1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologinurwiji
Laporan dari Praktikum Biologi Umum I yang bertemakan Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi. Dalam laporan ini memuat judul, tujuan, dasar teori, metodologi, pembahasan, kesimpulan maupun daftar pustaka
Semoga Bermanfaat!
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologinurwiji
Laporan dari Praktikum Biologi Umum I yang bertemakan Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi. Dalam laporan ini memuat judul, tujuan, dasar teori, metodologi, pembahasan, kesimpulan maupun daftar pustaka
Semoga Bermanfaat!
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
20210704 hasil praktikum tekanan darah s1 prodi farmasiLekkCoo
Berikut adalah penjelasan tentang tekanan darah yang terjadi pada tubuh manusia. Manusi memiliki sistem regulasi yang canggih yang memiliki mekanisme yang berpusat diotak.
FOLLOW ME : @Nana_Karina11
makalah untuk memenuhi kriteria tugas Tanda-Tanda Vital SMK KESEHATAN VISI GLOBAL.
Niken ariesti P
rachma dina f
putri febriana s
raditya karina s
PENERAPAN ‘ HIDRODINAMIKA’ PADA PELAYANAN KESEHATAN adalah:
* Mengukur Tekanan Darah (Sphygmomanometer)
* Mengukur LED meliputi:
BBS (Blood Bezinking Snellheid)
BSR ( Basal Sedimentasi Rate)
* Tekanan Bola Mata (Tonometer)
* Tekanan Kandung Kencing ( Sistometer )
* Tekanan Didalam Tengkorak
Presentase ini menyajikan tentang penelitian terhadap zat cair yang mengalir dan hukum-hukumnya
1. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DENGAN MENGGUNAKAN
SPHYGMOMANOMETER MANUAL DAN DIGITAL BLOOD PRESSURE
Bina Christyanti Panggabean
1207025069
Program studi Biologi, Laboratorium Fisiologi FMIPA
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
2014
ABSTRAK
Disusun oleh Bina Christyanti Panggabean. 2014. Tekanan darah ialah tekanan atau desakan
yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh. Tekanan darah di dalam tubuh dibedakan menjadi tekanan sistolik dan tekanan
diastolik. Adapun tujuan praktikum ini adalah dapat menentukan tekanan sistolik dan
diastolik seseorang dengan menggunakan sphygmomanometer manual dan digital blood
pressure dan dibandingkan menurut aktivitas yang dilakukan, mengetahui cara menggunakan
sphygmomanometer manual dan digital blood pressure serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah seseorang. Metode yang dilakukan dalam Praktikum
Pemeriksaan Tekanan Darah dengan Menggunakan Sphygmomanometer Manual dan Digital
Blood Pressure ini dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Maret 2014 pukul 14.00-16.00 WITA
dan bertempat di Laboratorium Fisiologi Universitas Mulawarman, Samarinda adalah
mengukur tekanan darah probandus dengan empat macam variabel, yaitu normal, setelah
berlari, setelah istirahat 5 menit dan setelah istirahat 10 menit serta dua macam aktivitas
sebagai pembanding, yaitu berlari dan merendam tangan di air es. Hasil pengamatan yang
didapatkan bahwa tekanan darah pada probandus pertama dengan aktivitas berlari mengalami
kenaikan setelah berlari selama 5 menit, yaitu dari 112/63 mmHg menjadi 149/82 mmHg,
kemudian menurun menjadi 102/70 mmHg setelah istirahat 5 menit dan menurun lagi menjadi
98/60 mmHg setelah istirahat 10 menit. Pada probandus kedua dengan aktivitas merendam
tangan di air es, tekanan darah menurun dari tekanan darah normal setelah merendam tangan
dalam air es selama 5 menit, yaitu dari 106/69 mmHg menjadi 100/68 mmHg. Namun,
mengalami peningkatan setelah istirahat 5 menit menjadi 158/68 mmHg dan menurun
menjadi 103/82 mmHg setelah istirahat 10 menit. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
tekanan darah antara lain adalah faktor usia, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, aktivitas
atau kebiasaan, stress, emosi, seks (menopause) dan penyakit.
