SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
KEABSAHAN
PERJANJIAN
 LUKMAN SANTOSO, MH
DASAR SAHNYA
PERJANJIAN
 BERSIFAT TERBUKA/KEBEBASAN
BERKONTRAK, ARTINYA BEBAS
MEMBUAT PERJANJIAN YANG BERISI
APA SAJA ASALKAN TIDAK
MELANGGAR HUKUM, KETERTIBAN
UMUM DAN KESUSILAAN.
 BERLAKU ASAS KONSENSUALISME
ARTINYA “PERJANJIAN TIMBUL SEJAK
ADANYA KESEPAKATAN”
Syarat-syarat sahnya perjanjian
Ps. 1320 KUHPer
Kesepakatan (Consensus)
Kecakapan (Capacity)
Hal tertentu (Certainty of Terms)
Sebab yang halal (Legality)
Subjektif
Objektif
Syarat sahnya perjanjian
• Causa, secara letterlijk
 sebab, tetapi
menurut riwayatnya
adl. tujuan, yaitu yg
dikehendaki oleh
kedua belah pihak yg
mengadakan perj.
• 1337
• Yang diperjanjikan
dalam perjanjian
haruslah suatu hal
atau suatu barang
yang cukup jelas atau
tertentu
• 1332, 1333, 1334
•Ps. 1330 jo 330.
•Belum dewasa
•Dibawah
pengampuan
•Badan hukum
•PT
•Yayasan
•Koperasi
• Paksaan (dwang)  takut
akan ancaman (dilarang
oleh UU) 13
• Khilaf (dwaling)
orang, barang, negosiasi,
konsep
• Penipuan (bedrog) 
serangkaian kebohongan
yg diatur.
Sepakat kecakapan
Suatu
sebab
(oorzaak)
yang halal
Suatu hal
tertentu
1. Sepakat mereka yang
mengikatkan dirinya
 Kedua belah pihak harus mempunyai
kemauan yg bebas untuk mengikatkan diri
dan kemauan itu harus dinyatakan
 Kemauan yang bebas dianggap tidak terjadi
ketika perjanjian itu terjadi karena paksaan
(Dwang), kekhilafan/kekeliruan (dwaling)
atau penipuan (bedrof)
 Adanya kesepakatan para pihak ini
diklasifikasikan sebagai persyaratan subyektif,
yang bila tidak memenuhi persyaratan mempunyai
sifat voidable atau dapat dimintakan pembatalan
ke pengadilan.
 Kesepakatan ini merupakan dokumen tersendiri
yaitu masuk dalam Agreement Document, yang
merupakan bagian dari keseluruhan Dokumen
perjanjian.
 Batas waktu rnengajukan tuntutan pembatalan
suatu perjanjian adalah lima tahun, kecuali UU
menentukan waktu yang lebih pendek (pasal 1454
KUHPer)
Pernyataan Sepakat
PERNYATAAN
SEPAKAT
SECARA
TEGAS
SECARA
DIAM-DIAM
TERTULIS
TANDA
AKTA DIBAWAH
TANGAN
AKTA
OTENTIK
LISAN
Teori Kesepakatan
 Ada 4 teori yang terjadinya kesepakatan (Mariam Darus
Badrulzaman):
a. Teori Kehendak (wilstheorie)
 Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat
dinyatakannya kehendak pihak penerima.
b. Teori Pengiriman (verzendtheorie)
 Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat
kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang
menerima tawaran. Kritik terhadap teori ini, bagaimana hal
itu bisa diketahui. Bisa saja, walau sudah dikirim tetapi
tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan. Teori ini juga
sangat teoretis, dianggap terjadinya kesepakatan secara
otomatis.
Lanjutan...
c. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie)
 Kesepakatan terjadi apabila pihak yang
menawarkan itu mengetahui adanya
acceptatie (penerimaan).
d. Teori Penerimaan (ontvangstheorie)
 Kesepakatan terjadi pada saat pihak yang
menawarkan menerima langsung jawaban
dari pihak lawan.
a. Kekhilafan
 Periksa ps 1321 dan ps 1322
 Dibedakan menjadi 2 yaitu kekhilafan
mengenai orangnya (error in persona)
dan kekhilafan mengenai hakikat
barangnya (error in subtansia)
b. Paksaan
 Lihat Pasal 1323, ps 1324
 Yang dimaksud dengan paksaan adalah
kekerasan jasmani atau ancaman dgn
sesuatu yg diperbolehkan hukum yang
