SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Download to read offline
LK 2.2 PENENTUAN SOLUSI
NAMA : SURYA ARIAN BAKRI
NIM : E1R222046
NO Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis Alternatif Solusi
1 Rendahnya motivasi belajar matematika
Berdasarkan kajian literatur,
wawancara kepada pakar, kepala
sekolah, dan teman guru sejawat
di peroleh eksplorasi alternatif
solusi sebagai berikut:
1. Penerapan Pembelajaran
Scaffolding
2. Pendekatan Personal
3. Penerapan Pembelajaran
Kontekstual
4. Memanfaatkan Media Aplikasi
Quizizz
5. Penerapan Model
Pembelajaran Reward &
Punishment
Berdasarkan kajian literatur,
wawancara kepada pakar, kepala
sekolah, dan teman guru sejawat,
maka solusi yang relevan yang dapat
dilakukan oleh guru sebagai berikut:
1. Penerapan Pembelajaran
Scaffolding
2. Pendekatan Personal
3. Pembelajaran Kontekstual
4. Pemberian Reward &
Punishment
5. Penggunaan Media
Pembelajaran
6. Memanfaatkan LKPD dan
memasukkan manfaat materi
1. Penerapan Pembelajaran Scaffolding
Analsisisnya:
 Teori Scaffolding pertama kali diperkenalkan
pada akhir 1950 oleh seorang psikolog kognitif
bernama Jerome Bruner. Teori Bruner
terinspirasi dari konsep assisted learning milik
Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang
fokus mempelajari perkembangan anak.
 Scaffolding yang dimaksudkan adalah
pemberian bantuan secukup- nya kepada siswa
yang didasarkan pada bentuk kesulitan yang
dialami oleh siswa. Scaffolding pertama kali
digagas oleh Vygotsky, seorang ahli psikologi
dari Rusia, yang selanjutnya dipopulerkan oleh
Bruner, seorang ahli pendidikan matematika.
 setiap anak mempunyai apa yang disebut
Solusi 1:
Analis alternatif solusi yang diambil dari
permasalahan rendahnya motivasi belajar
matematika para peserta didik adalah:
Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan
pendekatan Kontekstual
Kelebihan Model Pembelajaran Tersebut adalah:
 Dalam pelaksanaan pembelajaran konstektual
model PBL dapat meningkatkan kemampuan
berfikir secara Kritis, logis dan sistematis pada
peserta didik.
 Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa
bertahan lebih lama karena memahami dengan
menerapkan.
 Membantu siswa untuk mengembangkan
6. Menggunakan Media Dakota
(Dakon Matematika)
7. Penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi
8. Penggunaan Media
Pembelajaran
9. Penerapan Pembelajaran Tutor
Sebaya
10. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe
Jigsaw
11. Penerapan Pembelajaran
Discovery Learning
12. Penerapan Model PBL
13. Penerapan Model PjBL
14. Penerapan Metode Mind
Mapping
15. Penggunaan Vidio
Pembelajaran
16. Pembelajaran berbasis
TIK, salah satunya dengan
menggunakan Google
pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari
7. Penggunaan Media Vidio
Pembelajaran
8. Pembelajaran Tutor Sebaya
9. Penerapan Model PBL
dengan Zone of Proximal Development (ZPD),
yang dikatakan sebagai jarak antara tingkat
perkembangan actual dengan tingkat
perkembangan potensial yang lebih tinggi.
Dalam hal ini Vygotsky berpendapat bahwa
,siswa akan mampu mencapai daerah maksimal
bila dibantu secukupnya. Apabila siswa belajar
tanpa dibantu, dia akan tetap berada di daerah
actual tanpa bisa berkembang ketingkat
perkembangan potensial yang lebih tinggi.
Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk,
dorongan, peringatan, menguraikan masalah
ke dalam langkah-langkah pemecahan, atau
memberikan contoh.
 Byrnes (Hartman, 2001) menyatakan, Vygotsky
telah mengidentifikasi empat fase pembelajaran
scaffolding, yaitu
 pemodelan, dengan penjelasan
 secara verbal,
 peniruan terhadap pemodelan oleh guru,
 masa ketika guru mulai menghilangkan
bantuannya, dan
keterampilan berfikir dan keterampilan
menyelesaikan masalah
 Model PBL memfokuskan pada siswa dengan
mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang
mandiri dan terlibat langsung secara aktif
dalam pembelajaran kelompok
 Model ini membantu siswa mengembangkan
berfikir siswa dalam mencari pemecahan
masalah melalui pencarian data sehingga
diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan
rasional dan otentik
Solusi 2:
Penerapan Pembelajaran Scaffolding.
Alasan mendasar pemilihan solusi Perlu adanya
scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan
untuk meningkatkan motivasi belajar matematika
siswa rendah adalah scaffolding merupakan suatu
cara yang dapat digunakan guru untuk
meminimalis kesulitan siswa dalam belajar
matematika ataupun dalam pemecahan masalah
classroom
17. Menggunakan media
bebasis digital misalnya
dengan menggunakan media
pembelajaran macromedia
flash dan game edukasi.
18. Meningkatkan penguasaan
materi profesional dalam
pembelajaran
19. Guru melakukan
pembelajaran dengan
pendekatan yang berpusat pada
peserta didik
20. Memanfaatkan LKPD dan
memasukkan manfaat materi
pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari
 siswa telah mencapai level penguasaan seorang
ahli.
Pada fase ke-2, guru harus secara konstan
menilai pemahaman dan memberikan
bantuannya sesering mungkin.
Pada fase ke-3, secara bertahap guru
mengurangi bantuannya seperti halnya ketika
guru memulai penguasaan materi yang baru
 Sementara itu, menurut Tumbull et al.
(Hartman, 2002) menyatakan scaffolding
melibatkan dua tahap utama.
 Tahap ke-1, pengembangan rencana
pembelajaran untuk mengarahkan siswa dari
keadaan apa yang sudah ia ketahui menuju
pemahaman materi baru yang lebih mendalam.
 Tahap ke2, melaksanakan rencana, dan guru
menyediakan dukungan kepada siswa setiap
tahap proses belajar. Pada tahap ke-1,
hendaknya rencana scaffolding ditulis secara
hati-hati berdasarkan apa yang siswa sudah
ketahui atau yang mampu untuk melakukan
sesuatu. Guru harus menyiapkan penilaian yang
matematika. Bantuan tersebut dapat berupa
petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan
masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan,
atau memberikan contoh.
Solusi 3:
Menggunakan model pembelajaran PBL
dengan metode Tutor Sebaya dengan bantuan
media LKPD
Kelebihan model pembelajaran PBL
Dengan menggunakan LKPD yang di dalamnya
terdapat manfaat materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat:
 termotivasi belajar matematika dan terlibat
aktif dalam pembelajaran,
 peserta didik dapat mengetahui manfaat dari
pelajaran yang diterima dan kemudian dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata,
 meningkatkan kerja sama antar peserta didik
 Mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran
 Membantu peserta didik dalam
terus menerus dan mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.
 Hogan dan Pressley (Hartman, 2002)
menyebutkan ada lima teknik pembelajaran
scaffolding berbeda, yaitu pemodelan dari
tingkah laku yang diinginkan, memberikan
penjelasan, mengundang partisipasi siswa,
memverifikasi dan mengklarifikasi pemahaman
siswa, dan mengundang siswa untuk
memberikan isyarat (clues).
Cara menerapkan Scafolding saat mengajar:
 Tunjukkan dan beri penjelasan
 Jelaskan dari apa yang mereka alami
 Selalu beri waktu untuk berdiskusi
 Kupas kosa kata sulit sebelum memulai
pembelajaran
 Gunakan materi visual
 Kelebihan Pembelajaran Scaffolding
 Membiasakan Peserta didik untuk belajar
mandiri
 Menumbuhkan keingintahuan peserta didik
mengembangkan konsep
 Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan ketrampilan proses.
 Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
 Membantu peserta didik memperoleh catatan
tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatanbelajar. Membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis
Hal ini karena memperhatikan kondisi lapangan di
sekolah. Ketika menjelaskan materi pelajaran,
persentase jumlah siswa yang kurang paham lebih
banyak daripada yang mudah memahami,
sehingga guru harus mempunyai banyak strtegi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi
yang bisa digunakan diantara dengan pembelajran
scafollding, tutor sebaya, menggunakan LKPD,
dan pembelajaran kontekstual.
mengenai pembelajaran yang akan berlangsung
 Mengembangkan bakat peserta didik dari awal
 Membantu kegagalan siswa dalam
perkembangan kognitif, diri, dan menghargai
diri.
 Menciptakan lingkungan belajar yang suportif
dan menerima murid.
 Murid merasa nyaman dan bebas dalam
mengemukakan pertanyaan dan mendukung
teman sekelasnya dalam pembelajaran.
 Tingkat stres murid berkurang.
 Murid merasa terlibat dalam pembelajaran dan
termotivasi untuk belajar.
 Guru yang menggunakan metode
mengajar Scaffolding menjadi lebih berperan
sebagai mentor maupun fasilitator
pembelajaran, ketimbang menjadi sumber
pengetahuan utama.
 Murid diberikan ruang untuk berperan aktif
dalam pembelajaran.
 Metode Scaffolding menarik minat siswa untuk
terlibat dalam diskusi yang dinamis dan berarti.
 Murid dapat memenuhi objektif pembelajaran.
 Metode ini dapat menjadi identifikasi awal para
siswa yang berbakat.
 Kekurangan Pembelajaran Scaffolding
 Peserta didik kurang percaya diri saat bantuan
dari guru berkurang
 Pemberian scaffolding yang berlebihan
menjadikan peserta didik terlalu bergantung
pada guru dan tidak mandiri.
Obeservasi lapangan:
Perbandingan jumlah Peserta didik yang mudah
dalam memahami materi pelajaran di kelas dengan
yang lebih lambat dalam memahami pelajaran
sangat jauh. Sehingga dalam membantu Peserta
didik dalam memahami materi pelajaran diperlukan
bantuan dari guru dengan pembelajaran scaffolding
2. Pendekatan Personal
Teori yang melandasi pendekatan personal
Pendekatan ini mengarah pada teori lev Vygotsky.
Teori Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran juga
dikenal dengan sebutan scaffolding yaitu
memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak
selama tahap-tahap awal pembelajaran dan
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan
kesempatan kepada anak itu untuk mengambil
tanggung jawab yang semakin besar setelah ia
mampu melakukannya sendiri. Vygotsky lebih
banyak menekankan peranan orang dewasa dan
anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan
anak.
Pendekatan personal adalah kegiatan mengajar guru
yang menitikberatkan pada bantuan dan
bimbingan belajar kepada masing- masing
individu. Pendekatan personal merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pendekatan personal lebih menekankan pada
perbedaan setiap individu.
Komponen pendekatan personal
o Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
terhadap kebutuhan siswa dalam kelompok
kecil maupun perorangan.
o Mendengarkan secara simpatik pikiran-
pikiran yang dikemukakanoleh siswa.
o Mendengarkan apresiasi secara positif yang
dikemukakan oleh siswa.
o Membangun hubungan saling mempercayai.
o Menunjukkan kesiapan untuk membantu
siswa.
o Menerima perasaan siswa dengan penuh
perhatian dan terbuka.
o Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa
merasa aman, penuh pemahaman dan dapat
memecahkan masalah yang dihadapi
Hasil Observasi lapangan:
Peserta didik yang ada di sekolah berasal dari
berbagai daerah dan lingkungan yang berbeda, baik
itu berhubungan dengan perhatian orang tua
ataupun pola belajar Peserta didik. Sehingga peran
guru sebagai orang tua di sekolah adalah melakukan
pendekatan secara personal kepada peserta didik,
agar hubungan emosional antara siswa dan guru
lebih terikat dengan baik. Jika hubungan antara
siswa dengan guru sudah baik, maka siswa bisa
lebih bersemngat dalam belajar.
 Kelebihan Pendekatan Personal
 Peserta didik lebih memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik
 Meningkatkan kemampuan dan prestasi peserta
didik
 Peserta didik bisa tertular nilai-nilai positif yang
dimiliki oleh pendidik
 Meningkatkan hubungan yang baik antara
pendidik dengan peserta didik
 Kekurangan Pendekatan Personal
 Terkadang sulit bagi guru untuk melakukan
pendekatan personal kepada siswa yang sifatnya
introvert
3. Pembelajaran Kontekstual
Pada mulanya Pembelajaran kontekstual didasarkan
pada hasil penelitian John Dewey. Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas.
Model kontekstual merupakan konsep belajar yang
beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik
jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya
belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja”
dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya,
bukan sekedar “mengetahuinya”.
Menurut Nadawidjaya (dalam Kunandar), dalam
pembelajaran kontekstual tugas guru adalah
memfasilitasi siswa dalam menemukan sesuatu
yang baru (pengetahuan dan keterampilan) melalui
pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru.
Siswa benar-benar mengalami dan menemukan
sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil
rekonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan
lebih produktif dan inovatif. Pembelajaran
kontekstual akan mendorong ke arah belajar aktif.
Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar
yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen Pembelajaran Kontekstual:
 Kontruktivisme
 Inquiry
 Questioning
 Learning community
 Modelling
 Reflection
 Authentic assessment
Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Kontekstual:
 Kerjasama
 Saling menunjang
 Menyenangkan
 Tidak membosankan
 Belajar dengan bergairah
 Pembelajaran terintegrasi
 Menggunakan berbagai sumber
 Siswa aktif
Kelebihan Pembelajaran Kontekstual
 Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir secara kritis, logis, dan sistematis.
 Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa
bertahan lebih lama karena memahami dengan
menerapkan.
 Peserta didik bisa lebih peka terhadap
lingkungan sekitar.
 Meningkatkan kreativitas peserta didik
berkaitan dengan permasalahan yang ada di
sekitar yang disesuaikan dengan keilmuan yang
didapatkan.
 Kekurangan Pembelajaran Kontekstual
o Dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran kontekstual nampak jelas
antara siswa yang memiliki kemampuan
tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan
kurang
o Bagi siswa yang tertinggal dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran
kontekstual ini akan terus tertinggal dan
sulit untuk mengejar ketertinggalan
4. Pemberian Reward & Punishment
Metode reward (ganjaran)
dan punishment (hukuman) merupakan suatu
bentuk teori penguatan positif yang bersumber
dari teori behavioristik.
Menurut teori behavioristik belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon
Dengan adanya penerapan reward peserta didik
akan lebih termotivasi dalam belajar sedangkan
pemberian punishment dapat memberikan batasan
atau ruang gerak bagi murid supaya tidak
melakukan pelanggaran atau kesalahan sesuai
aturan yang berlaku.
 Reward diberikan sebagai motivasi dan juga
penghargaan yang diberikan kepada peserta
didik
 Punishment bertujuan sebagai pencegahan
suatu kelalaian peserta didik
Kelebihan Pemberian Reward & Punishmen
 Memberikan pengaruh yang cukup besar kepada
siswa untuk melakukan perbuatan positif
 Dapat menjadi pendorong siswa lainnya untuk
mengikuti siswa yang telah mendapatkan
reward dari gurunya
 Siswa tidak lagi melakukan kesalahan yang
sama
Kekurangan Pemberian Reward & Punishmen
 Siswa yang mendapatkan reward merasa lebih
dibandingkan siswa yang tidak mendapatkan
reward.
 Siswa yang mendapatkan punishment merasa
kurang percaya diri dan takut
 Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.
5. Penggunaan Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk
belajar.
Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam
Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan bahwa
media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar.
Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan
alat yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran yang tepat bagi
siswa, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan. Adapun beberapa kriteria tersebut
seperti poin-poin berikut ini.
 Sesuai dengan materi pembelajaran.
 Praktis, luwes, dan bertahan.
 Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
 Karakteristik siswa.
 Kemampuan dan keterampilan guru dalam
menggunakan.
 Fasilitas pendukung.
 Biaya.
Prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat
pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan
media adalah:
 Memotivasi siswa dalam belajar,
 Memahami perbedaan individu,
 Sesuai dengan tujuan pelajaran,
 Isi yang terorganisasi,
 Ketersediaan siswa dalam belajar,
 Menumbuhkan emosi siswa,
 Menumbuhkan partisipasi siswa,
 Memberikan Umpan balik,
 Penguatan,
 Latihan dan Latihan,
 Penerapan.
o Kelebihan
 Menumbuhkan minat belajar siswa karena
pelajaran menjadi lebih menarik
 Memperjelas makna bahan pelajaran
sehingga siswa lebih mudah memahaminya
 Metode mengajar lebih berfariasi sehingga
siswa tidak cepat bosan
 Siswa menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran
b. Kekurangan
 Pembelajaran menggunakan alat peraga,
lebih banyak menuntut guru.