Kata kunci: Tekanan darah, Sistolik, Diastolik, Sphygmomanometer
PENDAHULUAN
Cairan memberikan suatu gaya yang
disebut tekanan hidrostatik terhadap
permukaan yang mengadakan kontak
dengan cairan tersebut, dan tekanan inilah
yang menggerakkan cairan melalui pipa
itu. Gaya hidrostatik yang diberikan oleh
darah terhadap dinding pembuluh disebut
tekanan darah (blood pressure). Tekanan
ini jauh lebih besar dalam arteri
dibandingkan dengan di dalam vena, dan
paling besar di dalam arteri ketika jantung
berkontraksi selama sistol ventrikel
(Campbell et al., 2004).
Ketika menghitung denyut anda
dengan cara menempatkan jari anda pada
pergelangan tangan, anda sesungguhnya
dapat merasakan arteri mengembang pada
setiap denyutan jantung. Sebagian
penyebab lonjakan tekanan tersebut adalah
sempitnya lubang pembukaan arteriola
yang menghalangi keluarnya darah dari
arteri. Dengan demikian, ketika jantung
berkontraksi, darah memasuki arteri lebih
cepat dibandingkan dengan kecepatannya
meninggalkan arteri, dan pembuluh
2. tersebut akan meregang akibat tekanan itu
(Campbell et al., 2004).
Dinding elastik arteri itu akan
mengecil kembali selama diastol, tetapi
jantung berkontraksi kembali sebelum
cukup banyak darah mengalir kembali ke
dalam arteriola untuk memulihkan tekanan
dalam arteri secara sempurna. Hambatan
yang diberikan oleh arteriola disebut
sebagai resistensi periferal (peripheral
resistance). Sebagai konsekuensi dari kerja
arteri elastic melawan resistensi periferal,
maka masih ada tekanan darah, bahkan
selama diastole sekalipun, yang
mengalirkan darah ke dalam arteriola dan
kapiler secara kontinu (Campbell et al.,
2004).
Tekanan darah ditentukan sebagian
oleh curah jantung dan sebagian lagi oleh
derajat resistensi periferal terhadap aliran
darah dalam arteriola, yang merupakan
penyempitan (leher botol) pada sistem
sirkulasi. Cekaman, baik secara fisik
maupun emosional, dapat meningkatkan
tekanan darah dengan cara memicu
respons saraf dan hormon yang akan
menyempitkan pembuluh darah. Akan
tetapi yang lebih penting lagi, aktivitas otot
rangka selama olahraga akan memeras
darah melalui vena. Selain itu, ketika kita
menghirup udara, perubahan tekanan di
dalam rongga dada menyebabkan vena
cava dan vena besar lainnya yang terletak
di dekat jantung membesar dan terisi
penuh dengan darah (Campbell et al.,
2004).
Tekanan darah yaitu tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan
disebut oleh dokter. Misalnya dokter
menyebut 140-90, maka artinya adalah
140/90 mmHg. Angka pertama (140)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung atau pada
saat jantung berdenyut atau berdetak, dan
disebut tekanan sistolik atau sering disebut
tekanan atas. Angka kedua (90)
menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastolik atau sering juga
disebut tekanan bawah (Irianto, 2012).
Tekanan darah arterial ialah
kekuatan tekanan darah ke dinding
pembuluh darah yang menangpungnya.
Tekanan ini berubah-ubah pada setiap
siklus jantung. Selama sistole ventrikuler,
pada saat ventrikel kiri memaksa darah
masuk aorta, tekanan naik sampai puncak
yang diebut tekanan sistolik. Selama
diastole tekanan turun. Nilai terendah yang
dicapai disebut tekana diastolik (Sadikin,
2002).