menimbulkan ketakutan kpd seseorang
sehingga ia membuat perjanjian
 Bandingkan dgn ps 1326 dan ps 1327
c. Penipuan
 Lihat ps 1328
 Penipuan mensyaratkan adanya tipu
muslihat
 Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi
harus dibuktikan
2. Kecakapan untuk membuat
perjanjian
 Kedua belah pihak harus cakap menurut
hukum untuk bertindak sendiri
 UU telah menetapkan “tidak cakap”
untuk melakukan perbuatan hukum
Kecakapan (Capacity)
Orang
Subjek Hukum
Badan Hukum
14
Ps. 1330 KUHPer:
•Orang belum dewasa
•Dibawah pengampuan
•Orang perempuan
 DEFINISI ORANG CAKAP (bekwaamheid)
:
TIDAK CAKAP
1. BELUM DEWASA
(BELUM BERUMUR
21 TAHUN)
2. BERADA DIBAWAH
PENGAMPUAN/CURA
TELE
CAKAP
1. SUDAH BERUMUR
21 TAHUN ATAU
BELUM BERUMUR
21 TAHUN TETAPI
SUDAH MENIKAH
Lanjutan...
 Mengenai ketentuan ini diatur dalam
Surat Edaran Mahkamah Agung No
3/1963, tidak berlaku lagi sehingga
hanya:
1.Orang2 yang belum dewasa
2.Mereka yang berada dibawah
pengampuan
Dewasa menurut Hukum
Indonesia
 Ps 1330 KHUPer : 21 th/ sdh menikah
 Ps 47 UU Perkawinan: 18 th
 Ps 63 UU Adm. Kependudukan: 17 th
 Ps 7 UU Pemilu: 17 th
 Ps 1 UU Perlindungan Anak: 18 th
 Ps 39-40 UU Notaris: 18 th
 Ps 1 UU HAM: 18 th
 Ps 4 UU Kewarganegaraan: 18 th
 Dll
 Berlaku asas lex specialis derogat legi generaly
Lanjutan...
 ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN)
UNTUK MEMBUAT Perjanjian
 Para pihak yang membuat perjanjian dapat pula
berbentuk badan usaha seperti:
1. Perseroan Terbatas
2. Perusahaan Komanditer
3. Perusahaan Firma
4. Usaha Perorangan (UP)
5. Partnership
6. dll
3. Suatu Hal tertentu
 Yang diperjanjikan dlm suatu
perjanjian haruslah suatu hal atau
suatu barang yang cukup jelas atau
tertentu
 Kejelasan mengenai objek perjanjian
ialah untuk memungkinkan
pelaksanaan hak dan kewajiban
3. Hal Tertentu (Certainty of Terms)
20
Ps. 1333 KUHPer
Prestasi
Ps. 1234 KUHPerdata
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
Objek PerjanjianPokok
Lanjutan...
 “Suatu Hal Tertentu” yaitu obyek yang
disepakati dalam perjanjian harus jelas, tegas
dan berlandaskan sesuatu yang sah
4. Suatu Sebab (Causa) Yang
Halal
 “Causa” diartikan bahwa isi
perjanjian itu yang
menggambarkan tujuan yang
akan dicapai para pihak
 Jadi isi dari perjanjian itu harus memuat suatu
kausa/akibat yang diperbolehkan atau legal
(geoorloofde oorzaak) yaitu:
1.Undang-undang
2.Ketertiban umum (openbare orde/public
policy)
3.Kesusilaan (zenden/morality)
4.Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian
. Bila syarat obyektif “kausa yang halal” ini
tidak dipenuhi, maka kontrak disebut
"null and void" (batal demi hukum).
23
SYARAT SUBYEKTIF (1331
KUHPer)
SYARAT 1 DAN 2 ADALAH SYARAT
SUBYEKTIF, APABILA TIDAK DIPENUHI
SYARAT TERSEBUT MAKA PERJANJIAN
YANG DIBUAT DAPAT DIBATALKAN
OLEH SALAH SATU PIHAK (Voidable/
vernietigbaarheid).
Pembatalannya dapat dimintakan kepada
hakim, dalam tenggang waktu 5 tahun
(ps.1454)
 SYARAT OBYEKTIF (Pasal 1335
KUH Per)
 SYARAT 3 DAN 4 MERUPAKAN
SYARAT OBYEKTIF, APABILA
SYARAT TERSEBUT TIDAK
DIPENUHI MAKA PERJANJIAN
YANG DIBUAT ADALAH BATAL DEMI
HUKUM (Void/ nietig).
 Artinya perjanjian dianggap tidak
pernah ada, tanpa harus dibatalkan di
pengadilan.
 BAGAN KEABSAHAN PERJANJIAN
SYAAT
SAHNYA
PERJANJIAN
SYARAT
SUBYEKTIF
SYARAT
OBYEKTIF
ADANYA
KESEPAKATAN
KECAKAPAN
HAL
TERTENTU
SEBAB
YANG HALAL
NULL
& VOID
VOIDABLE
