Nama : Imam Asghoni Mahali
NIM : 1310190011
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
PORT OPERATION MANAGEMENT
1. MAKALAH PORT SHIPING OPERATION AND
MANAGEMENT
Dosen Pengampu :
Luhur Moekti Prayoga, S.Si., M.Eng
Oleh :
NAMA : Imam Asghoni Mahali
NIM : 1310190011
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji dan suyukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan karya tulis
ilmah ini dengan judul “PENGARUH PELABUHAN TERHADAP
KELANCARAAN PERDAGANGAN MELALUI LAUT” tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakassih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman taruna yang juga sudah memberi
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis ilmiah
ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
karya tulis ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga kara tulis ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini kami sudah berusaha menyajikan
semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada karya tulis ilmiah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi terciptanya karya tulis ilmiah yang baik selanjutnya. Dan semoga
dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekalian.
Lamongan, 20 Januari 2022
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................2
PEMBAHASAN .............................................................................................................3
A. Pengertian, Peran dan Fungsi pelabuhan Dalam Proses Perdagangan Melalui
Laut ...................................................................................................................3
1. Pengertian Pelabuhan.....................................................................................3
2. Peran Pelabuhan.............................................................................................3
3. Fungsi Pelabuhan............................................................................................4
B. Pengelolaan Pelabuhan Di Indonesia..................................................................6
C. Pengguna Jasa Di Pelabuhan..............................................................................8
D. Kegiatan Operasi Pelabuhan ............................... Error! Bookmark not defined.
1. Pemanduan ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Penundaan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Operasi Labuh................................................. Error! Bookmark not defined.
4. Operasi Tambat............................................... Error! Bookmark not defined.
5. STS (ship to ship) Transfer............................... Error! Bookmark not defined.
6. Cargo Handling/Terminal Service.................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP......................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar
menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang
diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri
perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan
maritim.
Pembangunan poros maritim dunia harus dibarengi dengan pembangunan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang wilayah pesisir Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI), pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan. Upaya itu tidak lain
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghasilkan produk dan jasa
kelautan yang bernilai ekonomi, meningkatkan kontribusi sektor kelautan perikanan
bagi perekonomian, serta menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.
Dalam suatu negara maritim seperti halnya negara kita, peranan pelabuhan sungguh
sangat penting bagi kegiatan kemaritiman. Demikian juga bagi kepentingan
administrasi pemerintahan pada umumnya, serta dalam kegiatan perdagangan melalui
laut dan sebagainya, peranan semua institusi di pelabuhanan sangatlah penting.Bidang
kegiatan pelabuhan memang sangat luas sekali, meliputi pelayanan terhadap kapal,
pelayanan terhadap barang dan masih banyak lagi jenis-jenis pelayanan lainnya. Di
Indonesia, dengan kondisi natural yang memiliki wilayah perairan dengan luas laut
81.000 km lebih dominan dibandingkan dengan daratan menciptakan suatu tingkat
ketergantungan yang relatif tinggi terhadap daya dukung transportasi laut dalam proses
perdagangannya.
Pelabuhan menjadi bagian dari rantai perdagangan melalui laut dan memliki peran
penting dalam menunjang kegiatan kemaritiman.Perdagangan melalui laut pada
prinsipnya merupakan aliran tiga proses pergerakkan yaitu transportasi darat yang
mengangkut komoditas dari pemilik barang menuju sebuah tempat dari pihak
keagenan kargo ataupun jasa penyimpanan barangsebelum dibawa dan ditanganidi
area pelabuhan untuk dinaikkan ke atas palka kapal.
5. 2
Dalam hal ini pelaksanaan pelabuhan sangatlah penting untuk menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal dan barang, keselamatan
dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda dalam
perdagangan melalui laut.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara pelabuhan dengan perdagangan melalui laut?
2. Apa saja fungsi dan peran pelabuhan dalam menunjang kegiatan perdagangan
melalui laut?
