SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
“PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH”
Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes
Disusun Oleh :
Nama: Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021
Prodi : Pendidikana IPA Kelas B
PRODI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH
A. Tujuan
A.1. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu tubuh dan mengamati pengaruh suhu
lingkungan terhadap suhu tubuh manusia.
A.2. Kompetensi Khusus
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu tubuh dan mengamati pengaruh suhu
lingkungan terhadap suhu tubuh manusia.
B. Tinjauan Teori
Hipothalamus merupakan organ pengatur suhu tubuh yang dimiliki oleh organisme
berdarah panas (homeoterm). Sel-sel saraf hypothalamus peka terhadap perubahan suhu
badan internal terutama suhu darah. Hipothalamus ibarat thermostat yang berada di bawah
otak. Ada dua macam hypothalamus yaitu hypothalamus anterior dan hypothalamus
posterior. Hipothalamus anterior berguna untuk mengatur pembuangan panas, sedangkan
hypothalamus posterior berguna untuk mengatur penyimpanan panas. Manusia memiliki
suhu optimal sebesar 37,1°C. Pengaturan atau proses regulasi suhu badan bertujuan untuk
menjaga keseimbangan panas yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh dan
lingkungan sekitar dengan banyaknya panas yang dikeluarkan oleh tubuh. Proses
pembebasan panas tubuh dapat melalui kulit, mulut, saluran pernapasan, feses dan urin.
Mekanisme regulasi panas disebut neuro-endokrin karena melibatkan system saraf,
hormon dan berlangsung sangat cepat. Regulasi panas badan menggunakan system
feedback ( umpan balik negative), apabila panas badan melebihi suhu optimal maka
hypothalamus berusaha menurunkan ke suhu optimal dan sebaliknya.
Suhu lingkungan tinggi atau suhu badan yang meningkat 1 - 2° C akan
mempengaruhi sel-sel saraf hipothalam untuk mengintruksikan lewat neuroendokrin ke
safar perifer untuk meningkatkan sirkulasi darah perkier yang ada di bawah kulit dan
meningkatkan keringat sehingga panas bada banyak yang keluar. Suhu darah yang telah
turun akan mempengaruhi hipotalamus dan mengintruksikan agar aktivitas sel-sel saraf
diturunkan sehingga suhu badan tetap dalam kondisi optimal.
Bila tubuh terasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas
ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin maka kecenderungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui rdiasi dan konduksi –konveksi
ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh
merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37° C ( Soewolo dkk, 205:
287)
Apabila es menempel langsung pada kulit maka pembuluh darah kulit berkontraksi
sampai 15°C yang akan menyebabkan dilatasi sebagai efek langsung pendinginan setempat
terhadap pembuluh darah tersebut. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls
saraf datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati 0°C sehingga pembuluh darah
mencapai vasodilatasi maksimum.Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang
terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).
Pengaturan suhu tubuh manusia merupakan contoh suatu sistem homeo-stasis
kompleks yang fasilitasi oleh mekanisme umpan balik. Sel-sel saraf yang mengatur
termoregulasi, dan juga sel-sel saraf yang mengontrol banyak aspek lain dari homeostasis
terpusat di hipotalamus. Hipotalamus memiliki termofosfat yang merespon pada perubahan
suhu di atas dan di bawah kisaran suhu normal dengan cara mengaktifkan mekanisme yang
memperbanyak hilangnya panas atau perolehan panas (lihat gambar 1).
Sel-sel saraf yang mengindera suhu tubuh terletak pada kulit, hipotalamus itu sendiri,
dan beberapa bagian lain sistem saraf. Beberapa diantaranya adalah reseptor panas yang
memberi sinyal kepada termofosfat hipotalamus ketika suhu kulit atau darah meningkat
dan reseptor dingin yang mensinyal termofosfat ketika suhu turun. Termofosfat itu
merespon terhadap suhu tubuh di bawah kisaran normal dan menghambat mekanisme
kehilangan panas serta mengaktifkan mekanisme penghematan panas seperti
vasokonstriksi pembuluh superfisial dan berdirinya bulu atau rambut, sementara
