1. Nama : Kadek Ayu Meilani Wulandari
No Peserta : 201699446426
Asal Sekolah : SMP Negeri 2 Dawan
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Rendahnya
motivasi belajar
siswa
Model
pembelajaran yang
digunakan oleh
guru masih
konvensional
sehingga
pembelajaran
menjadi kurang
menarik.
Kajian literatur
1. Menurut Arianti (2018), menyatakan bahwa
penggunaan model pembelajaran yang
bervariasi akan memberikan dampak siswa
tidak bosan dan jenuh dalam suatu
pembelajaran. Tujuannya agar siswa selalu
termotivasi dalam kegiatan proses
pembelajaran sehingga nantinya dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Menurut Nurjanah (2020), adapun langkah-
langkah pembelajaran dari model pembelajaran
Problem Based Learning adalah (a)
mengorientasikan siswa terhadap masalah; (b)
mengorganisasi siswa untuk belajar; (c)
membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok; (d) mengembangakan dan
menyajikan hasil karya; (e) menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Berdasarkan hasil penelitian Suari (2018)
penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar
IPA siswa Kelas VI Semester I di SD 1
Darmasaba Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal
Analisis alternatif solusi:
Berdasarkan hasil eksplorasi
alternatif solusi, adapun solusi
yang dapat ditawarkan untuk
dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah:
1. Menerapkan model
pembelajaran inovatif PBL
(Problem Based Learning).
2. Menerapkan model
pembelajaran inovatif PjBL
(Project Based Learning).
Model Pembelajaran Inovatif
PBL (Problem Based Learning)
Adapun kekuatan dari penerapan
model pembelajaran inovatif PBL
adalah:
1. Kegiatan pembelajaran
berjalan lebih kondusif dan
efektif karena siswanya
dituntut untuk aktif.
2. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
tersebut terlihat dari rata-rata yang didapat
pada siklus I sebesar 104,96 dan meningkat
pada siklus II menjadi 121,68. Sedangkan
ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 76%
dan meningkat pada siklus II menjadi 96 %.
4. Rofiah (2014) menyatakan tahapan-tahapan
dalam model pembelajaran Project Based
Learning yaitu mulai pertanyaan mendasar,
merancang perancanaan proyek, membuat
jadwal, memantau kemajuan proyek,
penilaian, dan mengevaluasi proses
pembelajaran.
5. Berdasarkan hasil penelitian Sholekah (2020),
penerapan model Project Based Learning (PjBL)
dapat meningkatkan motivasi belajar IPA
materi pencemaran lingkungan pada kelas
VII-H di SMP Negeri 9 Salatiga 2019/2020.
Hal ini dapat dibuktikan semakin
meningkatnya rata-rata motivasi siswa dari
setiap siklusnya yaitu 41,31% pada siklus I
menjadi 69,34% pada siklusII, sehingga terjadi
peningkatan 28,03%.
Wawancara guru:
Dengan pembelajaran metode dan model
pembelajaran yang bervariasi, memanfaatkan
media yang beragam.
2. Pembelajaran PBL menjadikan
siswa dilatih untuk selalu
berpikir kritis dan terampil
dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
3. Bisa memicu peningkatan
aktivitas siswa di kelas
sehingga nantinya dapat
meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Adapun kelemahan dari
penerapan model PBL ini adalah:
1. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyiapkan materi
pembelajaran lebih lama. Jika
disesuaikan dengan situasi di
sekolah saya rasa agak sulit
dikarenakan saya juga
mengambil tugas lain
sehingga agak sulit
menyiapkan materi
pembelajaran.
2. Tidak semua materi
pembelajaran bisa
menerapkan model ini. Dilihat
dari materi yang ada pada
tahun ajaran ini yang padat
kemudian ada beberapa
materi yang tidak bisa
menerapkan model ini.
3. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
Wawancara Kepala Sekolah
Dengan menggunakan metode inovatif yang
menyenangkan, selalu menggunakan media
pembelajaran yang menyenangkan.
Wawancara Pakar
Guru harus mulai menggunakan model
pembelajaran yang inovatif dan meninggalkan
model pembelajaran konvensional untuk
menciptakan pembelajaran yang dapat menarik
motivasi belajar siswa.
Model Pembelajaran Inovatif
Pjbl (Project Based Learning)
Adapun kekuatan dari penerapan
model pembelajaran inovatif PjBL
adalah:
1. Memberikan pengalaman
kepada siswa dan praktik
dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
2. Membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran
Adapun kelemahan penerapan
dari model PBL ini adalah:
1. Pembelajaran berbasis proyek
memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk
menyelesaikan suatu
permasalahan yang kompleks.