3. Bagaimanakah pengelolaan kepelabuhan di Indonesia?
4. Siapa saja pengguna jasa pelabuhan?
5. Bagaimanakah kegiatan operasi di pelabuhan dalam pengangkutan intermodal
melalui laut?
B. Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan pengaruh pelabuhan terhadap perdagangan melalui laut.
2. Mendiskripsikan peran dan fungsi pelabuhan dalam pengangkutan barang melalui
laut.
3. Mendeskripsikan pengelolaan kepelabuhanan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengguna jasa di pelabuhan.
5. Untuk mengetahui kegiatan operasional di pelabuhan.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Peran dan Fungsi pelabuhan Dalam Proses Perdagangan
Melalui Laut
1. Pengertian Pelabuhan
Menurut peraturan pemerinatah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan,
yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi diperguanakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan pengertian kepelabuhananadalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan penyelenggaraan pelabuhanan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan
fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu
lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat
perpindahan intra dan antar moda traansportasi.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001, yang ditetapkan oleh
presiden pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta, pemerintah daerah diberikan peran
dalam penyelenggaraan kepelabuhanan dan dan ditata serta diatur kembali agar sejalan
dengan otonomi daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 No. 127).
2. Peran Pelabuhan
Dalam kedudukan pelabuhan sebagai sub sistem terhadap pelayaran, dan
mengingat pelayaran sendiri adalah pembawa bendera mengikuti pola perdanganan
(ship follow the trade), maka pelabuhan menjadi salah satu unsur penentu terhadap
aktivitas perdagangan. Pelabuhan yang dikelola secara efisien akan mendorong
kemajuan perdagangan, bahkan industri di daerah belakang akan melaju dengan
sendirinya.
7. 4
Apabila diamati perkembangan historis beberapa kota metropolitan terlebih negara
kepulauan seperti indonesia, maka pelabuhan turut membesarkan kota yang dimaksud.
Pelabuhan menjadi pemicu bertumbuhnya jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api,
dan pergudangan tempat distribusi ataupun konsolidasi barang komoditas. Jaringan
sarana dan prasarana tranportasi darat menjadikan pelabuhan sebagai titik simpul
intramoda transportasi darat dan antarmoda transportasi darat – laut.
Biaya jasa di pelabuhan yang dikelola secara efisien dan profesional akan menjadi
rendah, sehingga bisnis pada sektor lain bertumbuh pesat. Pelabuhan berperan sebagai
focal point bagi perekonomian maupun perdagangan, dan menjadi kumpulan badan
usaha seperti pelayaran dan keagenan, pergudangan, freight forwarding, dan angkutan
darat.
3. Fungsi Pelabuhan
Fungsi sebuah pelabuhan secara umum adalah sebuah fasilitas di ujung samudera,
sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun
penumpang.Sedangkan secara khusus pelabuhan memiliki paling tidakada empat,
yaitu sebagai tempat pertemuan (interface), gapura (gateway), entitas industri(industri
entity), dan mata rantai transportasi.
a) Tempat Pertemuan (interface)
Di pelabuhan terjadi pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat dan laut
serta berbagai kepentingan yang saling tarkait.Pelabuhan berfungsi sebagai tempat
pertemuan (interface), maksudnya bahwa pelabuhan dengan segala fasilitasnya yang
tersedia dapat melakukan kegiatan pemindahan muatan dari angkutan laut (kapal)
keangkutan darat atau sebaliknya.
Di pelabuhan semua kepentingan bertemu, maka di pelabuhan akan berdiri
bank yang melayani pelayaran maupun kegiatan ekspor impor. Pelabuhan merupakan
tempat bagi instansi Bea Cukai untuk memungut bea masuk. Di pelabuhan, syahbandar
akan memeriksa keselamatan pelayaran. Selain itu, di pelabuhan banyak berdiri
perusahaan yang melayani pelayaran, seperti leveransir, pemasok peralatan kapal, dan
sebagainya.