Tekanan darah sistolik dihasilkan
oleh otot jantung yang mendorong isi
ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah
teregang. Selama diastol arteri masih tetap
mengembung karena tahanan periferi dari
arteriol-arteriol menghalangi semua darah
mengalir kesemua jaringan. Demikianlah
maka tekanan darah sebagian tergantung
pada kekuatan dan volume darah yang
dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi
kepada kontraksi otot dalam dinding
arteriol. Kontraksi ini dipertahankan olerh
syaraf vase konstriktor dan ini
dikendalikan oleh pusat vasomotorik
dalam medulla oblongata (Subowo, 1992).
Desakan/tekanan darah adalah
aktivitas jantung dapat dibagi menjadi dua
periode konstraksi atau sistole dan periode
relaksasi atau diastole. Sistole ventrikel
kiri mendorong darah yang sudah ada di
dalam aorta, sebagian mendesak dinding
aorta. Oleh karena sifat dinding aorta yang
bersifat kenyal maka oleh desakan itu aorta
mengembang. Pada waktu diastole
berikutnya, dinding aorta yang kenyal ini
mendesak darah lagi sehingga sebagian
darah terdesak ke valvula semilunaris,
sehingga valvula ini menutup dan sebagian
darah lagi terdesak ke dalam bagian aorta
berikutnya. Akibatnya ialah bagian aorta
yang tadi mengembang sekarang mengecil
lagi dan bagian aorta berikutnya
mengembang oleh karena desakan
sebagian dari darah. Dengan demikian
bagian demi bagian berturut-turut
sepanjang arteria mengembang dan
mengecil lagi. Mengembangnya arteri ini
merupakan pulsus arteriosus (Syaifuddin,
2006).
3. Oleh karena itu praktikum ini
bertujuan untuk dapat menentukan tekanan
sistolik dan diastolik seseorang dengan
menggunakan sphygmomanometer manual
dan digital blood pressure dan
dibandingkan menurut aktivitas yang
dilakukan, mengetahui cara menggunakan
sphygmomanometer manual dan digital
blood pressure serta mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi tekanan darah
seseorang
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum Pemeriksaan Tekanan Darah
dengan Menggunakan Alat Manual dan
Digital blood pressure ini dilaksanakan
pada hari Kamis, 6 Maret 2014 pukul
14.00-16.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Fisiologi, Universitas
Mulawarman, Samarinda.
Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan
antara lain sphygmomanometer manual
dan digital blood pressure, stetoskop,
baskom, alat tulis, stopwatch dan kamera.
Sedangkan bahan yang digunakan antara
lain dua orang sebagai probandus, yaitu
probandus berlari dan probandus
merendam tangan di dalam air es, air biasa,
es batu dan tissue.
Cara Kerja
- Pengukuran Desakan Darah Saat Berlari
Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mengukur tekanan darah normal
probandus sebelum berlari dengan cara
lengan kiri probandus dibebat dengan
manset dan dicari posisi pembuluh darah
arteri yang berdekatan dengan bagian
lengan yang dibebat serta gunakan
stetoskop untuk mendeteksi. Selanjutnya,
pompakan udara ke pembebat hingga air
raksa menunjukkan angka 170 mmHg
karena pada kondisi ini bunyi nadi
melemah. Udara dikeluarkan perlahan-
lahan dan didengarkan melalui stetoskop
saat denyut nadi pertama kali terdengar.
Dicatat tinggi air raksa tersebut sebagai
tekanan sistolik. Kemudian pengosongan
dilanjutkan hingga bunyi menguat dan ada
suara ketukan melemah lagi serta dicatat
ketinggian air raksa tersebut sebagai
diastolik. Ulangi sampai beberapa kali dan
tentukan rata-ratanya. Dengan
menggunakan digital blood pressure,
lengan kiri probandus dimasukkan sampai
batas siku dan ditekan tombol Start.
Tunggu beberapa saat sampai alat tersebut
menunjukkan angka sistolik, diastolik dan
pulse rate. Dicatat dalam sebuah tabel.