merangsang mekanisme yang membangkitkan panas (termogenesis melalui menggigil dan
tanpa menggigil). Sebagai respon terhadap suhu tubuh yang meningkat, termofosfat
mematikan (menginaktifkan) mekanisme penghematan panas dan meningkatkan
pendinginan tubuh melalui vasodilatasi, berkeringat, atau painting. (Campbell dkk, 2000:
106).
Gambar 1. Fungsi Termofosfat Hipotalamus Dan Mekanisme Umpan-Balik Pada
Termoregulasi Pada Manusia
Sumber: (Campbell et al. 2000)
Read more: http://www.zonabiokita.web.id/2017/6/pengaruh-suhu-lingkungan-
terhadap-suhu.html#ixzz4k8xJBDpz
Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostatis
mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme
yang stabil. Bahkan peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapat menimbulkan
gangguan fungsi saraf dan denaturasi protein yang ireversibel. Suhu tubuh normal secara
tradisional dianggap berada pada 37°C (98,6°F). Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh
“normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang termoregulatorik,
tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan
pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ-
organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relative konstan
sekitar 37,8o
C (100o
F). Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan
menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya. Suhu kulit dapat
berfluktuasi antara 20o
C (68o
F) dan 40o
C (104o
F) tanpa mengalami kerusakan. Ini karena
suhu kulit sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu
mempertahankan agar suhu di tengah tetap konstan (Sherwood, 2001)
Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercise, hormon, system saraf, asupan makanan,
gender, iklim dan status malnutrisi. Pada proses termoregulasi, aliran darah berubah-ubah
mengalami vasodilatasi pembuluh darah kulit yaitu peningkatan aliran darah panas ke kulit
yang akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya vasokontriksi pembuluh darah kulit
mengurangi aliran darah ke kulit untuk menjaga suhu pusat tubuh konstan.
Darah diinsulasi dari lingkungan eksternal yang akan menurunkan kehilangan panas.
Respon-respon vasomotor kulit dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem
parasimpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan
penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin, sedangkan penurunan
aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah
kulitsebagai respon terhadap suhu panas (Soewolo dkk, 2005: 287-288)
Mekanisme tubuh terhadap kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh
sebagai berikut:
a. kompres hangat pada daerah tubuh memberikan sinyal ke hipothalamus melalui
sumsum tulang belakang.
b. ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, maka sistem
effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.
c. perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga
terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan
energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi
penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
Apabila kita memberikan rangsangan dingin pada kulit, maka pada jaringan yang
terkena rangsangan tersebut akan mengalami penurunan temperature (cooling), hal ini akan
diikuti dengan :
a. penurunan tingkat metabolisme
b. terjadi vasokonstriksi arteriole yang timbul akibat pengurangan terbentuknya metabolit
berupa CO2 dan asam laktat serta pengaruh dingin terhadap pembuluh darah,
c. Vasokonstriksi juga terjadi pada pembuluh darah kulit berlangsung secara reflektoris
karena kulit sabagai komponen thermoregulator (pengatur panas) bereaksi terhadap
adanya rangsangan dingin.
d. Vasokonstriksi yang terjadi akan menurunkan kecenderungan terbentuknya cairan
edema dan penurunan produksi cairan limfe, karena permeabilitas dinding pembuluh
darah menurun.
e. Dingin akan menginduksi pembuluh darah vena, sehingga terjadi vakonstriksi
pembuluh darah vena dan ini akan menaikkan tekanan venosa.
C. Alat dan Bahan
Untuk pengukuran suhu tubuh poikiloterm praktikan menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut
a) Termometer badan,