 Membutuhkan banyak waktu untuk
persiapan
 Dibutuhkan pengorbanan secara materi
dalam pembuatannya
6. Memanfaatkan LKPD dan memasukkan
manfaat materi pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan
sarana untuk membantu dan mempermudah dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi efektif antara peserta didik dengan
pendidik, dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar peserta didik.
Tujuan LKPD dibagi lima macam bentuk yaitu:
1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan
suatu konsep
2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan
dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan.
3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar
4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan
5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk pratikum
Dengan menggunakan LKPD yang di dalamnya
terdapat manfaat materi pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari, peserta didik dapat:
 termotivasi belajar matematika dan terlibat aktif
dalam pembelajaran,
 peserta didik dapat mengetahui manfaat dari
pelajaran yang diterima dan kemudian dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata,
 meningkatkan kerja sama antar peserta didik
 Mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran
 Membantu peserta didik dalam
mengembangkan konsep
 Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan ketrampilan proses.
 Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
 Membantu peserta didik memperoleh catatan
tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar. Membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis
7. Penggunaan Media Vidio Pembelajaran
Video merupakan media elektronik yang mampu
menggabungkan teknologi audio dan visual secara
bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan
yang dinamis dan menarik.
Media video memiliki fungsi sebagai media
pembelajaran yaitu:
 Fungsi atensi,
Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik
perhatian dan mengarahkan konsentrasi
audiens pada materi video
 Fungsi afektif,
Fungsi afektif yaitu media video mampu
menggugah emosi dan sikap audiens.
 Fungsi kognitif
Fungsi kognitif dapat mempercepat pencapaian
tujuan pembelajaran untuk memahami dan
mengingat pesan atau informasi yang
terkandung dalam gambar atau lambang.
 Fungsi kompensatoris.
Fungsi kompensatoris adalah memberikan
konteks kepada audiens yang kemampuannya
lemah dalam mengorganisasikan dan
mengingat kembali informasi yang telah
diperoleh.
Dengan menggunakan media vidio pembelajaran,
pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik
sehingga peseta didik menjadi tidak cepat bosan
kelebihan media Vidio pembelajaran lainnya juga
antara lain:
 Meningkatkan motivasi belajar pesera didik.
 Menjadikan peserta didik senang untuk belajar.
 Membuat peserta didik lebih cepat memahami
dan mengingat
 Meningkatkan perhatian peserta didik.
8. Pembelajaran Tutor Sebaya
Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching)
adalah suatu strategi pembelajaran yang kooperatif
dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina
di antara peserta didik yang bekerja bersama. Tutor
sebaya (peer teaching) ini memudahkan belajar,
siswa berpartisipasi aktif, dan dapat memecahkan
masalah bersama-sama, sehingga pemerataan
pemahaman terhadap materi pembelajaran yang
diberikan dapat tercapai.
Langkah-langkah metode pembelajaran tutor sebaya
(peer teaching) adalah sebagai berikut :
1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut
dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen
materi).
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang
akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar
dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor
sebaya.
3. Masing-masing kelompok diberi tugas
mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok
dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor
sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Setiap kelompok melalui wakilnya
menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber
utama.
6. Setelah semua kelompok menyampaikan
tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub
materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya
ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Prinsip-Prinsip Tutor Sebaya:
1. Simulasi Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui
informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus
tersebut dapat berbentuk verbal/bahasa, visual,
auditif, taktik, dan lain-lain.
2. Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama
dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa cara
untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara
lain melalui cara mengajar yang bervariasi,
mengadakan pengulangan informasi, memberikan
stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyalurkan keinginan
belajarnya, menggunakan media dan alat bantu
yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto,
diagram, dan lain-lain.
3. Respon yang dipelajari
Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus
guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti
perhatian, proses internal terhadap informasi,
tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan
belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru, menilai
kemampuan dirinya dalam menguasai informasi,
melatih diri dalam menguasai informasi yang
diberikan dan lain-lain.
4. Penguatan
Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan
berasal dari luar dan dari dalam dirinya
5. Pemakaian dan Pemindahan
Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memindahkan apa yang sudah dipelajari pada
situasi lain yang serupa di masa mendatang
a. Kelebihan
 Memberikan pengaruh positif, baik dalam
pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor
sebaya;
 Merupakan cara praktis untuk membantu
secara individu dalam membaca;
 Pencapaian kemampuan membaca dengan
tutor sebaya hasilnya bisa lebih baik;
 Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik
untuk membaca akan meningkat
 Suasana belajar menjadi lebih akrab dan
efisien
 Mampu meningkatkan rasa tanggung jawab
peserta didik dan melatih kesabaran
 Menambah motivasi belajar dari peserta
didik
 Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan
bermanfaat bagi dirinya sendiri untuk
memperkuat konsep yang dibahas.
 Mempererat hubungan antar sesama siswa
sehingga mempertebal perasaan sosial
o Kekurangan
 Tutor sebaya yang dipilih belum tentu
mampu menyampaikan materi kepada
temannya
 Hubungan antara keduanya belum tentu baik
 Siswa yang dibantu seringkali belajar
kurang serius karena merasa hanya
berhadapan dengan temannya.
 Ada beberapa anak yang malu bertanya
karena takut rahasianya diketahui oleh
teman sebayanya.
 Bagi guru sulit menentukan tutor yang tepat
bagi seseorang atau beberapa orang yang
dibimbingnya
9. Penerapan Model PBL
Model Problem Based Learning diartikan sebagai
sebuah model pembelajaran yang didalamnya
melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan
masalah dengan melalui beberapa tahap metode
ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu
mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan
akan memilki keterampilan dalam memecahkan
masalah.
Karakteristik dari PBM, yaitu:
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih
menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh
teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk
dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Autenthic problems from the organizing focus for
learning. Masalah yang disajikan kepada siswa
adalah masalah yang autentik sehingga siswa
mampu dengan mudah memahami masalah tersebut
serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-
directed learning. Dalam proses pemecahan
masalah mungkin saja belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasayaratnya
sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri
melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi
lainnya.
4. Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran
dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara
kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok
kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian
tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan
sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus
selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan
mendorong mereke agar mencapai target yang
hendak dicapai.
Enam ciri PBL, adapun keenam ciri tersebut adalah:
a. Kegiatan belajar mengajar dengan model
Problem Based Learning dimulai dengan
pemberian sebuah masalah.
b. Masalah yang disajikan berkaitan dengan
kehidupan nyata para siswa
c. Mengorganisasikan pembahasan seputar disiplin
ilmu.
d. Siswa diberikan tanggungjawab yang maksimal
dalam membentuk maupun menjalankan proses
belajar secara langsung.
e. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
kecil.
f. Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan
produk atau kinerja yang telah mereka pelajari.
o Kelebihan
 Siswa lebih memahami konsep yang
diajarkan sebab mereka sendiri yang
menemukan konsep tersebut.
 Melibatkan secara aktif pemecahan masalah
dan menuntut keterampilan berpikir siswa
yang lebih tinggi.
 Pengetahuan tertanam berdasarkan skem
yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
 Siswa dapat merasakan manfaat dari
pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan
kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap
materi yang dipelajari.
 Menjadikan siswa lebih mandiri dan
dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat dari orang lain.
 Dapat menumbuh kembangkan kemampuan
kreativitas siswa, baik secara individual
maupun secara berkelompok.
b. Kekurangan
 Persiapan pembelajaran (alat, problem, dan
konsep) yang kompleks, sulitnya mencari
permasalahan yang relevan dan sering
terjadi mis konsepsi.
2 Rendahnya kemampuan pedagogik guru
Berdasarkan kajian literatur,
wawancara kepada pakar, kepala
sekolah, dan teman guru sejawat
di peroleh eksplorasi alternatif
solusi sebagai berikut:
Kajian Literatur:
1. Menurut Purwanto, I. (2019)
Upaya untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam proses
pembelajaran di kelas antara
lain:
a. Melalui pelaksanaan
supervisi akademik yang
dilakukan secara terencana,
terorganisir, dan penuh
tanggung jawab sehingga
mindset guru dalam
pembelajaran di kelas
Berdasarkan kajian literatur,
wawancara kepada pakar, kepala
sekolah, dan teman guru sejawat,
maka solusi yang relevan yang dapat
dilakukan oleh guru sebagai berikut:
1. Guru menggunakan model
pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
2. Memahami karakteristik peserta
didik dengan baik
3. Menerapkan PAIKEM dalam
pembelajaran
4. Memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran
5. Menerapkan keterampilan
mengelola kelas dan gaya
mengajar guru yang baik
1. Menggunakan model Problem Based
Learning (PBL)
Analisis:
1. Menurut Esema, D, dkk (2012) mengatakan
bahwa
- PBL sebagai satu produk dari teori
pembelajaran konstruktivisme menuntut
peran aktif siswa dalam memahami
pengetahuan dan mengembangkan
penalaran mereka. Siswa dituntut juga
untuk bisa berpikir kritis dengan berangkat
dari masalah dan diharapkan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. PBL mencoba
memberikan makna terhadap pengetahuan
dan pembelajaran yang dialami siswa.
Dalam program evaluasinya, PBL dapat
dinilai berorientasi pada proses maupun
Berdasarkan analisis penentuan solusi adapun
alternatif solusinya adalah menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) berbantuan
teknologi dalam pembelajaran
Analisisnya:
1) Kemampuan pedagogik guru dapat di ukur
dari bererapa hal, salah satunya kemampuan
guru dalam memahami dan menerapkan model
pembelajaran
2) Model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik
3) PBL dapat meningkatkan kemandirian peserta
didik dalam belajar
4) PBL dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik
dapat ditingkatkan.
b. Guru senantiasa melakukan
proses pembelajaran yang
baik dan benar berdasarkan
kurikulum 2013.
2. Menurut Janawi, J. (2019)
mengatakan proses
pembelajaran akan
berlangsung dengan baik
apabila guru mampu
memahami karakter anak
dengan baik
3. Menurut Sari, R. K. (2019)
mengatakan bahwa penerapan
metode pembelajaran
disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik
sesuai kelas homogen maupun
heterogen
4. Menurut Taufik, A. (2019)
mengatakan:
a. pemahaman guru
6. Menerapkan pembelajaran
Inovatif
7. Penggunaan media PPT
pada hasil yang didapatkan.
- PBL bisa menjadi kritik yang pas
untuk proses pembelajaran Indonesia
yang selama ini lebih menekankan
penumpukan dan penghapalan
pengetahuan, bukan bagaimana siswa
dituntut menyampaikan pendapat dan
berpikir kritis serta mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari
2. Menurut Pratiwi, N., dkk (2020) mengatakan
bahwa:
o Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang menjadikan
masalah sebagai titik awal untuk
mengkonstruksi pengetahuan siswa.
o Sintak atau langkah-langkah pembelajaran
berbasis masalah/PBL adalah:
1) orientasi masalah,
2) pengorganisasian belajar,
3) melakukan investigasi,
4) menyajikan hasil karya,
5) PBL dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik
6) Pembelajaran berpusat pada peserta didik
7) PBL dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok
8) Guru harus membiasakan pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran agar
pemahaman guru tentang teknologi juga bisa
meningkat
9) Seiring berjalannya waktu, guru pasti akan
mencoba hal-hal baru pada saat memanfaatkan
teknologi. Maka kompetensi pedagogik guru
terkait TIK semakin meningkat.
Penggunaan Media PPT dalam pembelajaran.
1) Guru dapat dengan mudah menyampaikan
materi yang sudah disiapkan.
2) Materi yang disampaikan berisi point-point
penting atau pokok sehingga lebih jelas dan
mudah dipahami
3) Menjadikan presentasi lebih menarik karena
terhadap jumlah peserta
didik akan
mempengaruhi persiapan
guru dalam menentukan
materi, metode, media,
waktu yang dibutuhkan,
dan evaluasi
pembelajaran yang
dilaksanakan
b. Pemahaman guru terhadap
latar belakang peserta
didik seperti latar
belakang keluarga,
ekonomi, tingkat hobi
dan lain sebagainya juga
berpengaruh terhadap
proses perumusan
perencaan sistem
pembelajaran
c. Aspek lain yang perlu
diperhatikan oleh guru
dalam proses
5) menyimpulkan pembelajaran
3. Menurut Sanjaya (dalam Firosalia Kristin,
2017) menyebutkan bahwa kelebihan PBL
antara lain:
o PBL merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami pelajaran
o Menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa
o Meningkatkan aktivitas pembelajaran.
o Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada
siswa setiap matapelajaran pada dasarnya
merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang
harus dimengerti siswa, bukan hanya
sekedar belajar dari guru atau buku-buku
saja
o PBL dianggap lebih menyenangkan dan di
sukai siswa
o PBL dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis
o PBL dapat memberikan kesempatan pada
didukung gambar, video, audio dan template.
4) Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar
yang berbeda dari biasanya.
pembelajaran adalah
memahami gaya belajar
peserta didik
5. Endah Retnowati (2016),
Alternatif Solusi Diskusi
ilmiah antar guru matematika
sangat disarankan untuk
mengkaji dan menyelesaikan
berbagai permasalahan
pembelajaran matematika yang
mungkin selalu berkembang
6. Amran, dkk (2019) : salah satu
Alternatif Solusi dalam
permasalahan pembelajaran
matematika adalah dengan
mengunakan model
pembelajaran Abad 21. Model
pembelajaran ini yang
dikembangkan dan bernama
“model pembelajaran karakter”
dengan urutan sintaks, yakni
kumpulkan, rembukkan,
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata
o Mampu mengembangkan minat siswa
untuk belajar secara terus menerus.
Kelemahan model PBL menurut Sanjaya
(dalam Firosalia Kristin, 2017) antara lain:
o Siswa yang tidak mempunyai minat atau
kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa ragu untuk mencoba.
o Membutuhkan banyak waktu untuk
persiapan.
o Tanpa pemahaman mengapa mereka
berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, mereka tidak akan
belajar apa yang ingin mereka pelajari.
2. Memahami Karakteristik peserta didik
analisis, komunikasikan dan
terapkan.
7. Edi Suraya (2018) mengatakan
metode belajar aktif atau
sekarang lumrah disebut
sebagai metode PAIKEM
(Pembelajaran Inovatif, Aktif,
Kreatif, dan Menyenangkan)
8. Dadan Hermawan dan Sufyani
Prabawanto (2016) untuk
memecahkan masalah secara
individu dan kelompok lebih
besar ketika menggunakan
model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Model
pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat
dijadikan alternatif model
untuk meningkatkan
kemampuan matematis siswa.
9. Mariana Ulfah Hoesny & Rita
Darmayanti (2021), alfernatif
dengan baik
Analisisnya:
1. Karakteristik berasal dari kata karakter yang
berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang
dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif
tetap. Karakteristik peserta didik dapat
diartikan keseluruhan pola kelakukan atau
kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan,
sehingga menentukan aktivitasnya dalam
mencapai cita-cita atau tujuannya.
2. Karakteristik peserta didik meliputi etnik,
kultur, status sosial, minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motorik.
3. Kelebihan dan kelemahan dalam memahami
karakteristik peserta didik yaitu:
Kelebihan:
solusi untuk meningkatkan
kualitas guru dan kemampuan
guru:
- Menyelenggarakan
Program Pengembangan
Profesionalisme Guru
yang Efektif
- Melibatkan Guru dalam
Program Pengembangan
Profesionalisme
- Peningkatan Kompetensi
melalui Program
Sertifikasi Guru
- Peningkatan Kompetensi
Guru melalui Pelatihan
Penggunaan Teknologi
Digital
- Mendorong Guru untuk
Aktif dalam Kegiatan
Ilmiah
10. Eliterius Sennen (2017), solusi
Permasalahan pokok berkaitan
- Guru bisa menyesuaikan metode dan
strategi yang cocok dengan gaya belajar
peserta didik
- Guru bisa memberikan contoh atau ilustrasi
yang tepat kepada peserta didik pada setiap
materi
Kelemahan:
- Membutuhkan banyak waktu untuk guru
dapat mengenal dan mengetahui masing-
masing karakteristik dari setiap anak
3. Menerapkan PAIKEM dalam pembelajaran
Analisisnya:
1. PAIKEM merupakan singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan menyenangkan
2. PAIKEM dapat didefinisikan sebagai
pendekatan mengajar (approach to teaching)
yang digunakan bersama metode tertentu dan
berbagai media pengajaran yang disertai
penataan lingkungan sedemikian rupa agar
dengan kompetensi dan
profesionalisme guru:
- Meningkatkan peran MGMP
dan KKG serta mendorong
guru untuk terlibat secara aktif
dalam berbagai kegiatan
MGMP dan KKG atau
kegiatan pelatihan lainnya;
- Mendorong organisasi profesi
guru untuk memperhatikan
dan memperjuangkan nasib
guru, termasuk dalam hal
mutasi dan persebaran guru;
- Meningkatkan peran KKG dan
MGMP sebagai wadah bagi
guru untuk dapat berbagi ilmu
dan keterampilan;
- Membuat jurnal guru;
- Menyediakan perpustakaan
guru; dan
- Pemerintah memfasilitasi dan
menyediakan dana penelitian
proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan
demikian, para siswa merasa tertarik dan
mudah menyerap pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan
3. Di antara metode-metode mengajar yang amat
mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1)
metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3)
metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan
5) metode simulasi
4. Sebagai pendekatan pembelajaran PAIKEM
memiliki karakteristik sebagai berikut :
o Berpusat pada siswa (student centered)
o Belajar yang menyenangkan (joyfull
learning)
o Belajar yang berorientasi pada tercapainya
kemampuan tertentu (competency- based
learning)
o Belajar secara tuntas (mastery learning)
atau insentif bagi guru yang
kreatif dan aktif menulis karya
ilmiah atau melakukan PTK,
serta mengadakan lomba
menulis karya ilmiah bagi
guru secara periodik.
