SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
SISTEM HUKUM KONTRAK
Materi Hukum Perikatan
HUKUM KONTRAK
 Hukum ini memusatkan perhatian
pada kewajiban untuk melaksanakan
kewajiban sendiri (self imposed
obligation).
 Kontrak dibuat untuk perlindungan
kepentingan private yang belum
diatur oleh undang-undang
KONTRAK
 suatu perjanjian tertulis diantara dua atau
lebih orang / pihak yang menciptakan hak
dan kewajiban untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu (Istilah Umum)
 “Contract: An agreement between two or
more persons which creates an obligation
to do or not to do a peculiar thing”
 Perjanjian : Adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih lainnya ( 1313 BW )
MODEL KONTRAK BISNIS
 TRANSAKSIONAL
 ADANYA DUA PIHAK ATAU LEBIH DIMANA PIHAK
SATU SEBAGAI PEMBERI PRESTASI DAN PIHAK
LAIN PENYEDIA PRESTASI (JULA BELI, SEWA
MENYEWA, PINJAM MEMINJAM )
 OPERASIONAL
 ADANYA KERJASAMA DARI DUA PIHAK ATAU
LEBIH UNTUK MENGERJAKAN SUATU BISNIS
(JOINT VENTURE, JOINT OPERASIONAL)
MACAM MACAM PERJANJIAN
( BW/nominaat )
 Jual Beli
 Tukar Menukar
 Sewa Menyewa
 Melakukan Pekerjaan
 Pengangkutan
 Persekutuan
 Penghibahan
 Penitipan Barang
 Pinjam meminjam
 Untung Untungan
 Penanggungan Utang
 Perdamaian
 Dll
Diluar KUHPerdata / Innominaat
 Kontrak licensi
 Kontrak waralaba
 Kontrak Penggunaan Rahim
 Kontrak Pembiayaan
ASAS ASAS PERJANJIAN
 ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK :
para pihak mempunyai kebebasan
menentukan perjanjian
 ASAS KONSENSUALISME :
Perjanjian itu lahir sejak adanya kesepakatan
(consensus)
 ASAS PERSONALITY :
seseorang yang akan melakukan dan/atau
membuat kontrak hanya untuk kepentingan
perseorangan saja. Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPer
Lanjutan…
 ASAS IKTIKAD BAIK
Perjanjian harus dibuat berdasarkan
kepatutan dan kepantasan serta tidak
menyalah gunakan situasi
 ASAS PUCTA SUNT SERVANDA
Semua perjanjian yang dibuat secara sah
menjadi undang undang/hukum bagi
mereka yang membuatnya
dan Perjanjian tidak dapat dibatalkan
secara sepihak selain dengan kesepakata
atau berdasarkan undang-undang
Asas-asas Hukum Perikatan
Nasional
 Disamping kelima asas yang telah diuraikan
diatas, dalam Lokakarya Hukum Perikatan
yang diselenggarakan oleh Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman RI pada tanggal 17 – 19
Desember 1985 telah berhasil
dirumuskannya delapan asas hukum
perikatan nasional. Kedelapan asas
tersebut adalah sebagai berikut:
Asas Kepercayaan
 Asas kepercayaan mengandung
pengertian bahwa setiap orang yang
akan mengadakan perjanjian akan
memenuhi setiap prestasi yang
diadakan diantara mereka dibelakang
hari.
Asas Persamaan Hukum
 Asas persamaan hukum mengandung
maksud bahwa subjek hukum yang