8. 5
Dalam fungsi interfance, pelabuhan umumnya berfungsi penyedia fasilitas, bukan
operator interfance, kecuali kegiatan petikemas dan sebagian kegiatan yang
dilaksanakan usaha terminalnya. Institusi operator interfance di Indonesia ialah
perusahaan bongkar muat (PBM/Stevedoring).
Sedangkan dalam kawasan pesisir, pelabuhan punya fungsi perantara (interfance);
pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk
perpindahan moda angkutan darat ke kapal atau sebaliknya dalam kegiatan
perpindahan barang antar kapal (transhipment) skematis fungsi interfance.
b) Gapura (gateway)
Pelabuhan berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang suatu negara. Warga negara
dan barang-barang dari negara asing yang memiliki pertalian ekonomi masuk ke suatu
negara akan melewati pelabuhan tersebut. Dari fungsi pelabuhan yang merupakan
pintu gerbang suatu negara, citra negara sangat ditentukan dari pelayanan, kelancaran
serta kebersihan di pelabuhan tersebut. Pelayanan dan kerbesihan di pelabuhan
merupakan cermin dari negara yang bersangkutan.
Pelabuhan berfungsi pintu gerbang perdagangan (gateway), artinya pelabuhan
melaksanakan prosedur dan peraturan yang harus diikuti kapal yang singgahi
pelabuhan. Selain itu juga berfungsi sebagai gerbang keluar masuk barang. Sebagai
Negara kepulauan terbesar di dunia semula menetap 4 gateway port :Tanjung
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar. Hingga pada perkembangan
terakhir ada 112 pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri, sehingga
akhirnya memiliki 112 pintu gerbang.
c) Entitas Industri(Industri Entity)
Dengan berkembangnya industri yang berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan
menjadi sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal itu akan memudahkan industri
mengirim produknya dan mendatangkan bahan baku. Dengan demikian, pelabuhan
berkembang menjadi suatu jenis industri sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai
jenis usaha, mulai dari transportasi, perbankan, perusahaan, leasing peralatan dan
sebagainya.
9. 6
Fungsi dari pelabuhan sebagai entitas industri (industri entity) dikarenakan
pelabuhan dapat miliki kawasan industri(industrial estate/zone) lengkap
denganjaringan & jasa transportasi. Dalam fungsi ini, pelabuhan dapatmendorong
tumbuh dan kembang perdagangan, transportasi, pelayaran, bahkan mampu
menstimulasi perkembangan industri (hinterland) reversibel (dapat balik).
d) Mata-Rantai Transportasi
Sebagai salah satu mata rantai transportasi dan Node asal sampai Node tujuan
barang. Pelabuhan punya fungsi link, unit kerja menjadi bagian sistem transportasi laut
dan transportasi lain yaitu udara, darat, kereta api dan sistem perpipaan, khususnya
yang berfungsi terminal penerima minyak dan gas untuk operasi bangunan lepas
pantai.
Pelabuhan merupakan bagian dari rantai transportasi. Di pelabuhan berbagai moda
transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuhan laut merupakan salah satu titik dari mata
rantai angkutan darat dengan angkutan laut. Orang dan barang yang diangkut dengan
kereta api bisa diangkut mengikuti rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut.
Barang-baranga yang diangkut dengan kapal laut akan dibongkar dan dipindahkan ke
angkutan darat seperti truk atau kereta api, sebaliknya barang-barang yang diangkut
dengan truk atau kereta api di pelabuhan dibongkar dan dimuat ke kapal.
Dalam jaringan transportasi, pelabuhan miliki fungsi penghubung (link), perantara
dua kawasan (interfance), pintu gerbang arus barang (gateway) dan kawasan
perdagangan bebas (free-port) dalam kawasan industri (industrial estate).