Setelah tekanan darah normalnya diukur,
probandus disuruh berlari mengelilingi
kampus sebanyak satu putaran. Segera
diukur kembali tekanan darahnya setelah
berlari dengan menggunakan
sphygmomanometer manual dan digital
blood pressure. Kemudian probandus
disuruh istirahat selama 5 menit dan segera
diukur tekanan darahnya kembali dengan
menggunakan kedua macam
sphygmomanometer tersebut. Selanjutnya
probandus disuruh istirahat selama 10
menit dan diukur kembali tekanan
darahnya dengan menggunakan kedua
macam sphygmomanometer tersebut.
Dibandingkan keempat hasil tersebut dan
catat ke dalam tabel.
- Pengukuran Desakan Darah Saat
Merendam Tangan di Air Es
Diukur pula tekanan darah probandus
kedua untuk perlakuan merendam tangan
di dalam air es. Mula-mula diukur tekanan
darah normalnya dengan menggunakan
sphygmomanometer manual dan digital
blood pressure dan dicatat. Selanjutnya
dilakukan pengukuran dengan perlakuan
sama seperti probandus berlari, yaitu
setelah direndam lima menit, setelah
istirahat lima menit dan setelah istirahat
sepuluh menit. Dicatat ke dalam tabel dan
bandingkan keempat hasil tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Tekanan Darah Saat Berlari
Tabel 1. Tekanan Darah Saat Berlari
4. Tekanan
Darah
Normal Setelah
Berlari
Setelah
Istirahat 5
menit
Setelah
Istirahat 10
menit
Sistolik 120 112 110 149 90 102 110 98
Diastolik 80 63 50 82 60 70 60 60
Pulse
Rate
- 68 - 97 - 76 - 72
M A M A M A M A
Keterangan probandus berlari:
Nama : Syahroni Adiatma
Umur : 20 tahun
Berat Badan : 53 kg
Tinggi : 165 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebiasaan : Begadang
Tabel 2. Tekanan Darah Saat Merendam
Tangan di Air Es
Tekanan
Darah
Normal Setelah
Direndam 5
menit
Setelah
Istirahat 5
menit
Setelah
Istirahat 10
menit
Sistolik 110 106 70 100 110 158 100 103
Diastolik 60 69 40 68 45 68 60 82
Pulse
Rate
- 80 - 80 - 76 - 78
M A M A M A M A
Keterangan probandus berlari:
Nama : Junita Susilaning Putri
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 50 kg
Tinggi : 150 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebiasaan : Begadang
Tekanan darah, yaitu gaya utama
yang mendorong darah dari jantung
melalui arteri dan arteriola ke hamparan
kapiler atau dapat dikatakan sebuah
tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan ini paling besar terjadi di dalam
arteri ketika jantung berkontraksi selama
sistol ventrikel. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan
disebut oleh dokter. Misalnya, dokter
menyebut 140-90, maka artinya adalah
140/90 mmHg. Angka pertama (140)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung atau pada
saat jantung berdenyut atau berdetak
(tekanan sistolik) atau sering disebut
tekanan atas. Angka kedua (90)
menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan (tekanan
diastolik) atau sering juga disebut tekanan
bawah (Irianto, 2012).
Tekanan sistolik merupakan tekanan
maksimum yang timbul sewaktu darah
masuk atau disemprotkan ke pembuluh
arteri pada saat jantung memompakan
darah (kontraksi). Sedangkan angka pada
bagian bawah (80 mmHg) disebut tekanan
diastolik. Tekanan diastolik merupakan
tekanan minimum dalam pembuluh arteri
saat darah mengalir ke luar menuju ke
pembuluh darah tepi atau hilir (perifer)
saat periode pengisian jantung (Irianto,
2012).
Alat untuk mengukur tekanan darah
adalah sphygmomanometer. Pada era ini,
sphygmomanometer terdiri dari yang
bekerja secara manual dengan manset dan
pemberat serta stetoskop. Selain itu, ada
pula sphygmomanometer yang bersifat
automatis atau digital dengan cara
meletakkan lengan pada sebuah lingkaran
alat tersebut sampai betas siku dan ditekan
tombol Start serta alat tersebut akan mulai
bekerja. Nilai tekanan darah yang tertera
pada alat tersebut itulah nilai tekanan darah
sistolik dan diastolkik untuk sementara ini
(Subowo, 1992).