mengadakan perjanjian mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama dalam hukum. Mereka tidak
boleh dibeda-bedakan antara satu
sama lainnya, walaupun subjek
hukum itu berbeda warna kulit,
agama, dan ras
Asas Kesimbangan
 Asas keseimbangan adalah asas yang
menghendaki kedua belah pihak
memenuhi dan melaksanakan
perjanjian. Kreditur mempunyai
kekuatan untuk menuntut prestasi
dan jika diperlukan dapat menuntut
pelunasan prestasi melalui kekayaan
debitur, namun debitur memikul pula
kewajiban untuk melaksanakan
perjanjian itu dengan itikad baik.
Asas Kepastian Hukum
 Perjanjian sebagai figur hukum
mengandung kepastian hukum.
Kepastian ini terungkap dari kekuatan
mengikatnya perjanjian, yaitu
sebagai undang-undang bagi yang
membuatnya.
Asas Moralitas
 Salah satu faktor yang memberikan
motivasi pada yang bersangkutan
melakukan perbuatan hukum itu
adalah didasarkan pada moralitas
sebagai panggilan hati nuraninya.
Prinsip Kontrak Internasional
UNIDROIT Principles (lex mercantoria)
 Prinsip Kebebasan Berkontrak
 Prinsip Iktikad baik dan Transaksi Jujur
 Prinsip pengakuan kebiasaan
 Prinsip Kesepakatan melalui penawaran dan penerimaan
 Prinsip larangan negosiasi dgn iktikad buruk
 Prinsip Menjaga kerahasian
 Prinsip perlindungan pihak lemah dari syarat baku
 Prinsip syarat sahnya kontrak
 Prinsip pembatalan karena perbedaan besar
 Prinsip contraproferentem dalam penafsiran
 Prinsip menghormati kontrak dalam kesulitan
 Prinsip Pembebasan dalam force majeur
SUBYEK PERJANJIAN
 PERSOON
 LEGAL ENTITIES
 PUBLIC BODIES
 STATE
PARA PIHAK
 Government to Private
 Government to Government
 Private to Private
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
(1320 BW)
 SYARAT SUBYEKTIF
 KESEPAKATAN
 KECAKAPAN
 SYARAT OBYEKTIF
 SUATU HAL TERTENTU
 SEBAB YANG HALAL
Bandingkan dengan Enforceable of
Contract dari Common law
 Agreement (kesepakatan)- offer
acceptance
 Mutual assent (timbal balik)
 Consideration (pertimbangan)
 Contractual Capacity (kecakapan)
 Lawful Object ( yang diperbolehkan
hukum)
KESEPAKATAN
 Adalah bertemunya dua maksud yang
terwujud dalam janji untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu
 Kesesuaian antara penawaran (offer) dan
Penerimaan ( Acceptance )
 Ditandai dengan : jabat tangan ;
pembayaran ; tanda tangan ; dan hal lain
yang dianggap patut menurut undang
undang dan kebiasaan
 Tidak sah bila: atas paksaan; adanya
penipuan/kekhilafan ; penyalahgunaan
situasi
KECAKAPAN
 Adalah pihak yang mampu secara hukum
atau berkuasa atas barang dan jasa yang
diperjanjikan atau berwenang mewakili
pihak
 Misalnya : Pemilik barang atau yang
diberi kuasa ; Direktur sebagai wakil
perusahaan
 Yang tidak cakap : anak dibawah umur
(<21th/belum menikah) ; seorang pailit
; dibawah pengampuan; (perempuan
dalam hal dilarang undang undang (UUP
