Laporan ini membahas hasil pengamatan praktikum tentang tekanan darah dan fungsi baroreseptor pada empat naracoba. Terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk tenang dan berbicara, serta antara berbaring dan berdiri yang disebabkan oleh perubahan aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis akibat perubahan posisi tubuh. Baroreseptor bereaksi terhadap perubahan tekanan darah dengan merangsang saraf simpatis untuk meningkat
20210704 hasil praktikum tekanan darah s1 prodi farmasi
1. Lampiran 3.
Hasil Pengamatan
Praktikum Tekanan Darah dan Fungsi Baroreseptor
Program Studi S1 Farmasi
07 September 2021
1. Hasil dummy praktikum tekanan darah dan fungsi baroresptor
1. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi duduk sembari berbicara
dibandingkan dengan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi duduk tenang pada masing-masing
naracoba? Jelaskan mekanisme terjadinya perbedaan hasil pengukuran tersebut?
Dilihat dari data rerata setiap naracoba di atas, dapat terlihat bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada
posisi duduk sembari berbicara memiliki rerata yang lebih tinggi dari pada pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada
posisi duduk tenang.
Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pengukuran tekanan darah dan naracoba berbicara, mengobrol, atau
bercerita, maka hal tersebut akan mengakibatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat.
Pada saat berbicara, maka keadaan pikiran kita sedang tidak dalam kondiri rileks, hal ini dapat memicu peningkatan
aktivitas saraf simpatis, meningkatnya aktivitas saraf simpatis, akan
meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung sehingga tekanan darah naik.
Selain itu, peningkatan frekuensi dan kontraksi ini juga akan mempengaruhi adanya hukum frank-starling terhadap fungsi
pompa jantung, ketika fungsi pompa jantung ini meningkat maka tekanan darah yang diukur pun akan mengalami
peningkatan.
Sedangkah, pada posisi duduk tenang maka naracoba sedang berada pada fase istirahat atau rileks, pusat kontrol
kardiovaskulernya menunjukkan respon dengan mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis,
hal ini memicu denyut jatung, dan kekuatan otot jantung berkurang, sehingga tekanan darah cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan ketika pada posisi duduk sembari berbicara.
Naracoba A Naracoba B Naracoba C Naracoba D
Sistol Diastol Sistol Diastol Sistol Diastol Sistol Diastol
Posisi
Duduk
Tenang
Pengukuran I 98 78 106 79 124 83 98 62
Pengukuran II 100 70 108 77 122 81 94 62
Pengukuran III 96 74 104 75 126 79 90 62
Rerata 98 74 106 77 124 81 94 62
Posisi
Duduk
Sembari
Berbicara
Pengukuran I 104 79 110 82 136 86 100 67
Pengukuran II 100 80 112 81 134 86 98 67
Pengukuran III 102 78 111 83 135 86 99 67
Rerata 102 79 111 82 135 86 99 67
Posisi
Berbaring
Tanpa
Penyangga
Lengan
Pengukuran I 102 76 112 79 125 82 96 62
Pengukuran II 100 74 109 77 128 82 98 63
Pengukuran III 104 72 106 78 122 82 94 61
Rerata 102 74 109 78 125 82 96 62
Posisi
Berdiri
Pengukuran I 100 78 106 78 138 86 94 62
Pengukuran II 96 68 100 77 135 84 90 60
Pengukuran III 92 73 94 76 132 85 92 61
Rerata 96 73 100 77 135 85 92 61
Perubahan
mendadak
Posisi berbaring I 105 78 112 77 125 81 93 60
Posisi berdiri I 104 73 112 78 148 88 75 55
Posisi berbaring II 103 70 109 79 129 82 95 61
Posisi berdiri II 92 76 110 79 146 86 74 55
Posisi berbaring III 101 74 106 75 121 80 97 62
Posisi berdiri III 98 70 108 77 144 84 76 55
Rerata posisi berbaring 103 74 109 77 125 81 95 61
Rerata posisi berdiri 98 73 110 78 146 86 74 55
Selisih rerata posisi
berdiri dan berbaring
-5 -1 +1 +1 +21 +5 -21 -6
2. 2. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi berbaring tanpa penyangga lengan
(108) dibandingkan dengan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi duduk tenang (105,5) pada
masing-masing naracoba? Jelaskan mekanisme terjadinya perbedaan hasil pengukuran tersebut?