11. Wernely (2018), Aspek-aspek
kompetensi yang harus
dimiliki (dipenuhi) guru yang
berkaitan dengan TIK, pada
kompetensi pedagogik adalah
pemanfaatan teknologi
pembelajaran dan pada
kompetensi sosial adalah
menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi
secara fungsional
12. Agung Febrianto (2014)
keterampilan mengelola kelas
dan gaya belajar harus mampu
dikuasai
13. Muhammad Salimi (2016)
o Belajar secara berkesinambungan
(continuous learning)
o Belajar sesuai dengan ke-kini-an
(contextual learning)
5. PAIKEM dapat diimplementasikan dengan
memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut:
o Memahami sifat yang dimiliki siswa
o Memahami perkembangan kecerdasan
siswa
o Mengenal siswa secara perorangan
o Memanfaatkan perilaku siswa dalam
pengorganisasian belajar
o Mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
o Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
o Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
o Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
mengatakan perencanaan
pembelajaran yang mendidik
harus dikuasai oleh guru
14. Penelitian pelaksanaan
tindakan kelas yang telah
dilaksanakan dengan
menerapkan model problem
based learning dengan media
power point dapat dilihat
bahwa dengan menerapkan
model dan media tersebut
dapat meningkatkan keaktifan
belajar dan prestasi belajar
(Karisa Sih Muliawati; 2022).
Hasil Wawancara:
15. Guru harus selalu mengupdate
perkembangan pengetahuan
tentang model-model
pembelajaran
16. Menggunakan model
pembelajaran yang inovatif
o Membedakan antara aktif fisik dengan
aktif mental
6. Metode pembelajaran PAIKEM merupakan
salah satu solusi untuk permasalahan
penggunaan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi ajar
4. Pemanfaatkan Teknologi dalam Pembelajaran
Analisisnya:
1. Beberapa tren teknologi pembelajaran di tahun
2021 diantaranya:
o E-Learning (Pembelajaran berbasis
elektronik)
o Video-Assisted Learning (Pembelajaran
Berbasis Video)
o Big Data
o STEAM (Science, Technology, Engineering,
The Art, Mathematics)
o Social Media in Learning
2. Adapun kelebihan dan kelemahan dalam
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
17. Menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi
18. Mencari informasi terkait
model dan metode
pembelajaran yang inovatif
baik di internet maupun
youtube
19. Memanfaatkan IT dalam
pembelajaran
20. Guru diharapkan mampu
memberikan beberapa contoh
soal yang berkaitan dan dekat
dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik dan memberikan
simulasi secara visual dan
terkait materi yang bersifat
abstrak dan sulit dibuat contoh
kesehariannya. Dalam hal ini
model pembelajaran PBL yang
lebih cocok
21. Guru harus memperbanyak
literasi terkait model-model
yaitu:
Kelebihan:
o Dengan pembiasaan pemanfaatan
teknologi, guru akan semakin lancar atau
mahir menggunakan teknologi dalam
pembelajaran. Jika guru semakin mahir
dalam pemanfaatan IT, guru akan mampu
mengembangkan media IT dalam
pembelajaran sesuai dengan materi.
o Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
juga dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi.
Kelemahan:
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mempersiapkan pembelajaran berbasis teknologi
dan membutuhkan fasilitas yang memadai
5. Menerapkan keterampilan mengelola kelas
dan gaya mengajar guru yang baik
Analisisnya:
Kelebihan
- Keterampilan mengelola kelas bagi seorang
pembelajaran, agar bisa
menggunakan model
pembelajaran yang cocok
untuk karakteristik peserta
didik dan materi ajar
22. Guru harus selalu meng-
upgrade kemampuan
pedagogiknya tentang model-
model pembelajaran melalui
pelatihan-pelatihan
pendidik agar setiap anak di kelas dapat
bekerja aktif dengan tertib
- Komunikasi dari kegiatan pembelajaran
memungkinkan terjadinya komunikasi
antara guru dan peserta didik
Kekurangan
Tidak semua guru mampu dalam
mendayagunakan potensi kelas
6. Menerapkan pembelajaran Inovatif
Analisisnya:
1. Pembelajaran Inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran yang
pada umumnya dilakukan oleh guru
(konvensional). Pembelajaran inovatif lebih
mengarah pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa.
2. Tujuan pembelajaran inovatif yaitu:
o Mengeksplorasi kemampuan peserta didik
dalam menguasai ilmu pengetahuan
o Meningkatkan ketertarikan peserta didik
untuk belajar
o Memaksimalkan potensi dan bakat yang
ada dalam diri peserta didik
o Mengasah kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran
o Menciptakan kondisi kelas yang nyaman
o Menumbuhkan pilar pembelajaran pada
peserta didik
3. Strategi dalam pembelajaran Inovatif yaitu:
o Menguasai bidang studi yang diampu
o Memahami dengan baik kelebihan serta
kekurangan pembelajaran inovatif
o Mengenal peserta didiknya dengan baik
beserta kondisi kelasnya
o Menganalisis kendala yang muncul pada
pembelajaran sebelumnya
o Memperbaiki setiap kekurangan pada
pembelajaran sebelumnya
4. Macam-macam model pembelajaran Inovatif
diantaranya:
o Model pembelajaran Kooperatif
o Model pembelajaran kontekstual
o Model pembelajaran berbasis masalah
o Model pembelajaran Realistik
o Model pembelajaran Problem Solving
o Model pembelajaran Discovery Learning
o Model pembelajaran Saintifik
5. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran
Inovatif
Kelebihan:
o Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
o Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan
dikondisikan untuk siswa agar belajar.
o Menuntut kreatifitas guru dalam mengajar.
o Hubungan antara siswa dan guru menjadi
hubungan yang saling belajar dan saling
membangun.
o Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan
membutuhkan kreatifitas guru dalam proses
pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar
aktif selama pembelajaran berlangsung
sehingga lebih efektif dalam pencapaian
tujuan pembelajaran.
o Pengetahuan dibangun dengan penemuan
terbimbing
o Perilaku dibangun atas pengalaman belajar.
Kekurangan:
o Siswa kurang aktif dalam proses belajar akan
semakin tertinggal.
7. Penggunaan PPT
a) Pengertian Power Point
Microsoft PowerPoint merupakan sebuah
program aplikasi pada Microsoft Office
yang digunakan untuk melakukan presentasi
dalam bentuk slide, baik dalam presentasi
sederhana maupun presentasi kompleks.
PowerPoint banyak digunakan oleh
pebisnis, guru, mahasiswa dan pelajar
karena penggunaannya yang tidak rumit
serta banyak desain atau template yang akan
membuat tampilan presentasi menjadi lebih
menarik.
b) Fungsi dan Manfaat Power Point
 Fungsi
a. Membuat dan mengatur berbagai
slide
b. Membuat presentasi jadi lebih
menarik karena didukung oleh
tampilan template, animasi, video,
audio, gambar, bahkan gambar 3D.
c. Memudahkan dalam presentasi
 Manfaat
a. Untuk memudahkan presentator
mempresentasikan informasi yang
akan disampaikan kepada audiens
agar jelas dan mudah dipahami.
b. Agar presentasi yang akan
disampaikan tersusun dengan rapi
dari pembuka, inti dan penutup.
c. Materi yang disampaikan berisi
point-point penting atau pokok
sehingga lebih jelas dan mudah
dipahami
d. Menjadikan presentasi lebih
menarik karena didukung gambar,
video, audio dan template
c) Pemanfaatan media Power Point dalam
pembelajaran
Di dalam pembelajaran media berfungsi
untuk menarik minat peserta didik agar
dapat mengikuti proses belajar dengan baik,
karena melalui media pembelajaran dapat
merangsang pola pembelajaran peserta didik
sehingga tujuan dari proses belajar
mengajar dapat tercapai atau mencapai hasil
yang diharapkan.
Namun banyak media yang ada belum
dimanfaatkan dengan maksimal seperti
PowerPoint. Melalui PowerPoint guru dapat
menampilkan video atau gambar yang dapat
menunjang penyampaian materi atau bahan
ajar.
4. Kondisi di Sekoah
 SMPN 2 Pringgabaya memiliki 2 LCD
dan 2 layar
 Setiap kelas sudah teraliri listrik
 SMAN 1 Wanasaba memiliki 1 LCD
 Setiap kelas sudah teraliri listrik
3 Gagalnya Peserta Didik Dalam Menjawab Soal HOTS
Setelah dilakukan analisis
terhadap kajian literatur dan hasil
wawancara, diperoleh alternatif
solusi untuk gagalnya peserta
didik dalam menjawab soal
HOTS adalah.
1. Guru melakukan pembiasaan
pengerjaan soal HOTS kepada
peserta didik melalui
permainan kartu soal.
2. Guru mengembangkan LKPD
yang dapat menstimulus
peserta didik dalam
mengerjakan soal HOTS atau
LKPD berbasis HOTS.
Berdasarkan eksplorasi alternatif
solusi, dipilih solusi yang relevan
untuk masalah gagalnya peserta
didik dalam menjawab soal HOTS
adalah.
1. Guru melakukan pembiasaan
pengerjaan soal HOTS kepada
peserta didik melalui permainan
kartu soal.
2. Mengembangkan LKPD berbasis
HOTS.
3. Guru mengembangkan LKPD
berbasis inkuiri.
4. Guru menerapkan pembelajaran
berbasis etnomatematika.
1. Guru melakukan pembiasaan pengerjaan soal
HOTS kepada peserta didik melalui
permainan kartu soal.
Analisis referensi:
Penyebab kesulitan siswa dalam menjawab soal
HOTS khususnya dalam materi SPLDV adalah
siswa kurang memahami konsep SPLDV dan
kurang berlatih dalam menyelesaikan soal terkait
SPLDV yang membutuhkan penalaran tinggi
(Kusuma dan Fatih ‘Adna: 2021).
Definisi Kartu Soal
Sebuah kartu yang berisi soal-soal.
Tujuan Permainan Kartu Soal
Untuk membiasakan siswa dalam mengerjakan
soal-soal terutama soal HOTS.
Kondisi Awal Siswa
1. Guru menyusun LKPD berbasis HOTS.
LKPD yang diharapkan adalah sebagai berikut:
● LKPD berbasis HOTS yang memuat masalah
kontekstual dan langkah-langkah kerja
menuntut siswa untuk selalu aktif dan dapat
menyelesaikan permasalahannya sendiri.
● Mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran,
● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada
peserta didik (student centered).
● Melatih menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
● Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai
dengan kecepatan masing-masing.
2. Guru menerapkan model PBL dalam
3. Mendesain pembelajaran yang
memberikan kesempatan
sebesar-besarnya bagi siswa
dalam mengkonstruksi
pengetahuannya merupakan
aktivitas pembelajaran yang
berorientasi pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
4. Guru mengembangkan LKPD
berbasis inkuiri.
5. Guru menerapkan model PBL
6. Menerapkan pembelajaran
berbasis etnomatematika
7. Guru menyusun instrumen
penilaian Higher Order
Thinking Skills (HOTS).
8. Guru memberikan pengajaran
remedial dan pengayaan.
9. Guru mengasah kemampuan
berpikir siswa dalam
memahami soal dalam bentuk
narasi.
5. Guru menerapkan model PBL
dalam pembelajaran.
6. Memberikan pekerjaan rumah
(PR) dengan soal berbasis HOTS
7. Menyajikan stimulus yang
menarik dan kontekstual
8. Memberikan penguatan materi
dengan media yang menarik dan
mudah dipahami.
● Siswa yang menonjol di kelas cenderung
orang yang sama di setiap pertemuan.
● Siswa yang terampil dalam menyelesaikan
soal kurang peduli untuk berbagi kepada
siswa lainnya.
● Siswa masih kesulitan dalam memahami
makna soal.
Kelebihan:
● Dapat menstimulasi siswa untuk terus
meningkatkan rasa ingin tahunya dalam
menyelesaikan permasalahan.
● Siswa terbiasa menyelesaikan soal.
● Menumbuhkan rasa kepedulian antar teman.
Kekurangan:
● Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran
relatif lebih lama.
● Kondisi kelas akan cenderung gaduh.
2. Menyusun LKPD berbasis HOTS.
Analisis referensi:
Pengembangan LKPD berbasis HOTS dapat
pembelajaran
Alasan mengapa PBL penting untuk diterapkan
dalam pembelajaran, yaitu:
● PBL dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yang
mana merupakan salah satu indikator HOTS.
● PBL merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami pelajaran.
● Menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
● PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
3. Membiasakan siswa mengerjakan soal-soal
HOTS yang bersifat kontekstual.
Dengan membiasakan siswa dalam menyelesaikan
soal HOTS, siswa akan lebih terlatih. Apabila
siswa sudah terbiasa, siswa akan mampu
10. Guru memahami karakter
peserta didik dalam menyusun
dan merencanakan
pembelajaran berbasis HOTS.
11. Memberikan penguatan materi
dengan media yang menarik
dan mudah dipahami
12. Memberikan penambahan
tugas atau latihan soal HOTS
13. Menumbuhkan kegiatan literasi
yang dapat menambah
pemahaman materi peserta
didik.
14. Memberikan stimulus yang
menarik dan kontekstual.
15. Memberikan pekerjaan rumah
(PR) dengan soal berbasis
HOTS.
memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi (Purwasi dan Fitriyana:
2020).
Dalam penyusunan LKPD berbasis HOT,
dibutuhkan penguasaan guru terhadap materi
ajar, Keterampilan dalam menyusun soal, dan
keterampilan guru dalam memberi stimulus
dalam pengerjaan soal yang kontekstual.
Karakteristik LKPD Berbasis HOTS
● Kerangka LKPD harus jelas seperti
termuatnya petunjuk penggunaan,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
● Penugasan yang diberikan dalam LKPD
didasarkan pada pembelajaran bernuansa
HOTS.
● LKPD harus memuat tujuan yang jelas.
● Soal tes yang disusun harus sesuai dengan
indikator.
Kondisi Lapangan
menemukan alternatif penyelesaian dalam
menyelesaikan soal HOTS.
Soal HOTS yang bersifat kontekstual akan mampu
menarik minat siswa dalam penyelesaiannya,
karena masalah tersebut dekat dengan kehidupan
mereka sehari-hari.
● Pembelajaran masih berpusat pada guru
● Siswa cenderung menghafal rumus dalam
menyelesaikan soal.
● Latihan-latihan soal masih bersifat soal
rutin.
● LKPD yang ada belum mampu
menanamkan pemahaman konsep yang baik.
Kelebihan:
● LKPD berbasis HOTS yang memuat
masalah kontekstual dan langkah-langkah
kerja menuntut siswa untuk selalu aktif dan
dapat menyelesaikan permasalahannya
sendiri.
● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada
peserta didik (student centered).
Kekurangan:
● Pengembangan LKPD berbasis HOTS
membutuhkan kompetensi guru yang baik.
● Pembagian unit-unit pelajaran dalam media
cetakan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu panjang dan peserta
didik menjadi bosan.
3. Guru mengembangkan LKPD berbasis
inkuiri.
Analisis referensi:
LKPD berbasis inkuiri yang dikembangkan valid
dan layak digunakan dalam pembelajaran
trigonometri untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) siswa (Kadarisma, dkk:
2020).