1/1974 psl 31 ayat 2 )
SUATU HAL TERTENTU
 Adalah objek perjanjian yang akan
menimbulkan prestasi bagi para
pihak baik yang ada maupun yang
akan ada
 Misal :
barang atau jasa : rumah,kendaraan
, pengangkutan ; pengiriman;
pemborongan; pelayanan jasa dll
SEBAB YANG HALAL
 Sesuatu yang menjadi pokok
perjanjian adalah suatu sebab yang
legal menurut undang undang ; tidak
melanggar kesusilaan dan ketertiban
umum . Mis : jaul beli, pinjam
meminjam dll
 tidak boleh memperjanjikan jual beli
gula illegal; narkoba ; menjual
belikan tanah sengketa ;
pemasangan iklan yang porno ;
pementasan di depan masjid dll
UNSUR UNSUR PERJANJIAN
1. UNSUR ESSENSIAL
 Suatu hal pokok mengenai objek
perjanjian yang harus dicantumkan
dalam perjanjian agar perjanjian
menjadi sah
 Misal :
Barang/jasa,, status hubungan
hukum dan harga (?)
2. UNSUR NATURALIA
 Ketentuan hukum umum sebagai syarat yang
dicantumkan dalam perjanjian ( tidak
mengurangi keabsahan perjanjian )
 Misal : Cara pembayaran ; waktu dan tempat
penyerahan ; biaya angkutan ;pemasangan dll
3. UNSUR AKSIDENTALIA
 Ketentuan yang tidak disyaratkan oleh undang
undang namun dianggap perlu bagi para pihak
untuk tekhnis pelaksanaan
 Misal : penyerahan kwitansi ; gambar;nama
bank dan nomor rekening ; penyerahan bukti
pendukung perjanjian lainnya
Except Clause
 Suatu hal yang bersifat penting sebagai
pelengkap yang sebenarnya tidak
diinginkan para pihak
 Misal :
1. Ganti rugi / Wanprestasi
2. Force Majeur
3. Penyelesaian sengketa
WANPRESTASI
 Suatu keadaan dimana pihak debitur
karena kelalaian/kesengajaan tidak
memenuhi prestasi yang diperjanjikan
 Macam :
1. Tidak dipenuhi prestasi
2. Dipenuhi hanya sebagian
3. Dipenuhi tetapi terlambat
4. Melakukan yang dilarang oleh
perjanjian
AKIBAT WANPRESTASI
 Batalnya perjanjian
 Ganti kerugian
 Penanggungan atas resiko yang
terjadi
 Membayar biaya perkara di
pengadilan
FORCE MAJEUR /OVER MACHT
 Suatu keadaan diluar kekuasaan yang
menyebabkan tidak dapat dipenuhinya
prestasi
 Misalnya :
Gangguan cuaca; gempa bumi;
kecelakaan;huru hara; Hal hal yang tak
dapat diduga sebelumnya
AKIBAT FORCE MAJEURE
 Pembebasan dari ganti rugi
 Rekontraktual
 Lose lose solution
Pelepasan Hak
 pelepasan hak atau “rechtsverwerking”
yaitu hilangnya hak bukan karena
lewatnya waktu tetapi karena sikap
atau tindakan seseorang yang
menunjukan bahwa ia sudah tidak akan
mempergunakan suatu hak
Penyelesaian Sengketa
 Alternative Dispute Resolution
(Musyawarah)
 Negosiasi, Mediasi, Konsultasi
ATAU
 Arbitrase
 Ad Hoc, Lembaga Arbitrase
 Pengadilan
 Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga
Domisili dan Jurisdiksi
Pilihan Hukum dan Pilihan Forum
 Para pihak dapat menentukan hukum
mana yang akan diberlakukan
 Antar daerah
 Antar negara
 Bila antar negara, para pihak dapat