2. Banyaknya peralatan yang
harus disediakan.
3. Kemungkinan siswa pasif
dalam kelompok.
4. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
4. Membutuhkan biaya yang
banyak.
2 Guru belum
mengoptimalkan
model
pembelajaran
yang inovatif
sesuai dengan
karakteristik
materi
Guru kurang
memahami model
pembelajaran
inovatif.
Solusi yang ditawarkan:
Kajian literatur
1. Amaliyah, dkk (2019: 109) menyatakan bahwa
model pembelajaran yang termasuk model
pembelajaran inovatif adalah model
pembelajaran discovery/inquiry learning, model
pembelajaran problem based learning dan model
pembelajaran project based learning.
2. Menurut Tan dalam Noviyanti, dkk (2019)
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan
melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan masalah, menguji dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara berkesinambungan.
3. Anadiroh (2019) mengungkapkan kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran Problem Based
Learning sebagai berikut.
a. Kelebihan: peserta didik akan terbiasa
menghadapi masalah (problem posing) yang
ada dalam kehidupan sehari-hari (real
world); memupuk solidaritas sosial dengan
terbiasa berdiskusi dengan teman kelompok
dan kelas; semakin mengakrabkan guru
dengan siswa; dan ada kemungkinan suatu
masalah harus diselesaikan melalui
Analisis alternatif solusi:
Berdasarkan hasil eksplorasi
alternatif solusi, adapun solusi
yang dapat ditawarkan adalah:
1. Mencoba menerapkan model
pembelajaran PBL.
2. Mencoba menerapkan model
pembelajaran PjBL.
3. Mencoba menerapkan model
pembelajaran Discovery
Learning.
Model Pembelajaran Inovatif
PBL
Adapun kekuatan menerapkan
model pembelajaran PBL bagi
guru adalah pembelajaran
menjadi semakin menarik
dikarenakan siswa diajak untuk
berperan aktif dalam
pembelajaran dan proses transfer
ilmu mudah dilakukan dengan
mengaitkan permasalahan
dengan kehidupan nyata
sehingga harapan guru untuk
melakukan pembelajaran yang
bersifat student centered dapat
tercapai.
5. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
eksperimen hal ini juga akan membiasakan
siswa dalam menerapkan metode
eksperimen.
b. Kekurangan: tidak banyak guru yang mampu
mengantarkan siswa kepada pemecahan
masalah; seringkali memerlukan biaya
mahal dan waktu yang panjang; dan aktivitas
siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit
dipantau guru.
4. Wena dalam Santoso (2022) menyatakan model
pembelajaran berbasis proyek adalah model
pembelajaran yang inovatif yang mengajarkan
mengenai konsep-konsep dalam materi ajar.
Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan
konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan
peserta didik dalam investivigasi pemecahan
masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja dan menghasilkan
suatu produk.
5. Menurut Susanti dalam Suciani, dkk (2018)
mengungkapkan kelebihan dan kekurangan
dari model pembelajaran Project Based Learning
sebaga berikut.
a. Kelebihan: meningkatkan motivasi,
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan kolaborasi,
meningkatkan keterampilan mengelola
sumber.
b. Kekurangan: kondisi kelas sedikit sulit
dikondisikan dan menjadi tidak kondusif
Adapun kelemahannya yaitu
keterbatasan waktu dan
seringkali aktivitas siswa yang
dilaksanakan di luar sekolah
sulit dipantau.
Model Pembelajaran Inovatif
PjBL
Adapun kekuatan menerapkan
model pembelajaran PjBL adalah
guru dapat membangun
hubungan dengan peserta didik,
sebagai pelatih, fasilitator, dan
co-learner sehingga tidak akan
ada kecanggungan lagi kepada
guru.
Sedangkan kelemahannya adalah
memerlukan waktu yang lama
dalam proses pembelajaran
sehingga dikhawatirkan sulit
mencapai target materi,
memerlukan biaya yang banyak
dan peralatan yang dibutuhkan
juga beragam.
Model Pembelajaran Inovatif
Discovery Learning
Adapun kekuatan menerapkan
model pembelajaran discovery
learning adalah siswa dan guru
berperan sama-sama aktif
6. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
saat pelaksanaan proyek karena adanya
kebebasan pada peserta didik sehingga
memberikan peluang untuk ribut dan
diperlukan kecakapan guru dalam
penguasaan dan pengelolaan kelas yang
baik, peserta didik yang memiliki
kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan, dan adanya kemungkinan
peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
6. Nurrohmi (2017) penerapan model
pembelajaran discovery learning sebagai salah
satu tipe model pembelajaran inovatif akan
dapat memberikan pengalaman langsung yang
bersifat konkret dalam penemuan yang dialami
siswa secara langsung.