Karakteristik LKPD Berbasis inkuiri
● LKPD yang disusun harus berciri khas
model inkuiri, seperti:
➢ Merumuskan masalah
➢ Merumuskan hipotesis
➢ Merancang hipotesis
➢ Melakukan percobaan untuk
memperoleh data
➢ Mengumpulkan data dan
menganalisisnya
➢ Membuat kesimpulan.
Kelebihan:
● LKPD berbasis inkuiri dapat melatih
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada
peserta didik (student centered).
Kekurangan:
● Pengembangan LKPD berbasis inkuiri
membutuhkan kompetensi guru yang baik.
● LKPD yang kurang menarik membuat
peserta didik menjadi cepat bosan.
Kondisi Lapangan
● Pembelajaran masih berpusat pada guru.
● Siswa cenderung menghafal rumus dalam
menyelesaikan soal.
● Latihan-latihan soal masih bersifat soal
rutin.
● LKPD yang ada belum mampu
menanamkan pemahaman konsep yang baik.
4. Guru menerapkan pembelajaran berbasis
etnomatematika
Analisis referensi:
Indikator HOTS diturunkan dari indikator
berpikir kritis dan kreatif (Masitoh dan Aedi:
2020)
Etnomatematika memiliki relevansi dengan
indikator pada kemampuan berpikir kritis, yang
meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, dan
keputusan (Suhartini dan Adhetia Martyanti:
2017).
Definisi Etnomatematika
Etnomatematika didefinisikan sebagai
matematika yang dipraktikkan di antara
kelompok budaya yang dapat diidentifikasi, yang
berkaitan dengan konsep matematika dan teknik-
teknik yang dikembangkan di budaya yang
berbeda untuk menyelesaikan masalah
kehidupan nyata (D’Ambrosio: 2001).
Objek Etnomatmatika
● Lambang-lambang
● Bangunan
● Bahasa
Kelebihan:
● Siswa dapat mengkonstruksi pengalaman
bermakna baik di dalam maupun di luar
kelas dengan memfokuskan pada budaya.
● Peserta didik dapat mengaitkan ilmu
matematika dengan objek budaya di sekitar
mereka.
● Mengasah kemampuan bernalar siswa.
Kekurangan:
● Pembelajaran berbasis etnomatematika sulit
untuk diterapkan pada materi tertentu.
● Membutuhkan waktu yang cukup lama
karena siswa harus mengamati bentuk/objek
yang nyata.
5. Guru menerapkan model PBL dalam
pembelajaran.
Analisis referensi:
Problem Based Learning (PBL) merupakan
model yang membawa masalah dari kehidupan
nyata ke dalam matematika. PBL memberikan
kesempatan bagi siswa untuk memilih terkait apa
yang akan dipelajarinya sehingga pembelajaran
menjadi lebih kolaboratif dan pendidikan yang
berkualitas pun akan terwujud. PBL ini diyakini
sebagai model yang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa (Fristadi dan
Bharata: 2015).
Karakteristik PBL
● PBL menitik beratkan pada bagaimana
menggerakkan siswa dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan.
Kelebihan:
● Memotivasi peserta didik dengan
melibatkannya di dalam pembelajaran.
● Dapat meningkatkan kemampuan analisis
peserta didik.
● Dapat meningkatkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
● Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna.
● Siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilannya secara simultan dan
mengaplikasikannya ke dalam konteks yang
relevan.
● Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.
Kekurangan:
● Siswa yang terbiasa dengan informasi yang
diperoleh dari guru sebagai narasumber
utama, akan merasa kurang nyaman dengan
cara belajar sendiri dalam pemecahan
masalah.
● Manakala siswa tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
6. Memberikan pekerjaan rumah (PR) dengan
soal berbasis HOTS.
Analisis referensi:
Roestiyah (dalam Heri Sujarwo, 2020)
menjelaskan bahwa untuk menjadikan
pembelajaran lebih bermutu guru perlu
memberikan tugas-tugas di luar jam
pembelajaran. pemberian tugas di luar jam
pembelajaran diperlukan sebagai selingan untuk
variasi teknik penyajian ataupun berupa
pekerjaan rumah. Menurut Roestiyah pemberian
tugas atau latihan yang dikerjakan di rumah
kepada siswa, bertujuan agar siswa memiliki
hasil yang lebih mantap, karena dengan
mengerjakan PR siswa melaksanakan latihan-
latihan secara mandiri.
Tujuan memberikan Tugas Rumah (PR)
dengan soal berbasis HOTS
Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran yang dipelajari di sekolah dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal berbasis HOTS.
Kondisi awal:
Ada beberapa siswa yang tidak berinisiatif
belajar mandiri di rumah, misalkan seperti
membaca buku pelajaran dan mencoba
menyelesaikan soal-soal.
Kelebihan:
- Siswa akan mengerjakan soal atau latihan-
latihan secara mandiri. (Roestiyah dalam
Heri Sujarwo, 2020)
- Siswa akan berfikir secara kreatif dan kritis
untuk dapat mengerjakan pekerjaan
rumahnya. (Heri Sujarwo, 2020)
- Menurut Soetopo dan Soemanto (dalam
Heri Sujarwo) pemberian PR dapat
membuat siswa belajar mengatur waktu,
melatih diri untuk bertanggung jawab,
mereview pelajaran yang telah diberikan,
meningkatkan keterampilan, belajar
mengatasi masalah.
- Dengan memberikan tugas rumah dengan
soal berbasis HOTS, siswa akan
mengembangkan kreativitas dirinya dengan
mencari alternatif dalam menyelesaikan soal
HOTS tersebut.
- Siswa akan terbiasa menyelesaikan soal-soal
HOTS.
Kekurangan:
- ada siswa yang mengerjakan PR, tidak
dengan usahanya sendiri (mencontek)
7. Menyajikan stimulus yang menarik dan
kontekstual
Analisis referensi:
Stimulus atau rangsangan adalah istilah yang
digunakan oleh psikologi untuk menjelaskan
suatu hal yang merangsang terjadinya respon
tertentu.(Saeful Mujab & Mustofa Kamal,
2021)
Stimulus Kontekstual yaitu semua stimulus yang
dialami seseorang baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan. (Jek Amidos Pardede, 2018)
Tujuan menyajikan Stimulus yang menarik
dan kontekstual
Dengan menyajikan stimulus yang menarik dan
kontekstual, diharapkan siswa akan bersemangat
dan termotivasi karena stimulus yang diberikan
menarik dan dekat dengan kehidupan mereka
sehari-hari.
Kelebihan:
Stimulus yang menarik dan kontekstual akan
merangsang semangat belajar siswa, karena hal
tersebut dekat dengan kehidupan mereka sehari-
hari
Kekurangan:
Karakteristik siswa yang berbeda-beda akan
membuat guru kesulitan dalam menentukan
stimulus yang menarik menurut siswa.
8. Memberikan penguatan materi dengan media
yang menarik dan mudah dipahami.
Analisis Referensi:
Menurut Muhammad Ali (Nurotun
Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi, 2020)
bahwa media pembelajaran diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (message), merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong proses belajar.
Nurotun Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi
(2020) menyatakan bahwa fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu
pembelajaran yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh pendidik.
Sedangkan menurut Hamalik (Nurotun
Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi, 2020),
pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
rangsangan dan motivasi belajar, dan membawa
pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Kelebihan:
Menurut Rejeki dkk (2020), keuntungan
penggunaan media dalam pembelajaran adalah:
a. Media pembelajaran yang di rancang dengan
baik dapat memudahkan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Mendukung pembelajaran individual sesuai
kemampuan siswa.
d. Dapat digunakan sebagai penyampaian
pesan langsung.
Menurut Lia Portanta dkk (2017), kesulitan
yang sering dihadapi guru dalam memanfaatkan
media pembelajaran adalah:
a. Guru kesulitan menerapkan media jika siswa
ribut ketika guru menjelaskan materi dengan
media
b. Masih ada media yang belum dipahami dan
dimengerti terutama media yang tergolong
canggih
c. Susah mencari media yang tepat dengan
materi yang tergolong rumit.
d. Guru belum bisa menggunakan media
dengan baik.
e. Masih ada siswa yang belum mengerti isi
materi walaupun sudah menggunakan
media.
4 Belum terintegrasinya TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) dalam pembelajaran
Berdasarkan kajian
literatur,wawancara kepada
guru,kepala sekolah di peroleh
eksplorasi alternatif solusi sebagai
berikut:
1. Guru harus mampu
Berdasarkan kajian
literatur,wawancara kepada pakar,
kepala sekolah, dan teman guru
sejawat, maka solusi yang relevan
yang dapat dilakukan oleh guru
sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menerapkan pendekatan
TPACK dalam pembelajaran
TPACK merupakan singkatan
dari technological pedagogical content
knowledge. TPACK adalah pengetahuan
tentang pentingnya integrasi antara teknologi
Berdasarkan analisis penentuan solusi adapun
alternatif solusinya adalah.
1. Guru seharusnya bisa menggunakan ppt dalam
pembelajaran. Dengan menggunakan ppt:
 Materi pembelajaran akan menjadi lebih
menarik.
menerapkan pendekatan
TPACK dalam pembelajaran
karna dapat meningkatkan
hasil belajar kognitif
2. Pembelajaran menggunakan
media TIK
3. Guru harus selalau
mengupdate diri sesuai
dengan pengkembangan
zaman
4. Menggunakan Power Point
interaktif
5. Menggunakan vidio
pembelajaran yang menarik
6. Mengoptimalkan penggunaan
IT dalam proses pembelajaran.
7. Memperbanyak literasi
pembelajaran mengenai IT
8. Membuat soal latihan yang
berbasis game seperti quizziz
9. Sekolah wajib mengadakan
workshop tentang penggunaan
1. Harus mampu menerapkan
pendekatan TPACK dalam
pembelajaran
2. Mengoptimalkan penggunaan IT
dalam proses pembelajaran.
3. Menggunakan Power Point
interaktif
4. Menggunakan media
pembelajaran vidio interaktif
5.Membuat soal latihan yang
berbasis game seperti quizziz
dan pedagogik dalam pengembangan konten di
dunia pendidikan. Pendekatan ini diharapkan
mampu memberikan arahan baru bagi pendidik
tentang bagaimana menerapkan teknologi di
dalam pembelajaran, sehingga kegiatan
pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan
efisien.
TPACK terdiri dari tiga komponen berikut:
 Teknologi
 Pedagogik
 Konten pengetahuan
Unsur TPACK.
1. Pedagogical knowledge (PK)
PK berisi pengetahuan yang harus dikuasai guru
dalam pembelajaran, misalnya metode mengajar,
pengelolaan kelas, merencanakan pembelajaran,
penilaian kegiatan siswa, dan sebagainya.
Bapak/Ibu biasa mengenal PK dengan istilah
 Penyampaian pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien.
 Materi pembelajaran disampaikan secara
utuh, ringkas, dan cepat melalui poin-poin
materi.
2. Guru seharusnya menggunakan vidio
pembelajaran yang menarik
Dengan menggunakan media vidio pembelajaan
dapat
 Meningkatkan motivasi belajar pesera
didik.
 Menjadikan peserta didik senang untuk
belajar.
 Membuat peserta didik lebih cepat
memahami dan mengingat
 Meningkatkan perhatian peserta didik
Pada pembelajaran abad ke 21 ini guru dituntut
untuk bisa mengikuti perkembangan zaman yang
sesuai dengan generasi yang dekat dengan digital
seperti :
3. Mampu menerapkan pendekatan TPACK
dalam pembelajaran
TIK dalam materi
pembelajaran tentunya
didukung oleh fasilitas
sekolah.
10. Harus dilakukan yaitu
penguasaan pedagogi yang
bervariasi, mampu merancang
pembelajaran yang tidak
hanya menitik beratkan pada
hasil belajar, tetapi juga
aktivitas belajar, dan
keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Gusnidar,dkk
(2018) maka dapat disimpulkan
bahwa perangkat pembelajaran
matematika kerangka kerja
TPACK bahwa komponen
Technology Content Knowledge
(TCK) mempunyai pengaruh
paling besar terhadap kemampuan
pengetahuan pedagogik.
2. Content knowledge (CK)
Jika PK terkait serangkaian proses yang harus
dikuasai guru dalam pembelajaran, maka CK
terkait dengan substansi materi yang harus
dikuasai guru dalam pembelajaran.
Penguasaan materi seorang pendidik akan
berpengaruh pada pemahaman peserta didik
pada materi yang diajarkan. Oleh sebab itu,
Bapak/Ibu harus memahami dengan baik
kedudukan CK dalam pembelajaran.
3. Technology knowledge (TK)
TK merupakan pengetahuan tentang pentingnya
integrasi teknologi dalam pembelajaran.
Teknologi bisa dimanfaatkan dalam proses
komunikasi, pengolahan data peserta didik, serta
penunjang produktivitas guru.
Terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang
ini, teknologi sudah menjadi faktor penting yang
harus dikuasai oleh semua kalangan, baik guru
maupun siswa.
4. Pedagogical content knowledge (PCK)
TPACK merupakan optimalisasi TK yang
digunakan dalam pembelajaran untuk
mengintegrasikan CK, PK, dan PCK menjadi
satu kesatuan yang utuh yang dapat
menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif, efisien dan lebih menarik.
penalaran deduktif. Saran yang
harus dilakukan yaitu penguasaan
pedagogi yang bervariasi, mampu
merancang pembelajaran yang
tidak hanya menitik beratkan pada
hasil belajar, tetapi juga aktivitas
belajar, dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa.
Sumber : Sutrisno, Sutrisno, and
Syaiful Syaiful. "Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Matematika Berdasarkan
Kerangka Kerja TPACK pada
Materi Lingkaran untuk
Mengoptimalkan Kemampuan
Penalaran Deduktif." AKSIOMA:
Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika 7.3 (2018): 403-412.
11. Mengembangkan bahan ajar
berbasis TPACK seperti
Ecoprint, aplikasi geogbra dan
demos
PCK lebih fokus pada proses pembelajaran yang
nantinya akan dipilih guru pada materi yang
sedang diajarkan. PCK memuat pemilihan
metode mengajar, rencana pembelajaran, sampai
fasilitas pendukung pembelajaran.
5. Technological content knowledge (TCK)
TCK merupakan pengetahuan tentang pengaruh
teknologi pada suatu disiplin ilmu pengetahuan.
Artinya, seberapa besar pengaruh teknologi pada
perkembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan.
6. Technological pedagogical knowledge (TPK)
TPK merupakan pengetahuan yang memuat
hubungan antara teknologi dan proses
pembelajaran. Melalui TPK inilah guru bisa
memahami kelebihan serta kekurangan teknologi
dalam pembelajaran untuk kemudian dijadikan
bahan evaluasi.
7. Technological pedagogical content
knowledge (TPACK)
TPACK merupakan integrasi antara ketiga
komponen, yaitu teknologi, pedagogik, dan
konten pembelajaran. Di era serba teknologi
Sumber: Damayanti, Herry Novis.
"Pengembangan Bahan Ajar
Ecoprint berbasis TPACK pada
Pembelajaran Matematika Materi
Transformasi di SMAN 1
Klaten." Seminar Nasional
Pembelajaran Matematika. 2022.
.
seperti sekarang ini, guru dituntut untuk mahir
dalam mengintegrasikan ketiganya. Terlebih
lagi, sudah banyak
bermunculan platform penunjang pembelajaran
(e-learning), salah satunya Quipper Video.
Sumber : https://www.quipper.com/id/blog/info-
guru/tpack/
Kelebihan TPACK dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut.
 Meningkatkan pemahaman siswa melalui
keterlibatan teknologi.
 Meningkatkan keterampilan guru dalam
mengolaborasikan teknologi
dalam pembelajaran.
 Peserta didik mendapatkan tantangan baru
dalam proses belajarnya.