menentukan hukum acara yang akan
digunakan
Prinsip–Prinsip Pilihan Hukum
 Melakukan kontrak bisnis lintas batas
negara, para pihak akan dihadapkan
dengan pilihan hukum.
 Dalam penentuan pilihan hukum,
dikenal beberapa prinsip dan batas
pilihan hukum antara lain sebagai
berikut
Prinsip Otonomi Para Pihak
 Menurut prinsip ini, para pihak yang
paling berhak menentukan hukum
yang hendak mereka pilih dan
berlaku sebagai dasar transaksi,
termasuk sebagai dasar penyelesaian
sengketa sekiranya timbul suatu
sengketa dari kontrak transaksi yang
dibuat.
Prinsip Bonafide
 Menurut prinsip ini, suatu pilihan
hukum harus didasarkan itikad baik
(bonafide), yaitu semata-mata untuk
tujuan kepastian, perlindungan yang
adil, dan jaminan yang lebih pasti
bagi pelaksanaan akibat-akibat
transaksi (isi perjanjian).
Prinsip Real Connection
 Beberapa sistem hukum
mensyaratkan keharusan adanya
hubungan nyata antara hukum yang
dipilih dengan peristiwa hukum yang
hendak ditundukkan/didasarkan
kepada hukum yang dipilih
Prinsip Larangan
Penyelundupan Hukum
 Pihak-pihak yang diberi kebebasan
untuk melakukan pilihan hukum,
hendaknya tidak menggunakan
kebebasan itu untuk tujuan
kesewenang-wenangan demi
keuntungan sendiri.
Prinsip Ketertiban Umum
 Suatu pilihan hukum tidak boleh
bertentangan dengan ketertiban umum,
yaitu bahwa hukum yang dipilih oleh para
pihak tidak boleh bertentangan dengan
sendi-sendi asasi hukum dan
masyarakat, hukum para hakim yang
akan mengadili sengketa bahwa ketertiban
umum (public order ) merupakan
pembatas pertama kemauan seseorang
dalam melakukan pilihan hukum.
Jumlah Rangkap
 Penutup Perjanjian seyogyannya
menulis jumlah rangkap perjanjian
dan kekuatan hukum yang sama
untuk di pegang masing masing pihak
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
 Telah dipenuhinya prestasi
 Telah berlalunya waktu yang
ditentukan
 Kesepakatan para pihak
 Diputuskan oleh pengadilan
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
BATALNYA PERJANJIAN
 Kesepakatan para pihak
 Tidak memenuhi syarat sahnya
perjanjian (syarat Objektif)
 Wanprestasi
 Tidak bisa dilaksanakan
 Melanggar ketentuan undang
undang ketertiban dan kesusilaan
 Tidak pantas dan tidak patut
BATALNYA PERJANJIAN
 Perjanjian dapat dibatalkan apabila tidak
memenuhi syarat sahnya perjanjian (Pasal
1321 KUHPerdata)
 Null and Void : Perjanjian dianggap telah batal
sejak awal , apabila syarat objektif tidak
terpenuhi. Perjanjian ini dianggap batal demi
hukum dan tidak pernah ada perikatan
 Voidable : Bila salah satu syarat subyektif
tidak terpenuhi perjanjian tidak batal demi
hukum, tetapi salah satu pihak dapat meminta
pembatalan. Perjanjian tetap mengikat para
pihak selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas
permintaan salah satu pihak
SEMOGA BERMANFAAT