7. Menurut Sari, dkk (2019), adapun kelebihan
dari model pembelajaran discovery learning
adalah: a) membantu siswa memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses kognitif. b) pengetahuan yang diperoleh
sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan tranfer. c) siswa
mampu mengerti konsep dasar dan ide-ide
dengan baik. d) mendorong siswa berpikir dan
bekerja mandiri. e) menimbulkan rasa senang
siswa karena tumbuh rasa menyelidiki serta
mencapai keberhasilan. f) memfasilitasi siswa
berkembang sesuai dengan kecepatannya
sendiri. g) menyebabkan siswa mampu
mengeluarkan gagasan-gagasan.
Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai siswa, dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi.
Sedangkan kelemahannya adalah
model ini tidak efisien untuk
mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah
lainnya.
7. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
mengarahkan kegiatan belajar sendiri dengan
melibatkan motivasi dan imajinasi siswa secara
pribadi. h) membantu siswa memperkuat
konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan kerja sama dengan siswa lainnya.
i) siswa dan guru berperan aktif. j) membantu
siswa menghilangkan skeptisisme karena
mengarah kepada kebenaran final dan tentu
atau pasti. k) siswa dapat belajar dengan
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Sedangkan kelemahan dari model ini adalah: a)
penerapan model discovery learning
menimbulkan asumsi adanya kesiapan pikiran
untuk belajar. b) penerapan model discovery
learning tidak efisien untuk mengajar jumlah
siswa yang banyak, dengan alasan
membutuhkan waktu yang untuk membantu
mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya. c) harapan-harapan yang
termuat dalam model discovery learning sulit
tercapai ketika berhadapan dengan siswa dan
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
Wawancara guru:
Guru harus memiliki keberanian untuk mencoba
menerapkan model pembelajaran inovatif, seperti
PBL, Discovery Learning maupun PjBL.
8. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
Wawancara Kepala Sekolah:
Guru harus mencoba untuk mengganti model
pembelajaran konvensional ke model pembelajaran
inovatif.
Wawancara Pakar:
Guru harus mulai untuk menggunakan model
pembelajaran inovatif dan bersinergi dengan rekan
sejawatnya untuk menyusun pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inovatif.
3 Guru belum
memanfaatkan
IT (informasi
teknologi) dalam
pembelajaran
Guru belum
mengetahui media
ajar berbasis IT
yang mudah untuk
digunakan.
Kajian literatur
1. Menurut A. Cahyadi (2019), media
pembelajaran adalah alat, sarana, perantara
dan penghubung untuk menyebar, membawa
atau menyampaikan sesuatu pesan (message)
dan gagasan, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar mengajak terjadi pada diri siswa.
2. Penelitian dari Risky (2019) tentang analisis
penggunaan media teknologi video
pembelajaran pada materi IPA Sekolah Dasar
mendapatkan hasil penelitian bahwa
penggunaan video dalam pembelajaran IPA
mendapat perhatian khusus bagi peserta didik
dan guru, peserta didik tertarik dan lebih fokus
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Hasil penelitian dari Rahmawati & Widianto
(2021) menyatakan bahwa pengembangan
media pembelajaran berupa video melalui
Analisis alternatif solusi:
Berdasarkan hasil eksplorasi
alternatif solusi, adapun solusi
yang dapat ditawarkan adalah:
1. Mengembangkan media ajar
berbasis video menggunakan
aplikasi Canva.
2. Mengembangkan media ajar
berupa LKPD menggunakan
bantuan live worksheet.
Media Ajar berbasis Video
menggunakan Aplikasi Canva
Kelebihan media ajar ini adalah
tersedia beragam desain yang
menarik, dapat meningkatkan
kreativitas guru dalam
menyiapkan media pembelajaran
dengan memanfaatkan berbagai
fitur yang tersedia dan hemat
9. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
aplikasi canva merupakan salah satu referensi
media pembelajaran yang inovatif dengan
memanfaatkan aplikasi yang efektif dan efisien
berbasis digital sesuai dengan perkembangan di
abad 21. Desain yang tersedia bervariatif
tergantung pada kreativitas guru dalam
mengembangkan desain yang tersedia pada
aplikasi tersebut. Video pembelajaran
menggunakan aplikasi canva cocok pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu
dengan materi ilmiah di kehidupan sehari-hari
yang memerlukan pemahaman mendalam.