Kekurangan : belum tersedianya sarana yang
lengkap di sekolah, seperti LCD yang jumlahnya
terbatas, fasilitas internet yang tidak menyeluruh di
setiap kelas
2. Guru harus bisa mengoptimalkan penggunaan IT
dalam pembelajaran
Analisis :
a. Dengan pemanfaatan IT yang baik dapat
mempermudah proses pembelajaran,
membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran, dapat menarik perhatian siswa
dan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Pemanfaatan teknologi dapat digunakan
guru dalam berkomunikasi dengan orang tua
siswa. Selain sebagai alat pembelajaran bagi
siswa dan alat komunikasi, pemanfaatan
teknologi informasi juga berguna bagi guru
dalam proses pengajaran.
c. Guru dapat menjadi contoh atau roll model
dalam penggunaan dan pemanfaatan
teknologi secara baik dan cara penggunaan
yang benar.
d. Pemanfaan teknologi informasi akan
mempermudah guru dalam menyampaikan
materi yang diajarkan, juga dapat
meningkatkan pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien.
e. Pemanfaatan teknologi akan menjadikan
inovasi bagi guru dalam belajar mengajar
selain itu dapat tercipta suasana yang lebih
menarik dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
f. Penggunaan media lcd proyektor salah satu
pemanfaatan teknologi dalam proses belajar,
dengan adanya teknologi guru akan lebih
mudah dalam menyapaikan materi yang
akan diajarkan.
g. Adanya teknologi mempermudah siswa
dalam mencari atau mengumpulkan
informasi terkait dengan materi yang
diajarkan.
kelebihan : pembelajaran menggunakan IT
terutama LCD proyektor menjadikan penyampaian
materi lebih menarik
Kekurangan: harus menggunakan alat yang
mendukung seperti LCD yang di sekolah jumlahnya
terbatas
3. Guru menggunakan ppt dalam pembelajaran
Keadaan lapangan:
Siswa yang sering mengobrol, bermain, sering
izin keluar, mengantuk pada saat guru
menjelaskan dikelas merupkan dampak dari
tidak adanya media yang gunakan guru dikelas
oleh sebab itu penggunaan ppt merupakan salah
satu solusi yang relevan yang dapat
diimplementasikan pada saat pembelajaran.
Kelebihan penggunaan ppt
 Mudah diaplikasi sehingga dapat digunakan
untuk semua ukuran kelas.
 Mempunyai variasi teknik penyajian yang
menarik sehingga tidak membosankan.
 Bisa menyajikan berbagai kombinasi
gambar, warna, animasi dan suara serta
clipart yang menarik perhatian.
 Bisa digunakan berulang-ulang.
Kelemahan power point:
 Tidak semua materi bisa disajikan
menggunakan power point.
 Perlu mempunyai keterampilan khusus
untuk menuangkan ide yang baik pada
desain program yang dibuat agar gampang
dicerna.
 Perlu memiliki persiapan apabila
menggunakan teknik penyajian animasi
yang kompleks.
 Harus menggunakan alat LCD yang
jumlahnya terbatas di sekolah
4. Guru menggunakan vidio pembelajaran yang
menarik
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video
pembelajaran adalah media yang menyajikan audio
dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran
baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran
Tujuan Media Video Menurut Cheppy Riyana
(2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan
ajar bertujuan untuk :
1) Memperjelas dan mempermudah penyampaian
pesan agar tidak terlalu verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indera peserta didik maupun instruktur
3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Sumber :
http://repository.unj.ac.id/12517/2/BAB%20I.pdf
Keunggulan media vidio dalam pembelajaran
adalah mampu menampilkan gambar bergerak dan
suara, yang mana hal tersebut merupakan satu daya
tarik tersendiri karna siswa mampu menyerap pesan
atau informasi dengan menggunakan lebih dari satu
indra
Kelemahan:
 Komunikasi bersifat satu arah dan perlu
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan
balik yang lain.
 Kurang mampu menampilkan detail objek
yang disajikan secara sempurna.
Refrensi yang bisa digunakan untuk apersepsi:
 https://www.youtube.com/watch?v=1T2gaG5v
Pk8
 https://www.youtube.com/watch?v=eQv10AP5
BG0
 https://youtu.be/_38lKu77qhc ini berisi lagu
operasi pecahan
5. Membuat soal latihan yang berbasis game
seperti quizziz
Terdapat berbagai macam fitur yang tersedia
dalam aplikasi Quizizz, yang bisa dimanfaatkan
menjadi salah satu sarana Guru dalam memberikan
tugas atau pekerjaan rumah. Disamping
mengerjakan tugas, siswa bisa merasakan
pembelajaran yang tidak terlalu berat dalam
memikirkan jawaban, karena dalam aplikasi
Quizizz memiliki tampilan segar dan kaya akan hal-
hal yang menyenangkan. Sebuah permainan
memang tidak akan lepas denga unsur kreatif,
inovatif, petualangan, dan menyenangkan, yang
kemudian bisa menumbuhkan motivasi positif
keinginan belajar dari setiap siswa.Sehingga, dapat
mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan secara
konkret dan rata.
Menurut Unik Hanifah Salsabila, dkk (2020)
kelebihan dan kekuarangan quizziz sebagai
berikut:
Kelebihan:
 Ketika siswa menjawab soal atau kuis dengan
benar, setelah itu akan muncul berapa poin
yang didapatkan dalam satu soal, juga
mendapatkan ranking atau peringkat berapa
dalam menjawab kuis tersebut.
 Bilamana siswa menjawab kuis tersebut salah,
maka akan muncul jawaban yang benar, guna
koreksi mandiri bagi siswa.
 Ketika telah dinyatakan selesai mengerjakan
kuis, pada sesi akhir atau penutup, sebelumnya
akan di tampilkan review question guna
mencermati kembali jawaban yang telah
dipilih.
 Dalam mengerjakan kuis, setiap siswa
mendapatkan soal kuis yang berbeda-beda,
karena telah di acak secara otomatis, sehingga
meminimalisir kecurangan.
Kekurangan :
 Jaringan atau internet, yang sewaktu-waktu
bermasalah
 Ketika mengerjakan, siswa dapat membuka tab
baru, itu artinya siswa bisa masuk dengan
mudah menggunakan tab lain untuk mencari
jawaban.
 Dalam permasalahan waktu, siswa yang
mulanya bisa mendapatkan peringkat atas,
memiliki kemungkinan penurunan peringkat,
dikarenakan manajemen waktu yang kurang
tepat.
 Akan menjadi kendala atau permasalahan
tambahan, bila siswa terlambat bergabung
Sumber: https://online-
journal.unja.ac.id/JIITUJ/article/download/11605/1
0463#:~:text=Quizizz%20sendiri%2C%20merupak
an%20aplikasi%20permainan,pembelajaran%20yan
g%20menarik%20dan%20menyenangkan.

More Related Content

What's hot

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfUlfaKhoirunisa2
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxyusepputra99
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxHasanCkp
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxRafidraffa
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfSusiloWardani5
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docAbdulRosyd1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxRiriwaJeurukPurut
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiqbal
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfYusriRahayu1
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfadenurosita
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfmutia171878
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxangga678964
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfssuserfcbfd21
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxMariaDivaSimamora
 

What's hot (20)

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 

Similar to LK 2.2 ppg daljab.pdf

Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...yunita M
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Taryadi Taryadi
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfneno38
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Reciprocal teaching windi widiawati (0903575)
Reciprocal teaching  windi widiawati (0903575)Reciprocal teaching  windi widiawati (0903575)
Reciprocal teaching windi widiawati (0903575)Interest_Matematika_2011
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learningAbang Takujeng
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahusSurur19
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...noussevarenna
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMas Yudi
 

Similar to LK 2.2 ppg daljab.pdf (20)

ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
17630173.ppt
17630173.ppt17630173.ppt
17630173.ppt
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
Pp rt
Pp rtPp rt
Pp rt
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
A
AA
A
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Reciprocal teaching windi widiawati (0903575)
Reciprocal teaching  windi widiawati (0903575)Reciprocal teaching  windi widiawati (0903575)
Reciprocal teaching windi widiawati (0903575)
 
Pbl
PblPbl
Pbl
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learning
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 

LK 2.2 ppg daljab.pdf

  • 1. LK 2.2 PENENTUAN SOLUSI NAMA : SURYA ARIAN BAKRI NIM : E1R222046 NO Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis Alternatif Solusi 1 Rendahnya motivasi belajar matematika Berdasarkan kajian literatur, wawancara kepada pakar, kepala sekolah, dan teman guru sejawat di peroleh eksplorasi alternatif solusi sebagai berikut: 1. Penerapan Pembelajaran Scaffolding 2. Pendekatan Personal 3. Penerapan Pembelajaran Kontekstual 4. Memanfaatkan Media Aplikasi Quizizz 5. Penerapan Model Pembelajaran Reward & Punishment Berdasarkan kajian literatur, wawancara kepada pakar, kepala sekolah, dan teman guru sejawat, maka solusi yang relevan yang dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut: 1. Penerapan Pembelajaran Scaffolding 2. Pendekatan Personal 3. Pembelajaran Kontekstual 4. Pemberian Reward & Punishment 5. Penggunaan Media Pembelajaran 6. Memanfaatkan LKPD dan memasukkan manfaat materi 1. Penerapan Pembelajaran Scaffolding Analsisisnya:  Teori Scaffolding pertama kali diperkenalkan pada akhir 1950 oleh seorang psikolog kognitif bernama Jerome Bruner. Teori Bruner terinspirasi dari konsep assisted learning milik Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang fokus mempelajari perkembangan anak.  Scaffolding yang dimaksudkan adalah pemberian bantuan secukup- nya kepada siswa yang didasarkan pada bentuk kesulitan yang dialami oleh siswa. Scaffolding pertama kali digagas oleh Vygotsky, seorang ahli psikologi dari Rusia, yang selanjutnya dipopulerkan oleh Bruner, seorang ahli pendidikan matematika.  setiap anak mempunyai apa yang disebut Solusi 1: Analis alternatif solusi yang diambil dari permasalahan rendahnya motivasi belajar matematika para peserta didik adalah: Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan pendekatan Kontekstual Kelebihan Model Pembelajaran Tersebut adalah:  Dalam pelaksanaan pembelajaran konstektual model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara Kritis, logis dan sistematis pada peserta didik.  Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa bertahan lebih lama karena memahami dengan menerapkan.  Membantu siswa untuk mengembangkan
  • 2. 6. Menggunakan Media Dakota (Dakon Matematika) 7. Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi 8. Penggunaan Media Pembelajaran 9. Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya 10. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw 11. Penerapan Pembelajaran Discovery Learning 12. Penerapan Model PBL 13. Penerapan Model PjBL 14. Penerapan Metode Mind Mapping 15. Penggunaan Vidio Pembelajaran 16. Pembelajaran berbasis TIK, salah satunya dengan menggunakan Google pelajaran dalam kehidupan sehari-hari 7. Penggunaan Media Vidio Pembelajaran 8. Pembelajaran Tutor Sebaya 9. Penerapan Model PBL dengan Zone of Proximal Development (ZPD), yang dikatakan sebagai jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi. Dalam hal ini Vygotsky berpendapat bahwa ,siswa akan mampu mencapai daerah maksimal bila dibantu secukupnya. Apabila siswa belajar tanpa dibantu, dia akan tetap berada di daerah actual tanpa bisa berkembang ketingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, atau memberikan contoh.  Byrnes (Hartman, 2001) menyatakan, Vygotsky telah mengidentifikasi empat fase pembelajaran scaffolding, yaitu  pemodelan, dengan penjelasan  secara verbal,  peniruan terhadap pemodelan oleh guru,  masa ketika guru mulai menghilangkan bantuannya, dan keterampilan berfikir dan keterampilan menyelesaikan masalah  Model PBL memfokuskan pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran kelompok  Model ini membantu siswa mengembangkan berfikir siswa dalam mencari pemecahan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan rasional dan otentik Solusi 2: Penerapan Pembelajaran Scaffolding. Alasan mendasar pemilihan solusi Perlu adanya scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa rendah adalah scaffolding merupakan suatu cara yang dapat digunakan guru untuk meminimalis kesulitan siswa dalam belajar matematika ataupun dalam pemecahan masalah
  • 3. classroom 17. Menggunakan media bebasis digital misalnya dengan menggunakan media pembelajaran macromedia flash dan game edukasi. 18. Meningkatkan penguasaan materi profesional dalam pembelajaran 19. Guru melakukan pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada peserta didik 20. Memanfaatkan LKPD dan memasukkan manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari  siswa telah mencapai level penguasaan seorang ahli. Pada fase ke-2, guru harus secara konstan menilai pemahaman dan memberikan bantuannya sesering mungkin. Pada fase ke-3, secara bertahap guru mengurangi bantuannya seperti halnya ketika guru memulai penguasaan materi yang baru  Sementara itu, menurut Tumbull et al. (Hartman, 2002) menyatakan scaffolding melibatkan dua tahap utama.  Tahap ke-1, pengembangan rencana pembelajaran untuk mengarahkan siswa dari keadaan apa yang sudah ia ketahui menuju pemahaman materi baru yang lebih mendalam.  Tahap ke2, melaksanakan rencana, dan guru menyediakan dukungan kepada siswa setiap tahap proses belajar. Pada tahap ke-1, hendaknya rencana scaffolding ditulis secara hati-hati berdasarkan apa yang siswa sudah ketahui atau yang mampu untuk melakukan sesuatu. Guru harus menyiapkan penilaian yang matematika. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, atau memberikan contoh. Solusi 3: Menggunakan model pembelajaran PBL dengan metode Tutor Sebaya dengan bantuan media LKPD Kelebihan model pembelajaran PBL Dengan menggunakan LKPD yang di dalamnya terdapat manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat:  termotivasi belajar matematika dan terlibat aktif dalam pembelajaran,  peserta didik dapat mengetahui manfaat dari pelajaran yang diterima dan kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan nyata,  meningkatkan kerja sama antar peserta didik  Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran  Membantu peserta didik dalam
  • 4. terus menerus dan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.  Hogan dan Pressley (Hartman, 2002) menyebutkan ada lima teknik pembelajaran scaffolding berbeda, yaitu pemodelan dari tingkah laku yang diinginkan, memberikan penjelasan, mengundang partisipasi siswa, memverifikasi dan mengklarifikasi pemahaman siswa, dan mengundang siswa untuk memberikan isyarat (clues). Cara menerapkan Scafolding saat mengajar:  Tunjukkan dan beri penjelasan  Jelaskan dari apa yang mereka alami  Selalu beri waktu untuk berdiskusi  Kupas kosa kata sulit sebelum memulai pembelajaran  Gunakan materi visual  Kelebihan Pembelajaran Scaffolding  Membiasakan Peserta didik untuk belajar mandiri  Menumbuhkan keingintahuan peserta didik mengembangkan konsep  Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.  Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.  Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatanbelajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis Hal ini karena memperhatikan kondisi lapangan di sekolah. Ketika menjelaskan materi pelajaran, persentase jumlah siswa yang kurang paham lebih banyak daripada yang mudah memahami, sehingga guru harus mempunyai banyak strtegi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi yang bisa digunakan diantara dengan pembelajran scafollding, tutor sebaya, menggunakan LKPD, dan pembelajaran kontekstual.
  • 5. mengenai pembelajaran yang akan berlangsung  Mengembangkan bakat peserta didik dari awal  Membantu kegagalan siswa dalam perkembangan kognitif, diri, dan menghargai diri.  Menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan menerima murid.  Murid merasa nyaman dan bebas dalam mengemukakan pertanyaan dan mendukung teman sekelasnya dalam pembelajaran.  Tingkat stres murid berkurang.  Murid merasa terlibat dalam pembelajaran dan termotivasi untuk belajar.  Guru yang menggunakan metode mengajar Scaffolding menjadi lebih berperan sebagai mentor maupun fasilitator pembelajaran, ketimbang menjadi sumber pengetahuan utama.  Murid diberikan ruang untuk berperan aktif dalam pembelajaran.  Metode Scaffolding menarik minat siswa untuk terlibat dalam diskusi yang dinamis dan berarti.
  • 6.  Murid dapat memenuhi objektif pembelajaran.  Metode ini dapat menjadi identifikasi awal para siswa yang berbakat.  Kekurangan Pembelajaran Scaffolding  Peserta didik kurang percaya diri saat bantuan dari guru berkurang  Pemberian scaffolding yang berlebihan menjadikan peserta didik terlalu bergantung pada guru dan tidak mandiri. Obeservasi lapangan: Perbandingan jumlah Peserta didik yang mudah dalam memahami materi pelajaran di kelas dengan yang lebih lambat dalam memahami pelajaran sangat jauh. Sehingga dalam membantu Peserta didik dalam memahami materi pelajaran diperlukan bantuan dari guru dengan pembelajaran scaffolding 2. Pendekatan Personal Teori yang melandasi pendekatan personal Pendekatan ini mengarah pada teori lev Vygotsky.
  • 7. Teori Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran juga dikenal dengan sebutan scaffolding yaitu memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak itu untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar setelah ia mampu melakukannya sendiri. Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan anak. Pendekatan personal adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing- masing individu. Pendekatan personal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan personal lebih menekankan pada perbedaan setiap individu. Komponen pendekatan personal o Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa dalam kelompok kecil maupun perorangan.