 Menurut hukum kontrak Common Law
a. Adanya offter (penawaran) dan acceptance
(penerimaan)
b. Metting of minds (persesuaian kehendak).
c. Consideration (prestasi)
d. Competent parties and legal subject matter
(kemampuan hukum para pihak dan pokok
persoalan yang sah)
AKIBAT HUKUM SUATU
PERJANJIAN
 PASAL 1338 AYAT 1 “ SEMUA PERJANJIAN
YANG DIBUAT SECARA SAH BERLAKU
SEBAGAI UNDANG-UNDANG BAGI MEREKA
YANG MEMBUATNYA”
 PASAL 1338 AYAT 2 ”PERJANJIAN HARUS
DILAKSANAKAN DENGAN ITIKAD BAIK”
29
HAL-HAL
YANG
MERUSAK
KONTRAK
Keterpaksaan (Al-Ikrah)
Kekeliruan (ghalath)
Penyamaran Cacat Obyek
(Tadlis dan Taghrir)
Tidah adanya
KeseimbanganObyek dan
harga (Ghaban + Taghrir)
HAL-HAL MERUSAK KONTRAK SYARIAH
Lanjutan...
 Pasal 1339 KUH Perdata menyebut: “
Suatu perjanjian tidak hanya mengikat
untuk hal-hal yang dengan tegas
dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk
segala sesuatu yang menurut sifat
perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau undang-undang.”
SAAT DAN TEMPAT LAHIRNYA
PERJANJIAN
 PERJANJIAN LAHIR SEJAK ADANYA
KESEPAKATAN, ARTINYA ADA
PERSESUAIAN KEHENDAK ANTARA
PARA PIHAK
 MAKA PERJANJIAN ITU LAHIR PADA
DETIK DITERIMANYA PENAWARAN
(OFFERTE) OLEH PIHAK LAINNYA
 TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN
ADALAH TEMPAT DIMANA PENAWARAN
ITU DILAKUKAN
Pelaksanaan Perjanjian
 Asas itikad baik (Ps. 1338 (3)) → dalam
pelaksanaan prestasi harus bersifat objektif →
mengacu pada keadilan, kepatuhan, dan
kesusilaan
 Harus memuat elemen dari perjanjian sesuai
dengan Ps. 1339 dan 1347, yaitu:
o Isi perjanjian itu sendiri
o Kepatutan
o Kebiasaan
o UU
Dalam praktek di peradilan, urutannya menjadi
o Isi perjanjian
o UU
o Kebiasaan
o Kepatutan 32
 Penafsiran
o Penafsiran → maksudnya untuk mengetahui maksud
para pihak yang membuat perjanjian
o UU memberikan pedoman:
 Ps. 1342 → Penafsiran UU
 Ps. 1347 → kebiasaan
 Ps. 1348 → tentang kedudukan janji
 Ps. 1349 → penafsiran jika ada keraguan
 Ps. 1350 → kata perjanjian bersifat umum
 Ps. 1351 → tentang pengurangan & pembatasan
kekuatan perjanjian
33
Lanjutan...
 PASAL 1342 KUH Perdata
“ Jika kata-kata suatu perjanjian jelas tidaklah
diperkenankan untuk menyimpang
daripadanya dengan jalan penafsiran
 PASAL 1346 KUH Perdata
“ Apa yang meragu-ragukan harus ditafsirkan
menurut apa yang menjadi kebiasaan dalam
masyarakat atau ditempat dimana perjanjian
telah dibuat”
 Eksekusi riil
o Harfiah → pelaksanaan pemenuhan kewajiban
debitur
o Yuridis → kreditur dapat mewujudkan sendiri
prestasi yang dijanjikan dengan biaya debitur
berdasarkan kuasa yang diberikan hakim,
apabila debitur tidak melaksanakan prestasi
o Ps. 1234 hanya mengatur mengenai eksekusi
riil berupa
 Berbuat sesuatu
 Tidak berbuat sesuatu
Tidak terlaksananya perjanjian
Terdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu:
1. Wanprestasi
2. Overmacht atau keadaan memaksa
1. Wanprestasi
 Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan
atau lalai
 Bentuknya
1. Tidak melaksanakan perjanjian
2. Tidak sempurna melaksanakan
3. Terlambat melaksanakan
4. Melakukan hal yang tidak boleh
 Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat
perintah/akta sejenis yang menyatakan lalai
 Hukuman (akibat) bagi debitur lalai, yaitu:
1. Ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian
3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
36
Terima kasih...