4. Hasil penelitian Hapsari & Zulherman (2021)
menguji efektivitas dan kelayakan media video
animasi berbasis aplikasi Canva pada materi
gaya dan gerak Pada tahap awal dilakukan uji
validasi oleh ahli media, ahli materi, dan guru.
Kemudian menguji efektifitas media berupa
pretest-posttest dan uji validasi oleh siswa.
Hasil validasi menunjukkan ahli media
memperoleh rata-rata 65,45% yang termasuk
kedalam kriteria “Valid”, untuk hasil validasi
ahli materi dan guru memperoleh kategori
“Sangat Valid” dengan hasil masing-masing
86% dan 85,57%, dan uji validasi siswa
diperoleh hasil sebesar 90% yang termasuk
dalam kriteria “Sangat Baik”. Hasil tes
menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-
rata peningkatan hasil belajar yang diperoleh
siswa yaitu 0,56%, dengan kategori “Sedang”.
Dapat disimpulkan bahwa produk video
waktu serta praktis dalam
mendesain media pembelajaran.
Adapun kekurangan dari media
ajar ini adalah meskipun
memiliki banyak fitur, namun
ada beberapa fitur menarik yang
justru berbayar untuk
menggunakannya. Selain itu,
karena berbasis web maka dalam
menggunakannya perangkat
harus tetap online dan akan
memerlukan jaringan internet
yang harus stabil.
Media Ajar berupa LKPD
menggunakan bantuan Live
Worksheet
Adapun kelebihan dalam
menggunakan media ajar di atas
adalah lebih efektif melakukan
proses pembelajaran interaktif,
pembelajaran tidak monoton
kepada penjelasan guru dan bisa
diakses kapanpun dan
dimanapun. Selain itu karena
LKPD berbasis Live Worksheet
yang dikembangkan bersifat
online, guru tidak perlu lagi
untuk mencetak LKPD yang akan
digunakan.
10. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
animasi berbasis aplikasi Canva ini dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa serta layak digunakan dalam proses
pembelajaran.
5. Menurut Lisnuriyanih (2021), Liveworksheets
adalah salah satu platform yang menyediakan
tempat untuk guru membuat e-worksheet atau
lembar kerja yang dapat dikerjakan secara
online. Aplikasi ini sangatlah menarik dan juga
sangat mudah untuk digunakan.
6. Menurut Hazlita (2021), dari hasil implementasi
pembelajaran dalam jaringan dengan
menggunakan instagram dan liveworksheets
pada masa pandemi di SMP Negeri 1 Selat Nasik
diperolah data bahwa ada perbedaan jumlah
partisipan yaitu 48,44 % pada pembelajaran
dalam jaringan dengan metode konvensional
dan 74,29% pada pembelajaran dalam jaringan
menggunakan instagram dan liveworksheets.
Dengan demikian bias disimpulkan bahwa
penggunaan instagram dan liveworksheets
dalam pembelajaran e-learning di masa
pandemi dapat meningkatkan banyak
partisipan.
7. Menurut Wati, dkk (2022) menyatakan
berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa e-LKPD interaktif Hukum
Newton berbasis mobile learning menggunakan
live worksheets di SMA dinyatakan valid,
praktis dan mempunyai dampak potensial
terhadap hasil belajar pada ranah kognitif (n-
Adapun kekurangannya adalah
memerlukan jaringan internet
yang stabil dan perangkat untuk
mengakses yang memadai.
11. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
gain 0,58 pada tingkat sedang) dan motivasi
belajar (rata-rata 49,8 pada tingkat sedang),
sehingga layak digunakan pada proses
pembelajaran.
8. Hasil penelitian Rohmah (2022) menunjukkan
bahwa (1) Proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan media Google Classroom
berbantu Liveworksheets, membuat siswa aktif,
senang dan tertarik; (2) Hasil belajar yang
dicapai siswa meningkat dengan nilai rata-rata
kelas 76,5% (baik) dan hasil observasi keaktifan
siswa dengan skor total 80 (sangat aktif).
Wawancara Guru:
Guru harus mulai melek teknologi untuk
menjadikan IT bukan hanya sebagai media, namun
juga sebagai alat bantu untuk melakukan
penilaian. Media ajar yang bisa digunakan misalnya
yang berbasis video atau LKPD.
Wawancara Kepala Sekolah:
Guru harus mulai berinovasi dan mulai
menggunakan IT sebagai bagian dari proses
pembelajaran.