Nilai tekanan darah pada setiap orang
berbeda-beda. Misalnya tekanan darah
pada usia bayi akan berbeda dengan
tekanan darah pada usia anak-anak, begitu
pula pada remaja, dewasa dan orang tua
(lansia).
Tabel 3. Perbandingan Tekanan Darah
Normal dengan Usia
Usia Tekanan Darah
Normal
Bayi 90/60 mmHg
Anak-anak (3-5 tahun) 104-116/63-74 mmHg
Anak-anak (6-10
tahun)
108-121/71-81 mmHg
Anak-anak (10-12
tahun)
114-127/77-83 mmHg
Remaja 140/90 mmHg
Dewasa <120/<80 mmHg
Orang tua (lansia)
(tanpa masalah
kesehatan)
90/65 mmHg dan
130/90 mmHg
(Syaifuddin, 2006).
Ada beberapa faktor yang dapat
mempertahankan tekanan tekanan darah
yakni kekuatan memompa jantung,
banyaknya darah yang beredar, viskositas,
5. elastisitas dinding pembuluh darah dan
tahanan tepi (resistensi periferi). Tahanan
tepi (resistensi periferi) yang dikeluarkan
oleh geseran darah yang mengalir dalam
pembuluh. Tahanan utama pada aliran
darah dalam sistem sirkulasi besar berada
di dalam arteriola (Krisnawati dkk, 2011).
Kebiasaan dapat mempengaruhi tekanan
darah karena setiap melakukan aktivitas
sehari-hari jantung akan berdetak atau
memompa sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan. Contohnya pada merokok juga
dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat
meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan
merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah
(Krisnawati dkk, 2011).
Faktor kesalahan yang terjadi pada
praktikum ini adalah keterbatasan alat
(sphygmomanometer) sehingga harus
bergantian dalam waktu yang cukup lama
dengan probandus lainnya, kesalahan
dalam memanajemen waktu perlakuan dan
ketidaktahuan praktikan dalam
menggunakan sphygmomanometer manual
dan automatis serta kondisi laboratorium
yang gaduh.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa tekanan
darah pada probandus pertama dengan
aktivitas berlari mengalami kenaikan
setelah berlari selama 5 menit, yaitu dari
112/63 mmHg menjadi 149/82 mmHg,
kemudian menurun menjadi 102/70 mmHg
setelah istirahat 5 menit dan menurun lagi
menjadi 98/60 mmHg setelah istirahat 10
menit. Pada probandus kedua dengan
aktivitas merendam tangan di air es,
tekanan darah menurun dari tekanan darah
normal setelah merendam tangan dalam air
es selama 5 menit, yaitu dari 106/69
mmHg menjadi 100/68 mmHg. Namun,
mengalami peningkatan setelah istirahat 5
menit menjadi 158/68 mmHg dan menurun
menjadi 103/82 mmHg setelah istirahat 10
menit. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah antara lain
adalah faktor usia, berat badan, tinggi
badan, jenis kelamin, aktivitas atau
kebiasaan, stress, emosi, seks (menopause)
dan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B Reece and L. G
Mitchell. 2004. Biologi Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Irianto, K. 2012. Anatomi & Fisiologi
untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
Krisnawati, D., S. F Pradigdo dan A.
Kartini. 2011. Efek Cairan
Rehidrasi terhadap Denyut
Nadi, Tekanan Darah dan
Lama Periode Pemulihan.
Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia Vol. 1
(133-138) Edisi 2, Desember
2011. Semarang: Universitas
Negeri Semarang. ISSN: 2088-
6802
Sadikin, M. 2002. Biokimia Darah.
Jakarta: Widya Media.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta:
Bumi Aksara. ISBN: 979-526-
079-0
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi
untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 3. Jakarta: EGC.