b) Alat kompres air
c) Air es
d) Air panas
e) Pengukur waktu
D. Cara Kerja
Dalam pengukuran suhu tubuh homeoterm dalam hal ini praktikan digunakan termometer
badan yang skalanya 35-43°C. Ada berbagai tempat yang biasa digunakan untuk pengukuran
suhu tubuh antara lain: aksial (ketiak), sublingual (oral), dan anal (anus).
a) Sebelum menggunakan termometer harus menunjukkan skala terendah, hal ini dilakukan
dengan cara mengibas-ngibaskan termometer tersebut. Untuk melakukan hal ini perlu hati-
hati karena sering secara tidak sengaja menyentuh tubuh teman atau benda keras lainnya
yang dapat mengakibatkan pecahnya termometer.
b) Menaruh termometer tersebut pada ketiak praktikan selama kurang lebih 3 menit,
kemudian mengamati skalanya dan mencatat suhunya. Setelah itu pada leher menempelkan
kompres air dingin selama lima menit, kemudian mengukur suhu tubuh seperti langkah a)
dan mengamati setiap 1 menit. Mengulangi dengan mengganti kompres air hangat.
Mencatat apakah ada perbedaan suhu tubuh praktikan pada sebelum dan sesudah
perlakuan.
E. Hasil Pengamatan
Kode
Nama
Suhu
Normal
Suhu pada Waktu ke-
Saat Dipaparkan Air
Dingin
Setelah Dipaparkan Air
Dingin
Saat Dipaparkan Air
Panas
Setelah Dipaparkan Air
Panas
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
WA
36,2 35,
1
35
,2
36
,4
36
,4
36
,3
36
,3
36,
4
36,
2
36
,2
36
,2
36
,4
36
,4
36
,6
36
,6
36
,6
36
,6
36
,6
36
,6
36,
2
36
,2
AN
35,7 36 35
,9
36 36
,2
36
,2
36
,2
36,
2
36,
1
35
,4
36 35
,8
36
,1
36
,3
36
,3
36
,3
36
,3
36
,4
36
,4
36,
4
36
,4
LW
35,0 35,
4
35
,3
35
,1
35
,1
35
,2
35
,3
35,
3
36 36 36 35
,5
35
,5
35
,9
35
,9
35
,9
35
,9
35
,9
36
,3
36,
2
36
,2
YNK
35,6 35,
3
35
,3
35
,3
35
,2
35
,2
35
,3
35,
3
35,
3
35
,3
35
,3
35
,8
36 36
,4
36
,5
36
,9
35
,3
35
,3
35
,3
35,
3
35
,3
CSW
35,7 35,
7
35
,4
35
,3
35
,3
35
,3
35
,7
35,
7
35,
7
35
,7
35
,7
35
,7
35
,7
36 36
,3
36
,3
35
,7
35
,7
35
,7
35,
7
35
,7
ERW
35,6 35 35
,5
35
,7
35
,7
35
,7
35 35,
4
35,
6
35
,6
35
,8
36 36 36 36 36 35 35
,4
35
,6
35,
6
35
,8
LMP
35,6 34 34 34 34 34 35
,7
35,
6
35,
6
35
,6
35
,6
35
,3
35
,6
35
,6
35
,7
35
,7
35
,7
35
,6
35
,6
35,
6
35
,6
EKO
36,5 35,
9
35
,8
35
,8
35
,8
35
,8
36
,3
36,
3
36,
7
36
,7
36
,7
35
,9
35
,5
35
,9
35
,4
35
,4
36
,3
36
,3
36
,7
36,
7
36
,7
CAG
36,4 35,
8
35
,5
35
,5
35
,6
35
,7
36
,4
36,
4
36,
4
36
,4
36
,4
36
,3
36
,4
36
,7
36
,7
36
,7
36
,4
36
,4
36
,4
36,
4
36
,4
PRM
35,5 35,
9
35
,9
36
,4
36
,4
36
,4
35
,3
35,
5
35,
5
35
,5
35
,5
35 34
,7
35
,4
35
,8
35
,8
35
,3
35
,5
35
,5
35,
5
35
,5
FER
35,7 36,
5
36
,8
36
,8
36
,8
36
,8
36
,2
36,
4
36,
5
36
,7
36
,7
36
,1
36
,1
36
,3
36
,3
36
,5
36
,4
36
,4
36
,4
36,
4
36
,4
EKA
36,5 35,
5
35
,5
35
,6
35
,9
35
,4
36 36,
5
36,
8
36
,8
36
,9
35
,5
36
,0
36
,2
36
,3
36
,5
36
,4
36
,4
36
,4
36,
3
36
,3
JUM
35,9 35,
3
35
,8
35
,9
35
,9
36
,3
36
,3
36,
2
36,
2
36
,2
36
,2
35
,4
35
,4
35
,7
35
,6
35
,6
36
,1
36
,1
36
,1
36,
1
36
SDN
36,1 35,
9
36
,5
36
,3
36
,4
36
,5
36
,3
36,
3
36,
5
36
,2
36
,5
36
,7
36
,7
36
,6
36
,6
36
,6
36
,6
36
,6
36
,7
36,
6
36
,7
GWS
35,9 35,
9
35
,8
36
,3
36
,2
36
,3
35
,4
35,
8
35,
7
35
,8
35
,7
36 35
,9
36
,1
36
,1
36
,0
35
,6
35
,5
36 35,
6
36
UKS
35,7 36 36
,1
36
,6
35
,7
36
,0
36
,1
36 35,
9
36 36
,1
36 35
,7
35
,6
35
,7
36 36 35
,7
35
,6
35,
7
35
,7
Rerata 35,85 35,
56
35
,6
35
,8
35
,7
35
,8
35
,8
35, 36, 36
,0
36
,0
35
,8
35
,8
36
,0
36
,1
36
,1
35
,9
33
,7
36
,0
36, 36
,0
4 1 9 2 6 96 04 1 8 3 5 8 1 8 8 1 8 02 6
F. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengukuran suhu tubuh di atas, berikut ini rerata pada tiap kondisi yang
sebelumnya dicatat.
Suhu
Normal
Menit ke-
Diberi Air Es Diberi Air Panas
Selama Perlakuan
35,85
1 35,58 35,84
2 35,64 35,86
3 35,81 36,08
4 35,79 36,11
5 35,82 36,18
Rerata 35,73 35,99
Setelah Perlakuan
1 35,86 35,98
2 35,96 35,99
3 36,04 36,08
4 36,00 36,02
5 36,08 36,06
Rerata 36,01 36,02
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rerata suhu tubuh probandus saat dikenai
perlakuan dan setelah dikenai perlakuan.
Keterangan:
1. Warna biru menunjukkan suhu normal.
2. Mulai menit ke-6 menunjukkan perlakuan sudah dihentikan.
G. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan uji pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh
masing-masing probandus. Pengukuran suhu tubuh normal dilakukan pada tahap awal
praktikum. Selanjutnya, pengkuran suhu dilakukan tiap lima menit saat probandus dikenai
perlakuan pemberian air es dan perlakuan pemberian air panas pada bagian tengkuk.
Pengukuran juga dilakukan tiap lima menit setelah treatment selesai dilakukan.
Data hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan suhu pada masing-masing
kondisi. Secara umum, suhu tubuh rerata probandus adalah 35,85°C. Berdasarkan jenis
kelamin, ditemukan suhu tubuh normal probandus laki-laki lebih tinggi dibanding suhu rerata
probandus wanita. Suhu tubuh probandus laki-laki adalah 36,3°C sedangkan suhu tubuh
probandus wanita adalah 35,7°C. Hasil ini sesuai dengan teori yang memaparkan bahwa suhu
tubuh pria secara umum lebih tinggi daripada suhu tubuh wanita. Meski demikian, simpulan
pada data ini hanya berupa dugaan karena jumlah probandus laki-laki yang terlalu sedikit,
yakni hanya 2 orang dibanding probandus wanita yang jumlahnya 14 orang.
Adapun, pada kondisi setelah diberi perlakuan air es, rerata suhu tubuh probandus
mengalami penurunan menjadi 35,76°C atau menurun sebesar 0,09°C. Berikutnya setelah
treatment, suhu tubuh rerata tercatat 35,99°C atau meningkat 0,23°C dari suhu saat
perlakukan dan 0,14 dibanding suhu tubuh normal. Perubahan suhu dari menit ke menit
sendiri cenderung tidak begitu besar.
Pada treatment pemberian air panas, rerata suhu tubuh mengalami peningkatan
dibanding suhu awal, yakni menjadi 35,84°C. Setelah perlakuan selesai, suhu menunjukkan
penurunan menjadi 35,98°C. Perubahan suhu juga tidak terjadi secara signifikan dari menit ke
menit.
Berdasarkan temuan ini, terlihat bagaimana suhu tubuh terpengaruh lingkungannya
yang berupa air es maupun air panas pada awal perlakuan. Namun seiring berjalannya waktu
tampak tubuh memberikan respon berkebalikan (feedback negative). Dilihat pada rerata
perubahan suhu per menit, tampak bagaimana mulanya suhu turun kemudian meningkat
seiring berjalannya waktu terutama saat pemberian air es dihentikan pada menit ke-6. Pola
serupa terlihat pada perlakuan suhu panas. Rerata suhu awal mengalami peningkatan namun
seiring berjalannya waktu mengalami penurunan yang menunjukkan respon spesifik yang
diberikan tubuh.
Keterangan:
1. Warna biru menunjukkan suhu normal.
2. Mulai menit ke-6 menunjukkan perlakuan sudah dihentikan.
Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan, fenomena ini bisa dijelaskan menurut teori
regulasi suhu pada manusia sebagai hewan homeoterm. Organisme berdarah panas
(homeoterm) memiliki organ pengatur suhu tubuh yaitu hipothalamus agar suhu tubuh tetap
pada kondisi optimal. Pengaturan suhu badan (thermoregulasi) bertujuan agar panas yang
dihasilkan dari berbagai proses metabolisme dan yang diperoleh dari lingkungan sekitar harus
seimbang dengan banyaknya panas yang dikeluarkan dari tubuh. Regulasi panas badan
menggunakan sistem feedback (umpan balik negatif) artinya apabila panas badan melebihi
suhu optimal, maka hipothalamus akan berusaha menurunkan ke optimal dan sebaliknya
(Djukri dan Heru Nurcahyo, 2017: 17).
Berdasarkan prinsip tersebut, bisa dijelaskan mengapa perubahan yang terjadi pada suhu
tubuh probandus hanya menunjukkan sedikit perbedaan nilai yang kemudian direspon
berkebalikan. Pada saat tubuh dikenai air es maupun air panas, terjadi respon dari sel-sel saraf
hipothalamus yang selanjutnya akan menginstruksikan feedback negatif untuk
mempertimbangkan kondisi keseimbangan. Mekanisme ini hanya dimiliki organisme
homeoterm dan telah memberikan banyak manfaat. Salah satunya ialah dengan penjagaan
kondisi tubuh untuk metabolisme yang optimal tanpa sepenuhnya tergantung pada lingkungan
di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, edisi kelima-jilid2.
(Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan tahun1999).
Djukri & Heru Nurcahyo. 2009.Petunjuk praktikum biologi.Yogyakarta: Prodi PSn
PPsUNY.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
http://www.academia.edu/7216188/Pengaruh_Suhu_Lingkungan_terhadap_Suhu_Tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh

More Related Content

What's hot

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Sumayyah Nida Azizah
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
ikhsan saputra
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
 
SISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADHSISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADH
putri081
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
sicua050896
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch21 Memento
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
pure chems
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
Affandi Arrizandy
 
Vitamin
VitaminVitamin
VitaminMardiana
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoedanishamidah
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
BioenergitikaAinur
 

What's hot (20)

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
SISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADHSISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADH
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Ppt metabolisme
Ppt  metabolismePpt  metabolisme
Ppt metabolisme
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 

Similar to 4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh

sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
agusmelvian
 
Termoregulasi
Termoregulasi Termoregulasi
Termoregulasi
Hafiz Sulistio Utomo
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
Welly Indriani
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
Newmegapro33
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
elisabethlumbantoruan
 
My kesimbangan suhu
My kesimbangan suhuMy kesimbangan suhu
My kesimbangan suhu
Moch Yunus
 
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baruEndik Irniawan
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
Tmb Odhian
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
tifannie
 
Suhu tubuh
Suhu tubuh Suhu tubuh
Suhu tubuh devdevii
 
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenPembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Ardi Setyo W
 
Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panasrosellamarie
 
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
AgathaHaselvin
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
siska18_syarifah
 
pengaturan-suhu-tubuh.ppt
pengaturan-suhu-tubuh.pptpengaturan-suhu-tubuh.ppt
pengaturan-suhu-tubuh.ppt
candra_cun
 

Similar to 4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh (20)

sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Termoregulasi
Termoregulasi Termoregulasi
Termoregulasi
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
 
My kesimbangan suhu
My kesimbangan suhuMy kesimbangan suhu
My kesimbangan suhu
 
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
 
Suhu tubuh
Suhu tubuh Suhu tubuh
Suhu tubuh
 
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenPembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor Integumen
 
Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panas
 
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
pengaturan-suhu-tubuh.ppt
pengaturan-suhu-tubuh.pptpengaturan-suhu-tubuh.ppt
pengaturan-suhu-tubuh.ppt
 

More from Sofyan Dwi Nugroho

11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
Sofyan Dwi Nugroho
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
Sofyan Dwi Nugroho
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
Sofyan Dwi Nugroho
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
Sofyan Dwi Nugroho
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
Sofyan Dwi Nugroho
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
Sofyan Dwi Nugroho
 

More from Sofyan Dwi Nugroho (10)