Wawancara dengan Pakar:
Guru harus memanfaatkan fasilitas yang ada
terutama fasilitas IT untuk dijadikan media
pembelajaran yang menarik sehingga guru tidak
terkesan ketinggalan jaman. Misalnya bisa
menggunakan video interaktif atau e-LKPD.
12. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
4 Rendahnya
kemampuan dan
keterampilan
siswa untuk
berpikir tingkat
tinggi (HOTS)
Guru kurang
optimal dalam
menerapkan
bahan ajar
berbasis HOTS
Kajian literatur
1. Widyastuti (2015) menyatakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
menghubungkan, memanipulasi, dan
mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir
secara kritis dan kreatif dalam upaya
menentukan keputusan dan memecahkan
masalah pada situasi baru.
2. Menurut Zaenal & Heri (2015) HOTS
merupakan karakteristik kemampuan berpikir
tingkat tinggi mencakup berpikir kritis dan
berpikir kreatif. Berpikir kritis dan kreatif
merupakan dua kemampuan manusia yang
sangat mendasar karena berpikir kritis dan
berpikir kreatif dapat mendorong seseorang
untuk senantiasa memandang setiap
permasalahan yang dihadapi secara kritis, dan
mencoba mencari penyelesaiannya secara
kreatif, sehingga diperoleh suatu hal baru yang
lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya.
3. Hasil penelitian Purwasi & Fitriyani (2020),
penggunaan LKPD dapat meningkatkan
kemampuan HOTS siswa. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil penilaian tes
menunjukkan rata-rata pretes diperoleh 30,76,
sedangkan postes diperoleh 74,09. Artinya,
terdapat peningkatan rata-rata nilai
kemampuan berpikir tingkat tinggi dari pretes
ke postes dalam ujicoba lapangan.
Analisis alternatif solusi:
Berdasarkan hasil eksplorasi
alternatif solusi, adapun solusi
yang dapat ditawarkan adalah:
1. Menggunakan bahan ajar
LKPD yang berbasis HOTS
2. Menggunakan bahan ajar e-
modul dengan bantuan
flipbook marker.
Bahan Ajar LKPD berbasis
HOTS
Adapun kelebihannya adalah:
memudahkan guru dalam
mengelola proses belajar,
membantu guru mengarahkan
siswa untuk dapat menemukan
konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam
kelompok kerja, dapat digunakan
untuk mengembangkan
keterampilan proses dan
mengembangkan sikap ilmiah,
serta membantu guru untuk
memantau keberhasilan peserta
didik.
Adapun kelemahannya adalah
guru harus hati-hati membuat
LKPD agar tidak membuat siswa
menjadi bosan dengan teks yang
panjang.
13. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
4. Hasil penelitian Puspitasari, dkk (2020) hasil
uji validasi produk oleh ahli diperoleh
presentase skor 84,7% untuk aspek materi,
81,0% untuk aspek bahasa, dan 81,2% untuk
aspek media, sehingga total rata-rata skor
adalah 82,3% termasuk ke dalam kategori
sangat valid. Dengan demikian modul
elektronik (e-modul) berbasis HOTS
berbantuan Flipbook Marker menjadi produk
jadi yang layak digunakan untuk meningkatkan
kemampuan HOTS siswa.
Wawancara Guru:
Guru harus mulai menggunakan bahan ajar yang
berbasis HOTS serta menyesuaikan perangkat
ajarnya agar dapat meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi seperti LKPD yang berbasis
HOTS.
Wawancara dengan Kepala Sekolah:
Guru harus menciptakan pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika ingin
mengukur keterampilan HOTS siswa, maka
ciptakan pembelajaran yang berbasis HOTS juga.
Wawancara Pakar:
Sudah saatnya guru mulai berinovasi untuk
mecoba menggunakan bahan ajar yang berbasis
HOTS. Contohnya guru dapat membuat modul yang
berbasis HOTS.
Bahan Ajar e-Modul
Adapun kelebihannya adalah isi
bahan ajar elektronik yang
meliputi materi dan latihan soal
disajikan bervariasi tidak hanya
teks tetapi terdapat gambar serta
video yang mendukung materi
pembelajaran dan e-modul dapat
memudahkan siswa belajar pada
bagian tertentu sesuai yang
diinginkan.
Adapun kekurangannya adalah
memerlukan perangkat yang
memadai untuk mengaksesnya.
Dilihat dari keadaan di sekolah
dimana perangkat berupa
komputer/laptop yang minim jika
dibandingkan dengan jumlah
siswa yang ada maka akan agak
sulit untuk memanfaatkan
perangkat teknologi di sekolah.