More Related Content

What's hot

Take home perbandingan htn
Take home perbandingan htnTake home perbandingan htn
Take home perbandingan htndejoe69
 
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanBagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanDhani Irawan
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidanaalsalcunsoed
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionaldayurikaperdana19
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasionalmayasungeb
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 

What's hot (20)

Take home perbandingan htn
Take home perbandingan htnTake home perbandingan htn
Take home perbandingan htn
 
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanBagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasional
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 

Viewers also liked

Camuflagem no Reino Animal
Camuflagem no Reino AnimalCamuflagem no Reino Animal
Camuflagem no Reino AnimalIrene Aguiar
 
Let it be, The Beatles
Let it be, The BeatlesLet it be, The Beatles
Let it be, The BeatlesIrene Aguiar
 
Belgica, Meren en Rivieren
Belgica, Meren en RivierenBelgica, Meren en Rivieren
Belgica, Meren en RivierenIrene Aguiar
 
Acec2012 perth presentation september 2012.
Acec2012 perth presentation september 2012.Acec2012 perth presentation september 2012.
Acec2012 perth presentation september 2012.Mutuota Kigotho
 
Ceuta, perla del Mediterráneo
Ceuta, perla del MediterráneoCeuta, perla del Mediterráneo
Ceuta, perla del MediterráneoIrene Aguiar
 
Auguri dalla Francia
Auguri dalla FranciaAuguri dalla Francia
Auguri dalla FranciaManuela Cioni
 
Open doors to technology silvina broglia
Open doors to technology  silvina brogliaOpen doors to technology  silvina broglia
Open doors to technology silvina brogliasilvibro
 
Notebook z430 z470
Notebook z430 z470Notebook z430 z470
Notebook z430 z470Lenovo
 
A ponte do rio Kwai
A ponte do rio Kwai A ponte do rio Kwai
A ponte do rio Kwai Irene Aguiar
 
300mt den Turkiye
300mt den Turkiye 300mt den Turkiye
300mt den Turkiye Irene Aguiar
 
Merry Christmas to all...
Merry Christmas to all...Merry Christmas to all...
Merry Christmas to all...Manuela Cioni
 
Fleximoms - Women at Work
Fleximoms - Women at WorkFleximoms - Women at Work
Fleximoms - Women at WorkFleximoms
 
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM India
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM IndiaWorkflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM India
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM IndiaFleximoms
 

Viewers also liked (20)

Camuflagem no Reino Animal
Camuflagem no Reino AnimalCamuflagem no Reino Animal
Camuflagem no Reino Animal
 