11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 

4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI “PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH” Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA Kelas B PRODI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH A. Tujuan A.1. Tujuan Kegiatan Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu tubuh dan mengamati pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia. A.2. Kompetensi Khusus Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu tubuh dan mengamati pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia. B. Tinjauan Teori Hipothalamus merupakan organ pengatur suhu tubuh yang dimiliki oleh organisme berdarah panas (homeoterm). Sel-sel saraf hypothalamus peka terhadap perubahan suhu badan internal terutama suhu darah. Hipothalamus ibarat thermostat yang berada di bawah otak. Ada dua macam hypothalamus yaitu hypothalamus anterior dan hypothalamus posterior. Hipothalamus anterior berguna untuk mengatur pembuangan panas, sedangkan hypothalamus posterior berguna untuk mengatur penyimpanan panas. Manusia memiliki suhu optimal sebesar 37,1°C. Pengaturan atau proses regulasi suhu badan bertujuan untuk menjaga keseimbangan panas yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh dan lingkungan sekitar dengan banyaknya panas yang dikeluarkan oleh tubuh. Proses pembebasan panas tubuh dapat melalui kulit, mulut, saluran pernapasan, feses dan urin. Mekanisme regulasi panas disebut neuro-endokrin karena melibatkan system saraf, hormon dan berlangsung sangat cepat. Regulasi panas badan menggunakan system feedback ( umpan balik negative), apabila panas badan melebihi suhu optimal maka hypothalamus berusaha menurunkan ke suhu optimal dan sebaliknya. Suhu lingkungan tinggi atau suhu badan yang meningkat 1 - 2° C akan mempengaruhi sel-sel saraf hipothalam untuk mengintruksikan lewat neuroendokrin ke safar perifer untuk meningkatkan sirkulasi darah perkier yang ada di bawah kulit dan meningkatkan keringat sehingga panas bada banyak yang keluar. Suhu darah yang telah turun akan mempengaruhi hipotalamus dan mengintruksikan agar aktivitas sel-sel saraf diturunkan sehingga suhu badan tetap dalam kondisi optimal.
  • 3. Bila tubuh terasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui rdiasi dan konduksi –konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37° C ( Soewolo dkk, 205: 287) Apabila es menempel langsung pada kulit maka pembuluh darah kulit berkontraksi sampai 15°C yang akan menyebabkan dilatasi sebagai efek langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh darah tersebut. Mekanisme kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh tersebut pada suhu mendekati 0°C sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum.Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324). Pengaturan suhu tubuh manusia merupakan contoh suatu sistem homeo-stasis kompleks yang fasilitasi oleh mekanisme umpan balik. Sel-sel saraf yang mengatur termoregulasi, dan juga sel-sel saraf yang mengontrol banyak aspek lain dari homeostasis terpusat di hipotalamus. Hipotalamus memiliki termofosfat yang merespon pada perubahan suhu di atas dan di bawah kisaran suhu normal dengan cara mengaktifkan mekanisme yang memperbanyak hilangnya panas atau perolehan panas (lihat gambar 1). Sel-sel saraf yang mengindera suhu tubuh terletak pada kulit, hipotalamus itu sendiri, dan beberapa bagian lain sistem saraf. Beberapa diantaranya adalah reseptor panas yang memberi sinyal kepada termofosfat hipotalamus ketika suhu kulit atau darah meningkat dan reseptor dingin yang mensinyal termofosfat ketika suhu turun. Termofosfat itu merespon terhadap suhu tubuh di bawah kisaran normal dan menghambat mekanisme kehilangan panas serta mengaktifkan mekanisme penghematan panas seperti vasokonstriksi pembuluh superfisial dan berdirinya bulu atau rambut, sementara merangsang mekanisme yang membangkitkan panas (termogenesis melalui menggigil dan tanpa menggigil). Sebagai respon terhadap suhu tubuh yang meningkat, termofosfat mematikan (menginaktifkan) mekanisme penghematan panas dan meningkatkan pendinginan tubuh melalui vasodilatasi, berkeringat, atau painting. (Campbell dkk, 2000: 106).
  • 4. Gambar 1. Fungsi Termofosfat Hipotalamus Dan Mekanisme Umpan-Balik Pada Termoregulasi Pada Manusia Sumber: (Campbell et al. 2000) Read more: http://www.zonabiokita.web.id/2017/6/pengaruh-suhu-lingkungan- terhadap-suhu.html#ixzz4k8xJBDpz Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostatis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme yang stabil. Bahkan peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapat menimbulkan