Posisi duduk tekanannya lebih rendah. Hal ini karena pada saat berbaring tanpa penyangga lengan membuat lengan tidak
sejajar dengan jantung. Apabila tidak sejajar dengan jantung, akan terjadi efek dari gravitasi dan juga tekanan hidrostatik.
Ketika ada tekanan hidrostatik (yang melawan arah) akan membuat jantung harus memompa lebih kuat sehingga tekanan
darah naik. Pada setiap perbedaan 2,5 cm dari jantung, dapat berpengaruh terhadap perbedaan tekanan darah sebanyak 1-2
mmHg.
3. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi berdiri dibandingkan dengan hasil
pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada posisi duduk tenang pada masing-masing naracoba? Jelaskan mekanisme
terjadinya perbedaan hasil pengukuran tersebut?
- Naracoba A: TD Berdiri < TD Duduk Tenang
- Naracoba B: TD Berdiri < TD Duduk Tenang
- Naracoba C: TD Berdiri > TD Duduk Tenang
- Naracoba D: TD Berdiri < TD Duduk Tenang
Pada saat berdiri, terdapat peningkatan tekanan hisdrostatik pada kaki sehingga akan mendorong keluar dinding vena dan
menyebabkan regangan. Regangan ini membuat pengumpulan darah di vena menjadi lebih banyak sehingga volume darah
yang kembali ke jantung menjadi lebih sedikit dan curah jantung berkurang. Hal ini akan menyebabkan tekanan darah
menurun.
Pada saat posisi duduk tenang, sistem vasokontraktor simpatis terangsang kemudian simpuls berjalan menuju otot-otot
abdomen sehingga dapat menekan vena dan membantu mengeluarkan darah ke jantung. Hal ini menyebabkan pemompaan
darah di jantung meningkat. Ketika kerja jantung lebih keras dalam memompa darah, maka kecepatan denyut jantung akan
meningkat dan menyebabkakn tekanan darah meningkat.
4. Bagaimana respon baroreseptor terhadap perubahan mendadak pada masing-masing naracoba?
Dari posisi berbaring menjadi posisi beridiri secara mendadak, maka darah akan terkumpul dibagian bawah tubuh sebagai
akibat dari gaya gravitasi. Venur return ‘darah yang kembali ke jantung’ dan preload juga akan menurun. Sesuai dengan
hukum Frank Starling yang menyebutkan bahwa peregangan akan mempengaruhi kontraksi jantung. Darah yang di
pompa (cardiac output) akan berkurang sesuai rumus ;CO=SV x Frekuensi detak jantung. Aliran darah kepembuluh darah
akan berkurang . Akibat dari penurunan aliran darah ini akan direspon oleh baroreceptor. Nervus 9&10 akan berperan
dalam neuron sensoris menuju medulla oblongata. Saraf simpatis akan dirangsang untuk meningkat dan penurunan
parasimpatis menuju jantung , vena dan arteri. Saraf simpatis akan meningkatkan kontraksi jantung dan juga frekuensi
denyut jantung meningkat.
Pesan juga disampaikan pada kelenjar adrenalin dengan mengeluarkan epinefrin dan noreepinefrin untuk membantu kerja
simpatis pada jantung. Dari hal tersebut maka SV(Stroke Volume) meningkat , CO meningkat , ketahana perifel
meningkat maka tekanan darah juga meningkat.
3. a. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
• Faktor internal yang mempengaruhi tekanan darah
a. Jantung
Sistem kardiovaskuler mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke
jantung, yaitu dengan cara jantung berkontraksi dan berelaksasi. Jantung dapat mempengaruhi tekanan
darah karena berhubungan dengan curah jantung. Curah jantung dapat berubah-ubah bergantung pada
tingkat aktivitas, usia, tingkat metabolisme tubuh, dan ukuran tubuh seseorang. Ada dua faktor yang
mempengaruhi curah jantung, yaitu isi sekuncup dan denyut jantung (Majid, 2005).
Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh rangsang saraf simpatis dan parasimpatis. Rangsang
pada saraf simpatis akan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta meningkatkan kontraktilitas
4. miokardium sehingga akan menambah isi sekuncup. Menurut Frank Starling, apabila jumlah darah yang
mengalir ke jantung meningkat, maka akan menyebabkan dinding ruang jantung meregang sehingga
otot berkontraksi lebih kuat lagi. Oleh karena itu, semua penambahan darah yang kembali ke jantung
akan dipompa masuk lagi ke sirkulasi secara otomatis.
b. Tahanan perifer
Tahanan adalah penghalang terhadap aliran darah dalam pembuluh. Pengaruh tahanan perifer
pada tekanan darah disebabkan oleh perubahan diameter pembuluh darah tepi, terutama pada arteriol.
Perubahan pada diameter arteriol akan mengakibatkan perubahan pada tahanan perifer total sehingga
terjadi perubahan tekanan darah.
c. Volume darah
Volume darah dalam tubuh dipengaruhi oleh volume cairan ekstraseluler, sehingga peningkatan
volume cairan ekstraseluler akan meningkatkan volume darah. Peningkatan volume darah akan
meningkatkan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata yang kemudian akan meningkatkan aliran balik
darah vena ke jantung sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung. Peningkatan curah jantung
ini pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah. Bila kehilangan darah terlalu banyak, maka
tekanan darah menurun.
d. Viskositas darah
Bila viskositas darah meningkat maka diperlukan tenaga yang lebih besar untuk memompa
darah pada jarak tertentu dan alirannya akan lebih lambat. Hal ini disebabkan karena gesekan yang
terjadi antara berbagai lapisan darah dan pembuluhnya meningkat sehingga tekanan darah juga
meningkat.
• Faktor eksternal yang mempengaruhi tekanan darah
a. Usia
Tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur, dikarenakan
semakin berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh darah seiring pertambahan usia. Hal
ini mengakibatkan peningkatan terhadap tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan diastolik
meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan
tekanan darah (Smeltzer & Bare, 2013).
b. Jenis Kelamin
Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, hal ini disebabkan wanita
memiliki hormon estrogen dan progesteron yang menjaga pembuluh darah tetap elastis, tetapi
setelah menopause, tekanan darah akan meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak elastis
lagi.
c. Posisi Tubuh
Variasi tekanan darah dapat terjadi bila pasien mengambil posisi yang berbeda-beda.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan darah seseorang setinggi 120/80mmHg
- Angka 120 menunjukkan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan yang terjadi pada saat bilik
berkontraksi dan memompa darah keluar dari jantung.
- Angka 80 menunjukkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan yang terjadi pada saat bilik
berelaksasi dan darah masuk ke dalam jantung.
c. Jelaskan pengaturan tekanan darah melalui mekanisme reflex Baroreseptor!
d. Apa yang dimaksud dengan hipertensi dan hipotensi?
Hipertensi dan hipotensi merupakan kondisi di mana nilai tekanan darah yang tidak normal.
Normalnya, tekanan darah pada manusia adalah 120/80 mmHg. Hipertensi adalah gangguan tekanan
darah tinggi. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Faktor usia
juga sangat mempengaruhi yang mana semakin bertambahnya usia maka dinding pembuluh darah
semakin kaku. Hal tersebut menyebabkan tekanan darah semakin meningkat.
Hipotensi adalah gangguan tekanan darah rendah. Hipotensi ditandai dengan tekanan darah lebih
rendah dari 90/60 mmHg. Hipotensi sangat rentan terjadi pada pengonsumsi obat-obatan tertentu,
orang yang mengalami dehidrasi, dan ketidakseimbangan hormone. Gejala berupa kepala terasa
ringan dan pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Tekanan darah yang sangat rendah atau berkurang secara drastis dapat mengakibatkan tubuh tidak
5. mendapatkan oksigen yang cukup. Kondisi ini bisa berdampak pada terganggunya fungsi berbagai
organ, seperti otak, ginjal, dan jantung. Apabila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat
menimbulkan komplikasi dan bahkan kematian.