Let it be, The Beatles
Let it be, The BeatlesLet it be, The Beatles
Let it be, The Beatles
 
ÁLlatmamák
ÁLlatmamákÁLlatmamák
ÁLlatmamák
 
Ballenas orcas
Ballenas orcasBallenas orcas
Ballenas orcas
 
Belgica, Meren en Rivieren
Belgica, Meren en RivierenBelgica, Meren en Rivieren
Belgica, Meren en Rivieren
 
Acec2012 perth presentation september 2012.
Acec2012 perth presentation september 2012.Acec2012 perth presentation september 2012.
Acec2012 perth presentation september 2012.
 
Ceuta, perla del Mediterráneo
Ceuta, perla del MediterráneoCeuta, perla del Mediterráneo
Ceuta, perla del Mediterráneo
 
Acapulco, México
Acapulco, MéxicoAcapulco, México
Acapulco, México
 
Auguri dalla Francia
Auguri dalla FranciaAuguri dalla Francia
Auguri dalla Francia
 
Open doors to technology silvina broglia
Open doors to technology  silvina brogliaOpen doors to technology  silvina broglia
Open doors to technology silvina broglia
 
Christmas
ChristmasChristmas
Christmas
 
Notebook z430 z470
Notebook z430 z470Notebook z430 z470
Notebook z430 z470
 
Ejercicios
EjerciciosEjercicios
Ejercicios
 
A ponte do rio Kwai
A ponte do rio Kwai A ponte do rio Kwai
A ponte do rio Kwai
 
300mt den Turkiye
300mt den Turkiye 300mt den Turkiye
300mt den Turkiye
 
Merry Christmas to all...
Merry Christmas to all...Merry Christmas to all...
Merry Christmas to all...
 
Holanda
HolandaHolanda
Holanda
 
Fleximoms - Women at Work
Fleximoms - Women at WorkFleximoms - Women at Work
Fleximoms - Women at Work
 
Exotic cars 2012
Exotic cars 2012 Exotic cars 2012
Exotic cars 2012
 
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM India
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM IndiaWorkflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM India
Workflex and HR Challenges_ A presentation made to SHRM India
 

Similar to 5. sahnya perikatan

1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptxakhedy1
 
Keabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjianKeabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjianIAIN Ponorogo
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIAdi Sudradjat
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptnatalyaivleva1987
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxFauziRusdianto1
 
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANG
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANGHukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANG
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANGnandianagustina
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisNikky Ningsih
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptSiumKarang
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianputrakarno
 

Similar to 5. sahnya perikatan (20)

1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
 
Keabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjianKeabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjian
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
HUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAKHUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAK
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
 
Ahdb #3
Ahdb #3Ahdb #3
Ahdb #3
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
 
Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2
 
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANG
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANGHukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANG
Hukum_Kontrak PPT MAHASISWA KELOMPOK ENAM ORANG
 
Makalah aspk hukum
Makalah aspk hukumMakalah aspk hukum
Makalah aspk hukum
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnis
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 

Recently uploaded

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (12)