More Related Content

What's hot

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptBetlehem Ketaren
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaLeks&Co
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataNeyna Fazadiq
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Acaraperdata
AcaraperdataAcaraperdata
Acaraperdata
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa Menyewa
 
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTSTugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdata
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 

Similar to Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt

HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjianpsetiadharma
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahAlalan Tanala
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptxakhedy1
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianputrakarno
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuryati48
 
Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnismailinursal
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanFair Nurfachrizi
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aprinsya Panjaitan
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxFauziRusdianto1
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatanLukman Az
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIAdi Sudradjat
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 

Similar to Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt (20)

PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjian
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Pertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.pptPertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.ppt
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
 
Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnis
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
Hukum Perdata
Hukum PerdataHukum Perdata
Hukum Perdata
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 

Recently uploaded

pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (11)

pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt

  • 1. SISTEM HUKUM KONTRAK Materi Hukum Perikatan
  • 2. HUKUM KONTRAK  Hukum ini memusatkan perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri (self imposed obligation).  Kontrak dibuat untuk perlindungan kepentingan private yang belum diatur oleh undang-undang
  • 3. KONTRAK  suatu perjanjian tertulis diantara dua atau lebih orang / pihak yang menciptakan hak dan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Istilah Umum)  “Contract: An agreement between two or more persons which creates an obligation to do or not to do a peculiar thing”  Perjanjian : Adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya ( 1313 BW )
  • 4. MODEL KONTRAK BISNIS  TRANSAKSIONAL  ADANYA DUA PIHAK ATAU LEBIH DIMANA PIHAK SATU SEBAGAI PEMBERI PRESTASI DAN PIHAK LAIN PENYEDIA PRESTASI (JULA BELI, SEWA MENYEWA, PINJAM MEMINJAM )  OPERASIONAL  ADANYA KERJASAMA DARI DUA PIHAK ATAU LEBIH UNTUK MENGERJAKAN SUATU BISNIS (JOINT VENTURE, JOINT OPERASIONAL)
  • 5. MACAM MACAM PERJANJIAN ( BW/nominaat )  Jual Beli  Tukar Menukar  Sewa Menyewa  Melakukan Pekerjaan  Pengangkutan  Persekutuan  Penghibahan  Penitipan Barang  Pinjam meminjam  Untung Untungan  Penanggungan Utang  Perdamaian  Dll
  • 6. Diluar KUHPerdata / Innominaat  Kontrak licensi  Kontrak waralaba  Kontrak Penggunaan Rahim  Kontrak Pembiayaan
  • 7. ASAS ASAS PERJANJIAN  ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK : para pihak mempunyai kebebasan menentukan perjanjian  ASAS KONSENSUALISME : Perjanjian itu lahir sejak adanya kesepakatan (consensus)  ASAS PERSONALITY : seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPer
  • 8. Lanjutan…  ASAS IKTIKAD BAIK Perjanjian harus dibuat berdasarkan kepatutan dan kepantasan serta tidak menyalah gunakan situasi  ASAS PUCTA SUNT SERVANDA Semua perjanjian yang dibuat secara sah menjadi undang undang/hukum bagi mereka yang membuatnya dan Perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak selain dengan kesepakata atau berdasarkan undang-undang