  • 5. gangguan fungsi saraf dan denaturasi protein yang ireversibel. Suhu tubuh normal secara tradisional dianggap berada pada 37°C (98,6°F). Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ- organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relative konstan sekitar 37,8o C (100o F). Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya. Suhu kulit dapat berfluktuasi antara 20o C (68o F) dan 40o C (104o F) tanpa mengalami kerusakan. Ini karena suhu kulit sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu mempertahankan agar suhu di tengah tetap konstan (Sherwood, 2001) Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercise, hormon, system saraf, asupan makanan, gender, iklim dan status malnutrisi. Pada proses termoregulasi, aliran darah berubah-ubah mengalami vasodilatasi pembuluh darah kulit yaitu peningkatan aliran darah panas ke kulit yang akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya vasokontriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit untuk menjaga suhu pusat tubuh konstan. Darah diinsulasi dari lingkungan eksternal yang akan menurunkan kehilangan panas. Respon-respon vasomotor kulit dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem parasimpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah kulitsebagai respon terhadap suhu panas (Soewolo dkk, 2005: 287-288) Mekanisme tubuh terhadap kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh sebagai berikut: a. kompres hangat pada daerah tubuh memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. b. ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, maka sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. c. perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan
  • 6. energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali. Apabila kita memberikan rangsangan dingin pada kulit, maka pada jaringan yang terkena rangsangan tersebut akan mengalami penurunan temperature (cooling), hal ini akan diikuti dengan : a. penurunan tingkat metabolisme b. terjadi vasokonstriksi arteriole yang timbul akibat pengurangan terbentuknya metabolit berupa CO2 dan asam laktat serta pengaruh dingin terhadap pembuluh darah, c. Vasokonstriksi juga terjadi pada pembuluh darah kulit berlangsung secara reflektoris karena kulit sabagai komponen thermoregulator (pengatur panas) bereaksi terhadap adanya rangsangan dingin. d. Vasokonstriksi yang terjadi akan menurunkan kecenderungan terbentuknya cairan edema dan penurunan produksi cairan limfe, karena permeabilitas dinding pembuluh darah menurun. e. Dingin akan menginduksi pembuluh darah vena, sehingga terjadi vakonstriksi pembuluh darah vena dan ini akan menaikkan tekanan venosa. C. Alat dan Bahan Untuk pengukuran suhu tubuh poikiloterm praktikan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut a) Termometer badan, b) Alat kompres air c) Air es d) Air panas e) Pengukur waktu D. Cara Kerja Dalam pengukuran suhu tubuh homeoterm dalam hal ini praktikan digunakan termometer badan yang skalanya 35-43°C. Ada berbagai tempat yang biasa digunakan untuk pengukuran suhu tubuh antara lain: aksial (ketiak), sublingual (oral), dan anal (anus).
  • 7. a) Sebelum menggunakan termometer harus menunjukkan skala terendah, hal ini dilakukan dengan cara mengibas-ngibaskan termometer tersebut. Untuk melakukan hal ini perlu hati- hati karena sering secara tidak sengaja menyentuh tubuh teman atau benda keras lainnya yang dapat mengakibatkan pecahnya termometer. b) Menaruh termometer tersebut pada ketiak praktikan selama kurang lebih 3 menit, kemudian mengamati skalanya dan mencatat suhunya. Setelah itu pada leher menempelkan kompres air dingin selama lima menit, kemudian mengukur suhu tubuh seperti langkah a) dan mengamati setiap 1 menit. Mengulangi dengan mengganti kompres air hangat. Mencatat apakah ada perbedaan suhu tubuh praktikan pada sebelum dan sesudah perlakuan. E. Hasil Pengamatan Kode Nama Suhu Normal Suhu pada Waktu ke- Saat Dipaparkan Air Dingin Setelah Dipaparkan Air Dingin Saat Dipaparkan Air Panas Setelah Dipaparkan Air Panas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 WA 36,2 35, 1 35 ,2 36 ,4 36 ,4 36 ,3 36 ,3 36, 4 36, 2 36 ,2 36 ,2 36 ,4 36 ,4 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36, 2 36 ,2 AN 35,7 36 35 ,9 36 36 ,2 36 ,2 36 ,2 36, 2 36, 1 35 ,4 36 35 ,8 36 ,1 36 ,3 36 ,3 36 ,3 36 ,3 36 ,4 36 ,4 36, 4 36 ,4 LW 35,0 35, 4 35 ,3 35 ,1 35 ,1 35 ,2 35 ,3 35, 3 36 36 36 35 ,5 35 ,5 35 ,9 35 ,9 35 ,9 35 ,9 35 ,9 36 ,3 36, 2 36 ,2 YNK 35,6 35, 3 35 ,3 35 ,3 35 ,2 35 ,2 35 ,3 35, 3 35, 3 35 ,3 35 ,3 35 ,8 36 36 ,4 36 ,5 36 ,9 35 ,3 35 ,3 35 ,3 35, 3 35 ,3 CSW 35,7 35, 7 35 ,4 35 ,3 35 ,3 35 ,3 35 ,7 35, 7 35, 7 35 ,7 35 ,7 35 ,7 35 ,7 36 36 ,3 36 ,3 35 ,7 35 ,7 35 ,7 35, 7 35 ,7 ERW 35,6 35 35 ,5 35 ,7 35 ,7 35 ,7 35 35, 4 35, 6 35 ,6 35 ,8 36 36 36 36 36 35 35 ,4 35 ,6 35, 6 35 ,8 LMP 35,6 34 34 34 34 34 35 ,7 35, 6 35, 6 35 ,6 35 ,6 35 ,3 35 ,6 35 ,6 35 ,7 35 ,7 35 ,7 35 ,6 35 ,6 35, 6 35 ,6 EKO 36,5 35, 9 35 ,8 35 ,8 35 ,8 35 ,8 36 ,3 36, 3 36, 7 36 ,7 36 ,7 35 ,9 35 ,5 35 ,9 35 ,4 35 ,4 36 ,3 36 ,3 36 ,7 36, 7 36 ,7 CAG 36,4 35, 8 35 ,5 35 ,5 35 ,6 35 ,7 36 ,4 36, 4 36, 4 36 ,4 36 ,4 36 ,3 36 ,4 36 ,7 36 ,7 36 ,7 36 ,4 36 ,4 36 ,4 36, 4 36 ,4 PRM 35,5 35, 9 35 ,9 36 ,4 36 ,4 36 ,4 35 ,3 35, 5 35, 5 35 ,5 35 ,5 35 34 ,7 35 ,4 35 ,8 35 ,8 35 ,3 35 ,5 35 ,5 35, 5 35 ,5 FER 35,7 36, 5 36 ,8 36 ,8 36 ,8 36 ,8 36 ,2 36, 4 36, 5 36 ,7 36 ,7 36 ,1 36 ,1 36 ,3 36 ,3 36 ,5 36 ,4 36 ,4 36 ,4 36, 4 36 ,4 EKA 36,5 35, 5 35 ,5 35 ,6 35 ,9 35 ,4 36 36, 5 36, 8 36 ,8 36 ,9 35 ,5 36 ,0 36 ,2 36 ,3 36 ,5 36 ,4 36 ,4 36 ,4 36, 3 36 ,3 JUM 35,9 35, 3 35 ,8 35 ,9 35 ,9 36 ,3 36 ,3 36, 2 36, 2 36 ,2 36 ,2 35 ,4 35 ,4 35 ,7 35 ,6 35 ,6 36 ,1 36 ,1 36 ,1 36, 1 36 SDN 36,1 35, 9 36 ,5 36 ,3 36 ,4 36 ,5 36 ,3 36, 3 36, 5 36 ,2 36 ,5 36 ,7 36 ,7 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,6 36 ,7 36, 6 36 ,7 GWS 35,9 35, 9 35 ,8 36 ,3 36 ,2 36 ,3 35 ,4 35, 8 35, 7 35 ,8 35 ,7 36 35 ,9 36 ,1 36 ,1 36 ,0 35 ,6 35 ,5 36 35, 6 36 UKS 35,7 36 36 ,1 36 ,6 35 ,7 36 ,0 36 ,1 36 35, 9 36 36 ,1 36 35 ,7 35 ,6 35 ,7 36 36 35 ,7 35 ,6 35, 7 35 ,7 Rerata 35,85 35, 56 35 ,6 35 ,8 35 ,7 35 ,8 35 ,8 35, 36, 36 ,0 36 ,0 35 ,8 35 ,8 36 ,0 36 ,1 36 ,1 35 ,9 33 ,7 36 ,0 36, 36 ,0