B. Pengelolaan Pelabuhan Di Indonesia
Pengelolaan kepelabuhanan Indonesia kombinasi 2 (dua) bentuk pola pengelolaan
yaitu tool-port &operating port. Jadi ada beberapa kelompok pelabuhan (khususnya
pelabuhan umum) secara tidak langsung menerapkan tool-port di mana PT. Pelindo I-
IV menyediakan dan menyiapkan sarana dan prasarana jasa pelabuhan kemudian
diserahkan kepada pihak ketiga untuk dikelola berdasarkan pertimbangan teknis
operasional dan bisnis.
10. 7
Secara mendasar, PT. Pelindo ditunjuk melayani jasa kepelabuhanan sesuai UU
Pelayaran dengan fungsi Operator Pelabuhan (port-operator). Fakta lapangan
menunjukkan berbagai fasilitas alur pelayaran, kolam sandar, dermaga, pergudangan,
serta fasilitas bongkar-muat disediakan oleh pemerintah melalui PT. Pelindo,
kemudian infrastruktur dan suprastruktur dipakai pihak ketiga dikenal dengan
Terminal Operator dilakukan perusahaan bongkar-muat, perusahaan pelayaran di
Indonesia, atau anak perusahaan dari PT. Pelindo sendiri.
Proses migrasi operasi jasa kepada pihak ketiga pada banyak aplikasi timbulkan
inefisiensi yang mereduksi kehandalan kepelabuhanan seperti penetapan & perubahan
biaya /biaya penanganan barang subjektif & sepihak. Sementara relasi horizontal antar
institusi pemerintah berkaitan penanganan jasa kepelabuhanan secara eksis justru
merupakan penyebab kontra-produktif kinerja kepelabuhanan nasional. Banyak
institusi miliki dan tetap pertahankan ego sektoral. Situasi ini semakin memperbesar
span of control proses manajemen penanganan barang dan kapal di pelabuhan.
Karenanya jika persoalan operasi dan teknis timbul di problem spot maka
penanganan relatif sulit dan lambat. Efek yang terlihat & muncul ke permukaan adalah
inefisiensi, ekonomi biaya tinggi, potensi kongesti besar, sulit daya dukung spasial
pengembangan kewilayahan, serta minim ketersediaan finansial usaha kepelabuhanan.
Kemampuan pemasaran relatif minim akibat fungsi Pelindo sangat pasif dan terkesan
dilokalisir pada wilayah daerah, wilayah kerja dan perairan sekitar pelabuhan saja, dan
tidak langsung menstimulasi pergerakan barang di region hinterland dan foreland.
Dari aspek tanggung jawab dan kewenangan pelaku usaha jasa kepelabuhan
adanya suatu pola yang cukup variatif. Faktor utama yang dipertimbangkan sebagai
fungsi variasi tanggung jawab dan kewenangan yaitu; infrastruktur (sarana fasilitas
bangunan dermaga dan pendukung), suprastruktur (peralatan bongkar muat), pola
operasi, dan penerapan tarif jasa yang dihasilkan.
Kelompok pelabuhan khusus dan pelabuhan tidak diusahakan dinyatakan
pelabuhan relatif radikal pengelolaan dibandingkan pelabuhan komersial. Pelabuhan
tidak diusahakan karena fungsi agen pelayan publik maka pengoperasian tipe ini
berkesan sebagai obligasi politik pemerintah kepada publik dalam menunjang proses
11. 8
perdagangan daerah kurang komersial. Tidak ada pelaku selain pemerintah, baik pusat
maupun lokal (pusat dan kabupaten/kota).
C. Pengguna Jasa Di Pelabuhan
Komunitas pelabuhan meliputi tiga kelompok besar, yakni Regulator, Operator
dan Pengguna Jasa (Customer). Regulator adalah instansi pemerintah yang
menjalankan fungsi pemerintahan di pelabuhan, yaitu Syahbandar, Kepolisian,
Kenavigasian, Kepabeanan, Kekarantinaan, Keimigrasian, Kesehatan Pelabuhan, Sea
and Coast Guard, Stasiun Meteorologi Maritim.