  • 8. o Mendengarkan secara simpatik pikiran- pikiran yang dikemukakanoleh siswa. o Mendengarkan apresiasi secara positif yang dikemukakan oleh siswa. o Membangun hubungan saling mempercayai. o Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa. o Menerima perasaan siswa dengan penuh perhatian dan terbuka. o Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi Hasil Observasi lapangan: Peserta didik yang ada di sekolah berasal dari berbagai daerah dan lingkungan yang berbeda, baik itu berhubungan dengan perhatian orang tua ataupun pola belajar Peserta didik. Sehingga peran guru sebagai orang tua di sekolah adalah melakukan pendekatan secara personal kepada peserta didik, agar hubungan emosional antara siswa dan guru lebih terikat dengan baik. Jika hubungan antara siswa dengan guru sudah baik, maka siswa bisa
  • 9. lebih bersemngat dalam belajar.  Kelebihan Pendekatan Personal  Peserta didik lebih memahami apa yang disampaikan oleh pendidik  Meningkatkan kemampuan dan prestasi peserta didik  Peserta didik bisa tertular nilai-nilai positif yang dimiliki oleh pendidik  Meningkatkan hubungan yang baik antara pendidik dengan peserta didik  Kekurangan Pendekatan Personal  Terkadang sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan personal kepada siswa yang sifatnya introvert 3. Pembelajaran Kontekstual Pada mulanya Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
  • 10. oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Model kontekstual merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahuinya”. Menurut Nadawidjaya (dalam Kunandar), dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan inovatif. Pembelajaran kontekstual akan mendorong ke arah belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
  • 11. antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Komponen Pembelajaran Kontekstual:  Kontruktivisme  Inquiry  Questioning  Learning community  Modelling  Reflection  Authentic assessment Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kontekstual:  Kerjasama  Saling menunjang  Menyenangkan  Tidak membosankan  Belajar dengan bergairah  Pembelajaran terintegrasi  Menggunakan berbagai sumber  Siswa aktif
  • 12. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual  Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir secara kritis, logis, dan sistematis.  Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa bertahan lebih lama karena memahami dengan menerapkan.  Peserta didik bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitar.  Meningkatkan kreativitas peserta didik berkaitan dengan permasalahan yang ada di sekitar yang disesuaikan dengan keilmuan yang didapatkan.  Kekurangan Pembelajaran Kontekstual o Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang o Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual ini akan terus tertinggal dan
  • 13. sulit untuk mengejar ketertinggalan 4. Pemberian Reward & Punishment Metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumber dari teori behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan adanya penerapan reward peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar sedangkan pemberian punishment dapat memberikan batasan atau ruang gerak bagi murid supaya tidak melakukan pelanggaran atau kesalahan sesuai aturan yang berlaku.  Reward diberikan sebagai motivasi dan juga penghargaan yang diberikan kepada peserta didik  Punishment bertujuan sebagai pencegahan suatu kelalaian peserta didik
  • 14. Kelebihan Pemberian Reward & Punishmen  Memberikan pengaruh yang cukup besar kepada siswa untuk melakukan perbuatan positif  Dapat menjadi pendorong siswa lainnya untuk mengikuti siswa yang telah mendapatkan reward dari gurunya  Siswa tidak lagi melakukan kesalahan yang sama Kekurangan Pemberian Reward & Punishmen  Siswa yang mendapatkan reward merasa lebih dibandingkan siswa yang tidak mendapatkan reward.  Siswa yang mendapatkan punishment merasa kurang percaya diri dan takut  Mengurangi keberanian anak untuk bertindak. 5. Penggunaan Media Pembelajaran Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar.
  • 15. Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Dalam memilih media pembelajaran yang tepat bagi siswa, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa kriteria tersebut seperti poin-poin berikut ini.  Sesuai dengan materi pembelajaran.  Praktis, luwes, dan bertahan.  Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.  Karakteristik siswa.  Kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan.  Fasilitas pendukung.  Biaya. Prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat
  • 16. pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah:  Memotivasi siswa dalam belajar,  Memahami perbedaan individu,  Sesuai dengan tujuan pelajaran,  Isi yang terorganisasi,  Ketersediaan siswa dalam belajar,  Menumbuhkan emosi siswa,  Menumbuhkan partisipasi siswa,  Memberikan Umpan balik,  Penguatan,  Latihan dan Latihan,  Penerapan. o Kelebihan  Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik  Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya  Metode mengajar lebih berfariasi sehingga siswa tidak cepat bosan
  • 17.  Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran b. Kekurangan  Pembelajaran menggunakan alat peraga, lebih banyak menuntut guru.  Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan  Dibutuhkan pengorbanan secara materi dalam pembuatannya 6. Memanfaatkan LKPD dan memasukkan manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik, dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik. Tujuan LKPD dibagi lima macam bentuk yaitu: 1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan
  • 18. suatu konsep 2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. 3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar 4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan 5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk pratikum Dengan menggunakan LKPD yang di dalamnya terdapat manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat:  termotivasi belajar matematika dan terlibat aktif dalam pembelajaran,  peserta didik dapat mengetahui manfaat dari pelajaran yang diterima dan kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan nyata,  meningkatkan kerja sama antar peserta didik  Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran  Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep  Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
  • 19.  Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.  Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis 7. Penggunaan Media Vidio Pembelajaran Video merupakan media elektronik yang mampu menggabungkan teknologi audio dan visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis dan menarik. Media video memiliki fungsi sebagai media pembelajaran yaitu:  Fungsi atensi, Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik perhatian dan mengarahkan konsentrasi audiens pada materi video  Fungsi afektif, Fungsi afektif yaitu media video mampu
  • 20. menggugah emosi dan sikap audiens.  Fungsi kognitif Fungsi kognitif dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan atau informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang.  Fungsi kompensatoris. Fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi yang telah diperoleh. Dengan menggunakan media vidio pembelajaran, pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik sehingga peseta didik menjadi tidak cepat bosan kelebihan media Vidio pembelajaran lainnya juga antara lain:  Meningkatkan motivasi belajar pesera didik.  Menjadikan peserta didik senang untuk belajar.  Membuat peserta didik lebih cepat memahami dan mengingat  Meningkatkan perhatian peserta didik.
  • 21. 8. Pembelajaran Tutor Sebaya Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) adalah suatu strategi pembelajaran yang kooperatif dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama. Tutor sebaya (peer teaching) ini memudahkan belajar, siswa berpartisipasi aktif, dan dapat memecahkan masalah bersama-sama, sehingga pemerataan pemahaman terhadap materi pembelajaran yang diberikan dapat tercapai. Langkah-langkah metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) adalah sebagai berikut : 1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi). 2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang
  • 22. akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama. 6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. Prinsip-Prinsip Tutor Sebaya: 1. Simulasi Belajar Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus
  • 23. tersebut dapat berbentuk verbal/bahasa, visual, auditif, taktik, dan lain-lain. 2. Perhatian dan Motivasi Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara lain melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan- pertanyaan kepada siswa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram, dan lain-lain. 3. Respon yang dipelajari Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, menilai kemampuan dirinya dalam menguasai informasi,
  • 24. melatih diri dalam menguasai informasi yang diberikan dan lain-lain. 4. Penguatan Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari dalam dirinya 5. Pemakaian dan Pemindahan Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari pada situasi lain yang serupa di masa mendatang a. Kelebihan  Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya;  Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam membaca;  Pencapaian kemampuan membaca dengan tutor sebaya hasilnya bisa lebih baik;  Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan meningkat  Suasana belajar menjadi lebih akrab dan
  • 25. efisien  Mampu meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik dan melatih kesabaran  Menambah motivasi belajar dari peserta didik  Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan bermanfaat bagi dirinya sendiri untuk memperkuat konsep yang dibahas.  Mempererat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial o Kekurangan  Tutor sebaya yang dipilih belum tentu mampu menyampaikan materi kepada temannya  Hubungan antara keduanya belum tentu baik  Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena merasa hanya berhadapan dengan temannya.  Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh teman sebayanya.  Bagi guru sulit menentukan tutor yang tepat
  • 26. bagi seseorang atau beberapa orang yang dibimbingnya 9. Penerapan Model PBL Model Problem Based Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memilki keterampilan dalam memecahkan masalah. Karakteristik dari PBM, yaitu: 1. Learning is student-centered Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
  • 27. 2. Autenthic problems from the organizing focus for learning. Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. 3. New information is acquired through self- directed learning. Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya. 4. Learning occurs in small group Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas. 5. Teachers act as facilitators Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus
  • 28. selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai target yang hendak dicapai. Enam ciri PBL, adapun keenam ciri tersebut adalah: a. Kegiatan belajar mengajar dengan model Problem Based Learning dimulai dengan pemberian sebuah masalah. b. Masalah yang disajikan berkaitan dengan kehidupan nyata para siswa c. Mengorganisasikan pembahasan seputar disiplin ilmu. d. Siswa diberikan tanggungjawab yang maksimal dalam membentuk maupun menjalankan proses belajar secara langsung. e. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil. f. Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan produk atau kinerja yang telah mereka pelajari. o Kelebihan  Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang
  • 29. menemukan konsep tersebut.  Melibatkan secara aktif pemecahan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.  Pengetahuan tertanam berdasarkan skem yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.  Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap materi yang dipelajari.  Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain.  Dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok. b. Kekurangan  Persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya mencari
  • 30. permasalahan yang relevan dan sering terjadi mis konsepsi. 2 Rendahnya kemampuan pedagogik guru Berdasarkan kajian literatur, wawancara kepada pakar, kepala sekolah, dan teman guru sejawat di peroleh eksplorasi alternatif solusi sebagai berikut: Kajian Literatur: 1. Menurut Purwanto, I. (2019) Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran di kelas antara lain: a. Melalui pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan secara terencana, terorganisir, dan penuh tanggung jawab sehingga mindset guru dalam pembelajaran di kelas Berdasarkan kajian literatur, wawancara kepada pakar, kepala sekolah, dan teman guru sejawat, maka solusi yang relevan yang dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut: 1. Guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2. Memahami karakteristik peserta didik dengan baik 3. Menerapkan PAIKEM dalam pembelajaran 4. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran 5. Menerapkan keterampilan mengelola kelas dan gaya mengajar guru yang baik 1. Menggunakan model Problem Based Learning (PBL) Analisis: 1. Menurut Esema, D, dkk (2012) mengatakan bahwa - PBL sebagai satu produk dari teori pembelajaran konstruktivisme menuntut peran aktif siswa dalam memahami pengetahuan dan mengembangkan penalaran mereka. Siswa dituntut juga untuk bisa berpikir kritis dengan berangkat dari masalah dan diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. PBL mencoba memberikan makna terhadap pengetahuan dan pembelajaran yang dialami siswa. Dalam program evaluasinya, PBL dapat dinilai berorientasi pada proses maupun Berdasarkan analisis penentuan solusi adapun alternatif solusinya adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan teknologi dalam pembelajaran Analisisnya: 1) Kemampuan pedagogik guru dapat di ukur dari bererapa hal, salah satunya kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan model pembelajaran 2) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik 3) PBL dapat meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar 4) PBL dapat meningkatkan aktivitas peserta didik
  • 31. dapat ditingkatkan. b. Guru senantiasa melakukan proses pembelajaran yang baik dan benar berdasarkan kurikulum 2013. 2. Menurut Janawi, J. (2019) mengatakan proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila guru mampu memahami karakter anak dengan baik 3. Menurut Sari, R. K. (2019) mengatakan bahwa penerapan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sesuai kelas homogen maupun heterogen 4. Menurut Taufik, A. (2019) mengatakan: a. pemahaman guru 6. Menerapkan pembelajaran Inovatif 7. Penggunaan media PPT pada hasil yang didapatkan. - PBL bisa menjadi kritik yang pas untuk proses pembelajaran Indonesia yang selama ini lebih menekankan penumpukan dan penghapalan pengetahuan, bukan bagaimana siswa dituntut menyampaikan pendapat dan berpikir kritis serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari 2. Menurut Pratiwi, N., dkk (2020) mengatakan bahwa: o Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai titik awal untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa. o Sintak atau langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah/PBL adalah: 1) orientasi masalah, 2) pengorganisasian belajar, 3) melakukan investigasi, 4) menyajikan hasil karya, 5) PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik 6) Pembelajaran berpusat pada peserta didik 7) PBL dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok 8) Guru harus membiasakan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran agar pemahaman guru tentang teknologi juga bisa meningkat 9) Seiring berjalannya waktu, guru pasti akan mencoba hal-hal baru pada saat memanfaatkan teknologi. Maka kompetensi pedagogik guru terkait TIK semakin meningkat. Penggunaan Media PPT dalam pembelajaran. 1) Guru dapat dengan mudah menyampaikan materi yang sudah disiapkan. 2) Materi yang disampaikan berisi point-point penting atau pokok sehingga lebih jelas dan mudah dipahami 3) Menjadikan presentasi lebih menarik karena
  • 32. terhadap jumlah peserta didik akan mempengaruhi persiapan guru dalam menentukan materi, metode, media, waktu yang dibutuhkan, dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan b. Pemahaman guru terhadap latar belakang peserta didik seperti latar belakang keluarga, ekonomi, tingkat hobi dan lain sebagainya juga berpengaruh terhadap proses perumusan perencaan sistem pembelajaran c. Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses 5) menyimpulkan pembelajaran 3. Menurut Sanjaya (dalam Firosalia Kristin, 2017) menyebutkan bahwa kelebihan PBL antara lain: o PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami pelajaran o Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa o Meningkatkan aktivitas pembelajaran. o Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa setiap matapelajaran pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja o PBL dianggap lebih menyenangkan dan di sukai siswa o PBL dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis o PBL dapat memberikan kesempatan pada didukung gambar, video, audio dan template. 4) Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya.
