Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Market base vs bank base financial system
1. MAKALAH
MANAJEMEN INVESTASI DAN PORTOFILO
“Market Base Vs Bank Base Financial System”
Disusun oleh :
Fuji Rahayu Lestari (17.01.032.013)
Indah Fitriani (17.01.032.018)
Mohamad Ilham (17.01.032.040)
Mu’Amar Qadafi Dinaa (17.01.032.041)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah serta
inayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyusun makalah ini sebagai tugas dari
mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio yang berjudul´ Market Base Vs Bank Base
Financial System . Solawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada tauladan serta
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah ke
jaman yang terang benderang pada saat ini.
Tugas makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari
teman-teman. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa tulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekurangan dan membutuhkan perbaikan,
sehingga kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan semua
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk seluruh pembaca makalah ini.
Sumbawa, Maret 2020
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................... .....i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Market Base.................................................................................................................3
2.2 Bank Base Financial System.......................................................................................4
2.3 Market System vs Bank Base Financial System.........................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah sistem berbasis bank atau berbasis pasar lebih baik dalam alokasi modal dan
kinerja ekonomi telah lama menjadi fokus perdebatan. . Apakah itu sistem berbasis pasar atau
sistem berbasis bank yang secara optimal mengalokasikan modal, meningkatkan kinerja
ekonomi atau apakah mereka saling melengkapi dan manfaat relatifnya tidak menjadi
masalah selama mereka menyediakan jasa keuangan secara kolektif. Atau sebagai alternatif,
apakah manfaat relatif mereka bervariasi tergantung pada karakteristik negara yang berbeda,
seperti beberapa lembaga non-keuangan? Manakah yang lebih cocok untuk diterapkandi
Indonesia?.
Dalam menganalisis prioritas arsitektur sistem keuangan Indonesia, perlu dikaji dua
ekstrim sistem keuangan yang ada saat ini dalam skala global. Pada satu ekstrim, sistem
keuangan memprioritaskan bank sebagai intermediasi sumber dana bagi perusahaan, sistem
ini dikenal dengan istilah bank-based system. Dari ekstrim yang lain, pasar modal (capital
market) merupakan sumber dana keuangan bagi perusahaan, sistem ini dikenal dengan istilah
market-based system. Kedua sistem tersebut mempunyai peranan penting dalam dinamika
tingkat leverage perusahaan. Bank based system akan meningkatkan debt-to-equity
perusahaan, sedangkan market based system cenderung mengurangi tingkat leverage.
Perdebatan kontroversial mengenai sistem keuangan antara bank based system dengan
market based system sudah berlangsung lebih dari satu abad. Fokus yang menjadi inti
perdebatan berkisar pada struktur sistem keuangan yang menjadi panutan beberapa negara
maju. Seperti kita ketahui, Amerika Serikat dan Inggris sangat mengandalkan market based
system yang menyandarkan kekuatan ekonomi negara pada mekanisme pasar yang dinamik,
sedangkan pada kelompok bank based system, dimotori oleh Jepang, Perancis dan Jerman.
Sejak 1980-an sampai saat ini (secara fluktuatif) kinerja ekonomi Jepang yang bank based
system masih dinilai mengungguli AS yang menerapkan sistem keuangan yang
mengandalkan market based system, bahkan Jerman berkemampuan meningkatkan kinerja
yang lebih baik dibanding Inggris karena mejalankan struktur bank based system (Goldsmith,
1969). Jadi sistem keuangan bank based system atau market based system yang lebih baik?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya
sebagai berikut :
5. 2
1. Apa itu Market Based dan Bank Base Financial System?
2. Apa saja keunggulan dan kekurangan dari Market Base dan Bank Base Financial
System?
3. Mana yang lebih baik antara Market Base dan Bank Base Financial System?
4. Manakah yang lebih cocok untuk diterapkan di Indonesia Market Base dan Bank
Base Financial System?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antaralain sebagai berikut :
1. Untuk memahami apa itu Market Base dan Bank Base Financial System.
2. Untuk mengtahui apa saja keunggulan dan kekurangan dari Market Base dan Bank
Base Financial System.