  • 8. 4 1 9 2 6 96 04 1 8 3 5 8 1 8 8 1 8 02 6 F. Analisis Data Berdasarkan hasil pengukuran suhu tubuh di atas, berikut ini rerata pada tiap kondisi yang sebelumnya dicatat. Suhu Normal Menit ke- Diberi Air Es Diberi Air Panas Selama Perlakuan 35,85 1 35,58 35,84 2 35,64 35,86 3 35,81 36,08 4 35,79 36,11 5 35,82 36,18 Rerata 35,73 35,99 Setelah Perlakuan 1 35,86 35,98 2 35,96 35,99 3 36,04 36,08 4 36,00 36,02 5 36,08 36,06 Rerata 36,01 36,02 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rerata suhu tubuh probandus saat dikenai perlakuan dan setelah dikenai perlakuan. Keterangan: 1. Warna biru menunjukkan suhu normal. 2. Mulai menit ke-6 menunjukkan perlakuan sudah dihentikan.
  • 9. G. Pembahasan Pada praktikum ini, dilakukan uji pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh masing-masing probandus. Pengukuran suhu tubuh normal dilakukan pada tahap awal praktikum. Selanjutnya, pengkuran suhu dilakukan tiap lima menit saat probandus dikenai perlakuan pemberian air es dan perlakuan pemberian air panas pada bagian tengkuk. Pengukuran juga dilakukan tiap lima menit setelah treatment selesai dilakukan. Data hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan suhu pada masing-masing kondisi. Secara umum, suhu tubuh rerata probandus adalah 35,85°C. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan suhu tubuh normal probandus laki-laki lebih tinggi dibanding suhu rerata probandus wanita. Suhu tubuh probandus laki-laki adalah 36,3°C sedangkan suhu tubuh probandus wanita adalah 35,7°C. Hasil ini sesuai dengan teori yang memaparkan bahwa suhu tubuh pria secara umum lebih tinggi daripada suhu tubuh wanita. Meski demikian, simpulan pada data ini hanya berupa dugaan karena jumlah probandus laki-laki yang terlalu sedikit, yakni hanya 2 orang dibanding probandus wanita yang jumlahnya 14 orang. Adapun, pada kondisi setelah diberi perlakuan air es, rerata suhu tubuh probandus mengalami penurunan menjadi 35,76°C atau menurun sebesar 0,09°C. Berikutnya setelah treatment, suhu tubuh rerata tercatat 35,99°C atau meningkat 0,23°C dari suhu saat perlakukan dan 0,14 dibanding suhu tubuh normal. Perubahan suhu dari menit ke menit sendiri cenderung tidak begitu besar. Pada treatment pemberian air panas, rerata suhu tubuh mengalami peningkatan dibanding suhu awal, yakni menjadi 35,84°C. Setelah perlakuan selesai, suhu menunjukkan penurunan menjadi 35,98°C. Perubahan suhu juga tidak terjadi secara signifikan dari menit ke menit. Berdasarkan temuan ini, terlihat bagaimana suhu tubuh terpengaruh lingkungannya yang berupa air es maupun air panas pada awal perlakuan. Namun seiring berjalannya waktu tampak tubuh memberikan respon berkebalikan (feedback negative). Dilihat pada rerata perubahan suhu per menit, tampak bagaimana mulanya suhu turun kemudian meningkat seiring berjalannya waktu terutama saat pemberian air es dihentikan pada menit ke-6. Pola serupa terlihat pada perlakuan suhu panas. Rerata suhu awal mengalami peningkatan namun
  • 10. seiring berjalannya waktu mengalami penurunan yang menunjukkan respon spesifik yang diberikan tubuh. Keterangan: 1. Warna biru menunjukkan suhu normal. 2. Mulai menit ke-6 menunjukkan perlakuan sudah dihentikan. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan, fenomena ini bisa dijelaskan menurut teori regulasi suhu pada manusia sebagai hewan homeoterm. Organisme berdarah panas (homeoterm) memiliki organ pengatur suhu tubuh yaitu hipothalamus agar suhu tubuh tetap pada kondisi optimal. Pengaturan suhu badan (thermoregulasi) bertujuan agar panas yang dihasilkan dari berbagai proses metabolisme dan yang diperoleh dari lingkungan sekitar harus seimbang dengan banyaknya panas yang dikeluarkan dari tubuh. Regulasi panas badan menggunakan sistem feedback (umpan balik negatif) artinya apabila panas badan melebihi suhu optimal, maka hipothalamus akan berusaha menurunkan ke optimal dan sebaliknya (Djukri dan Heru Nurcahyo, 2017: 17). Berdasarkan prinsip tersebut, bisa dijelaskan mengapa perubahan yang terjadi pada suhu tubuh probandus hanya menunjukkan sedikit perbedaan nilai yang kemudian direspon berkebalikan. Pada saat tubuh dikenai air es maupun air panas, terjadi respon dari sel-sel saraf hipothalamus yang selanjutnya akan menginstruksikan feedback negatif untuk mempertimbangkan kondisi keseimbangan. Mekanisme ini hanya dimiliki organisme homeoterm dan telah memberikan banyak manfaat. Salah satunya ialah dengan penjagaan
  • 11. kondisi tubuh untuk metabolisme yang optimal tanpa sepenuhnya tergantung pada lingkungan di sekitarnya. DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, edisi kelima-jilid2. (Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan tahun1999). Djukri & Heru Nurcahyo. 2009.Petunjuk praktikum biologi.Yogyakarta: Prodi PSn PPsUNY. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. http://www.academia.edu/7216188/Pengaruh_Suhu_Lingkungan_terhadap_Suhu_Tubuh