f. Desile Desile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam sepuluh bagian sama besar, yakni masing-masing 1/10N. D2 1/1 0N D3D1 D5 D4 D7 D6 D8 D9 Dn = l + n/10N – fkb fi Dn = l + n/10N – fkb X i fi Untuk data tunggal Untuk data berkelompok l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Dn
  • 27. e. Percentile Percentile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam seratus bagian sama besar, yakni masing-masing 1/100N. P50 P75P1 Pn = l + n/100N – fkb fi Pn = l + n/100N – fkb X i fi Untuk data tunggal Untuk data berkelompok l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Pn P25 P100
  • 28. Variabel Kuantitatif dan Kualitatif • Var. kuantitatif: var. yg. dinyatakan dalam bilang-an (numerik). • Var. kualitatif: var. yang dinyatakan dalam ukuran kategorik. • Var. diskrit: nilainya dalam bilangan bulat. • Var. kontinyu: nilainya dapat dalam bilangan pecahan. DataData KualitatifKualitatif KuantitatifKuantitatif DiskritDiskrit KontinyuKontinyu •Jenis Kelamin •Status perkawinan •Hobi •Jlh. Karyawan •Vol. Penjualan •Berat badan •Tinggi badan
  • 29. Metode pengambilan sampel yang ideal : 1. Menggambarkan populasi yang sebenarnya 2. Memberikan tingkat presisi yang tinggi 3. Sederhana / mudah dilaksanakan 4. Murah Ukuran sampel penelitian tergantung : 1) keragaman karakteristik populasi 2) tingkat presisi yang dikehendaki 3) rencana analisis 4) tenaga, biaya, dan waktu
  • 30. Metode Pengambilan Sampel 1. Secara random (random sampling) atau probability sampling : § Pengambilan Sampel Random Sederhana § Pengambilan Sampel Random Sistematik § Pengambilan Sampel Random Distratifikasi § Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana § Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap 2. Tidak random : purposif sampling, convenience sampling, judgement sampling
  • 31. Pengambilan Sampel Random Sederhana Sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel Melalui cara : Ø Pengundian Ø tabel bilangan random Ø menggunakan komputer, dll Digunakan jika unit-unit elementer dalam populasi mempunyai karakteristik yang homogen
  • 32. Contoh Daftar Angka Random : 49280 88924 35779 81163 61876 41657 98083 97765 62988 93912 86129 91550 33850 58555 51438 85557 82975 22834 14131 96596
  • 33. Rancangan Simple Random Sampling : Populasi Sampel A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B
  • 34. Pengambilan Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling) Cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu. Unsur pertama = s Unsur kedua = s + k Unsur ketiga = s + 2k Unsur keempat = s + 3 k , ………. dst.
  • 35. Rancangan Sistematic Random Sampling : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z B J R Z Populasi Sampel
  • 36. Pengambilan Sampel Random Distratifikasi (Stratified Random Sampling) Jika karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi dapat distratifikasi atau dibagi-bagi ke dalam sub-sub populasi shg satuan-satuan elementer dalam masing-masing sub-populasi menjadi homogen Pengambilan sampel dilakukan pada setiap sub-populasi dengan cara random Ingat bahwa homogenitas dalam hal ini terkait dengan variabel penelitian
  • 37. Tiga syarat yang harus dipenuhi : a. Ada kriteria yang jelas sbg dasar untuk membuat stratifikasi b. Kriteria tersebut berdasarkan data pendahuluan / pengetahuan teoretik c. Jika ukuran sampel proporsional perlu diketahui jumlah satuan-satuan elementer yang ada di setiap sub-populasi Keunggulan metode ini : semua ciri dalam populasi yang heterogen dapat terwakili dapat menyelidiki perbedaan antara sub-sub populasi (sbg variabel moderator)
  • 38. Rancangan Stratified Random Sampling : A B C A B C A B C A B C A B C A B C A A A A A A B B B B B B C C C C C C A B C A B C Strata 1 Strata 2 Strata 3 Populasi Sampel Stratifikasi Randomisasi
  • 39. Rancangan Proporsional Stratified Random Sampling : 240 orang Siswa SMP (kelas 1, 2 & 3) Kelas 1 100 orang Kelas 2 80 orang Kelas 3 60 orang 120 siswa (Kls 1=50) + (Kls 2=40) + (Kls 3=30) Sampel Populasi
  • 40. Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana (Simple Cluster Random Sampling) Unit-unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang disebut clusters Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan secara random, dengan catatan bahwa gugus-gugus yang ada dalam populasi mempunyai ciri yang homogen Semua unit analisis yang ada dalam gugus terpilih harus diselidiki.