3. Untuk mengetahui manakah system yang lebih baik antara Market Base dan Bank
Base Financial System.
4. Untuk mengetahui manakah system yang lebih cocok untuk diteraokan di Indonesia
sebagai Negara berkembang antara Market Base dan Bank Base Financial System.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Market Base
Selama beberapa dekade, pemerintah mengajak dan mendorong masyarakat untuk
menabung dibank dan tidak menaruh uangnya di bawah bantal atau di dalam lemari.
Mobilisasi masyarakat untuk menabung, sayangnya, tidak diikuti seruan pemerintah untuk
berinvestasi di pasar modal pada periode 90-an. Tak bisa disalahkan kalau akhirnya
masyarakat kita hanya tahu bank sebagai tempat paling aman untuk menaruh uangnya.
Jika tabungan dan deposito sudah lama ada di Indonesia, saham baru diperkenalkan tahun
1977 dan mulai ramai sekitar tahun 1989. Pada tahun 1985 jumlah emiten tercatat di BEJ
hanya 24 perusahaan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 89,3 miliar dan traksaksi harian
sebesar Rp 13,1 juta. Jumlah saham tercatat tidak mengalami pertambahan hingga tahun 1988
namun kapitalisasi pasar dan transaksi harian meningkat menjadi Rp 449,2 miliar dan Rp
121,9 juta, masing-masingnya. Dengan sedikitnya saham tercatat dan kecilnya
kapitalisasi pasar, mudah ditebak kalau hanya sedikit yang tertarik berinvestasi saham.
Baru pada tahun 1989, jumlah saham tercatat melonjak tajam menjadi 56 dengan
kapitalisasi pasar mencapai Rp 4,3 triliun dan transaksi harian menembus Rp 3,9 miliar.
Angka-angka itu terus naik hingga akhir tahun 2006 dengan 343 saham tercatat,
kapitalisasi pasar sebesar Rp 1254 triliun dan transaksi harian Rp 1,8 triliun.
Sistem keuangan berbasis pasar memfokuskan diri pada pasar modal dimana pasar modal
merupakan sumber pembiayaan utama atau terjadi interaksi langsung antara yang memiliki
dana dan perusahaan yang membutuhkan uang. Pada umumnya pasar modal menghasilkan
kegiatan berupa penyediaan informasi di pasar. Pasar modal yang telah berkembang dan
fungsi pengambilalihannya telah berjalan, memungkinkan pihak luar melakukan ambil alih
dengan membeli saham (pada saat harganya turun karena kinerja perusahaan buruk) atau
dengan mengganti manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Hasil penelitian-penelitian terdahulu (Levine & Zervos, 1998; Demirguc-Kunt &
Maksimovic, 1999) menyimpulkan bahwa pasar modal yang telah berkembang akan
mengakibatkan peningkatan kinerja ekonomi. Jadi, teori yang berkait dengan karakteristik
perbankan dan lembaga keuangan pasar modal serta kenyataan di lapangan yang ditemui
menunjukkan bahwa kedua lembaga keuangan (baik bank maupun pasar modal) tersebut
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
7. 4
Informasi yang diperoleh dari pasar modal menyangkut peluang investasi dapat dinikmati
oleh semua pelaku pasar, yang menimbulkan masalah free-rider, mengakibatkan investor
cenderung mengurangi usaha mengumpulkan informasi (Stiglitz, 1985).
2.2 Bank Base Financial System
Jerman, Jepang, dan banyak negara maju menganut sistem keuangan ini. Pendukung
sistem keuangan bank-based mengatakan kalau sistem ini lebih baik daripada market-based
dalam mengatasi terjadinya asimetri informasi terutama untuk negara-negara yang berada
dalam tahapan awal pembangunan ekonominya. Tanpa adanya bank, biaya yang harus
dikeluarkan investor untuk memperoleh dan memproses informasi mengenai kondisi dan
kinerja perusahaan menjadi sangat tinggi. Keberadaan bank menurunkan risiko dan biaya
pengawasan yang harus ditanggung investor publik. Pengawasan oleh bank sebagai kreditur
jauh lebih efektif daripada pengawasan oleh sekumpulan kas surplus (investor) dengan
informasi terbatas yang dimilikinya.