Operator pelabuhan adalah penyelenggara pelabuhan atau penyedia jasa
kepelabuhanan, yaitu Perusahaan Pelabuhan Indonesia, Otoritas Pelabuhan, Unit
Penyelenggara Pelabuhan, Pengelola Terminal Industri. Customeradalah pemakai jasa
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang kepelabuhan.
Pengguna jasa fasilitas pokok adalah pihak pemakai jasa yang terlibat langsung
dengan kapal berikut muatannya, diantaranya perusahaan operator kapal
(pengangkut), keagenan kapal asing, operator multimoda, perusahaan bongkar muat,
pergudangan, midstream (rede) transport, angkutan truk dan kereta api, dan
penumpang serta awak kapal laut.
Pengguna jasa fasilitas penunjang adalah pihak yang memfasilitasi pemakai
fasilitas pokok, diantaranya perusahaan ekspedisi, freight forwarding, perusahaan
pengurus jasa kepabeanan, surveyor, asuransi, perbankan, penyedia layanan bunker,
penyedia fasilitas limbah, depo peti kemas, kawasan berikat, persewaan alat, dok dan
galangan kapal, dan pemasok air bersih untuk pelabuhan.
BAB III
12. 9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Pengaruh Pelabuhan Terhadap Perdagangan Melalui
Laut, maka diambil kesimpulan :
1. Dengan adanya pelabuhan, maka dalam proses perdagangan melalui laut lebih
mudah. Pelabuhan membantu proses perpindahan barang yang diangkut oleh
sarana moda transportasi darat lalu di bongkar dan dimuat ke palka kapal untuk
dikirim melalui laut sehingga dapat diterima di pelabuhan tujuan.
2. Pelabuhan juga ikut menstimulasi industri yang sedang berkembang di wilayah
terbelakang (hinterline) untuk memperluas distribusi produk dari industri tersebut
ke daerah yang lebih luas hingga keluar pulau, ataupun dalam kegiatan impor
bahan baku untuk diolah dan mengekspor hasil produksi dari industri tersebut.
Dengan adanya hal ini maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi
industri itu sendiri dan tenaga kerja yang ada didalamnya.
3. Dengan melakukan perdagangan melalui laut, maka shipper (pengusaha/industri)
dapat mengirim komoditi dalam jumlah yang besar, karena dalam penggunaan
sarana pengangkutnya adalah kapal yang mampu memuat barang dalam jumlah
besar dan dapat menekan biaya pengiriman. Tentunya ini menjadi keuntungan
tersendiri bagi shipper (pengusaha/industri) dalam kegiatan bisnisnya.
B. Saran
Pelabuhan merupakan sarana yang penting dalam kelancaran perdagangan
melalui laut, maka dari itu pengelolaan dan pelayanan yang baik sangat diperlukan.
Untuk perkembangan lebih lanjut, Salah satu cara agar kegiatan operasional pelabuhan
dapat berjalan baik yaitu semua kegiatan yang dilakukan harus sesuai prosedur,
meliputi pelayanan terhadap kapal/barang, perawatan sarana dan prasarana pendukung
pelabuhan, serta pelatihan sumber daya manusia yang bekerja di pelabuhan secara
berkala agar pekerja dapat menangani pekerjaan yang ada dengan lebih baik demi
kelancaran kegiatan di pelabuhan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
13. 10
Hadi Syamsul. 2016. Contoh Dan Kesimpulan Saran Yang Benar, (Online),
(http://www.seocontoh.web.id/2016/01/contoh-kesimpulan-dan-saran-makalah.html)
Lasse. 2014. Manajemen Kepelabuhanan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Lasse. 2015. Manajemen Bisnis Transportasi Laut. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Suyono, R.P. 2005. Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta:
Victory Jaya Abadi.