  • 9. Asas-asas Hukum Perikatan Nasional  Disamping kelima asas yang telah diuraikan diatas, dalam Lokakarya Hukum Perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17 – 19 Desember 1985 telah berhasil dirumuskannya delapan asas hukum perikatan nasional. Kedelapan asas tersebut adalah sebagai berikut:
  • 10. Asas Kepercayaan  Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan diantara mereka dibelakang hari.
  • 11. Asas Persamaan Hukum  Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum yang mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras
  • 12. Asas Kesimbangan  Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
  • 13. Asas Kepastian Hukum  Perjanjian sebagai figur hukum mengandung kepastian hukum. Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.
  • 14. Asas Moralitas  Salah satu faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan melakukan perbuatan hukum itu adalah didasarkan pada moralitas sebagai panggilan hati nuraninya.
  • 15. Prinsip Kontrak Internasional UNIDROIT Principles (lex mercantoria)  Prinsip Kebebasan Berkontrak  Prinsip Iktikad baik dan Transaksi Jujur  Prinsip pengakuan kebiasaan  Prinsip Kesepakatan melalui penawaran dan penerimaan  Prinsip larangan negosiasi dgn iktikad buruk  Prinsip Menjaga kerahasian  Prinsip perlindungan pihak lemah dari syarat baku  Prinsip syarat sahnya kontrak  Prinsip pembatalan karena perbedaan besar  Prinsip contraproferentem dalam penafsiran  Prinsip menghormati kontrak dalam kesulitan  Prinsip Pembebasan dalam force majeur
  • 16. SUBYEK PERJANJIAN  PERSOON  LEGAL ENTITIES  PUBLIC BODIES  STATE
  • 17. PARA PIHAK  Government to Private  Government to Government  Private to Private
  • 18. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (1320 BW)  SYARAT SUBYEKTIF  KESEPAKATAN  KECAKAPAN  SYARAT OBYEKTIF  SUATU HAL TERTENTU  SEBAB YANG HALAL
  • 19. Bandingkan dengan Enforceable of Contract dari Common law  Agreement (kesepakatan)- offer acceptance  Mutual assent (timbal balik)  Consideration (pertimbangan)  Contractual Capacity (kecakapan)  Lawful Object ( yang diperbolehkan hukum)
  • 20. KESEPAKATAN  Adalah bertemunya dua maksud yang terwujud dalam janji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu  Kesesuaian antara penawaran (offer) dan Penerimaan ( Acceptance )  Ditandai dengan : jabat tangan ; pembayaran ; tanda tangan ; dan hal lain yang dianggap patut menurut undang undang dan kebiasaan  Tidak sah bila: atas paksaan; adanya penipuan/kekhilafan ; penyalahgunaan situasi
  • 21. KECAKAPAN  Adalah pihak yang mampu secara hukum atau berkuasa atas barang dan jasa yang diperjanjikan atau berwenang mewakili pihak  Misalnya : Pemilik barang atau yang diberi kuasa ; Direktur sebagai wakil perusahaan  Yang tidak cakap : anak dibawah umur (<21th/belum menikah) ; seorang pailit ; dibawah pengampuan; (perempuan dalam hal dilarang undang undang (UUP 1/1974 psl 31 ayat 2 )
  • 22. SUATU HAL TERTENTU  Adalah objek perjanjian yang akan menimbulkan prestasi bagi para pihak baik yang ada maupun yang akan ada  Misal : barang atau jasa : rumah,kendaraan , pengangkutan ; pengiriman; pemborongan; pelayanan jasa dll
  • 23. SEBAB YANG HALAL  Sesuatu yang menjadi pokok perjanjian adalah suatu sebab yang legal menurut undang undang ; tidak melanggar kesusilaan dan ketertiban umum . Mis : jaul beli, pinjam meminjam dll  tidak boleh memperjanjikan jual beli gula illegal; narkoba ; menjual belikan tanah sengketa ; pemasangan iklan yang porno ; pementasan di depan masjid dll
  • 24. UNSUR UNSUR PERJANJIAN 1. UNSUR ESSENSIAL  Suatu hal pokok mengenai objek perjanjian yang harus dicantumkan dalam perjanjian agar perjanjian menjadi sah  Misal : Barang/jasa,, status hubungan hukum dan harga (?)
  • 25. 2. UNSUR NATURALIA  Ketentuan hukum umum sebagai syarat yang dicantumkan dalam perjanjian ( tidak mengurangi keabsahan perjanjian )  Misal : Cara pembayaran ; waktu dan tempat penyerahan ; biaya angkutan ;pemasangan dll 3. UNSUR AKSIDENTALIA  Ketentuan yang tidak disyaratkan oleh undang undang namun dianggap perlu bagi para pihak untuk tekhnis pelaksanaan  Misal : penyerahan kwitansi ; gambar;nama bank dan nomor rekening ; penyerahan bukti pendukung perjanjian lainnya