2.3 Market System vs Bank Base Financial System
Salomon Tadesse (2005), seorang ekonom Bank Dunia, dalam papernya Perspective on
Financial Integration and Financial System Architecture in Emerging Market,
menyimpulkan bahwa penerapan kedua sistem tersebut akan berhasil namun tergantung pada
kondisi masing-masing negara, yang dirangkum dalam tiga kondisi.
Pertama, bank-based system sangat cocok untuk negara yang mempunyai lingkungan
kelembagaan (institusi) yang lemah, dan market-based system cocok untuk negara yang
mempunyai institusi yang kuat. Hal ini disebabkan proses peminjaman uang dan monitoring
pinjaman dapat dikendalikan oleh bank, sehingga lemahnya institusi dapat digantikan
posisinya oleh peran bank. Sementara itu, investor membutuhkan kuatnya institusi dalam
upaya menaruh dananya di pasar modal (adanya kepastian hukum). Dengan demikian,
lemahnya institusi membuat enggan pemodal untuk membeli saham atau obligasi di pasar
modal.
Kedua, bank-based system cocok untuk negara yang didominasi oleh perusahaan yang
bergerak dalam bisnis kecil dan menengah (UKM), dan market-based system cocok untuk
negara yang didominasi oleh perusahaaan yang bergerak dalam usaha skala besar (terutama
multi national companies-MNC). Hal ini disebabkan perusahaan kecil akan berupaya
mengakses dana dari bank karena proses administrasinya relatif lebih mudah dibandingkan
pasar modal. Sementara itu, pasar modal akan lebih mudah diakses oleh perusahaan besar
8. 5
dibandingkan perusahaan kecil karena proses administrasi pasar modal lebih rumit
dibandingkan bank. Umumnya operasional pasar modal telah computerized secara online,
dengan data real time.
Ketiga, bank-based system dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk industri
yang mempunyai karekteristik industri tradisional, dan market-based system dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkarateristik industri berbasis teknologi tinggi
dan sistem yang lebih kompleks. Hal ini dikarenakan industri tradisional tidak mungkin untuk
masuk dalam pasar modal karena keterbatasan dana dan kesenjangan institusi yang dimiliki.
Sedangkan industri besar mempunyai prasyarat yang cukup untuk masuk di pasar modal.
Sistem keuangan telah mengalami perkembangan dan integrasi finansial yang saat ini
memasuki fase transisional dalam kerangka evolusi dari relational (bank-based) ke arms-
length yang berlandaskan sistem keuangan market-based. Arsitektur sistem keuangan suatu
negara lebih ditentukan oleh derajat/tingkat orientasi keuangannya lebih kepada bank atau
market based system. Namun untuk negara yang masih tergolong emerging market economies
akan cenderung dikendalikan oleh bank based system dari pada mekanisme pasar, dengan
berbagai alasan rasional. Namun debat berkepanjangan mengenai keunggulan masing-masing
sistem tetap berlangsung hingga saat ini. Beberapa argumen yang memihak pada market-
based system meliputi:
1. Pasar modal dinilai lebih unggul untuk meraih dana ekuitas berdasarkan mekanisme yang
lebih sehat dan unggul dalam pengembangan inovasi pendanaan (funding innovation).
2. Pasar dinilai sangat baik dalam mendiversifikasi resiko ekonomi dan dapat
melakukan managing risk yang terkendali.
Sedangkan beberapa alasan dari pihak yang mendukung bank-based system adalah:
1. Perbankan memiliki kekuatan monitoring yang kuat terhadap optimasi ekonomi dan
mampu mengidentifikasi proyek-proyek yang berprospek baik.
2. Perbankan memahami stage-financing dengan baik dan mampu mengendalikan risky
investment dengan efektif.