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

5. sahnya perikatan

  • 2. DASAR SAHNYA PERJANJIAN  BERSIFAT TERBUKA/KEBEBASAN BERKONTRAK, ARTINYA BEBAS MEMBUAT PERJANJIAN YANG BERISI APA SAJA ASALKAN TIDAK MELANGGAR HUKUM, KETERTIBAN UMUM DAN KESUSILAAN.  BERLAKU ASAS KONSENSUALISME ARTINYA “PERJANJIAN TIMBUL SEJAK ADANYA KESEPAKATAN”
  • 3. Syarat-syarat sahnya perjanjian Ps. 1320 KUHPer Kesepakatan (Consensus) Kecakapan (Capacity) Hal tertentu (Certainty of Terms) Sebab yang halal (Legality) Subjektif Objektif
  • 4. Syarat sahnya perjanjian • Causa, secara letterlijk  sebab, tetapi menurut riwayatnya adl. tujuan, yaitu yg dikehendaki oleh kedua belah pihak yg mengadakan perj. • 1337 • Yang diperjanjikan dalam perjanjian haruslah suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas atau tertentu • 1332, 1333, 1334 •Ps. 1330 jo 330. •Belum dewasa •Dibawah pengampuan •Badan hukum •PT •Yayasan •Koperasi • Paksaan (dwang)  takut akan ancaman (dilarang oleh UU) 13 • Khilaf (dwaling) orang, barang, negosiasi, konsep • Penipuan (bedrog)  serangkaian kebohongan yg diatur. Sepakat kecakapan Suatu sebab (oorzaak) yang halal Suatu hal tertentu
  • 5. 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya  Kedua belah pihak harus mempunyai kemauan yg bebas untuk mengikatkan diri dan kemauan itu harus dinyatakan  Kemauan yang bebas dianggap tidak terjadi ketika perjanjian itu terjadi karena paksaan (Dwang), kekhilafan/kekeliruan (dwaling) atau penipuan (bedrof)
  • 6.  Adanya kesepakatan para pihak ini diklasifikasikan sebagai persyaratan subyektif, yang bila tidak memenuhi persyaratan mempunyai sifat voidable atau dapat dimintakan pembatalan ke pengadilan.  Kesepakatan ini merupakan dokumen tersendiri yaitu masuk dalam Agreement Document, yang merupakan bagian dari keseluruhan Dokumen perjanjian.  Batas waktu rnengajukan tuntutan pembatalan suatu perjanjian adalah lima tahun, kecuali UU menentukan waktu yang lebih pendek (pasal 1454 KUHPer)
  • 8. Teori Kesepakatan  Ada 4 teori yang terjadinya kesepakatan (Mariam Darus Badrulzaman): a. Teori Kehendak (wilstheorie)  Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat dinyatakannya kehendak pihak penerima. b. Teori Pengiriman (verzendtheorie)  Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran. Kritik terhadap teori ini, bagaimana hal itu bisa diketahui. Bisa saja, walau sudah dikirim tetapi tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan. Teori ini juga sangat teoretis, dianggap terjadinya kesepakatan secara otomatis.
  • 9. Lanjutan... c. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie)  Kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan itu mengetahui adanya acceptatie (penerimaan). d. Teori Penerimaan (ontvangstheorie)  Kesepakatan terjadi pada saat pihak yang menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lawan.
  • 10. a. Kekhilafan  Periksa ps 1321 dan ps 1322  Dibedakan menjadi 2 yaitu kekhilafan mengenai orangnya (error in persona) dan kekhilafan mengenai hakikat barangnya (error in subtansia)
  • 11. b. Paksaan  Lihat Pasal 1323, ps 1324  Yang dimaksud dengan paksaan adalah kekerasan jasmani atau ancaman dgn sesuatu yg diperbolehkan hukum yang menimbulkan ketakutan kpd seseorang sehingga ia membuat perjanjian  Bandingkan dgn ps 1326 dan ps 1327
  • 12. c. Penipuan  Lihat ps 1328  Penipuan mensyaratkan adanya tipu muslihat  Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan
  • 13. 2. Kecakapan untuk membuat perjanjian  Kedua belah pihak harus cakap menurut hukum untuk bertindak sendiri  UU telah menetapkan “tidak cakap” untuk melakukan perbuatan hukum
  • 14. Kecakapan (Capacity) Orang Subjek Hukum Badan Hukum 14 Ps. 1330 KUHPer: •Orang belum dewasa •Dibawah pengampuan •Orang perempuan
  • 15.  DEFINISI ORANG CAKAP (bekwaamheid) : TIDAK CAKAP 1. BELUM DEWASA (BELUM BERUMUR 21 TAHUN) 2. BERADA DIBAWAH PENGAMPUAN/CURA TELE CAKAP 1. SUDAH BERUMUR 21 TAHUN ATAU BELUM BERUMUR 21 TAHUN TETAPI SUDAH MENIKAH
  • 16. Lanjutan...  Mengenai ketentuan ini diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No 3/1963, tidak berlaku lagi sehingga hanya: 1.Orang2 yang belum dewasa 2.Mereka yang berada dibawah pengampuan
  • 17. Dewasa menurut Hukum Indonesia  Ps 1330 KHUPer : 21 th/ sdh menikah  Ps 47 UU Perkawinan: 18 th  Ps 63 UU Adm. Kependudukan: 17 th  Ps 7 UU Pemilu: 17 th  Ps 1 UU Perlindungan Anak: 18 th  Ps 39-40 UU Notaris: 18 th  Ps 1 UU HAM: 18 th  Ps 4 UU Kewarganegaraan: 18 th  Dll  Berlaku asas lex specialis derogat legi generaly
  • 18. Lanjutan...  ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT Perjanjian  Para pihak yang membuat perjanjian dapat pula berbentuk badan usaha seperti: 1. Perseroan Terbatas 2. Perusahaan Komanditer 3. Perusahaan Firma 4. Usaha Perorangan (UP) 5. Partnership 6. dll
  • 19. 3. Suatu Hal tertentu  Yang diperjanjikan dlm suatu perjanjian haruslah suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas atau tertentu  Kejelasan mengenai objek perjanjian ialah untuk memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban
  • 20. 3. Hal Tertentu (Certainty of Terms) 20 Ps. 1333 KUHPer Prestasi Ps. 1234 KUHPerdata 1. Memberikan sesuatu 2. Berbuat sesuatu 3. Tidak berbuat sesuatu Objek PerjanjianPokok
  • 21. Lanjutan...  “Suatu Hal Tertentu” yaitu obyek yang disepakati dalam perjanjian harus jelas, tegas dan berlandaskan sesuatu yang sah
  • 22. 4. Suatu Sebab (Causa) Yang Halal  “Causa” diartikan bahwa isi perjanjian itu yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai para pihak
  • 23.  Jadi isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa/akibat yang diperbolehkan atau legal (geoorloofde oorzaak) yaitu: 1.Undang-undang 2.Ketertiban umum (openbare orde/public policy) 3.Kesusilaan (zenden/morality) 4.Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian . Bila syarat obyektif “kausa yang halal” ini tidak dipenuhi, maka kontrak disebut "null and void" (batal demi hukum). 23
  • 24. SYARAT SUBYEKTIF (1331 KUHPer) SYARAT 1 DAN 2 ADALAH SYARAT SUBYEKTIF, APABILA TIDAK DIPENUHI SYARAT TERSEBUT MAKA PERJANJIAN YANG DIBUAT DAPAT DIBATALKAN OLEH SALAH SATU PIHAK (Voidable/ vernietigbaarheid). Pembatalannya dapat dimintakan kepada hakim, dalam tenggang waktu 5 tahun (ps.1454)
  • 25.  SYARAT OBYEKTIF (Pasal 1335 KUH Per)  SYARAT 3 DAN 4 MERUPAKAN SYARAT OBYEKTIF, APABILA SYARAT TERSEBUT TIDAK DIPENUHI MAKA PERJANJIAN YANG DIBUAT ADALAH BATAL DEMI HUKUM (Void/ nietig).  Artinya perjanjian dianggap tidak pernah ada, tanpa harus dibatalkan di pengadilan.
  • 26.  BAGAN KEABSAHAN PERJANJIAN SYAAT SAHNYA PERJANJIAN SYARAT SUBYEKTIF SYARAT OBYEKTIF ADANYA KESEPAKATAN KECAKAPAN HAL TERTENTU SEBAB YANG HALAL NULL & VOID VOIDABLE
  • 27.  Menurut hukum kontrak Common Law a. Adanya offter (penawaran) dan acceptance (penerimaan) b. Metting of minds (persesuaian kehendak). c. Consideration (prestasi) d. Competent parties and legal subject matter (kemampuan hukum para pihak dan pokok persoalan yang sah)