  • 26. Except Clause  Suatu hal yang bersifat penting sebagai pelengkap yang sebenarnya tidak diinginkan para pihak  Misal : 1. Ganti rugi / Wanprestasi 2. Force Majeur 3. Penyelesaian sengketa
  • 27. WANPRESTASI  Suatu keadaan dimana pihak debitur karena kelalaian/kesengajaan tidak memenuhi prestasi yang diperjanjikan  Macam : 1. Tidak dipenuhi prestasi 2. Dipenuhi hanya sebagian 3. Dipenuhi tetapi terlambat 4. Melakukan yang dilarang oleh perjanjian
  • 28. AKIBAT WANPRESTASI  Batalnya perjanjian  Ganti kerugian  Penanggungan atas resiko yang terjadi  Membayar biaya perkara di pengadilan
  • 29. FORCE MAJEUR /OVER MACHT  Suatu keadaan diluar kekuasaan yang menyebabkan tidak dapat dipenuhinya prestasi  Misalnya : Gangguan cuaca; gempa bumi; kecelakaan;huru hara; Hal hal yang tak dapat diduga sebelumnya
  • 30. AKIBAT FORCE MAJEURE  Pembebasan dari ganti rugi  Rekontraktual  Lose lose solution
  • 31. Pelepasan Hak  pelepasan hak atau “rechtsverwerking” yaitu hilangnya hak bukan karena lewatnya waktu tetapi karena sikap atau tindakan seseorang yang menunjukan bahwa ia sudah tidak akan mempergunakan suatu hak
  • 32. Penyelesaian Sengketa  Alternative Dispute Resolution (Musyawarah)  Negosiasi, Mediasi, Konsultasi ATAU  Arbitrase  Ad Hoc, Lembaga Arbitrase  Pengadilan  Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga
  • 33. Domisili dan Jurisdiksi Pilihan Hukum dan Pilihan Forum  Para pihak dapat menentukan hukum mana yang akan diberlakukan  Antar daerah  Antar negara  Bila antar negara, para pihak dapat menentukan hukum acara yang akan digunakan
  • 34. Prinsip–Prinsip Pilihan Hukum  Melakukan kontrak bisnis lintas batas negara, para pihak akan dihadapkan dengan pilihan hukum.  Dalam penentuan pilihan hukum, dikenal beberapa prinsip dan batas pilihan hukum antara lain sebagai berikut
  • 35. Prinsip Otonomi Para Pihak  Menurut prinsip ini, para pihak yang paling berhak menentukan hukum yang hendak mereka pilih dan berlaku sebagai dasar transaksi, termasuk sebagai dasar penyelesaian sengketa sekiranya timbul suatu sengketa dari kontrak transaksi yang dibuat.
  • 36. Prinsip Bonafide  Menurut prinsip ini, suatu pilihan hukum harus didasarkan itikad baik (bonafide), yaitu semata-mata untuk tujuan kepastian, perlindungan yang adil, dan jaminan yang lebih pasti bagi pelaksanaan akibat-akibat transaksi (isi perjanjian).
  • 37. Prinsip Real Connection  Beberapa sistem hukum mensyaratkan keharusan adanya hubungan nyata antara hukum yang dipilih dengan peristiwa hukum yang hendak ditundukkan/didasarkan kepada hukum yang dipilih
  • 38. Prinsip Larangan Penyelundupan Hukum  Pihak-pihak yang diberi kebebasan untuk melakukan pilihan hukum, hendaknya tidak menggunakan kebebasan itu untuk tujuan kesewenang-wenangan demi keuntungan sendiri.
  • 39. Prinsip Ketertiban Umum  Suatu pilihan hukum tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, yaitu bahwa hukum yang dipilih oleh para pihak tidak boleh bertentangan dengan sendi-sendi asasi hukum dan masyarakat, hukum para hakim yang akan mengadili sengketa bahwa ketertiban umum (public order ) merupakan pembatas pertama kemauan seseorang dalam melakukan pilihan hukum.
  • 40. Jumlah Rangkap  Penutup Perjanjian seyogyannya menulis jumlah rangkap perjanjian dan kekuatan hukum yang sama untuk di pegang masing masing pihak
  • 41. BERAKHIRNYA PERJANJIAN  Telah dipenuhinya prestasi  Telah berlalunya waktu yang ditentukan  Kesepakatan para pihak  Diputuskan oleh pengadilan
  • 43. BATALNYA PERJANJIAN  Kesepakatan para pihak  Tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian (syarat Objektif)  Wanprestasi  Tidak bisa dilaksanakan  Melanggar ketentuan undang undang ketertiban dan kesusilaan  Tidak pantas dan tidak patut
  • 44. BATALNYA PERJANJIAN  Perjanjian dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian (Pasal 1321 KUHPerdata)  Null and Void : Perjanjian dianggap telah batal sejak awal , apabila syarat objektif tidak terpenuhi. Perjanjian ini dianggap batal demi hukum dan tidak pernah ada perikatan  Voidable : Bila salah satu syarat subyektif tidak terpenuhi perjanjian tidak batal demi hukum, tetapi salah satu pihak dapat meminta pembatalan. Perjanjian tetap mengikat para pihak selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan salah satu pihak