Lalu sistem mana yang lebih baik? Tedesse (2005) menyatakan dalam presentasinya bahwa
salah satu sistem tidak dapat mengungguli (superior) sistem lainnya secara universal; dan
adanya ketergantungan kepada beberapa faktor-faktor yang spesifik, yaitu:
1. Tingkat pengembangan institusional/contractual environment in the country:
9. 6
a. Bank-based system akan menungguli (outform) market-based system di negara-negara
yang memiliki lingkungan institusional lemah. Pada umumnya negara berkembang
yang mengandalkan emerging economies.
b. Market-based system dinilai lebih baik dinegara-negara dengan strong contractual
environment dengan tingkat kepastian hukum yang baik (lihat Tabel 2 di bawah)
2. Tingkat moral hazard (kerusakan akhlakul karimah) yang menimbulkan banyak masalah
agensi (agency problems) dalam ekonomi Negara:
a. Sistem perbankan dinilai unggul terhadap market based system di dalam ekonomi
negara yang didominasi oleh usaha kecil menengah (UKM): dominated by small firms
b. Sebaliknya pada market-based systems mengungguli bank-based system di negara-
negara yang didominasi dan dikendalikan oleh large firms sampai konglomerasi.
3. Struktur industri di negara yang bersangkutan:
a. Bank-based system akan mempromosikan pertumbuhan ekonomi dengan karakter
tradisional, standarisasi dan non complex industries.
b. Market-based system akan lebih baik kinerjanya di negara-negara yang lebih kompleks,
dan knowledge-based industries
Dengan demikian, berdasarkan argumen country factors seperti institusi yang lemah,
maraknya moral hazard (KKN) dan non-complex technologies di nilai sebagai karakteristik
negara dengan emerging economies. (Tadesse, 2005). Indonesia jelas mempunyai
karakteristik di atas, terutama sebagai negara koruptor lima besar dunia. Oleh karena itu, ada
anggapan kuat bahwa negara emerging economies lebih cocok menerapkan arsitektur
keuangan bank-based systems.
2.4 Sistem yang cocok Untuk diterapkan di Indonesia
Berdasarkan dengan kondisi Indonesia saat ini, maka fokus yang harus diterapkan dalam
sistem keuangan Indonesia pada saat ini adalah bank-based system dengan alasan sebagai
berikut.
Pertama, Indonesia merupakan negara dengan sistem institusi yang buruk. Data yang
diliris oleh publikasi World Economic Forum (WEF) pada tahun 2005, Indonesia mempunyai
institution index yang rendah, yaitu berada pada posisi 89 di tahun 2005. Posisi ini melorot
dibanding tahun 2004 yang berada pada posisi 68. Sebagai pembanding, di tahun 2005
Malaysia berada pada posisi 24, dan Thailand berada pada posisi 36.
10. 7
Kedua, hanya segelintir perusahaan besar (kurang lebih hanya berkisar 320 emiten,
berdasarkan data Jakarta Stock Exchange/BEJ di tahun 2005) yang mampu berkiprah pada
pasar modal. Sementara itu, ribuan perusahaan kecil dan menengah (data BPS sampai dengan
tahun 2005) belum terdaftar dalam pasar modal. Artinya Indonesia masih didominasi oleh
UKM (small firms) yang mengandalkan modal dari pinjaman bank. Fungsi bank sebagai
lembaga keuangan perantara pemberi modal masih cukup kuat tidak hanya untuk UKM tapi
juga bagi perusahaan besar sampai konglomerat sehingga kinerja ekonomi sangat tergantung
tingkat bunga SBI.
Ketiga, struktur industri Indonesia masih didominasi oleh sektor tradisional dibandingkan
industri yang menggunakan teknologi tinggi dan kompleks dan bersandarkan pada teknologi
rendah-medium maupun padat karya. Struktur industri di Indonesia akan memperkuat
dominasi bank-based systems. Struktur industri yang masih mengandalkan buruh kurang
terampil (unskilled labor) dan penggunaan teknologi yang terbatas akan menyulitkan sistem
arsitektur keuangan menuju market-based systems.
Keempat, peranan emiten perbankan di pasar modal Indonesia saat ini cukup signifikan.