  • 28. AKIBAT HUKUM SUATU PERJANJIAN  PASAL 1338 AYAT 1 “ SEMUA PERJANJIAN YANG DIBUAT SECARA SAH BERLAKU SEBAGAI UNDANG-UNDANG BAGI MEREKA YANG MEMBUATNYA”  PASAL 1338 AYAT 2 ”PERJANJIAN HARUS DILAKSANAKAN DENGAN ITIKAD BAIK”
  • 29. 29 HAL-HAL YANG MERUSAK KONTRAK Keterpaksaan (Al-Ikrah) Kekeliruan (ghalath) Penyamaran Cacat Obyek (Tadlis dan Taghrir) Tidah adanya KeseimbanganObyek dan harga (Ghaban + Taghrir) HAL-HAL MERUSAK KONTRAK SYARIAH
  • 30. Lanjutan...  Pasal 1339 KUH Perdata menyebut: “ Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang.”
  • 31. SAAT DAN TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN  PERJANJIAN LAHIR SEJAK ADANYA KESEPAKATAN, ARTINYA ADA PERSESUAIAN KEHENDAK ANTARA PARA PIHAK  MAKA PERJANJIAN ITU LAHIR PADA DETIK DITERIMANYA PENAWARAN (OFFERTE) OLEH PIHAK LAINNYA  TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN ADALAH TEMPAT DIMANA PENAWARAN ITU DILAKUKAN
  • 32. Pelaksanaan Perjanjian  Asas itikad baik (Ps. 1338 (3)) → dalam pelaksanaan prestasi harus bersifat objektif → mengacu pada keadilan, kepatuhan, dan kesusilaan  Harus memuat elemen dari perjanjian sesuai dengan Ps. 1339 dan 1347, yaitu: o Isi perjanjian itu sendiri o Kepatutan o Kebiasaan o UU Dalam praktek di peradilan, urutannya menjadi o Isi perjanjian o UU o Kebiasaan o Kepatutan 32
  • 33.  Penafsiran o Penafsiran → maksudnya untuk mengetahui maksud para pihak yang membuat perjanjian o UU memberikan pedoman:  Ps. 1342 → Penafsiran UU  Ps. 1347 → kebiasaan  Ps. 1348 → tentang kedudukan janji  Ps. 1349 → penafsiran jika ada keraguan  Ps. 1350 → kata perjanjian bersifat umum  Ps. 1351 → tentang pengurangan & pembatasan kekuatan perjanjian 33
  • 34. Lanjutan...  PASAL 1342 KUH Perdata “ Jika kata-kata suatu perjanjian jelas tidaklah diperkenankan untuk menyimpang daripadanya dengan jalan penafsiran  PASAL 1346 KUH Perdata “ Apa yang meragu-ragukan harus ditafsirkan menurut apa yang menjadi kebiasaan dalam masyarakat atau ditempat dimana perjanjian telah dibuat”
  • 35.  Eksekusi riil o Harfiah → pelaksanaan pemenuhan kewajiban debitur o Yuridis → kreditur dapat mewujudkan sendiri prestasi yang dijanjikan dengan biaya debitur berdasarkan kuasa yang diberikan hakim, apabila debitur tidak melaksanakan prestasi o Ps. 1234 hanya mengatur mengenai eksekusi riil berupa  Berbuat sesuatu  Tidak berbuat sesuatu
  • 36. Tidak terlaksananya perjanjian Terdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu: 1. Wanprestasi 2. Overmacht atau keadaan memaksa 1. Wanprestasi  Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan atau lalai  Bentuknya 1. Tidak melaksanakan perjanjian 2. Tidak sempurna melaksanakan 3. Terlambat melaksanakan 4. Melakukan hal yang tidak boleh  Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah/akta sejenis yang menyatakan lalai  Hukuman (akibat) bagi debitur lalai, yaitu: 1. Ganti rugi 2. Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian 3. Peralihan resiko 4. Membayar biaya perkara 36

Editor's Notes

  1. Adanya kesepakatan para pihak Perhatikan bagaimana dengan bukti tercapainya kesepakatan Kecakapan untuk membuat perjanjian Kecakapan yang bersifat umum : misalkan kedewasaan Kecakapan yang bersifat khusus  kewenangan misalkan direksi mewakili PT Suatu hal tertentu sesuatu yang harus diberikan atau dilakukan (prestasi) harus tertentu Suatu sebab (causa) yang halal Sebab di sini bukanlah motif orang yang berbuat Sebab adalah tujuan obyektif dari masing-masing pihak dalam perjanjian Sebab yang tidak halal artinya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan atau ketertiban umum.