  • 33. pembelajaran adalah memahami gaya belajar peserta didik 5. Endah Retnowati (2016), Alternatif Solusi Diskusi ilmiah antar guru matematika sangat disarankan untuk mengkaji dan menyelesaikan berbagai permasalahan pembelajaran matematika yang mungkin selalu berkembang 6. Amran, dkk (2019) : salah satu Alternatif Solusi dalam permasalahan pembelajaran matematika adalah dengan mengunakan model pembelajaran Abad 21. Model pembelajaran ini yang dikembangkan dan bernama “model pembelajaran karakter” dengan urutan sintaks, yakni kumpulkan, rembukkan, siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata o Mampu mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terus menerus. Kelemahan model PBL menurut Sanjaya (dalam Firosalia Kristin, 2017) antara lain: o Siswa yang tidak mempunyai minat atau kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa ragu untuk mencoba. o Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan. o Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari. 2. Memahami Karakteristik peserta didik
  • 34. analisis, komunikasikan dan terapkan. 7. Edi Suraya (2018) mengatakan metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAIKEM (Pembelajaran Inovatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan) 8. Dadan Hermawan dan Sufyani Prabawanto (2016) untuk memecahkan masalah secara individu dan kelompok lebih besar ketika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan alternatif model untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa. 9. Mariana Ulfah Hoesny & Rita Darmayanti (2021), alfernatif dengan baik Analisisnya: 1. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. 2. Karakteristik peserta didik meliputi etnik, kultur, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik. 3. Kelebihan dan kelemahan dalam memahami karakteristik peserta didik yaitu: Kelebihan:
  • 35. solusi untuk meningkatkan kualitas guru dan kemampuan guru: - Menyelenggarakan Program Pengembangan Profesionalisme Guru yang Efektif - Melibatkan Guru dalam Program Pengembangan Profesionalisme - Peningkatan Kompetensi melalui Program Sertifikasi Guru - Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Penggunaan Teknologi Digital - Mendorong Guru untuk Aktif dalam Kegiatan Ilmiah 10. Eliterius Sennen (2017), solusi Permasalahan pokok berkaitan - Guru bisa menyesuaikan metode dan strategi yang cocok dengan gaya belajar peserta didik - Guru bisa memberikan contoh atau ilustrasi yang tepat kepada peserta didik pada setiap materi Kelemahan: - Membutuhkan banyak waktu untuk guru dapat mengenal dan mengetahui masing- masing karakteristik dari setiap anak 3. Menerapkan PAIKEM dalam pembelajaran Analisisnya: 1. PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan 2. PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar
  • 36. dengan kompetensi dan profesionalisme guru: - Meningkatkan peran MGMP dan KKG serta mendorong guru untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan MGMP dan KKG atau kegiatan pelatihan lainnya; - Mendorong organisasi profesi guru untuk memperhatikan dan memperjuangkan nasib guru, termasuk dalam hal mutasi dan persebaran guru; - Meningkatkan peran KKG dan MGMP sebagai wadah bagi guru untuk dapat berbagi ilmu dan keterampilan; - Membuat jurnal guru; - Menyediakan perpustakaan guru; dan - Pemerintah memfasilitasi dan menyediakan dana penelitian proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan 3. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi 4. Sebagai pendekatan pembelajaran PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut : o Berpusat pada siswa (student centered) o Belajar yang menyenangkan (joyfull learning) o Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency- based learning) o Belajar secara tuntas (mastery learning)
  • 37. atau insentif bagi guru yang kreatif dan aktif menulis karya ilmiah atau melakukan PTK, serta mengadakan lomba menulis karya ilmiah bagi guru secara periodik. 11. Wernely (2018), Aspek-aspek kompetensi yang harus dimiliki (dipenuhi) guru yang berkaitan dengan TIK, pada kompetensi pedagogik adalah pemanfaatan teknologi pembelajaran dan pada kompetensi sosial adalah menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 12. Agung Febrianto (2014) keterampilan mengelola kelas dan gaya belajar harus mampu dikuasai 13. Muhammad Salimi (2016) o Belajar secara berkesinambungan (continuous learning) o Belajar sesuai dengan ke-kini-an (contextual learning) 5. PAIKEM dapat diimplementasikan dengan memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut: o Memahami sifat yang dimiliki siswa o Memahami perkembangan kecerdasan siswa o Mengenal siswa secara perorangan o Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar o Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah o Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik o Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar o Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
  • 38. mengatakan perencanaan pembelajaran yang mendidik harus dikuasai oleh guru 14. Penelitian pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model problem based learning dengan media power point dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model dan media tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar (Karisa Sih Muliawati; 2022). Hasil Wawancara: 15. Guru harus selalu mengupdate perkembangan pengetahuan tentang model-model pembelajaran 16. Menggunakan model pembelajaran yang inovatif o Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental 6. Metode pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu solusi untuk permasalahan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi ajar 4. Pemanfaatkan Teknologi dalam Pembelajaran Analisisnya: 1. Beberapa tren teknologi pembelajaran di tahun 2021 diantaranya: o E-Learning (Pembelajaran berbasis elektronik) o Video-Assisted Learning (Pembelajaran Berbasis Video) o Big Data o STEAM (Science, Technology, Engineering, The Art, Mathematics) o Social Media in Learning 2. Adapun kelebihan dan kelemahan dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
  • 39. 17. Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi 18. Mencari informasi terkait model dan metode pembelajaran yang inovatif baik di internet maupun youtube 19. Memanfaatkan IT dalam pembelajaran 20. Guru diharapkan mampu memberikan beberapa contoh soal yang berkaitan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik dan memberikan simulasi secara visual dan terkait materi yang bersifat abstrak dan sulit dibuat contoh kesehariannya. Dalam hal ini model pembelajaran PBL yang lebih cocok 21. Guru harus memperbanyak literasi terkait model-model yaitu: Kelebihan: o Dengan pembiasaan pemanfaatan teknologi, guru akan semakin lancar atau mahir menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Jika guru semakin mahir dalam pemanfaatan IT, guru akan mampu mengembangkan media IT dalam pembelajaran sesuai dengan materi. o Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Kelemahan: Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan pembelajaran berbasis teknologi dan membutuhkan fasilitas yang memadai 5. Menerapkan keterampilan mengelola kelas dan gaya mengajar guru yang baik Analisisnya: Kelebihan - Keterampilan mengelola kelas bagi seorang
  • 40. pembelajaran, agar bisa menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk karakteristik peserta didik dan materi ajar 22. Guru harus selalu meng- upgrade kemampuan pedagogiknya tentang model- model pembelajaran melalui pelatihan-pelatihan pendidik agar setiap anak di kelas dapat bekerja aktif dengan tertib - Komunikasi dari kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik Kekurangan Tidak semua guru mampu dalam mendayagunakan potensi kelas 6. Menerapkan pembelajaran Inovatif Analisisnya: 1. Pembelajaran Inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran yang pada umumnya dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Tujuan pembelajaran inovatif yaitu: o Mengeksplorasi kemampuan peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan
  • 41. o Meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk belajar o Memaksimalkan potensi dan bakat yang ada dalam diri peserta didik o Mengasah kreativitas peserta didik dalam pembelajaran o Menciptakan kondisi kelas yang nyaman o Menumbuhkan pilar pembelajaran pada peserta didik 3. Strategi dalam pembelajaran Inovatif yaitu: o Menguasai bidang studi yang diampu o Memahami dengan baik kelebihan serta kekurangan pembelajaran inovatif o Mengenal peserta didiknya dengan baik beserta kondisi kelasnya o Menganalisis kendala yang muncul pada pembelajaran sebelumnya o Memperbaiki setiap kekurangan pada pembelajaran sebelumnya 4. Macam-macam model pembelajaran Inovatif diantaranya:
  • 42. o Model pembelajaran Kooperatif o Model pembelajaran kontekstual o Model pembelajaran berbasis masalah o Model pembelajaran Realistik o Model pembelajaran Problem Solving o Model pembelajaran Discovery Learning o Model pembelajaran Saintifik 5. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran Inovatif Kelebihan: o Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. o Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. o Menuntut kreatifitas guru dalam mengajar. o Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. o Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung
  • 43. sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. o Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing o Perilaku dibangun atas pengalaman belajar. Kekurangan: o Siswa kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal. 7. Penggunaan PPT a) Pengertian Power Point Microsoft PowerPoint merupakan sebuah program aplikasi pada Microsoft Office yang digunakan untuk melakukan presentasi dalam bentuk slide, baik dalam presentasi sederhana maupun presentasi kompleks. PowerPoint banyak digunakan oleh pebisnis, guru, mahasiswa dan pelajar karena penggunaannya yang tidak rumit serta banyak desain atau template yang akan membuat tampilan presentasi menjadi lebih
  • 44. menarik. b) Fungsi dan Manfaat Power Point  Fungsi a. Membuat dan mengatur berbagai slide b. Membuat presentasi jadi lebih menarik karena didukung oleh tampilan template, animasi, video, audio, gambar, bahkan gambar 3D. c. Memudahkan dalam presentasi  Manfaat a. Untuk memudahkan presentator mempresentasikan informasi yang akan disampaikan kepada audiens agar jelas dan mudah dipahami. b. Agar presentasi yang akan disampaikan tersusun dengan rapi dari pembuka, inti dan penutup. c. Materi yang disampaikan berisi point-point penting atau pokok sehingga lebih jelas dan mudah dipahami
  • 45. d. Menjadikan presentasi lebih menarik karena didukung gambar, video, audio dan template c) Pemanfaatan media Power Point dalam pembelajaran Di dalam pembelajaran media berfungsi untuk menarik minat peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar dengan baik, karena melalui media pembelajaran dapat merangsang pola pembelajaran peserta didik sehingga tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai atau mencapai hasil yang diharapkan. Namun banyak media yang ada belum dimanfaatkan dengan maksimal seperti PowerPoint. Melalui PowerPoint guru dapat menampilkan video atau gambar yang dapat menunjang penyampaian materi atau bahan ajar. 4. Kondisi di Sekoah
  • 46.  SMPN 2 Pringgabaya memiliki 2 LCD dan 2 layar  Setiap kelas sudah teraliri listrik  SMAN 1 Wanasaba memiliki 1 LCD  Setiap kelas sudah teraliri listrik 3 Gagalnya Peserta Didik Dalam Menjawab Soal HOTS Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil wawancara, diperoleh alternatif solusi untuk gagalnya peserta didik dalam menjawab soal HOTS adalah. 1. Guru melakukan pembiasaan pengerjaan soal HOTS kepada peserta didik melalui permainan kartu soal. 2. Guru mengembangkan LKPD yang dapat menstimulus peserta didik dalam mengerjakan soal HOTS atau LKPD berbasis HOTS. Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, dipilih solusi yang relevan untuk masalah gagalnya peserta didik dalam menjawab soal HOTS adalah. 1. Guru melakukan pembiasaan pengerjaan soal HOTS kepada peserta didik melalui permainan kartu soal. 2. Mengembangkan LKPD berbasis HOTS. 3. Guru mengembangkan LKPD berbasis inkuiri. 4. Guru menerapkan pembelajaran berbasis etnomatematika. 1. Guru melakukan pembiasaan pengerjaan soal HOTS kepada peserta didik melalui permainan kartu soal. Analisis referensi: Penyebab kesulitan siswa dalam menjawab soal HOTS khususnya dalam materi SPLDV adalah siswa kurang memahami konsep SPLDV dan kurang berlatih dalam menyelesaikan soal terkait SPLDV yang membutuhkan penalaran tinggi (Kusuma dan Fatih ‘Adna: 2021). Definisi Kartu Soal Sebuah kartu yang berisi soal-soal. Tujuan Permainan Kartu Soal Untuk membiasakan siswa dalam mengerjakan soal-soal terutama soal HOTS. Kondisi Awal Siswa 1. Guru menyusun LKPD berbasis HOTS. LKPD yang diharapkan adalah sebagai berikut: ● LKPD berbasis HOTS yang memuat masalah kontekstual dan langkah-langkah kerja menuntut siswa untuk selalu aktif dan dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. ● Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, ● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik (student centered). ● Melatih menemukan dan mengembangkan keterampilan proses. ● Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. 2. Guru menerapkan model PBL dalam
  • 47. 3. Mendesain pembelajaran yang memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya merupakan aktivitas pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. 4. Guru mengembangkan LKPD berbasis inkuiri. 5. Guru menerapkan model PBL 6. Menerapkan pembelajaran berbasis etnomatematika 7. Guru menyusun instrumen penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS). 8. Guru memberikan pengajaran remedial dan pengayaan. 9. Guru mengasah kemampuan berpikir siswa dalam memahami soal dalam bentuk narasi. 5. Guru menerapkan model PBL dalam pembelajaran. 6. Memberikan pekerjaan rumah (PR) dengan soal berbasis HOTS 7. Menyajikan stimulus yang menarik dan kontekstual 8. Memberikan penguatan materi dengan media yang menarik dan mudah dipahami. ● Siswa yang menonjol di kelas cenderung orang yang sama di setiap pertemuan. ● Siswa yang terampil dalam menyelesaikan soal kurang peduli untuk berbagi kepada siswa lainnya. ● Siswa masih kesulitan dalam memahami makna soal. Kelebihan: ● Dapat menstimulasi siswa untuk terus meningkatkan rasa ingin tahunya dalam menyelesaikan permasalahan. ● Siswa terbiasa menyelesaikan soal. ● Menumbuhkan rasa kepedulian antar teman. Kekurangan: ● Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran relatif lebih lama. ● Kondisi kelas akan cenderung gaduh. 2. Menyusun LKPD berbasis HOTS. Analisis referensi: Pengembangan LKPD berbasis HOTS dapat pembelajaran Alasan mengapa PBL penting untuk diterapkan dalam pembelajaran, yaitu: ● PBL dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yang mana merupakan salah satu indikator HOTS. ● PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami pelajaran. ● Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. ● PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 3. Membiasakan siswa mengerjakan soal-soal HOTS yang bersifat kontekstual. Dengan membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS, siswa akan lebih terlatih. Apabila siswa sudah terbiasa, siswa akan mampu
  • 48. 10. Guru memahami karakter peserta didik dalam menyusun dan merencanakan pembelajaran berbasis HOTS. 11. Memberikan penguatan materi dengan media yang menarik dan mudah dipahami 12. Memberikan penambahan tugas atau latihan soal HOTS 13. Menumbuhkan kegiatan literasi yang dapat menambah pemahaman materi peserta didik. 14. Memberikan stimulus yang menarik dan kontekstual. 15. Memberikan pekerjaan rumah (PR) dengan soal berbasis HOTS. memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (Purwasi dan Fitriyana: 2020). Dalam penyusunan LKPD berbasis HOT, dibutuhkan penguasaan guru terhadap materi ajar, Keterampilan dalam menyusun soal, dan keterampilan guru dalam memberi stimulus dalam pengerjaan soal yang kontekstual. Karakteristik LKPD Berbasis HOTS ● Kerangka LKPD harus jelas seperti termuatnya petunjuk penggunaan, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. ● Penugasan yang diberikan dalam LKPD didasarkan pada pembelajaran bernuansa HOTS. ● LKPD harus memuat tujuan yang jelas. ● Soal tes yang disusun harus sesuai dengan indikator. Kondisi Lapangan menemukan alternatif penyelesaian dalam menyelesaikan soal HOTS. Soal HOTS yang bersifat kontekstual akan mampu menarik minat siswa dalam penyelesaiannya, karena masalah tersebut dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari.
  • 49. ● Pembelajaran masih berpusat pada guru ● Siswa cenderung menghafal rumus dalam menyelesaikan soal. ● Latihan-latihan soal masih bersifat soal rutin. ● LKPD yang ada belum mampu menanamkan pemahaman konsep yang baik. Kelebihan: ● LKPD berbasis HOTS yang memuat masalah kontekstual dan langkah-langkah kerja menuntut siswa untuk selalu aktif dan dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. ● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik (student centered). Kekurangan: ● Pengembangan LKPD berbasis HOTS membutuhkan kompetensi guru yang baik. ● Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan peserta didik menjadi bosan.
  • 50. 3. Guru mengembangkan LKPD berbasis inkuiri. Analisis referensi: LKPD berbasis inkuiri yang dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran trigonometri untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa (Kadarisma, dkk: 2020). Karakteristik LKPD Berbasis inkuiri ● LKPD yang disusun harus berciri khas model inkuiri, seperti: ➢ Merumuskan masalah ➢ Merumuskan hipotesis ➢ Merancang hipotesis ➢ Melakukan percobaan untuk memperoleh data ➢ Mengumpulkan data dan menganalisisnya ➢ Membuat kesimpulan. Kelebihan:
  • 51. ● LKPD berbasis inkuiri dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik. ● Proses pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik (student centered). Kekurangan: ● Pengembangan LKPD berbasis inkuiri membutuhkan kompetensi guru yang baik. ● LKPD yang kurang menarik membuat peserta didik menjadi cepat bosan. Kondisi Lapangan ● Pembelajaran masih berpusat pada guru. ● Siswa cenderung menghafal rumus dalam menyelesaikan soal. ● Latihan-latihan soal masih bersifat soal rutin. ● LKPD yang ada belum mampu menanamkan pemahaman konsep yang baik. 4. Guru menerapkan pembelajaran berbasis etnomatematika Analisis referensi:
  • 52. Indikator HOTS diturunkan dari indikator berpikir kritis dan kreatif (Masitoh dan Aedi: 2020) Etnomatematika memiliki relevansi dengan indikator pada kemampuan berpikir kritis, yang meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, dan keputusan (Suhartini dan Adhetia Martyanti: 2017). Definisi Etnomatematika Etnomatematika didefinisikan sebagai matematika yang dipraktikkan di antara kelompok budaya yang dapat diidentifikasi, yang berkaitan dengan konsep matematika dan teknik- teknik yang dikembangkan di budaya yang berbeda untuk menyelesaikan masalah kehidupan nyata (D’Ambrosio: 2001). Objek Etnomatmatika ● Lambang-lambang ● Bangunan
  • 53. ● Bahasa Kelebihan: ● Siswa dapat mengkonstruksi pengalaman bermakna baik di dalam maupun di luar kelas dengan memfokuskan pada budaya. ● Peserta didik dapat mengaitkan ilmu matematika dengan objek budaya di sekitar mereka. ● Mengasah kemampuan bernalar siswa. Kekurangan: ● Pembelajaran berbasis etnomatematika sulit untuk diterapkan pada materi tertentu. ● Membutuhkan waktu yang cukup lama karena siswa harus mengamati bentuk/objek yang nyata. 5. Guru menerapkan model PBL dalam pembelajaran. Analisis referensi: Problem Based Learning (PBL) merupakan model yang membawa masalah dari kehidupan
  • 54. nyata ke dalam matematika. PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih terkait apa yang akan dipelajarinya sehingga pembelajaran menjadi lebih kolaboratif dan pendidikan yang berkualitas pun akan terwujud. PBL ini diyakini sebagai model yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa (Fristadi dan Bharata: 2015). Karakteristik PBL ● PBL menitik beratkan pada bagaimana menggerakkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Kelebihan: ● Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam pembelajaran. ● Dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik. ● Dapat meningkatkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. ● Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
  • 55. ● Siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya secara simultan dan mengaplikasikannya ke dalam konteks yang relevan. ● Meningkatkan kemampuan belajar mandiri. Kekurangan: ● Siswa yang terbiasa dengan informasi yang diperoleh dari guru sebagai narasumber utama, akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam pemecahan masalah. ● Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. 6. Memberikan pekerjaan rumah (PR) dengan soal berbasis HOTS.