  • 41. Rancangan Simple Cluster Random Sampling : AB CD EFG HI JK LM NOP QR STU VW XYZ AB QR STU populasi sampel
  • 42. Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap Sering dijumpai populasi yang letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampling dari semua unsur-unsur yang terdapat dalam populasi. Populasi dapat dibagi ke dalam gugus tingkat 1 gugus tingkat 1 dapat dibagi lagi ke dalam gugus tingkat 2 gugus tingkat 2 dapat dibagi lagi ke dalam gugus tingkat 3; dst.
  • 43. Rancangan Two Stage Random Sampling : AAACCC BBCCC DDDDBB CCC BB AAABB BBDDDD DDDDAAA AAACCC DDDDAA CCCDDD AAACCC BBDDDD CCC BB DDDDAA AA AA BB BB CCC CCC DDDD DDDD AA BB CCC DDDD sampling random cluster sampling random stratified sampel
  • 44. Penarikan Sampel Secara Purposif : A B F H X J O L Q M G C R V U Z W T S K D N P Z Y R N X J Z Populasi Sampel
  • 45. Potensial error dalam survei dgn penarikan sampel random : • Kesalahan cakupan atau bias pemilihan • Kesalahan karena tidak adanya tanggapan responden • Kesalahan penarikan sampel • Kesalahan pengukuran
  • 46. Nonprobability Sampling (1) • Semua proses pemilihan kasus yang bukan dengan cara random selection. • Kelemahan: – Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam pemilihan sampel – Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan probability sampling theory ÞÞÞÞ tidak bisa menghitung sampling error atau sample precision.
  • 47. Nonprobability Sampling (2) • Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat atau praktis: – Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota, negara, atau yang besar-besar lainnya), sementara probability sampling kurang reliabel untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit. – Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada saja
  • 48. Nonprobability Sampling (3) – Di awal penelitian suatu permasalahan, di mana tujuannya baru mengumpulkan informasi mengenai gejala (tujuan eksploratif), cukuplah menggunakan nonprobability sampling, belum diperlukan generalisasi statistik yang akurat. – Kalau populasinya sendiri jumlah anggotanya kecil (misalnya di bawah 100).
  • 49. Nonprobability Sampling (4) • Tiga tipe utama nonprobability sampling: – Convenience sampling – Purposive sampling – Quota sampling
  • 50. Nonprobability Sampling: Convenience sampling (1) • Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling • Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available. • Metode ini cepat, mudah, dan murah. • Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2 saja.
  • 51. Nonprobability Sampling: Convenience sampling (2) • Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri.
  • 52. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (1) • Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi. • Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai sumber2 variasi tersebut. • Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang dianggap “representatif” atau “tipikal” yang memiliki karakteristik tertentu. Atau memilih beberapa kasus yang mewakili perbedaan2 utama dalam populasi.
  • 53. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (2) • Teknik purposive sampling lainnya, biasanya untuk prediksi hasil election, adalah memilih propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun memprediksikan hasil penghitungan suara nasional secara tepat. • Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar korelasi historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal menang.
  • 54. Nonprobability Sampling: Purposive sampling (3) • Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh lah. • Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya peneliti. • Kelemahan utama: informed selection seperti itu memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.
  • 55. Nonprobability Sampling: Quota sampling (1) • Quota sampling adalah sejenis purposive sampling yang ada kemiripan dengan proportionate stratified random sampling: – Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb. – Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota). – Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement- nya.
  • 56. Nonprobability Sampling: Quota sampling (2) • Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti. • Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
  • 57. Nonprobability Sampling: Quota sampling (3) • Total sampel juga a convenience sample tapi ada kemiripan dengan populasi dalam karakteristik2 penting tertentu (karena pembuatan stratanya). • Bias peneliti sangat mempengaruhi: pemilihan teman sebagai sampel, milih lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya.
  • 58. Nonprobability Sampling: Quota sampling (4) • Keuntungan: – tidak perlu membuat sampling frame – kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang baru asal kuota terpenuhi, tidak perlu menghubungi responden yang telah diwawancarai. • Cepat, mudah dan murah.