Karena keduanya mempunyai karakteristik yang sama, yaitu mudah panik dan rentan
terhadap perubahan yang terjadi di bidang lainnya (non-economy factors), seperti bidang
politik, sosial, dan keamanan baik yang terjadi di dalam maupun di luar negeri. Dalam
konteks integrasi finansial, perbankan memetik dua keuntungan penting, (a) tetap
mendominasi pemberian pinjaman kepada dunia usaha sebagai lembaga keuangan perantara;
dan (b) perbankan sangat memahami financing stage dunia usaha serta dapat mengendalikan
risky investment dengan baik.
Kelima, peran perbankan di pasar modal juga dapat mendorong kegiatan di pasar modal
tanpa merugikan kepentingan perbankan sendiri, dengan melakukan integrasi financial
sehingga peranan bank mencakup penarikan dana masyarakat, pemberian pinjaman, sebagai
broker sekuritas di pasar modal dan mengendalikan asuransi. Bank juga mampu memberikan
melalui pemberian fasiltas margin trading, untuk perusahaan sekuritas sehingga dapat
mendorong likuiditas saham di bursa.
Keenam, perbankan dapat bertindak sebagai pelaku pasar modal sebagaimana yang
disyaratkan dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Beberapa aktivitas
perbankan yang terbuka di pasar modal antara lain, melalui peran sebagai: (1) Bank sebagai
emiten; (2) Bank sebagai wali amanat; (3) Bank sebagai agen pembayaran; (4) Bank sebagai
Penanggung (guarantor); dan (5) Bank sebagai custodian
11. 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem keuangan berbasis pasar memfokuskan diri pada pasar modal dimana pasar
modal merupakan sumber pembiayaan utama atau terjadi interaksi langsung antara
yang memiliki dana dan perusahaan yang membutuhkan uang.
2. Pendukung sistem keuangan bank-based mengatakan kalau sistem ini lebih baik
daripada market-based dalam mengatasi terjadinya asimetri informasi terutama
untuk negara-negara yang berada dalam tahapan awal pembangunan ekonominya.
Tanpa adanya bank, biaya yang harus dikeluarkan investor untuk memperoleh dan
memproses informasi mengenai kondisi dan kinerja perusahaan menjadi sangat
tinggi.
3. Beberapa argumen yang memihak pada market-based system meliputi:
a. Pasar modal dinilai lebih unggul untuk meraih dana ekuitas berdasarkan
mekanisme yang lebih sehat dan unggul dalam pengembangan inovasi pendanaan
(funding innovation).
b. Pasar dinilai sangat baik dalam mendiversifikasi resiko ekonomi dan dapat
melakukan managing risk yang terkendali.
4. Beberapa alasan dari pihak yang mendukung bank-based system adalah:
a. Perbankan memiliki kekuatan monitoring yang kuat terhadap optimasi ekonomi
dan mampu mengidentifikasi proyek-proyek yang berprospek baik.
b. Perbankan memahami stage-financing dengan baik dan mampu mengendalikan
risky investment dengan efektif.
5. Berdasarkan argumen country factors seperti institusi yang lemah, maraknya
moral hazard (KKN) dan non-complex technologies di nilai sebagai karakteristik
negara dengan emerging economies. (Tadesse, 2005). Indonesia jelas mempunyai
karakteristik di atas, terutama sebagai negara koruptor lima besar dunia. Oleh
karena itu, ada anggapan kuat bahwa negara emerging economies lebih cocok
menerapkan arsitektur keuangan bank-based systems.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Perdana Wahyu. Harry Yusuf A. Laksana. 2006. Masa Depan Arsitektur Sistem
Keuangan Indonesia: Studi Negara Berkembang dan Emerging Market. Volume 1 No. 1
(April 2006).
Https://researchgate.net/publication/323571747_Masa_Depan_Arsitektur_Sistem_Keuangan_I
ndonesia_Studi_Negara_Berkembang_dan_Emerging Market. 23 Maret 2020
Frensidy, B. 23 November 2016. Sistem Keuangan Berbasis Bank vs Berbasis Pasar.
https://m.kontan.co.id/news_kolom/705/Sistem-keuangan-berbasis-bank-vs-berbasis-pasar. 22
Maret 2020.
Joeri, S. 6 April 2019. Bank Based vs Market Based Financial.docx.
https://id.scribd.com/document/405168701/Bank-Based-VS-Market-Based-Financial-docx. 23
Maret 2020.