  • 56. Analisis referensi: Roestiyah (dalam Heri Sujarwo, 2020) menjelaskan bahwa untuk menjadikan pembelajaran lebih bermutu guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pembelajaran. pemberian tugas di luar jam pembelajaran diperlukan sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun berupa pekerjaan rumah. Menurut Roestiyah pemberian tugas atau latihan yang dikerjakan di rumah kepada siswa, bertujuan agar siswa memiliki hasil yang lebih mantap, karena dengan mengerjakan PR siswa melaksanakan latihan- latihan secara mandiri. Tujuan memberikan Tugas Rumah (PR) dengan soal berbasis HOTS Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang dipelajari di sekolah dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS.
  • 57. Kondisi awal: Ada beberapa siswa yang tidak berinisiatif belajar mandiri di rumah, misalkan seperti membaca buku pelajaran dan mencoba menyelesaikan soal-soal. Kelebihan: - Siswa akan mengerjakan soal atau latihan- latihan secara mandiri. (Roestiyah dalam Heri Sujarwo, 2020) - Siswa akan berfikir secara kreatif dan kritis untuk dapat mengerjakan pekerjaan rumahnya. (Heri Sujarwo, 2020) - Menurut Soetopo dan Soemanto (dalam Heri Sujarwo) pemberian PR dapat membuat siswa belajar mengatur waktu, melatih diri untuk bertanggung jawab, mereview pelajaran yang telah diberikan, meningkatkan keterampilan, belajar mengatasi masalah. - Dengan memberikan tugas rumah dengan soal berbasis HOTS, siswa akan
  • 58. mengembangkan kreativitas dirinya dengan mencari alternatif dalam menyelesaikan soal HOTS tersebut. - Siswa akan terbiasa menyelesaikan soal-soal HOTS. Kekurangan: - ada siswa yang mengerjakan PR, tidak dengan usahanya sendiri (mencontek) 7. Menyajikan stimulus yang menarik dan kontekstual Analisis referensi: Stimulus atau rangsangan adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu.(Saeful Mujab & Mustofa Kamal, 2021) Stimulus Kontekstual yaitu semua stimulus yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
  • 59. diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. (Jek Amidos Pardede, 2018) Tujuan menyajikan Stimulus yang menarik dan kontekstual Dengan menyajikan stimulus yang menarik dan kontekstual, diharapkan siswa akan bersemangat dan termotivasi karena stimulus yang diberikan menarik dan dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Kelebihan: Stimulus yang menarik dan kontekstual akan merangsang semangat belajar siswa, karena hal tersebut dekat dengan kehidupan mereka sehari- hari Kekurangan: Karakteristik siswa yang berbeda-beda akan membuat guru kesulitan dalam menentukan stimulus yang menarik menurut siswa.
  • 60. 8. Memberikan penguatan materi dengan media yang menarik dan mudah dipahami. Analisis Referensi: Menurut Muhammad Ali (Nurotun Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi, 2020) bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar. Nurotun Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi (2020) menyatakan bahwa fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik. Sedangkan menurut Hamalik (Nurotun Mumtahanah dan Ahmad Suyuthi, 2020),
  • 61. pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan rangsangan dan motivasi belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Kelebihan: Menurut Rejeki dkk (2020), keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran adalah: a. Media pembelajaran yang di rancang dengan baik dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa. d. Dapat digunakan sebagai penyampaian pesan langsung. Menurut Lia Portanta dkk (2017), kesulitan yang sering dihadapi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran adalah:
  • 62. a. Guru kesulitan menerapkan media jika siswa ribut ketika guru menjelaskan materi dengan media b. Masih ada media yang belum dipahami dan dimengerti terutama media yang tergolong canggih c. Susah mencari media yang tepat dengan materi yang tergolong rumit. d. Guru belum bisa menggunakan media dengan baik. e. Masih ada siswa yang belum mengerti isi materi walaupun sudah menggunakan media. 4 Belum terintegrasinya TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) dalam pembelajaran Berdasarkan kajian literatur,wawancara kepada guru,kepala sekolah di peroleh eksplorasi alternatif solusi sebagai berikut: 1. Guru harus mampu Berdasarkan kajian literatur,wawancara kepada pakar, kepala sekolah, dan teman guru sejawat, maka solusi yang relevan yang dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut: 1. Guru harus mampu menerapkan pendekatan TPACK dalam pembelajaran TPACK merupakan singkatan dari technological pedagogical content knowledge. TPACK adalah pengetahuan tentang pentingnya integrasi antara teknologi Berdasarkan analisis penentuan solusi adapun alternatif solusinya adalah. 1. Guru seharusnya bisa menggunakan ppt dalam pembelajaran. Dengan menggunakan ppt:  Materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik.
  • 63. menerapkan pendekatan TPACK dalam pembelajaran karna dapat meningkatkan hasil belajar kognitif 2. Pembelajaran menggunakan media TIK 3. Guru harus selalau mengupdate diri sesuai dengan pengkembangan zaman 4. Menggunakan Power Point interaktif 5. Menggunakan vidio pembelajaran yang menarik 6. Mengoptimalkan penggunaan IT dalam proses pembelajaran. 7. Memperbanyak literasi pembelajaran mengenai IT 8. Membuat soal latihan yang berbasis game seperti quizziz 9. Sekolah wajib mengadakan workshop tentang penggunaan 1. Harus mampu menerapkan pendekatan TPACK dalam pembelajaran 2. Mengoptimalkan penggunaan IT dalam proses pembelajaran. 3. Menggunakan Power Point interaktif 4. Menggunakan media pembelajaran vidio interaktif 5.Membuat soal latihan yang berbasis game seperti quizziz dan pedagogik dalam pengembangan konten di dunia pendidikan. Pendekatan ini diharapkan mampu memberikan arahan baru bagi pendidik tentang bagaimana menerapkan teknologi di dalam pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien. TPACK terdiri dari tiga komponen berikut:  Teknologi  Pedagogik  Konten pengetahuan Unsur TPACK. 1. Pedagogical knowledge (PK) PK berisi pengetahuan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, misalnya metode mengajar, pengelolaan kelas, merencanakan pembelajaran, penilaian kegiatan siswa, dan sebagainya. Bapak/Ibu biasa mengenal PK dengan istilah  Penyampaian pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Materi pembelajaran disampaikan secara utuh, ringkas, dan cepat melalui poin-poin materi. 2. Guru seharusnya menggunakan vidio pembelajaran yang menarik Dengan menggunakan media vidio pembelajaan dapat  Meningkatkan motivasi belajar pesera didik.  Menjadikan peserta didik senang untuk belajar.  Membuat peserta didik lebih cepat memahami dan mengingat  Meningkatkan perhatian peserta didik Pada pembelajaran abad ke 21 ini guru dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman yang sesuai dengan generasi yang dekat dengan digital seperti : 3. Mampu menerapkan pendekatan TPACK dalam pembelajaran
  • 64. TIK dalam materi pembelajaran tentunya didukung oleh fasilitas sekolah. 10. Harus dilakukan yaitu penguasaan pedagogi yang bervariasi, mampu merancang pembelajaran yang tidak hanya menitik beratkan pada hasil belajar, tetapi juga aktivitas belajar, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gusnidar,dkk (2018) maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika kerangka kerja TPACK bahwa komponen Technology Content Knowledge (TCK) mempunyai pengaruh paling besar terhadap kemampuan pengetahuan pedagogik. 2. Content knowledge (CK) Jika PK terkait serangkaian proses yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, maka CK terkait dengan substansi materi yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran. Penguasaan materi seorang pendidik akan berpengaruh pada pemahaman peserta didik pada materi yang diajarkan. Oleh sebab itu, Bapak/Ibu harus memahami dengan baik kedudukan CK dalam pembelajaran. 3. Technology knowledge (TK) TK merupakan pengetahuan tentang pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran. Teknologi bisa dimanfaatkan dalam proses komunikasi, pengolahan data peserta didik, serta penunjang produktivitas guru. Terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang ini, teknologi sudah menjadi faktor penting yang harus dikuasai oleh semua kalangan, baik guru maupun siswa. 4. Pedagogical content knowledge (PCK) TPACK merupakan optimalisasi TK yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan CK, PK, dan PCK menjadi satu kesatuan yang utuh yang dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif, efisien dan lebih menarik.
  • 65. penalaran deduktif. Saran yang harus dilakukan yaitu penguasaan pedagogi yang bervariasi, mampu merancang pembelajaran yang tidak hanya menitik beratkan pada hasil belajar, tetapi juga aktivitas belajar, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Sumber : Sutrisno, Sutrisno, and Syaiful Syaiful. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kerangka Kerja TPACK pada Materi Lingkaran untuk Mengoptimalkan Kemampuan Penalaran Deduktif." AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika 7.3 (2018): 403-412. 11. Mengembangkan bahan ajar berbasis TPACK seperti Ecoprint, aplikasi geogbra dan demos PCK lebih fokus pada proses pembelajaran yang nantinya akan dipilih guru pada materi yang sedang diajarkan. PCK memuat pemilihan metode mengajar, rencana pembelajaran, sampai fasilitas pendukung pembelajaran. 5. Technological content knowledge (TCK) TCK merupakan pengetahuan tentang pengaruh teknologi pada suatu disiplin ilmu pengetahuan. Artinya, seberapa besar pengaruh teknologi pada perkembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan. 6. Technological pedagogical knowledge (TPK) TPK merupakan pengetahuan yang memuat hubungan antara teknologi dan proses pembelajaran. Melalui TPK inilah guru bisa memahami kelebihan serta kekurangan teknologi dalam pembelajaran untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi. 7. Technological pedagogical content knowledge (TPACK) TPACK merupakan integrasi antara ketiga komponen, yaitu teknologi, pedagogik, dan konten pembelajaran. Di era serba teknologi
  • 66. Sumber: Damayanti, Herry Novis. "Pengembangan Bahan Ajar Ecoprint berbasis TPACK pada Pembelajaran Matematika Materi Transformasi di SMAN 1 Klaten." Seminar Nasional Pembelajaran Matematika. 2022. . seperti sekarang ini, guru dituntut untuk mahir dalam mengintegrasikan ketiganya. Terlebih lagi, sudah banyak bermunculan platform penunjang pembelajaran (e-learning), salah satunya Quipper Video. Sumber : https://www.quipper.com/id/blog/info- guru/tpack/ Kelebihan TPACK dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.  Meningkatkan pemahaman siswa melalui keterlibatan teknologi.  Meningkatkan keterampilan guru dalam mengolaborasikan teknologi dalam pembelajaran.  Peserta didik mendapatkan tantangan baru dalam proses belajarnya. Kekurangan : belum tersedianya sarana yang lengkap di sekolah, seperti LCD yang jumlahnya terbatas, fasilitas internet yang tidak menyeluruh di setiap kelas
  • 67. 2. Guru harus bisa mengoptimalkan penggunaan IT dalam pembelajaran Analisis : a. Dengan pemanfaatan IT yang baik dapat mempermudah proses pembelajaran, membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, dapat menarik perhatian siswa dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran. b. Pemanfaatan teknologi dapat digunakan guru dalam berkomunikasi dengan orang tua siswa. Selain sebagai alat pembelajaran bagi siswa dan alat komunikasi, pemanfaatan teknologi informasi juga berguna bagi guru dalam proses pengajaran. c. Guru dapat menjadi contoh atau roll model dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi secara baik dan cara penggunaan yang benar. d. Pemanfaan teknologi informasi akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan, juga dapat
  • 68. meningkatkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. e. Pemanfaatan teknologi akan menjadikan inovasi bagi guru dalam belajar mengajar selain itu dapat tercipta suasana yang lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. f. Penggunaan media lcd proyektor salah satu pemanfaatan teknologi dalam proses belajar, dengan adanya teknologi guru akan lebih mudah dalam menyapaikan materi yang akan diajarkan. g. Adanya teknologi mempermudah siswa dalam mencari atau mengumpulkan informasi terkait dengan materi yang diajarkan. kelebihan : pembelajaran menggunakan IT terutama LCD proyektor menjadikan penyampaian materi lebih menarik Kekurangan: harus menggunakan alat yang mendukung seperti LCD yang di sekolah jumlahnya
  • 69. terbatas 3. Guru menggunakan ppt dalam pembelajaran Keadaan lapangan: Siswa yang sering mengobrol, bermain, sering izin keluar, mengantuk pada saat guru menjelaskan dikelas merupkan dampak dari tidak adanya media yang gunakan guru dikelas oleh sebab itu penggunaan ppt merupakan salah satu solusi yang relevan yang dapat diimplementasikan pada saat pembelajaran. Kelebihan penggunaan ppt  Mudah diaplikasi sehingga dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.  Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik sehingga tidak membosankan.  Bisa menyajikan berbagai kombinasi gambar, warna, animasi dan suara serta clipart yang menarik perhatian.  Bisa digunakan berulang-ulang. Kelemahan power point:  Tidak semua materi bisa disajikan menggunakan power point.
  • 70.  Perlu mempunyai keterampilan khusus untuk menuangkan ide yang baik pada desain program yang dibuat agar gampang dicerna.  Perlu memiliki persiapan apabila menggunakan teknik penyajian animasi yang kompleks.  Harus menggunakan alat LCD yang jumlahnya terbatas di sekolah 4. Guru menggunakan vidio pembelajaran yang menarik Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran Tujuan Media Video Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk : 1) Memperjelas dan mempermudah penyampaian
  • 71. pesan agar tidak terlalu verbalistis 2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur 3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Sumber : http://repository.unj.ac.id/12517/2/BAB%20I.pdf Keunggulan media vidio dalam pembelajaran adalah mampu menampilkan gambar bergerak dan suara, yang mana hal tersebut merupakan satu daya tarik tersendiri karna siswa mampu menyerap pesan atau informasi dengan menggunakan lebih dari satu indra Kelemahan:  Komunikasi bersifat satu arah dan perlu diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.  Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna. Refrensi yang bisa digunakan untuk apersepsi:  https://www.youtube.com/watch?v=1T2gaG5v Pk8
  • 72.  https://www.youtube.com/watch?v=eQv10AP5 BG0  https://youtu.be/_38lKu77qhc ini berisi lagu operasi pecahan 5. Membuat soal latihan yang berbasis game seperti quizziz Terdapat berbagai macam fitur yang tersedia dalam aplikasi Quizizz, yang bisa dimanfaatkan menjadi salah satu sarana Guru dalam memberikan tugas atau pekerjaan rumah. Disamping mengerjakan tugas, siswa bisa merasakan pembelajaran yang tidak terlalu berat dalam memikirkan jawaban, karena dalam aplikasi Quizizz memiliki tampilan segar dan kaya akan hal- hal yang menyenangkan. Sebuah permainan memang tidak akan lepas denga unsur kreatif, inovatif, petualangan, dan menyenangkan, yang kemudian bisa menumbuhkan motivasi positif keinginan belajar dari setiap siswa.Sehingga, dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan secara konkret dan rata.
  • 73. Menurut Unik Hanifah Salsabila, dkk (2020) kelebihan dan kekuarangan quizziz sebagai berikut: Kelebihan:  Ketika siswa menjawab soal atau kuis dengan benar, setelah itu akan muncul berapa poin yang didapatkan dalam satu soal, juga mendapatkan ranking atau peringkat berapa dalam menjawab kuis tersebut.  Bilamana siswa menjawab kuis tersebut salah, maka akan muncul jawaban yang benar, guna koreksi mandiri bagi siswa.  Ketika telah dinyatakan selesai mengerjakan kuis, pada sesi akhir atau penutup, sebelumnya akan di tampilkan review question guna mencermati kembali jawaban yang telah dipilih.  Dalam mengerjakan kuis, setiap siswa mendapatkan soal kuis yang berbeda-beda, karena telah di acak secara otomatis, sehingga meminimalisir kecurangan.
  • 74. Kekurangan :  Jaringan atau internet, yang sewaktu-waktu bermasalah  Ketika mengerjakan, siswa dapat membuka tab baru, itu artinya siswa bisa masuk dengan mudah menggunakan tab lain untuk mencari jawaban.  Dalam permasalahan waktu, siswa yang mulanya bisa mendapatkan peringkat atas, memiliki kemungkinan penurunan peringkat, dikarenakan manajemen waktu yang kurang tepat.  Akan menjadi kendala atau permasalahan tambahan, bila siswa terlambat bergabung Sumber: https://online- journal.unja.ac.id/JIITUJ/article/download/11605/1 0463#:~:text=Quizizz%20sendiri%2C%20merupak an%20aplikasi%20permainan,pembelajaran%20yan g%20menarik%20dan%20menyenangkan.